Nabi Daud A.S merupakan Nabi yang sangat taat kepada Allah. Sehingga Allah
memberikan keistimewaan pada beliau berupa kepercayaan untuk menyebarkan kitab Zabur.
Beliau merupakan seorang pemikir dan pembelajar yang baik. Suatu ketika, beliau sedang
membaca kitab Zabur sembari duduk tenang dalam suraunya. Tak disangka, ada seekor ulat
merah berada di dekatnya.
Alhasil, nabi Daud mengawasi ulat tersebut sambil berpikir dalam hati, "Apa ya, yang
Allah harapkan dari ulat kecil ini?"
Sesaat setelah Nabi Daud berpikir demikian, seketika Allah memberikan izin bagi ulat
tersebut untuk sanggup berkata-kata seperti manusia.
Ulat merah itu pun kemudian berkata kepada Nabi Daud AS:
"Wahai nabi Allah! Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk selalu membaca tasbih,
Subhanallahu walhamdulillah wala ilaha illallahu wallahu akbar setiap hari sebanyak 1000
kali pada siang hari. Pada malam harinya, Allah SWT mengilhamkanku untuk membaca
Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim,
sebanyak 1000 kali juga."
Kemudian ulat tersebut berkata kepada nabi Daud AS:
"Lalu apa yang dapat kau dapat katakan kepadaku agar aku mendapat faedah darimu ya Nabi
Allah?"
Mendengar perkataan ulat tersebut, Nabi Daud menjadi sadar. Beliau sadar bahwa
dirinya khilaf. Dia telah memandang remeh makhluk Allah yang terlihat kecil dan tak bisa
apa-apa. Padahal mereka bahkan bisa lebih dahsyat ibadahnya terhadap Allah dengan cara
mereka.
Alhasil, nabi Daud pun memohon ampun dan berserah diri pada Allah. Begitulah sifat
Nabi Daud sebagai pemikir yang bijak. Sejak saat itu dia tidak akan menganggap rendah lagi
segala makhluk ciptaan Allah.
Pelajaran dari kisah ini, kita jangan sampai memandang rendah dan meremehkan
orang lain. Seperti ulat dalam kisah ini, ia terlihat kecil, namun ternyata ia selalu mengingat
Allah.
Kisah Nabi Ibrahim As, Kekasih Allah Yang Tahan Dibakar Api
Nabi Ibrahim merupakan seorang nabi yang hidup di masa jahiliyah, masa dimana
puncak dari berkumpulnya orang musyrik dan kafir. Beliau lahir pada tahun 2295 sebelum
masehi di mausul. Nabi Ibrahim merupakan anak dari seorang pengrajin berhala yang
termasyur pada jaman tersebut. Pada jaman beliau di mausul di perintah oleh Raja Namrud
yang memerintahkan rakyatnya untuk menyembahnya sebagai tuhan.
Semasa kecil, Nabi Ibrahim diasingkan ke hutan, di dalam sebuah goa yang mustahil
akan ditemukan orang. Hal ini dilakukan dalam bentuk penyelamatan karena di zaman itu
Raja Namrud mengeluarkan peraturan untuk membunuh setiap ada bayi laki-laki yang lahir.
Namrud melakukan hal itu karena dirinya tidak ingin digantikan oleh siapapun di
muka bumi ini sebagai penguasa. Oleh karena itu, orang tua Nabi Ibrahim mengasingkannya
ke sebuah hutan. Allah telah menunjukkan kuasanya dengan membuat Nabi Ibrahim tumbuh
sebagai sosok lelaki yang tangguh hingga selamat dari segala macam marabahaya di dalam
hutan.
Sampai akhirnya dirinya kembali ke tengah masyarakat dan melihat semua orang
seperti gila pada patung. Hampir setiap rumah dan tempat-tempat umum dipenuhi patung
berhala agar dapat menyembah setiap waktu. Termasuk di rumah ayahnya yang memang
bekerja sebagai pembuat patung berhala.
Lama kelamaan Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya pada dirinya. Di manakah Tuhan
itu? Manakah yang dinamakan Tuhan? Kemudian Allah pun memberikan mukjizat pada Nabi
Ibrahim yakni sebuah pemikiran cerdas, kritis, sekaligus mengutusnya sebagai penyampai
keberadaan Allah SWT selama ini. Serta mengajak semua orang untuk senantiasa bertakwa
kepada Allah SWT dan meninggalkan berhala-berhala yang tidak penting.
Berkali-kali dengan pemikiran cerdasnya, Nabi Ibrahim as bertanya siapa sebenarnya
Tuhan? Benarkah berhala itu adalah Tuhan? Atau justru Raja namrud yang berkuasa itu
adalah Tuhan?
Kemudian dia melihat bulan dan bintang di malam hari, matahari di siang hari, ia
berkata "Mungkinkah benda-benda itu Tuhan?"
Namun ternyata, bulan dan bintang menghilang dan matahari terbenam, lalu ia
berkata, "Aku tak akan bertuhan kepada benda-benda seperti itu."
Sejak saat itu pun dia meyakini bahwa bukan berhala-berhala itu Tuhan semesta alam.
Allah kemudian membisikkan sebuah perintah kepada Nabi Ibrahim untuk mengajak orang
menyembah pada Allah SWT, bukan lagi berhala. Jagat raya dan seluruh isinya serta hukum
yang berlaku di dalamnya, cukup kuat untuk menjadi bukti keesaan Allah dan kebatilan
perbuatan orang-orang musyrikin.
Nabi Ibrahim as cenderung kepada agama tauhid dan menyatakan bahwa agama-
agama lainnya adalah batal, dan dia bukanlah termasuk golongan orang-orang yang musyrik.
Dia seorang yang berserah diri kepada Allah SWT semata.
Paham bahwa berhala bukanlah Tuhan, Nabi Ibrahim dengan kecerdikannya langsung
merencanakan sesuatu pada Raja Namrud dan para pengikutnya.
Pada suatu hari Raja Namrud melakukan perjalanan keluar kota bersama sebagian
besar pengikutnya selam beberapa hari. Wilayah kekuasaan Namrud pun nyaris kosong.
Kemudian Nabi Ibrahim masuk dan menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah
Namrud. Semua patung-patung dihancurkan, meski dia tahu itu adalah buatan ayahnya
sendiri.
Nabi Ibrahim as hanya menyisakan satu berhala yang tidak dirusaknya. Itu adalah
berhala yang paling besar. Kemudian dia meletakkan kapak yang dipakai untuk
menghancurkan patung-patung lainnya di pangkuan berhala satu-satunya yang tak
dirusaknya.
Setelah beberapa hari Raja Namrud mengetahui semua berhalanya rusak dan murka.
"Siapa yang melakukan semua ini di belakangku?!" teriaknya pada pengikutnya. Salah satu
pengikutnya yang kebetulan tidak turut pergi bersama Namrud mengatakan bahwa ada
seorang pemuda bernama Ibrahim yang melakukan itu semua. Dipanggillah Nabi Ibrahim
untuk menghadap Raja Namrud.
Sang Raja berkata dengan geram: "Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah
menghancurkan berhala-berhala ini?"
"Bukan!" jawab Ibrahim singkat. Mendengar jawaban itu, Raja Namrud semakin
geram dan berkata: "Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada di sini saat
kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?"
"Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala
besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada di lehernya?"
sahut Ibrahim dengan tenang.
Raja Namrud membantahnya: "Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam
itu!". Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata: "Kalau begitu, kenapa engkau
menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?"
Mendengar pernyataan Ibrahim, para pengikutnya tersadar dan terpikir oleh mereka
Tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Namun, Raja
Namrud semakin murka.
Karena Geram dan kesalnya Raja Namrud, akhirnya ia memerintahkan para
tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan seberat-beratnya. Nabi Ibrahim dihukum
mati dengan jalan dibakar hidup-hidup.
Api dinyalakan besar sekali dengan kayu sebagai bahan bakarnya, sementara Nabi
diikat dan ditempatkan di tengah-tengah tumpukan kayu. Tetapi Allah lebih berkuasa dalam
segala hal. Allah belum menghendaki Nabi Ibrahim mati dan kalah oleh Raja Namrud.
Menyaksikan proses pembakaran itu, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa
dengan penuh kepuasan. Mereka mengira, Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama
api itu. Namun, begitu terkejutnya mereka setelah api yang menyala dahsyat itu padam. Nabi
tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun.
Sejak saat itu, pengikut Namrud berpaling dan menjadi umat Nabi Ibrahim untuk
terus lurus ke jalan Allah SWT.
Kisah Nabi Yusuf AS
Nabi Yusuf merupakan putra Nabi Yaqub diantara dua belas anak-anak Nabi Yaqqub. Nabi
Yusuf merupakan anak yang sangat dicintai dan disayangi oleh ayahnya, terlebih setelah
ibunya meninggal dunia. Wajah Nabi Yusuf juga sangat tampan serta memiliki tubuh yang
bagus. Semua kelebihan yang dimiliki Nabi Yusuf membuat iri saudara-saudaranya.
“Yusuf hendak memaksaku melakukan perbuatan mesum”, kata Zulaiha. “Tidak!”, sahut
Nabi Yusuf. “Dialah yang memaksa saya melakukan perbuatan keji itu.” Terjadilah saling
tuduh, lalu datanglah penengah diantara mereka: “Kita lihat saja, jika baju Yusuf robek
dibagian depan, berarti dia hendak memaksa Zulaiha berbuat mesum. Jika bajunya robek di
bagian belakang itu pertanda Zulaiha yang memaksa Yusuf berbuat maksiat.” Kiftir akhirnya
memeriksa baju Nabi Yusuf, ternyata baju yang robek adalah bagian belakang.
Meski sudah dirahasiakan, peristiwa Zulaiha tersebut tetap saja bocor. Para wanita tua dan
muda membicarakan perbuatan Zulaiha tersebut. Di dalam hati Zulaiha berkata: “ Coba
andaikata mereka sudah melihatnya, pasti lebih tergila-gila daripada aku.” Pada suatu saat,
Zulaiha mengundang para wanita yang telah membicarakannya. Setiap wanita yang datang
diberi buah-buahan dan sebuah pisau tajam. Disaat para wanita asyik mengupas buah-buahan,
Zulaiha memerintahkan pelayan untuk memanggil Yusuf supaya berjalan di ruang tamu.
Semuanya terbelalak tatkala melihat ketampanan yang dimiliki oleh Nabi Yusuf. Secara
tanpa sadar, para wanita yang sedang mengupas buah sampai mengupas kulitnya sendiri
akibat tercengang oleh ketampanan Yusuf.
Lalu pelayan bernama Malhab bermimpi membawa kue diatas kepalanya dan ada seekor
burung memakan kue itu. Nabi Yusuf lalu mengartikan mimpi itu bahwa Malhab akan
mengalami nasib buruk. Tuduhan terhadapnya akan terbukti, Raja akan menghukumnya
sampai mati di tiang salib dan mayatnya akan dimakan burung buas mulai dari kepalanya.
Kisah Nabi Sulaiman AS
Sulaiman menjadi Raja setelah ayahnya wafat, pada waktu itu ia baru berusia tiga belas (13) tahun.
Allah SWT memberi keistimewaan kepada Sulaiman, selain sebagai raja yang besar ia juga sebagai
Nabi. Keistimewaan Nabi Sulaiman yaitu pikirannya yang cerdas dan ilmunya yang sangat luas, Nabi
Sulaiman dapat berhubungan langsung dengan makhluk lainnya seperti Jin, Semut, dan burung.
Semua makhluk patuh kepada perintahnya dengan seizin Allah SWT.
Nabi Sulaiman menyeru umatnya menyembah Allah SWT seperti Firman Allah dalam surat Al Hijr ayat 94
yang berbunyi : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”.
Waktu Nabi Sulaiman AS berkuasa ada seorang Ratu yang bernama Ratu Bulqis. Ratu Bulqis dari Kerajaan
Negeri Saba, Ratu Bulqis tersebut dan rakyatnya menyembah Matahari. Mengetahui akan hal itu, Nabi Sulaiman
mengirim surat dan surat itu dibawa langsung oleh burung Hudhud dan disampaikan kepada Ratu Bulqis. Ratu
Bulqis menjawab surat Nabi Sulaiman, aku akan menghadap sendiri kata Ratu Bulqis. Setelah menghadap ia
sangat kagum melihat istana yang besar dan indah dan ia juga kagum melihat Nabi Sulaiman mengatur
Kerajaannya dengan bijaksana.
Akhirnya Ratu Bulqis mau beriman, ia mengakui Nabi Sulaiman sebagai Rasul. Nabi Sulaiman wafat pada usia
180 tahun, ia wafat setelah melaksanakan tugas Kenabian dan Kerasulannya.