Anda di halaman 1dari 9

TENTANG

PENERTIBAN HEWAN TERNAK


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA USUL
Menimbang: a. bahwa hewan ternak masarakat yang dibiarkan bebas berkeliaran
oleh
pemiliknya
telah
merusak
lingkungan,merusak
tanaman,serta
merusak perkebunan masarakat;
b. bahwa hewan ternak masarakat yang dibiarkan bebebas
berkeliaran

RANCANGAN PERATURAN DESA USUL


NOMOR TAHUN 2020
oleh
pemiliknya
menjadi
penyebabnya
perkelahian,perselisihan ,konflik serta menggangu keamanan
keselamatan lalu lintas dan ketertiban desa;
c. bahwa penertiban hewan ternak masarakat yang dibiarkan bebas
berkeliaran oleh pemiliknya diperlukan agar dapat menciptakan
ketentraman,ketertiban serta kenyamanan lingkungan desa;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a,huruf b, dan huruf c,maka perlu membentuk Peraturan
Desa Tentang Penertiban Hewan Ternak Masarakat;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Perternakan Dan
Kesehatan Hewan;

KEPALA DESA USUL

KABUPATEN INDRAGIRI HULU


2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Linkungan Hidup(Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Penaganan Konflik
Sosial (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5315);
5..Peraturan
Pemerintah
Nomor
6
Tahun
2013
Tentang
Pemberdayaan Perternak (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5391);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
158,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4587);
Dengan Persetujaan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA USUL
dan
KEPALA DESA USUL
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PENERTIBAN HEWAN TERNAK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah adalah Persiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945.
2. Pemerintah Daerah Tingkat I adalah Gubenur dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
3. Pemerintah Daerah Tinkat II adalah Bupati/Walikota dan perankat
daerah
sebagai
unsur
penyelenggara
pemerintah
daerah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004.
4. Desa adalah Desa Usul
5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa Usul sebagaimana dimaksud
dalam Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005.
6. Badan Permusyawaratan Desa Usul, selanjutnya disebut BPD.
7. Hewan
adalah
makhluk
hidup
yang
dapat
bergerak
dan
merasakan,tetapi tidak bisa berfikir.
8. Ternak adalah Hewan Ternak peliharaan yang perkembagbiakannya
serta pemanfataan diatur dan diawasi serta diperlihara khusus
sebagai penghasil barang dan jasa.
9. Ternak Besar meliputi, Sapi,kerbau dan sejenisnya.
10.Ternak kecil meliputi kambing,domba,anjing dan sejenisnya.
11.Pemilik ternak adalah orang peribadi atau badan.
12.Petugas adalah Kepala Desa berserta perangkatnya serta masarakat
yang diberi tugas untuk melakukan penangkapan ternak.
13.Pengawasan adalah Petugas Desa yang ditentukan berserta
masyarakat berkerjasama.
BAB II
WEWENANG PENANGKAPAN
Pasal 2
1) Penangkapan terhadap ternak hanya dapat dilakukan oleh petugas.
2) Petugas sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah kepala desa berserta
Linmas dan aparatnya untuk melakukan penangkapan.
3) Untuk kelancaran tugasnya, petugas dapat meminta bantuan
masyarakat.
BAB III
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
PEMILIK TERNAK
Bagian pertama
Kewajiban
Pasal 3
1) Pemilik ternak / penggembala wajib menggembalakan ternak pada
siang hari
dan menempatkan dalam kandang pada malam hari.
2) Penempatan kandang ternak yang dekat dengan pemukiman wajib
mendapat
Desa.
persetujuaan dari tetangga dan diketahui oleh Kepala
3) Penempatan ternak pada siang hari ditempat yang tidak dilarang
harus diawasi atau ditambat oleh pemilik ternak agar tidak lepas
ketempat yang dilarang.
Pasal 4
1) Pemilik ternak yang ternaknya ditangkap, setelah mendapat
pemberitahuan resmi dari petugas wajib menyediakan makanan untuk
ternaknya selama berada dikandang penampungan atau di tempat
yang ditentukan oleh petugas.
2) Dalam hal pemilikan ternak tidak menyediakan makanan tersebut
,maka kepadanya akan dikenakan biaya pengganti sebesar sanksi
yang ditetapkan.
3) Selama hewan ternak yang ditangkap oleh petugas dan ditempat
penampungan hewan tersebut sakit, cacat dan mati selama tidak
diindahkan oleh pemilik dikategorikan kelalaian pemilik dan tidak
menjadi tanggung jawab petugas.
Bagian Kedua
Larangan
Pasal 5
Dalam wilayah Desa Usul pemilik ternak dilarang :
1) Melepas / menggembalakan ternak di lokasi perkebunan masarakat,
kecuali mendapat izin dari pemilik kebun dan wajib melapor kepada
aparat desa setempat.
2) Melepas / menggembalakan ternak
masarakat, disekitar tanaman masyarakat, lapangan olahraga,
pemerintahan, disekolah dan tempat-tempat lain
pada perkarangan rumah
dikantor-kantor
yang dapat menimbulkan kerusakan.
3) Melepas ternak sehingga berkeliaran didalam desa, dijalan atau
tempat-tempat
lainya
yang
dapat
menggangu
keselamatan/kelancaran pemakai jalan.
BAB IV
KEWAJIBAN DAN LARANGAN PETUGAS
Bagian Pertama
Kewajiban
Pasal 6
Petugas dalam melakukan penertiban ternak wajib :
1) Menjaga keselamatan ternak setelah penangkapan sampai ditebus
paling lama satu kali dua puluh empat jam.
2) Menyampaikan tindakan penangkapan kepada pemilik ternak paling
lambat dalam jangka waktu satu kali dua puluh empat jam.
3) Petugas berkewajiban melakukan penangkapan hewan ternak dan
tidak bertanggung jawab
terhadap hewan ternak jika terjadi
kecacatan dan atau mati selama penangkapan.
Bagian Kedua
Larangan
Pasal 7
1) Petugas
dalam
melakukan
penangkapan
dilarang
bertindak
diskeriminasi terhadap pemilik ternak.
2) Petugas dilarang menyakiti ternak yang sudah ditangkap.
BAB V
SYARAT-SYARAT PENANGKAPAN
Pasal 8
Petugas wajib melakukan penangkapan ternak dalam hal :
1) Ternak yang dimaksud berada pada tempat-tempat tertentu yang
dilarang sebagaimana yang diatur dalam pasal 5 ayat 1,ayat 2, dan
ayat 3 dalam Peraturan Desa ini.
2) Menggangu keselamatan dan ketertiban jalan raya atau merusak
tempat-tempat yang dilarang sebagaimana yang diatur dalam pasal 5
ayat 1,ayat 2, dan ayat 3 dalam Peraturan Desa ini.
3) Karena adanya pengaduan dari masyarakat.
BAB VII
KEBERATAN DAN GANTI RUGI
Bagian Pertama
Keberatan
Pasal 9
1) Pemilik ternak dapat mengajukan keberatan dalam hal penangkapan
yang dilakukan oleh petugas karena melanggar ketentuan Pasal 6
dan Pasal 7.
2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan pada
Kepala Desa paling lambat 2 (dua) hari setelah pemberitahuan
adanya penangkapan.
3) Keputusan atas keberatan diberikan paling lambat atas tenggang
waktu 3 (tiga) hari sejak keberatan diterima.
4) Dalam hal keberatan diterima maka pemilik ternak dibebaskan dari
semua
biaya sebagaimana diatur pada Pasal 8.
Bagian Kedua
Ganti Rugi
Pasal 10
Pemilik ternak tidak dapat menuntut ganti rugi kepada Pemerintah Desa
dalam hal:
1) Petugas karena sengaja dan atau lalai menyebabkan matinya
ternak
yang akan ditangkap atau yang ada dikandang
penampungan.
2) Petugas karena sengaja dan atau lalai menyebabkan hilangnya
ternak yang ada dikandang penamapungan.
3) Petugas karena sengaja dan atau lalai menyebabkan ternak yang
ditangkap dijual tanpa sepengetahuan pemilik.
BAB VIII
PENGAWASAN
Pasal 11
1) Pengawasan pelaksanaan Peraturan Desa ini dilakukan oleh
Pemerintahan Desa.
2) Kepala Desa dalam melaksanakan pengawasan dibantu oleh
perangkatnya dan Masyarakat yang ditentukan.
BAB IX
SANKSI ADMINISTRASI
UANG TEMBUSAN, BIAYA PENANGKAPAN, DAN BIAYA
PEMELIHARAAN
Bagian Pertama
Uang Tebusan
Pasal 12
Ternak yang ditangkap oleh petugas bisa diambil oleh pemiliknya setelah
membayar uang tebusan yang besarnya ditentukan menurut jenis ternak
sebagai berikut :
a.Ternak besar
b.Ternak kecil
Rp.100.000 / ekor
Rp.50.000 / ekor
Bagian Kedua
Biaya Penangkapan
Pasal 13
Biaya Penangkapan :
a.Ternak besar
Rp.70.000 / ekor
Rp.50.000 / ekor
b.Ternak kecil
Bagian Ketiga
Pemeliharaan
Pasal 14
Biaya Pemeliharaan :
a.Ternak besar
Rp.30.000 / ekor / hari
Rp.20.000 / ekor / hari
b.Ternak kecil
Bagian Keempat
Sanksi Administrasi
Pasal 15
1.) Barang siapa yang melanggar Pasal 3, Pasal 4,Pasal 5,Pasal 6 dan Pasal 7
dalam Peraturan Desa ini akan dikenakan sanksi administrasi terhadap
kelalaian,kerugian atau kerusakan yang ditimbulkan terhitung Denda
Sebesar 5 Kali Lipat dari objek yang dirusak atau dirugikan.
2.) Uang tebusan sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (1) disetor
kepada bendaharawan penerima Desa selanjutnya disetor ke kas desa.
BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini akan diatur lebih lanjut
dalam peraturan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Desa.
Pasal 17
1) Peraturan Desa ini berlaku sejak tanggal diundangkan.
2) Agar setiap orang dapat mengetahuinya,memrintahkan pengundangan
Peraturan Desa ini dengan penempatan dalam Berita Lembaran Desa.
Ditetapkan
: di Usul
Pada tanggal :
KEPALA DESA USUL

SAHRUL
Diundangkan di : Usul

Pada tanggal :
BERITA LEMBARAN DESA USUL TAHUN NOMOR

SEKRETARIS DESA

SUPAN AHMADI
BERITA ACARA
RAPAT BERSAMA ANTARA PEMERINTAH DESA DAN BPD
DESA USUL KECAMATAN BATANG GANSAL
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
Pada hari ini …… tanggal ……………. Bulan ………………. Tahun ……………………..
……... bertempat di Gedung Serba Guna Desa Usul Kecamatan Batang Gansal
Kabupaten Indragiri Hulu, telah dilaksanakan rapat bersama antara
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa Usul yang dimulai pukul
………. WIB sampai dengan pukul …… WIB membahas Rancangan Peraturan Desa
Usul tentang Penertiban Hewan Ternak.
Dalam rapat tersebut dihadiri oleh Kepala Desa dan Perangkat Desa Usul
serta Badan Permusyawaratan Desa Usul sebagaimana dalam daftar hadir
terlampir.
Dalam Rapat telah diperoleh kata sepakat Menyetujui Peraturan Desa
tentang Penertiban Hewan Ternak Desa Usul Kecamatan Batang Gansal
Kabupaten Indragiri Hulu.
Demikian berita acara ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
KETUA BPD

MUZAINI

KEPALA DESA USUL

SAHRUL

Anda mungkin juga menyukai