Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MKDU BAHASA INDONESIA

MEMBUAT CERITA PENDEK

"TERKUBUR DALAM LAUTAN"

Riha Madani

(2307235)

Kelas 1B

PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


TERKUBUR DALAM LAUTAN

Aku, Laila.

Terjebak dalam rasa cinta segaligus rasa bersalah kepada sang Rabb. Aku menaruh
perasaanku sedalam-dalamnya kepada pria yang sudah jelas terurai untaian kalimat
dalam kitabku bahwa aku tak mungkin bisa bersamanya. Rajj, bahkan Tuhanmu saja
aku tak tahu, apa itu? Dengan kata apa kau menyebut Tuhanmu? Tapi satu hal yang ku
tahu persis, kau mengagungkan sosok yang biasa kau sebut Dewa.

Kupikir, awal mula pertemuan kami hanyalah pertemuan biasa yang tak akan
pernah menjadi sebuah makna yang lebih dari sekedarnya. Masih kuingat tepatnya 5
tahun yang lalu terhitung sejak hari ini, aku mendapatkan kesempatan untuk menjadi
bagian dari pertukaran pelajar untuk meraih gelar masterku, dan aku mendapatkan
negara India sebagai tujuanku. Negara yang indah, kaya akan tradisi dan budaya, tak
lupa dengan Taj Mahal, tempat dimana orang-orang di seluruh dunia merasa sangat
kagum akan keindahan dan kemegahannya, pun tak sedikit pula orang yang bermimpi
untuk dapat memijakkan kaki di tempat itu. Aku bersyukur karena aku bisa memijakkan
kakiku disana. Pengalaman berharga yang tak akan mungkin bisa kulupakan.

Saat itu aku diantar oleh pihak kedutaanku untuk berkeliling di salah satu
kampus teknologi di India. Aku diajak masuk kedalam salah satu ruangan dimana
ruangan itu akan menjadi tempat untuk aku melakukan kegiatan pembelajaran, praktek,
dan melakukan beberapa penelitian. Dan di ruangan itu juga, aku bertemu dengannya.

“Hi, I’am Rajj. It is nice to see you. What should I call you?”

Aku takjub melihat parasnya. Dia juga sangat tampan, perlu ku akui. Tubuh yang tinggi,
paras yang tampan, matanya yang berwarna hazel. Sejenak kupandangi dia. Hingga
pada akhirnya aku mulai tersadar dan aku sangat gugup.

“Oh, hi! You too! Just call me Laila or Ila. I’m sorry, bit nervous hahahah”

Dia hanya tersenyum kepadaku dan kami mulai berbincang normal, kami membahas
apapun mengenai kampus dan apa saja yang biasa dipelajari di kampus itu.
Hari demi hari telah aku lewati. Sekarang, aku sudah sangat terbiasa hidup di
India. Saking aku merasakan kenyamanan selama aku tinggal India, tak terasa waktupun
berlalu begitu cepat, sudah lebih dari 2 tahun aku tinggal di India. Yang artinya, dalam
beberapa bulan kedepan, aku harus Kembali ke Tanah airku, Indonesia. Tapi bolehkah
aku jujur terdahap suatu hal? Selama masa perkuliahanku, Rajj selalu ada dalam
pandanganku. Aku menjadi saksi tentang betapa brilliantnya pemikiran Rajj. Tak jarang
Rajj pun menggantikan posisi dosen untuk mengajar. Tak hanya itu, pertemuanku
bersama Rajj pada saat itu ternyata menjadi awal dari ceritaku. Hampir setiap pekan
Rajj selalu mengajakku keluar apartemen untuk membawaku menjelajahi India dengan
segala keindahannya. kau tahu? Mumbai, Delhi, Kashmir, semua! Dia sangat tahu
bagaimana cara untuk membuatku merasa Bahagia. Dan inti dari sebuah kejujuran yang
ingin kusampaikan adalah… aku malu untuk mengungkapkannya tapi aku merasa
bahwa ada perasaan yang lebih dan berbeda untuknya. Aku mencintai Rajj.

Beberapa bulan setelahnya, aku menyadari bahwa perasaan ini terus semakin
kuat dan aku tak bisa menahannya lagi tapi kurasa, tak mungkin bagiku, seorang Wanita
mengungkapkan perasaannya yang telah dipendam sejak lama, kepada seorang pria.
Terlebih lagi, tembok untuk kami sangatlah tinggi dan hampir mustahil bagi kami
berdua untuk memanjat tembok tersebut. Aku hanya bisa menangis dalam sujudku
memohon petunjuk.

Dua bulan sebelum kepulanganku ke Indonesia, aku bersama teman-teman


pertukaran pelajar lainnya pergi ke kampus, bukan untuk belajar, tapi untuk menghadiri
sebuah perayaan agama Hindu entah apa nama perayaan tersebut, aku lupa karena
kalian tahu bahwa saat menulis cerita ini, aku harus membayangkan apa yang terjadi
padaku 5 tahun yang lalu, hahaha! Aku berangkat menuju kampus menaiki mobil bus
mini tanpa kaca yang telah dihias sangat ramai dan unik dengan berbagai ornament dan
warna. Di sepanjang perjalanan, aku melihat banyak sekali Masyarakat india yang
mengenakan pakaian saree terbaik mereka, tapi saat itu bagiku ada hal lain yang lebih
penting. Aku yakin Rajj pasti berada disana karena Rajj adalah anak dari salah satu
dosen di kampus itu, lebih tepatnya Rajj adalah anak Mr. Roshan, Dosen mata kuliah
filsafat. Perasaanku campur aduk, aku berharap Rajj akan tertarik denganku karena aku
sudah mempersiapkan saree terbaik untuk aku pakai di hari itu.

Aku dan temanku yang lain sudah sampai di kampus. Hari itu, kampus dihias
sangat indah dengan penuh warna, disajikan pula beberapa jenis makanan khas india di
stand pojok. Tak lupa, pertunjukkanpun diadakan di hari itu. Anehnya, aku tak melihat
kehadiran Rajj. Kemana dia? Mataku terus mencari-cari, hingga sepasang mataku
akhirnya dapat melihat Rajj. Tapi rasanya sangat jauh dari yang aku bayangkan. Dia
datang bersama seorang Wanita. Rajj melihatku, wajahnya terlihat kaget, namun ia
mencoba untuk melambaikan tangannya kepadaku. Dan Rajj menghampiriku bersama
Wanita itu.

“Hii.. ila..”

Rajj menyapaku, mencoba mengulurkan tangan untuk bersalaman denganku, juga


Wanita yang ada disampingnya. Tubuhku kaku, mataku sayu.

“ Hi Rajj.” Jawabku singkat dengan senyum tipis di wajahku.

“Hi, you’re Laila. Right? Rajj always tell me story about you. Rajj said that you’re his
best friend! I’m really glad to see you! You’re beautiful. And lemme introduce myself,
my name is Zinta. Me and Rajj about to do engangement! U must come to our house
later! Okay?”

Petir rasanya sedang menyambarku pada saat itu. Rasanya aku ingin menangis saat itu
juga. Aku sama sekali tak membayangkan bahwa aku harus menghadapi hal ini. Dan
ternyata, nama tunangan Rajj, Wanita itu adalah Zinta.

“Oh, hii, Sure Zinta” jawabku sambil menahan air mata.

Aku pergi ke toilet kampus dan menangis tersedu sedu, sahabatku Nisa, sepertinya ia
bisa menebak apa yang sedang terjadi tanpa pernah aku ceritakan sedikitpun. Ia
langsung menenangkanku, memelukku dengan sangat erat.

Padahal hari itu adalah hari terakhir bagiku untuk melaksanakan program
pertukaran pelajar. Lusa aku harus kembali ke Indonesia. Sayangnya, hari terakhirku
berada di India tak berakhir cukup baik. Yang aku bisa lakukan hanyalah menghela
nafas sedalam dalamnya, menerima semua yang terjadi. Dua hari berikutnya, aku selesai
mengemas barang barangku sejak pukul 3 pagi dan kami bergegas menuju Bandara
International untuk kepulangan. Aku tahu kalian akan bertanya sesuatu tapi akan
kujawab terlebih dulu. Rajj tak bisa mengantarku karena dia harus menghadiri acara
yang tak ia jelaskan padaku acara apa itu, dan akupun memang tidak bertanya.
Perjalananku ke Indonesia menghabiskan waktu selama berjam-jam.

Tiga hari sudah aku berada di Indonesia, dan Rajj sama sekali tidak menghubungiku. Ini
sangat aneh, tapia pa boleh buat? Akupun sudah tahu bahwa dia akan bertunangan,
sebaiknya aku tak terlalu memikirkan dia.

Aku tertidur lelap selama 10 jam dan pada saat aku terbangun dari tidurku,
Notifikasi muncul di WhatsAppku. Satu pesan 8 jam yang lalu dari Rajj dan satunya
berasal dari Zinta 6 jam yang lalu. Kupikir aku masih kesal dengan Rajj, jadi lebih
untuk membaca pesan dari Zinta terlebih dahulu.

“Hi Ila, I'm Zinta. I don't know if you feel the same as him but Rajj loves you a lot. I'm
pregnant with my child, and my child is not Rajj's. Take good care of Rajj.”

Aku terkejut tapi aku tak bisa berkata apa apa, hingga aku membaca pesan dari Rajj

“Hi ina, how are you? are you okay? I don't know what's really going on but I'm sorry.
I've been harboring this feeling for more than two years. I don't know whether this is
the right time or not but I'm just afraid that my feelings won't be conveyed. I like you
ila, I really love you for a long time. but it is very difficult for me to express this because
we are of different religions. I know how deep my feelings for you are, so I canceled the
arranged marriage my parents had arranged. Now we know that Zinta is not a good
woman for me, everything I want is in you. Laila, wait for me, I will fly to Indonesia
today. No matter what your answer is, I will only try to do what I should have done a
long time ago, and I am a Muslim now. Above is a photo of my flight ticket. Will you
wait? I love you, Laila. <3 ”

Kali ini aku tak bisa menahan air mataku, aku menangis terharu sambil berlompat
lompatan di sofa, aku sangat senang! Tuhanku mengabulkan doaku! Tuhan menjawab
doaku! Tuhan menciptakan Rajj untukku. Dengan hati yang bebunga bunga, kuambil
remote TV dan mulai memindahkan saluran ke saluran favorit yang biasa ku tonton.
Acara berita sedang dimulai, Aku terkejut di detik itu juga, berita mengenai Jatuhnya
Pesawat India tersebar di seluruh saluran. Hati yang sebalumnya senang, langsung
hancur saat itu juga. Aku mencoba untuk mencocokkan tipe pesawat Rajj dengan
pesawat jatuh tersebut. Ternyata itu pesawat yang ditumpangi Rajj, dan Rajj sudah
meninggal di Pesawat itu 5 jam yang lalu.

Perasaanku hancur sejadi jadinya, aku menelfon Rajj hingga ratusan kali. Tapi
satupun tak dapat dia angkat. Dadaku sesak oleh tangisku yang sangat terisak, aku
seperti orang yang tak waras. Hari itu, Duniaku hancur. Aku terus berpikir bahwa jika
saja pada saat saat terakhir Ini aku berbahagia dengan Rajj. Andaikan saja, andaikan.
Aku terus menangisi Rajj, juga sangat menyesal karena semua hal yang tak bisa aku
kendalikan. Aku menyesal aku tak bisa melakukan hal yang bisa membuat kami
Bahagia di hari terakhir kita, Jika aku bisa memutar waktu, akan kuubah semuanya
menjadi hari yang Bahagia. Tapi aku hanya bisa meratapi kesedihan. Aku, Rajj,
Perasaan kami, Terkubur dalam Lautan.

~ Tamat.

Anda mungkin juga menyukai