Anda di halaman 1dari 7

Melayani dan mengabdi, sepenggal kisah perjuangan cinta seorang aktifis.

Kisah ini bukanlah sebuah cerita seru yang bisa difilmkan. Bukan pula kisah heroik yang pantas mendapatkan sanjungan akan arti kepahlawanan. Bukan pula kisah penyejuk hati sehingga menjadi cerita sempurna untuk mengantarkan seseorang ke alam tidur dan mimpinya. Akan tetapi hanyalah sebuah kisah biasa yang semoga bisa sedikit menginspirasi dan membuat kita bisa berkaca akan arti sesungguhnya dari kata cinta. Berikut kisahnya : Perkenalkan namaku adalah Yoseph (bukan nama sebenarnya). Aku saat ini bekerja di sebuah Lembaga swasta. Memiliki dua orang anak dari seorang istri. Kisahku dimulai ketika dulu menjadi mahasiswa di ITS. Hari hari ku lewati dengan belajar di jurusan yang sedang ku tempuh. Dibandingkan dengan teman-teman yang lain, aku bisa dibilang sebagai orang yang relative senang dengan kegiatankegiatan keagamaan. Terbukti dengan terpilih sebagai ketua LDJ di jurusan. Selain di LDJ juga aktif di JMMI. Maksudku ikut aktif sih adalah untuk bisa mendapatkan ilmu agama sebagai bekal menjalani hidup sesudah kuliah nanti, juga sekaligus sebagai tameng perisai diri dalam melawan arus pengaruh negative gaya hidup anak muda masa kini yang serba hura-hura dan penuh hubungan pergaulan bebas ke dalam kehidupanku. Sebagai seorang anak muda biasa yang baru lepas dari masa puber, tentu aku tidak lepas dari apa yang namanya suka dengan lain jenis. Namun demikian rasa sukaku tidaklah diumbar sebagaimana keumuman anak muda. Tetap dibingkai dengan akhlak yang (harus) baik. Pada waktu kuliah aku memiliki seorang teman akhwat yang spesial. Jujur, aku suka padanya (waktu itu, sekarang sudah enggak, hehe). Orangnya kalem, keibuan, dan pinter. Namun kesalahan yang kubuat adalah bahwa aku tidak pernah mengungkapkan rasa ini waktu itu. Padahal dari tanda-tandanya dia juga suka sama aku (kayaknya hehe). Alasanku adalah bahwa dia adalah orang yang kaya, sedangkan aku tidak. Dia pinter, sedangkan aku kagak. Pokoknya banyak deh barier-barier yang aku tidak bisa menembusnya. Selesai pula kisah cintaku dengan akhwat ini. (selesai kisah pertama) Kemudian aku aktif di JMMI. Disinipun yang namanya suka sama lawan jenis juga ada. Ada seorang akhwat spesial. Anaknya tinggi, putih, walaupun tidak cantik. Jilbabnya lebar banget, nyaris selutut. Jilbab inilah salah satu yang menjadi penarik utama cintaku. Berbagai cara (yang menurutku syari) kutempuh demi mendapatkan hati akhwat ini). Mulai dari sms, telpon, ataupun email. Bahkan ketemu langsung. Cuman yang terakhir ini kurang intens dikarenakan rasa itu sendiri. Ya namanya cinta, ada kan rasa rasa takut dan deg degan. Akhwat inipun sedikit berhasil kutaklukkan hatinya(hayoo dengan cara apa???). Mulai rada rada

keliatan penasaran sama aku. Berbunga bungakah hatiku? tentu saja. Tapi kali ini aku tinggalkan akhwat ini. Kenapa? karena ternyata kuketahui bahwa ada sifat pada dirinya yang aku tidak suka. (selesai kisah kedua) Sebagaimana di masa kuliah dimana ada yang namanya halaqoh, sesudah luluspun aku tetap mengikuti halaqoh rutin pekanan. Halaqoh adalah sebuah perkumpulan yang terdiri dari beberapa orang (biasanya antara 5 sampai dengan 10 orang) dimana disana ada seorang pembimbing dan yang lainnya sebagai madu (semacam pengampu). Karena udah pada lulus dan bekerja para madunya maka di halaqohku ini dibukalah peluang untuk mendapatkan calon istri melalui mekanisme tukeran biodata. Ntar biodatanya akan diserahkan ke halaqoh akhwat. Tak kusiasiakanlah peluang yang satu ini. Kubuat biodata sebagus-bagusnya dan selengkaplengkapnya. Tak lupa kutulis kriteria akhwat yang kucari dengan sedetil detilnya. Mulai dari tinggi sekian, kulit yang beginian, pekerjaan yang semapan ini, kekayaan sekian, dan lain lain. Dan sesudah beberapa pekan berjalan (termasuk lama sih), kudapatkan pula 3 biodata akhwat yang kuinginkan. Harapan sudah besar membuncah. Namun apa dikata ketiganya tidak sesuai kriteria. Mungkin yang sesuai kriteria udah dikasihkan yang lain kali. Namun kuberanikan diri untuk memilih salah satu. Setelah sebulan lebih (amat lama menunggu ya) singkat kata, apa yang kudapat kemudian? Ternyata pembimbingku (murabbi) menolak memproseskan kelanjutannya. Alasannya simpel, dari cerita si akhwat ini, aku pernah mendekati akhwat temannya si akhwat yang ingin kuproses ini. (selesai kisah ketiga) Selain berburu di dunia nyata, aku juga pernah suatu waktu berburu di dunia maya (internet). Chating masuk ke room islami islami gitu. Ternyata banyak juga akhwat akhwat yang onlen. Ku-PV beberapa akhwat dan membandingkan mana yang kira kira paling cocok. Setelah basa basi ngalor ngidul secukupnya mulailah kudekati seorang akhwat yang kuanggap paling cocok diantara yang lainnya. Singkat cerita kudapatkanlah alamatnya. Kita janjian ketemuan. Tujuanku cuman satu, ingin melamarnya. Akhirnya ... alamaakkk... Ternyata dirinya di chating sangat jauh dari keadaan sesungguhnya. Akupun ngacir pulang sambil ketawa ketawa sendiri. Merasa terbohongi oleh ulahku sendiri. Dan demi menghindari dia, kugantilah nomor HPku... uuuhhh...selamaaattt... (selesai kisah keempat) Suatu ketika aku berjalan jalan ke sebuah toko. Penjaga toko ini adalah kenalan dekatku. Entah kebetulan atau apa, dari jauh datang seorang akhwat yang keliatannya lumayan. Ternyata cantik juga akhwat ini. Begitu akhwat ini sudah pergi kutanya ke penjaga toko ini yang kayaknya sudah kenal dengan si akhwat. Siapa ini akhwat? sudah proses apa belum? orang mana? jurusan mana? dan beberapa pertanyaan lain. Ternyata si akhwat belum proses. Kusamperin deh... Singkat kata,

diproseskanlah aku dengan si akhwat ini oleh bapak penjaga toko. Alhamdulillah... demikian pujiku kepada Allah waktu itu, ternyata si akhwat mau sama aku. Wah rejeki nomplok nih, dapet akhwat lumayan. Demikian pikirku. Akupun bertanya kepadanya kapan aku bisa ke orang tuanya? dia diam tanpa jawaban, cuman sekedar menjanjikan akan segera menjawab. Haripun berganti hari, pekan berganti pekan, sebulan berlalu. Kabar burukpun datang. Dia tidak mau lagi berproses sama aku. Alasannya apa? cukup simpel, murabbinya telah melarangnya melanjutkan proses denganku dan telah mencarikan ikhwan yang sejamaah. Hmmm... aku ketawa. Emang apa ada larangan nikah sama ikhwan lain jamaah? Aneh... Tapi kali ini ketawa kecut. Sedihkah? mungkin, tapi buat apa? laki-laki... harus tegar. demikian diri ini menghibur sendiri. (selesai kisah kelima) entah karena putus asa atau karena sudah capek sampai pada titik nadir mungkin, aku mendatangi seorang ustadz. Ustadz ini so wise. Sangat penyabar. Itulah kesan pertama yang kutangkap saat pertama kali bertemu. Tidak tampan sih, bahkan item orangnya, tapi entahlah beliau sangat memikat hatiku. Senyum yang selalu keluar dari kedua bibirnya saat bertemu menjadikanku semakin sering ke pondoknya. Hari demi hari sering ke pondoknya kulalui dengan kekaguman akan pekerti dan ilmu agama beliau yang sangat luas. Dalil dalil baik alqur'an, sunnah, maupun perkataan para ulama demikian lancar sering keluar dari bibir beliau. Bagaimana tidak, beliau seorang hafidz... Dan kuutarakanlah maksudku, apa itu? mencari seorang calon istri. Hehe... Kuceritakan semua kisah-kisah cintaku. Kuceritakan pengalamanku ditolaki sekian akhwat. Kuceritakan semuanya. Apakah beliau marah? Apakah beliau menolak keinginanku? la, sama sekali tidak. Bahkan beliau so wise so smile so sweet menerimaku. Apakah aku ditanya berapa hafalanku? berapa banyak kitab bacaanku? berapa tahun mondok sampai sampai berani minta akhwat baik baik ke beliau? la, tidak sama sekali. Bahkan akupun diproseskan dengan akhwat terbaik santri beliau. Seorang akhwat lulusan terbaik dari salah sebuah perguruan tinggi. Akhwat inipun terkenal sebagai ketua kajian akhwat. Memiliki adik adik binaan yang banyak. Berani menolak harta banyak demi agama. Dan memiliki tekad dan semangat yang tinggi dalam beragama. Luar biasa. Inilah pengalaman yang luar biasa. Kok bisa seorang seorang ustadz mau memproseskan orang sekualitas aku dengan akhwat binaan terbaiknya? subhanallah. Inilah misteri kenapa selama ini aku sering ditolakin akhwat. Inilah rahasia dibalik semua ini. Dan singkat kata, akhwat inilah yang saat ini menjadi pendamping hidupku. Senang... happy ending kalo sinetronnya... hehe. (selesai kisah keenam). Kawan kawan pemuda Islam, dari kisah di atas semoga kita bisa mengambil ibrahnya. Tidak semua kita mempunyai jalan cerita hidup seperti diatas. Ambillah setiap peluang yang ada. Jangan takut salah langkah. Di antara ibrah kisah yang bisa diambil adalah :

dari kisah pertama : Tidak perlu malu untuk mengungkapkan isi hatimu. Tidak ada larangan untuk itu selama tujuannya memang benar ingin menikahinya. Bahkan yang ada adalah anjuran untuk mengungkapkan isi hatimu. Jika memang benar engkau memiliki kenalan seorang wanita yang kamu sukai, utarakan itu kepadanya atau kepada orangtuanya. Jika diterima alhamdulillah itulah yang diharapkan. Jika ditolak, paling tidak kita bisa tau letak penolakannya dimana dan kita bisa perbaiki diri untuk kemudian maju lagi atau maju ke yang lain. Allah berfirman : Maka kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi. (Annisa : 3) Tidak perlu malu dengan dengan harta ataupun kedudukan. Karena yang dinilai disisi Allah adalah ketaqwaannya. Allah berfirman : Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. (QS. Al Hujurat: 13) Tidak perlu berpikir bagaimana nanti kalo begini, bagaimana nanti kalo begitu. Tidak usah. Selama kita berjalan dalam koridor ril syar'i dan tekad yang kuat untuk memperbaiki diri jalan terus aja. Biarkan anjing menggonggong kita tetap berjalan dan berlari. ---------------------------dari kisah kedua : jika engkau memiliki wanita yang engkau sukai, kemudian terdapat sifat yang kamu benar-benar tidak sukai, segera tinggalkan dia. Tidak perlu menunda-nunda. Karena hal itu akan menyakitkanmu. Rasulullah bersabda : Tinggalkan yang meragukan kepada apa yang tidak meragukanmu. HR At Tirmidzi dan berkata: Hadits ini hasan. Dan dishahihkan oleh syaikh Al Bani dalam shahih Al Jami no 3372. ---------------------------dari kisah ketiga : Nasehat kepada para akhwat, tidak ada kaitannya antara masa lalu seorang ikhwan dengan kawan akhwatmu selama ikhwan itu sudah selesai perkara dengan kawan akhwatmu itu. Tidak ada critanya dalam agama ini hal itu dilarang. Hendaknya para wanita juga rajin menuntut ilmu agama sebagaimana pria. Sehingga sesuatu yang dihalalkan oleh Allah dia tau untuk tidak mengharamkannya. (Bahasane ada mbulet...rada gak ngerti) Rasulullah bersabda : "Mencari ilmu itu merupakan kewajiban bagi seorang muslim. (Hadits shahih riwayat Ibnu Adi dan Baihaqi dari Anas radhiyallahu anhu ) Al Hafizh Al Sahawi rahimahullah berkata (mengomentari hadits ini), Sebagian

penulis menambahkan kata-kata muslimatin pada akhir hadits. Kata-kata ini tidak pernah disebutkan satu kali pun dalam berbagai sanad hadits tersebut, sekalipun secara makna memang benar. Ibnu Hazm rahimahullah berkomentar, Menjadi kewajiban bagi wanita untuk pergi dalam rangka mendalami ilmu agama sebagaimana hal ini menjadi kewajiban bagi kaum laki-laki." --------------------------dari kisah keempat : hati hati dengan dunia maya. Nasehat juga kepada para wanita agar berhati hati ketika berkenalan dengan seorang laki-laki di dunia maya. Contoh sudah banyak dimana hubungan ini akan menyengsarakanmu. Sebagaimana dunia nyatapun juga banyak tipu muslihat di dalamnya. Karena pada dasarnya semuanya serba belum jelas sebelumnya. Sebagaimana nasehat Rasulullah di atas : "Tinggalkan yang meragukan kepada apa yang tidak meragukanmu". --------------------------Dari kisah kelima : hati hati dengan sifat fanatisme. Karena fanatisme menggerogoti akal yang sehat. Diantara sifat fanatisme adalah ketika melihat seorang muslim ibadahnya bagus, komitmen terhadap pengamalan agamanya bagus, akan tetapi hanya karena tidak seormas dan separtai, maka dianggap bukan ikhwah (saudara). Sementara orang yang banyak kekurangan agama dan tidak komitmen terhadap pengamalan agama, tetapi hanya karena satu ormas dan separtai, maka mendapatkan loyalitas sepenuhnya. Hal seperti ini adalah bukti bahwa dalam dirinya terdapat penyakit hizbiyyah, penyakit fanatisme golongan. (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. (QS. Al-Baqarah: 166). Imam Syafi'i rahimahullah berkata : Kaum muslimin sepakat bahwa siapa saja yang telah jelas baginya ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya karena perkataan yang lainnya (karena fanatik, pen) (Madarijus Salikin, 2/335, Darul Kutub Al Arobi. Lihat juga Al Haditsu Hujjatun bi Nafsihi fil Aqoid wal Ahkam, Muhammad Nashiruddin Al Albani, hal. 79, Asy Syamilah) Adakah aturannya bahwa seorang murabbi bisa menggantikan peran seorang wali dalam sebuah pernikahan? Tidak ada. Selain itu tidak diperkenankan seorang muslim melangkahi pinangan muslim lainnya. Ini merupakan pengharaman yang jelas dan gamblang dari Rasulullah langsung.

Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma menuturkan: "Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang sebagian kalian membeli apa yang dibeli saudaranya, dan tidak boleh pula seseorang meminang atas pinangan saudaranya hingga peminang sebelumnya meninggalkannya atau peminang mengizinkan kepadanya." (HR. Al-Bukhari (no. 5142) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1412) kitab an-Nikaah, at-Tirmidzi (no. 1292) kitab al-Buyuu, an-Nasa-i (no. 3243) kitab an-Nikaah, Abu Dawud (no. 2081) kitab an-Nikaah, Ibnu Majah (no. 2171) kitab at-Tijaaraat, Ahmad (no. 4708), Malik (no. 1112) kitab an-Nikaah, ad-Darimi (no. 2176) kitab an-Nikaah.) ---------------------Kisah keenam : Dan inilah sebaik baik kisah yang bisa dijadikan teladan para pemuda. Jika kalian sudah mampu untuk menikah, datangi ustadz. Karena ustadz merupakan orang yang mengerti agama, paham bahasa Arab, hidupnya dicurahkan dalam menelaah dan mengkaji kitab kitab agama, diapun tahu dan punya link akhwat-akhwat yang baik. Sehingga jelas rujukan seorang ustadz dalam setiap perkara jamaahnya. Dan yang dimaksud disini adalah ustadz yang benar benar ustadz, bukan karbitan. Ustadz yang tercermin amalan dan akhlaknya benar benar sesuai dengan syariat. Karena di jaman sekarang ini banyak orang bodoh yang mengaku ustadz, sok tahu dalam perkara agama, sebagaimana dikabarkan Rasulullah sebagaimana berikut : Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah angkat bicara. Ada yang bertanya, Apa yang dimaksud Ruwaibidhah? Beliau menjawab, Orang bodoh (dalam syariat) yang turut campur dalam urusan masyarakat luas. (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] asSyamilah) Karena pada asalnya bahwa rujukan kita adalah Rasulullah dan peri kehidupan para sahabatnya, maka carilah ustadz yang perikehidupannya merujuk ke mereka, baik dari segi aqidah, manhaj, muamalah, dan yang lainnya. Kita bisa mengeceknya dengan menanyainya langsung apa dalilnya begini, apa dalilnya begitu. Kitapun bisa mengikuti kajiannya dan membandingkan dengan kajian yang lainnnya mana yang memang sesuai sunnah. Karena Rasulullah bersabda : Maka sungguh, siapa yang hidup di antara kalian akan menyaksikan perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Al-Khulafa yang mendapat bimbingan dan petunjuk, pegang eratlah sunnah itu dan gigitlah dengan geraham-geraham kalian. (HR. Abu Dawud no. 4607 dan At-Tirmidzi no. 2676.) Allah juga berfirman : Janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak

memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, itu semua pasti akan dimintai pertanggungjawabannya. (Qs. al-Isra: 36) --------------------wallahuta'ala a'lam.

Anda mungkin juga menyukai