Anda di halaman 1dari 2

KISAH NABI IBRAHIM AS

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Yang terhormat ibu Kepala Madrasah yang dirahmati oleh Alloh
Yang kami hormati para dewan guru
Serta teman-teman yang saya sayangi

Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan kisah Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim
hidup pada zaman raja Namrud, yang sangat kejam. Ia menguasai Babilonia. Sejak kecil, Nabi
Ibrahim sudah mengenal patung herhala, karena ayahnya sebagai pembuat berhala. Namun,
Nabi Ibrahim tidak pernah menyembah patung berhala.
Nabi Ibrahim berpikir, siapakah yang pantas disembanh? Seperti di dalam surah Al-
Anam ayat 76-78 yang menjelaskan: “Ketika malam telah menjadi gelap, Ibrahim melihat
sebuah bintang, beliau berkata: inilah Tuhanku? Ketika bintang terbenam, beliau berkata: aku
tidak suka yang terbenam. Kemudian ketika melihat bulan terbit, beliau berkata: Inilah
Tuhanku? Ketika bulan terbenam, beliau berkata: Sungguh jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian ketika melihat
Matahari terbit, beliau berkata: inilah Tuhanku? Ini lebih besar! Kemudian ketika melihat
Matahari terbenam, beliau berkata: wahai kaumku! Sungguh aku melepas diri dari apa yang
engkau persekutukan. sejak saat itu nabi Ibrahim meyakini, hanyalah Alloh yang pantas
disembah.
Kemudian, nabi Ibrahim menemui Azaar, ayahnya dan berkata: Wahai ayahku, mengapa
engkau menyembah sesuatu yang tidak melihat, mendengar, dan tidak menolongmu sedikitpun.
Azaar ayahnya pun marah dan menolak Ibrahim. Namun sebagai anak yang berbakti, Nabi
Ibrhaim selalu mendoakan ayahnya.
Suatu hari, ketika kaum Namrud mengadakan pesta yang sangat jauh dari tempat berhala,
nabi Ibrahim mengambil kesempatan itu untuk menghancurkan patung berhala. Hanya satu
patung yang tidak dihancurkan dan hanya dikalungi sebuah kampak.
Setelah selesai berpesta, kaum Namrud mendatangi tempat berhala. Alangkah terkejutnya
patung sesembahan telah hancur. Ini pasti perbuatan Ibrahim. Dan ada salah satu pengikut
Namrud yang mengetahui ketika Nabi Ibrahim masuk ke tempat sesembahan. Nabi Ibrahim pun
diadili oleh hakim dan dibawa ke alun-alun kota.
Namrud : Hai Ibrahim, apakah engkau yang menghancurkan patung-patung itu?
Ibrahim : Apakah engkau melihat perbuatanku?
Namrud : Tidaak, tapi ada yang melihatmu masuk ke tempat sesembahan.
Ibrahim : Aku memang masuk ketempat sesembahan untuk melihat Tuhanmu yang sedang
marah dan menghancurkan sesembahan yang kecil.
Namrud : Jangan bohong !
Ibrahim : Apakah engkau tidak melihat patung paling besar membawa kampak, pastilah
patung itu yang menghancurkannya.
Namrud : Mustahil! Meskipun besar patung itu, tidak mampu berbuat apa-apa.
Ibrahim : Benarkah begitu?
Namrud : Benar
Ibrahim : Kalau benar begitu, menapa engkau mmenyembah sesuatu yang tidak mampu
berbuat apa-apa. Sembahlah Alloh yang menciptakan alam dan segala isinya.
Namrud : Cukup Ibrahim, engkau harus dihukum seberat-beratnya.
Sejak saat itu, banyak yang kagum dengan jawaban Ibrahim dan diam-diam mengikuti
ajarannya. Raja Namrud menjatuhkan hukuman dibakar hidup-hidup kepada nabi Ibrahim. Di
alun-alun kota sudah disediakan tumpukan kayu. Nabi Ibrahim diikat dan dibakar hidup-hidup.
Kaum Namrud bersorak, hanguslah Ibrahim, Hanguslah Ibrahim.
Namun Alloh telah memberi Mu’jizat kepada nabi Ibrahim dan kepada api agar menjadi
dingin dan penyelamat nabi Ibrahim seperti di dalam surah Al Anbiya’ ayat 69

Sejak saat itu, pengikut nabi Ibrahim semakin banyak. Karena sering mendapat ancaman
dari raja Namrud, Nabi Ibrahim dan istrinya Sarah pindah ke Mesir, lalu pindah ke Palestina,
disilah hidup sampai akhir hayatnya.
Pesan Moral: Kita harus taat kepada Alloh dan yakin bahwa Alloh akan senantiasa bersama
hamba-hambanya yang beriman.
Sekian dari saya
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai