Anda di halaman 1dari 10

SURAT PERJANJIAN KONTRAK

...............................................

DENGAN

...............................................

Untuk melaksanakan
Pekerjaan ...................................................................................................................
Kabupaten / Kota : ........................... Provinsi : ...........................
Nomor : .................................

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “KONTRAK”) dibuat dan
ditandatangani di Jakarta pada hari ........... Tanggal ........... Bulan ........... Tahun ........... antara :

1. ........................., selaku .........................., yang bertindak untuk dan atas nama .......................,
yang berkedudukan di .............................., berdasarkan Akta Pendirian / Anggaran Dasar Notaris
........................................, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. ........................., selaku .........................., yang bertindak untuk dan atas nama .......................,
yang berkedudukan di .............................., berdasarkan Akta Pendirian / Anggaran Dasar Notaris
........................................, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK
terlebih dahulu munyatakan dan sepakat untuk hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah pemilik pekerjaan (selanjutnya disebut PEMBERI TUGAS)
untuk Pekerjaan .................................................................
2. Bahwa PIHAK PERTAMA bermaksud mensubkontrakan Pekerjaan ........................................
tersebut kepada PIHAK KEDUA.
3. Bahwa PARA PIHAK telah melakukan negosiasi dan klarifikasi berdasarkan Berita Acara
Klarifikasi dan Negosiasi.
4. Bahwa PIHAK KEDUA telah mengujukan kepada PIHAK PERTAMA harga Pekerjaan
................................................................. dan mematuhi segala ketentuan dan persyaratan yang
tercantum dalam pasal-pasal perjanjian tersebut.
5. Bahwa PIHAK KEDUA akan mendukung, mamatuhi dan memenuhi KEBIJAKAN MUTU dan
KEBIJAKAN KESELAMATAN dan KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN PT.
..................................................................

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk menandatangani Sub Kontrak ini
dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal berikut ini :

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA : Page | 1


PASAL I
KETENTUAN UMUM

Dalam surat perjanjian ini, kata-kata berikut ini harus mempunyau arti seperti yang dimaksud sebagai
berikut :
6. KONTRAK berarti Surat Perjanjian tertulis yang sah antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA, yang menetapkan kewajiban dari PARA PIHAK menurut kontrak termasuk tidak
terbatas pada administrasi kontrak, pelaksanaan dan jaminan pekerjaan, penyediaan gambar,
tenaga kerja, bahan dan peralatan, dan dasar pembayaran serta penentuan jumlah nilai kontrak.
7. DOKUMEN KONTRAK berarti keseluruhan kontrak yang mengikat PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA, terdiri atas pernyataan perjanjian, harga-harga, kuantitas dan pembayaran,
gambar-gambar (merupakan uraian secara visual) dan spesifikasi-spesifikasi (merupakan uraian
dalam bentuk kata-kata) dari pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material dan hal lain yang
harus dilengkapi dan kualitas, standar, persyaratan-persyaratan, batas-batas dan syarat-syarat
sesuai terhadap penampilan termasuk setiap perjanjian tambahan atau lembaran tambahan yang
dianggap perlu.
8. SUB KONTRAK berarti perjanjian tertulis yang sah antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA, yang berisi Hak dan Kewajiban PARA PIHAK.
9. DOKUMEN SUB KONTRAK berarti keseluruhan Sub Kontrak yang mengikat PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan terdiri atas pernyataan perjanjian, ketentuan-ketentuan
umum antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA, ketentuan-ketentuan teknis antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, Ruang lingkup Pekerjaan Sub Kontrak, Waktu
Pelaksanaan Pekerjaan, Daftar Peralatan, Struktur Organisasi, dan Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk setiap perjanjian tambahan atau lembaran tambahan yang dianggap perlu.
10. PIHAK PERTAMA berarti orang / perusahaan yang meberikan tugas dan pekerjaan yang
bertindak dalam ruang lingkup dan wewenang sesuai aturan yang berlaku.
11. PIHAK KEDUA berarti orang / perusahaan yang ditunjuk sebagai yang mewakili dan diberi
wewenang oleh PIHAK PERTAMA yang bertindak dalam ruang lingkup tugas-tugas tertentu
dan dalam wewenang yang diberikan kepadanya dari PIHAK PERTAMA.
12. KONSULTAN PENGAWAS berarti suatu tim penasehat atau badan pengawas yang ditunjuk
PIHAK PERTAMA dengan tugas dan wewenang dibidang pengawasan teknik pelaksanaan
pekerjaan, dan administrasi teknik serta untuk menyelenggarakan tugas-tugas yang ditetapkan.
13. TIM AUDIT berarti wakil resmi PIHAK PERTAMA di lapangan yang berkewenangan penuh
mengawasi, memeriksa, dan mengarahkan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan pekerjaan.
14. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN berarti jumlah hari atau minggu atau bulan atau tahun
yang di tetapkan di dalam Dokumen Sub Kontrak untuk penyelesaian pada setiap jenis pekerjaan
dan pekerjaan secara keseluruhan terhitung setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Pekerjaan (SPMK) oleh PIHAK PERTAMA.
15. HARI berarti hari kalender sesuai dengan kalender, termasuk hari Minggu, hari besar dan hari
libur keagaamaan dan libur nasional, yang berawal dan berakhir pada tengah malam pukul 24:00
WIB atau 00:00 AM
16. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA berarti daftar kuantitas dan harga yang telah diisi
lengkap dengan volume, harga satuan dan jumlah harga yang merupakan bagian dari Sub
Kontrak.
17. PRESTASI PEKERJAAN berarti pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan di lapangan dan
telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
18. BERITA ACARA SERAH TERIMA PERTAMA berarti Berita Acara yang dibuat dan
ditandatangani bersama PARA PIHAK setelah disetujui oleh PIHAK PERTAMA yang

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA : Page | 2


menyatakan bahwa prestasi pekerjaan di lapangan telah selesai 100% dan dengan demikian
pekerjaan dapat diserah terimakan untuk yang pertama.
19. BERITA ACARA KEDUA berarti Berita Acara yang dibuat dan ditandatangani bersama PARA
PIHAK setelah disetujui oleh PIHAK PERTAMA yang menyatakan bahwa prestasi pekerjaan
dilapangan telah selesai 100% dan telah melalui masa pemeliharaan dengan demikian pekerjaan
dapat diserah terimakan untuk yang kedua.
20. PEKERJAAN TAMBAH KURANG berarti suatu pekerjaan karena kondisi lapangan dan
pelaksanaan pekerjaan yang tidak diperhitungkan (tidak terduga) akan terjadi, dan tidak dapat
dielakan dalam rangka penyelesaian pekerjaan dapat disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL II
MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima penunjukan tersebut
dan bertanggung jawab untuk melaksanakan Pekerjaan ................................................... sampai selesai
dan diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL III
LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut untuk melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas Pekerjaan
.................................................................................., dengan perincian sebagai berikut :

1. Semua perizinan yang termasuk pada lingkup pekerjaan PIHAK KEDUA, dalam hal ini PIHAK
PERTAMA hanya sebatas surat pengantar (keterangan).
2. Hal-hal yang belum tercantum dalam kontrak mengacu pada Berita Acara Klarifikasi dan
Negosiasi, Gambar dan Spesifikasi Teknis.

PASAL IV
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan tersebut dalam Pasal III perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari sub
kontrak ini, dan tersurat dalam :
a. Surat perjanjian Nota Kesepahaman (MoU).
b. Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan pekerjaan dan
keselamatan kerja yang tercantum dalam peraturan perundangan yang berlaku.
c. Penjelasan, petunjuk dan peringatan baik tertulis maupun lisan yang selanjutnya menjadi
instruksi tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA untuk mencapai maksud dan
tujuan yang berlaku.

d. Perubahan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan
gambar / lampiran kontrak, hanya dapat dilakukan setelah mendapat instruksi atau
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA dan TIM AUDIT dan untuk dijadikan abahan
perhitungan pekerjaan tambah kurang sesuai ketentuan yang diatur dalam pasal pekerjaan
tambah kurang.

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA : Page | 3


2. PIHAK KEDUA mengikat diri kepada PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan
dengan ketentuan dan spesifikasi teknis yang telah disepakati bersama antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
3. Apabila timbul pernyataan mengenai penafsiran gambar atau spesifikasi, pertanyaan tersebut
akan diajukan kepada PIHAK PERTAMA dan keputusan dari PIHAK PERTAMA merupakan
keputusan terakhir dan mengikat PARA PIHAK.

PASAL V
HARGA SATUAN PEKERJAAN

Besarnya harga Sub Kontrak pekerjaan sebagaimana tersebut dalam perjanjian ini adalah dengan
perincian sebagai berikut :

Didalam harga pekerjaan tersebut dalam pasal ini, termasuk :


a. Keuntungan untuk PIHAK KEDUA
b. Segala bentuk pajak yang berlaku sesuai ketentuan dan retribusi lainnya.
c. Segala bentuk biaya yang timul akibat pekerjaan ini termasuk biaya keamanan, biaya
koordinasi perjalanan sampai dengan masuk lingkungan proyek.

PASAL VI
ESKALASI / PENYESUAIAN HARGA

PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan / klaim atas kenaikan harga selama masa
pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL VII
WAKTU PELAKSANAAN

1. Total waktu pelaksanaan (Construction Period) adalah ....................... hari kalender untuk
seluruh rangkaian pekerjaan ...................................................... terhitung sejak diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
2. Masa Pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditentukan selama .................................... hari kalender
terhitung sejak diterima Berita Acara Serah Terima (BAST) Pertama.
3. Apabila masa pemeliharaan ini telah dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK KEDUA serta
diterima dan disetujusi oleh PIHAK PERTAMA dan KONSULTAN PENGAWAS, maka akan
diterbitkan Berita Acara Serah Terima (BAST) Kedua. Dalam hal ini adanya perbaikan-perbaikan
melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam pasal ini, maka masa pemeliharaan dihitung sampai
dengan selesainya perbaikan dan semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.

PASAL VIII
JAMINAN - JAMINAN

1. PIHAK PERTAMA meminta Jaminan Kesanggupan menyelesaikan pekerjaan kepada PIHAK


KEDUA berupa Surat Kesanggupan Menyelesaikan diatas Materai.

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA : Page | 4


2. PIHAK PERTAMA menunjuk salah satu jasa badan keuangan yang telah di terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) Indonesia sebagai Pihak Asuransi dan PIHAK KEDUA diharuskan untuk
membayar sejumlah biaya yang dikenakan atas Nilai Kontrak dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku tersebut antara lain :
a. Jaminan Uang Muka.
b. Jaminan Pelaksana.
c. Jaminan Pemeliharaan.

PASAL IX
CARA PEMBAYARAN

Skema Pembayaran pada perjanjian ini akan dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan sesuai dengan
kesepakatan para pihak, dengan skema sebagai berikut :
1. Pembayaran ke – 1 (satu) sebesar 50% (lima puluh persen) sebagai Uang Muka atau Down
Payment (DP) dari nilai kontrak setelah menyelesaikan semua administrasi dari Pihak Asuransi
yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender.
2. Pembayaran ke – 2 (dua) sebesar 30% (tiga puluh persen) setelah progres pekerjaan
dilaksanakan telah mencapai 40% (empat puluh persen) dihitung dari bobot prestasi.
3. Pembayaran ke – 3 (tiga) sebesar 15% (lima belas persen) setelah progres pekerjaan
dilaksanakan telah mencapai 100% (seratus persen) dihitung dari bobot prestasi dan setelah
BAST Pertama disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS dari PIHAK PERTAMA.
4. Pembayaran ke – 4 (empat) sebesar 5% (lima persen) setelah masa pemeliharaan berakhir sesuai
masa kontrak dan BAST Kedua telah disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS dari PIHAK
PERTAMA.

PASAL X
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan berupa penambahan atau pengurangan


pekerjaan dianggap sah sesudah ada perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA di lapangan yaitu
TIM AUDIT dengan menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan secara jelas dan dituangkan
dalam amandemen.
2. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk mengubah waktu
penyelesaian pekerjaan kecuali apabila PIHAK PERTAMA menyetujui bahwa pekerjaan tambah
tersebut deperlukan tambahan waktu pelaksanaan.

PASAL XI
PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan struktur organisasi lengkap yang akan ditugaskan di
lapangan kepada PIHAK PERTAMA dan ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil dari PIHAK
KEDUA yang ditunjuk sebagai Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli yang mempunyai wewenang
atau kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA serta dapat menerima, memberikan dan
memutuskan segala petunjuk dari PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Jadwal Rencana Kerja sesuai dengan Jangka Waktu yang
telah disepakati oleh PARA PIHAK, dengan Metode Network Planning.
3. Pemimpin Pelaksana haruslah seorang ahli teknik yang cakap sesuai dengan bidang serta
pengalaman dan berpendidikan cukup serta disetujui PIHAK PERTAMA / TIM AUDIT.

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA : Page | 5


4. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli /
Tenaga yang tercantum dalam struktur organisasi tersebut tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana yang diharapkan, maka PIHAK PERTAMA melalui TIM AUDIT akan
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA. Dalam waktu 2 x 24 jam setelah
menerima penolakan tersebut PIHAK KEDUA harus segera menggantikan dengan yang lain dan
memenuhi persyaratan.
5. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, alat yang digunakan PIHAK KEDUA tidak
layak dan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang diharapkan / rusak, maka PIHAK
PERTAMA melalui TIM AUDIT memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.
Dalam 1 x 24 jam setelah menerima penolakan tersebut PIHAK KEDUA harus segera
menggantikan alat tersebut dengan yang lain dan memenuhi persyaratan.
6. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berwenang dan
memperoleh segala lisensi dan ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan serta membayar
segala biayanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA
berkaitan dengan pengeluaran alat dari lapangan.
8. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk menyerahkan atau mengalihkan atau memperjual
belikan sebagian atau seluruh Pekerjaan Sub Kontraktor kepada Pihak Ketiga tanpa persetujuan
tertulis sebelumnya dari PIHAK PERTAMA.
9. Komunikasi antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA digunakan melalui surat menyurat
dan dalam 7 (tujuh) hari kalender sejak surat disampaikan tidak ada jawaban Surat tersebut
dianggap disetujui.
10. PIHAK KEDUA wajib memberikan Jadwal waktu terinci dan rencana kerja yang sudah termasuk
urutan / tahapan pekerjaan, termasuk didalamnya jadwal kebutuhan alat, material dan tenaga
dalam bentuk laporan progres Pekerjaan Harian, Mingguan, Bulanan.
11. Kemajuan Pekerjaan akan dievaluasi oleh PIHAK PERTAMA melalui TIM AUDIT, dan PIHAK
KEDUA harus, jika diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA melalui TIM AUDIT diwajibkan
memobilisasi tambahan peralatan dan personil yang diperlukan untuk menjamin kemajuan
pekerjaan telah sesuai dengan keinginan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA berkenaan
dengan mobilisasi tersebut atau hal lainnya.
12. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pelaksanaan.
13. PIHAK KEDUA wajib mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan yang telah diselesaikan.
Apabila terjadi kerusakan pada pekerjaan tersebut yang diakibatkan oleh kelalaian PIHAK
KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib memperbaiki kerusakan tersebut atas biaya sendiri
hingga diterima baik oleh PIHAK PERTAMA.
14. PIHAK KEDUA harus memberikan ganti rugi dan tetap melindungi PIHAK PERTAMA, dan
Pekerjanya terhadap tanggung jawab hukum atas setiap kerusakan, kehilangan atau kecelakaan
yang timbul termasuk terhadap setiap klaim, tuntutan, gugatan hukum, kerusakan, biaya, angkos-
ongkos dan setiap pengeluaran lain yang disebabkan atau berkaitan dengan timbulnya persoalan
tersebut.
15. PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala resiko akibat tuntutan dari
PIHAK KETIGA.

PASAL XII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN (K3L)

PIHAK KEDUA wajib menerapkan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L)
yang berlaku di lingkungan pekerjaan, yang berupa :

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA : Page | 6


1. Memberikan perlindungan keselatan dan kesehatan kerja bagi semua tenaga kerja dan lingkungan
sesuai dengan ketentuan / norma yang berlaku untuk mencapai nihil kecelakaan kerja.
2. Menjamin terlaksananya usaha pencegahan kecelakaan pada semua tingkatan pekerjaan dan
selalu terus berupaya mewujudkan tida ad kecelakaan kerja, dengan memakai dan menggunakan
alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan.
3. Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD), seperti : helm, sepatu kerja, sarung tangan, kacamata las,
sabuk pengaman (jika diperlukan), pelindung telinga (jika diperlukan) dan sebagainya.

PASAL XIII
CARA PELAPORAN

1. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mempersiapkan dan menyimpan buku laporan harian yang
berisi kegiatan harian, terdiri dari :
a. Kuantitas dan macam bahan atau barang yang ada di lapangan (yang belum terpakai).
b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan / atau keterampilan.
c. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.
d. Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, perubahan desain dan lain-lain.
2. Buku Laporan tersebut diatas ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan diserahkan untuk
diperiksa dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan Laporan kepada PIHAK PERTAMA / TIM AUDIT
yang terdiri dari :
a. Perhitungan Volume Pekerjaan / Calculation Sheet.
b. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang disetujui PIHAK PERTAMA.
c. Prestasi Pekerjaan yang di setujui PIHAK PERTAMA.
d. Dokumentasi untuk hal yang dianggap penting oleh PIHAK PERTAMA.
e. Surat Keterangan Aparat Pemerintah setempat / Kepala Desa / Lurah yang menyatakan
pekerjaan telah selesai 100% (seratus persen).

PASAL XIV
KEADAAN MEMAKSA

1. Keadaan Memaksa (Force Majuere) menurut perjanjian ini adalah keadaan atau peristiwa yang
terjadi diluar dugaan, kemampuan dan kekuasaan PARA PIHAK, yang mengakibatkan
terhambatnya pelaksanaan kewajiban salah satu / PARA PIHAK yang disebabkan oleh karena :
a. Bencana alam termasuk akan tetapi tidak terbatas pada gempa bumi, tanah longsor, banjir
dan kebakaran.
b. Perang, huru-hara, pemogokan, pemberontakan dan epidemi yang secara keseluruhan ada
hubungan langsung kepada PARA PIHAK, sehingga menjadi tidak mungkin untuk
memenuhi kewajiban berdasarkan perjanjian ini.
2. Keadaan memaksa harus diberitahukan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadi keadaan / peristiwa tersebut
disertai bukti-bukti yang sah dari instansi yang berwenang.
3. Apabila lewat waktu 7 (tujuh) hari kalender sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini terlampaui,
maka keadaan memaksa yang terjadi dianggap tidak pernah ada.
4. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan melakukan pemeriksaan
terlebih dahulu atas pemberitahuan dari PIHAK KEDUA serta akan memberikan tanggapan
menyetujui atau menolak secara tertulis keadaan memaksa tersebut dalam jangka waktu paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak diterimanya surat pemberitahuan tersebut.

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA : Page | 7


5. Jika dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak pemberitahuan oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA belum/tidak memberikan jawaban, maka PIHAK PERTAMA dianggap
menyetujui adanya Keadaan Memaksa tersebut.
6. Apabila sebagai akibat adanya keadaan memaksa, perjanjian ini diputuskan berdasarkan
persetujuan PARA PIHAK, maka kerugian yang timbul sebagai Keadaan Memaksa tersebut
ditanggung oleh masing-masing pihak dan masing-masing pihak tidak dapat menuntut ganti rugi
apapun terhadap pihak lainnya.
7. Setelah terjadinya Keadaan Memaksa sebagai dimaksud dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, PIHAK
KEDUA hanya berhak untuk menerima pembayaran sampai dengan tahap pekerjaan yang telah
dikerjakan dan telah diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL XV
SANKSI - SANKSI

1. Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran atas Surat Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA
harus bertanggung jawab apabila timbul permasalahan di kemudian hari.
2. Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran tersebut dalam Pasal 12 ayat 8, tanpa
sepengetahuan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA akan langsing mengambil alih
pekerjaan Surat Perjanjiaan ini.
3. PIHAK PERTAMA tanpa mengurangi tata cara perbaikan atas pelanggaran tersebut dalam ayat 1
dapat memotong kerugian akibat pelanggaran tersebut dari pembayaran tagihan yang menjadi
hak PIHAK KEDUA.
4. Jika PIHAK KEDUA gagal dalam menyelesaikan setiap bagian pekerjaan atau keseluruhan
Pekerjaan dalam Jangka Waktu sesuai dengan rencana yang telah ada pada Lampiran diSurat
Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA diwajibkan untuk membyarkan kepada PIHAK
PERTAMA dengan jumlah sebagaimana tersebut di ayat 6 dibawah ini. PIHAK PERTAMA
berhak untuk memotong secara langsung terhadap pembayaran yang belum dilaksanakan.
5. Jika PIHAK KEDUA gagal dalam menyelesaikan setiap bagian pekerjaan atau keseluruhan
pekerjaan dam jangka waktu sesuai dengan rencana yang telah ada pada lampiran Sub Kontrak
ini, maka PIHAK PERTAMA akan mengambil alih pekerjaan PIHAK KEDUA dengan biaya
ditanggung PIHAK KEDUA.
6. Jumlah Denda keterlambatan untuk setiap hari kalender pada penyelesaian setian bagian
Pekerjaan atau keseluruhan surat perjanjian ini adalah 0,1% (nol koma satu persen) dari nilai
setiap bagian Surat Perjanjian ini atau keseluruhan Nilai Surat Perjanjian ini dan maksimal 5%
(lima persen) dari keseluruhan nilai Surat Perjanjian ini.
7. PIHAK KEDUA harus menyerahkan Pekerjaan sesuai Mutu dan Kualitas yang diisyaratkan dan
telah disepakati. Bila mutu dan kualitas tersebut tidak sesuai, maka PIHAK PERTAMA berhak
menolak pekerjaan tersebut dan PIHAK KEDUA wajib memperbaiki atau mengganti pada waktu
yang telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA, tanpa ada biaya dan waktu tambahan dari
PIHAK PERTAMA.

PASAL XVI
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

1. Perjanjian ini dengan sendirinya berakhir setelah PARA PIHAK telah menyelesaikan seluruh
kewajiban-kewajibannya berdasarkan perjanjian / kontrak ini.
2. Menyimpang dari ketentuan ayat 1 Pasal ini, PIHAK PERTAMA berhak memutuskan perjanjian
ini secara sepihak dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya setelah melakukan
peringatan / teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dalam hal PIHAK KEDUA :

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA : Page | 8


a. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu sebagaimana yang maksud
pada Pasal 7 perjanjian ini dan denda keterlambatan sudah mencapai 5% (lima persen) dari
nilai surat perjanjian ini secara keseluruhan.
b. Setelah 1 (satu) minggu terhitung tanggal berlakunya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ini
tidak atau belum mulai melaksanakan kegiatan dalam rangka memenuhi Pasal 3.
c. 2 (dua) hari berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan di lapangan yang telah dimulai,
kecuali apabila hal ini disebabkan oleh Keadaan Memaksa atau hal-hal lain yang dapat
memenuhi dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
d. Memberikan keterangan yang tidak benar yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA
sehubungan dengan pekerjaan ini.
e. PIHAK KEDUA tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA telah
menyerahkan pekerjaan baik sebagian maupun seleruhnya kepada pihak lain.
3. Dalam hal ini terjadi pemutusan kontrak sebelum masa berlakunya berakhir, PARA PIHAK
sepakat untuk mengesampingkan kalimat kedua dan ketiga Pasal 1266 KUHPerdata yang berlaku
di Indonesia sepanjang mengenai diisyaratkannya keputusan Badan Peradilan untuk pengakhiran
sesuai perjanjian.

PASAL XVII
PENUNDAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA berdasarkan perintah tertulis PIHAK PERTAMA harus menunda kemajuan
pekerjaan atau bagian pekerjaan dalam waktu atau waktu tertentu, dan dalam cara sedemikian rupa
yang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA dan selama jangka waktu penundaan itu PIHAK
KEDUA wajib melindungi dan mengamankan pekerjaan secara layak, sepanjang dianggap perlu
PIHAK PERTAMA.

PASAL XVIII
PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Serah terima pekerjaan dapat dilakukan secara umum dan menyeluruh.


2. Pekerjaan dinyatakan telah selesai apabila telah diterima PIHAK PERTAMA , dan dinyatakan
dalam :
a. Berita Acara Serah Terima (BAST) Pertama untuk serah terima pertama pekerjaan selesai
100% (seratus persen).
b. Berita Acara Serah Terima (BAST) Kedua untuk serah terima selesai masa pemeliharaan.

PASAL XIX
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perbedaan pendapat diantara PARA PIHAK sebagai akibat dari PERJANJIAN ini,
maka PARA PIHAK sepakat akan menyelesaikan secara musyawarah dan mufakat.

PASAL XX
PERLINDUNGAN ATAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

PIHAK KEDUA harus menjaga untuk tidak merugikan dan melindungi PIHAK PERTAMA dari
segala tuntutan untuk menanggung persoalan yang menyangkut pelanggaran terhadap hak-hak paten,
hak cipta dan/atau hak-hak lain yang dilindungi yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA : Page | 9


PASAL XXI
LAIN - LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang
perlu oleh PARA PIHAK, akan diatur dalam perjanjian tambahan (Addendum) dan merupakan
perjanjian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

PASAL XXII
PENUTUP

1. Hal-hal yang belum diatur dan apabila ada perubahan-perubahan dalam perjanjian ini, akan
diatur kemudian atas dasar permufakatan kedua belah pihak yang akan dituangkan kedalam
bentuk Surat Perjanjian Tambahan (Amandemen) yang merupakan kesatuan dan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
2. Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara kedua belah pihak sehubungan dengan
perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaian kepada yang bersangkutan
bilamana ada tanda terima tertulis. Surat menyurat juga dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA
atau Wakil PIHAK PERTAMA dilapangan kepada PIHAK KEDUA atau Wakil PIHAK
KEDUA di Site Proyek dengan nilai bobot kekuatan hukum yang sama.
3. Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari dan tanggal tersebut diatas,
dan berakhir setelah kedua belah pihak menyelesaikan kewajiban masing-masing dan dibuat
dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup untuk masing-masing Pihak yang mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
a. 1 (satu) bermaterai, stempel dan tanda tangan asli dari PIHAK PERTAMA untuk PIHAK
KEDUA.
b. 1 (satu) bermaterai, stempel dan tanda tangan asli dari PIHAK KEDUA untuk PIHAK
PERTAMA.

Demikian SPK ini dibuat dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak dibuat rangkap 2 (dua) dan
dibubuhi materai dan stempel yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


.............................................. ..............................................

.............................................. ..............................................
........................ ........................

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA : Page | 10

Anda mungkin juga menyukai