Anda di halaman 1dari 41

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN
REKONSTRUKSI
RUU IKN

Jakarta, 20 Desember 2021


Outline

1. Dinamika Pembahasan RUU di Panja/Pansus


2. Tindak Lanjut Kesepakatan Panja
3. Analisis Tim Teknis Kemenkeu terhadap Kekhususan PDK
IKN dan Tata Kelola Keuangan PDK IKN
4. Hal-Hal dalam RUU IKN yang perlu dikawal:
a. Pasal-Pasal yang terkait dengan Tugas dan Fungsi
Kementerian Keuangan (Penganggaran dan BMN/D);
b. Ketentuan yang terkait dengan Penetapan Status,
Kelembagaan, dan Rencana Induk IKN.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2


1. Dinamika Pembahasan RUU di Panja/
Pansus

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3


DINAMIKA PEMBAHASAN RUU IKN 14 DESEMBER 2021

1. Kesepakatan atas DIM nomor 22 (Pasal 1 angka 8)


• Pemerintahan Daerah Khusus Ibu Kota Negara […] yang selanjutnya disebut Pemerintahan Daerah Khusus IKN […] adalah
pemerintahan daerah yang bersifat khusus di IKN […] yang diatur dengan Undang-Undang ini.
2. Pemerintah Daerah Khusus (PDK) IKN, dimungkinkan untuk melakukan pengaturan kekhususan-kekhususan dalam RUU IKN.

3. Kekhususan PDK IKN yang berkembang dalam Rapat Pansus dan Panja serta analisa tim Kementerian Keuangan antara lain :
• Kelembagaan (antara lain Kepala Pemerintahan Daerah Khusus ditunjuk oleh Presiden)
• Dapil Nasional dalam Pemilu
• Hak Keuangan daerah, termasuk konteks desentralisasi fiskal
• Mekanisme pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja serta tata Kelola keuangan PDK IKN
• Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D) PDK IKN
• Mekanisme supervisi dan binwas.
• Laporan Keuangan dan laporan Barang PDK IKN yang merupakan bagian dari Laporan Keuangan/barng Pemerintah Pusat
(LKPP)
4. Mengingat DIM Nomor 22 merupakan jantung dari RUU, sesuai dengan hasil Pansus-Panja disepakati untuk melakukan rekonstruksi
RUU IKN.
5. Diperlukan rekonstruksi RUU IKN termasuk terhadap beberapa pasal yang terkait dengan tusi Kemenkeu yaitu tata kelola anggaran,
sumber-sumber pendapatan (PDRD) serta tata kelola BMN/ BMD sebagaimana diatur antara lain dalam Pasal 22, Pasal 24, Pasal 25,
Pasal 26, Pasal 27 dan ketentuan transisi.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4


DINAMIKA PEMBAHASAN RUU IKN 15 DESEMBER 2021

a. Dalam rangka menindaklanjuti hasil Rapat Panja tanggal 14 Desember 2021, Pemerintah c.q. Bappenas mengusulkan
beberapa hal kepada Pimpinan Panja:
1. Perubahan dari “Pemerintahan Khusus IKN” menjadi “Pemerintahan Daerah Khusus IKN”.
2. Perubahan Konsep Kelembagaan Otorita IKN sebatas pada fungsi persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu
Kota Negara sesuai dengan Rencana Induk IKN.
3. Memasukkan Pasal 18 Ayat (1) UUD 1945 ke dalam Dasar Hukum (Konsiderans Mengingat).
b. Dalam Rapat Panja mengemuka 2 opsi dalam rangka persiapan, pembangunan, pemindahan dan penyelenggaraan
Pemerintahan IKN:
Opsi 1:
Otorita IKN bertanggung jawab terhadap persiapan, pembangunan, dan pemindahan (s.d. Semester I tahun 2024).
Penyelenggarakan Pemerintahan diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah Khusus IKN (setelah Semester I tahun
2024).
Opsi 2:
Persiapan, pembangunan, pemindahan dan penyelenggaraan Pemerintahan Khusus IKN dilakukan Pemerintahan
Daerah Khusus IKN sejak Undang-Undang berlaku (tahun 2022).
c. Dengan adanya 2 opsi tersebut perlu disepakati opsi mana yang akan dipilih dengan masih membuka kemungkinan
untuk melakukan modifikasi dengan memperhatikan kebutuhan percepatan untuk persiapan, pembangunan dan
pemindahan IKN dan kesiapan perangkat PDK IKN.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 5


2. Tindak Lanjut Kesepakatan Panja

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 6


TINDAK LANJUT KESEPAKATAN PANJA RUU IKN

1. Panja dalam rapat tanggal 15 Desember 2021 sepakat untuk membentuk Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi untuk melakukan
rekonstruksi RUU dengan berpedoman pada kesepakatan perubahan rumusan DIM nomor 11 mengenai nomenklatur Otorita IKN diubah
menjadi Pemerintah Daerah Khusus IKN (PDK IKN).
2. Timus dan Timsin diperkirakan akan mulai melakukan pembahasan pada tanggal 22-23 Desember 2021, dan dilanjutkan
pembahasan draft RUU pada awal Januari 2022, sehingga Kemenkeu perlu mengkaji dan merumuskan kembali Pasal-Pasal yang
terkait dengan tugas dan fungsi Kemenkeu agar tetap dalam kerangka keuangan Negara.
3. Beberapa isu pokok terkait dengan keuangan negara:
a. Status kelembagaan yang bertanggung jawab dalam rangka penyiapan, pembangunan, dan pemindahan, serta penyelenggaraan
Pemerintahan IKN, dan kebutuhan masa transisi;
b. Tata Kelola keuangan/penganggaran;
c. Tata Kelola Barang Milik Negara/Daerah;
d. Pembiayaan dan sumber-sumbernya.
4. Arahan Menteri Keuangan dalam Rapimtas tanggal 15 Desember 2021 :
a. Kekhususan PDK - selain pimpinannya ditunjuk dan diangkat Presiden dan tidak ada DPRD - perlu didefinisikan dan disiapkan
pengaturannya dalam UU atau aturan turunannya.
b. Perubahan status pemerintahan IKN dari Otorita, yang setara KL menjadi PDK IKN, menciptakan kompleksitas tata kelola keuangan
dan kekayaan IKN ➔ harus dirumuskan konsep yang sound dan solid agar tidak mudah diuji materi, dan pelaksanaan/operasional
efektif dan sederhana, baik dan akuntabel.
c. Keterlibatan Kemenkeu beserta K/L lain dalam pembahasan untuk menghasilkan rumusan yang baik dan solid, karena menyangkut
struktur pemerintahan ibu kota yang sangat penting ke depan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7


POKOK-POKOK HASIL RAPAT ESELON I TANGGAL 16 DESEMBER 2021

1. Melakukan exercise setiap ayat dalam Pasal 18 UUD 1945 untuk menguji kekhususan-kekhususan sebagai
bagian dari pengecualian yang dimungkinkan sehubungan dengan keberadaan Pasal 18B UUD 1945.
2. Exercise tersebut butir 1 menjadi pedoman untuk melakukan kajian terhadap implikasi perubahan dari Otorita
IKN menjadi PDK IKN. Untuk memudahkan kajian dibagi menjadi 4 klaster:
a. Pelaksanaan tugas/fungsi PDK IKN;
b. Tata kelola keuangan PDK IKN;
c. Tata kelola kekayaan (BMN/D);
d. Ketentuan transisi.
3. Hal-hal lain yang perlu dijadikan pertimbangan dalam melakukan kajian:
a. Perlunya memperhatikan disiplin dalam perspektif konstitusi dalam rangka merumuskan kekhususan PDK
IKN.
b. PDK IKN secara formal merupakan Pemerintahan Daerah dan secara materiil melaksanakan fungsi
sebagaimana K/L lainnya terutama berkaitan dengan pengelolaan anggaran.
c. Perlu dicarikan jalan keluar untuk memberikan dudukan hukum yang kuat dengan tetap memperhatikan
kerangka keuangan negara dan meminimalkan risiko.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 8


DINAMIKA RAPAT BERSAMA BAPPENAS
(20 DESEMBER 2021)

Dalam rapat tersebut Bappenas masih menyampaikan 3 opsi bentuk Pemerintahan Daerah Khusus (PDK) IKN :

Opsi 1 oleh OTORITA IKN


Otorita IKN menyelenggarakan persiapan, pembangunan, pemindahan, dan penyelenggaraan PDK IKN

Opsi 2 oleh PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IKN


Otorita IKN menyelenggarakan persiapan, pembangunan, pemindahan (sebelum semester 1 tahun 2024)
dan dilanjutkan dengan PDK IKN dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah khusus IKN

Opsi 3 oleh PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IKN tapi OTORITA IKN tetap ada
Otorita IKN menyelenggarakan persiapan, pembangunan, pemindahan (sampai dengan selesai pentahapannya
melampaui semester 1 tahun 2024)
PDK IKN menyelenggarakan pemerintahan daerah khusus IKN
Catatan :
Kementerian Keuangan diikuti oleh Kemendagri dan Kementerian Hukum dan HAM, lebih condong opsi 2 dengan modifikasi
tanpa Otorita IKN dengan pertimbangan konsisten dengan hasil kesepakatan Pansus RUU IKN sehingga untuk tahun 2022 s.d.
sebelum Semester 1 Tahun 2024 persiapan, pembangunan, pemindahan dapat dilakukan oleh K/L sesuai tusi masing-masing
dan dapat dikoordinasikan oleh PDK IKN atau Badan Persiapan PDK IKN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 9


ARGUMENTASI YANG MELATARBELAKANGI PEMBENTUKAN PDK IKN
LANGSUNG TANPA MELALUI TRANSISI OTORITA IKN

1. PDK IKN langsung menjadi penguasa wilayah IKN seluas sekitar 256 ribu hektar sehingga lebih
memberikan kepastian wilayah yang akan dilakukan pembangunan.
2. PDK IKN langsung dapat terlibat dalam proses penyiapan, pembangunan dan pemindahan.
3. Meminimalkan adanya riak transisi pada saat pemindahan status IKN.
4. KPBU bisa segera langsung disiapkan sejak tahun 2022, dan tidak diperlukan pengambilalihan
tanggung jawab antarlembaga.
5. Masa sebelum semester 1 tahun 2024 dapat segera dimanfaatkan untuk penyiapan perangkat dan
apparat SDM serta penyusunan SOP agar pada saat penetapan status PDK IKN langsung dapat
melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Khusus (PDK) IKN.
6. Opsi 2 lebih relevan disbanding Opsi 1 dan Opsi 3 yang masih menggunakan 2 lembaga (Otorita
IKN dan PDK IKN), dilihat dari aspek efisiensi dan efektifitas pembentukan kelembagaan dan
implikasi terhadap penganggaran.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 10


POIN YANG DISAMPAIKAN OLEH KEMENTERIAN
KEUANGAN

UU IKN
IKN PINDAH
Rencana Induk IKN
diundangkan selesai

2022 2023 2024


Semester I
2045

PDK PDK IKN


PDK IKN
IKN
MULAI
DIBENTUK
BEROPERASI
MULAI BEROPERASI
PENUH
PDK IKN
BERTAHAP

MASA TRANSISI
PDK IKN SEBAGAI KOORDINATOR
(PERSIAPAN, PEMBANGUNAN DAN PEMINDAHAN
DENGAN MELIBATKAN K/L)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 11


3. Analisis Tim Teknis Kemenkeu terhadap
Kekhususan PDK IKN dan Tata Kelola
Keuangan PDK IKN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 12


KEKHUSUSAN IKN (BERDASARKAN PASAL 18 DAN PASAL 18B)

Rumusan UUD 1945 Catatan Kekhususan


Pasal 18
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah daerah provinsi dan daerah (1) Propinsi tidak dibagi atas kab/kota
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan Contoh : UU DKI Jakarta (UU No. 29 Tahun 2007) jo. Putusan MK (Nomor 11/PUU-
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang VI/2008 dan Nomor 81/PUU-VIII/2010 )
(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus (2) Sama = asas otonomi dan tugas pembantuan
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Sesuai dengan eksisting (UU Pemda) dan untuk keuangan akan condong ke Tugas
Pembantuan (TP)
(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan (3) Tidak memiliki DPRD, tapi digantikan oleh DPR-RI
Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Belum terdapat presedennya. Skema yang akan digunakan DPR menggantikan fungsi
representasi dan check and balances
Ibukota merupakan milik seluruh WN, sehingga DPR RI dapat memenuhi aspek
representasi tsb.
(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah (4) Ditunjuk oleh Presiden tanpa Pilkada
provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Contoh : UU Keistimewaan Yogyakarta (Sultan menjadi Gubernur, Pakualam menjadi
Wakil Gubernur); Otsus Papua (Gubernur harus OAP)
(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan (5) Pembagian urusan diatur ulang -> Pusat mengasai urusan moneter dan fiscal (pusat
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. dan daerah) -> penyesuaian di Pasal 12 RUU IKN
Contoh : DIY ada urusan khusus tentang tanah & budaya yang berbeda dengan aturan
yg berlaku secara umum
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain (6) Perda ditetapkan oleh DPR, atau Perda digantikan dengan Peraturan Khusus IKN
untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. setelah berkonsultasi dengan DPR
Konkordan dengan ayat (3)
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang- (7) Dimungkinkan untuk membuat kekhususan dengan UU, dengan mengkaitkan antara Pasal
undang. 18 dengan Pasal 18B

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 13


KEKHUSUSAN IKN (BERDASARKAN PASAL 18 DAN PASAL 18B)

Rumusan UUD 1945 Catatan Kekhususan


Pasal 18B
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat (1) Digunakan sebagai landasan hukum pembentukan IKN berdasarkan RUU Surpres
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum (2) Pasal 18B ayat (2) juga digunakan sebagai landasan hukum pembentukan UU yang
adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan bersifat khusus seperti UU DKI Jakarta, UU Daerah Keistimewaan Yogyakarta,
perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI, yang diatur dalam undang-undang. UU Otonomi Khusus Papua.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 14


KEKHUSUSAN ATAU KEISTIMEWAAN DALAM
PEMERINTAHAN DAERAH

NO KEKHUSUSAN DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA ACEH PAPUA DAN PAPUA BARAT RUU IKN
(UU Nomor 29 Tahun 2007) (UU Nomor 13 Tahun (UU Nomor 11 Tahun (UU Nomor 2 Tahun 2021
Dasar Hukum: Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, 2012) 2016) Perubahan Kedua UU Nomor (Versi Surpres)
Pasal 20, dan Pasal 21 UUD 1945 Dasar Hukum: Pasal 5 Dasar Hukum: Pasal 1 21 Tahun 2001) Pasal 5 ayat (1), Pasal 18B ayat (1), dan
ayat (1), Pasal 18, Pasal ayat (1), Pasal 5 ayat (1), Dasar Hukum: Pasal 5 ayat Pasal 20 UUD 1945
18A, Pasal 18B, dan Pasal 18, Pasal 18A, (1), Pasal 18, Pasal 18A,
Pasal 20 UUD 1945 Pasal 18B, dan Pasal 20 Pasal 18B, Pasal 20 ayat (1)
UUD 1945 dan ayat (5), Pasal 21 ayat
(1), Pasal 26, dan Pasal 28
UUD 1945

1 Kepala Daerah - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Gubernur merupakan - Gubernur harus orang asli Kepala Otorita IKN yang berkedudukan setingkat Menteri
dimenangkan oleh calon yang memperoleh Sultan Hamengku Papua (Pasal 12) dan dibantu oleh seorang Wakil Kepala Otorita IKN yang
suara lebih dari 50% (Pasal 11) Buwono, Wakil Gubernur ditunjuk, diangkat, dan diberhentikan langsung oleh
- Kota administrasi/kabupaten administrasi merupakan Adipati Paku Presiden (Pasal 9 RUU IKN)
dipimpin oleh walikota/bupati, yang diangkat Alam (Pasal 18)
oleh Gubernur atas pertimbangan DPRD
Provinsi DKI Jakarta dari PNS yang
memenuhi persyaratan (Pasal 19)

2 Daerah Provinsi terdiri dari Kota Administratif dan Kesultanan Yogyakarta Terdapat “mukim” dan - 1. Pemerintahan Khusus IKN […] diselenggarakan oleh
Kabupaten Administratif (Pasal 7) diakui sebagai badan “gampong” (Pasal 2 ayat Otorita IKN (Pasal 8 RUU IKN)
hukum sehingga bisa (3) dan ayat (4)) 2. Dalam melaksanakan pembangunan dan
mempunyai Hak Milik penyelenggaraan Pemerintahan Khusus IKN […],
atas pertanahan (Pasal Kepala Otorita IKN memiliki kewenangan untuk
32) membagi wilayah IKN […] menjadi beberapa wilayah
yang bentuk, jumlah dan strukturnya disesuaikan
dengan kebutuhan yang diatur dengan Peraturan
Presiden (Pasal 14 RUU IKN).

3 PERDA Perda Perdais (Pasal 37) Qanun sebagai Perda Perdasus (Pasal 1 angka 10) Tidak ada Perda
(Pasal 1 angka 21)

15
KEKHUSUSAN ATAU KEISTIMEWAAN DALAM
PEMERINTAHAN DAERAH
NO KEKHUSUSAN DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA ACEH PAPUA DAN PAPUA BARAT RUU IKN
(UU Nomor 29 Tahun 2007) (UU Nomor 13 Tahun (UU Nomor 11 Tahun (UU Nomor 2 Tahun 2021
Dasar Hukum: Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, 2012) 2016) Perubahan Kedua UU Nomor (Versi Surpres)
Pasal 20, dan Pasal 21 UUD 1945 Dasar Hukum: Pasal 5 Dasar Hukum: Pasal 1 21 Tahun 2001) Pasal 5 ayat (1), Pasal 18B ayat (1), dan
ayat (1), Pasal 18, Pasal ayat (1), Pasal 5 ayat (1), Dasar Hukum: Pasal 5 ayat Pasal 20 UUD 1945
18A, Pasal 18B, dan Pasal 18, Pasal 18A, (1), Pasal 18, Pasal 18A,
Pasal 20 UUD 1945 Pasal 18B, dan Pasal 20 Pasal 18B, Pasal 20 ayat (1)
UUD 1945 dan ayat (5), Pasal 21 ayat
(1), Pasal 26, dan Pasal 28
UUD 1945

4 Keuangan Memperoleh pendanaan dalam menyelenggarakan Memperoleh dana Memproleh Dana - Memproleh Dana Alokasi - Kepala Otorita IKN selaku pengguna
urusan pemerintahan yang bersifat khusus dalam keistimewaan (Pasal 42) Otonomi Khusus (Pasal Khusus (Pasal 34 ayat (3) anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja
kedudukannya sebagai Ibukota Negara Kesatuan 183) huruf e) dan anggaran Otorita IKN yang diatur dalam
Republik Indonesia dianggarkan dalam APBN - Memperoleh Dana Peraturan Pemerintah (Pasal 25 RUU IKN)
(Pasal 33 ayat (1)) Tambahan Infrastruktur - Penyelenggaraan dan pertanggungjawaban anggaran
(Pasal 34 ayat (3) huruf f) pada Pemerintahan Khusus IKN […] dikelola dalam
anggaran pendapatan dan belanja IKN yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah (Pasal 26 RUU IKN)
- Dalam rangka pendanaan untuk penyelenggaraan IKN
[…] sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemerintahan Khusus IKN […] dapat melakukan
pemungutan pajak dan/atau pungutan khusus IKN.
(Pasal 24 ayat (2) RUU IKN)

5 Pembentukan - - UU yang terkait langsung - -


peraturan harus dilakukan
perundang- konsultasi dengan Dewan
undangan Perwakilan Rakyat Aceh
(Pasal 8)

6 Lembaga - - Partai lokal (Pasal 1 Majelis Rakyat Papua dan Hanya terdapat DPR, yang penyusunan dan penetapan
Perwakilan angka 14) Dewan Perwakilan Rakyat daerah pemilihan anggota DPR dan anggota Dewan
Papua sebagai presentasi Perwakilan Daerah Republik Indonesia di IKN […]
kultural Orang Asli Papua dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik
(Pasal 1 angka 8) Indonesia dengan konsultasi bersama Otorita IKN. (Pasal
13 ayat (3) RUU IKN)

16
PROS AND CONS IKN DENGAN NATURE HYBRID DENGAN
CONDONG K/L ATAU OTONOMI

NATURE K/L NATURE OTONOMI

PROS: PROS:
1. Terdapat pengendalian/kontrol yang lebih kuat terhadap IKN Kekhususan dari Pasal 18 lebih sedikit, karena mendekatkan pada
khususnya dari aspek anggaran struktur Pemda pada umumnya yang diatur dalam UU 23/2014
2. Konstruksi pengelolan penganggaran dan barang dapat
diberikan pengaturan khusus dalam RUU IKN dengan melakukan
analogi UU Keuangan Negara Pasal 6.
3. Tidak adanya DPRD dapat digantikan dengan DPR yang akan
melakukan fungsi representasi dan check and balances.
CONS: CONS:
Terdapat Potensi dispute terkait kekhususan-kekhususan dari Pasal 1. Kontrol Presiden (Pusat) lebih sulit untuk dilakukan, sementara
18 dan keselarasan dengan UU 23/2014 cukup besar → untuk itu sesuai Surpres IKN diberikan Otonomi namun kontrol dari Pusat
perlu dibuat pagar regulasi dan mitigasi yang memadai. tetap kuat.
2. Tantangan untuk formulasi perhitungan alokasi TKDD karena
adanya berbagai kekhususan IKN
3. Tetap menghadapi potensi permasalahan terkait isu representasi
rakyat (karena tidak ada DPRD -- meski dapat digantikan oleh
DPR-RI)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17


Kerangka Pengelolaan Keuangan Negara PRESIDEN
Pemegang Kekuasaaan Pengelolaan Keuangan Negara
(Pusat dan Daerah) Pasal 4 dan 23C UUD 1945

RUU IKN
Modifikasi “dikuasakan”
Presiden memberikan kuasa kepada Kepala PDK
Dikuasakan IKN […] selaku kepala pemerintah daerah khusus Diserahkan
Pasal 6 ayat (2) IKN sebagai pengguna anggaran/ pengguna
huruf a dan b barang untuk PDK IKN Pasal 6 ayat (2)
UU-17/2003 Pasal 6 ayat (2)
huruf c
huruf b
UU-17/2003
UU-17/2003

MENTERI KEUANGAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA Gubernur/


KEPALA PEMERINTAH PDK IKN
Pengelola Fiskal Nasional dan Wakil Kepala Daerah
Pemerintah Atas KND Selaku Pengelola Fiskal Daerah
dan Pengelola Barang Daerah

UU-1/2004 Pengguna Pengguna Barang/


Anggaran Kuasa Pengguna
MENTERI KEUANGAN Barang
Pengguna Pengguna Barang/
Selaku BUN menetapkan kebijakan dan Anggaran Kuasa Pengguna
pedoman pengelolaan serta Barang
*Dekon/ TP
penghapusan BMN
(Pasal 7 ayat (2) huruf q)
BMN RKA-SKPD/
BMN RKA BMD
RAPBN RKA K/L

Laporan Barang Laporan Laporan Barang


LKPP LBMN Laporan Keuangan K/L Pengguna LKPD
Pengguna Keuangan

18
ARGUMENTASI UNTUK PEMILIHAN OPSI “DIKUASAKAN” KEPADA PDK IKN

1. Memperkuat pengendalian pemerintah pusat khususnya terhadap pengelolaan keuangan di PDK IKN
yang bersifat khusus
2. Mengingat Kepala PDK IKN ditunjuk langsung oleh Presiden, kedudukan PDK IKN disejajarkan
dengan Kementerian/Lembaga sehingga PD IKN bertindak sebagai Pengguna Anggaran dan
Pengguna Barang
3. Mengingat BMN di PDK IKN bersifat strategis diperlukan pengelolaan BMN yang bersifat khusus dan
terintegrasi dengan Menteri Keuangan selaku Pengelola BMN
4. Dengan penyetaraan PDK IKN sebagai K/L, akan dapat memastikan bankability dari proyek yang
dijalankan oleh Kepala Pemerintah Daerah Khusus IKN sebagai PJPK karena credit risk-nya
mengikuti APBN
5. Penggunaan opsi “dikuasakan” untuk mendukung kekhususan di RUU IKN, lebih relevan daripada
penggunaan opsi “diserahkan.” Jika menggunakan opsi “diserahkan” maka terdapat kesulitan siapa
yang akan melakukan pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja IKN karena tidak adanya
DPRD di PDK IKN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 19


UNDANG-UNDANG DASAR 1945
BAB III
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pasal 4
(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar.

(2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.

Pasal 23C
Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang.

Catatan:
Pasal 12 RUU IKN
Kewenangan Pemerintahan Khusus IKN […] dalam pengelolaan wilayah IKN […] mencakup seluruh urusan
pemerintahan, kecuali urusan pemerintahan di bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, yustisi, moneter
dan fiskal nasional, dan agama.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 20


UU NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA
(UU KEUANGAN NEGARA)

Pasal 6
(1) Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari
kekuasaan pemerintahan.
(2) Kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) :
a. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan;
b. dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya;
c. diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola
keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
d. tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan dan mengedarkan
uang, yang diatur dengan undang-undang.

Catatan:
RUU IKN dengan menganalogikan Pasal 6 UU Keuangan Negara

Pasal XX
(1) Kekuasaan Presiden sebagai pengelola keuangan negara dikuasakan kepada Kepala PDK IKN […] selaku Kepala
Pemerintah Daerah Khusus IKN.
(2) Kepala Pemerintah Daerah Khusus IKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan sebagai pengguna
anggaran/pengguna barang untuk PDK IKN.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 21


PASAL DALAM UU KEUANGAN NEGARA YANG BERKAITAN DENGAN PDK IKN

Pasal 9 Pasal 11
Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/ Pengguna (1) APBN merupakan wujud pengelolaan
keuangan negara yang ditetapkan tiap
Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai
tahun dengan undang-undang.
tugas sebagai berikut :
(2) APBN terdiri atas anggaran pendapatan,
a. menyusun rancangan anggaran kementerian anggaran belanja, dan pembiayaan.
negara/lembaga yang dipimpinnya;
(3) Pendapatan negara terdiri atas
b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; penerimaan pajak, penerimaan bukan
c. melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga pajak, dan hibah.
yang dipimpinnya; (4) Belanja negara dipergunakan untuk
d. melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan keperluan penyelenggaraan tugas
pajak dan menyetorkannya ke Kas Negara; pemerintahan pusat dan pelaksanaan
perimbangan keuangan antara pemerintah
e. mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung pusat dan daerah.
jawab kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
(5) Belanja negara dirinci menurut organisasi,
f. mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi fungsi, dan jenis belanja.
tanggung jawab kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya;
g. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
h. melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung
jawabnya berdasarkan ketentuan undang-undang.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 22


FASE-FASE UNTUK PENYUSUNAN ATURAN TRANSISI DAN ATURAN PERMANEN

Pembangunan di KIPP Selesai


(10 Tahun)
FASE TRANSISI 2032

Januari 2022 Desember 2022 Desember 2023 Semester I 2024 2024 2035 2045

(PENETAPAN STATUS PDK IKN)


1. Penyiapan 1. Penyelenggaraan PDK IKN
2. Pembangunan dilakukan oleh: Setelah secara formal ditetapkan status PDK IKN, pada semester I
2. Lanjutan pembangunan :
a. K/L sesuai tusi masing-masing 2024, PDK IKN beroperasi secara penuh :
a. Kepala PDK IKN sebagai pengguna anggaran/pengguna barang
a. Dapat dilanjutkan oleh PDK IKN
(dibawah Koordinasi PDK IKN b. Jika menggunakan skema KPBU melalui 2
/Badan Persiapan); b. Menjalankan pemerintahan PDK IKN sesuai RUU IKN dan
peraturan perundang-undangan terkait : opsi :
b. Otorita IKN; atau • PJPK tetap di K/L; atau
• Membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja IKN
c. PDK IKN. • Memungut Pajak dan/atau Pungutan IKN • PJPK pindah ke PDK IKN
3. Rencana Pemindahan : • Melakukan Belanja IKN 3. Pemindahan (K/L) termasuk Tri Praja
➢ TNI/Polri • Membuat pertanggungjawaban PDK IKN di akhir periode (legislatif dan yudikatif)
➢ ASN K/L secara bertahap dengan Laporan Keuangan IKN 4. Pemindahan Perwakilan Negara Asing/
4. Pelaksanaan KPBU dengan opsi b. Membuat Tata Kelola Keuangan IKN (penganggaran – Lembaga Internasional secara bertahap
PJPKnya K/L dan sebaiknya pertanggungjawaban), yang dapat dilakukan dengan Peraturan sesuai kemampuan.
dilakukan pada fase transisi. PDK IKN atau PP turunan RUU IKN. 5. Tata Kelola BMN/D
5. Penyiapan Struktur PDK IKN paling c. Representasi rakyat dilakukan melalui DPR RI atau membentuk
lambat akhir Tahun 2023 format representasi tersendiri (menggantikan fungsi DPRD).
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 23
4. Hal-Hal dalam RUU IKN yang perlu dikawal:
a. Pasal-Pasal yang terkait dengan Tugas dan Fungsi
Kementerian Keuangan (Penganggaran dan BMN/D);
b. Ketentuan yang terkait dengan Penetapan Status,
Kelembagaan, dan Rencana Induk IKN.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 24


PENYESUAIAN RUU: Pajak/Pungutan IKN
Penyempurnaan Rumusan Pasal 24

Pasal XX
(1) Kekuasaan Presiden sebagai pengelola keuangan negara dikuasakan kepada Kepala PDK IKN […] selaku Kepala Pemerintah Daerah Khusus IKN.
(2) Kepala Pemerintah Daerah Khusus IKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan sebagai pengguna anggaran/pengguna barang untuk
PDK IKN.
Penjelasan: cukup jelas
*Note: usulan rumusan baru
Pasal 24
(1) Pendanaan untuk persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara, serta penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Khusus IKN […]
bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan/atau
b. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penjelasan:
Pendanaan untuk persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara, dialokasikan sesuai dengan kemampuan keuangan negara dan
keberlanjutan fiskal.
Sumber pendanaan untuk persiapan, pembangunan, pemindahan Ibu Kota Negara, dan/atau penyelenggaraan Pemerintahan Khusus IKN […]
yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau sumber lain yang sah sesuai peraturan perundang-undangan antara lain
berasal dari:
a. pemanfaatan Barang Milik Negara;
b. penggunaan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha; dan
c. keikutsertaan pihak lain termasuk:
1. penugasan badan usaha milik negara;
2. penguatan peran badan hukum milik negara; dan
3. kontribusi swasta.

25
PENYESUAIAN RUU: Pajak/Pungutan IKN
Penyempurnaan Rumusan Pasal 24

(2) Dalam rangka pendanaan untuk penyelenggaraan IKN […] sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintahan Daerah Khusus IKN […] dapat
melakukan pemungutan pajak dan/atau pungutan khusus IKN.
Penjelasan: Cukup jelas
(3) Pungutan khusus IKN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan penerimaan negara bukan pajak sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PENJELASAN: Cukup jelas
(4) Dalam hal Pemerintah Daerah Khusus IKN melakukan pemungutan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ketentuan mengenai Pajak
daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, berlaku secara mutatis mutandis sebagai pajak khusus IKN […].
PENJELASAN: Berlaku secara mutatis mutandis sebagai pajak khusus IKN, termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan mengenai objek,
subjek, wajib pajak, dasar pengenaan, dan tarif pajak daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
(5) Dasar pelaksanaan pemungutan pajak khusus IKN sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dalam Peraturan Daerah Khusus IKN setelah
mendapat persetujuan DPR*
Penjelasan: cukup jelas
*Note: Perlu diatur lebih lanjut mengenai alat kelengkapan DPR RI yang akan memberikan persetujuan (apakah salah satu Komisi Eksisting atau
dibuat Komisi baru)
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dalam Peraturan
Pemerintah
Penjelasan: cukup jelas

26
Mekanisme Pengelolaan Keuangan PDK IKN
Opsi Penyempurnaan Rumusan Pasal 25 dan Pasal 26

Bagian Kedua

Penyusunan Rencana Kerja, Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Daerah Khusus Ibu Kota
Negara [...]

Pasal 25

(1) Kepala Pemerintah Daerah Khusus IKN selaku pengguna anggaran/pengguna barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal XX ayat (2)
menyusun rencana kerja dan anggaran Pemerintahan Daerah Khusus IKN.

(2) Dalam hal Pemerintah Daerah Khusus IKN melakukan pemungutan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) , Kepala Pemerintah
Daerah Khusus IKN menyusun rencana pendapatan daerah khusus IKN.

(3) Penyusunan rencana kerja dan anggaran Pemerintahan Daerah Khusus IKN dilakukan dengan mekanisme APBN yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

Penjelasan: cukup jelas

Pasal 26

(1) Pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran pada Pemerintahan Daerah Khusus IKN […] sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dikelola
sebagai anggaran pendapatan dan belanja IKN [...] dengan mekanisme APBN.

(2) Tata cara pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja pada Pemerintahan Daerah Khusus IKN [...] sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Penjelasan: cukup jelas

27
USULAN PENYEMPURNAAN PASAL 27

Pasal 27

(1) Dalam rangka pemindahan Ibu Kota Negara, Barang Milik Negara yang sebelumnya digunakan oleh Kementerian/Lembaga di Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dan/atau provinsi lainnya wajib dialihkan pengelolaannya kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang keuangan negara.
Penjelasan :
Ayat (1)
Pengalihan pengelolaan Barang Milik Negara kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara
ditujukan dalam rangka optimalisasi pengelolaan Barang Milik Negara.

(2) Dalam rangka pembangunan wilayah IKN […] dan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Khusus IKN […], pengelolaan Barang Milik Negara
dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara.
Penjelasan :
Ayat (2)
Cukup jelas

(3) Pengelolaan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan dengan:
a. pemindahtanganan; dan/atau
b. pemanfaatan.

Penjelasan :
Ayat (3)
Pengelolaan Barang Milik Negara antara lain meliputi kegiatan perencanaan kebutuhan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan,
penatausahaan, penilaian, pemindahtanganan, dan penghapusan.
Huruf a
Yang dimaksud dengan “pemindahtanganan” adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “pemanfaatan” adalah pendayagunaan Barang Milik Negara yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas
dan fungsi kementerian/Lembaga dan/atau optimalisasi Barang Milik Negara dengan tidak mengubah status kepemilikan.
28
USULAN PENYEMPURNAAN PASAL 27

(4) Dalam rangka pemindahtanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, pemilihan badan usaha dapat dilakukan dengan cara:
a. penunjukan badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara; dan/atau
b. tender.

Penjelasan :
Ayat (4)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “tender” adalah termasuk beauty contest sesuai dengan peraturan perundangundangan.

(5) Pemindahtanganan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dengan nilai sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) dilakukan dengan persetujuan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara.

Penjelasan :
Ayat (5)
Cukup jelas.

(6) Pemindahtanganan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dengan nilai di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dilakukan dengan persetujuan Presiden.

Penjelasan :
Ayat (6)
Cukup jelas.

29
USULAN PENYEMPURNAAN PASAL 27

(7) Pemindahtanganan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dilaporkan kepada DPR sesuai mekanisme pertanggungjawaban
keuangan negara.
Penjelasan :
Ayat (7)
Cukup jelas.

(8) Dalam rangka pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, pemilihan badan usaha dapat dilakukan dengan cara:
a. penunjukan badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara; dan/atau
b. tender.

Penjelasan :
Ayat (8)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “tender” adalah termasuk beauty contest sesuai dengan peraturan perundangundangan.

(9) Tanah di wilayah IKN [...] sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) ditetapkan sebagai:
a. Barang Milik Negara; dan/atau
b. aset dalam penguasaan Pemerintahan Daerah Khusus IKN

Penjelasan :
Ayat (9)
Huruf a
Barang Milik Negara digunakan oleh Pemerintahan Daerah Khusus IKN dan Kementerian/Lembaga.
Huruf b
Cukup jelas.

(10) Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf a merupakan tanah yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dan diberikan hak
pakai.
Penjelasan :
Ayat (10)
Termasuk dalam Barang Milik Negara tanah yang sebelumnya ditetapkan sebagai aset dalam penguasaan kemudian dialihkan penetapannya
karena akan digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan.
30
USULAN PENYEMPURNAAN PASAL 27
(11) Tanah yang ditetapkan sebagai aset dalam penguasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf b merupakan tanah yang tidak terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan.
Penjelasan :
Ayat (11)
Cukup jelas.
(12) Barang Milik Negara yang dibutuhkan oleh Pemerintahan Daerah Khusus IKN dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Khusus IKN [...] disediakan melalui:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan/atau
b. perolehan lainnya yang sah sesuai peraturan perundang-undangan.
Penjelasan :
Ayat (12)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Termasuk dalam perolehan lainnya yang sah sesuai peraturan perundang-undangan adalah penyediaan melalui anggaran pendapatan dan
belanja Pemerintahan Daerah Khusus IKN.
(13) Barang Milik Daerah yang berada di wilayah IKN [...] sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dialihkan kepada Pemerintah Pusat dan
ditetapkan sebagai:
a. Barang Milik Negara; dan/atau
b. aset dalam penguasaan Pemerintahan Daerah Khusus IKN.
Penjelasan :
Ayat (13)
Huruf a
Barang Milik Negara digunakan oleh Pemerintahan Daerah Khusus IKN dan Kementerian/Lembaga.
Huruf b
Cukup jelas.
(14) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Barang Milik Negara dan aset dalam penguasaan yang berhubungan dengan IKN [...] diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Penjelasan :
Ayat (14)
Cukup jelas.
31
USULAN TAMBAHAN UNTUK
KETENTUAN PENTAHAPAN

Pasal YYY

(1) Sejak Undang-Undang ini diundangkan, pelaksanaan persiapan, pembangunan, pemindahan dan penyelenggaraan IKN dilakukan secara bertahap
dengan ketentuan :
a. Struktur organisasi dan pengisian jabatan untuk Pemerintahan Daerah Khusus IKN […] mulai beroperasi paling lambat pada akhir tahun 2022;
b. Struktur organisasi dan pengisian jabatan pada Pemerintahan Daerah Khusus IKN sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat dilakukan secara
bertahap menyesuaikan dengan kebutuhan tahapan proses persiapan, pembangunan, pemindahan dan/atau penyelenggaraan IKN […]
c. Kementerian/Lembaga teknis melaksanakan proses penyiapan dan/atau pembangunan IKN […] sesuai tugas dan fungsi masing-masing
berpedoman pada Rencana Induk IKN […] sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
d. Pada saat organisasi Pemerintahan Daerah Khusus IKN […] telah operasional sebagaimana dimaksud pada huruf a, pelaksanaan penyiapan dan
pembangunan yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga sebagaimana dimaksud pada huruf c dengan berpedoman pada Rencana Induk
IKN […] dan dikoordinasikan oleh Pemerintahan Daerah Khusus IKN […]
e. Perikatan atau Perjanjian yang dibuat oleh K/L sebagaimana dimaksud pada huruf c dan masih berlaku setelah akhir tahun 2022 dapat :
1) dilanjutkan oleh K/L yang bersangkutan; atau
2) dialihkan kepada PDK IKN
f. BMN yang dihasilkan oleh K/L dalam pembangunan IKN dialihkan ke PDK IKN
g. Penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, pemeliharaan, dan lain-lain BMN sebagaimana butir 4, menjadi hak dan kewajiban PDK IKN
sebagai pengguna barang sejak dialihkan
(2) Pemerintahan Daerah Khusus IKN […] sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a., melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan
IKN sejak pengundangan Peraturan Presiden mengenai pemindahan status Ibu Kota Negara dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke IKN […]
dan melanjutkan pelaksanaan tugas pembangunan IKN
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pentahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 32


KETENTUAN PERALIHAN

Pasal YYY

(1) Sejak Undang-undang ini diundangkan sampai dengan tanggal pengundangan Peraturan Presiden mengenai pemindahan status
Ibu Kota Negara dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke IKN [...] sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2):
a. kedudukan, fungsi, dan peran Ibu Kota Negara tetap berada di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
b. Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kertanegara, Pemerintah Daerah
Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Pemerintah Daerah Kota Balikpapan tetap melakukan pemungutan pajak dan
retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kertanegara, Pemerintah Daerah
Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Pemerintah Daerah Kota Balikpapan tetap melaksanakan urusan pemerintahan
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali kewenangan dan perizinan terkait kegiatan
persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (5).
(2) Otorita IKN yang menyelenggarakan Pemerintahan Khusus IKN […] berdasarkan Undang-Undang ini melanjutkan pelaksanaan
tugas dan fungsi Otorita IKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22.
(3) Kepala Otorita IKN dan Wakil Kepala Otorita IKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4), pada tanggal pengundangan
Peraturan Presiden tentang Pemindahan Status Ibu Kota Negara dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke IKN [...]
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), ditunjuk dan diangkat pertama kali oleh Presiden untuk menyelenggarakan
Pemerintahan Khusus IKN […] sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10.
Catatan:
Ayat (2) dan ayat (3) sudah tidak relevan lagi untuk kita usulkan mengingat adanya perubahan nomenklatur dan esensi keberadaan
Otorita IKN menjadi Pemerintahan Daerah Khusus IKN (PDK IKN)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 33


Usulan Penambahan Pasal Baru untuk Status DKI Jakarta

Pasal ZZZ

Dengan berpindahnya status Ibu Kota Negara berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (2), Daerah Khusus
Ibu Kota Jakarta berubah menjadi Daerah Khusus Jakarta dengan kekhususan finansial, budaya dan
sejarah yang diatur dengan Undang-undang tersendiri.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 34


KETENTUAN TERKAIT YANG PERLU DISEMPURNAKAN SESUAI DIM FRAKSI

A. PENETAPAN PEMINDAHAN STATUS IKN


Pasal 3
(1) Dengan Undang–Undang ini dibentuk IKN […] sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Pemindahan status Ibu Kota Negara dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke IKN [...] dilakukan pada semester I (satu)
tahun 2024 dan ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

Sependapat dengan usulan opsi penyempurnaan Pasal 3 dari Fraksi Nasdem :


(2) Pemindahan status Ibu Kota Negara dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke IKN [...] dilakukan pada semester I (satu)
tahun 2024 dan ditetapkan dengan Peraturan Presiden
(3) Pemindahan status Ibu Kota Negara ke IKN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diikuti dengan pemindahan kedudukan
Kementerian dan Lembaga secara bertahap yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Presiden

Penjelasan:
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Semester I (satu) tahun 2024 diartikan sebagai waktu resmi pemindahan status Ibu Kota Negara dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke
IKN […].
Ayat (3)
Cukup jelas.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 35


KETENTUAN TERKAIT YANG PERLU DISEMPURNAKAN SESUAI DIM FRAKSI

B. RENCANA INDUK IKN


Pasal 7
(1) Pelaksanaan persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara, serta pengelolaan IKN […] dilakukan berdasarkan
Rencana Induk IKN.
(2) Ketentuan mengenai Rencana Induk IKN […] sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Presiden.

Sependapat dengan opsi rumusan Pasal 7 dari Fraksi Nasdem:


(1) Pelaksanaan persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara, serta pengelolaan IKN […] dilakukan berdasarkan
Rencana Induk IKN.
(2) Pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap selama 10 (sepuluh) tahun.
(3) Pelaksanaan pemindahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap memperhatikan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (3) dan pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Rencana Induk IKN paling sedikit memuat:
a. ….
b. …..
c. dst.
(catatan: disempurnakan mengikuti dinamika RDPU, Pansus, dan Panja)
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rencana Induk IKN […] diatur dengan Peraturan Presiden.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 36


KETENTUAN TERKAIT YANG PERLU DISEMPURNAKAN SESUAI DIM FRAKSI

Penjelasan:
Pasal 7
Ayat (1)
Rencana Induk IKN mencakup antara lain visi, prinsip dan indikator kinerja utama, strategi ekonomi,
lingkungan hidup dan mitigasi bencana, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, infrastruktur, pemindahan
aparatur sipil negara dan prajurit Tentara Nasional Indonesia/anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia,
arahan pemanfaatan ruang, serta konsep dasar rancangan kawasan dan rancangan kota, termasuk kawasan inti
pusat pemerintahan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 37


KETENTUAN TERKAIT YANG PERLU DISEMPURNAKAN SESUAI DIM FRAKSI

C. KEGIATAN PERSIAPAN, PEMBANGUNAN, DAN PEMINDAHAN IKN


Sependapat dengan opsi penyempurnaan rumusan Pasal 22 dari Fraksi Nasdem:
(1) Kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta ke IKN […] dilaksanakan oleh PDK Otorita IKN.
(2) PDK Otorita IKN berpedoman pada Rencana Induk IKN dalam melaksanakan kegiatan persiapan,
pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke IKN […].
(3) PDK Otorita IKN dapat melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap Rencana Induk IKN setelah
mendapatkan persetujuan dari Presiden dan memperhatikan aspek penganggaran.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 berlaku secara mutatis mutandis terhadap Kepala PDK
Otorita IKN dan Wakil Kepala PDK Otorita IKN dalam pelaksanaan dan pengendalian kegiatan persiapan,
pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara oleh PDK Otorita IKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) Kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota mendelegasikan
seluruh kewenangan dan perizinan terkait kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota
Negara kepada PDK Otorita IKN.
(6) Ketentuan mengenai kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara oleh PDK Otorita
IKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta kewenangan dan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) diatur dengan Peraturan Presiden.

Penjelasan
Pasal 22
Cukup jelas
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 38
HAL-HAL YANG PERLU MENDAPATKAN ARAHAN

1. Pemilihan Opsi 2 PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IKN dengan modifikasi :


a. pembentukan PDK IKN dilakukan bersamaan dengan berlakunya UU IKN disertai dengan target waktu untuk
pembentukan kelembagaan dan pengisian jabatan dan SDM secara minimal (misalnya dalam waktu 6-12 bulan)
b. Fase 2022 s.d. Semester I 2024 :
• K/L menyelenggarakan persiapan, pembangunan, pemindahan (sebelum semester 1 tahun 2024) di bawah
koordinasi PDK IKN;
• Sampai dengan akhir tahun 2022, pembangunan masih menggunakan anggaran K/L;
• Mulai tahun 2023, pembangunan dapat menggunakan 2 opsi yaitu anggaran tetap di K/L atau menggunakan
anggaran PDK IKN;
• Dengan memperhatikan proses penyiapan KPBU yang memerlukan waktu, maka pendanaan untuk penyiapan
dan pembangunan akan lebih banyak bersumber dari Rupiah Murni (RM).
c. Fase setelah Semester I 2024 :
• PDK IKN mulai beroperasi secara penuh untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah khusus IKN;
• Pelaksanaan pembangunan dan pemindahan secara bertahap sesuai dengan Rencana Induk IKN dilanjutkan
oleh PDK IKN dengan membuka opsi transisi.
• Pelaksanaan pemungutan pajak dan/ atau pungutan khusus IKN yang dioptimalkan sebagai PNBP dan yang
sulit dilakukan konversi tetap dibuka kemungkinan menjadi pajak khusus IKN (diperlukan instrumen pengganti
DPRD untuk melakukan enforcement dengan opsi digantikan dengan mekanisme persetujuan dari DPR RI)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 39
HAL-HAL YANG
HAL-HAL PERLU
YANG PERLU MENDAPATKAN ARAHAN
MENDAPATKAN ARAHAN

2. Berbagai kekhususan yang dimiliki oleh PDK IKN sehingga opsi yang direkomendasikan adalah Pemerintahan Daerah
Khusus IKN yang kedudukannya disetarakan dengan K/L sebagai Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang dengan
melakukan analogi pemberian kekuasaan untuk melakukan pengelolaan keuangan melalui skema “dikuasakan” sesuai
dengan ketentuan Pasal 6 UU No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang antara lain mendasarkan pada
ketentuan Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 mengenai kekuasaan Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan;
3. Pemanfaatan BMN di DKI Jakarta tergantung pada jumlah dan jadwal pegawai (ASN dan TNI-POLRI) yang akan
dipindahkan ke IKN serta kapasitas BMN yang sudah tersedia di IKN;
4. Status Pemerintahan DKI Jakarta pasca penetapan status pemindahan IKN, apakah akan tetap dipertahankan
kekhususannya dengan fokus pada finansial, budaya dan sejarah (termasuk konsekuensi dukungan anggaran DKI
Jakarta pasca kepindahan status IKN dan penyesuaian tata ruang/ wilayah).

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 40


TERIMA KASIH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 41

Anda mungkin juga menyukai