SUBKONTRAK
PROYEK ....................
Nomor : ...../...../...../...../.....
Tahun Anggaran : ......
Pada hari ini ...... Tanggal ..... Bulan ..... Tahun ...... (../../....) kami yang bertanda
tangan dibawah ini :
I. Nama : ......
No. KTP : .....
Perusahaan : PT. DDDD
Jabatan : .....
Alamat : ......
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. ....... sebagaimana tersebut diatas
dan berdasarkan Akta Pendirian nomor : .... tanggal ?? ???? ???? yang dibuat
dihadapan notaris .........,SH untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. SSSS sebagaimana tersebut diatas
dan berdasarkan Akta Pendirian nomor : ... tanggal ?? ??? ???? yang dibuat dihadapan
notaris ........., SH untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PASAL I
KETENTUAN UMUM
Kecuali ditentukan lain dalam surat perjanjian ini, kata-kata dan expresi berikut ini
harus mempunyai arti seperti yang dimaksud sebagai berikut :
1. KONTRAK berarti Surat Perjanjian tertulis yang sah antara PEMBERI TUGAS
dan Kontraktor, yang menetapkan kewajiban dari PARA PIHAK menurut
kontrak termasuk tidak terbatas pada administrasi kontrak, pelaksanaan dan
jaminan pekerjaan, penyediaan gambar, tenaga kerja, bahan dan peralatan, dan
dasar pembayaran serta penentuan jumlah nilai kontrak.
2. DOKUMEN KONTRAK berarti keseluruhan kontrak yang mengikat PEMBERI
TUGAS dan Kontraktor, terdiri atas pernyataan perjanjian, harga-harga, kuantitas
dan pembayaran, gambar-gambar (merupakan uraian secara visual) dan
spesifikasi-spesifikasi (merupakan uraian dalam bentuk kata-kata) dari pekerjaan
yang harus dilaksanakan dan material dan hal lain yang harus dilengkapi dan
kualitas, standar, persyaratan-persyaratan, batas-batas dan syarat-syarat sesuai
terhadap penampilan termasuk setiap perjanjian tambahan atau lembaran
tambahan yang dianggap perlu.
3. SUB KONTRAK berarti perjanjian tertulis yang sah antara PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA, yang berisi Hak dan Kewajiban PARA PIHAK.
4. DOKUMEN SUB KONTRAKK berarti keseluruhan Sub Kontrak yang mengikat
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan terdiri atas pernyataan perjanjian,
ketentuan –ketentuan umum antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA,
ketentuan-ketentuan teknis antara PEMBERI TUGAS dan PIHAK PERTAMA,
Ruang lingkup Pekerjaan Sub Kontrak, Waktu Pelaksanaan Pekerjaan, Daftar
Peralatan, Struktur Organisasi, dan Daftar Kuantitas dan Harga termasuk setiap
perjanjian tambahan atau lembaran tambahan yang dianggap perlu.
5. PEMBERI TUGAS berarti orang yang ditunjuk sebagai yang mewakili dan diberi
wewenang oleh Pemberi Tugas yang bertindak dalam ruang lingkup tugas-tugas
tertentu dan dalam wewenang yang diberikan kepadanya oleh Pemberi Tugas.
6. KONSULTAN PENGAWAS berarti suatu tim penasehat atau badan pengawas
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dengan tugas dan wewenang dibidang
pengawasan teknik pelaksanaan pekerjaan, dan administrasi teknik serta untuk
menyelenggarakan tugas-tugas yang ditetapkan.
7. KEPALA PROYEK / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA berarti wakil
resmi PIHAK PERTAMA di lapangan yang berkewenangan penuh mengawasi,
memeriksa dan mengarahkan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan pekerjaan.
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN berarti jumlah hari atau minggu yang
ditetapkan didalam Dokumen Sub Kontrak untuk penyelesaian pada setiap jenis
pekerjaan, dan pekerjaan secara keseluruhan terhitung setelah diterbitkannya
Surat Perintah Perintah Pelaksanaan Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA.
9. HARGA SUB KONTRAK berarti harga sesuai dengan Sub Kontrak ini,
termasuk PPn dan PPh.
10. PPN berarti Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan Peraturan Perpajakan sebesar
10% dari harga fisik.
11. HARI berarti hari kalender sesuai dengan kalender, termasuk hari minggu, hari
besar dan hari libur, yang berawal dan berakhir pada tengah malam pukul 24.00
atau 00.00.
12. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA berarti daftar kuantitas dan harga yang
telah diisi lengkap dengan volume, harga satuan dan jumlah harga yang
merupakan bagian dari Sub Kontrak.
13. PRESTASI PEKERJAAN adalah pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan di
lapangan dan telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan KONSULTAN /
PEMBERI TUGAS.
14. BERITA ACARA SERAH TERIAMA PERTAMA adalah Berita Acara yang
dibuat dan ditandatangani bersama PARA PIHAK setelah disetujui oleh
PEMBERI TUGAS yang menyatakan bahwa prestasi pekerjaan dilapangan telah
selesai 100% dan dengan demikian pekerjaan dapat diserahterimakan untuk yang
pertama.
15. BERITA ACARA KEDUA adalah Berita Acara yang dibuat dan ditandatangani
bersama PARA PIHAK setelah disetujui oleh PEMBERI TUGAS yang
menyatakan bahwa prestasi pekerjaan dilapangan telah selesai 100% dan telah
melalui masa pemeliharaan dengan demikian pekerjaan dapat diserah terimakan
untuk yang kedua.
16. PEKERJAAN TAMBAH KURANG adalah suatu pekerjaan karena kondisi
lapangan dan pelaksanaan pekerjaan yang tidak diperhitungkan (tak terduga)
akan terjadi, dan tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan
dapat disetujui oleh PIHAK PERTAMA
PASAL II
MAKSUD DAN TUJUAN
PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut untuk melaksanakan pekerjaan yang meliputi :
PASAL IV
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 3 perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA sesuai dengan ketentuan dan persyartan yang berlaku dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari sub kontrak ini, dan tersurat dalam :
2. Surat perjanjian ini dengan segala perubahannya dan addendumnya (jika ada)
3. Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan
pekerjaan dan keselamatan kerja yang tercantum dalam peraturan perundangan
yang berlaku.
4. Penjelasan, petunjuk dan peringatan baik tertulis maupun lisan yang selanjutnya
menjadi instruksi tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA / WAKIL
LAPANGAN PIHAK PERTAMA untuk mencapai maksud dan tujuan yang
berlaku.
5. Perubahan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
sesuai dengan gambar/lampiran kontrak, hanya dapat dilakukan setelah mendapat
instruksi atau persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA / WAKIL
LAPANGAN PIHAK PERTAMA dan untuk dijadikan bahan perhitungan
pekerjaan tambah kurang sesuai ketentuan yang diatur dalam pasal pekerjaan
tambah kurang.
6. PIHAK KEDUA mengikatkan diri kepada PIHAK PERTAMA untuk
melaksanakan pekerjaan dengan ketentuan dan spesifikasi teknis yang sama
seperti PIHAK PERTAMA terikat kepada PEMBERI TUGAS untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut dalam sub kontrak.
7. Apabila timbul pertanyaan mengenai penafsiran gambar atau spesifikasi,
pertanyaan tersebut akan diajukan kepada PIHAK PERTAMA / WAKIL
LAPANGAN PIHAK PERTAMA dan keputusan dari PIHAK PERTAMA /
WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA merupakan keputusan terakhir dan
mengikat PARA PIHAK
PASAL V
HARGA SATUAN PEKERJAAN
PASAL VI
ESKALASI/PENYESUAIAN HARGA
PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan / klaim atas kenaikan harga selama
masa pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA kecuali ada kebijaksanaan
resmi mengenai eskalasi/penyesuaian harga dari Pemerintah.
PASAL VII
WAKTU PELAKSANAAN
1. Total waktu pelaksanaan (Construction Period) adalah 240 (Dua Ratus Empat
Puluh) hari kalender untuk seluruh rangkaian Pekerjaan ??? ???? terhitung sejak
tanggal ?? ?? ????
2. Masa Pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditentukan selama 180 (Seratus Delapan
Puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal Berita Acara Serah Terima Pertama
(PHO).
3. Apabila masa pemeliharaan ini telah dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK
KEDUA serta diterima dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan
KONSULTAN / PEMBERI TUGAS, maka akan diterbitkan Berita Acara Serah
Terima Kedua (FHO). Dalam hal ini adanya perbaikan-perbaikan melebihi waktu
yang telah ditetapkan dalam pasal ini maka masa pemeliharaan dihitung sampai
dengan selesainya perbaikan dan semua biaya yang timbul menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA.
PASAL VIII
UANG MUKA
PASAL IX
JAMINAN-JAMINAN
PASAL X
CARA PEMBAYARAN
Pembayaran Harga Sub Kontrak tersebut dalam Pasal Perjanjian ini dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan cara sebagai berikut :
PASAL XI
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
PASAL XIII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN (K3L)
PASAL XV
KEADAAN MEMAKSA
1. Keadaan Memaksa (“Force Majeure”) menurut perjanjian ini adalah keadaan atau
peristiwa yang terjadi diluar dugaan, kemampuan dan kekuasaan PARA PIHAK,
yang mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kewajiban salah satu atau PARA
PIHAK yang disebabkan oleh karena:
Bencana alam termasuk akan tetapi tidak terbatas pada gempa bumi, tanah
longsor, banjir, dan kebakaran.
Perang, huru-hara, pemogokan, pemberontakan dan epidemi yang secara
keseluruhan ada hubungan langsung kepada para pihak, sehingga menjadi
tidak mungkin untuk dapat memenuhi kewajiban berdasarkan perjanjian ini.
2. Keadaan memaksa harus diberitahukan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak
terjadi keadaan / peristiwa tersebut disertai dengan bukti-bukti yang sah dari
instansi yang berwenang.
3. Apabila lewat waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana dimaksud ayat 2 Pasal ini
terlampaui, maka keadaan memaksa (force majeure) yang terjadi dianggap tidak
pernah ada.
4. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu atas pemberitahuan dari PIHAK KEDUA serta akan
memberikan tanggapan menyetujui atau menolak secara tertulis keadaan
memaksa (force majeure) tersebut dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh)
hari sejak diterimanya surat pemberitahuan tersebut.
5. Jika dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak pemeberitahuan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA belum/tidak memberikan jawaban, maka PIHAK
PERTAMA dianggap menyetujui adanya keadaan memaksa (force majeure).
6. Apabila sebagai akibat adanya keadaan memaksa (force majeure), perjanjian ini
diputuskan berdasarkan persetujuan PARA PIHAK, maka kerugian yang timbul
sebagai adanya keadaan memaksa (force majeure) tersebut ditanggung oleh
masing-masing pihak dan masing-masing pihak tidak dapat menuntu ganti rugi
apapun terhadap pihak lainnya.
7. Setelah terjadinya keadaan Force Majeure sebagai dimaksud ayat 1 dan 2 Pasal
ini, PIHAK KEDUA hanya berhak untuk menerima pembayaran sampai dengan
tahap pekerjaan yang telah dikerjakan dan telah diterima dengan baik oleh
PIHAK PERTAMA.
PASAL XVI
SANKSI – SANKSI
1. Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran atas Surat perjanjian ini, PIHAK
KEDUA harus menjamin PIHAK PERTAMA dari semua kerugian yang
mengakibatkan PIHAK PERTAMA menjadi bertanggung jawab berdasarkan
Kontrak antara PEMBERI TUGAS dan PIHAK PERTAMA akibat pelanggaran
PIHAK KEDUA tersebut.
2. Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran tersebut dalam pasal 12 ayat 8,
tanpa sepengetahuan PIHAK PERTAMA, PEMBERI TUGAS ataupun
KONSULTAN PENGAWAS, maka PIHAK PERTAMA akan langsung
mengambil alih pekerjaan Surat perjanjian ini.
3. PIHAK PERTAMA tanpa mengurangi tata cara perbaikan atas pelanggaran
tersebut dalam ayat 1 dapat memotong kerugian akibat pelanggaran tersebut dari
pembayaran tagihan yang menjadi hak PIHAK KEDUA.
4. Jika PIHAK KEDUA gagal dalam menyelesaikan setiap bagian pekerjaan atau
keseluruhan Pekerjaan dalam Jangka Waktu sesuai dengan rencana yang telah
ada pada Lampiran di surat perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA diwajibkan
untuk membayarkan kepada PIHAK PERTAMA dengan jumlah sebagaimana
tersebut di ayat 7 di bawah ini. Pihak pertama berhak untuk memotong secara
langsung terhadap pembayaran yang belum dilaksanakan.
5. Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran sebagaimana yang tersebut dalam
pasal 12 ayat 7 maka biaya demobilisasi dan mobilisasi kembali tidak akan
dibayar.
6. Jika PIHAK KEDUA gagal dalam menyelesaikan setiap bagian pekerjaan atau
keseluruahan pekerjaan dalam jangka waktu sesuai dengan rencana yang telah
ada pada lapiran Sub Kontrak ini, maka PIHAK PERTAMA akan mengambil alih
pekerjaan PIHAK KEDUA dengan biaya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
7. Jumlah Denda Keterlambatan untuk setiap hari kalender pada penyelesaian setiap
bagian Pekerjaan atau keseluruhan surat perjanjian ini adalah: 0.1% dari nilai
setiap bagian Surat perjanjian ini atau keseluruhan Nilai surat perjanjian ini dan
maksimal 5 % dari keseluruhan nilai Surat perjanjian ini
8. PIHAK KEDUA harus menyerahkan Pekerjaan sesuai mutu dan kualitas yang
disyaratkan dan telah disepakati. Bila mutu dan kualitas tersebut tidak sesuai,
maka PIHAK PERTAMA berhak menolak pekerjaan tersebut dan PIHAK
KEDUA wajib memperbaiki atau mengganti pada waktu yang ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA, tanpa ada biaya dan waktu tambahan dari PIHAK
PERTAMA.
PASAL XVII
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
PASAL XX
PENYERAHAN PEKERJAAN
PASAL XXI
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perbedaan pendapat diantara PARA PIHAK sebagai akibat dari
PERJANJIAN ini, maka PARA PIHAK akan menyelesaikan secara musyawarah.
PASAL XXII
LAIN-LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian ini atau perubahan-perubahan
yang dipandang perlu oleh PARA PIHAK, akan diatur dalam perjanjian tambahan
(Addendum) dan merupakan perjanjian yang tak terpisahkan dari perjanjian ini.
PASAL XXIII
PENUTUP
1. Hal-hal yang belum diatur dan apabila ada perubahan-perubahan dalam perjanjian
ini, akan diatur kemudian atas dasar permufakatan kedua belah pihak yang akan
dituangkan kedalam bentuk surat perjanjian tambahan (Amandemen) yang
merupakan kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
2. Semua pemberitahuan dan atau surat-menyurat antara Kedua Belah Pihak
sehubungan dengan perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah
disampaikan kepada yang bersangkutan bilamana ada tanda terima tertulis.
Surat-menyurat juga dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA atau wakil PIHAK
PERTAMA dilapangan kepada PIHAK KEDUA atau wakil PIHAK KEDUA di
Site Proyek dengan nilai bobot kekuatan hukum yang sama.
3. Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari dan tanggal
tersebut diatas, dan berakhir setelah kedua belah pihak menyelesaikan kewajiban
masing-masing dan dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan 2 (dua) diantaranya
bermaterai cukup untuk masing-masing Pihak yang mempunyai kekuatan hukum
yang sama.
Dibuat di : Padang.
Pada tanggal : ................ 2020