Anda di halaman 1dari 4

Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar (Tarih) bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin

Asabir bin Syalih


bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam Aram" dalam
kerajaan "Babylon" yang pada waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan
aan." Kerajaan Babylon pada masa itu termasuk kerajaan yang makmur dan rakyatnya hidup senang,
sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang maupun pangan serta sarana-sarana yang menjadi
keperluan pertumbuhan jasmani mereka. Akan tetapi tingkatan hidup rohani mereka masih berada
di tingkat jahiliyah. Mereka tidak mengenal Tuhan Pencipta yang telah mengurniakan mereka
dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mereka adalah patung-patung
yang mereka pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.

Penguasa negeri tersebut adalah seorang raja yang sangat jahat, ia mengaku dirinya sebagai tuhan,
ia mengaku dapat menjadikan orang miskin menjadi kaya, orang terhina menjadi mulia dan orang
sengsara menjadi bahagia dengan kehendaknya.

Namrud : Hahahaha.... akulah namrud, Raja dari segala raja, raja yang mempunyai kekuasaan
mutlak. Semua orang harus tunduk kepadaku, akulah yang dapat merubah nasib semua orang di
dunia ini. Aku lah Namrud sang penguasa alam semesta. Ha ha ha ha.....

Pada suatu malam, Namrud bermimpi ada seorang anak laki-laki yang masuk ke dalam kamarnya
dan mengambil mahkotanya lalu memecahkannya. Seketika itu juga ia langsung bangun. Pada pagi
harinya ia memanggil para ahli mimpi kerajaan.

Namrud : Wahai para ahli mimpi, semalam aku bermimpi ada seorang anak kecil yang masuk ke
dalam kamarku kemudian mengambil mahkotaku dan menghancurkannya. Apa sebenarnya arti
dari mimpiku ini?

Ahli Nujum : Ampun baginda raja... menurut tafsiran hamba, akan terlahir seorang anak laki-laki
dari rakyat kita ini yang akan tumbuh menjadi anak yang hebat dan pemberani dan setelah besar
akan menghancurkan kekuasaan raja.

Namrud : Apa!!!! Pengawal... mulai detik ini, siapapun dari rakyatku yang melahirkan anak laki-
laki maka anak tersebut harus dibunuh. Siapa pun... siapapun tanpa terkecuali.

Mulai hari itu, namrud menjadi sangat kejam dan garang. Ia lalu memerintahkan pasukan militernya
untuk mencari ke semua penjuru tempat rakyatnya tinggal. Dan jika menemukan seorang ibu yang
sedang hamil tua maka ia akan menunggunya sampai anak tersebut lahir. dan ketika anak tersebut
lahir...

Ibu:Pak, sebentar lagi aku akan melahirkan, anak sangat takut sekali jika anak yang lahir ini adalah
seorang anak laki-laki, karena pengawal raja sudah menunggu kita setiap hari.

Bapak:tenanglah bu, kita serahkan saja semuanya kepada Tuhan.....

Pengawal : Aku akan menungu kalian berdua sampai anak kau kandung tersebut lahir, jika ia
perempuan maka aku akan pergi, tetapi jika ia laki-laki maka akan aku tebas batang lehernya.

Ternyata yang lahir adalah seorang anak laki-laki, dan pengawal langsung menebas batang lehernya
dan membunuhnya...

Pengawal:Ambil anak lelaki tersebut, anak laki-laki tersebut harus dibunuh...

Ibu: Jangan pengawal, jangan bunuh anakku.....

Pengawal:Tidak, anak tersebut harus di bunuh, ambil anaknya....


Pengawal tersebut lalu mengambil anaknya dan membunuhnya...

Ibu: Hu hu hu hu....

Disebuah tempat yang lain terdapat pula seorang ibu yang sedang mengandung dan siap melahirkan,
ia sangat takut jika anak yang dilahirkannya adalah seorang anak laki-laki dan tertangkap oleh
pengawal kerajaan, maka sudah pasti anak tersebut akan dibunuhnya.

Ibu:Ya Allah...berikanlah pertolongan agar hamba dapat menyelamatkan anak yang sedang hamba
kandung ini.

Pada suatu malam, karena merasa anak dalam kandungannya akan segera melahirkan, dan takut jika
anak yang dikandungnya adalah seorang anak laki-laki, kemudian ibu tersebut pergi ke sebuah gua
yang sangat jauh dari penduduk untuk menyelamatkan anak yang sedang dikandungnya dari
pengawal kerajaan. Ketika telah tiba waktunya, maka sang ibu kemudian melahirkan tanpa seorang
pun yang tahu kecuali suaminya, dan ternyata anak yang dikandungnya adalah seorang anak laki-laki
yang sangat tampan. Seketika itu juga ia merasa gembira dan mengcapkan rasa syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi kebahagiaan tersebut langsung sirna ketika ia teringat dengan
pengawal kerajaan yang akan membunuh semua anak laki-laki yang lahir.

Ibu :Alhamdulillah ya Allah.... engkau telah memberikan hamba seorang anak laki-laki yang sangat
tampan, tapi hamba merasa takat jika anak yang hamba lahirkan ini tertangkap oleh pengawal
kerajaan, karena sudah pasti anak ini akan dibunuhnya. Hamba mohon perlindungan-Mu ya
Allah....

Karena takut tertangkap, maka sang ibu kemudian memutuskan untuk merawat anaknya di dalam
gua, setiap malam hari ia kembali ke gua untuk melihat anaknya dan memberi makan kepadanya.
Anak tersebut kemudian di beri nama Ibrahim, semenjak masih bayi ibrahim sudah mempunyai
kelebihan-kelebihan di antaranya ialah jari jempol Ibrahim bisa mengeluarkan susu yang sangat
manis, sehingga ia tak pernah merasa kehausan ketika di tinggal oleh Ibunya pada siang hari. Ketika
ibrahim sudah neginjak masa remaja, ia memberanikan diri untuk keluar dari gua yang megungnya
selama beberapa tahun.

Ibrahim : Subhanallah... sungguh luas sekali Alam ini? Bertahun-tahun aku tinggal di dalam gua
dan tak pernah melihat alam yang luas lagi indah ini... ketika malam tiba, ia lalu berfikir tentang
siapa sebenarnya yang ada di balik alam ini, siapa yang menciptakannya dan siapa pula yang
mengaturnya.

Kemudian Ibrahim melihat bulan....

Ibrahim :Bulan ini sangat indah dan terang bersinar, pasti ini adalah Tuhanku.

Tetapi pada pagi harinya bulan tersebut menghilang

Ibrahim :Bulan itu bukan Tuhanku, aku benci Tuhan yang suka menghilang

Kemudian ia melihat matahari...

Ibrahim :mungkin matahari itulah tuhanku, karena cahayanya lebih terang dari

Ibrahim cahaya bulan.

Tetapi pada sore harinya matahari tersebut tenggelam, sehingga Ibrahim mengatakan bahwa ia tidak
menyukai Tuhan yang suka tenggelam
Ibrahim :Aku tidak suka dengan Tuhan yang suka meninggalkanku.

Kemudian di malam itu ia melihat banyak bintang-bintang bertebaran, lalu ia berucap kembali.

Ibrahim :aku suka bintang-bintang tersebut menjadi Tuhanku, karena jumlahnya

sangat bayak dan sangat menerangiku diwaktu gelap gulita.

Tatapi ketika pagi muncul, bintang-bintang tersebut hilang semuanya...

Ibrahim : aku benci terhadap Tuhan yang suka menghilang.

Lalu ibrahim mengambil kesimpulan bahwa Tuhan yang sebenarnya adalah tuhan yang menciptakan
alam semesta ini.

Setelah pembantaian oleh pengawal kerajaan sudah tidak terjadi lagi terhadap anak-laki-laki yang
baru saja dilahirkan, Ibrahim kemudian di ajak oleh ibunya pulang kerumahnya. Ia merasa sangat
kaget dan heran kepada orang-orang yang dilaluinya, karena orang-orang yang ia lihat sangat tidak
beradab dan bahkan ada yang sedang menyembah patung-patung Ketika sampai di rumah:

Ibu :Ibrahim, inilah rumah kita, mulai sekarang engkau akan tinggal disini....

Ibrahim :Terima kasih bu...

Ibrahim yang kaget ketika melihat orang-orang menyembah patung tiba-tiba lebih kaget lagi ketika
melihat ayahnya yang membuat patung tersebut. Pada suatu hari, ia bertanya terhadap ciptaan
ayahnya:

Ibrahim :Ayah, Patung apakah ini?

Ayah : Itu adalah patung dari Tuhan-Tuhan wahai anakku!

Nabi Ibrahim sangat keheranan melihat hal tersebut, kemudian timbul dalam dirinya melalui akal
sehatnya penolakan terhadap apa yang dilihatnya. Uniknya, Nabi Ibrahim justru bermain-main
dengan patung itu, bahkan terkadang ia menunggangi punggung patung-patung itu seperti orang-
orang yang biasa menunggang keledai dan binatang tunggangan lainya. Pada suatu hari, ayahnya
melihatnya saat menunggang punggung patung yang bernama Mardukh. Saat itu juga ayahnya
marah dan memerintahkan anaknya agar tidak bermain-main dengan patung itu lagi. Kemudian
Ibrahim bertanya:

Ibrahim : Kalau yang ini patung apa ayah? Kedua telinganya lebih besar daripada telinga kita?

Ayah Itu adalah Mardukh, tulum para tuhan wahai anakku, dan kedua telinga yang besar itu sebagai
simbol dari kecerdasan yang luar biasa.

Ibrahim tampak tertawa dalam dirinya padahal saat itu beliau baru menginjak usia tujuh tahun.

Nabi Ibrahim pernah mengejek ayahnya saat beliau masih kecil. Suatu hari, Ibrahim bertanya kepada
ayahnya:

Ibrahim :Siapa yang menciptakan manusia wahai ayahku?

Ayah :Manusia, karena akulah yang membuatmu dan ayahku yang membuat aku.

Ibrahim :bukan begitu wahai ayahku, karena aku pernah mendengar seseorang yang sudah tua
yang berkata: "Wahai Tuhanku mengapa Engkau tidak memberi aku anak."
Ayah : Benar wahai anakku, Allah yang membantu manusia untuk membuat manusia namun Dia
tidak meletakkan tangan-Nya di dalamnya. Oleh karena itu, manusia harus menunjukkan
kerendahan di hadapan Tuhannya dan memberikan kurban untuk-Nya.

Ibrahim : Berapa banyak tuhan-tuhan itu wahai ayahku?

Ayah :Tidak ada jumlahnya wahai anakku.

Ibrahim : Apa yang aku lakukan wahai ayahku jika aku mengabdi pada satu tuhan lalu tuhan yang
lain membenciku karena aku tidak mengabdi pada-Nya? Bagaimana terjadi persaingan dan
pertentangan di antara tuhan? Bagaimana seandainya tuhan yang membenciku itu membunuh
tuhanku? Boleh jadi ia membunuhku juga."

Ayah : Ha ha ha ha.... Kamu tidak perlu takut wahai anakku, karena tidak ada

permusuhan di antara sesama tuhan. Di dalam tempat penyembahan yang besar terdapat ribuan
tuhan. Meskipun demikian, belum pernah kita mendengar satu tuhan memukul tuhan yang lain.

Ibrahim : Kalau begitu terdapat suasana harmonis dan kedamaian di antara mereka.

Ayah : Benar wahai anakku

Kemudian Ibrahim bertanya,lagi

Ibrahim :Dari apa tuhan-tuhan itu diciptakan wahai ayah?

Ayah : yang ini dari kayu-kayu pelepah kurma, yang itu dari zaitun, dan berhala kecil itu dari
gading. Lihatlah alangkah indahnya. Hanya saja, ia tidak memiliki nafas.

Ibrahim : Jika para tuhan tidak memiliki nafas, maka bagaimana mereka dapat memberikan
nafas? Bila mereka tidak memiliki kehidupan bagiamana mereka memberikan kehidupan? Wahai
ayahku, pasti mereka bukan Allah."

Mendengar ucapan Ibrahim itu, sang ayah menjadi berang dan marah sambil berkata:

Ayah :Seandainya engkau sudah dewasa niscaya aku pukul dengan kapak ini.

Ibrahim :Wahai ayahku, jika para tuhan mambantu dalam penciptaan manusia, maka bagaimana
mungkin manusia menciptakan tuhan?

Anda mungkin juga menyukai