TENTANG CINTA
Pesannya Stephen R. Covey, "Be a light, not a judge. Be an example, not a critique."
(Jadilah cahaya, jangan jadi hakim. Hendaklah menjadi teladan, bukan tukang kritik).
Maka saya berdoa, "Ya Allah semoga kami semua ini Kau tolong agar rela meng-
qurban-kan bukan hanya kambing atau sapi, tetapi juga dengan berpasrah diri kepada-Mu,
rela meng-qurban-kan ego dan nafsu kami sendiri, terutama ego untuk merasa benar sendiri,
dan nafsu untuk menghakimi orang lain."
D. Love + Excellence
Sewaktu berada di mushola bandara, saya berdzikir dan merenung, kira-kira bidang
apa yang perlu digeluti jika hendak mengambil program PhD? Saya menimbang-nimbang,
apa yang paling dibutuhkan banyak orang, sekaligus merupakan obyek studi yang juga
membuat saya semangat menghabiskan umur untuk menekuninya. Setelah sebulan terakhir
memikirkannya siang malam, tiba-tiba terlintas di benak saya saat itu tentang 2 masalah besar
bangsa kita, yang kalau bisa ditemukan solusinya, Indonesia akan semakin hebat.
Pertama, terkikisnya semangat cinta dan kebaikan hati (loving-kindness). Saya sedih
kalau membaca berita kekerasan fisik maupun verbal yang memenuhi media sosial dan media
massa lainnya, sehingga menganggap sudah sangat urgent bag kita untuk menularkan virus
compassion (belas kasih); cinta dan kebaikan hati di antara sesama.
Sebelum budaya kekerasan & merasa benar sendiri ini betul-betul merajalela, kita
perlu sekali menyebarluaskan semangat kerendahan hati dan cinta kasih ke lingkungan
sekitar kita.
Selain cinta pada sesama, bentuk cinta lain yang bahkan memberikan kebahagiaan
tertinggi adalah cinta pada Sang Maha Kekasih. Ini pun sangat perlu ditebarkan demi
membangkitkan kebahagiaan puncak pada diri sema hamba Tuhan.
Kedua, lemahnya spirit meraih keunggulan di tengah masyarakat kita. Salah satu
perbedaan mencolok antara negara maju dengan negara berkembang (tertinggal) adalah
sema-ngat warganya untuk menjadi yang terbaik, melakukan yang terbaik, serta memberikan
yang terbaik (culture of excellence).
Di bandara Singapore saja, misalnya, di hampir setiap pintu toilet kita akan
menemukan papan elektronik untuk mensurvei seberapa excellent-kah kenyamanan fasilitas
mum tersebut. Mereka melakukan usaha sejauh itu karena saking inginnya memberikan yang
terbaik bagi para pengunjung bandara. Fenomena semacam ini bisa kita saksikan di hampir
semua bidang, dan telah menjadi nafas sehari-hari dalam kehidupan masyarakat negara-
negara maju. Jadi, saya pun berpikir, seandainya memfokuskan belajar dan berkarya di 2
topik per-soalan di atas saja, maka insyaAllah bakal mengalirkan kontribusi besar bagi
banyak orang.
Saya bermimpi; jika kita bisa memiliki kembali cinta sejati (kepada Sang Maha
Kekasih dan seluruh mahluk-Nya) serta berkomitmen untuk memiliki culture of Excellence
di mana pun berada (di rumah, kantor, sekolah), maka kita akan menjadi bangsa yang besar.
Dan sebagai bonusnya, kita akan meraih puncak kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
"Berikan yang terbaik dengan penuh cinta, karena di situlah puncak bahagia."
E. Kalau Memahami, Tidak Menghakimi
Alangkah seringnya kita menghakimi orang lain, alangkah mudahnya kita
meremehkan sesama, dan alangkah susahnva bagi kita untuk menerima orang-orang yang
berbeda dengan kita. Sampai kita menyadari bahwa pada dasarnya kita semua sama. Kita
sama-sama sedang berjuang dengan pergulatan hidup masing-masing.
Maka benar kata ungkapan di bawah ini:
"Everyone you meet is fighting a battle you know nothing about. Be kind. Always."
(Siapa pun yang kau jumpai adalah orang-orang yang sedang bergumul dengan persoalan
hidup yang tidak engkau ketahui sedikit pun. Karena itu, berbelas-kasihlah selalu.)
F. 5 Kata Ajaib
Banyak pertikaian yang cepat mereda dan hubungan yang berubah indah karena 5
kata ajaib ini (five magic words) :
1. I love you
2. Thank you
3. I am sorry
4. I forgive you
5. Would you please
G. 3 Macam Ucapan
Ucapan (atau ceramah) ada 3 macam
1. Ucapan yang berasal dari nafsu. la akan menimbulkan masalah, membosankan, dan
tidak memberikan rasa bahagia bagi orang yang bicara serta tidak mengun-tungkan bagi
orang yang mendengar.
2. Ucapan yang bersumber dari akal. la akan diterima dengan baik oleh orang bijak,
dan memberikan ke-bahagiaan bagi pembicara maupun pendengarnya
3. Ketiga, ucapan yang lahir dari rasa cinta. la akan menghanyutkan sang pembicara
maupun pendengarnya dalam kebahagiaan yang mendalam.