Anda di halaman 1dari 4

NOT WHO BUT WHY

OPENING: PERSONAL STORY


Halo temen-temen semuanya.
First of all, I’d like to introduce myself. Mungkin ada beberapa temen2 di sini yang dulu NLK
udah kenal sama kakak. My name is Nikita. You can call me Kak Niki. Hari ini kakak mau bawakan
Firman.

Sebelum masuk ke firman hari ini kakak mau share satu pengalaman kakak yang baruuu aja
terjadi. Bulan April kemarin kakak pergi ke Korea dengan keluarga suami kakak. Nah tapi di
tengah2 trip kakak dan suami memutuskan untuk berpencar. Jadi ketika yang lain pergi ke
Gunung Sorak, kakak dan suami ngide kita on the spot decide Let’s Go to Busan.

Ini kakak sambil tunjukkan story nya kakak krn based on real story.

Jadi kita ambil schedule paling malem. 21:27 dari Seoul. Tiba di Busan 00:10.
Ketika keluar dari station kita shock, karena uda gelap banget, ngga ada taxi and all of the public
transport are close. Mulai lah kita panic.

Kita jalan sampe akirnya tiba di tempat parkir. Di sana kita ketemu 1 ahjumma. Kita tanya
apakah masih ada taxi jam segini. Dia bilang ngga disini. Jadi akirnya dia ajak kita untuk ikut dia.
Padahal dia ini ceritanya juga lagi jemput anaknya tp mau repot2 bantu kita. Jadi kita ikutin dia.
Bahkan kt smpt tungguin dia untuk dia jmpt anaknya juga. Trs dia anter kita cari taxi station yg
masih buka. Tp karena jarak nya lumayan jauh. Ketika kita uda bisa liat taxi station nya, dia
masih repot2 carikan orang untuk anter kita ke sana. Orang pertama ngga mau. Orang ke dua
mau. Luega bangettt rasanya. Kalau ngga kitab isa bermalam di station itu. Jongmal
gamsahabnida ahjummanim.

TOPIC INTRODUCTION
Well, in this world. There will be moment in time we need help. Mau masalah kecil ataupun
besar. Pasti ada momen kita butuh bantuan. Mulai dari pinjem pensil sampe pinjem uang.
And now lets zoom out and see the world around us. Setuju ga sih kalau this world needs help?
Ok coba kasi kakak list permaslahan dunia saat ini.
perang, kapal tenggelam, racism, busung lapar, wabah penyakit. This world needs help.

Most of you here are born in 1995-2012? So safe to say you guys are gen z. no?
There’s something unique about your generation. Other than kalian tech savy
Mc Kinsey: Sixty-five percent of the Gen Zers in our survey said that they particularly value
knowing what is going on around them and being in control.
Another research said:
Gen Z has strong opinions and wants them to be heard
In short we can say that you care.
Kalian peduli akan apa yang terjadi. Dan kadang all of these things can be overwhelming
sampai2 kita merasa lelah dan jenuh dengan hal-hal tersebut.
Jika kalian pernah merasa demikian, “I care but I don’t know what to do” this sermon is for you
On the other hand jika kalian merasa “I don’t care” this sermon is also for you.

Judul dari kotbah hari ini adalah: Not WHO but WHY

Let’s read :
LUKAS 10: 25-37

Yang pernah dengar cerita ini angkat tangan. Yang belum?

Hari ini kakak mau bahas kisah ini dari 3 sudut pandang.
Orang Farisi, Orang Samaria, Yesus

ORANG FARISI
Di awal pasal, diceritakan bagaimana orang Farisi ini bertanya kepada Yesus tentang bagaimana
cara mendapat hidup kekal. Tapi di ayat 27: orang tsb langsung menjawab Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama
dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

They know the answer but yet they asked. Dan dikatakan di ayat 29 bahwa dia untuk
“membenarkan diri” dia bertanya siapakah tetanggaku?

Orang Farisi adalah org2 yang secara teori hafal benar firman Allah. Tapi apakah dia pelaku
Firman? What do you guys think?

No. Alasan mereka bertanya adalah karena mereka adalah tipe orang yang mau menggunakan
Firman untuk membenarkan perbuatan mereka. Perbuatan dimana mereka memilih
“neighbour” mereka. Instead of changing their behaviour to fit the word of God, they interpret
the words the way it reflects their behaviour.

Di sini kita belajar it’s not about WHO are neighbour is. Mau dia teman, saudara, atau bahkan
orang2 yang berbeda dari kita, kita ga suka, they are our neighbour.
Kalau kita memilih untuk mengasihi yang baik dengan kita atau orang yang kita suka, well that’s
easy.
“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi
Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu” (Matius 5:43–44).
That’s what makes us different than others.
THE GOOD SAMARITAN
Lukas 10 : 27
Tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Deeply moved by compassion.

Hal pertama yang dialami oleh orang samaria ketika menjumpai orang yang butuh pertolongan,
bukan “omo serem banget lukanya” “dia orang mana ya”. No. BG cerita dari kisah ini. Jadi
hubungan antara orang Yahudi dan Samaria itu ngga baik. Mereka dianggap sebagai bangsa
yang “rendah”.
The first thing occur to him adalah DEEPLY MOVED BY COMPASSION.

Compassion atau rasa belas kasihan. This is the start. Kalau kalian bisa merasa kasihan ke orang
lain, tergerak hatinya ketika liat orang butuh bantuan, that’s good.
Sama seperti di kisah ini. Compassion is where it all started. Compassionate heart is all we need.
Orang Farisi / Lewi boleh punya semua pengetahuan dan teori agama, tapi kalau dia ngga punya
hati yang berbelas kasih, I don’t think they’re the true follower of Christ. Percuma kita mengaku
sebagai orang Kristen jika perilaku kita tidak mencerminkan perilaku Kristus.

Kak, apakah kita stop sampai di memiliki hati yang berbelas kasih? No.
Kalau Tuhan udah menggerakkan hati kita, tapi kita ngga merespon, sorry to say, sama aja.
Pernah ngga sih temen2 di situasi udah kasian nih sama orang ini atau tergerak untuk nolong
atau doain orang, tapi kalian ngga merespon? How do you feel after?
Kakak pernah. Suami kakak saksinya. Ini kakak mau jd bad example yang kalian jangan tiru.
Pernah suatu hari di gereja ada acara worship night. Dan sering di sana kita diajak untuk saling
mendoakan. Pada saat itu, kakak tergerak doain satu orang. SPesifik 1 orang. Tapi kakak ngga
doain. Why? Simply karena MALU. Malu doanya ga bagus, salah ngomong, takut di judge.
Wajar lah ya kakak juga manusia? But how do I feel afterwards? I feel realllly bad. I feel like I
should've prayed for that person.

Dan kembali ke kisah the Good Samaritan, dia langsung merespon rasa belas kasihnya itu. Dan
dia membantu with the best he have. Dia kasi minyak, naikkan ke kuda, bayarin penginapan
bahkan kasih uang lebih 2 dinar buat jaga2 kalau ada apa2.

Seringkali kita mikir mau ngasi atau bantu orang, tapi kita mikir “lah terus ak nanti gimana ya?”
Percayalah ketika Tuhan mau pake kalian untuk jadi berkat, Tuhan bukan mau menguras semua
milik kalian. Pada saat itu org Samaria Cuma bisa kasi 2 dinar = gaji 2 hari. That’s okay. But we
can see the heart right? Bagaimana dia begitu thoughtful membantu. Bukan yang sekedar ala
kadarnya. Tuhan akan pakai setiap kita sesuai dengan kapasitas kita masing-masing.

Pernah belajar tentang supply dan demand? Tuhan itu ngga pernah kekurangan supply. Dan dia
bekerja bukan berdasarkan supply (apa yang kalian miliki), dia bekerja berdasarkan demand
(ketika ada hati atau pribadi yang membutuhkan) di sana Dia bekerja.
Ia dekat dengan mereka yang remuk hatiNya.
Compassionate
Respond

JESUS
Kisah ini kan sebenarnya fiktif belaka. It’s a parable/perumpamaan yang dibuat oleh Yesus
sendiri. Dan dari sini kita sebenarnya bisa belajar hatiNya Tuhan.

Tadi masih inget kakak bilang? Org Samaria dan Yahudi ini musuhan. Dan org Samaria ini
dianggap yang lebih rendah.

Coba sekarang kita berandai-andai. Kalau parable nya dibalik. Orang Yahudi yang jadi hero nya /
penolong, sebenernya kisah ini tetep akan menyampaikan pesan yang powerful kan? Its still
gonna be a good story. Orang dari bangsa yang membenci menolong yang dibenci.

But why kok Tuhan malah jadikan orang Samaria ini sebagai hero / penolong?
It’s not about who.
Bukan tentang siapa kalian. Kalian masih muda, kalian berkelimpahan/ kekurangan, kalian
berwarna kulit apa. Tuhan ngga pernah lihat itu. Tuhan MAU pake setiap dari kalian.

Bukan juga tentang siapa saudara kita. Mau dia orang yang menjahati kita, orang yang kita
benci. Mereka semua adalah saudara kita. Dan pesan Tuhan itu tegas. Judul dari pasal ini adalah
THE MOST IMPORTANT COMMANDMENT.
”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang
kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada
kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

It’s not about who, but WHY…


Why do we do this? Sebagai bentuk bahwa kita mengasihi Allah kita. Allah yang terlebih dulu
mencintai setiap dari kita. Allah yang memberikan anaknnya yang tunggal kepada kita. Dialah
alasan kenapa kita mengasihi sesama. Karena ALLAH=KASIH.

Anda mungkin juga menyukai