Anda di halaman 1dari 17

www.belajartaaruf.

com
Memaknai Cinta
Cinta adalah anugerah, mungkin anugerah terindah dari Allah Swt. Ia adalah fitrah, sudah
terinstall dalam diri kita bahkan sebelum kita lahir ke dunia. Dan, cinta jugalah yang menjadi
sebab lahirnya kita ke dunia. Ayah ibu kita saling mencinta, bersepakat membangun rumah
tangga bersama lalu hadirlah kita, begitu pun dengan ayah ibu kita mereka juga buah cinta
dari kakek dan nenek kita dahulu. Kakek nenek kita juga buah cinta dari buyut kita, hingga
akhirnya sampailah pada yang mengawali segala insan manusia di muka bumi ini. Dari Nabi
Adam As dan Hawa, mereka saling mencintai dan dari buah cintanya lahirlah anak manusia.

Cinta adalah anugerah, mungkin anugerah terindah dari Allah Swt

Setiap kita memiliki rasa ini, rasa cinta. Cinta juga sumber energi kebaikan, ia melahirkan
kasih sayang, pengorbanan dan perjuangan. Lihatlah bagaimana seorang ibu rela
mengandung anaknya selama 9 bulan hingga akhirnya melahirkan, bahkan mempertaruhkan
nyawanya. Setelah anak lahir ke dunia pekerjaan pun belum selesai, ia harus menyusuinya
selama 2 bulan, merawat dan menjaganya siang dan malam hingga si anak tumbuh memasuki
usia kanak-kanak , masa mudanya dan dewasa. Begitulah energi cinta, ia melahirkan sesuatu
yang sulit dinalar oleh logika, dicerna oleh akal namun hanya bisa dirasakan saja.

Itu baru kisah cinta antara seorang ibu pada anaknya, tentu lain lagi dengan cinta seorang
anak pada ibunya. Cinta seorang rakyat terhadap bangsanya, dan juga cinta seorang insan
muda laki-laki kepada seorang wanita atau sebaliknya.

Lalu apa itu cinta ? Sulit mendefinisikannya secara singkat, saking peliknya Ibnul Qayyim Al
Jauzy saja memberi 50 istilah terhadap satu kata cinta. Cinta, kata Quddamah,mengubah
seorang pengecut menjadi pemberani, yang pelit jadi dermawan, yang malas jadi rajin, yang
pesimis jadi optimis, yang kasar jadi lembut.

Cinta adalah gerak jiwa sang pencinta kepada yang dicintainya, kata Ibnul Qoyyim

Seperti itu pula cinta bekerja dalam diri pemuda ahli ibadah itu. Kejadiannya diriwayatkan Al
Mubarrid dari Abu Kamil dan Ishak bin Ibrahim dari Raja’ bin Amr Al Nakha’i.

Seorang pemuda Kufa yang dikenal ahli ibadah suatu saat jatuh cinta dan tergila-gila pada
seorang gadis. Cintanya berbalas. Gadis itu sama gilanya. Bahkan ketika lamaran sang
pemuda ditolak karena sang gadis telah dijodohkan dengan saudara sepupunya, mereka tetap
nekat, ternyata. Gadis itu bahkan menggoda kekasihnya, Aku datang padamu atau kuatur cara
supaya kamu bisa menyelinap ke rumahku . Itu jelas jalan syahwat.

Tidak! Aku menolak kedua pilihan itu. Aku takut pada neraka yang nyalanya tak pernah
padam!

Itu jawaban sang pemuda yang menghentak sang gadis. Pemuda itu memenangkan iman atas
syahwatnya dengan kekuatan cinta.

www.belajartaaruf.com
Jadi dia masih takut pada Allah? gumam sang gadis. Seketika ia tersadar dan dunia tiba-tiba
jadi kerdil di matanya. Ia pun bertaubat dan kemudian mewakafkan dirinya untuk ibadah.

Tapi cintanya pada sang pemuda tidak mati. Cintanya berubah jadi rindu yang mengelana
dalam jiwa dan doa-doanya. Tubuhnya luluh lantak didera rindu. la mati, akhirnya. Sang
pemuda terhenyak. Itu mimpi buruk. Gadisnya telah pergi membawa semua cintanya. Maka
kuburan sang gadislah tempat ia mencurahkan rindu dan do’a-do’anya. Sampai suatu saat ia
tertidur di atas kuburan gadisnya. Tiba-tiba sang gadis hadir dalam tidurnya. Cantik. Sangat
cantik.

Apa kabar? Bagaimana keadaanmu setelah kepergianku tanya sang gadis.

Baik-baik saja. Kamu sendiri di sana bagaimana? jawabnya sambil balik bertanya.

Aku di sini dalam surga abadi, dalam nikmat dan hidup tanpa akhir jawab gadisnya.

Doakan aku. Jangan pernah lupa padaku. Aku selalu ingat padamu. Kapan aku bisa bertemu
denganmu? tanya sang pemuda lagi.

Aku juga tidak pernah lupa padamu. Aku selalu berdoa agar Allah menyatukan kita di surga

Teruslah beribadah. Sebentar lagi kamu akan menyusulku jawab sang gadis. Hanya tujuh
malam setelah mimpi itu, sang pemuda pun menemui ajalnya. Atas nama cinta ia
memenangkan Allah atas dirinya sendiri, memenangkan iman atas syahwatnya sendiri. Atas
nama cinta pula Allah mempertemukan mereka. Cinta selalu bekerja dengan cara itu.

Cinta adalah memberi, maka pemberian pertama seorang pecinta sejati adalah perhatian.
Kalau kamu mencintai seseorang, kamu harus memberi perhatian penuh kepada orang itu.
Perhatian yang lahir dari lubuk hati yang paling dalam, dari keinginan yang tulus untuk
memberikan apa saja yang diperlukan orang yang kamu cintai untuk menjadi lebih baik dan
berbahagia karenanya.

Perhatian adalah pemberian jiwa; semacam penampakan emosi yang kuat dari keinginan baik
kepada orang yang kita cintai. Tidak semua orang memiliki kesiapan mental untuk
memperhatikan. Tidak juga semua orang yang memiliki kesiapan mental memiliki
kemampuan untuk terus memperhatikan.

Memperhatikan adalah kondisi di mana kamu keluar dari dalam dirimu menuju orang lain
yang ada di luar dirimu. Hati dan pikiranmu sepenuhnya tertuju kepada orang yang kamu
cintai. Itu tidak sesederhana yang kita bayangkan. Mereka yang bisa keluar dari dalam
dirinya adalah orang-orang yang sudah terbebas secara psikologis. Yaitu bebas dari
kebutuhan untuk diperhatikan. Mereka independen secara secara emosional: kenyamanan
psikologis tidak bersumber dari perhatian orang lain terhadap dirinya. Dan itulah musykilnya.
Sebab sebagian besar orang lebih banyak terkungkung dalam dirinya sendiri. Mereka tidak
bebas secara mental.

Mereka lebih suka diperhatikan daripada memperhatikan. Itu sebabnya mereka selalu gagal
mencintai. Jika memang cinta itu adalah memberi, kenapa saat cintamu ditolak oleh satu
www.belajartaaruf.com
orang tidak dicari orang lain untuk diberikan cinta itu, pecinta sejati selalu berusaha
memberikan yang terbaik. Apa yang akan diberikan jauh lebih penting daripada kepada siapa
akan diberikan.

www.belajartaaruf.com
Teori segitiga cinta
Segita cinta, mungkin kamu sudah familiar dengan istilah ini, ia adalah sebuah teori yang
ditemukan oleh sternberg yaitu Triangular Theory of love (segitiga cinta) . Segita cinta ini
mengandung komponen yang terdiri :

Keintiman (intimacy), Gairah (Passion) dan Komitmen (Komitmen)

Mungkin kamu pernah merasakan kenyaman tersendiri dengan seseorang khususnya lawan
jenis, merasakan kalau orang tersebut mengerti denganmu, merasakan kalau dia peduli
padamu, merasakan kalau dia bisa mendengarkan dan memahami keluh kesahmu. Yang mana
pada akhirnya hal itu membuat kamu merasakan “sesuatu” yang entah apa itu kepada orang.
Ini adalah bentuk sederhana dari keintiman (elemen pertama dari segitiga cinta).

Ketika keintiman ini sudah terbentuk maka akan muncul rasa-rasa yang lain, ada rasa peduli,
rasa ingin membantu, rasa ingin berkorban untuknya dan juga rasa rindu padanya jika tidak
bertemu atau berinteraksi dalam waktu tertentu atau mungkin bahasa kerennya “merasa
kehilangan”.Karena pada tahap ini seseorang tersebut sudah memiliki ruang tersendiri di
hatimu, sehingga akan muncul kekosongan jika tidak bertemu atau tidak melakukan interaksi.

Elemen kedua dalam teori segitiga cinta Robert J.Sternberg adalah gairah (passion) ini adalah
elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual

Sementara elemen yang ketiga adalah komitmen, adalah elemen kognitif, berupa keputusan
dan tekad untuk secara tetap dan sinambung menjalankan suatu kehidupan bersama.

Stenberg menjelaskan cinta yang sempurna adalah sebuah hubungan yang disusun oleh ketiga
elemen diatas, consummate love begitu dia mengistilahkan. Namun jika sebuah hubungan
tanpa didasari oleh komitmen dan hanya diikat oleh keintiman dan gairah stenberg
mengistilahkannya dengan romantic love (cinta romantis) . Liking(Persahabatan) adalah
hubungan yang dibangun oleh keintiman saja tanpa gairah dan komitmen, lalu ada lagi
namanya infatuation love (Ketergila-gilaan) kalau yang ini adalah cinta yang muncul sebab
gairah (passion) tanpa keintiman dan komitmen. Lalu jika hubungan tersebut hanya
disebabkan oleh komitmen tanpa adanya keintiman dan gairah stenberg menyebutnya dengan
empty love (cinta kosong),sementara companionate love adalah cinta yan dibalut oleh
keintiman dan komitmen tanpa gairah dan yang terakhir adalah nonlove sama sekali tidak ada
gairah yang timbul, serta juga tidak ada komitmen dan keintiman.

Menarik pembahasan dari stenberg ini, namun ada satu hal yang perlu kita tau, masih
menurut stenberg tentu berdasar pada latar budayanya ( amerika) tahap awal hubungan
dibangun oleh keintiman, setelah itu berlanjut pada gairah yang lebih besar disertai dengan
komitmen yang lebih besar. Misalnya melalui perkawinan.

Dari 8 bentuk hubungan berdasarkan teori segitiga stenberg ada satu hal yang perlu kita
waspadai dan hindari adalah keintiman dan gairah tanpa cinta. Meskipun stenberg

www.belajartaaruf.com
mengistilahkannya dengan begitu, romantic love (cinta yang romantis). Namun pada
dasarnya ini adalah cinta yang membawa petaka.

Inilah yang banyak terjadi dalam banyak kasus salah satunya adalah pacaran, hubungan tanpa
komitmen.

Di dalam islam, bentuk komitmennya jelas pernikahan. Komitmen inilah yang akan menjaga,
melindungi serta menumbuhkan keintiman dan gairah sehingga dua hal ini jika sudah diikat
dengan komitmen pernikahan akan menjadi barakah, cinta yang suci dan tersucikan.

Infatuation love (ketergila-gilaan), adalah jenis cinta yang juga sangat perlu diwaspadai.
Sebab cinta ini terbentuk oleh gairah atau dorongan seksual saja tanpa adanya keintiman dan
komitmen. Biasanya cinta ini terjadi karena pandangan pertama, menjadi suatu tantangan
tersendiri bagi mereka yang sulit menjaga pandangannya (ghaddul bashar). Cinta seperti ini
hanya membuat seseorang membayang-bayangkan seseorang dalam ingatannya.

Lalu yang manakah yang terbaik untuk kita? Sebagai muslim tentu empty love (Cinta
kosong) adalah cinta terbaik bagi kita , dimulai dengan komitmen melalui pernikahan, lalu
setelah itu baru ditumbuhkan, disemai dan dipupuk keitiman serta gairahnya. Bagi sebagian
orang mungkin hal ini suatu hal yang sangat sulit, bagaimana bisa memulai pernikahan tanpa
mencintai? Mungkin itulah yang menjadi pertanyaannya

Namun yakinlah, memulai pernikahan dengan ketaatan dan ketakwaan pada Allah SWT akan
menjadi barakah tersendiri untuk kita, bukanlah suatu hal yang sulit bagi Allah jika itu hanya
memunculkan benih-benih cinta dalam hati kita. Mudah bagi Allah membuat kita
mencintainya dan diapun mencintai kita, dan tentunya cinta yang seperti ini tentu jauh lebih
indah.

www.belajartaaruf.com
Cinta, dari mata turun ke hati
Alhamdulillah, tentu menjadi sebuah nikmat yang tak terhingga, tak ternilai serta tak terkira
disaat Allah menganugrahkan kita mata yang lengkap, mata yang sehat sehingga kita dengan
mata kita mampu menyaksikan indahnya dunia, dengan mata kita bisa melihat betapa agung
dan betapa besar ciptaan Allah SWT.

Oleh, sebab mata kita bisa melihat alam sekitar, membaca dan belajar banyak ilmu
pengetahuan yang tentu dengan itu semua sangat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan
kita. Dengan mata pula kita bisa melihat mana yang baik, mana yang buruk sehingga kita tak
salah dalam memilih setiap apa yang harus memilih.

Namun, disisi lain mata sekaligus ujian, ya mungkin ujian terberat bagi setiap manusia. Kalau
orang bijak mengatakan ilmu adalah jendelanya dunia, mungkin tak salah jika kita
mengatakan kalau mata adalah jendelanya hati. Apa-apa yang membuat hati tertarik, apa-apa
yang membuat otak berpikir dan membayangkannya dan apa-apa yang menggerakkan fisik
untuk melakukan sesuatu bermula dari mata.

Bahkan, cintapun kata seorang penyair adalah buah kerjasama dari mata dan hati, mata
melihat, mendeteksi dan pada akhirnya turun ke hati, dihatilah diolah menjadi sebuah getaran
yang entah apa namanya, namun banyak orang meyakini kalau itu adalah cinta.

Mata adalah ujian, entah berapa banyak wanita yang menjadi “kalap” matanya melihat kilau
emas permata sehingga ia mengorbankan sesuatu yang sangat berharga demi beroleh harta.

Mata adalah ujian, entah berapa banyak laki-laki yang luruh imannya melihat cantik dan
moleknya wanita hingga ia mengorbankan harga dirinya demi zina kenikmatan semu
sementara.

Ya, mata adalah ujian, ujian bagi kita untuk memilih mana kebaikan atau keburukan, ujian
bagi kita untuk mendapatkan apresiasi dari Allah SWT ataukah mendapatkan hukuman
dariNya.

Mata, adalah jendela bagi hati. Di satu saat ia akan menjadi jendela yang membawa cahaya
kebaikan, penerang kehidupan, penebar kebaikan. Namun di waktu yang lain ia juga bisa
menjadi jendela bagi nafsu syahwat untuk mengejar kenikmatan semu semata.

Maka tak salahlah seorang ulama bijak Ibnul Qayyim Al jauzi menyampaikan kepada kita
mata adalah cerminan hati. Jika seseorang menahan pandangan matanya, berarti dia menahan
syahwat dan keinginan hati. Jika dia mengumbar pandangan matanya, berarti dia mengumbar
syahwat hatinya. Hidup adalah pilihan, dan kita semua memiliki pilihan masing-masing
bagaimana kita menggunakan pandangan matanya, menahannya atau mengumbarnya? Its
your choice.

Menahan pandangan, apalagi bagi sebagian laki-laki memang berat, namun tidak bisa
menahan pandangan akan membuat hidup malah menjadi semakin berat.Banyak mudharat,
banyak keburukan yang didapat jika tak bisa menjaganya.
www.belajartaaruf.com
Bahkan Allah SWT mengingatkan melalui surat cintanya kepada para lelaki dan wanita :

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, „ Hendaklah mereka menahan


pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat‟. Katakanlah
kepada wanita yang beriman, „hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya‟.” (Q.S:An-Nur : 30-31)

Satu hal menarik yang selalu Allah sandingkan diayat diatas adalah menjaga pandangan dan
kemaluan. Tentu ini sebagai sebuah nasihat cinta kepada kita semua, jika kita tidak pandai
menjaga pandangan kita maka kita juga akan sukar untuk menjaga kemaluan kita. Rasulullah
SAWpun mengingatkan kita awal dari zina yang sesungguhnya (zina kemaluan) berawal dari
zina mata sebagaimana yang beliau wasiatkan dalam sebuah hadits shahih :

Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina.
Dia mengetahui yang demikian tanpa dipungkiri . Mata itu bisa berzina dan zinanya adalah
pandangan, lidah itu bisa berzina dan zinanya adalah perkataan. Kaki itu bisa berzina dan
zinanya adalah ayunan langkah. Tangan itu bisa berzina dan zinanya adalah tangkapan yang
keras. Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan
yang demikian itu dan mendustakannya (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i dan Abu Daud)

Ibnul Qayyim Al Jauziyah menjelaskan tentang hadits ini zina mata disebutkan pertama kali
karena ini adalah awal dari zina tangan, zina hati, zina kaki dan zina kemaluan. Dari hadits
ini kita belajar bahwa mata bisa membuat durhaka dengan memandang, dan itulah zinanya.

Zina, ya sebuah perbuatan yang keji, sebuah perbuatan yang akan merusak tatanan kehidupan
manusia, menghancurkan tatanan perabadan ternyata berawal dari hal yang sangat sederhana
yaitu pandangan mata. Tentu ketika bicara pandangan mata dan hati, kita tidak hanya lagi
membicarakan perkara cinta semata namun juga membicarakan satu hal yang amat
membahayakan yaitu syahwat.

Tentu, kita semua sama-sama bersepakat tidak ada solusi terbaik untuk menjaga diri dari
perbuatan keji ini, dari terjerumusnya kita ke lembah ini kecuali menjaga pandangan mata,
menundukkkan pandangan mata. Tidak ringan memang, berat betul untuk menundukkan
pandangan apalagi di kondisi masa kini, yang mana dilingkungan kita seolah tidak ada ruang
untuk menjaga pandangan mata.

Disaat keluar rumah kita akan menyaksikan betapa banyak bertebaran wanita-wanita dengan
aurat terbuka, kiri-kanan, depan-belakang, atas-bawah ah mau kemana lagi diri ini.

Belum lagi kita terkoneksi dengan berbagai belahan dunia tanpa batas ruang dan waktu
bersama sebuah alat ajaib yang terkadang menjadi “nyawa” kehidupan kita, bahkan dunia
terasa tak sempurna tanpa keberadaannya, meskipun orang-orang menyebutnya “pintar”
namun pada kenyataannya kita lebih banyak dibuat bodoh “olehnya”.

www.belajartaaruf.com
Melalui “Si pintar” yang selalu digenggam kemana-mana dunia terasa di ujung jari, apa saja
itu bisa kita akses, bisa kita lihat kapan kita mau, kapan kita ingin dan dimanapun tempatnya
selama masih ada jaringan internet maka keajaiban itu semua menjadi nyata.

Nah, ini lagi menjadi ujian bagi kita dalam menjaga pandangan. Di dunia baru bernama
sosial media, dunia bebas tanpa batas, orang bebas berkata, bebas berpendapat, bebas
berpenampilan semaunya tentu hal ini lagi-lagi menjadi ujian pandangan lagi bagi kita.

Maka, jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah mengingatkan kita untuk menundukkan
pandangan.

Wahai Ali, janganlah engkau susuli pandanganmu dengan pandangan lagi, karena yang
pertama menjadi bagianmu dan yang kedua bukan lagi menjadi bagianmu (dosa atasmu)
(HR. Ahmad At-tirmidzy dan Abu Daud).

Payah memang menjaga dan menundukkan pandangan, tapi bukankah Rasulullah juga
menyampaikan kepada kita bahwa “Pahala sesuai dengan kadar kepayahan”( HR Bukhari
Muslim)

Ya, bersyukur dan berbahagialah jika kita merasakan berat, payah dan sulit sebab semakin
berat dan sulit, semakin tinggi tingkat kepayahan kita dalam melakukan suatu amal maka
insyaaAllah semakin besar juga pahala yang Allah berikan dan limpahkan kepada kita semua.
Aamiin Ya Allah, Aamiin Ya Rabb.

www.belajartaaruf.com
6 Tingkatan Cinta Menurut Ibnul Qayyim Al
Jauzy
Bagian ini materi kita cukup spesial, tingkatan cinta. Semoga dengan materi ini yang masih
jomblo menguatkan untuk tetap menjadi JOSH (Jomblo Sampai Halan)

Nah buat yang masih pacaran. Segeralah untuk dihalalin atau diputusin. Menurut Ibnul
Qayyim cinta itu ada tingkatannya, ada 6 tingkatannya diantaranya adalah :

1.Tingkat yang pertama adalah “Tatayyum”

Tatayyum adalah cinta dengan tingkatan tertinggi, ini hanyalah milik Allah SWT, ini adalah
cinta yang pertama dan utama yang mesti kita memiliki. Dan perlu dicatat tidak boleh cinta
lain mengalahkan cinta yang ini yaitu cinta kepada Allah SWT.

Cinta kepada Allah SWT ini mesti tumbuh, bersemi dan selalu meningkat dari waktu ke
waktu dalam dada kita. Jika kita memiliki cinta yang menggebu-gebu maka sudah
selayaknyalah cinta yang menggebu-gebu tersebut menjadi hak Allah SWT.

Cara menumbuhkan cinta kepada Allah SWT dengan melihat kebesarannya, mensyukuri
nikmat-nikmat yang telah diberikannya kepada kita.

 Allah kasih kita kesempatan terlahir dari keluarga dan keturunan islam itu nikmat,
syukuri.
 Allah beri kita kesehatan itu nikmat, syukuri.
 Allah beri kita keimanan sehingga kita yakin tiada tuhan selain Allah dan muhammad
itu utusan Allah itu nikmat, syukuri.
 Allah karuniakan kita keluarga yang sangat luar biasa itu nikmat, syukuri
 Allah beri kita jasmani yang lengkap tak kurang satu apapun itu nikmat, syukuri
 Allah beri kita kesempatan untuk bisa beribadah ,bisa shalat, bisa baca quran, bisa
berdoa itu nikmat, syukuri.
 Allah selamatkan kita dari marabahaya, dari marabencana itu nikmat, syukuri.
 Allah beri kepada kita sangat sekali nikmat-nikmat yang kita sendiri tak mampu lagi
mencatatnya, tak kuat lagi menghitungnya itu nikmat, syukuri.

“Maka nikmat tuhan-Mu yang manakah yang engkau dustakan?” (Q.S Ar-Rahmman : 13)”

Ayat tersebut diulang-ulang sebanyak 31 kali dalam surah Ar-Rahmman sebagai bentuk
penegasan dan penekanan pada kita begitu banyak rahmat, nikmat dan karunia yang
dikaruniakannya pada kita akan tetapi nikmat-nikmat ini membuat kita lalai bahkan tidak
menganggapnya. Lebih naifnya lagi kita sering sekali mengeluh disaat diuji sedikit saja oleh
Allah SWT, namun kita suka lupa bersyukur saat dihujani serentetan nikmat oleh Allah SWT.

www.belajartaaruf.com
Di saat kita menjadikan cinta pada Allah SWT sebagai cinta yang utama dan pertama, maka
sudah semestinya juga, cinta-cinta selain Allah SWT harus sebagai bentuk perwujudan kita
mencintai Allah SWT dan hal tersebut tidak bertentangan dengan apa yang Allah SWT larang
dan ingatkan kepada kita.

2.Tingkat yang kedua adalah „Isyk

Tingkatan kedua adalah cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW, jadi setelah kita
menjadikan Allah SWT sebagai cinta yang pertama dan utama. Maka cinta yang kedua
adalah untuk Rasulullah SAW, pembawa risalah suci, yang berjuang, yang berkorban, yang
mengobarkan semangat, pembawa keteladanan serta menyelamatkan manusia-manusia dari
kesesatan. Beliau manusia pilihan Allah SWT, Allahpun mencintainya hingga disebut
Habibullah (kekasih Allah).

Disaat kita mencintai Rasulullah maka lagi-lagi kita mengikuti setiap pesan-pesan cinta
beliau yang banyak tersirat dalam teladan dan prilaku serta tersurat dalam sabda-sabdanya
yang telah dibukukan menjadi hadits-hadits.

3.Tingkat yang ketiga adalah Syauq

Syauq adalah cinta yang lahir antara satu mukmin dengan mukmin lain dengan sebab adanya
suatu ikatan khusus, cinta seorang anak kepada ibu dengan ikatan orang tua pada anak, cinta
suami pada istri atau sebaliknya dengan ikatan pernikahan

4.Tingkat yang keempat adalah Shahabah

Kita mencintai seseorang tapi kita tidak mengenalnya, kita belum pernah bersua dengannya,
namun kita dituntut untuk saling mencinta dan berkorban. Sebab, kalimat Laa ilaha Illah telah
mempersatukan ikatan kita dengannya, sebuah ikatan yang terwujud ukhuwah islamiyah.
Shahabah adalah cinta kepada sesama muslim dimanapun ia berada.

Kita sebagai seorang muslim bagaikan satu tubuh dengan muslim lainnya, jadi seandainya
ada muslim lain yang merasakan sakit sudah semestinya kita juga ikut merasakan sakitnya.
Sebagai contoh kita mencintai saudara-saudara muslim kita dipalestina yang dijajah zionis
yahudi laknatullah, disaat itulah kita sebagai muslim wajib membantunya meskipun itu hanya
mengirimkan seutas doa serta mungkin sedikit rezeki yang InsyaaAllah sangat berharga bagi
mereka.

5.Tingkat yang kelima adalah „Ithf (Simpati)

Simpati adalah cinta kepada sesama manusia, kita mesti membantu sesama manusia tanpa
melihat apapun suku bangsanya, apapun agamanya. Contoh sederhana, disaat ada suatu
bangsa yang kena musibah sebutlah itu gempa bumi, maka sudah semestinya kita
mengulurukan tangan untuk memberikan bantuan.

6. Tingkat yang keenam adalah intifa‟ (pendayagunaan/pemanfaatan)

www.belajartaaruf.com
Menurut Ibnul Qayyim Al jauzi ini adalah tingkatan cinta yang terendah, tingkatan ini
berbicara cinta kepada harta benda dan materi. Cinta ini jugalah yang sering melenakan serta
melalaikan manusia, membuat manusia sering tergelincir tersebab terlalu tergila-gila olehnya.

Nah, dari keenam tingkatan cinta diatas adakah cinta pada pacar? Pada mantan? .Nggak ada
tho? Hehe.

Setelah memahami tingkatan-tingkatan cinta diatas, mari kita coba renungi cinta-cinta yang
membuat kita resah selama ini, Adakah cinta tersebut mendekatkan kita kepada Allah SWT
atau malah sebaliknya, membuat kita semakin jauh dari Allah SWT, tanya lagi, adakah cinta
tersebut sesuai dengan aturan dari Allah SWT atau malah cinta tersebut membuat kita ingkar
dari Allah SWT.

www.belajartaaruf.com
Wanita dan Cinta
Bagian ini agak spesial. Spesial untuk muslimah, tentunya yang muslim (laki-laki) perlu
membacanya juga.

Wanita, ia adalah tiangnya suatu negara, jika baik wanitanya maka baik juga negaranya dan
jika buruk wanitanya maka buruk juga negara tersebut begitu kurang lebih ucap Hasan Al
Banna seorang ulama pembaharu abad ini. Jadi, mesti kita pahami bersama terkhususnya
untuk para wanita. Pahamilah wahai saudariku, dirimu hidup bukan hanya untuk dirimu
sendiri namun juga untuk masa depan bangsa dan peradaban. Bangsa ini, negara ini
menunggu lahirnya generasi-generasi yang akan mengubah bangsa ini menjadi lebih baik,
bangsa ini berharap lahir generasi qurani dari rahim-rahimmu kelak. Ini sebuah visi, cita-cita
dan mimpi kita bersama, dan perlu kita ketahui generasi hebat tentu tidak akan lahir dari
wanita-wanita yang tidak sayang pada dirinya.

Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta yang melanda wanita, jangankan wanita masa kini.
Wanita-wanita mulia nan hebat, namanya yang tercatat oleh sejarahpun pernah dilanda rasa
ini. Saat dimana ia merasakan detak rasa kepada seorang laki-laki yang shaleh, laki-laki yang
taat, laki-laki yang ia harapkan bukan hanya memberinya seuntai kata mutiara, tidak juga
seikat bunga dan sepotong coklat namun laki-lak yang ia harapkan mampu menjadi
pendamping dan pembimbingnya hingga ke syurga.

Ummul Mukminin Khadijah ra contohnya, kagum ia pada sesosok pemuda yang jujur yang
diamanahkan membawa dagangannya. Maka khadijahpun meminta Muhammad untuk
menikahinya melalui perantara sahabatnya Nafisah. Lain lagi kisahnya dengan Putri Syu’aib
yang ditolong oleh seorang pemuda Musa As namanya tatkala ia hendak mengambil air
disumur namun tak kunjung berhasil sebab banyaknya kerumunan orang.

Putri nabi Syu’aib terkesima dengan akhlak dan kebaikan musa, hingga iapun meminta pada
ayahnya agar musa menjadi suaminya tentu dengan bahasa cintanya wanita.

“Wahai bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya
orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat
lagi dapat dipercaya” (Q.S Al-Qashas : 26)

Ayahnyapun menangkap maksud dan isyarat cinta dari sang putrinya iapun menjawab :

“Dia (Syuaib) berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan
salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja
padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah
(suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engaku. Insya Allah engkau
akan mendapatiku termasuk orang yang baik” (Q.S Al-Qashas : 27)

Sekarang kita mencoba menjejak pada kisah lain, julaibib namanya, kerdil, kurus, hitam ,
sangar mukanya, lusuh dan kumuh bajunya, kakinyapun pecah-pecah, miskin harta dan tak
www.belajartaaruf.com
berpunya, tak bersuku dan bernasab, lengkap sudah penderitaannya. Menyedihkan memang
kedengarannya, namun Rasulullah sangat mencintai pemuda ini, hingga suatu ketika
rasulullah ingin menikahkannya dengan seorang putri sahabat anshar .

Maka Rasulullah SAW mendatangi rumah sahabat Anshar ini dan berkata: "Nikahkanlah
putrimu denganku" . Mendengar ucapan Rasulullah SAW, sahabat tadi tanpa berpikir panjang
langsung menerima tawaran Rasulullah. Satu kesempatan yang sangat berharga, dan suatu
kebanggaan tak ternilai ketika terjalin hubungan dengan SAW . Akan tetapi, Rasulullah SAW
kembali menjelaskan, bahwa pinangan ini bukan untuk dirinya.

"Kalau begitu pinangan ini untuk siapa, wahai Rasulullah?" katanya dengan penuh tanda
tanya.

Beliau menjawab: "Untuk Julaibib Ra"

Dengan penuh kebingungan sahabat itu menjawab: "Baiklah, wahai Rasulullah! Tetapi aku
harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan istriku"

Pergilah sahabat ini menemui istrinya. Terlintas di benaknya, apa kata orang jika putriku
menikah dengan Julaibib Ra ? Bagaimana martabat keluarganya?

Setelah bertemu dengan istrinya, iapun menceritakan pinangan Rasulullah. Dia berkata:
"Wahai, istriku. Sesungguhnya Rasulullah SAW meminang putrimu," serta merta istrinya
menjawab: "Iya, aku sangat setuju"

"Akan tetapi Rasulullah tidak meminang untuk dirinya, " jelas sang suami.

"Lantas untuk siapa pinangan itu," tanya istrinya penuh keheranan.

"Rasulullah meminangnya untuk Julaibib RA," tandasnya.

Istrinya menjawab: "Untuk Julaibib Radhiyallahu anhu ? Tidak! Aku tidak setuju. Jangan
engkau nikahkan dengannya!"

Mereka enggan memiliki seorang menantu seperti Julaibib Ra yang bukan siapa-siapa dan
tidak memiliki apa-apa. Percakapan itu ternyata terdengar oleh putrinya. Berbeda dengan
sang orang tuanya, putrinya ini memiliki sikap yang berbeda

Tak disangka, ketika bapaknya hendak beranjak pergi untuk menolak pinangan Rasulullah
SAW, terdengarlah suara dari dalam kamar: "Siapakah yang telah meminangku, wahai
ayah?"

Sang ibu kemudian menceritakan bahwa yang meminang adalah Rasulullah SAW, akan tetapi
pinangan itu bukan untuk dirinya, tetapi untuk Jualaibib,

Ternyata putrinya menjawab dengan tegas: "Apakah kalian menolak perintah Rasulullah
SAW? Tidakkah kalian mendengar firman Allah

www.belajartaaruf.com
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi
mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka
sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata. (Q.S Al-Ahzab : 36 )

“Terimalah pinangan itu, karena ia tidak akan menyia-nyiakanku. Ketahuilah, aku tidak
akan menikah kecuali dengan Julaibib Radhiyallahu anhu !"

Mendengar penuturan putrinya, maka pergilah sahabat itu menghadap Rasulullah SAW .
Sesampai di hadapan Rasulullah, iapun berkata: "Wahai, Rasulullah! Aku menerima
pinanganmu. Nikahkanlah putriku dengan Julaibib Radhiyallahu anhu "

Begitulah cinta ia membutakan, membutakan segala macam bentuk kejelekan keburukan rupa
dari julaibab ketika itu semua dikalahkan oleh cintanya pada Allah SWT dan Rasulnya, sekita
itu juga bersemilah cintanya dalam ketaatan dan ketakwaan. Mudah memang jika seorang
wanita menjadikan taat dan takwa sebagai landasannya dalam mencintai, sederhana jadinya
jika seorang wanita menjadikan Allah dan Rasulnya sebagai cinta yang pertama dan utama.
Semoga begitu juga denganmu.

www.belajartaaruf.com
Menikah Tanpa Cinta, Bahagiakan ?
Menikah tanpa cinta, bahagiakah?

Tak sedikit yang beranggapan kalau untuk memulai pernikahan, memulai membangun rumah
tangga harus di awali dengan cinta, Menikah karena cinta. Sehingga tak sedikit rumah tangga
berujung perceraian hanya dengan alasan tidak cinta, tak sedikit yang sudah menikah tapi
tetap berhubungan dengan mantannya di masa lalu, lagi-lagi dengan alasan tidak bisa
mencintai pasangannya yang telah dia nikahi.

Pertanyaannya haruskah menikah karena cinta? Lantas bolehkah kita berbuat semena-mena
hingga mengecewakan pasangan kita hanya gara-gara tidak cinta?.

Sahabatku semua, menikahlah karena Allah SWT karena Ibadah hanya pada Allah bukan
hanya karena cinta apalagi hanya semata-mata karena cinta. Jika kamu merasa susah atau
berat untuk mencintai pasanganmu maka ketauhilah sejatinya mencintai orang yang sudah
kamu nikahi itu adalah kewajiban.

Jika kamu berat untuk mencintainya maka cukuplah bahagiakan dia sebagai bentuk cintamu
pada Allah SWT, sebagai bentuk ketaatanmu pada Allah, sebagai bentuk usahamu dalam
menggapai ridho Allah.

Berdoalah agar Allah tumbuhkan rasa cinta di antara kalian, InsyaaAllah itu hal yang mudah
bagi Allah yang maha membolak-balikkan hati.

Menikahi orang yang dicintai itu KEMUNGKINAN, Mencintai orang yang dinikahi itu
KEWAJIBAN

Begitulah salah satu kalimat dari Ustadz Salim A Fillah yang cukup populer, berharap
menikah dengan orang yang kita cinta memang bukanlah hal yang keliru, namun ada satu hal
yang mesti juga kita sadari adalah mencintai siapapun yang menjadi pasangan hidup kita.
Inilah kewajiban, tidak hanya kewajiban atas kita pada pasangan kita namun juga menjadi
kewajiban yang akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT kelak.

Cinta adalah perjuangan, mungkin ini bukanlah hal yang asing dibenak kita. Nah, jika kita
memang menyadari kalau cinta adalah sebuah perjuangan maka tak ada salahnya jika kita
mencintai dia yang kita nikahi adalah sebuah perjuangan meraih ridho Allah SWT.

Cinta tumbuh dan bersemi dalam ketaatan

Cinta itu suci, dan pernikahanlah cara terbaik untuk menjaga kesuciannya. Pernikahan itu
perintah Allah SWT, menikah itu sunnahnya Rasulullah SAW, dan menikah itu adalah
ibadah. Ada pahala kebaikan yang Allah janjikan disetiap aktivitasnya, kata Rasulullah
“Barang siapa menggembirakan hati seorang wanita(istri), seakan-akan menangis karena
takut kepada Allah, Barangsiapa menangis karena takut kepada Allah, maka Allah
mengharamkan tubuhnya dari neraka.”

www.belajartaaruf.com
“Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya, dan istrinya memperhatikan
suaminya,” kata Rasul SAW. Menjelaskan, “maka Allah memperhatikan mereka berdua
dengan perhatian penuh rahmat. Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya
(diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jari-
jemarinya." (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi‟ dari Abu Sa‟id Al-Khudri
r.a)

MasyaaAllah begitu indahnya pernikahan, begitu mulianya hubungan yang Allah ridhoi
tersebut. Maka, sungguh menyedihkan jika masih ada diantara kita, yang masih
menggelisahkan pernikahan hanya dengan cinta-cinta dan cinta, seolah cinta adalah
segalanya, seolah cinta adalah yang bisa membuat bahagia.

Padahal jika kita melihat betapa banyaknya nikmat dan kemuliaan yang Allah janjikan
melalui pernikahan, tanpa disadari cinta itupun akan bertumbuh, akan bersemi dalam ketaatan
kepada Allah SWT.

Menikah tanpa cinta, bahagiakah? Jawabannya tergantung, ya tergantung dimana kita


meletakkan kebahagiaan itu, tergantung bagaimana kita memahaminya, bagaimana kita
memaknai kebahagiaan itu.

Apakah kita meletakkan kebahagiaan itu ada pada si “dia” yang kita cintai, sehingga
kebahagiaan itu hanya didapat bersama dengannya, sementara jika kita tidak bersama
dengannya tidak kita temui kebahagiaan, hanya derita dan sengsara yang kita rasa.

Atau kita memaknai kebahagiaan adalah disaat bisa menjalankan perintah Allah SWT, disaat
taat kepada Allah SWT, disaat menikah dan meniatkannya untuk beribadah kepada Allah
SWT, disaat membahagiaakan istri dan meniatkannya untuk menggapai ridho Allah SWT,
disaat menghormati, mematuhi dan melayani suami dan meniatkannya untuk mendapatkan
hanya pahala kebaikan dari sisi Allah SWT. Jika yang terakhir kita yakini, InsyaAllah cinta
akan datang menemui kita. Ia akan tumbuh, bersemi dan mengakar.

www.belajartaaruf.com

Anda mungkin juga menyukai