SEMINAR NASIONAL
SILVIKULTUR II
“Pembaruan Silvikultur untuk Mendukung
Pemulihan Fungsi Hutan menuju Ekonomi Hijau”
Yogyakarta, 28-29 Agustus 2014
Editor:
Daryono Prehaten, Atus Syahbudin, Roma Dian Andiyani
Tim Editor:
Daryono Prehaten
Atus Syahbudin
Roma Dian Andiyani
Reviewer:
Budiadi Musyafa
Cahyono Agus Dwi Koranto Priyono Suryanto
Daryono Prehaten Sapto Indrioko
Dwi Tyaningsih Adriyanti Sri Rahayu
Eny Faridah Yeni Widyana Nurchahyani Ratnaningrum
Penyelenggara:
Tim Editor:
Daryono Prehaten
Atus Syahbudin
Roma Dian Andiyani
Reviewer:
Budiadi Musyafa
Cahyono Agus Dwi Koranto Priyono Suryanto
Daryono Prehaten Sapto Indrioko
Dwi Tyaningsih Adriyanti Sri Rahayu
Eny Faridah Yeni Widyana Nurchahyani Ratnaningrum
ISBN : 978-979-3178-13-4
Sitasi:
Prehaten D., Syahbudin A., Andiyani R.D. 2015. Prosiding Seminar Nasional Silvikultur II: Pembaruan
Silvikultur untuk Mendukung Pemulihan Fungsi Hutan menuju Ekonomi Hijau. Yogyakarta, 28 Agustus 2014.
UGM Yogyakarta.
Diterbitkan Oleh:
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
Jl. Agro No 1. Bulaksumur Yogyakarta
Segenap panitia Seminar Nasional Silvikultur II dan civitas akademika Fakultas Kehutanan Universitas
Gadjah Mada mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
para sponsor kami yang terhormat:
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga pelaksanaan Seminar Nasional
Silvikultur II dengan tema “Pembaruan Silvikultur untuk Mendukung Pemulihan Fungsi Hutan menuju Ekonomi
Hijau”, dan sekaligus acara Kongres Masyarakat Silvikultur Indonesia serta Musyawarah Forum Perbenihan
Tanaman Hutan Nasional pada tanggal 28 Agustus 2014 telah berjalan dengan baik.
Kegiatan-kegiatan seminar, kongres dan musyawarah tersebut tidak mungkin terlaksana tanpa kerja
keras panitia dan dukungan beberapa pihak di antaranya: Fakultas Kehutanan UGM, Masyarakat Silvikultur
Indonesia (MASSI), Direktorat Jendral Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan,
Perum Perhutani, PT. Serayu Makmur Kayuindo, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), PT. Kayu Lapis
Indonesia, PT Tribuana, dan pihak pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Hasil-hasil seminar tersebut dirangkum dalam sebuah prosiding yang saat ini tersaji di hadapan Saudara.
Prosiding ini berisi rumusan seminar dan artikel-artikel, baik keynotes, invited maupun voluntary, yang telah
dipresentasikan pada sebuah acara seminar, kongres dan sekaligus musyawarah yang dihadiri oleh para
pemerhati Silvikultur di Indonesia.
Dalam perjalanannya, artikel yang dimuat dalam prosiding ini telah mengalami review yang cukup panjang
dari para reviewer yang ahli di bidangnya masing-masing. Secara detail, artikel yang telah di-review, dikembalikan
kepada para penulis untuk diperbaiki dan kemudian penulis mengirimkannya kembali kepada panitia. Proses
tersebut dapat berulang jika reviewer menilai bahwa artikel belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang
telah ditetapkan oleh panitia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa artikel yang termuat dalam prosiding
ini telah memenuhi standar penulisan dan penerbitan artikel ilmiah.
Pada akhirnya kami berharap semoga artikel-artikel di dalam prosiding ini dapat memperkaya khazanah
ilmu pengetahuan. Data-data dan hasil penelitian juga dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan bidang
Silvikultur khususnya dan kehutanan Indonesia pada umumnya.
Tim editor:
Daryono Prehaten
Atus Syahbudin
Roma Dian Andiyani
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... v
RUMUSAN SEMINAR NASIONAL SILVIKULTUR ................................................................... xiii
KEYNOTE SPEECH
Peran Teknik SILIN untuk Pencapaian Ekonomi Hijau yang Ekonomis, Kompetitif dan
Berkesinambungan 1
Soekotjo .......................................................................................................................
INVITED SPEECH
Peningkatan Produktivitas Hutan dari Rotasi ke Rotasi
Mohammad Na’iem ………………………………………………………………...……..... 3
Smart Silviculture for KPH
Agus Setyarso ……………………………………………………………………………..... 12
Penggunaan Benih Berkualitas untuk Mendukung Pemulihan Fungsi Hutan Menuju Ekonomi
Hijau
Mintardjo …………………………………………………………………………………….... 19
Bisnis Kehutanan dan Ekonomi Hijau: Peluang dan Tantangan
Irsyal Yasman .................………………………………………………………………….... 21
PERUM Perhutani Pelopor Bisnis Hijau
Bambang Sukmananto ……………………………………………………………………... 29
Penerapan Sistem Silvikultur dengan Prinsip-Prinsip Kelestarian dalam Pengelolaan Hutan
Alam di PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah
I.B.W. Putra, Susilo Purnomo, Widiyatno ……………..…………………………………….... 41
Serayu Group Mengembangkan Ekonomi Hijau melalui Pembangunan Hutan Rakyat
Hasan ……………………………………………………………………………………….... 54
VOLUNTARY PAPER
“Pembaruan Silvikultur untuk Mendukung Pemulihan Fungsi Hutan menuju Ekonomi Hijau”
Pengelolaan sumberdaya hutan di Indonesia, seperti halnya pengelolaan hutan di sebagian besar negara
di dunia, dihadapkan pada tantangan yang semakin luas; tidak saja berupa peningkatan degradasi hutan tetapi
juga tantangan kerusakan lingkungan hidup dan rendahnya kesejahteraan masyarakat, terutama di sekitar
hutan. Di sisi lain, permintaan terhadap hasil hutan semakin banyak dan beragam. Pengelolaan hutan yang
dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut, sebagai sebuah usaha ekonomi, disebut ekonomi hijau atau
merupakan bentuk pengelolaan hutan yang berkelanjutan (Sustainable Forest Management).
Sebagai konsekuensinya, Silvikultur, yang dalam pengertian dasarnya berfungsi menyediakan pilihan-
pilihan biologi dan teknis untuk mencapai tujuan pengelolaan, juga dituntut agar berkembang menuju pemulihan
fungsi untuk tujuan yang lebih luas (multi-guna/multiple-use) dan berbasis pada pengelolaan ekosistem sebagai
bentuk Silvikultur yang terbarukan.
Untuk dapat menjawab tantangan-tantangan di atas, Silvikultur yang terbarukan harus menyediakan
preskripsi-preskripsi sebagai berikut:
• Degradasi dan konversi sumberdaya hutan yang terus-menerus terjadi dan dampak lanjutnya terhadap
kerusakan lingkungan hidup, mengarahkan silvikultur untuk dapat melindungi ekosistem hutan dan
biodiversitas di dalamnya.
• Peningkatan jumlah penduduk dan di sisi lain rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama
yang bermukim di dekat sumber daya hutan, menuntut silvikultur agar dapat lebih memberikan peluang
dan fasilitas bagi masyarakat sebagai pemangku kepentingan (stakeholder), baik dalam bentuk
penyediaan lapangan kerja, dukungan pemenuhan kebutuhan hidup maupun sebagai mitra dalam
pengelolaan, serta bentuk lain yang sesuai.
• Meningkatnya jumlah dan ragam permintaan atas hasil hutan menuntut Silvikultur untuk menyediakan
opsi-opsi pemuliaan hutan, manipulasi lingkungan dan perlindungan hutan terpadu agar secara intensif
dapat mendukung peningkatan produktivitas hutan (Silvikultur Intensif).
Jaminan keberhasilan pengelolaan hutan dengan komponen inti berupa Silvikultur yang terbarukan dimungkinkan
dengan adanya dukungan berupa IPTEK terkini (GIS, bioteknologi), hasil-hasil pemuliaan modern, serta unit
pengelolaan yang efektif dan efisien (KPH).
Tim Perumus
1. Sumardi
2. Eny Faridah
3. Sapto Indrioko
4. Daryono Prehaten
5. Atus Syahbudin
ABSTRAK
Pasokan kayu bulat dari hutan alam di Indonesia saat ini mengalami penurunan. Hutan rakyat sebagai
penghasil kayu bulat merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan kayu. Hutan rakyat ditanam
dengan tujuan memenuhi kebutuhan bahan baku industri perkayuan untuk konsumsi dalam negeri dan export,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembukaan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan
pemanfaatan lahan di bawah tegakan serta membantu upaya rehabilitasi lahan meningkatkan produktifitas
lahan yang tidak produktif dan meningkatkan kelestarian lingkungan. Hutan rakyat ditanam pada lahan di luar
kawasan hutan negara baik pada lahan yang produktif maupun yang tidak produktif. Penelitian dilaksanakan
di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Hutan rakyat di Kabupaten Gunungkidul biasanya ditanam di pekarangan
atau tegalan. Tujuan penelitian adalah melakukan klasifikasi hutan rakyat melalui analisis citra satelit yang
dipadukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Citra satelit yang digunakan adalah citra SPOT 2
perekaman 2 November 2006. Citra tersebut dianalisis untuk mendapatkan indeks vegetasi yang selanjutnya
diklasifikasi menjadi areal bervegetasi dan areal nonvegetasi. Selanjutnya hasil klasifikasi ditumpangsusunkan
(overlay) dengan peta penggunaan lahan sehingga diperoleh distribusi spasial hutan rakyat. Hasil penelitan
menunjukkan luas total hutan rakyat di Kabupaten Gunungkidul 49.072,12 ha atau sekitar 33,08 % dari luas
wilayah Kabupaten Gunungkidul. Areal hutan rakyat paling luas terdapat di Kecamatan Panggang yaitu
seluas 5.267,87 ha. Kecamatan Purwosari memiliki persentase luas hutan rakyat paling tinggi yaitu sebesar
73,75%.
Kata kunci: hutan rakyat, citra satelit dan Sistem Informasi Geografis (SIG)
PENDAHULUAN
Luas hutan alam tropis di Indonesia saat ini tinggal 120,35 juta hektar, dan yang mengalami kerusakan
(terdegradasi) telah mencapai 59,2 juta hektar (Ka’ban.2006). Kerusakan hutan alam tidak hanya berdampak
negatif pada ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS), tetapi berdampak pula pada menurunnya produksi kayu
bulat nasional. Hutan alam tidak dapat diharapkan lagi untuk menopang kebutuhan kayu, baik di pasar lokal,
domestik maupun internasional. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kayu
tersebut adalah dengan pembangunan hutan rakyat (Waluyo, dkk., 2010).
Hutan rakyat dikembangkan pada lahan milik masyarakat dan di luar kawasan hutan negara baik yang
masih produktif maupun yang tidak produktif. Hutan rakyat memiliki peranan penting terhadap ketersediaan
pasokan kayu bagi industri perkayuan, serta merupakan sarana dan upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat, khususnya yang tinggal di pedesaan (Pramono, dkk., 2010). Hutan rakyat dikembangkan dengan
tujuan untuk peningkatan produktivitas lahan kritis, perbaikan tata air dan lingkungan, serta membantu masyarakat
dalam usaha penyediaan kayu untuk bangunan, perabot rumah tangga dan kayu bakar (Suprapto., 2010).
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak lahan marginal dan sangat
potensial untuk pengembangan hutan rakyat. Inventarisasi (sebaran dan luasan) hutan rakyat di Kabupaten
Gunungkidul diperlukan sebagai upaya untuk pengembangan dan mengetahui potensinya. Inventarisasi hutan
rakyat secara terestris memerlukan biaya, tenaga, dan waktu yang tidak sedikit, Oleh karena itu, diperlukan
teknologi Penginderaan Jauh (PJ). Perpaduan antara teknologi PJ dengan Sistem Informasi Geografis (SIG)
sangat bermanfaat dalam pengelolaan informasi keruangan mengenai kondisi permukaan (dan dekat permukaan)
bumi (Danoedoro, 2012). Di samping itu, citra PJ menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan
bumi dengan ujud, dan letak obyek yang mirip ujud dan letaknya di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada penelitian ini merupakan gabungan dari kegiatan pengolahan citra satelit dan analisis SIG,
yaitu:
1. Memasukkan (loading) data citra satelit SPOT 2 ke dalam komputer untuk diolah.
2. Koreksi radiometri dan geometri, khusus koreksi geometri dilakukan dengan bantuan peta RBI 1:25.000
format digital.
3. Penerapan formula indeks vegetasi pada citra SPOT 2, pada penelitian ini digunakan formula Normalized
Defference Vegetation Index (NDVI), sebagai berikut:
4. Klasifikasi citra hasil proses NDVI, dalam hal ini menjadi empat kelas yaitu bukan vegetasi (non vegetasi),
vegetasi jarang, vegetasi rapat dan tidak terklasifikasi yang selanjutnya disebut informasi NDVI.
5. Hasil klasifikasi pada point 4, selanjutnya dikonversi menjadi bentuk data vektor (vectorized) untuk selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan perangkat SIG.
6. Mempersiapkan peta RBI digital.
7. Klasifikasi penutupan/penggunaan lahan pada peta RBI digital.
8. Tumpang susun (overlay) antara informasi NDVI dengan klasifikasi penutupan/penggunaan lahan.
9. Klasifikasi ulang (reklasifikasi) dan identifikasi hutan rakyat.
10. Layout peta dan penulisan.
Analisis Data
Citra digital PJ (berbasis raster) diolah dan dianalisis dengan menggunakan software ErdasImagine versi
8.4. dan ArcGIS 9.3. Pengolahan citra meliputi koreksi geometri dan penajaman citra (image enhancement).
Selanjutnya dilakukan analisis citra dengan menggunakan formula indeks vegetasi yaitu NDVI. Pada dasarnya
klasifikasi citra hasil proses indeks vegetasi dilakukan untuk mendapatkan kelas penutupan lahan bervegetasi dan
tidak bervegetasi. Kegiatanlapangan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi terkait penutupan/penggunaan
lahan dan informasi mengenai lokasi hutan rakyat. Informasi penutupan/penggunaan lahan dari peta RBI 1:25.000
dan informasi dari kegiatan lapangan digunakan sebagai dasar untuk melakukan klasifikasi ulang penutupan/
penggunaan lahan dan identifikasi hutan rakyat. Informasi yang diperoleh dari lapangan terkait dengan hutan
rakyat adalah bahwa hutan rakyat di Kabupaten Gunungkidul dikembangkan pada areal di luar kawasan hutan
dan pada jenis penutupan lahan tegalan.
Tumpang susun (overlay)antara jenis penutupan/penggunaan lahan berdasarkan peta RBI, peta fungsi
kawasan dan citra hasil NDVI dilakukan dengan menggunakan software ArcGIS 9.3, sedangkan visualisasi dan
identifikasi hutan rakyat dilakukan dengan software ArcView 3.3 pada menu query builder. Penghitungan luas
dilakukan dengan menggunakan DBASE IIIPlus dan Microsoft Office Excel 2007.
Berdasarkan hasil transformasi indeks vegetasi yang ditumpangsusunkan (overlay) dengan fungsi
kawasan menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Gunungkidul didominasi oleh areal bervegetasi yaitu seluas
87.230,27 ha dengan perincian 52.022,56 ha areal bervegetasi jarang dan 35.207,71 ha areal bervegetasi rapat.
Sebagian besar areal bervegetasi tersebut (78.934,16 ha) berada di Areal Penggunaan Lain (APL) sedangkan
sisanya berada di dalam kawasan hutan (Hutan Produksi/HP, Hutan Lindung/HL, Suaka Margasatwa/SM dan
Taman Hutan Raya/Tahura). Luasan indeks vegetasi disajikan pada Tabel 1. Luasnya areal bervegetasi di
Kabupaten Gunungkidul belum mencerminkan luas hutan rakyat di wilayah tersebut, hal ini disebabkan karena
nilai indeks vegetasi tidak hanya berasal dari tanaman keras tetapi dapat berasal dari tanaman semusim seperti
padi, palawija dan sayur sayuran. Oleh karena itu, identifikasi dan klasifikasi hutan rakyat dengan menggunakan
citra PJ sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan penggunaan lahannya.
Berdasarkan pada Tabel 2, luas hutan rakyat di wilayah Kabupaten Gunungkidul sebesar 49.072,12 ha
atau 33,08% dari luas kabupaten. Pengembangan hutan rakyat di Kecamatan Semin paling sedikit yaitu sebesar
562 ha dari 8.069,53 ha luas Kecamatan Semin. Sedangkan Kecamatan Purwosari yang luasnya 6.826,83 ha
sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk pengembangan hutan rakyat.
KESIMPULAN
Hasil penerapan transformasi indeks vegetasi pada citra SPOT 2, areal bervegetasi di Kabupaten
Gunungkidul mencapai areal seluas 87.230,27 ha dengan perincian 52.022,56 ha areal bervegetasi jarang dan
35.207,71 ha areal bervegetasi rapat.
Identifikasi hutan rakyat di Kabupaten Gunungkidul dilakukan dengan analisis indeks vegetasi yang
ditumpangsusunkan (overlay) dengan peta penutupan/penggunaan lahan.
Luas hutan rakyat di Kecamatan Semin paling kecil dibandingkan dengan kecamatan–kecamatan yang
berada di Kabupaten Gunungkidul, sedangkan Kecamatan Purwosari > 70% dari luas wilayahnya dikembangkan
untuk hutan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Danoedoro P. 2003. Multisource Classification For Land-Use Mapping Based on Spectral, Textural, and Terrain
Information Using Landsat Thematic Mapper Imagery. Indonesia journal of Geography, Vol. 35 (2). 2003
Faculty of Geography Gadjah Mada Yogyakarta.
Danoedoro P. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Andi Offset. Yogyakarta.
Ka’ban, M. S. 2006. Arahan Kebijakan Pembangunan Kehutanan dalam Penanganan Kawasan Hutan dan Lahan
yang tidak produktif. Key Note Speech Menteri Kehutanan. Seminar Nasional, Arahan Pembangunan
Unit Manajemen, Kelembagaan Kawasan Kelola, dan Pengembangan SDM dalam Program GNRHL.
Yogyakarta, 29–30 Agustus 2006.
NO NAMA INSTITUSI
1 Abdurrani Muin Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura
2 Acep Akbar Balai Kehutanan Banjarbaru
3 Achmad Siddik Thoha Institusi Universitas Sumatera Utara
4 Ade Mulya Syakirin Fakultas Kehutanan IPB
5 Adisti Permatasari P.H. Fakultas Kehutanan IPB
6 Adistina Fitriani Universitas Lampung
7 Adriana Fakultas Kehutanan UGM
8 Agung Wahyu Nugroho Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Solo
9 Agus Cahyo Susanto Puslitbang Cepu
10 Agus Kurniawan Balai Penelitian Kehutanan Palembang
11 Agus Sumadi Institusi Balai Penelitian Kehutanan Palembang
12 Agus W Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sumatra
13 Agus Wahyudi Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda
14 Agus Wahyudi Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan kuok
15 Agus Wuryanta Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS
16 AHBNK PT Serayu Makmur Kayuindo
17 Ahmad Parlaongan Universitas Jambi
18 Ali Setyayudi Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu NTB
19 Amilda Auri Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua
20 Amri PT Warta Pembaharu Bangsa
21 Ananto Triyogo Fakultas Kehutanan UGM
22 Andi Rinto Prastiyo Wibobo Bogor Consultancy and Learning Center
23 Andrian Fernandes Balai Besar Penelitian Dipterokarpa
24 Anggun Gayanti P Universitas Lampung
25 Anita Apriliani Dwi Rahayu Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu
26 Anna Juliarti Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru
27 Anton K. Ura PT. Gunung Meranti
28 Antoni Ungirwalu Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua
29 Apong Sandra Wati Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
30 Aris Sudomo Balai Penelitian teknologi Agroforestry Ciamis
31 Arief Sudibyo, S.E. PT. Gunung Meranti
32 Aris Wibowo Puslitbang Cepu
33 Arniana anwar Fakultas Kehutanan IPB
34 Arum Sekar Wulandari Fakultas Kehutanan IPB
35 Asef K. Hardjana Balai Besar Penelitian Dipterokarpa
36 Asep Hendra Supriatna Fakultas Kehutanan IPB
37 Asmaliyah Balai Penelitian Kehutanan Palembang
38 Atus Syahbudin Fakultas Kehutanan UGM
39 Aziz Umroni Balai Penelitian Kehutanan Kupang
NO NAMA INSTITUSI
40 Bambang Sukmono Perum Perhutani
41 Benediktus DA PT Serayu Makmur Kayuindo
42 Beny Rahmanto Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru
43 Bondan Winarno Institusi Balai Penelitian Kehutanan Palembang
44 Burhanuddin Universitas Tanjung Pura
45 Chan Lye Yeni Malaysia
46 Corryanti Puslitbanghut Cepu
47 D.P. Kuswantoro Balai Penelitian Teknologi Agroforestry, Ciamis
48 Daeng Bukhari Muslim PT Arara Abadi Riau
49 Daim HTI Riau
50 Dandy E Universitas Jenderal Soedirman
51 Dandy Eko Prasetiyo Surya University
52 Daniel Universitas Hasanudin
53 Danu Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
54 Dani Pamungkas Balai Penelitian Kehutanan Kupang
55 Daniel Itta Institusi Fakultas Kehutanan UNLAM
56 Dedy Hardyanto Universitas Mulawarman
57 Denny Irawati Fakultas Kehutanan UGM
58 Dewi Rahyuni STTL Yogyakarta
59 Dharmawati F. Djam’an Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
60 Dian Rodiana Puslitbang Cepu
61 Dida Syamsuwida Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
62 Dina Naemah Universitas Lambung Mangkurat
63 Djwa hui Liang, M.Sc. PT Sarmeinto Parakantja Timber
64 Dona Octavia PusLitBang Konservasi dan Rehabilitasi Bogor
65 Dwi Astiani Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura
66 Dwi Nursanti Sekretariat Wakil Presiden
67 Dwi Susanto Universitas Mulawarman
68 Edison Siampar PT Arara Abadi Riau
69 Edwin Martin Balai Penelitian Kehutanan Palembang
70 Eliya Suita Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
71 Ema Triyanah Universitas Lampung
72 Emi Roslinda Universitas Lambung Mangkurat
73 Emmy Winarni Universitas Lampung
74 Endah Suhaendah Balai Penelitian Teknologi Agroforestry Ciamis
75 Endang Pujiastuti Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
76 Erny Poedjirahajoe Fakultas Kehutanan UGM
77 Etik Erna Wati Hadi Balai Penelitian Kehutanan Palembang
78 Eva Fauziyah Balai Penelitian Teknologi Agroforestry Ciamis
NO NAMA INSTITUSI
79 Eva Yusvita Rustam, S.Si. BPTPTH Bogor
80 Faisal Danu Tuheteru Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Haluoleo
Kendari
81 Farida Herry Balai Besar Penelitian Dipterokarpa
82 Fayi Raihan Saleh Institut Teknologi Bandung
83 Ganjar Oki Pascasarjana UGM
84 Ganjar Oki W Fakultas Kehutanan UNTAN
85 Gunawan Balai Penelitian Teknologi Agroforestry Ciamis
86 Gusmiaty Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
87 Hafsah Ainu Institut Teknologi Bandung
88 Hardjanto, Prof. Dr. Institut Pertanian Bogor
89 Harfah Apriani B2PD Samarinda
90 Hartanti Apriani Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda
91 Haryono Supriyo Fakultas Kehutanan UGM
92 Heno Dwi PT RAPP
93 Hendri Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, UNIPA
94 Hengki Siahaan Balai Penelitian Kehutanan Palembang
95 Himi Siswanto Perhutani
96 Herlina Darwati Fakultas Kehutanan UNTAN
97 Herry H BPTH Kalimantan
96 Heru Suswanto Perum Perhutani
97 Herry H BPTH Kalimantan
98 Heru Suswanto Perum Perhutani
99 Husna Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Haluoleo
Kendari
100 Hutami Indah Pertiwi Institut Pertanian Bogor
101 Ika Karyaningsih Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan
102 Imam Suhudi, MSc. Puslitbang Cepu
103 Imam Suni PT Serayu Makmur Kayuindo
104 Iqra gardianto N Institut Teknologi Bandung
105 Ir. Suwarno Puslitbang Cepu
106 Irsyal Yasman APHI
107 J. Gentur Sutapa Fakultas Kehutanan UGM
108 Jeprianto Manurung Fakultas Kehutanan IPB
109 Juahim BPTH MP
110 Julianus Kinho Balai Penelitian Kehutanan Manado
111 Karmilasanti Balai Besar Penelitian Dipterokarpa, Samarinda
112 Krisnawati Balai Penelitian Hasil Hutan Bukan Kayu NTB
113 Kurniawati Purwaka Putri Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
114 Lily Novianty, S.Pd. Institut Pertanian Bogor
NO NAMA INSTITUSI
115 Lina Mahrunnisa Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan
116 Lydia Suastati B2PD Samarinda
117 M. Gunawan Wibisono, M.Sc. Fakultas Kehutanan UGM
118 Maliyana Ulfa Fakultas Kehutanan UGM
119 Mariana PT Serayu Makmur Kayuindo
120 Marinus Kristiadi Harun Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru
121 Megatrikania K Institut Teknologi Bandung
122 Mia Susianty Wulansari Sekretariat Wakil Presiden
123 Muhamad Restu Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
124 Muhammad Alam Firmansyah Fakultas Kehutanan IPB
125 Mukrimin Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
126 Munajat Nursaputra Pascasarjana Geografi UGM
127 Murjoko Universitas Sebelas Maret
128 Musyafa Fakultas Kehutanan UGM
129 Nanang Herdiana Balai Penelitian Kehutanan Palembang
130 Naning Yuniarti Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
131 Nia Litbang Bogor
132 Novia Aryantika Universitas Lampung
133 Nugraha Firdaus, Balai Penelitian Teknologi Agroforestry, Ciamis
134 Ng Sang Hang Malaysia
135 Novia Ariyantina Universitas Lampung
136 Nurmawati Siregar Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
137 Ogi Setiawan Balai Penelitian HHNK Mataram
138 P. Daru Darmojo BPTH Bali
139 Padang Jayanto, S.Hut. Puslitbang Cepu
140 Pamuji Raharjo, M.Sc. PT Sarmeinto Parakantja Timber
141 Pranatasari Dyah Susanti Balai Penelitian teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Surakarta
142 Prasetyo Nugroho Prodi Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi UGM
143 Prof. Dr. Suryo Hardiwinoto Fakultas Kehutanan UGM
144 Pujo Sumantoro Puslitbang Cepu
145 Purwanto Puslitbang Cepu
146 Rahmat Safe’i Fakultas Kehutanan IPB
147 Rayan BP2PD
148 Retno Agustarini Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan Bogor
149 Rina Kurniaty Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan
147 Rini P Kementrian Kehutanan
148 Retno Agustarini Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan Bogor
149 Rina Kurniaty Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan
150 Rini P Kementrian Kehutanan
NO NAMA INSTITUSI
151 Rajjitha Handayani Institut Pertanian Bogor
152 Ratih Madya Fakultas Kehutanan UGM
153 Rianto Yudi C., MP. Puslitbang Cepu
154 Ridwan Tri N PT Serayu Makmur Kayuindo
155 Rija Sudirja Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
156 Rika Rahmawati Puslitbang Cepu
157 Rince Muryunika Institut Pertanian Bogor
158 Rita Alim PT RAPP
159 Rita Diana Universitas Mulawarman
160 Rita Marsi Pusat Penyuluhan Kementrian Kehutanan RI
161 Rohman Fakultas Kehutanan UGM
162 Riskan Effendi Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas
Hutan Bogor
163 Runita Pardianti Alumni Fakultas Kehutanan UGM
164 Saifudin Ansori PT IHM
165 Samsudi Pusdiklat
166 Samuel A Paembonan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
167 Sedek Karepesina Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon
168 Singgih Hutomo Prodi Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi UGM
169 Silvi Nur Oktalina Prodi Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi UGM
170 Siswadi Balai Penelitian Kehutanan Kupang
171 Siti Maimunah Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya
172 Slamet Rifanjani Fakultas Kehutanan UNTAN
173 Sopto Darmawan, S.Hut. Institut Pertanian Bogor
174 Sumarhani Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabili-
tasi, Bogor
175 Susni Herwanti Fakultas Pertanian Univ Lampung
176 Sutijasno Puslitbang Cepu
177 Suwarno, Ir. Puslitbang
178 Sri Lestari Balai Penelitian Kehutanan Palembang
179 Sri Muryati Institut Pertanian Bogor
180 Sri Rahayu Fakultas Kehutanan UGM
181 Suci Ratna Puri Institut Pertanian Bogor
182 Sudin Panjaitan Balai Penelitian K ehutanan Banjarbaru
183 Sugi Purwanto Puslitbang Cepu
184 Suginingsih Fakultas Kehutanan UGM
185 Suhardono BSPMB-PTKP
186 Sukandar PT Serayu Makmur Kayuindo
187 Susilowati, MP. Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat
NO NAMA INSTITUSI
188 Sutijarno, MP. Puslitbang Cepu
189 Syafeeq Mohd Malaysia
190 Syofia Rahmayanti Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan Bangkinang
191 Tati Suharti Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
192 Tati R Pusprohut
193 Tri Sulistyati Widyaningsih Balai Penelitian Teknologi Agroforestry, Ciamis
194 Tri Suwarni W PSIK UGM
195 Tju Hua PT Serayu Makmur Kayuindo
196 Tri Widiastuti Fakultas Kehutanan UNTAN
197 Untung Agus Pramono, M.Sc. PT Sarmeinto Parakantja Timber
198 Vincent Lorentius PT Serayu Makmur Kayuindo
199 Wahyu Tri Widayanti Fakultas Kehutanan UGM
200 Wahyudi Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
201 Wahyudi, Dr. Ir. M.P. PT. Gunung Meranti
202 Widaryanti Winarni Fakultas Kehutanan UGM
203 Widodo Puslitbang Cepu
204 Winastuti Dwi Atmanto Fakultas Kehutanan UGM
205 Wiwik Ekyastuti Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura
206 Wiyono Fakultas Kehutanan UGM
207 Wiyono Prodi Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi UGM
208 Yadi Adhiantara Gunawan Institut Teknologi Bandung
209 Yayat Hidayat Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB
210 Yeti Heryati Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan
211 Yudi PT Warta Pembaharu Bangsa
212 Yulianti Bramasto Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
213 Yunita L Pusprohut
214 Yusran Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
215 Yustinus Suranto Fakultas Kehutanan UGM
216 Zanzibar Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
Tanaman SILIN umur 13 tahun dengan tajuk sudah menutup jalur tanam mendekati hutan virgin (potret udara)