Anda di halaman 1dari 9

KEPALA DESA TANJUNG SABAR

PERATURAN DESA TANJUNG SABAR


NOMOR TAHUN 2022

TENTANG

KETAHANAN PANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA TANJUNG SABAR

Menimbang : a. Bahwa pangan adalah salah satu hak dasar


masyarakat baik seara individu maupun kelompok
yang harus dipenuhi guna menjamin ketersedian
kebutuhan hidup;
b. Bahwa untuk menjamin ketersediaan pangan dan
cadangan pangan bagi masyarakat yang mencukupi,
berkualitas, mudah didapat, terjamin dan aman
diperlukan bentuk dan sistem ketahanan pangan di
desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan hurufb di atas, maka
perlu ditetapkan Peraturan Desa tentang
Ketahanan Pangan Desa ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495) ;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2015 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 157 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun
2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Desa

1 Renperdes Ketahanan Pangan Bato


4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun
2018 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89;
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 190 Tahun 2021 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa , (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 190 )
7. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 7 Tahun
2007 tentang Desa ;
8. Peraturan Walikota Pariaman Nomor 25 Tahun 2021
tentang Pengelolaan Keuangan Desa tahun 2019;
9. Peraturan Walikota Pariaman Nomor 75 Tahun 2021
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa tahun 2019;
10. Peraturan Desa Tanjung Sabar Nomor 06 Tahun
2018 tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak
Asal Usul ;
11. Peraturan Desa Tanjung Sabar Nomor 01 Tahun
2022 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
tahun 2022;

Dengan Kesepakatan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA TANJUNG SABAR


Dan
KEPALA DESA TANJUNG SABAR

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN DESA TANJUNG SABAR

TENTANG

KETAHANAN PANGAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Daerah Kota Pariaman.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Walikota adalah Walikota Pariaman.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.
5. Camat adalah pimpinan kecamatan sebagai unsur Perangkat Daerah.

2 Renperdes Ketahanan Pangan Bato


6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal-usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
9. Kepala Desa adalah pimpinan Pemerintah Desa.
10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat dengan BPD
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
11. Perangkat Desa adalah pembantu Kepala Desa yang terdiri dari Sekretaris
Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi, Kepala Dusun.
12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
13. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja
Pemerintah Desa.
14. Lembaga Kemasyarakatan Desa yang selanjutnya disingkat LKD adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APBDes
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
16. Retribusi Desa adalah pungutan Desa sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Desa untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi
Pelayanan Wisata yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Desa
sebagai pembayaran atas jasa pelayanan wisata. Jasa Umum adalah jasa
yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Desa untuk tujuan
kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan. Kepariwisataan Desa adalah seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan pariwisata yang ada di desa dan menjadi kebutuhan semua
orang dalam rekreasi, pengembangan ekonomi, kepuasan jasmani dan rohani
yang meliputi perjalanan, alam, permainan, kuliner dan lainnya yang dapat
memuaskan kebutuhan masyatakat tentang pariwisata;
17. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yangdiolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan,
bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/ataupembuatan makanan atau minuman;
18. Sistem Panganadalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan,
pembinaan, dan/atau pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi
pangan dan peredaran pangan sampai dengan siap dikonsumsi manusia.
19. Ketahanan Pangan Desa adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
perseorangan dan rumah tangga di desa, yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam,bergizi,
merata,danterjangkausertatidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budayamasyarakat, untukdapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara

3 Renperdes Ketahanan Pangan Bato


berkelanjutan.
20. Ketersediaan Pangan Desa adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil
produksi dalam Desa dan cadangan pangan Desa serta mendatangkan dari
desa atau daerah lain apabila kedua sumber utama tidak dapat
memenuhi kebutuhan.
21. Cadangan Pangan Pemerintah Desa adalah persediaan pangan yang
dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Desa.
22. Cadangan Pangan Masyarakat adalah persediaan pangan yang dikuasai dan
dikelola oleh masyarakat di tingkat pedagang, komunitas, dan rumah tangga.
23. Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan
bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk
menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem.
24. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik,
benih, bibit, bakalan, ternak ruminansia indukan, pakan, alat dan mesin
peternakan,budidaya ternak, panen, pascapanen,pengolahan, pemasaran,
pengusahaan, pembiayaan, serta sarana dan prasarana.
25. Petani adalahwarga masyarakat desa, baik perseorangan maupun beserta
keluarganya ataupun kelompok yang melakukan usaha tani di bidang
Pangan.
26. Peternak adalah orang perseorangan warga negara Indonesia ataukorporasi
yang melakukan usaha peternakan.
27. Pembudidaya Ikan adalah warga Negara Indonesia,baik perseorangan
maupun beserta keluarganya yang mata pencahariannya membesarkan,
membiakkan, dan/atau memelihara ikan dan sumber hayati perairan lainnya
serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol.

BAB II
TUJUAN, KEDUDUKAN DAN RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 2
Ketahanan pangan Desa bertujuan untuk :
1) mendukung perwujudan ketahanan pangan daerah dan nasional;
2) meningkatkan kemampuan melakukan produksi pangan secara
mandiri;
3) menjamin ketersediaan pangan yang beraneka ragam dan memenuhi
persyaratan keamanan pangan, mutu dan gizi secara optimal, terpadu,
dan berkelanjutan bagi konsumsi masyarakat desa ,dengan
memperhatikan potensi dan kearifan budaya lokal;
4) memfasilitasi akses pangan bagi masyarakat dengan harga yang wajar
danterjangkau, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat;
5) meningkatkan ketahanan pangan masyarakat rawan pangan;
6) meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pangan yang
dihasilkan desa;
7) menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat desa;

4 Renperdes Ketahanan Pangan Bato


Bagian Kedua
Kedudukan
Pasal 3
Peraturan Desa ini berkedudukan sebagai :

1) pedoman bagi Pemerintah Desa dalam merumuskan program dan


kegiatan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan Desa;
2) pedoman bagi Pemerintah Desa dalam memberikan pelayanandan
insentif kepada masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan
Masyarakat Desa ;
3) pedoman bagi masyarakat untuk berperan dalam mewujudkan
ketahanan pangan desa;

Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Desa ini adalah :

1) kewenangan penyelenggaraan ketahanan pangan Desa;


2) perencanaan ketahanan pangan Desa ;
3) penyelenggaraan ketahanan pangan Desa, terdiri atas :
a. produksi pangan;
b. ketersediaan pangan;
c. distribusi pangan;
d. penganekaragaman konsumsi pangan;
e. keamanan pangan;
f. mutu dan gizi pangan;
g. pencegahan dan penanggulangan masalah pangan;
h. koordinasi dan sinkronisasi;
i. kerjasama;
j. pengembangan sumberdaya manusia;
k. sistem informasi pangan;
l. insentif dan disinsentif; dan
m. peran masyarakat.
n. cadangan pangan;
o. pembinaan, pengawasan serta pengendalian; dan
p. pembiayaan.

5 Renperdes Ketahanan Pangan Bato


BAB III
KEWENANGAN
Pasal 5
1) Dalam penyelenggaraan ketahanan pangan Desa, kewenanganPemerintah
Desa meliputi :
a. penyediaan dan pengembangan sarana produksi;
b. penyediaan dan pengembangan fasilitas infrastruktur Pangan;
c. pengaturan dan pengendalian ketersediaan Cadangan Pangan bagi
masyarakat;
d. peningkatan produksi pangan nabati dan hewani;
e. percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis potensi
lokal;
f. pengendalian distribusi pangan dan peningkatan akses Pangan;
g. penentuan harga minimum daerah untuk pangan lokal yang tidak
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Provinsi.
h. pelaksanaan pencapaiantarget konsumsi pangan perkapita/tahun
sesuai dengan angka kecukupan gizi.
2) Dalam pelaksanaan kewenangan tersebut desa dapat memanfaatkan lahan
milik masyarakat dengan system kerjasamam atau bagi hasil.

BAB IV

PENYELENGGARAAN KETAHANAN PANGAN DESA


Bagian Kesatu

Produksi Pangan
Pasal 6
1) Pemerintah Desabersama masyarakat bertanggungjawab untuk
menciptakan ketahanan pangan dengan meningkatkan produksi dan
produktivitas komoditas pangan di desa.
2) Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan :
a. mengembangkan produksi pangan yang bertumpu pada sumber daya,
kelembagaan dan budaya lokal;
b. meningkatkan efisiensi sistem usaha Produksi Pangan;
c. mengembangkan teknologi Produksi Pangan;
d. mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana Produksi
pangan bagi petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan;
e. peningkatan kemampuan petani,peternak,pembudi daya ikan dan
nelayan dalam penerapan teknologi produksi, pengolahan dan

6 Renperdes Ketahanan Pangan Bato


pemasaran hasil, serta akses permodalan;
f. melakukan kerjasama antar desa dalam pemanfaatan dan
pengembangan lahan dan produksi pangan.

Bagian Kedua
Ketersediaan Pangan
Pasal 7
1) Pemerintah desa bertanggungjawab atas ketersediaan pangan.
2) Dalam mewujudkan Ketersediaan pangan melalui pengembangan pangan
lokal, pemerintah desa dapat menetapkan jenis pangan lokalnya.
3) Penyediaan Pangan diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan dan
konsumsi pangan bagi masyarakat, rumah tangga ,dan perseorangan
secara berkelanjutan.
4) Untuk mewujudkan ketersediaan pangan melalui produksi pangan dalam
desa dilakukan dengan :
a. mengembangkanProduksi pangan yang bertumpu pada
sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal.
b. mengembangkan efisiensi sistem usaha pangan;
c. mengembangkan sarana, prasarana dan teknologi untuk
produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan
penyimpanan pangan;
d. membangun,merehabilitasi dan mengembangkan prasarana produksi
pangan;
e. mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif, dan
f. membangun kawasan sentra produksi pangan

Bagian Ketiga
Keamanan Pangan
Pasal 8
1) Pemerintah desa dalam mewujudkan Keamananpangan
diselenggarakanuntuk;
a. menjagapangan tetapaman,
b. higienis,
c. bermutu,
d. bergizi, dan
e. tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat.
(2)Keamanan pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan
cemaran biologis,kimia,danbenda lain yang dapat mengganggu, merugikan
dan membahayakan kesehatan manusia.

7 Renperdes Ketahanan Pangan Bato


Bagian Kelima

Insentif dan Disinsentif

Pasal 9

1) Pemerintah Desa melaksanakan pengendalian penyelenggaraan


ketahanan pangan desa secara terkoordinasi, melalui pemberian insentif
dan disinsentif kepada petani, peternak, pembudidaya ikan, nelayan dan
pelaku usaha pangan.
2) Insentif yang diberikan kepada petani, peternak, pembudidaya ikan,
nelayan dan pelaku usaha pangan, meliputi:
a. Pengembangan infrastruktur pertanian,peternakan,perikanandan
kehutanan;
b. Pembiayaan penelitian dan pengembangan benih dan bibit varietas
unggul;
c. kemudahan dalam mengakses informasi dan teknologi;
d. penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana produksi serta
pengolahan pertanian, peternakan dan perikanan;
e. penghargaan bagi petani,peternak,pembudidaya ikan,nelayan dan
pelaku usaha pangan berprestasi.
f. Insentif yang diberikan oleh Pemerintah Desa dapat berupa bantuan
keuangan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) p e m b e r i a n Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa
pengalokasian dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
4) Penganggaranan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang
dialokasi sebagai insenetif sebagaimana dalam ayat (3) dapat dinerikan
dalam bentuk ;
a. Pembiayaan pembukaan lahan baru
b. Pembiayaan peningkatan sarana dan prasarana penunjang ketahanan
pangan
c. Pembiayaan pembelian bibit dan makanan bagi usaha peternakan dan
perikanan baik seara berkelompok atau mandiri/individu;
d. Peninglkatan kapasitas kelompok tani damn kelompok pembudidayaan
ikan atau Kelompok Pengawas Masyarakat.
5) Pemerintah Desa dapat memberikan disinsentifkepada petani, peternak,
pembudidaya ikan, nelayan dan pelaku usaha pangan yang tidak
mendukung penyelenggaraan ketahanan pangan daerah.
6) Disinsentif yang diberikan sesuai ayat (5) dapat berupa ;
a. Sangsi peringatan tertulis
b. Pembatalan dan atau Pemutusan bantuan;

8 Renperdes Ketahanan Pangan Bato


c. Dan sangsi lainnya yang diputuskan dalam musyawarah desa;
BAB VI
PEMBIAYAAN

Pasal 10
1) Pembiayaan penyelenggaraan ketahanan pangan desa bersumber dari;
2) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah; dan
3) Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
4) Pembiayaam sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) disesuaikan
dengan kemampuan keuangan dan peraturan perundang-undamgam
yang ada;
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Hal-hal yang belum cukup jelas diatur dalam peraturan Desa ini sepanjang
mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Peraturan Kepala Desa

Pasal 12

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap
orang dapat mengetahuinya, Memerintahkan pengundangan Peraturan Desa
ini dengan Penempatannya dalam Lembaran Desa Tanjung Sabar

Ditetapkan di :Desa Tanjung Sabar


Pada tanggal : 2022
KEPALA DESA TANJUNG SABAR

______________________________

Diundangkan di : Desa Tanjung Sabar


Pada tanggal : 2022
SEKRETARIS DESA TANJUNG SABAR

__________________________________

BERITA DESA TANJUNG SABAR KECAMATAN PARIAMAN UTARA


TAHUN 2022 NOMOR …………..

9 Renperdes Ketahanan Pangan Bato

Anda mungkin juga menyukai