PROSIDING
SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016
Tim Penyunting:
Priyono, Alif Noor Anna, Agus Anggoro Sigit,
Yuli Priyana, Choirul Amin
Diterbitkan oleh:
2016
i
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
Tim Penyunting: Priyono, Alif Noor Anna, Agus Anggoro Sigit, Yuli Priyana, Choirul Amin
Copyright @2016
Hak penerbitan ada pada Muhammadiyah University Press
Semua hak dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memproduksi dan menyebarluaskan dalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari penerbit.
ii
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
Kata Pengantar
Dekan Fakultas Geografi UMS
Yang kami hormati para geograf, peneliti dan pendidik geografi, dan segenap
peserta Seminar Nasional Geografi UMS 2016. Perubahan iklim merupakan tantangan
global terbesar abad 21 karena dampak yang ditimbulkannya mempengaruhi berbagai
sektor kehidupan manusia. Sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah tropis
Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap dampak dari perubahan
iklim.
Kenaikan permukaan air laut, meluasnya kekeringan dan banjir, angin kencang,
longsor lahan, kebakaran hutan, hingga menurunnya produksi pertanian, dan
meningkatnya prevalensi penyakit terkait iklim merupakan dampak perubahan iklim
yang sudah dan akan terus terjadi di Indonesia. Maka jika kita tidak segera belajar untuk
mengurangi risikonya, jutaan rakyat akan menanggung akibat buruknya. Pengurangan
risiko bencana membutuhkan keterlibatan semua pihak. Kerja sama masyarakat,
perguruan tinggi, pemerintah, dan stakeholder lainnya diharapkan dapat mewujudkan
ketangguhan menghadapi bencana terkait perubahan iklim tersebut.
Dilatarbelakangi oleh pemikiran tersebut Fakultas Geografi UMS
menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Upaya Pengurangan Risiko Bencana
Terkait Perubahan Iklim”. Kegiatan ini merupakan ajang komunikasi antar penggiat
geografi di Indonesia, sehingga didapatkan penelitian dan pengabdian pada masyarakat
yang berkualitas dan memiliki daya guna untuk mengurangi risiko bencana terkait
perubahan iklim.
Alhamdulillah, Seminar Nasional ini memperoleh sambutan yang hangat dari
para geograf dan peneliti baik di tanah air dan bahkan dari manca negara, yaitu dari
University of Canterbury, New Zealand. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah abstrak
yang masuk, yaitu 72 judul abstrak yang dikirim dari berbagai penjuru tanah air, seperti
Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, NTT, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, DIY dan Jawa
Tengah.
Setelah melalui proses blind review (tanpa nama) oleh tim review yang terdiri
dari Dr. Langgeng Wahyu Santosa, M.Si. (Fakultas Geografi UGM) dan Dr. Kuswadji Dwi
Priyono, M.Si. (Fakultas Geografi UMS) terdapat 70 judul abstrak yang lolos untuk
dipresentasikan dalam seminar ini.
Kami sebagai penyelenggara tak sempurna dalam melayani para peserta
sekalian. Oleh karena itu, dengan setulus hati Kami mohon maaf jika ada kekurangan.
Kami juga sampaikan apreasiasi dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu terselenggaranya seminar ini.
Semoga Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 ini bermanfaat baik bagi
masyarakat umum maupun bagi pengembangan keilmuan, terutama dalam menambah
khasanah literatur tentang pengurangan risiko bencana terkait perubahan iklim.
iii
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
SUSUNAN PANITIA
iv
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
DAFTAR ISI
MAKALAH PESERTA
KOMISI A
Mitigasi Bencana Terkait Perubahan Iklim #1
1. Kerentanan Banjir di DAS Cisadane .. .................................................................................... 1
Oleh: Endang Savitri dan Irfan B. Pramono (Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Pengelolaan DAS, Surakarta)
2. Status Terkini Prediksi Curah Hujan MK 2016 dan MH 2016/2017 (Studi Kasus: Daerah
Istimewa Yogyakarta) ........................................................................................................... 9
1 1 1 1
Oleh: Eddy Hermawan , Haries Satyawardhana , Adi Witono , Sinta Berliana , dan Shailla
2 1 2
Rustiana ( Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN dan GFM IPB-Bogor)
3. Dampak Perubahan Iklim Global terhadap Tingkat Kekritisan Air Meterologis di DAS
Bengawan Solo Hulu ............................................................................................................. 25
Oleh: Alif Noor Anna, Kuswaji Dwi Priyono, Suharjo, Yuli Priyana (Fakultas Geografi UMS)
4. Penatagunaan Lahan Sebagai Upaya Mitigasi Banjir di Kabupaten Ngawi............................ 38
Oleh: Arina Miardini dan Pranatasari Dyah Susanti (Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Pengelolaan DAS, Surakarta)
5. Kadar Air Bahan Bakar Permukaan di Bawah Tegakan Pinus Merkusii (Studi Kasus Desa di
Hutan Rakyat Cangkurawok, Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor) .. .............................. 52
1 2 1
Oleh: Aris Sudomo dan Nurhuda Adi Prasetiyo ( Balai Penelitian dan Pengembangan
2
Teknologi Agroforestry dan Balai Penelitian Kehutanan Kupang,)
6. Tingkat Kerentanan Iklim di Taman Nasional Bali Barat ....................................................... 61
Oleh: Beny Harjadi (BPTKP DAS Surakarta)
7. Kajian Kelembagaan dan Regulasi Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bojonegoro .... 74
Oleh: Dian Ayu Larasati dan Bambang Hariyanto (Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya)
v
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
8. Mitigasi Bencana Erosi Kepesisiran di Pantai Kwaru dan Samas, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta ............................................................................................................. 93
1 2 3 1
Oleh: Dwi Sri Wahyuningsih , Mega Dharma Putra , dan Th. Retno Wulan ( Parangtritis
2 3
Geomaritime Science Park, Fakultas Geografi UGM, Badan Informasi Geospasial)
9. Analisis Spasial Kemampuan Infiltrasi Sebagai Bagian dari Indikasi Bencana Kekeringan
Hidrologis di DAS Wedi, Kabupaten Klaten-Boyolali. ............................................................ 101
Oleh:Agus Anggoro Sigit (Fakultas Geografi UMS)
10. Analisis Perubahan Nilai Pendugaan Evapotranspirasi Potensial Akibat Perubahan Iklim di
Kawasan Hutan Tanaman Eucalyptus Pellita ......................................................................... 112
Oleh: Agung Budi Supangat (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan
DAS)
11. Manfaat Lingkungan Penyerapan Karbon Hutan Pinus pada Beberapa Kelas Tempat
Tumbuh di Jawa..................................................................................................................... 123
Oleh: Yonky Indrajaya (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Agroforestry)
KOMISI B
Mitigasi Bencana Terkait Perubahan Iklim #2
1. Mitigasi Bencana Terhadap Bahaya Longsor (Studi Kasus di Kabupaten Kuningan,
Jawa Barat) ........................................................................................................................... 132
Oleh: Nur Ainun Jariyah dan Syahrul Donie (Peneliti di Balai Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS, Surakarta)
2. Analisis Tingkat Kerawanan dan Teknik Mitigasi Longsor di Sub DAS Merawu..................... 139
Oleh: Pranatasari Dyah Susanti dan Arina Miardini (Balai Penelitian dan Pengembangan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Surakarta)
3. Analisis Spasial Indeks Kekeringan Kabupaten Sukoharjo Menggunakan Metode SPI
(Standardized Precipitation Index) ........................................................................................ 151
Oleh: Rahmanita Lestari, Nurul Hidayah, Ambar Asmoro (Fakultas Geografi UMS)
4. Estimasi Dampak PerubahanIklim Terhadap Kerawanan Banjir Lahar di Magelang,
Jawa Tengah .......................................................................................................................... 162
Oleh: Suprapto Dibyosaputro, Ahmad Cahyadi, Henky Nugraha, dan Slamet Suprayogi
(Departemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi UGM)
5. Telaah Eutrofikasi pada Waduk Alam Rawapening … ........................................................... 170
Oleh: Ugro Hari Murtiono dan Agus Wuryanta (Peneliti Madya pada Balai Penelitian
Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Surakarta)
6. Cadangan Karbon dalam Biomassa Pohon di Situ Gede, Kota Tasikmalaya .......................... 182
Oleh: Yonky Indrajaya dan Soleh Mulyana (Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Agroforestry)
7. Emisi dan Sekuestrasi Karbon dari Kegiatan Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten
Ciamis, Jawa Barat ................................................................................................................. 192
Oleh: Yonky Indrajaya dan M. Siarudin (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Agroforestry)
8. Sinergi Perguruan Tinggi-Pemerintah-Masyarakat dalam Pengurangan RIsiko Bencana
Alam....................................................................................................................................... 202
Oleh: Sri Maryati (Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Fakultas Matematika dan IPA,
Universitas Negeri Gorontalo)
9. State of The Economic and Social Disaster of The Community Boyolali ................................ 208
Oleh: Burhanuddin, Tika Mamik , Ina Rifqiyana, dan Hasim Musthofa (Prodi Pendidikan
Geografi FKIP UMS)
vi
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
10. Kondisi Iklim dan Mikrohabitat Fisik Daerah Endemis Schistosomiasis di Dataran Tinggi
Napu Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah .................................................................. 217
1 2 1 1
Oleh: Mujiyanto , Triwibowo A. Garjito , Hayani Anastasia , Yusran Udin , Ade
1 1
Kurniawan ( Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber
2
Binatang (P2B2) Donggala, Balitbang Kesehatan Kemenkes RI, Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Balitbang
Kemenkes RI)
KOMISI C
Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim
1. Pengembangan Pueraria Javanica (PJ) Sebagai Resiliensi Ekonomi Terhadap Perubahan
Iklim di Desa Penyangga Taman Nasional Meru Betiri, Jember …......................................... 229
Oleh: S. Andy Cahyono dan C. Yudi Lastiantoro (Balai Penelitian Teknologi Kehutanan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Surakarta)
2. Kajian Lahan Kritis Sub Daerah Aliran Ci Keruh di Kawasan Cekungan Bandung .................. 238
Oleh: Asep Mulyadi dan Jupri (Prodi Pendidikan Geografi UPI-Badung)
3. Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Kegiatan Rehabilitasi Mangrove dalam Rangka
Mitigasi Perubahan Iklim ....................................................................................................... 250
Oleh: Heru Setiawan (Balai Penelitian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)
4. Adaptasi Petani Lada Terhadap Perubahan Iklim Di Desa Lawonua dan Desa Simbune,
Sulawesi Tenggara ................................................................................................................. 260
1 1 2 (1
Oleh: Endah Suhaendah , Eva Fauziyah , dan Gerhard ES Manurung Balai Penelitian
2
dan Pengembangan Teknologi Agroforestry, ICRAF)
5. Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana Perubahan Iklim di
Perkebunan Kopi PT. Nusantara IX ........................................................................................ 269
Oleh: Hendrik Boby Hertanto,S.Pd,M.Si (SMA MTA Surakarta)
6. Strategi Coping Masyarakat Pulau Kecil dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim....... 288
Oleh: Heru Setiawan (Balai Penelitian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)
7. Bentuk-bentuk Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Banjir (Studi Kasus di
Desa Pelangwot Kecamatan Laren Lamongan) ..................................................................... 299
Oleh: Imam Arifa’illah Syaiful Huda (Universitas Gadjah Mada)
8. Minimalisasi Risiko Bencana Melalui Adaptasi MARKISA (Masyarakat Miskin Sadar) Akan
Dampak Pemanasan Global di Desa Lambusa....................................................................... 315
Oleh: Jul Hasan (Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Jurusan Geografi, Universitas
Halu Oleo, Kendari)
9. Strategi Adaptasi Masyarakat terhadap Bencana Kekeringan di Kawasan Karst ................. 323
Oleh: Priyono, Choirul Amin, Arif Jauhari (Fakultas Geografi UMS)
10. Adaptasi dan Mitigasi Fenomena el niño di Provinsi Nusa Tenggara Timur........................ 334
Oleh: Muhammad Husain Hasan dan Maria Floriani Mongko (Jurusan Pendidikan
Geografi FKIP Universitas Nusa Cendana)
11. Adaptasi Masyarakat Petani Lahan Sawah Terhadap Bencana Banjir Rob di Sebagian
Wilayah Kecamatan Kedung, Jepara, Jjawa Tengah .............................................................. 341
1 2 2 3
Oleh: Mega Dharma Putra , Dani Prasetyo , Isna Pujiastuti , dan Th. Retno Wulan
1 2 3
( Parangtritis Geomaritime Science Park; Bantul, Fakultas Geografi UGM, BIG)
12. Adaptasi Masyarakat Terhadap Bencana Kekeringan di Kabupaten Grobogan,
Jawa Tengah .......................................................................................................................... 348
Oleh: Chatarina Muryani, Sarwono dan Dwi Hastuti (Universitas Sebelas Maret, Surakarta)
vii
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
KOMISI D
Pendidikan dan Pendampingan Masyarakat Tangguh Bencana Terkait Perubahan Iklim
viii
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
12. Pemanfaatan Bukit Sepuluh Ribu untuk Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis
Lingkungan............................................................................................................................. 487
Oleh: Siti Fadjarajani dan Ruli As’ari (Pendidikan Geografi FKIP Universitas Siliwangi;
Tasikmalaya)
13. Pendidikan dan Pendampingan Masyarakat Tangguh Bencana Kekeringan di Kecamatan
Kualin dan Amanuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara
Timur ..................................................................................................................................... 495
Oleh: Ignasius Suban Angin dan Nurmasa Atapukang (Jurusan Pendidikan Geografi FKIP
Universitas Nusa Cendana Kupang)
KOMISI E
Aplikasi PJ dan SIG untuk Data Base Bencana terkait Perubahan Iklim
1. Uji Akuisisi Data dengan UAV untuk Monitoring Kondisi Mangrove dalam Mencegah Abrasi
Air Laut (Studi Kasus: Pesisir Baros, Tirtoargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul) ….. .. 499
1 1,3,5 2,3,4
Oleh: Anggara Setyabawana Putra , Edwin Maulana , Theresia Retno Wulan , Puji
6 6 6 1
Nurhidayah , Made Ditha Ary Sanjaya , Fuad Alwi Swastiko ( Ilmu Statistika UII,
2 3
Parangtritis Geomaritime Science Park, BIG, Program Doktor Fakultas Geografi UGM,
5 6
Magister Manajemen Bencana UGM; Jurusan Teknik Geodesi UGM)
2. Simulasi Perubahan Tata Guna Lahan Berbasis SIG Pada Hidrograf Aliran Sungai Cisangkuy
Kabupaten Bandung ............................................................................................................. 508
Oleh: Dadang Subarna (Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung)
3. Kualitas Situ di Kabupaten Bogor Berdasar Interpretasi Data Satelit Penginderaan Jauh
Serta Pengaruhnya dalam Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung .......................................... 521
Oleh:Jaka Suryanta (Badan Informasi Geospasial)
4. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Penyusunan Peta Kerentanan Gerakan Tanah
DAS Serayu Hulu ................................................................................................................... 534
Oleh: Rokhmat Hidayat (Balai Sabo, Puslitbang Sumber Daya Air, Kementerian PU)
5. Pemetaan Potensi Air Tanah dalam Menggunakan Metode Geolistrik di Kabupaten
Ponorogo Sebagai Antispasi Bencana Kekeringan................................................................. 549
Oleh: Sorja Koesuma, Sulastoro, Sarjoko Lelono, dan Agus Prijadi Saido (Pusat Studi
Bencana, LPPM UNS)
6. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan dan Iklim Melalui Aplikasi Model SWAT untuk
Memprediksi Tata Air das Cimuntur, Kabupaten Ciamis....................................................... 556
Oleh: Edy Junaidi dan Wuri Handayani (Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Agroforestry)
7. Perbandingan Ekstraksi Brightness Temperatur Landsat 8 Tirs Tanpa Atmosphere
Correction dan dengan Melibatkan Atmospheric Correction untuk Pendugaan Suhu
Permukaan............................................................................................................................. 568
1 2 3 1
Oleh: Farid Ibrahim , Fiqih Atriani , Th. Retno Wulan , Mega Dharma Putra , dan Edwin
1 1 2 3
Maulana ( Parangtritis Geomaritime Science Park, Fakultas Geografi UMS, BIG)
8. Application of Structure from Motion (SfM) for Physical Geography and Natural Hazard
(Aplikasi Fotogrametri SfM dalam Kajian Geografi Fisik dan Kebencanaan)......................... 577
1,3 2,3 3 1
Oleh: Aditya Saputra , Trias Rahardianto , dan Christopher Gomez ( Geography
2 3
Faculty UMS, Civil Engineering Politeknik Negeri Malang, Geography Department
University of Canterbury New Zealand
9. Smart EWS : Sebelas Maret Early Warning Sistem: Aplikasi Deteksi Dini Bencana Banjir
Sungai Bengawan Solo Berbasis Android .............................................................................. 588
1 2 3
Oleh: Mohtar Yunianto , Fendi Aji Purnomo , Sarngadi Palgunadi Yohanes , Sorja
1 2 2 1 2
Koesuma , Rudi Hartono , Nanang Maulana ( Progdi Fisika UNS, Progdi D3 Teknik
3
Infomatika UNS, Progdi Informatika UNS)
ix
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
x
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan merupakan lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, tanah, relief, air
dan vegetasi serta benda yang berada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya
terhadap penggunaan lahan (Arsyad, 2000). Dalam Undang-Undang 37 tahun
2014 tentang Konservasi Tanah dan Air disebutkan bahwa lahan adalah bagian
38
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah
beserta segenap faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief,
aspek geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat
pengaruh manusia. Adanya tekanan penggunaan lahan yang eksploitatif dan
melebihi daya dukung lingkungan diperparah dengan pertumbuhan penduduk
yang tinggi akan mengakibatkan lahan menjadi terdegradasi/ lahan kritis
termasuk di Kabupaten Ngawi.
Berdasarkan data BPDAS Solo (2012) luasan lahan potensial kritis sampai
sangat kritis di Kabupaten Ngawi adalah sebesar 78240,87 ha atau 56,18% dari
total luasan kabupaten. Tingginya luasan lahan kritis ini menjadi ancaman
terhadap daya dukung DAS yang akan berdampak pada ketidakseimbangan
hidrologi dalam DAS. Salah satu akibat ketidakseimbangan hidrologi dalam DAS
adalah terjadinya banjir. Banjir merupakan indikator kerusakan DAS yang
disebabkan oleh menurunnya infiltrasi akibat berkurangnya penutupan vegetasi
dan ketidaksesuaian penggunaan lahan (Sinukaban, 2007). Berdasarkan data
RTRW Kabupaten Ngawi (2011) telah terjadi alih fungsi lahan pada kawasan
hutan lindung dan kawasan resapan air terutama pada sebagian Kecamatan
Kendal, Jogorogo, Ngrambe, Sine, Mantingan dan Bringin. Kawasan rawan banjir
di Kabupaten Ngawi berada di sekitar DAS Bengawan Solo dan DAS Kali Madiun.
Beberapa penyebab terjadinya banjir antara lain disebabkan oleh semakin
berkurangnya kawasan resapan air, dan semakin rusaknya hutan dan kawasan
konservasi di wilayah hulu.
Banjir akan menjadi bencana jika bersifat merusak dan mengakibatkan
kerugian jiwa dan material sehingga perlu dilakukan upaya mitigasi banjir untuk
mengurangi risiko banjir. Pada tahun 2007 merupakan peristiwa banjir terbesar
di Kabupaten Ngawi yang menyebabkan 11 kecamatan terendam dengan korban
meninggal sebanyak 14 orang (Roqib, 2007). Berdasarkan data BNPB (2016)
bahwa dalam kurun 2012-2015 telah terjadi banjir pada tiap tahunnya di
Kabupaten Ngawi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui
penatagunaan lahan. Penatagunaan lahan adalah upaya mengatur penggunaan
lahan agar serasi dengan arahan alokasi ruang. Arahan alokasi ruang yang
tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Kabupaten Ngawi telah
membuat perencanaan wilayah tersebut dalam bentuk RTRW tahun 2010-2030
telah dilegalkan dalam Perda Kabupaten Ngawi Nomor 10 Tahun 2011.
RTRW ini akan menjadi alat penyusunan program dan pengendalian
pemanfaatan ruang serta menjadi perangkat untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan berwawasan tata ruang. Permasalahan tidak
mantapnya tata ruang wilayah menyebabkan penggunaan lahan seringkali tidak
sesuai atau tidak mengikuti tata ruang yang ada. Sebagai implikasinya dari
persoalan tersebut menyebabkan terjadinya konflik dalam penggunaan lahan.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah melakukan penatagunaan lahan melalui
analisis keserasian penggunaan lahan exsisting dengan pola ruang RTRW dalam
upaya mitigasi banjir di Kabupaten Ngawi. Diharapkan dengan diketahuinya
luasan lahan yang tidak serasi dan belum serasi dengan RTRW diperoleh hasil
39
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
METODE
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Ngawi Jawa Timur dengan luasan
139268,19 ha. Secara administrasi Kabupaten Ngawi yang mencakup 19
Kecamatan, 217 desa dan 4 kelurahan. Batas Kabupaten Ngawi yaitu:
Sebelah utara : Kabupaten Bojonegoro, Grobogan dan Blora
Sebelah timur : Kabupaten Madiun
Sebelah barat : Kabupaten Sragen
Sebelah selatan : Kabupaten Magetan dan Madiun
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Peta RBI Skala
1:25000, Peta Limpasan, Peta Pola Ruang Kabupaten Ngawi, Dokumen RTRW
Kabupaten Ngawi tahun 2010-2030, Citra Landsat 8 tahun 2015 Path/row
119/65. Alat yang digunakan antara lainNotebook ASUS Core i3 kapasitas RAM 6
GB dan harddisk 500 GB, Software Arc GIS 10.1 dan Software Ms.Word dan Ms.
Excel.
Analisis Data
Analisis data dilakukan secara secara kuantitatif dengan tabulasi dan
kualitatif deskriptif. Analisis ketidaksesuaian terhadap RTRW dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat ketidaksesuaian antara penggunaan lahan
terhadap RTRW. Analisis dilakukan dengan melakukan overlay peta penggunaan
lahan 2015 dengan peta rencana pola ruang. Hasil yang diperoleh dalam analisis
ini adalah tabel keserasian penggunaan lahan. Hasil analisis diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu serasi, tidak serasi, dan belum serasi. Serasi berarti penggunaan
lahan yang ada sesuai dengan arahan RTRW, tidak serasi berarti penggunaan
lahan yang ada tidak sesuai arahan RTRW. Penggunaan lahan dianggap belum
serasi apabila peruntukan lahan masih belum serasi dengan RTRW namun masih
bisa disesuaikan. Hasil keserasian tersebut kemudian dilakukan penatagunaan
lahan dengan menyesuaikan penggunaan lahan existing dengan RTRW sehingga
diketahui potensi banjir yang dapat dikurangi di Kabupaten Ngawi.
HASIL
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Ngawi terdiri dari 9 klasifikasi yang di
dominasi oleh Kebun sebesar 35248,78 ha (25,31). Lahan pertanian juga
merupakan tutupan lahan yang dominan di Kabupaten Ngawi. Pertanian seluas
55609,79 ha yang terdiri dari Sawah irigasi sebesar 22,76% dan sawah tadah
hujan 17,17% dari luas Kabupaten Ngawi. Data penggunaan lahan pada Tabel 1.
40
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
41
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
43
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
PEMBAHASAN
Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil analisis penggunaan lahan paling dominan di
Kabupaten Ngawi adalah Kebun. Jenis produksinya antara lain: kelapa (di
Kecamatan Sine, Kecamatan Jogorogo, Kecamatan Paron dan Kecamatan
Widodaren), tebu, tembakau virginia, tembakau rakyat, cengkeh dan melinjo
yang mempunyai nilai jual cukup tinggi. Terjadinya perubahan fungsi lahan
perkebunan menjadi tegalan/ladang kering, dan adanya penebangan tanaman
perkebunan sehingga mengakibatkan penurunan tingkat produksi.
44
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
45
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
daya alam secara berkelanjutan untuk menghindari dampak dan resiko bencana
dengan strategi meliputi :
a. mengendalikan secara ketat kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan
lindung;
b. mengefektifkan pengelolaan kawasan budidaya melalui pendekatan kajian
lingkungan hidup berdasarkan daya dukung dan daya tampung;
c. menghindari pengembangan kawasan yang rawan terhadap bencana alam
gunung api, banjir dan longsor;
d. mengembangkan sistem peringatan dini dari kemungkinan adanya bencana
alam;
e. mengembangkan bangunan tahan gempa pada daerah terindikasi rawan
gempa; dan
f. menetapkan jalur evakuasi pada setiap kawasan bencana.
Kebijakan dan strategi tersebut tertuang dalam rencana pola ruang
wilayah kabupaten yang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Pola ruang untuk kawasan lindung terdiri atas: a) Kawasan hutan lindung; b)
Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya; c)
Kawasan perlindungan setempat;d) Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya;
e) Kawasan rawan bencana alam; dan f) Kawasan lindung geologi.pola ruang
untuk kawasan budidaya terdiri atas: a) Kawasan peruntukan hutan produksi; b)
Kawasan peruntukan pertanian; c) Kawasan peruntukan perkebunan; d) Kawasan
peruntukan perikanan; e) Kawasan peruntukan pertambangan; f) Kawasan
peruntukan industri; g) Kawasan peruntukan pariwisata; h) Kawasan peruntukan
permukiman; i) Kawasan peruntukan lainnya; dan j) Kawasan pertahanan dan
keamanan.
46
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
47
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
tanah ladang. Pola belum serasi juga terdapat pada kawasan perkebunan yang
diperuntukkan sebagai rumput dan tanah ladang. Pada kawasan permukiman
juga belum serasi dengan penggunaan lahannya sebagai rumput, sawah irigasi
dan tanah ladang. Pada kategori belum serasi terdapat pada penggunaan lahan
air tawar yang seharusnya adalah kawasan industri, perkebunan, pemukiman
dan pertanian. Pada kawasan budidaya terdapat 20,41% atau sebesar 26013,37
ha kategori belum serasi dan tidak serasi yang perlu dilakukan penatagunaan
lahan.
Penggunaan lahan dengan kategori serasi di kawasan lindung ditemukan
pada peruntukan hutan lindung, Kawasan Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
dan kawasan perlindungan setempat. Kategori belum serasi terdapat di kawasan
perlindungan setempat yang pada penggunaan lahannya berupa semak belukar.
Kategori tidak serasi terdapat pada pola ruang hutan lindung yang dilaih
fungsikan sebagai sawah irigasi, sawah tadah hujam dan tanah ladang. Kategori
tidak serasi juga terdapat pada kawasan pelestarian alam dan cagar budaya yang
diperuntukkan sebagai belukar, pemukiman, sawah irigasi, sawah tadah hujam
dan tanah ladang. Pada kawasan perlindungan setempat juga banyak digunakan
sebagai belukar, kebun, pemukiman, rumput, sawah tadah hujan,sawah irigasi
dan tanah ladang. Pada kawasan lindung terdapat 56,81% atau sebesar 6694,25
ha kategori belum serasi dan tidak serasi yang perlu dilakukan penatagunaan
lahan.
Ketidakserasian baik tidak serasi maupun belum serasi dalam kawasan
lindung dan kawasan budidaya tentunya akan memberi kontribusi terhadap
kerusakan DAS. Menurut Ritohardoyo (2013), apabila DAS tidak dikelola sesuai
rencana tata ruang akan memberikan dampak seperti bencana banjir, longsor,
dan lebih lanjut sedimentasi. Pada kawasan lindung yang seharusnya berfungsi
lindung pada kondisi existing tidak serasi dengan pola ruang RTRW, akibat
adanya ketidaksesuaian penggunaan lahan ini merupakan salah satu penyebab
peningkatan kejadian banjir terutama banjir limpasan. Sasaran penatagunaan
lahan di Kabupaten Ngawi adalah lahan dengan kriteria belum serasi dan tidak
serasi pada kawasan lindung maupun budidaya yaitu sebesar 23,48% atau
32707,62 ha.
48
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
49
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
KESIMPULAN
Kabupaten Ngawi termasuk bagian DAS Solo yang memiliki potensi banjir
ekstrim-tinggi sebesar 35,42% dari luas Kabupaten Ngawi. Permasalahan utama
di Kabupaten Ngawi adalah adanya alih fungsi lahan. Hasil keserasian
penggunaan lahan dengan pola ruang menunjukkan bahwa sebesar 106560,57
ha (76,51%) serasi, 26007,93 ha (18,67%) belum serasi dan 6699,69 ha (4,81%)
tidak serasi. Pada kawasan lindung terdapat 56,64% penggunaan lahan yang
tidak serasi 0,17 % belum serasi dengan pola ruang dan 43,19 % yang serasi.
Upaya pengendalian banjir dilakukan melalui penatagunaan lahan sesuai arahan
RTRW melalui pengoptimalan fungsi lindung dan penyesuaian pada kawasan
yang teridentifikasi tidak serasi serta belum serasi seluas 32707,62 ha. maka nilai
limpasan pada kriteria ekstrim akan menurun sebesar 710,27 ha (0,51%), kriteria
limpasan tinggi akan berkurang sebesar 5138,99 ha (3,69%) dan kriteria limpasan
normal akan meningkat sebesar 5849,26 ha (4,20%). Upaya penatagunaan lahan
ini juga disertai dengan teknik konservasi tanah dan air baik menggunakan
metode vegetatif maupun metode teknis yang didukung oleh kerjasama antar
stakeholders.
50
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 ISBN: 978-602-361-044-0
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TERKAIT PERUBAHAN IKLIM
REFERENSI
Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan ketiga.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
BNPB. 2016. Data Bencana.
Dihttp://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/data/databanjirall.php.
Diakses tanggal 1 Mei 2016.
BPDAS Solo. Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu DAS Solo. 2011.
BPDAS Solo. Direktorat Jenderal Rehablitasi Lahan dan Perhutanan Sosial.
Departemen Kehutanan
Hardjowigeno. S. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Kementrian Dalam Negeri. 2006. Pedoman Umum Mitigasi Bencana. Kementrian
Dalam Negeri. Jakarta.
Monde. A. 2010. Pengendalian Aliran Permukaan Dan Erosi Pada Lahan Berbasis
Kakao Di Das Gumbasa, Sulawesi Tengah. Media Litbang Sulteng III (2) :
131–136.
Pemerintah Kabupaten Ngawi. 2011. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor
10 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi
Tahun 2010-2030.
Pramono. I. B., Savitri. E., Donie. S., Basuki. T.M., Supangat. A.B., Cahyono. A. A.
dan Putro. R.B.W.M. 2016. Restorasi DAS Ciliwung. UNS Press. Surakarta.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2014 tentang Konservasi Tanah dan Air. Sekretariat Negara. Jakarta
Ritohardoyo, S. (2013). Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Roqib. M. 2007. Banjir Ngawi Sebabkan 14 Orang Tewas.
http://news.okezone.com /read/2007/12/30/1/71545/banjir-ngawi-
sebabkan-14-orang-tewas. Diakses pada tanggal 24 Mei 2016.
Sinukaban, N. 2007. Peranan Konservasi Tanah dan Air dalam Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Bunga Rampai Konservasi Tanah dan Air 20042007.
Masyarakat Konservasi Tanah dan Air. Jakarta
Subagyono. K., Marwanto. S. dan Kurnia. U. 2003. Teknik Konservasi Tanah
Secara Vegetatif. Balai Penelitian Tanah. Bogor
51