Anda di halaman 1dari 11

SURAT PERJANJIAN KERJA

Untuk
PENGADAAN...................................................
TAHUN ANGGARAN......................
Antara
Pejabat Pembuat Komitmen
Dengan
CV/PT...............................................
Nomor :.............................
Tanggal :............................

Pada Hari Ini.......... ..........tanggal.......................bulan....................tahun..............kami yang


bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama :

Jabatan :

Alamat Kantor :

Bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar selaku
Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan SK Kepala Dinas /Badan/Kantor/Unit
kerja lainnya Nomor : .................................. Pada Kegiatan ................ , yang
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PPK.

2. Nama :

Jabatan :

Alamat Kantor :

Berdasarkan Akte Notaris ............................. Nomor.......... Tanggal


......................... bertindak untuk dan atas nama CV/PT .................. (badan usaha),
yang selanjutnya dalam perjanjian ini di sebut sebagai PENYEDIA.

Berdasarkan ketetapan-ketetapan dalam undang-undang Nomor 18 Tahun 1999,


Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Surat Keputusan Penunjukan
Nomor ..................... tanggal .................... surat Pengesahan DPA Nomor
..................... tanggal ................

Dengan ini kedua belah pihak patut menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengadakan perjanjian pekerjaan pengadaan barang dan jasa

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........


....................................................... dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana
dimaksud dalam pasal-pasal tersebut dibawah ini.

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
PPK memberikan tugas kepada Penyedia dan Penyedia menerima tugas tersebut, yaitu
untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan .................. di .................................... (Lokasi
Pekerjaan)

Pasal 2
DOKUMEN KONTRAK
Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 di atas harus dilaksanakan oleh Penyedia atas dasar
ketentuan-ketentuan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini,
yaitu :
1. Spesifikasi
2. Brosur / Gambar
3. Semua ketentuan – ketentuan dan peraturan – peraturan administrasi teknis
menyangkut pengadaan barang yang berlaku.

Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN

(Diisi sesuai lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan)

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN

1. PPK mempunyai hak dan kewajiban :


a. Membuat Pedoman dan Persyaratan / TOR (Pengarahan dan Pedoman Penugasan)
b. Memeriksa dan mengevaluasi pengadaan barang yang dilaksanakan oleh Penyedia.
c. Meminta laporan – laporan secara periodik mengenai pengadaan barang yang
dilakukan oleh Penyedia.
d. Membayar pekerjaan sesuai harga yang ditetapkan kepada Penyedia.

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........


2. Penyediamempunyai hak dan kewajiban : :
a. Menerima Pembayaran untuk pelaksanaan pengadaanbarang sesuai dengan harga
yang ditetapkan.
b. Melaksanakan pedoman persyaratan / TOR yang dibuat oleh PPK.
c. Melaporkan pelaksanaan ppengadaan barang secara periodik kepada PPK.
d. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pengadaan barang sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan .
e. Memberikan keterangan – keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pekerjaan yang dilakukan PPK.

Pasal 5
HARGA KONTRAK

1. Penyedia wajib bekerja-sama dengan pengusaha golongan ekonomi lemah setempat


apabila suatu pekerjaan mengharuskan menggunakan Sub Kontraktor sesuai dengan
aturan.
2. Bagian pekerjaan yang akan di Sub Kontraktorkan adalah pekerjaan-pekerjaan minor
(pendukung / non struktur) dengan nilai maksimal 20 % dari nilai kontrak.
3. Penyedia bertanggung jawab penuh atas pekerjaan dari Sub Kontraktor dengan segala
sesuatu yang menyangkut hubungan antara Penyedia dengan Sub Kontraktor.

Pasal 6
PENGIRIMAN BARANG
Pasal 9
MASA KONTRAK

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100 % sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 1 Perjanjian ini ditetapkan selama . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(..................................) hari kelender terhitung sejak tanggal ............................ (SPMK
dikeluarkan) dan berakhir pada tanggal ................................................
2. Masa kontrak . . . . . . . . . . . . (........................................) hari kalender dihitung mulai
dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) yang terdiri dari ..........................
(. . . . . . . . . . . . . . . . .) hari kelender waktu pelaksanaan pekerjaan atau sejak tanggal
.............................. sampai dengan tanggal .................... dan .................... (. . . . . . . . . . .
. . . .) hari kalender masa pemeliharaan.

Pasal 10
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar
kehendak para pihak dalam kontrak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........


kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat terpenuhi. Keadaan
kahar yang dimaksud adalah :
a. Peperangan
b. Kerusuhan
c. Revolusi
d. Bencana Alam : banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah
penyakit & angin topan
e. Pemogokan
f. Kebakaran
g. Gangguan industri lainnya.

2. Apabila terjadi “keadaan kahar” Penyedia harus memberitahukan kepada PPK secara
tertulis selambat-lambatnya dalm waktu 14 ( empat belas) hari sejak terjadinya
“keadaan kahar” disertai bukti-bukti yang sah, demikian juga pada waktu “keadaan
kohar” berakhir.
3. Atas pemberitahuan Penyedia, PPK menyetujui atau menolak secara tertulis “keadaan
kohar” itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam, sejak adanya pemberitahuan tersebut.
4. Apabila dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak pemberitahuan Penyedia diterima oleh
PPK tentang “keadaan kohar” tersebut, PPK tidak memberikan jawaban, maka PPK
dianggap menyetujui akibat adanya”keadaan kohar” tersebut.
5. Keadaan kahar dimaksud tidak termasuk hal-hal yang meringankan kahar yang
disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak.

Pasal 11
JAMINAN

1. PPK dan Penyedia sepakat menunjuk lembaga penjamin adalah bank


umum/pemerintah.
2. Jaminan Uang Muka :
Sebelum pembayaran uang muka oleh PPK kepada Penyedia, maka Penyedia wajib
menyerahkan kepada PPK jaminan uang muka berupa surat Jaminan dari Bank
Umum/Pemerintah sebesar Rp. ................... (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .).
3. Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan, maka selambat-lambatnya pada saat surat
perjanjian ditanda tangani, Penyedia wajib menyerahkan kepada PPK jaminan
pelaksanaan berupa surat jaminan dari Bank Umum/Pemerintah sebesar Rp.
...................... ( . . . . . . . . . . . .. . . . .).
b. Surat jaminan .................................................... tersebut pada huruf a ayat 3 pasal
11 ini, akan diserahkan kembali oleh PPK kepada Penyedia, setelah pekerjaan
selesai dilaksanakan dengan baik atau setelah penyerahan ke I.
c. Jaminan pelaksanaan tersebut dalam huruf a diatas dapat dicairkan PPK secara
langsung apabila Penyedia mengundurkan diri setelah penandatanganan surat
perjanjian ini dan atau apabila terjadi pemutusan perjanjian.
4. Jaminan pemeliharaan; untuk menjamin terpeliharanya pekerjaan, maka Penyedia
wajib menyerahkan jaminan pemeliharaan berupa surat jaminan dari Bank

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........


Umum/Pemerintah sebesar Rp. ................... (. . . . . . . . . .. . . . . .. . . . .) jika pekerjaan
dinyatakan 100 (seratus) persen.

Pasal 12
HARGA KONTRAK
1. Jumlah harga kontrak tersebut dalam perjanjian ini adalah sebesar Rp. ............
(..................................) dibebankan pada DPA Nomor ......... tahun ....... kode rekening :
...................................
2. Jumlah harga kontrak sebagaimana ayat (1) di atas sudah termasuk segala pengeluaran
Penyedia untuk kelancaran dan kesempurnaan hasil pekerjaan yang meliputi pajak-
pajak dan retribusi daerah, asuransi serta kewajiban-kewajiban lainnya, sesuai dengan
ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 13
PEMBAYARAN UANG MUKA

1. Pembayaran Uang Muka kepada Penyedia sebesar ..... % dari harga kontrak yaitu Rp.
............................. ( . . . . . .. . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . .) dilakukan setelah surat
perjanjian ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak, dengan cara memindahbukukan
ke dalam rekening Bank Penyedia Nomor ................................ pada Bank Cabang
Selayar .................. dalam waktu ........................ hari kerja setelah PPK menerima dan
menyetujui surat permintaan Uang muka dari Penyedia dengan disertai
kuitansi/rencana penggunaan dan kebutuhan serta surat jaminan Bank sebagaimana
tersebut dalam pasal 11.
2. Ketentuan pembayaran uang muka sebagaimana dimaksud ayat 1 diatas berlaku jika
Penyedia menginginkan pembayaran uang muka.
3. Pengembalian uang muka diperhitungkan berdasarkan besarnya prosentase uang muka
pada point (1) dikalikan dengan besarnya pembayaran prestasi pekerjaan, dan
pelunasannya dilakukan paling lambat pada angsuran fisik 100 %.

Pasal 14
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
(uang kontrak Unit Price)

Pembayaran harga kontrak sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal 12 diatas dilakukan secara
bertahap dengan perincian sbagai berikut :
1. Dilakukan setiap bulan berdasarkan kemajuan prestasi pekerjaan yang dicapai melalui
sertifikat bulanan ( Montly Certificate (MC)).
2. PPK wajib melakukan pembayaran setelah Penyedia mengajukan permintaan
pencairan.

Pasal 14
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
(untuk kontrak lumpsum)

Pembayaran harga kontrak sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal 12 diatas dilakukan secara
bertahap dengan perincian sbagai berikut :

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........


1. Pembayaran angsuran kesatu sebesar 25 % atau Rp. .......
(.....................................................................................................) kepada Penyedia.
Setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai 30 % dan dinyatakan dengan suatu Berita
Acara kemajuan pekerjaan yang telah disetujui PPK.
2. Pembayaran angsuran kedua sebesar 30 % atau Rp. ..........................
(................................................), setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai 60 % dan
dinyatakan dengan suatu Berita Acara kemajuan Pekerjaan yang telah disetujui PPK.
3. Pembayaran Angsuran ketiga sebesar 20 % atau Rp. ................. ( .................) setelah
prestasi pekerjaan mencapai hasil 80 % dan dinyatakan dengan suatu Berita Acara
kemajuan pekerjaan yang telah disetujui oleh PPK.
4. Pembayaran angsuran keempat sebesar 20 % atau Rp. .............. (................) setelah
prestasi pekerjaan mencapai nilai 100 % dan dinyatakan dengan suatu Berita Acara
kemajuan pekerjaan yang telah disetujui PPK dan telah dilakukan pemeriksaan
administrasi oleh Tim PPHP.
5. Pembayaran angsuran kelima sebesar 5 % atau Rp. ................ (....................)setelah
masa pemeliharaan selesai yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima Akhir
Pekerjaan oleh Tim PPHP dan telah dilakukan pemeriksaan oleh Panitia Pemeriksa
Barang dan dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Barang.

Pasal 15
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Perubahan-perubahan pekerjaan yang merupakan pergeseran pekerjaan yang tidak


melebihi 10 % tanpa merubah nilai kontrak, hanya dianggap sah setelah mendapat
perintah tertulis dari konsultan PPK dan harus mendapat persetujuan dari PA / KPA
dengan menyebut jenis dan perincian pekerjaan secara jelas.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang
disetujui oleh kedua belah pihak, sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada saat
perintah diberikan.
3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah
waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis PPK.
4. Untuk pekerjaan tambah kurang tersebut diatas, dituangkan Berita Acara sebagai dasar
penyusunan Addendum surat perjanjian kerja.

Pasal 16
PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA

1. Penyedia bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja / tenaga kerja, kebersihan
halaman, bangunan – bangunan, gudang, alat-alat, dan bahan-bahan bangunan selama
pekerjaan berlangsung.
2. Penyedia bertanggung jawab /wajib menyediakan sarana untuk menjaga keselamatan
para tenaga kerja, guna menghindarkan bahaya yang mungkin terjadi saat
melaksanakan pekerjaan.
3. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia diwajibkan
memberikan pertolongan kepada korban-korban dan segala biaya yang dikeluarkan
sebagai akibatnya, menjadi beban/tanggung jawab Penyedia.
4. Penyedia wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat – syarat kesehatan
dan ketertiban dalam hal para tenaga kerjanya tinggal sementara di lokasi pekerjaan.

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........


Pasal 17
LAPORAN DAN BUKU HARIAN

1. Penyedia wajib membuat laporan berkala baik mengenai pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan maupun pelaksanaan pekerjaan oleh sub kontraktor dan segala sesuatunya
yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam pasal 1 diatas.
2. Penyedia wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan, dan jika diminta oleh PPK untuk keperluan pemeriksaan sewaktu –
waktu dapat diserahkan.
3. Segala laporan dan atau catatan tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, dibuat berbentuk
buku harian rangkap 3 (tiga) diisi pada formulir yang telah disetujui konsultan p e n g a
w a s dan harus selalu berada ditempat pekerjaan.
4. Penyedia wajib membuat dan menyerahkan kepada PPK foto – foto dokumentasi yang
dimasukkan dalam album kegiatan tentang pelaksanaan, perkembangan, kegiatan hasil
kerja dari tiap – tiap pos pelaksanaan/bagian pekerjaan sampai selesai yang dibuat
dalam rangkap 3 ( tiga).

5. Penyedia bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan yang telah dibuatnnya.
6. Penyedia wajib menyerahkan kepada PPK gambar – gambar pelaksanaan (as built
drawings).

Pasal 18
SHOW CAUSE MEETING

1. Show Cause Meeting tingkat kegiatan dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) bila keterlambatan kegiatan sampai dengan 10 %.
2. Show Cause Meeting tingkat SKPD dilaksanakan oleh PA / KPA selaku Pengguna
barang / jasa bila keterlambatan kegiatan > 10% sampai dengan 20%.
3. Show Cause Meeting tingkat kabupaten dipimpin oleh Wakil Bupati, bila
keterlambatan kegiatan > 20%.

Pasal 19
PANITIA / PEJABAT PENERIMA HASIL PEKERJAAN

Panitia pekerjaan semua kegiatan dilakukan setelah diadakan pemeriksaan administrasi dan
mendapat persetujuan dari Panitia / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........


Pasal 20
KEGAGALAN BANGUNAN

1. Kegagalan bangunan ditentukan selama umur rencana bangunan/masa layanan


konstruksi, terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi selama ..... Tahun.
2. Penetapan kegagalan bangunan dilakukan oleh PIHAK KETIGA selaku penilai ahli
yang menilai dan menetapkan suatu kegagalan hasil pekerjaan konstruksi.
3. PIHAK KETIGA sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal ini ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara PPK dan Penyedia.
4. Hasil Penilaian PIHAK KETIGA menentukan besaran ganti rugi dan atau sanksi
administrasi yang harus ditanggung oleh PIHAK yang menyebabkan terjadinya
kegagalan bangunan.

Pasal 21
RISIKO

1. Apabila hasil pekerjaan Penyedia rusak bukan karena keadaan kahar sebelum
diserahkan kepada PPK, maka Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerugian yang timbul.
2. Apabila hasil pekerjaan Penyedia sebagian atau seluruhnya rusak disebabkan oleh
suatu cacat – cacat tersembunyi dalam pelaksanaan strukturnya, maka Penyedia
bertanggung jawab selama masa pertanggungan konstruksi.

3. Apabila pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang


diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan – bahan dan alat – alat karena
semata-mata kesalahan, maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia.
4. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun Sub Kontraktor menjadi beban dan
tanggung jawab sepenuhnya dan PPK bebas dari segala tuntutan para tenaga kerja dan
Sub Kontraktor yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik didalam
maupun diluar pengadilan.
5. Bilaman selama melaksanakan pekerjaan menimbulkan kerugian bagi pihak lain
(orang-orang yang tidak ada sangkut-pautnya dalam perjanjian ini), maka segala
kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Penyedia.

Pasal 22
SANKSI DAN DENDA

1. apabila tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan masa


kontrak yang tercantum dalam Pasal 9 Perjanjian ini, maka untuk setiap hari

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........


keterlambatan, Penyedia wajib membayar “denda keterlambatan” sebesar 1% (Satu
Perseribu) dari harga borongan sampai sebanyak – banyaknya sebesar 5%.
2. Apabila denda telah mencapai 5% ternyata Penyedia tetap melakukan keterlambatan
maka akan berlaku pasal 24 perjanjian ini.
3. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban
pembayaran PPK kepada Penyedia.

Pasal 23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadinya perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
2. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan
diselesaikan oleh suatu Panitia pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit, dibentuk
dan diangkat oleh kedua belah pihak, yang terdiri dari :
- Seorang wakil dari PPK sebagai anggota
- Seorang wakil dari Penyedia sebagai anggota dan
- Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang dipilih dan disetujui oleh
kedua anggota tersebut.
3. Keputusan Panitia pendamai ini mengikat kedua belah pihak dan biaya penyelesaian
perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama.
4. Apaila keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh
salah satupihak maka perselisihan akan diteruskan ke Pengadilan Negeri Selayar.

Pasal 24
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PPK berhak memutuskan perjanjian ini secara sepihak, dengan pemberitahuan tertulis
setelah Penyedia menerima surat peringatan 3 (tiga) kali berturut-turut dari PPK
apabila Penyedia :
a. Dalam waktu satu bulan terhitung tanggal surat perintah mulai kerja tidak
melaksanakan pekerjaan sebagaimana diatur dalam pasal 1.
b. Dalam waktu satu bulan penuh tidak melanjutkan pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian
pekerjaan.
d. Melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan jangka waktu tersebut dalam pasal 9.
e. Terbukti dengan sengaja atau tidak sengaja meminjakan perusahaannya kepada
pihak lain.
2. Apabila terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PPK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pasal ini maka :

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........


a. PPK dapat menunjuk penyedia Barang/Jasa lain untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
b. Penyedia harus menyerahkan kepada PPK segala arsip, gambar-gambar,
perhitungan – perhitungan dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan
perjanjian ini.
c. Penyedia harus membuat Berita Acara perhitungan prestasi hasil pekerjaan yang
telah dilakukan.
3. Apabila terjadi pemutusan perjanjian maka jaminan pelaksanaan dan jaminan uang
muka yang telah diserahkan oleh Penyedia kepada PPK, dapat dicairkan oleh PPK
dengan memperhitungkan prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia.

Pasal 25
TEMPAT KEDUDUKAN

Segala akibat yang teradi dari pelaksanaan perjanjian ini, kedua belah pihak telah memilih
tempat kedudukan yang tetap (domisili) dikantor Pengadilan Negeri Selayar.

Pasal 26
LAIN – LAIN

1. Pencairan biaya pemeliharaan (retensi) sebesar 5% setelah penyerahan akhir hasil


pekerjaan dilakukan paling lama 12 (dua belas) bulan setelah penandatangananan
Berita Acara Serah Terima Akhir. Apabila melebihi batas waktu 12 bulan, retensi yang
dimaksud berdasarkan Surat Pernyataan Penyerahan Hibah yang telah ditandatangani
oleh Penyedia, akan disetorkan ke Kas Daerah.
2. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan –
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam
surat perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan perjanjian yang tidak
terpisahkan dai surat perjanjian ini.
3. Perjanjian kontrak ini dibuat dalam rangkap 8 (delapan) terdiri dari 2 (dua) asli
bermaterai cukup yang berkekuatan sama untuk PPK dan Penyedia dan 6 (enam)
diberikan kepada pihak – pihak yang berkepentingan dan ada hubungannya dengan
pekerjaan ini.

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........


Pasal 27
PENUTUP
Perjanjian ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di ........................................ pada hari,
tanggal tersebut diatas, dan dinyatakan sah serta mengikat sejak tanggal .......................

Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia,

Nama Jelas Nama Jelas


NIP: NIP:

Tembusan :
1. Bupati Kepulauan Selayar
Cq. Kabag. Pembangunan Setda Kab. Kepulauan Selayar di Benteng, (1 rangkap)
2. Kepala Bappeda Kab. Kepulauan selayar di Benteng, (1rangkap)
3. Inspektur Daerah Kab. Kepulauan Selayar di Benteng, (1 rangkap)
4. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Asset Daerah Kab. Kep. Selayar
di Benteng, (2 rangkap)
5. Kepala Unit Kerja bersangkutan di Benteng, (1 rangkap)

Paraf : PIHAK KESATU : ........ PIHAK KEDUA : ........

Anda mungkin juga menyukai