Nabi Ibrahim telah memiliki ketetapan hati untuk menyembah Allah SWT
dan menjauhi berhala. Suatu hari, Raja Namrud, penguasa Babilonia, dan
pengikutnya keluar dari kampung halaman untuk upacara keagamaan.
Ibrahim menggunakan kesempatan ini untuk memasuki gedung tempat
berhala berada dan menghancurkan semua patung berhala kecuali satu
yang paling besar, dan menggantungkan kapaknya di berhala tersebut dan
pulang.
Saat kembali, Raja Namrud dan pengikutnya kaget dan menduga pasti
Ibrahim yang melakukannya. Nabi Ibrahim ditangkap dan diadili di depan
umum. Saat ditanya siapa yang menghancurkan patung-patung berhala,
Ibrahim menjawab bahwa patung yang terdapat kapak di lehernya
mungkin adalah pelakunya. Raja Zamrud dan kaumnya makin marah dan
mengatakan bahwa berhala tidak mungkin bisa diajak bicara. Saat itulah
Ibrahim berdakwah, mengapa mereka tetap menyembah berhala yang
tidak dapat mendengar, melihat dan dimintai pertolongan. Raja Namrud
dan pengikutnya tidak bisa berkata-kata, namun mereka memutuskan
untuk membakar Nabi Ibrahim secara hidup-hidup. Di saat itulah mukjizat
Allah kembali hadir. Api tersebut menjadi dingin. Akhirnya, sejumlah
orang yang menyaksikan kejadian ini mulai tertarik pada dakwah Nabi
Ibrahim a.s.