Anda di halaman 1dari 4

Pidato Mengenai Pentingnya kebersihan lingkungan Sekolah

Assalamualaikum wr. Wb.


Bapak Rian selaku Wakil Kepala sekolah ingkang kulo hormati.
Rencang-rencang ingkang kaula tresnani.
Sumangga langkung rumiyin monggo kito sami ngaturaken puji syukur
dhumateng Gusti Allah SWT ingkang kepareng paring rahmat lan hidayahipun
sahingga kita sadaya taksih saged kempal ing kelas punika kanthi mboten
wonten alangan setunggal punopo.
Sholawat saha salam senantiasa kita haturaken dumateng junjungan kita Nabi
Agung Muhammad S.A.W. ingkang kita tengga syafaatipun benjang ing dinten
akhir, kanthi ucapan Allahhumma sholli ala syaidina muhammad wa ala ali
syaidina muhammad,
Bapak Wakil kepala sekolah lan sedoyo rencang ingkang kulo hormati lan
tresnani, kula teng ngriki ajeng bahas kebersihan lingkungan sekolah. Kedah
kita emut bilih lingkungan inggih punika panggenan kangge gesang kita
sedaya, sahingga kita kedah nguri-nguri lingkungan niki supaya dados
pagesangan ingkang ayem, tentrem ugi sejahtera. Njagi kebersihan lingkungan
punika salah sijining upaya ingkang utama kangge nyegah aneka penyakit.
Kita warga lingkungan sekolah, karesikan lingkungan saget kita tumrapaken ing
lingkungan sekolah ingkang kita tresnani puniko. Mbok bilih lingkungan sekolah
kita resik kita ugi ingkang angsal dampak positifipun inggih punika KBM dados
aman lan nyaman. Karesikan lingkungan sekolah saget ditindakaken kanthi
cara buwang larahan/sampah ing panggenan ingkang sampon disediaken,
numindakaken piket kelas kanthi teratur.
Cekap Semanten atur kaula, mbok bilih wonten kekurangan ugi kekhilafanipun
kaula nyuwun agunging samudro pangapunten.
Wassalamualaikum wr. Wb

Hormat kulo
(Dewi Azzahra Putri)
Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih dalam Bahasa Inggris dan
Artinya

Bawang Putih lived with her step mother and her step sister, Bawang Merah. Bawang
Putih’s mother died when she was a baby. Her father remarried another woman and
later her step sister was born. Unfortunately, not long after that her father died. Since
then, Bawang Putih’s life was sad
(Bawang Putih tinggal bersama ibu dan kakak tirinya, Bawang Merah. Ibu
Bawang putih meninggal dunia ketika dia bayi. Ayahnya kembali menikah
dengan wanita lain dan kemudian saudara permepuannya lahir. Saynagnya,
tidak lama setelah itu ayahnya meninggal. Sejak saat itu, kehidupan bawang
putih menjadi sangat menyedihkan).

Her step mother and her step sister treated Bawang Putih badly and always asked
her to do all the household chores. One morning, Bawang Putih was washing some
clothes in a river. Accidentally, her mother’s clothes were washed away by the river.
She was really worried so she walked along the river side to find the clothes. Finally
she met an old woman
(ibu dan kakak tirinya memperlakukan bawang putih dengan sangat buruk dan
selalu memintanya untuk melakukan semua pekerjaan rumah. Suatu hari,
bawang putih sedang menyusi baju di sungai. Tiba – tiba, baju ibunya hanyut.
Dia sangat ketakuta jadi dia pergi menyusuri sungai untuk mencari baju
tersebut. Dia bertemu dengan seorang wanita tua).

She said that she kept the clothes and would give them back to Bawang Putih if she
helped the old woman do the household chores. Bawang Putih helped her happily.
After everything was finished, the old woman returned the clothes
(wanita tua itu berkata bahwa baju yang sedang dicarinya ada padanya dan
akan diberikannya kembali jika dia mau membantu wanita tersebut untuk
melakukan pekerjaan rumah. Bawang putih kemudian membantu wanita tua
tersebut dengan sangat bahagia. Setelah semuanya selesai, wanita tua tersebut
mengembalikan pakaiannya yang dicarinya).

She also gave Bawang Putih a gift. The old woman had two pumpkins, one pumpkin
was small and the other one was big. Bawang Putih had to choose one. Bawang
Putih was not a greedy girl. So she took the small one. After thanking the old woman,
Bawang Putih then went home
2

(dia juga memberi bawang putih hadiah. Wanita tua tersebut mempunyai dua
buah labu, satu labu berukuran kecil dan yang satunya lagi berukuran besar.
Bwang putih harus memilih salah satu. Bawang putih bukan orang yang rakus.
Dia kemudian mengambil yang berukuran kecil. Setelah berterima kasih kepada
wanita tua tersebut, bawang putih kemudian pulang kerumah).

When she arrived home, her step mother and Bawang Merah were angry. They had
been waiting for her all day long. Bawang Putih then told about the clothes, the old
woman, and the pumpkin. Her mother was really angry so she grabbed the pumpkin
and smashed it to the floor. Suddenly they all were surprised
(ketika dia sampai kerumah, ibu dan kakak tirinya sangat marah. Mereka sudah
menunggunya sepanjang hari. Bawang putih kemudian emnceritakan tentang
baju, wanita tua dan labu yang diberikannya. Ibunya sangat marah hingga
dirampasnya labu tersebut dan kemudian melemparkannya ke lantai. Tiba –
tiba mereka semua dibuat terkejut).

Inside the pumpkin they found jewelries. “Bawang Merah, hurry up. Go to the river
and throw my clothes into the water. After that, find the old woman. Remember, you
have to take the big pumpkin,” the step mother asked Bawang Merah to do exactly
the same as Bawang Putih’s experience
(mereka menumakan perhiasan didalam labu tersebut. “Bawang merah cepat.
Kembali kesungai dan buang bajuku kesungai. Sete;ah itu, temukan wanita tua
itu. Ingat, kau harus mengambil labu yang berukuran besar.” Ibunya menyuruh
Bawang merah melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan bawang
putih).

Bawang Merah immediately went to the river. She threw the clothes and pretended to
search them. Not long after that, she met the old woman. Again she asked Bawang
Merah to do household chores. She refused and asked the old woman to give her a
big pumpkin. The old woman then gave her the big one (bawang merah segera
pergi menuju sungai. Dia kemudian membuang baju dan berpura – pura
mencarinya. Tidak lama setelah itu, dia bertemu dengan wanita tua tersebut.
Lagi – lagi dia meminta bawang merah untuk melakukan pekerjaan rumah. Dia
menolak dan meminta wanita itu untuk memberikannya labu. Kemudian wnaita
itu memberikannya labu yang besar).

Bawang Merah was so happy. She ran very fast. When she arrived home, her mother
was impatient. She directly smashed the pumpkin to the floor. They were screaming.
There were a lot of snakes inside the pumpkin! They were really scared. They were
afraid the snakes would bite them. “Mom, I think God just punished us”
3

(bawang merah sangat bahagia. Dia berlari sekencang – kencangnya. Ketika


dia sampai dirumah, ibunya tidak sabar. Dia langsung melempar labu tersebut
ke lantai. Mereka kemudian berteriak. Begitu banyak ular didalam labu tersebut,
mereka begitu ketakutan. Mereka takut ular – ular tersebut akan menggigit
mereka. “Ibu, aku fikir Tuhan menghukum kita”).

We had done bad things to Bawang Putih. And God didn’t like that. We have to
apologize to Bawang Putih,” said Bawang Merah. Finally both of them realized their
mistakes. They apologized and Bawang Putih forgave them. Now the family is not
poor anymore. Bawang Putih decided to sell all the jewelries and used the money for
their daily lives
(Kita sudah melakukan hal – hal buruk terhadap bawang putih. Dna Tuhan tidak
menyukai itu. Kita harus meminta maaf padanya”. Kata bawang merah. Pada
akhirnya mereka berdua menyadari kesalahn mereka. Mereka meminta maaf
dan bawang putih memaafkan mereka. Sekarang keluarga tersebut tidak lagi
hidup miskin. Bawang putih memutuskan untuk menjual semua perhiasaanya
dan menggunakan uangnya untuk kebutuhan mereka sehari–hari)

Pelajaran yang dapat kita ambil adalah; berhenti bersikap kasar terhadap orang lain.
Sekalipun mereka bukan saudara sedarah tidak ada hak yang membenarkan kita
untuk besikap tidak adil terhadap orang lain. Dan juga, keserakahan tidak akan
membawa kita pada kekayaan yang kekal. Harta hanyalah sementara, kebahagian
yang hakiki tidak dapat di ukur dari seberapa harta yang kita miliki, namun seberapa
bahagia, cinta, dan kebersamaan kekeluargaan yang kita miliki dalam hidup ini.

Anda mungkin juga menyukai