Anda di halaman 1dari 3

NABI Ibrahim a’laihissalam dikenal sebagai bapaknya para nabi, karena keturunannya

banyak diangkat menjadi nabi. Lahir di Babylonia, salah satu kota di Irak yang kala itu
dikuasai oleh Raja Namrud yang angkuh dan kejam.

Raja Namrud menekankan kepada rakyatnya bahwa dirinya Tuhan. Siapa yang taat
kepadanya akan mendapat imbalan atas apapun yang diinginkan, sebaliknya bagi yang tidak
menurut kepadnya akan dihukum bahkan dihabisi.

Di suatu malam, Raja Namrud bermimpi melihat kerajaannya hancur dan terbakar. Ia
kemudian meminta masukan dari peramal dan ahli tafsir mimpi di kerajaannya. Kebanyakan
mereka tak bisa meramalkan apa arti mimpi Namrud.

Lalu, seseorang berkata bahwa pada malam itu telah lahir seorang anak laki-laki di Babilonia
yang akan menghancurkan Kerajaan Namrud di masa mendatang. Mendengar tafsir tersebut,
Namrud memerintahkan prajuritnya untuk mencari ada tidak anak laki-laki yang lahir pada
malam dirinya bermimpi. Bila ada, maka jangan biarkan hidup.

Azar, ayah Nabi Ibrahim saat itu orang kepercayaan Raja Namrud dan ahli pembuat patung.
Saat itu dia datang ke Istana Namrud kemudian mengetahui informasi itu.

“Di sore harinya, baru saja istrinya melahirkan putranya, Ibrahim. Maka ia langsung pulang
ke rumah dan mengatakan kepada istrinya untuk membawa Ibrahim ke hutan supaya Namrud
tidak membunuhnya

Sekian tahun dalam persembunyian, Ibrahim tumbuh muda dengan terus mencari kebenaran
dan Tuhan. Ia tak percaya pada berhala-berhala yang disembah oleh kaumnya dan juga Raja
Namrud. Akhirnya Ibrahim diangkat oleh Allah menjadi nabi.

Setelah menerima wahyu Allah dibawa malaikat Jibril, Nabi Ibrahim kembali ke Babilonia
berdakwah, mengajak orang-orang menyembah Allah, dan meninggalkan berhala karena ia
benda mati dan tidak bisa memberi apa-apa.

Nabi Ibrahim menuju sebuah kuil besar. Di sana Ibrahim melihat orang-orang sekitarnya
sedang duduk menyembah dan memberikan sesajen. Di sekelilingnya pun terlihat berbagai
jenis patung. Ia merasa ini menyimpang, patung bukanlah untuk disembah, terlebih dianggap
Tuhan karena patung merupakan benda mati yang tak bisa melakukan apapun untuk
membantu manusia.

Nabi Ibrahim pertama kali mendakwahi ayahnya lalu kaumnya. Perjuangan Ibrahim
menyadarkan rakyat Babilonia untuk kembali ke jalan Allah SWT tertulis dalam Surah Al
Anbiya Ayat 52-73, di mana diceritakan bahwa saat itu Ibrahim masuk ke tempat ibadah
yang bentuknya serupa dengan piramida Mesir dan menemui ayahnya, dilihatlah banyak
patung berjejeran termasuk patung dari Namrud.

Menghancurkan Berhala

Orang-orang di sana menamai patung-patung itu dengan sebutan berbagai macam nama
dewa, serta dengan rutin memberikan sesajen kepada benda mati itu.
Nabi Ibrahim menghampiri patung-patung itu dan mengajaknya bicara. Tentu saja patung tak
bisa bicara. Hal ini sengaja dilakukan Ibrahim guna menyadarkan rakyat Babilonia bahwa
patung itu tidak bisa apa-apa. Tuhan sebenarnya adalah Allah, bukanlah patung yang mereka
buat sendiri lalu disembah. Saat itu, mayoritas rakyat Babilonia memusuhi Nabi Ibrahim.

Nabi Ibrahim tak hilang akal. Suatu malam, saat kuil kosong tanpa aktivitas, beliau masuk
dengan mambawa kapak lalu menghancurkan puluhan patung di dalamnya, kecuali satu.
Patung Namrud yang paling besar itu sengaja disisakan lalu digantungkan kapak.

“Ada banyak sekali patung seperti patung ular, patung singa, dihancurkan semua dan ditaruh
di pahanya patung Namrud. Kapaknya juga ditaruh di tangannya patung Namrud.

Esok paginya, para rakyat Babylonia kaget saat masuk kuil untuk beribadah. Mereka melihat
berhala-berhala mereka telah hancur. Akhirnya ketahuan selama ini Nabi Ibrahim yang paling
menentang sesembahan mereka.

Mereka kemudian mendatangi Nabi Ibrahim.

“Hai Ibrahim, apakah kau yang melakukan ini pada Tuhan-Tuhan kami?” tanya mereka.

“Kenapa tanya saya? Tanya patung yang paling besar itu yang pegang kapak,” jawab Nabi
Ibrahim.

Ibrahim melanjutkan, “coba lihat, kalau memang dia bisa berbuat apa-apa, maka dia yang
melakukan. Kalau kalian yakin bahwa ia tak bisa melakukan apa-apa lalu mengapa kalian
anggap ia sebagai Tuhan?”

Menyadari perkataan Nabi Ibrahim benar, rakyat Babilonia menunduk saja. Namun ada di
antara mereka yang marah dengan pernyataan Ibrahim lalu melaporkannya ke Raja Namrud.

“Namrud ini punya tradisi setiap pagi, setelah bersih habis mandi, ia selalu duduk di atas tirai,
lalu diangkat oleh para pengikutnya dan semuanya begitu melihatnya akan sujud kepada
Namrud dan mengatakan ‘Wahai Tuhan Kami Agung Namrud’,” cerita Khalid Basalamah.

“Pada saat itu, Nabi Ibrahim datang ke sana bersama berbondong-bondong manusia masuk ke
dalam. Semua orang sujud kepada Namrud, kecuali Nabi Ibrahim. 40 tahun Namrud disujudi
dan tidak pernah ada orang bangkang kecuali pada saat itu.”

Namrud bertanya ke Nabi Ibrahim kenapa ia tidak sujud kepadanya.

“Aku Ibrahim utusan Allah SWT. Dari mana asalnya kau menyebut dirimu Tuhan? Kau
adalah manusia, sama seperti saya, dan juga kami semua. Tuhan hanyalah Allah SWT, Yang
Maha Menghidupkan dan Mematikan.”

Namrud menantang Nabi Ibrahim dan ingin membuktikan bahwa dirinya mampu
menghidupkan dan mematikan orang.

Namrud memerintahkan prajuritnya menangkap dua pria yang lewat di depan istananya. Satu
di antaranya langsung dibunuh tanpa ada yang bisa membantu, satu lagi dibiarkan hidup
dengan banyak hadiah.
Membakar Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim tak hilang akal. Beliau meminta Namrud segera menggerakkan matahari dari
timur ke barat jika memang dia sebagai Tuhan. Namrud akhirnya terdiam jengkel. Dia
memerintahkan prajuritnya menangkap dan memenjarakan Nabi Ibrahim.

“Namrud berpikir tentang apa kira-kira jalan keluarnya, dan keinginan untuk membunuh
Ibrahim, tapi tak mau dengan cara yang biasa sehingga tak ada lagi yang membantah
ketuhanannya,” kata Khalid Basalamah.

“Sampai munculah ide untuk membakar, karena bakar adalah cara membunuh yang paling
menyakitkan. Dibuatlah api dengan biaya besar, Namurd kerahkan segala kekuatan hingga
terbuatlah api. Dalam (hadist) riwayat Bukhari disebutkan, kalau burung lewat dan kena
asapnya saja, meski terbangnya tinggi, tiba-tiba sudah terpanggang, karena saking besarnya.”

Nabi Ibrahim dikeluarkan dari penjara lalu dilempar ke korbaran api yang sangat besar.
Setelah itu Namrud perintahkan untuk membiarkan Ibrahim terpanggang api selama 3 hari.

Mukjizat diturunkan Allah SWT kepada Ibrahim yang tak sedikitpun terbakar kulit dan
dagingnya oleh api, hingga selamatlah ia.

“Semua orang yang melihat dalam kondisi bingung, kok bisa Ibrahim, manusia mana dibakar
tidak mati. Dan tersebar berita bahwa Tuhan Namrud tidak bisa membunuh Ibrahim karena
Ibrahim dibela sama Tuhannya,” tutur Khalid Basalamah.

Dibunuh Lalat

Namrud yang kehilangan akal untuk membunuh Nabi Ibrahim masih tak sadar untuk
menyembah Allah SWT. Maka diceritakan suatu waktu datanglah seekor lalat yang masuk ke
lubang hidungnya. Lalat itu menyerang dirinya hingga turun perintah kepada para prajuritnya
untuk membunuh serangga kecil ini namun tak ada yang mampu melakukannya.

Dengan kuasa Allah SWT, lalat itu masuk ke tubuhnya melalui lubang hidungnya dan
menetap di dalam otak, tak keluar selama tiga hari. Bisingnya serangga dalam kepalanya itu
membuat dirinya tak henti memukuli kepalanya sendiri hingga akhirnya Namrud meninggal
dunia.

Anda mungkin juga menyukai