Anda di halaman 1dari 7

KEPALA DESA AERAMO

KABUPATEN NAGEKEO

PERATURAN DESA AERAMO


NOMOR .. TAHUN 2020
TENTANG
PENERTIBAN TERNAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA AERAMO,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjaga ketertiban umum, perlu


diadakan penertiban, pembinaan dan pengawasan
terhadap usaha pemeliharaan ternak oleh masyarakat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk
Peraturan Desa tentang Penertiban Ternak;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2007 tentang


Pembentukan Kabupaten Nagekeo di Provinsi Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4678);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara tahun Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 7 Tahun
2016 tentang Ketertiban Umum (Lembaran Daerah
Kabupaten Nagekeo Tahun 2016 Nomor 7);

Dengan Kesepakatan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA AERAMO


dan
KEPALA DESA AERAMO

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PENERTIBAN TERNAK.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Desa adalah Desa Aeramo
2. Kepala Desa adalah Kepala Desa Aeramo
3. Pemerintahan Desa adalah Pemerintahan Desa Aeramo
4. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
Badan Permusyawaratan Desa Aeramo
5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa Aeramo.
6. Ternak adalah hewan yang berkaki empat yang dipelihara masyarakat di
wilayah Desa Aeramo yang perkembangan serta manfaatnya diatur dan
diawasi oleh manusia.
7. Ternak Besar adalah sapi, kuda dan kerbau.
8. Ternak Kecil adalah kambing, domba dan babi.
9. Pemilik Ternak adalah orang pribadi atau badan usaha yang memiliki
ternak dalam Wilayah Desa Aeramo.
10. Badan Usaha adalah Perseroan Terbatas, Perseorangan, Comanditer,
Badan Usaha Milik Negara/Daerah dengan nama dan bentuk apapun,
persekutuan firma, kongsi, perkumpulan, koperasi, yayasan atau
lembaga dan bentuk usaha tetap serta badan usaha lainnya.
11. Wilayah Peternakan adalah suatu area untuk ditempati usaha
peternakan yang telah ditentukan.
12. Petugas Penertiban ternak adalah suatu Tim yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Kepala Desa untuk menertibkan ternak peliharaan yang
berkeliaran yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Dusun, Ketua RT
dan Linmas.

BAB II
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK PENERTIBAN

Pasal 2

Penertiban Ternak adalah penertiban atas ternak yang dipelihara dan/atau


diusahakan oleh orang pribadi dan/atau badan usaha dalam wilayah Desa
Aeramo.

Pasal 3

Objek Penertiban adalah ternak yang berkeliaran dan/atau dilepas oleh


pemilik/pengusaha ternak di tempat-tempat yang dilarang.

Pasal 4

Subjek penertiban adalah Orang pribadi dan/atau badan usaha yang


memelihara dan/atau mengusahakan ternak.

BAB III
KEWAJIBAN, LARANGAN DAN SANKSI BAGI
PEMILIK/PENGUSAHA TERNAK
Bagian Kesatu
Kewajiban
Pasal 5

(1) Pemilik ternak wajib menertibkan ternak yang dipelihara dengan


mengamankannya dalam kandang, lokasi padang penggembalaan atau
ditambat sehingga tidak bebas berkeliaran.
(2) Setiap pemilik ternak diwajibkan untuk menjaga dan memelihara ternak
agar tidak :
a. merusak berbagai tanaman pekarangan perorangan atau umum;
b. merusak berbagai tanaman perkebunan, tanaman pangan dan
hortikultura baik di ladang maupun di sawah;
c. merusak sumber-sumber dan jaringan air bersih;
d. menyebabkan orang sakit, cacat atau meninggal dunia; dan
e. menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum, perorangan atau
keluarga.
(3) Dalam hal mengandangkan, menggembalakan atau menambat ternak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh pada lahan atau
pekarangan milik orang lain.
(4) Kandang ternak harus dibersihkan agar tidak menimbulkan polusi dan
pencemaran kesehatan bagi warga masyarakat.

Bagian Kedua
Larangan
Pasal 6

Pemilik ternak dilarang :


a. melepas/menggembalakan ternak pada lokasi Penghijauan dan
Pembibitan;
b. melepas/menggembalakan ternak pada lokasi pariwisata, fasilitas
olahraga, rumah Ibadat, perkantoran, Sarana Pendidikan, Fasilitas
Kesehatan, Fasilitas Umum Milik Pemerintah dan Tempat Pemakaman
Umum;
c. melepas ternak sehingga berkeliaran di permukiman warga, jalan-jalan
dan/atau tempat-tempat lainnya yang dapat mengganggu kelancaran/
keselamatan pemakai jalan;
d. mengikat ternak di pinggir jalan umum yang dapat mengganggu
kelancaran atau keselamatan pengguna jalan; dan
e. melepas, menggembalakan atau menambat ternak di lokasi
permukiman, persawahan, kebun atau ladang yang dapat merusak
atau menimbulkan kerugian bagi orang lain.

Bagian Ketiga
Sanksi
Pasal 7

(1) Ternak yang kedapatan berada pada lokasi sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6, maka petugas penertiban dan/atau masyarakat dapat
menertibkan dan mengamankan ternak tersebut.
(2) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :
a. menghalau ke tempat lain yang bukan areal larangan;
b. melukai ternak;
c. menambat di pohon dengan posisi kepala menghadap ke langit;
d. ……….. (disesuaikan dengan kesepakatan bersama)

(3) Terhadap kerusakan fasilitas dan/atau tanaman akibat ulah ternak yang
berkeliaran, maka pemilik ternak wajib mengganti kerugian kepada
pemilik fasilitas dan/atau tanaman dengan perhitungan yang wajar
sesuai tingkat kerusakan.
(4) Pemilik ternak selain membayar ganti rugi, akan dikenakan denda yang
wajib dibayarkan kepada Pemerintah Desa.
(5) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disesuaikan dengan jenis
ternak dengan pengaturan sebagai berikut :
a. Kerbau, Sapi, Kuda : Rp. …….
b. Kambing, domba : Rp ……..
c. Babi : Rp .……
(6) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan penerimaan
Desa.

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 8

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini, akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Desa sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya.

BAB V
PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Desa ini dalam Lembaran Desa Aeramo.

Ditetapkan di Aeramo
Telah di Evaluasi Bupati/walikota pada tanggal ...............2020
a.n. Camat ....... KEPALA DESA AERAMO,
ttd
(...............................................)

DOMINGGUS BIU DORE

Diundangkan di Aeramo
pada tanggal … ........... 2020
SEKRETARIS DESA AERAMO,

RONALDUS RABU

LEMBARAN DESA AERAMO TAHUN 2020 NOMOR ….


PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DESA AERAMO
NOMOR... TAHUN 2020

I. UMUM

Dalam rangka mewujudkan kehidupan yang nyaman,


tenteram, bermartabat serta proteksi terhadap usaha ekonomi
masyarakat, perlu dilakukan penertiban terhadap ternak peliharaan
baik milik perorangan maupun kelompok. Penertiban ternak yang
berkeliaran penting dilaksanakan karena dampak yang ditimbulkan
sangat merugikan dan meresahkan masyarakat. Aspek sosial, ternak
yang berkeliaran sangat mengganggu kenyamanan aktivitas sosial
masyarakat, keindahan, keasrian lingkungan serta merusak sarana
pada fasilitas umum maupun perorangan seperti taman bunga. Aspek
ekonomi, ternak yang berkeliaran dapat merusak tanaman baik di
ladang, persawahan maupun dalam wilayah perumahan warga
masyarakat.
Menyikapi situasi demikian perlu diterbitkan kebijakan yang
secara khusus mengatur perilaku dan tingkat kesadaran warga
masyarakat terutama yang memiliki ternak peliharaan agar dapat
dikelola secara baik tanpa harus merugikan orang lain. Eksistensi
dan esensi Peraturan Desa ini diharapkan dapat mengubah
paradigma berpikir masyarakat untuk lebih menyadari dan
memahami tatanan kehidupan sosial yang baik dan benar.

II. PASAL DEMI PASA

Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DESA AERAMO NOMOR .........

Anda mungkin juga menyukai