Anda di halaman 1dari 44
MANAJEMEN INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD NGANJUK Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Bidan Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Nganjuk ye Via Oleh 1. Mujiati (202006090147 ) 2. Mulyani (202006090154 ) 3. Pipit Isdiana (202006090168 ) 4, Rosita Nurviana (202006090162 ) 5. Siti Mariana (202006090155 ) 6. Siti Nurhayati (202006090156 7. Sri Wahyuni (202006090148 ) 8. Sukarti (202006090159 ) 9. Sunaningsih (202006090161 ) PROGRAM STUDI BIDAN PROFESI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI 2021 LEMBAR PENGESAHAN MANAJEMEN INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD NGANJUK Disusun oleh 1. Mujiati (202006090147 ) 2. Mulyani (202006090154 ) 3. Pipit Isdiana (202006090168 ) 4. Rosita Nurviana (202006090162 ) 5. Siti Mariana (202006090155 ) 6. Siti Nuthayati (202006090156 ) 7. Sti Wahyuni (202006090148 ) 8. Sukarti (202006090159 ) 9. Sunaningsih (202006090161 ) Dosen Pembimbing a ‘Nara Lintan M.P,SST Keb,M.Kes, BABI PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya aktifitas dan mobilitas masyarakat Indonesia yang semakin tinggi mengakibatkan peningkatan kejadian Gawat Darurat baik dikarenakan oleh kondisi tubuh seperti infeksi, penyakit jantung, penyakit metabolik lain dan persalinan atau dikarenakan bencana alam maupun bencana akibat ulah ‘manusia serta konflik di masyarakat, Kondisi tersebut_mengakibatkan banyaknya pasien datang ke IGD RSUD Nganjuk yang membutuhkan pelayanan gawat darurat dengan kondisi yang berbeda, Selain itu, RSUDNganjuk sebagai pusat rujukan di wilayah Nganjuk yang ‘memberikan pelayanan kesehatan tingkat tersier dan kwartier seringkali mendapatkan pasien yang datang dengan kasus sulit, baik merupakan rujukan ataupun pasien yang datang sendiri. Hal ini berbanding terbalik dengan banyak pula pasien yang datang ke pelayanan gawat darurat dengan kondisi yang tidak gawat dan tidak darurat. Untuk itu, sangat penting adanya pedoman pelayanan agar semua pihak yang memberikan pelayanan gawat darurat’ dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Dikarenakan RSUDNganjuk sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan di Nganjuk, dituntut untuk memberikan performa terbaik, maka Pelayanan Gawat Darurat yang ‘merupakan pintu depan RSUD Nganjuk harus dapat memberikan pelayanan yang excellent sehingga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien dan image RSUDNganjuk di mata masyarakat Setiap harinya petugas kesehatan yang bekerja di unit-unit pelayanan, baik Dokter, Perawat, Paramedis dan Petugas Non Medis sering sekali menemukan kendala dalam melakukan pelayanan, bukan hal yang tidak mungkin masing ~ masing petugas akan mencari jalan keluar untuk mengurangi Overcrowding, memotong waktu tunggu pasien serta memberikan pertolongan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien tetapi hal itu belum di bakukan menjadi suatu garis besar yang merupakan pedoman dalam melakukan pelayanan yang sesuai dengan standar. Hal ini tentu saja sangat diperlukan agar unit yang memberikan pelayanan gawat darurat dalam melakukan pelayanan dapat konsisten dan terintegrasi mengacu kepada pedoman pelayanan yang ada, Untuk mengembangkan Pelayanan Gawat Darurat di RSUD nganjuk, maka disusunlah Pedoman Pelayanan Gawat Darurat yang sesuai dengan standar sebagai acuan kepada seluruh petugas, baik Medis maupun Non Medis agar dapat memberikan pelayanan gawat darurat yang seragam untuk seluruh unit yang melakukan pelayanan gawat darurat di RSUD Nganjuk. 1.2 TUNUAN Adapun tujuan dari Instalasi Gawat Darurat RSUD Nganjuk Mempercepat respon time 2. Mampu memberikan pelayanan spesialistik sesuai dengan kemampuan_klinis (Clinical Previledges) 3. Terwujudnya pelayanan terpadu Instalasi Gawat Darurat yang mampu mengatasi masalah kegawatdaruratan secara cepat untuk memilah atau mengklasifikasikan pasien menurut keparahan dan kondisi kedaruratan (triase) 4. Terwujudnya pelayanan Instalasi Gawat Daruratan yang handal dalam rujukan 1,3 RUANG LINGKUP Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Meliputi: 1.Pelayanan Triage Pelayanan Triage adalah pelayanan identifikasi dan memeriksa dengan cepat kegawatan yang mengancam jiwa secara visual dan pro aktif pada semua pasein yang datang ke IGD untuk mendapatkan pertolongan medis yang dilakukan oleh perawat triage. 2,Pelayanan Area Kritis/resusitasi (P1/Red Zone) yy 2) 3) 4) 5) Pelayanan yang dilakukan :Melakukan prosedur resusitasi (Airway Circulation Breathing Drug) Melakukan evaluasi terhadap pasien yang masuk ke area kritis, Memasang gelang pasien Pasien yang memerlukan live saving, penanggung jawab Red Zone dapat melakukan tindakan spesialistik sesuai dengan SOP Tindakan lanjutan setelah live saving, dikonsulkan kepada spesiali yang sesuai 3.Pelayanan Area Semi Kritis/Emergency (P2/Yellow Zone) Pelayanan yang dilakukan: 1) Observasi pasien yang membutuhkan pertolongan lebih lanjut 2) Memberikan pengobatan dan tindakan selama periode observasi 4.Pelayanan Asthma Bay Memberikan pelayanan pengobatan pada penderita asma 5.Pelayanan Area Non Kritis /non Emergency(P3/Green Zone) Memberikan pelayanan untuk pasien-pasien rawat jalan atau minimal injuries yang tidak mengancam jiwa. 6.Pelayanan Maternal Neonatal Emergency Memberikan pelayanan kegawatandaruratan di bidang obsetri gynekologi dan neonatal yang mengancam jiwa 7.Pelayanan Psikiatri Pelayanan untuk pasien psikiatri yang gaduh-gelisah. Melakukan pemeriksaan, pengobatan dan observasi terhadap pasien gaduh-gelisah 8.Pelayanan Dekontaminasi Pelayanan untuk pasien yang mengalami keracunan bahan kimia yang diduga penyerapannya melalui kulit 9.Pelayanan Disaster Pelayanan untuk penanggulangan bencana dalam dan luar rumah sakit, 10, Pelayanan Radiologi Pelayanan untuk pemeriksaan radiologi sesuai indikasi 11, Pelayanan Laboratorium Memberikan pelayanan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi 1.4 BATASAN OPERASIONAL 1 Instalasi Gawat Darurat Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi disiplin . Triage Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan tas berat _ringannya taruma/penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahannya. Prioritas Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul Survey Primer Adalah deteksi cepat dan koreksi segera tethadap kondisi yang mengancam jiwa Survey Sekunder Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan-perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi. Pasien Gawat Darurat Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. Pasien Gawat Tidak Darurat Pa ien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut Pasien Darurat Tidak Gawat Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misal luka sayat dangkal, Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat Misalnya pasien dengan ulcus tropium,TBC kulit,dan sebagainya. 10. Kecelakaan (Accident) Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cidera fisik, mental dan sosial. Kecelakaan dan cidera dapat diklasifikasikan menurut: 1) Tempat kejadian ® Kecelakaan lalu lintas > Kecelakaan di lingkungan rumah tangga > Kecelakaan di lingkungan pekerjaan » Kecelakaan di sekolah > Kecelakaan di tempat-tempat lain seperti halnya: tempat rekreasi, perbelanjaan, di area olahraga dan lain-lain. 2) Mekanisme Kejadian Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi 3) Waktu Kejadian > Waktu perjalanan (travelling/transport time) > Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain, dan lain-lain, 11. Cidera Masalah kesehatan yang didapat/ dialami sebagai akibat kecelakaan 12. Bencana Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan. Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu sistem/organ dibawah ini, yaitu: 1) Susunan saraf pusat 2) Pernafasan 3) Kardiovaskuler 4) ati 5) Ginjal 6) Pancreas dD Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh: 1) Trauma/cidera 2) Infeksi 3) Keracunan (poisoning) 4) Asfiksia 5) Kehilangan cairan dan elektrolot dalam jumlah besar 6) (excessive lose of water and electrolit).dll. Kegagalan sistem susunan saraf pusat, _kardiovaskuler,pernafasan,dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan kegagalan sistem/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama. Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh: 1) Kecepatan menemukan penderita gawat darurat 2) Kecepatan meminta pertolongan 3) Kecepatan dan kwalitas pertolongan yang diberikan a. Ditempat kejadian b. Dalam perjalanan kerumah sakit ¢. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit 1.5 MANFAAT Manfaat yang akan didapatkan dari pengkajian yang telah dilakukan adalah: Terwujudnya pelayan profesional, nyaman, modem, sesuai standar sesuai harapan akan pelayanan yang diinginkan oleh klien. Mampu memberikan pelayanan yang tepat waktu, tepat sasaran, tepat kebutuhan Klien, tepat biaya. Terwujudnya IGD sebagai layanan kesehatan yang mendapat kepercayaan dari Klien dan mitra kerja serta menjadi usaha yang menguntungkan sekaligus bermanfaat dan memenuhi harapan masyarakat. Memudahkan masyarakat umum dilingkungan sekitarnya dan bagi keluarga khususnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, 1.6 WAKTU DAN TEMPAT Pengkajian manajemen di IGD RSUD Nganjuk ini dilakukan pada stase manajemen program profesi kebidanan Fakultas IImu Kesehatan Universitas Kadiri. BABIL HASIL PENGKAJIAN 2.1 STANDART KETENAGAAN A 1) Kualifikasi Sumber Daya Manusia N | Nama’ Kualifikasi formal | Keterangan | jabatan 1 | Kalnstalasi_ | Dokter spesialis Bersertifikat ACLS/ATLS Gawat Anastesi Darurat 2 [Ka. Perawat [ST Bersertifikat PPGD/ IGD (DI keperawatan | BLS/EN/TRIASE/PONEK, 3 | Dokter jaga | Dokter Umum’ Bersertifikat ‘ACLS/ IGD ATLS/TRIASE/PONEK 4 |KetuaTim [SI keperawatan /| Bersertifikat DIL keperawatan/ | PPGD/GELS/BLS/TRIASE/ Dd kebidanan PONEK, 5 | Perawat ST DIL | BersertifikatPPGD/GELS/BLS /Bidan IGD_| keperawatan/ D_IIl/ | /BTLS/TRIASE/ PONEK D4 Kebidanan 6 | Transporter | SMA/SMK BLS/TRIASE 7 | Administrasi | SMA BLS/TRIASE 2. Distribusi Ketenagaan Pola distribusi tenaga Instalasi Gawat Darurat (IGD) diatur dan disesuaikan dengan waktu kerja yang sudah ditentukan oleh Rumah Sakit Umum DaerahNganjuk, meliputi : 21 a. b. 2.2 Dinas Pagi Waktu kerja: 07.00 - 14.00 WIB Jumlah personil pada hari kerja efektif > 1 (satu) orang Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) merangkap Dokter Spesialis Anastesi > 1 (satu) orang Dokter jaga IGD v 1 (satu) orang Kepala Ruang sebagai Penanggung Jawab Instalasi Gawat Darurat (IGD) 2 (dua) Orang perawat Triage ( 1 perawat penanggung jawab ,1 perawat v pelaksana) > 1 (satu) orang perawat green zone/non emergency(p3) > 2 (dua) orang perawat yellow zone/Emergency (p2) ( 1 perawat penanggung jawab ,1 perawat pelaksana) v 2 (dua) orang perawat red zone/resusitasi (p1) (1 perawat penanggung jawab,1 perawat pelaksana) > 3 (dua ) orang bidan di MNE (1 bidan penanggung jawab,2 bidan pelaksana ) > 2 (dua) orang Administrasi > 2 (dua) orang transporter > 1 (satu) satpam Dinas Sore Waktu kerja 14.00 — 21.00 WIB Jumlah personil pada hari kerja efektif > 1 (satu) Orang perawat Primer Triage | (satu) orang perawat green zone /non emergency (p3) 1 (satu) orang perawat yellow zone/Emergency(p2) 1 (satu) orang perawat red zone /resusitasi (p1) 1 (satu ) orang dokter jaga IGD vVvvVyY 2 (satu ) bidan di Maternal neonatal emergency v 2 (dua ) orang transporter > 1 (satu ) orang satpam_ 2.3. Dinas Malam a. Waktu kerja 21.00 - 07.00 WIB b. Jumlah personil pada hari kerja efektif > 1 (satu) Orang perawat Triage 1 (satu) Orang dokter jaga IGD 1 (satu) Orang perawat green zone/non Emergency (p3) | (satu) Orang perawat yellow zone /Emergency (pl) 1 (satu) Orang perawat red zone /Resusitasi (p1) vVvvvv 1 (satu) Orang bidan di Maternal neonatal emergency v 2 (dua) Orang transporter v 1 (satu) Orang satpam 3. Pengaturan Jaga 1, Pengaturan Jaga Perawat IGD > Pengaturan jadwal dinas perawat IGD dibuat oleh kepala ruangan dan di pertanggungjawabkan oleh Kepala Bidang Keperawatan > Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat pelaksana IGD setiap satu bulan > Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan, Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada( apabila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui) > Setiap Tugas Jaga/shift harus ada perawat penanggungjawab shift (kepala jaga) dengan syarat pendii kan minimal DIII keperawatan dan masa kerja minimal 2 tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawatdaruratan, > Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti > Apabila ada tenaga perawat jaga karena suatu hal sehingga tidak dapat jaga susuai jadwal yang telah ditetapkan, maka perawat yang bersangkutan harus memberitahukan KaRu IGD 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu KaRu IGD, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapat perawat pengganti, maka KaRu IGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu libur. 2. Pengaturan Jaga Dokter IGD > Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab Ka Instalasi Gawat Darurat dan disetujui oleh Direktur rumah sakit > Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah diedarkan ke unit terkait dan diberikan pada dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum jadwal jaga bulan berikutnya di mulai > Apabila dokter jaga IGD kerena suatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka: ‘© Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat paling lambat paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga pengganti. © Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan _harus menginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka Ka Instalasi Gawat Darurat wajib untuk mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga yang lain. Apabila dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka dokter jaga shift sebelumnya wajib untuk menggantikan. > Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen a. Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Kepala Bidang Yanmed Rumah Sakit b. Jadwal jaga dokter konsulen di buat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah diedarkan ke unit dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di mulai c. Apabila dokter jaga konsulen jaga karena suatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal yang ditetapkan maka : (a) Untuk yang terrencana,dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke bagian YanMed rumah sakit paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga.serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen pengganti (b) Untuk yang tidak terencana,dokter__yang —bersangkutan —harus menginformasikan ke YanMed Rumah sakit dan di harapkan dokter tersebut sudah menujuk dokter jaga konsulen penggantiapabila dokter jaga pengganti tidak di dapatkan,maka Kepala Bidang YanMed wajib mencarikan dokter konsulen pengganti 2.2 STANDART FASILITAS 2.2.1 Denah Ruang Drop Zone | Admisi Satpam alle Ruang Triase le S Transporter iy R.Tindakan corse Tor SOLAS! MATERNAL NEONATAL TOILET] SPOEL EMRGENCY Toilet petugas oe) oe a a RRadiologi “se RStagnan RKepaa | 8 ; Roni | Ef KamarDoter ga B. Standar Fasilitas 1 Fasilitas dan Sarana Instalasi Gawat Darurat RSUD Nganjuk mempunyai sarana dan prasarana antara lain: Drop Zone, Triage, Registration/admision, Green Zone-non critical -Maternal Neonatal Emergency, Yellow Zone —Semi Critical, Red Zone — Critical, Asthma Zone, Ruang Dekontaminasi, Ruang Tindakan (plastering, wound care), Radiologi (X-Ray dan CT Scan), Ambulance IGD, Ruang Tunggu. Namun, dari beberapa fasilitas di atas, ada 4 (tiga) ruang pokok yang harus ada di IGD yaitu: Ruang Triage, Area kritis (P1), Area semi kritis (P2) dan area non kritis (P3) Peralatan Peralatan yang tersedia di Instalasi Gawat Darurat meliputi : a. Triage Peralatan di bawah ini harus ada di ruang Primary Triage: 1) Dillengkapi dengan sumber oksigen 2)1 (satu) buah EKG 3)2 (dua) set wall mounted diagnostic a) Tensi meter (manual,digital) b) Termometer ©) Tongue Spatel 4) Glukometer 5)Timbangan Berat Badan 6) Brankard 7) Kursi roda b. Area Kritis (Red Zone) 1, Masing-masing ruang dengan sumber oksigen sentral, 8 (delapan) buah stop kontak 2. 3 ( tiga)Buah bed pasien monitor yang mempunyai pulse oxymeter EKG monitor, 4 (Empat ) Buah syringe pump, 2 (dua ) buah infus pump! (satu) buah defibrilator 1 (satu) troli Injeksi 1 (satu) buah EKG 1 (satu ) buah Tensi meter enranen 1 (satu) suction 9. Alat pembaca foto (Viewer) 10, 1 (satu) WSD set c. Area Semi Kritis (Yellow Zone) 1, 3(Tiga) bed tempat tidur 2. dilengkapi dengan 6 sumber oksigen secara sentral dan 6 (Enam)buah stop kontak 3.1 (buah) trol injeksi Es 3(tiga)set wall mounted diagnostic a. Tensi meter b. Termometer ¢. Otoskop 4. Funduskop e. Tongue Spatel Alat pembaca foto (viewer) 2 (dua) Buah syringe pump 1 (satu ) Buah EKG Nowe 2 (dua) pulse oximetri d. Asthma Bay 1. Dilengkapi dengan sumber oksigen secara sentral dan 2 (dua) buah stop kontak 2. 2 (dua) buah nebulizer 3. 1 (satu) buah Troli Injeksi e. Area Non Kritis (Green Zone) 1.1 (satu)set wall mounted diagnostic i.Tensi meter ii.Termometer ili Tongue Spatet 6.Ruang Maternal Neonatal Emergency 1. 1 (satu ) meja ginekologi 2. 1 ( satu) infant warmer 1 (satu ) infant warmer Transport 1 (satu) USG 3 (tiga ) partus set awe 1 (satu ) dopler 7. 2 (dua) funduskop 8. 2 (dua) Troli Emergency 9. 3 (tiga) sumber oksigen f Ruang Dekontaminasi * 1 (satu) set eye and body wash g. Ruang Radiologi 1. 1 (satu) Ct sean 2. 1 (satu ) rotgen thorak dan ortho h. Ruang Tindakan 1, 10 (sepeluh)heating set 2.1 (satu) troli tindakan bedah 3. 1(satu) lampu tindakan bedah mobile 4.2 lampu tindakan bedah 5.2 (dua) minor set i, Ruang Isolasi 1.2 (dua) bed tempat tempat tidur 2.2 sumber oksigen 3,1 (satu) tensimeter 4.1 (satu) exhaust 2.3. TATALAKSANA PELAYANAN A. Tata Laksana Pendaftaran Pasien I. Petugas Penanggung Jawab = Perawat IGD — Petugas Administrasi IL Perangkat Kerja — Status Medis IL Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD 1. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien / keluarga dibagian admisi IGD 2. Bila keluarga tidak adapetugas IGD bekerja sama dengan security untuk mencari identitas pasien 3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian admission akan memberikan kartu pasien untuk oleh di berikan ke dokter/perawat jaga IGD yang bertugas. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan pertolongan di IGD, sementara keluarga / penanggung jawab melakukan pendaftaran di bagian admisi B. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD L IL UL. Petugas Penanggung Jawab ~ — Petugas admisi = Dokter/ perawat IGD Perangkat Kerja ~ Pesawat telpon - Hand phone - Radio medic - Handy talky Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD 1. Antara IGD dengan unit lain dalam RSUD Nganjuk adalah dengan nomor extension masing-masing un I. Antara IGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat telephone atau radio medik Jangsung dari IGD Antara IGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan menggunakan pesawat telephone dan handphone,handy talky IV. Dari luar RSUD Nganjuk dapat langsung dengan radio medik dan no telepon (0358) 321489 C. Tata Laksana Pelayanan Triage u. Petugas Penanggung Jawab Perawat IGD Perangkat Kerja Stetoscope ‘Tensimeter Status medis 6. Tata Laksana Pelayanan Triase IGD Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian admisi Perawat jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan menentukan _prioritas penanganan. Prioritas pertama merah (P1) yaitu mengancam jiwa / mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang red zone Prioritas kedua kuning (P2) yaitu gawat darurat berat/ fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di ruang yellow zone Prioritas ketiga hijau (P3) yaitu gawat darurat ringan Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruang green zone Untuk pasien maternal dan neonatal yg datang ke IGD masuk dalam prioritas pertama ( P1), setelah dilakukan pemeriksaan oleh bidan MNE dan dilakukan Konsultasi dengan dokter spesialis kandungan baru ditentukan pasien ini masuk P1 atau P3. > Pl Setelah dilakukan pemeriksaan TTV,Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi, Pemeriksaan Laboratorium, serta Pemeriksaan Radiologi, bidan MNE melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan. * Tika dari hasil Konsultasi pasien memerlukan tidakan segera di Kamar Operasi, Bidan MNE menyiapkan semua tindakan Cito Operasi dan konsultasi dengan dokter spesialis anastesi. * Jika pasien memerlukan observasi di kamar bersalin, bidan MNE berkomunikasi dengan bidan di kamar bersalin untuk transfer pasien ke kamar bersalin © Jika pasien memerlukan tindakan observasi di ruang nifas, bidan MNE melakukan komunikasi dengan bidan di ruang nifas untuk transfer pasien Untuk pasien neonatal, setelah dilakukan pemeriksaan dilakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk menetukan tindakan yang harus segera dilakukan " Pasien dengan asfiksia berat, dilakukan pemasangan buble pap di IGD sambil menunggu pemeriksaan laborat dan persiapan di ruang neonatus. Jika pasien dari RS lain, sudah terpasang ETT atau C pap bisa langsung di transfer dit ruang neonatus setelah dilakukan pemeriksaan lengkap di IGD * Pasien dengan asfiksia sedang, dilakukan pemeriksaan lengkap di IGD, Pemasangan Buble C pap jika diperlukan. Setelah semua hasil pemeriksaan selesai, pasien di transfer ke ruang neonatus * Pasien dengan asfiksia ringan, neonatus febris, malas minum dan keluhan ringan lain, setelah semua pemeriksaan selesai dilakukan pasien di transfer ke ruang neonatus. > PB Setelah dilakukan pemeriksaan TTV, obstetri dan ginekologi pemeriksaan laboratorium, serta dikonsultasikan dengan dokter spesialis kandungan, jika pasien tidak memerlukan tindakan segera pasien bisa pulang dan kontrol ke poli kandungan, D. Tata Laksana Pelayanan Critical Care 1. Petugas Penanggung Jawab 1, Dokter Jaga IGD 2. Perawat P1,P2,P3 dan Bidan MNE Il, Perangkat Kerja 1. Status Pasien 2. Tensimeter 3. Glukometer 4. Monitor Ekg 5. Alat alat Live Saving IIL-Tata Laksana Critical Care 1. Pasien dengan prioritas 1 dengan respon 0 menit 2. Pasien dengan priorita 2 dengan respon 10- 15 menit 3. Pasien dengan prioritas 3 dengan respon time 30 menit 4, Pasien dengan kegawatan obgyn respon 0-10 menit, E, Tata Laksana Pengisian Informed Consent 1. Petugas Penangung Jawab - Dokter jaga IGD I. Perangkat Kerja - Formulir Persetujuan Tindakan II Tata Laksana Informed Consent 1. Dokter IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian informed consent pada pasien / keluarga pasien disaksikan oleh perawat 2. pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh perawat. 3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien. F. Tata Laksana Transportasi Pasien I. Petugas Penanggung Jawab - Perawat IGD = Sopir Ambulance IL. Perangkat Kerja - Ambulance - Alat Tulis TIL. Tata Laksana Transportasi Pasien IGD 1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan RSUD Nganjuk sebagai transportasi, maka perawat IGD menghubungi Sopir Ambulan 2. Perawat [GD menuliskan data-data / penggunaan ambulan (nama pasien , Waktu penggunaan & tujuan penggunaan 3. Perawat IGD menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan kendaraan 4, Perawat IGD memindah pasien apabila ambulan sudah siap G. Tata Laksana Pelayanan False Emergency I. Petugas Penanggung Jawab = Dokter jaga IGD = Perawat dan admin HL. Perangkat Kerja — Stetoscope — Tensi meter — Alat Tulis IIL. Tata Laksana Pelayanan False Emergency Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian admisi 2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien diruang green zone 3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD 4, Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggung jawab 5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian admisi.. 6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter H. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum 1. Petugas Penanggung Jawab — Petugas Rekam Medis = Dokter jaga IGD Il. Perangkat Kerja = Formulir Visum Et Repertum IGD II, Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum 1. Petugas IGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak kepolisian 2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian rekam medic 3. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga yang menangani pasien terkait 4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang asli diberikan pada pihak kepolisian 1. Tata Laksana Pelayanan Death On Arrival (DOA ) I. Petugas Penanggung Jawab —Dokter jaga IGD —Perawat —Petugas IPJ I. Perangkat Kerja = Senter = Stetoscope — EKG = Surat Kematian Il Tata Laksana Death On Arrival IGD (DOA ) 1, Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD_ 2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah 3. Jenazah dipindabkan / diserah terimakan di ruangan jenazah dengan bagian umum / keamanan 4. Dokter IGD berkewajiban untuk memberikan surat kematian apabila di perlukan J. Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit 1. Petugas Penanggung Jawab - Perawat IGD IL Perangkat Kerja - Ambulance - Handphone TIL Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit 1. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi_ mengenai Kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat IGD Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk. 2. Isi informasi mencakup = Keadaan umum ( kesadaran dan tanda —tanda vital ) — Terapi yang telah di berikan — Peralatan yang diperlukan di IGD ( suction, monitor, defibrillator ) — Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care 3. Perawat IGD yang menerima telpon melaporkan pada dokter jaga IGD & PJ Shift serta menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima, K. Tata Laksana Sistim Rujukan 1. Petugas Penanggung Jawab = Dokter IGD = Perawat IGD IL Perangkat Kerja = Ambulance = Formulir persetujuan tindakan — Formulir rujukan / Alih rawat III Tata Laksana Sistim Rujukan IGD 1. Alih Rawat /di Rujuk — Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan di tuju/ di rujuk — Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit rujukan_mengenai keadaan umum pasein — Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan/ yang di tuju, perawat IGD menghubungi Rumah Sakityang di tuju sesuai kondisi pasien 2. Pemeriksaan Diagnostik - Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent - Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan - Perawat IGD menghubungi petugas ambulan RSUD Nganjuk — Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen ~ Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent — Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan kepetugas laboratorium — Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju 24 LOGISTIK Untuk menunjang terwujudnya pelayanan kegawatdaruratan medis yang prima dan paripurna, mesti disupport oleh ketersediaan logistik yang memadai, baik dari sisi jumlah maupun kondisi alat yang selalu siap pakai. Secara umum, logistik Instalasi Gawat Darurat terdiri dari : ‘A. Injeksi No ‘Nama Obat ‘Satuan | Jumlah ‘Tenis Obat T._ | Aminophilin ‘Ampul 5 ‘Anti asmatic dan copb preparations 2._| Atropin sulfat ‘Ampul 90 ‘Anti spasmodics 3. | Ketorolac 30 mg Ampul 4 | Analgetic a 5. | Dexamethason ‘Ampul 2 Corticosteroid hormone 6 | Diazepam Ampul 2 Sedatif 7 | Asam Tranexamat ‘Ampul 4 | Haemostatics 8 Phenitoin Ampul 6 Anti konvulsa 9 | Ephinephrin ‘Ampul 10 | Protokol anafilatik syok 10 | Lasix ‘Ampul a Diuretik 11 | Lidocain Ampul 100 Anestesi local 12 | Novalgin ‘Ampul 1 Analgetic B. Tablet No] Nama Obat | Satuan | Jumlah ‘Tenis Obat 1. | Cardio Aspirin Tablet 5 Anti trombolitik 2. 3. [ISDNS mg Tablet 10 | Anti angina 4 [Captopril 25mg | Tablet 10 | Anti hipertensi C. Cairan infus D. Su No Nama Obat Satuan | Jumlah | Jenis Obat 1 | Asering Kolf 1 2. | Dextrose 5 % 500 mi Kolf 2 3. | Dextrose 10% 500ml Kolf 2 4 | Dextrose In Saline 0,2: Kolf 2 5. | Nacl 0,9 % 100 ml Kolf 1 6. | Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5 7. | Nacl 3% 500 mi Kolf 1 8. | Kaen3B Kolf 1 9. | Ringer Dextrose 500 mi Kolf T 10. | Ringer Lactat 500ml Kolf 5 TT. | Dex 40% 25 mi Kolf 3 12 | Manitol Kolf 1 uppositoria No Nama Obat Satuan | Jumlah Jenis Obat 1. | Stesolid 10mgrect | Tube 2 | Sedatif 2. | Kaltropen Supp tube 2 | Analgetik 23 KESELAMATAN PASIEN A. Pengertian Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang bethubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan. dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan, Keselamatan, pasien di ruang rawat inap merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien, mengingat perawatan pada pasien rawat inap membutuhkan perhatian yang lebih & membutuhkan penanganan jangka panjang yang perlu keseriusan dari tenaga kesehatan untuk menghindari terjadinya kesalahan penanganan dalam praktiknya. Kejadian yang mengacu pada keselamatan pasien diantaranya pasien terjatuh dari tempat tidur, pasien diberi obat salah, salah sisi operas B. Tujuan ‘Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit ve Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di RS ao Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kkejadian tidak diharapkan C. Sasaran Keselamatan Pasien yaitu: Ketepatan identifikasi pasien. b. Peningkatan komunikasi yang efektif. cc. Peningkatan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi. fe. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan f. Pengurangan risiko pasien jatuh. D. Penerapan Ketepatan identifikasi pasien Bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang akan diberi layanan atau pengobatan dan mencocokkan layanan atau perawatan dengan pasien tersebut dengan tepat a, Identifikasi pasien menggunakan: nama lengkap, tanggal lahir dan nomor rekam medis (minimal 2 identitas). b, Pasien yang akan diberikan gelang identitas pasien adalah pasien rawat inap, One Day Care/ Pelayanan Gawat Darurat: 1) Pasien perempuan : warna merah muda. 2) Pasien laki-laki: warna biru muda 3) Pasien bayi baru lahir memakai gelang identitas yang ada nomer seri sama antara bayi dan ibunya, biru untuk bayi laki-laki, pink untuk bayi perempuan. Setelah bayi dibuatkan nomer register dicetakkan gelang identitas warna putih ada gambar warna biru untuk bayi laki-laki dan gambar warna pink untuk bayi perempuan. cc. Pasien rawat jalan yang akan mendapatkan tindakan yang berisiko tinggi seperti: tindakan invasif, hemodialisa harus dipasang gelang identitas. d. Semua pasien yang mempunyai risiko akan diberikan gelang risiko, yang terdiri alas: 1) Gelang risiko dengan riwayat alergi: warna merah 2) Gelang risiko jatuh wama kuning 3) Gelang risiko DNR : wama ungu fe. Identifikasi dilakukan sebelum pemberian obat, transfusi darah dan produk darah, sebelum pengambilan sampel darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan laboratorium, sebelum pemberian pelayanan atau prosedur tindakan. E, Penerapan Peningkatan Komunikasi_yang Efektif Bertujuan untuk menciptakan Komunikasi yang efektif diantara petugas kesehatan (dokter, perawat, petugas kesehatan lain) dan petugas kesehatan dengan pelanggan, yang bertujuan agar pemberian pelayanan dan perawatan semakin efektif. Komunikasi yang efektif, yang terstruktur, akurat, lengkap, jelas, tepat waktu dan dapat dipahami penerima, akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara lisan, tertulis dan elektronik. a. Untuk komunikasi lisan: 1) Pada saat menerima instruksi Lisan/ Verbal/ Pesan Lisan/ Verbal terapkan ‘TBAK yang artinya T ulis BA ca dan K onfirmasi Kembali 2) Mengimplementasikan mekanisme pelaporan hasil tes kritis saat menerima pesan verbal terapkan TBAK (Tulis Baca dan Konfirmasi Kembali). 3) Pada saat melaporkan keadaan pasien atau hasil kritis, serah terima pasien (antar shift dokter/ perawat), transfer pasien antar ruangan menggunakan ‘Teknik SBAR (Situation — Background — Assessment ~ Recommendation). b. Untuk komunikasi tertulis: 1) Menuliskan secara jelas dan lengkap. 2) Menggunakan Singkatan Terstandar di Rumah Sakit dan menuliskan kata dengan lengkap bila tidak ada dalam daftar singkatan. cc. Untuk komunikasi elektronik Memungkinkan untuk dilakukan konsul lewat telepon, sms/ WhatsApp F. Penerapan Peningkatan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai. Bertujuan untuk meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai guna memastikan keselamatan pasien, sehingga pengelolaan obat yang tepat menjadi sangat penting a, Obat HIGH ALERT di RS, terdiri dari 60 jenis obat, LASA terdiri dari 97 jenis obat. b, Semua obat High Alert ditempatkan di semua UPP Farmasi, kecuali untuk elektrolit pekat dapat ditempatkan di IGD, IKO, Ruangan intensive dengan ditempatkan pada wadah berstiker high alert, disimpan di tempat dengan akses terbatas. cc. Pemberian obat harus selalu dilakukan pengecekan ganda (double-check) terhadap semua high alert medications sebelum diberikan kepada pasien. G. Penerapan Kepastian tepat lokasi,tepat prosedur, tepat pasien operasi. Bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan operasi dengan melakukan Komunikasi yang efektif antara anggota tim bedah, dengan melibatkan pasien pada pemberian tanda pada lokasi pembedahan, dan melaksanakan prosedur verifikasi lokasi operasi, terdiri dari Pelaksanaan proses Universal Protocol untuk pasien yang akan dilakukan tindakan operasi terdiri dari 3 langkah yaitu penandaan (Mark Site), Proses verifikas pra operasi, Time Out (termasuk Sign In, Time Out, Sign Out). b. a. merupakan peran penting dalam usaha menurunkan risiko infeksi rumah sakit (HAI Penandaan (Mark Site) daerah operasi: 1. Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multiple level (tulang belakang) dan multiple lesi_ yang pengerjaannya perlu bertahap. 1) Penandaan daerah operasi dilakukan oleh operator. 2) Penandaan daerah operasi menggunakan spidol permanen warna hitam dengan menuliskan “tanda lingkaran (O) dan ditengahnya 3) diberi tanda centang (v)" oleh dokter operator, 1 hari sebelum dilakukan prosedur pembedahan atau sekurang- kurangnya 1 jam sebelum prosedur pembedahan untuk kasus emergency. Proses verifikasi pra operasi dilakukan dengan memakai check list persiapan operasi (dalam Form Asuhan Keperawatan Perioperatif) di ruang rawat inap/ poli pengirim ataupun dari IGD. Sebelum pelaks Bedah (Sign In, Time Out, Sign Out), aan operasi dilakukan prosedur sesuai Ceklist Keselamatan Penerapan Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan. Bertujuan mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam pelayanan Kesehatan, kebersihan tangan yang memadai Healthcare Associate Infections), langkah- langkah kebersihan tangan ini mengacu kepada WHO, terdiri dari: Menggunakan panduan kebersihan tangan terbaru sesuai 5 saat melakukan praktek membersihkan tangan/ five moment Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif, dengan handsrub 6 Jangkah dan handwash 6 langkah Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Penerapan Pengurangan risiko pasien jatuh Bertujuan untuk mengurangi risiko pasien jatuh, berdasarkan prosedur yang tepat dengan memantau dampak yang tidak diinginkan dari tindakan yang dilakukan, terditi dari: a Semua pasien baru dinilai risiko jatubnya dan penilaian diulang jika diindikasikan terjadi perubahan kondisi pasien dan perubahan terapi. 2.6 Penilaian risiko jatuh diimplementasikan untuk menurunkan risiko jatuh dan dampak cedera akibat jatuh maupun akibat tak terduga lainnya b. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat risiko jatuh guna ‘mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya, c.Penilaian pasien risiko jatuh di Rawat jalan dan IGD menggunakan Skala Get Up and Go, untuk Rawat Inap pasien dewasa menggunakan Skala Morse, untuk anak- anak menggunakan Skala Humpty Dumpty. d. Pelaksanaan sistem pelaporan insiden pasien jatuh dan intervensi _serta pencegahannya. Pelaksanaan dan penerapan program 6 (Enam) Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit merupakan kewajiban seluruh karyawan Rumah Sakit dan satuan kerja pelayanan terkait, dan secara terus menerus dan berkesinambungan dilakukan monitoring dan evaluasi untuk perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan. KESELAMATAN KERJA Keselamatan Kerja adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian/kesengajaan. Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun 1970, syarat- syarat Keselamatan Kerja meliputi aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan tujuan: 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja . Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan Bowe Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya Memberi pertolongan pada kecelakaan ‘Memberi perlindungan pada pekerja Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran 8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyalit akibat kerja baik fisik, keracunan, infeksi dan penularan 9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup 10. Memelihara kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja 11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja , alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja 12. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan 13. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang 14, Mencegah terkena aliran listrik 15. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi A. PROSEDUR KESELAMATAN KERJA. 1. Bidang Keselamatan dan Keamanan a, Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi petugas yangb meliputi: -. Pemeriksaan kesehatan awal bagi tenaga kesehatan yang baru -. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi pekerja di area risiko tinggi -. Pemeriksaan kesehatan khusus bagi tenaga yang diduga terkena PAK b. Pengarsipan dan pelaporan ke atasan tentang dokumentasi hasil pemeriksaan kesehatan c. Inventatisasi_alat pelindung diri (APD) d. Pengecekan fungsi dan keamanan APD e. Iventarisasi risiko PAK dan KAK £, Melaporkan setiap insiden PAK dan KAK Pengelolaan B3 a. Inventarisasi B3 b. Pengelolaan B3 dari 1. Distribusi Penyimpanan dan labeling Penggunaan BPP Pengelolaan Limbah 5. Penanganan Tumpahan c. MSDS 3. Pengelolaan Peralatan Medis a, Inspeksi bersama IPS tentang kondisi alat medis b. Kalibrasi c. Pemeliharaan alat medis 4. Kesiapsiagaan Bencana a. Penyusunan SPO b. Sosia sasi c. Simulasi 5. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran a, Pemetaan area risiko kebakaran b. Penyusunan SPO ¢. Inspeksi APAR bersama IPS d. Sosialisasi dan Simulasi 6. Pengelolaan Sistem Utilitas Berkoordinasi dengan bagian IPS tentang listrik, air, tata udara, lift, gas medis, jaringan komunikasi, lift, boiler sehingga terjamin 2.7. PENGENDALIAN MUTU Indikator mutu_ yang digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk dalam memberikan pelayanan adalah Standart Pelayanan Minimal (SPM). Adapun variabel yang dinilai untuk Instalasi Gawat Darurat yang di evaluasi tiap bulan serta di laporkan ke bagian Yanmed adalah sebagai berikut: No Indikator Standar T | Kemampuan menangani life saving anak dan 100% dewasa 2 | Jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam 3 | Pemberian pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat yang masih berlaku 100% 4 | Ketersedian tim penanggulangan bencana satu tim 3 | Waktu tanggap pelayanan dokter di Gawat ‘=5 menit terlayani Darurat setelah pasien datang Kepuasan pelanggan 210% Kematian pasien =24 jam 2 per seribu (pindah ke rawat inap setelah 8 jam) Khusus untuk RS Jiwa pasien dapat 100% ditenangkan dalam waktu < 48 jam ‘Tidak adanya pasien yang diharuskan ve pasen yang 100% membayar uang muka LAMPIRAN IGD RSUD NGANJUK TRIASE PRIMER ADMISI/ RUANG INFORMASI NURSE STATION te) INSTALASI GAWAT DARURAT PELAYANAN 24 JAM MATERNAL NEONATAL EMERGENCY ( MNE ) DRILL EMERGENCY KASUS KEBIDANAN OLEH BIDAN MNE [GAWATDARURAT “aaa pe

Anda mungkin juga menyukai