Anda di halaman 1dari 9

Kisah Kasih Introvert Girl

Assalamu’alaikum temen-temen….
Ini kisah saya. Sebelum saya ceritain. Kita kenalan dulu yuk?
Nama saya Sri Novita Sari.
Waduh!!! “sudah Sri, pake Sari lagi…’’
Hihi.. begitulah tanggapan sebagian orang setelah mengetahui nama lengkap saya. Mereka
biasa memanggil saya dengan sebutan ‘’Gadis Jutek’’. Kalau sudah jutek, pasti terkesan
sombong, serem, sangar, dan lain sebagainya. Bukan begitu…? tapi itu hanya ekspetasi
seseorang dalam menilai saya, realitanya tidak seperti itu. Karena panggilan jutek yang sudah
terlalu sering terdengar, temen, sahabat, bahkan orang tua saya pun suka mengkaitkan-
kaitkan saya dengan orang yang berkepribadian ‘’Introvert’’
‘’Kalian tau kan? Apa itu ‘’Introvert?’’
Seperti yang kita tau, INTROVERT merupakan kepribadian seseorang yang cenderung lebih
suka DIAM daripada BERBICARA.
Yaps benar!
Memang sih!? Saya juga merasakan itu dalam diri saya.
Sekarang saya paham, alasan dibalik orang menyamai saya dengan seorang INTROVERT.
Tak hanya saya yang suka diam dan jarang bicara, selain itu dari kebiasaan saya yang suka
menyendiri, dan lebih suka memendam dibanding mengungkapkan.
Apalagi jika ditegur pria,
Jangan ditanya! jutek bangettt….
Makanya tak jarang, penilaian manusia gak jauh-jauh dari kata…
‘’Ih apaan sih! Misterius banget’’.
‘’Aneh’’.
‘’Kuper’’.
‘’Sok jaim, sok kalem’’.
Dan masih banyak lagi spekulasi orang-orang dari sudut pandang yang berbeda. Padahal
sebenarnya, saya adalah orang yang suka banyak bicara walaupun itu hanya saya perlihatkan
kepada orang yang saya sendiri sudah merasa nyaman dengan orang tersebut. Contohnya
saja, orang tua saya. Mereka tau betul, karakter saya.

It’s ok…
Cukup Allah yang tau baik buruknya saya.
Tetap bersyukur apapun keadaannya.
Jangan mengeluh.
Bahagia kita yang ciptakan.
Intinya, tetap jadi diri sendiri and love yourself. (Begitulah kalimat yang selalu saya
tanamkan dalam diri).
Sekarang saya duduk dibangku SMA. Kalian pasti berpikir SMA masa yang indah bukan?
Mari kita buktikan dalam kisah percintaan saya yang tak seberapa ini.
Eaaakk...!
Sebenarnya kisah kasih ini berawal sejak saya kelas 3 smp. Wah! Masih bau kencur, hehe.
Pada waktu itu, Alhamdulillah, Allah memberikan saya hidayah yang masyaAllah
sebelumnya tidak pernah saya duga. Ya…. Saya diberi niat yang besar untuk memantapkan
hati mengenakan hijab seterusnya. Dan Alhamdulillah saya nyaman sekali. Begitu terasa
terlindungi. Hijab membawa akhlakul karimah seiring berjalan waktu. Banyak perempuan
yang ingin berhijab. Tapi, kesalahan terbesar mereka adalah selalu menunda-nunda dengan
pola pikir:
‘’Buat apa berhijab? Kalau hati belum baik?’’
‘’Belum pantes berhijab, kalau belum pandai ilmu agama.’’
Anggapan yang salah. Berhijab gak harus tunggu hati baik dulu. Berhijab gak hanya untuk
orang yang pandai agama saja. Percayalah, jika kamu (Perempuan) sudah berhijab, akhlak
yang baik akan mengikutimu. Pelan-pelan ilmu agama menyertaimu.
Dahulu, sebelum berhijab saya aktif disalah satu social media (Facebook). Kerap kali
saya selalu posting foto-foto pribadi disana. Tapi, setelah berhijab gak tau kenapa saya mulai
merasa risih jika foto pribadi saya dilihat banyak orang. Apalagi facebook bersifat public,
semua orang bisa melihatnya. Perlahan foto pribadi, saya hapus. Hanya tinggal foto saya
bersama temen-temen yang tersisa. Sekarang, saya justru lebih suka buat quotes-quotes
islami. Kemudian, mengunggahnya di akun facebook milik saya. Yang mana itu tidak hanya
bermanfaat untuk saya, juga orang lain.
Cusss.. kita beralih soal asmara. Uwaww…
Alih-alih berbicara quotes yang saya unggah diwaktu itu…
Tiba-tiba…
*Tlingg*(Dering notifikasi handphone saya menandakan ada yang menanggapi
status).
Dan benar. Ternyata ada pria yang menanggapi quotes saya. Sebut saja namanya Raka.
Kebetulan, dalam quotes itu saya selipkan ucapan salam, kemudian Raka menjawabnya di
kolom komentar.
Deg!!! ( Jantung saya tersentak).
Kenapa cuma dia yang jawab salam? Kenapa yang lain nggak?
Ah sudahlah, namanya juga salam. Ya wajib dijawablah. (Gumam saya dalam hati).
Kelang dua hari ( kalau gak salah ) saya kembali memposting quotes. Lagi-lagi, Raka
memberi komentarnya. Yang membuat saya tanda tanya, kenapa Raka suka sekali komentar
di akun saya?
YaAllah, ini maksudnya apa? Lindungilah aku dari kejahatan laki-laki..( dalam hati
saya terus berdoa di+ rasa takut ). Rasa penasaran saya mengalahkan rasa takut itu. Akhirnya,
saya memutuskan stalking akun milik Raka. Dan setelah saya scroll layar ke bawah…kalian
tau apa yang saya lihat? Ternyata.. Raka itu satu sekolah dengan saya. Sebelumnya, saya
hanya tau wajahnya bukan namanya.
Sebelumnya juga, kami memang pernah bertemu saat di Musholla. Kebetulan saya dan dia
sama-sama mau sholat dzuhur pada waktu itu. Sayangnya, saat itu kami tidak saling tegur
sapa.
Boro-boro mau menegur laki-laki, ditegur laki-laki aja udah kelabakan malunya.Hihi..
Bila kalian tanya, bagaimana deskripsi sosok Raka? Ok,biar saya jelaskan. Badan Raka tinggi
sekali. Kulitnya sawo matang. Kelebihannya yang saya suka, Raka adalah pria yang sholeh,
rajin beribadah. Senyumnya yang tertarik sempurna. Apalagi adanya gigi ginsul yang
membuat dia terlihat semakin manis.
Setelah saya mengetahui siapa orang yang selama ini suka menaggapi postingan-postingan
saya itu, kini saya sedikit blong. Setidaknya, saya tau laki-laki itu bukan orang asing
melainkan teman satu sekolah. Kolom komentar dari Raka terus muncul setap kali saya
posting quotes islami di facebook. Saya masih bingung, kenapa Raka tidak sekali dua kali
komentar di akun saya? Akhirnya, saya membalas komentar darinya sampai tahap balas-
balasan komentar hingga lanjut ke chat pribadi. Semenjak itu, kami sering komunikasi lewat
chat.Sampai akhirnya kami bisa sedekat sekarang ‘’BestFriend’’. Tapi, karena saya introvert
saya hanya berani ramah di chat saja. Tiba bertemu Raka di sekolah cuma bisa menunduk.
Padahal saya ingin sekali menegur Raka, mungkin Raka pun begitu, karena dilihatnya saya
menunduk saja Raka pun jadi ikut segan.
Syla, dan Sesil adalah sahabat saya. Raka satu –satunya sahabat pria yang dekat dengan saya
setelah mereka. Laki-laki ini (Raka) datang seperti membawa pelita menghadirkan terang
setelah kegelapan. ‘’Tuh kan saya jadi berpuitis’’. Raka juga banyak mengajarkan saya
tentang pengetahuan agama islam. Disaat saya merasakan pahit dalam hidup, Raka datang
menghibur. Tidak hanya kepada saya, tetapi juga kepada sahabat-sahabat saya yang lain.
Raka ini tipe laki-laki yang baik kesemua orang. Bukan hanya kepada perempuan. Tidak
heran, Raka memiliki teman yang banyak.
Kami sudah menganggap hubungan kami berdua hanya sebatas teman baik. Maka dari itu,
saya tidak berekspetasi besar padanya. Saya tidak tau, apakah Raka dan saya akan saling
berjauhan karena kesibukan masing-masing? Apalagi waktu itu, saat-saat mendekati
perpisahan sekolah.
YaAllah… Terima kasih. Engkau telah mengirimkan sahabat yang baik seperti Raka.
Yang selalu menghadirkan tawa untuk saya. Beruntunglah, perempuan yang nanti menjadi
pendamping hidupnya. Semoga Allah selalu menjaga hubungan antara saya dan Raka. Seperti
Allah menjaga saya dengan kedua sahabat saya. Syla dan Sesil.
Waktu terus berjalan…
Raka seolah memberi pernyataan yang membuat saya bingung.
‘’Raka ingin menjagamu seterusnya.’’ (chat masuk dari Raka)
‘’Sebagai sahabat kan harus saling menjaga?’’
( balas saya, masih menganggap biasa saja ).
‘’Iya benar. Cuma maksud Raka bukan begitu..
‘’Jadi apa Raka?’’ ( saya berusaha agar Raka menjelaskan maksudnya ).
‘’Sudah, gakpapa lupain aja yaa..’’ ( Raka seolah tidak ingin memberikan jawaban ).
YaAllah apa Raka……. Ah sudahlah mungkin ekspetasi saya terlalu tinggi. Dan saya pun
hanya menganggap itu hanya sekedar perhatian kecil dari sahabat ke sahabatnya. Keesokan
malam harinya, Raka mengirimkan chat yang sama lagi.
‘’Raka ingin menjagamu seterusnya..’’
‘’Iya Raka, kita kan sahabat, kenapa bilang begini lagi ?’’.
( saya mulai menerka-nerka).
‘’Pasti sri ngerti, maksud Raka apa’’.
‘’Ya apa Raka ??? Jelasin…’’
‘’Yaudah gakpapa, nggak usah dibahas lagi yaa…’’.
( balas Raka seakan ingin menghindari penjelasan ).
Saya berlarut-larut dalam tanda tanya. Perkataan Raka membuat saya terus kepikiran. Saya
pun terpaku. Mulai mengerti maksudnya. Apa sebabnya selama ini Raka terus mengatakan
seperti itu. Mungkin selama ini saya sulit menangkap sinyal kecil dari Raka.
Sejauh saya mengenal Raka… ia merupakan tipe pria yang malu mengungkapkan rasa.
Bukan karena nggak gentle. Dia hanya sekedar menjaga. Dia tidak mau jatuh ke dalam
lubang yang sama yaitu PACARAN. Dimana itu mendekati perbuatan zina. Raka tidak
munafik, dia mengaku bahwa dulu juga pernah menjalin hubungan pacaran. Tapi setelah itu,
Raka sadar kalau itu hanya akan merugikan diri sendiri.
Setelah beberapa hari, Raka tidak ada kabar. Apa dia menjauh dari saya? Karena saya nggak
peka soal perasaannya kepada saya selama ini ?. Saya terus memikirkan Raka. Tiba-tiba
notifikasi chat dari sahabat saya (Syla) masuk. Kalian tau nggak apa isi chat Syla? Rupanya
Syla mengirimkan screenshot obrolannya dengan Raka di chat. Ternyata dan terbukti kalau
Raka…..
‘’Karena Syla yang paling deket sama Sri, aku minta tolong sampaikan ke dia kalau
aku menyukai Sri karena Allah. Bilang sama dia, saat itu aku memang belum berani untuk
bicara. Aku nggak berani ngomong. Aku takut. Aku memang payah dalam menyampaikan isi
hati ke perempuan. Aku sulit merajut kata-kata bagaimana agar sri paham bahwa aku jatuh
hati sama dia. Semua terjadi begitu saja. Aku tidak meminta apapun. Aku tidak bermaksud
apa-apa. Cukup ingin sri mengetahuinya’’.
Kurang lebih begitu, isi pesan dari Raka.
Syla juga suka menjodoh-jodohkan saya dengan Raka. Setelah membaca pesan itu, saya tidak
henti berdzikir dan berdoa. Saya memohon ampun dan jalan terbaik. Jodoh benar-benar
menjadi rahasia Allah. Saya tidak mau terlalu mudah percaya dengan ucapan laki-laki
sekalipun itu sahabat saya sendiri.
Semenjak itu, kami jarang sekali komunikasi jalur pribadi bahkan hampir nggak pernah. Kini
saya menjalani hari-hari tanpa mengetahui kabar Raka. Saya hanya fokus untuk
melaksanakan UN waktu itu. Saya tidak tau, apa yang terjadi dengan Raka selama kami tak
saling memberikan kabar.
Saat sekolah, Syla memberi tau saya kalau Raka suka menanyakan tentang saya pada dirinya.
Ternyata selama ini Raka dan Syla sudah sering chat tan. Saya hanya tersenyum.
Kemudian, untuk yang kesekian kalinya Syla meneruskan pesan dari Raka kepada saya.
‘’Raka hanya ingin menjaga Sri dari jauh. Raka cukup mendo’akan Sri yang terbaik.
Izinkan Raka berkomitmen dengan do’a Raka untuk Sri. Sampai Allah mempertemukan kita.
InsyaAllah… Karena setiap kali Raka shalat istikharah meminta jawaban soal perasaan Raka
ini sama Sri, dan ternyata jawabannya itu Sri. Berulang kali Raka shalat istikharah, lagi dan
lagi jawaban itu adalah Sri. Raka tau takdir jodoh ditangan Allah. Manusia bisa
merencanakan tapi Allah yang menentukan. Tapi, jika kita berusaha dan terus berdo’a dan
harus yakin kalau Allah merubah takdir itu menjadi seperti yang kita inginkan. Apa Sri mau
membantu Raka bersama-sama berdo’a kepada Allah?’’.
YaAllah tuntun saya. Bagaimana ini yaAllah… ? Saya nggak tau harus berbuat apa
sekarang ?
Saya langsung beranjak sholat sunnah. Saya terus dzikir tiada henti. Sampai saya menemukan
jawabannya. Perlu waktu lama untuk semua itu. Dan akhirnya, saya memutuskan mau sama-
sama berdo’a dengan Raka. Kemudian, Syla menyampaikan jawaban saya pada Raka. Lalu,
Raka bilang…
‘’Alhamdulillah. Terima kasih Sri. Raka tau pasti ini keputusan yang gak mudah
begitu aja Sri jawab. Kita sama-sama fokus berbenah diri. Fokus sekolah, raih cita-cita.
Bahagiakan orang tua. Karena ini bukan PACARAN. Hanya usaha dalam do’a. Berharap
cukup sama Allah.’’
Sekarang, kami tidak pernah berkabar lewat jalur pribadi. Syla yang mau membantu menjadi
perantara jika saya atau Raka ingin bertanya. Terima kasih Syla, sahabatku….
Tapi, beberapa minggu terakhir Syla selalu posting status galau. Seperti sedang patah hati.
‘’Ada apa ya dengan Syla ?’’. Pernah,salah satu postingannya saya baca. Isinya ‘’Selamat
untuk kalian berdua. Selamat berbahagia di atas penderitaan orang’’.
Saya telisik dengan bertanya pada sahabat saya yang satunya ( Sesil ). Ternyata, dia tau
selama ini yang sebenarnya terjadi sama Syla. Jawaban Sesil buat saya sangat –sangat
terkejut.
‘’Sri, sebenarnya selama Syla dan Raka saling berkomunikasi, Syla sudah jatuh hati
pada Raka. Tapi ketika dia tau, kalau Raka sangat menyukaimu, Syla begitu patah. Apalagi
dia yang jadi akses komunikasi antara kalian berdua dan menjadi saksi komitmen kalian
untuk sama-sama berdo’a agar dipersatukan, Syla semakin hancur’’. ( pengakuan sejujur-
jujurnya dari Sesil ).
‘’Sungguh yaAllah…. Ini membuat saya lebih hancur. Saya buat sahabat saya jadi seperti ini.
Saya egois yaAllah.. Bodohnya saya yang nggak mengetahui isi hati sahabatnya sendiri.. ?’’ (
ucap saya begitu penuh penyesalan ). Kejadian ini, Raka tidak mengetahuinya sama sekali.
Sementara, saya terus meminta pada Allah agar dikuatkan untuk mundur dari komitmen
antara saya dan Raka. ‘’YaAllah.. ini juga berat untuk saya, tapi saya harus melakukan ini
demi sahabat saya. Saya nggak mau dia terluka. Saya nggak mau putus hubungan dengan
Syla. Saya menyayangi Syla. Saya harus sanggup untuk ini yaAllah… kuatkan saya…
Sekian lama, saya mengumpulkan energi untuk terus terang pada Raka. Alhamdulillah, Allah
memberikan saya kekuatan itu. Lantas kekuatan telah saya dapat, namun tiba-tiba Syla
kembali kirim chat ke saya.
‘’Maafin aku ya Sri…?’’.
‘’Minta maaf untuk apa Syla?’’
‘’Untuk semuanya. Setelah apa yang udah terjadi aku minta maaf ya..’’. Aku sadar
cinta tidak melulu harus memiliki. Nggak seharusnya aku punya perasaan ke Raka. Sekarang
aku ikhlas melepas Raka dari hati.’’
‘’Ssstt!! Jangan bilang gitu Syla. Disini aku yang egois. Dan seharusnya aku mengerti
perasaanmu pada Raka. Aku memang bodoh Syl. Aku bukan sahabat yang baik untukmu.
Lebih baik, sekarang aku mundur dari semua ini. Aku nggak bisa lihat sahabatku sendiri
terluka, apalagi itu gara-gara aku. Aku ikhlaskan Raka untukmu.
‘’Jangan gitu Sri.. Raka sangat mencintaimu. Dan perlu kamu tau Sri, dalam cintanya
padamu, dia selalu melibatkan Allah. Jika itu terjadi, pasti hanya akan membuatnya terluka.
Aku ini sahabatmu Sri. Apapun itu, aku pasti mendukungmu. Sungguh Sri, aku sangat ikhlas
melihat Raka denganmu. Sekali lagi, aku minta maaf ya… ucapanku sangat tidak pantas
waktu itu.
‘’Terima kasih banyak Sylaa…aku menyayangimu….’’
Alhamdulillah yaAllah, Engkau tidak membiarkan begitu saja dua orang sahabat bercerai.
Semua berlalu begitu saja, hingga kami sampai pada perpisahan sekolah. Kemudian
melanjutkan SMA. Singkat cerita, Saya, Syla, dan Raka dipertemukan lagi dalam sekolah
yang sama. Yang tidak saya percaya, saya dan Raka satu kelas. Rasanya antara senang dan…
ah sudahla. Terima saja, dan bersikap biasa saja.
Sudah terlanjur nyaman dengan sekolah dan temen-temen disana. Saya diharuskan pindah
sekolah sekaligus pindah tempat tinggal dikarenakan alasan yang tidak bisa dijelaskan. Berat
sekali sebenarnya buat saya. Nggak hanya rumah yang saya tinggalkan, juga sahabat, dan
Raka. Tapi, saya tidak bisa berbuat apapun. Selain menurut.
Sahabat, teman, Raka, bahkan guru pun sangat sedih mendengar kabar saya harus
meninggalkan mereka. Orang pertama yang menangis saat itu, adalah Rada dan Yuli. Yaa..
mereka adalah sahabat saya juga. YaAllah kenapa saya harus pisah sama mereka…? Mereka
begitu baik dengan saya…
Hari-H pembagian rapor kelas X MA semester I tiba. Dan itulah hari terakhir saya sekolah
disana. Alhamdulillah saya berhasil meraih juara dikelas itu. Setidaknya, saya pernah
meninggalkan prestasi disana. Sebelum pulang, saya bersalaman dengan wali kelas kami
disekolah, dimana beliau dikenal dengan wajahnya yang seram itu, sekarang beliau
memegang kepala saya dengan kelembutannya dan menyelipkan secarik ucapan ‘’ Baik-
baiklah disana nak, pertahankan prestasimu’’. Hati saya tersentuh sekali, rasanya ingin
menangis.
Malam hari sebelum esok pagi saya pergi, Raka datang bersama rombongan teman hadroh
nya ke rumah Syla. Karena, selama saya menghabiskan waktu masa semester ganjil, untuk
sementara saya ngekos dirumah Syla. Bukan sekedar datang, ternyata Raka datang bersama
tujuannya. Tak lain, Raka memberikan saya buku yang dibungkusnya dengan plastik kresek
warna hitam. Katanya…
‘’Ini kenangan dari Raka untuk Sri. Dibaca yaa buku nya. Simpan baik-baik yaa,
memang nggak baru tapi InsyaAllah bermanfaat’’.
‘’Iya Raka, pasti. Terima kasih yaa…
‘’Dadah….’’
YaAllah… Raka berdadah pada saya dengan senyum lebar di wajahnya. Sederhana namun
membuat bahagia. Tak lama kemudian setelah mereka pulang, Syla dan Sesil kepoh plus
heboh yang berhasil lebih dulu membuka bingkisan itu dan mengetahui judul bukunya.
‘’CALON ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA DAN CALON ISTRI-ISTRI
PENGHUNI NERAKA.’’
Itulah judul bukunya. Pantas saja, Syla dan Sesil hebohnya bukan main.
‘’Cieeee-cieeeee hayoooo Raka kode keras tuhhh…’’ ( sorak Syla dan Sesil ).
Pagi hari tiba, akhirnya saya benar-benar meninggalkan kota itu. Dan kemudian sampai ke
tujuan dengan selamat. Pesan dari Syla masuk sebaik saya tiba. Rupanya itu dari Raka.
‘’Dengan qadar Allah, dengan cinta yang tulus, dengan cinta sejati, dengan cinta
karena Allah. Dengan keteguhan hati ini. Dengan cinta yang suci ini bercampur dengan niat
untuk hidup denganmu, di dunia juga akhirat, berharap kepada sang maha kuasa, InsyaAllah
hatinya Raka hanya untukmu seoranglah Sri. Dengan sering menjaga hati dan komitmen,
itulah yang sampai sekarang Raka tetap memilihmu untuk hidup dengan Raka di dunia juga
akhirat. Di hati Raka hanya untuk Allah, hanya untuk Nabi Muhammad, untuk kedua
orangtua, hanya untukmu Sri Novita Sari. Perkataan bisa saja dusta, tetapi hati yang suci
datangnya dari Allah, dan untuk Allah.’’
Begitulah pesan Raka. Saya hanya bisa berdo’a. Jika memang Raka yang ditakdirkan untuk
saya, sejauh apapun kami berlabuh pasti akan dipertemukan.
Pesan dari saya : ‘’Cinta adalah fitrah manusia. Cinta itu suci. Cinta sempurna dan
menyempurnakan. Cinta yang abadi hanya cinta nya Allah kepada kita hambaNya. Taruh
harapanmu pada Allah, bukan manusia.Karena endingnya, akan membuatmu kecewa. Jangan
takut nggak dapat jodoh, semua sudah ada jatahnya masing-masing. Dan jangan lupa, Tetap
selalu bersyukur, itu akan membuatmu jauh lebih bahagia. Jadi diri sendiri dan love
yourself.’’

Anda mungkin juga menyukai