Oleh : kelompok 4
Sehati Br Ginting
PENDIDIKAN GEOGRAFI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan mini riset kami ini dengan judul “
Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Mangrove Dan Dampaknya Terhadap
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan mini riset ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pada mata kuliah Konservasi Sumber Daya Alam , selain itu juga untuk menambah
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Meilinda Suriani Harefa, S.Pd, M.Si. selaku
dosen mata kuliah Konservasi Sumber Daya Alam yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan kami dibidang ini. Kami menyadari laporan mini riset kami ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan laporan mini riset ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
laporan mini riset ini kami memohon maaf sebesar-besarnya.
Demikian, semoga laporan mini riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Terima kasih.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB 2..............................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................................6
BAB 3............................................................................................................................................11
METODE PENELITIAN...............................................................................................................11
BAB 4............................................................................................................................................13
2.2 Hasil.....................................................................................................................................14
2.3 Pembahasan..........................................................................................................................18
BAB 5............................................................................................................................................20
PENUTUP......................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21
LAMPIRAN...................................................................................................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang mempunyai peranan penting ditinjau dari
sisi ekologis maupun aspek sosial ekonomi. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang ditumbuhi
dengan pohon bakau (mangrove) yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai dan
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove mempunyai fungsi ganda dan
merupakan mata rantai yang sangat penting dalam memelihara keseimbangan siklus biologi di
suatu perairan.
Sebagai suatu ekosistem dan sumberdaya alam, pemanfaatan mangrove diarahkan untuk
kesejahteraan ummat manusia dan untuk mewujudkan pemanfaatannya agar dapat berkelanjutan,
maka ekosistem mangrove perlu dikelola dan dijaga ke-beradaannya. Kerangka pengelolaan
hutan mangrove terdapat dua konsep utama. Pertama, perlindungan hutan mangrove yaitu suatu
upaya perlindungan terhadap hutan mangrove menjadi kawasan hutan mang-rove konservasi.
Kedua, rehabilitasi hutan mangrove yaitu kegiatan penghijauan yang dilakukan terhadap lahan-
lahan yang dulu merupakan salah satu upaya rehabilitasi yang bertujuan bukan saja untuk
mengembalikan nilai estetika, tetapi yang paling utama adalah untuk mengembalikan fungsi
ekologis kawasan hutan mangrove yang telah ditebang dan dialihkan fungsinya kepada kegiatan
lain.
Hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai dan sungai secara umum menyediakan habitat
bagi berbagai jenis ikan. Hutan mangrove sebagai salah satu lahan basah di daerah tropis dengan
akses yang mudah serta kegunaan komponen biodiversitas dan lahan yang tinggi telah
menjadikan sumberdaya tersebut sebagai sumberdaya tropis yang kelestariannya akan terancam
dan menjadi salah satu pusat dari isu lingkungan global. Konversi hutan mangrove terus
meningkat untuk dijadikan lahan pertanian atau tambak ikan/udang, sehingga menyebabkan
penurunan produktivitas ekosistem tersebut.
Ekowisata Mangrove Sicanang berada di areal seluas 18 hektar, hamparan hutan bakau dan
pohon Mangrove yang berada di pesisir Belawan tepatnya Blok 16 Kelurahan Belawan
Sicanang, Kecamatan Medan Belawan kini mendapat sentuhan baru dari para peduli lingkungan
hidup yang bernaung di Yayasan Hutan Bakau Sicanang Belawan (HUTASIBE). Sejak
November 2020, Yayasan HUTASIBE yang dimotori Fachrurozi Nasution mengelola Ekowisata
Mangrove untuk dijadikan lokasi wisata sekaligus wisata edukasi menjadi destinasi wisata baru,
khususnya di kawasan Belawan atau pesisir Medan Utara. Bekerjasama dengan Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat setempat, Yayasan HUTASIBE berusaha mengelola dan
menata kawasan hutan bakau tersebut dengan konsep wisata dan berbasis edukasi sehingga
banyak manfaat yang diperoleh setelah mengunjungi ekowisata tersebut.
1.3 Tujuan
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Mangrove
Hutan mangrove merupakan hutan yang berkembang di muara sungai, wilayah pasang
surut ataupun tepi laut. Tanaman mangrove bertabiat unik sebab ialah gabungan dari identitas
tanaman yang hidup di darat serta di laut. Biasanya mangrove memiliki sistem perakaran yang
menonjol yang diucap pangkal napas( pneumatofor). Sistem perakaran ini ialah sesuatu metode
menyesuaikan diri terhadap kondisi tanah yang miskin oksigen ataupun apalagi anaerob. Dalam
2 dekade ini keberadaan ekosistem mangrove hadapi penyusutan mutu secara ekstrem. Dikala ini
mangrove yang tersisa cumalah berbentuk komunitas- komunitas mangrove yang terdapat
disekitar muara- muara sungai dengan ketebalan 10- 100 m, didominasi oleh Avicennia Marina,
Rhizophora Mucronata, Sonneratia Caseolaris yang seluruhnya mempunyai khasiat sendiri.
Misalkan tumbuhan Avicennia mempunyai keahlian dalam mengakumulasi( meresap serta
menaruh dalam organ daun, pangkal, serta batang) logam berat pencemar, sehingga keberadaan
mangrove bisa berfungsi buat menyaring serta mereduksi tingkatan pencemaran diperairan laut,
serta khasiat murah semacam hasil kayu dan berguna selaku pelindung untuk area ekosistem
daratan serta lautan( Wijayanti, 2007).
Mangrove ialah ciri dari wujud tumbuhan tepi laut, estuari ataupun muara sungai, serta
delta di tempat yang terlindung wilayah tropis serta sub tropis. Dengan demikian hingga
mangrove ialah ekosistem yang ada di antara daratan serta lautan serta pada keadaan yang cocok
mangrove hendak membentuk hutan yang ekstensif serta produktif. Sebab hidupnya di dekat tepi
laut, mangrove kerap pula dinamakan hutan tepi laut, hutan pasang surut, hutan payau, ataupun
hutan bakau. Sebutan bakau itu sendiri dalam bahasa Indonesia ialah nama dari salah satu spesies
penyusun hutan mangrove ialah Rhizophora sp. Sehingga dalam percaturan bidang keilmuan
buat tidak membuat bias antara bakau serta mangrove hingga hutan mangrove telah diresmikan
ialah sebutan baku buat mengatakan hutan yang mempunyai ciri hidup di wilayah tepi laut.
Mangrove merupakan tipe tanaman ataupun komunitas tanaman yang berkembang di
wilayah pasang surut. Hutan mangrove kerap diucap hutan bakau ataupun hutan payau.
Dinamakan hutan bakau oleh sebab sebagian besar vegetasinya didominasi oleh tipe bakau, serta
diucap hutan payau sebab hutannya berkembang di atas tanah yang senantiasa tergenang oleh air
payau. Makna mangrove dalam ekologi tanaman digunakan buat semak serta tumbuhan yang
berkembang di wilayah intertidal serta subtidal dangkal di rawa pasang tropika serta subtropika.
Tanaman ini senantiasa hijau serta terdiri dari beragam kombinasi apa yang memiliki nilai murah
baik buat kepentingan rumah tangga( rumah, perabot) serta industri( pakan ternak, kertas, arang).
( Anonim, 2000)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan
di Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara dengan fokus penelitian terhadap Pengelolaan
Konservasi Manggove di kelurahan sicanang medan belawan . Konservasi manggrove sebagai
ekowisata merupakan wisata tempat wisata yang kerap didatangi oleh para turis lokal. Untuk
waktu penelitian sendiri di laksnakan pada tanggal 21 september 2022 dan di lanjut lagi pada
tanggal 28 sepetember 2022
2.2 Hasil
Hasil merupakan data-data yang diperoleh dari lapangan atau data primer. Untuk
memperoleh data primer tersebut, peneliti mendatangi langsung atau observasi di lokasi. Hal ini
sejalan dengan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi serta
melakukan wawancara. Adapun yang menjadi acuan dalam wawancara tersebut berupa kuisioner
yang terlampir di bagian lampiran.
Adapun bentuk pengelolaan ekowisata yang diharapkan di lakukan oleh masyarakat adalah
dengan tidak membuang sampah secara sembarangan, serta menghibau para pengunjung agar
tidak membuag sampah secara sembarangan juga, selain itu juga bentuk partisipasi yang
dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan menjaga kelestarian pohon mangrove dan ikut serta
menjaga kelestariannya agar tidak dilakukan penebangan secara liar. Selain itu pengelolaan yang
dilakukan adalah dengan ikut mempromosikan objek wisata guna memperkenalkan objek wisata
ini kedunia luar dan guna menarik minat wisatawan agar dapat berkunjung ke lokasi wisata
tersebut.
Akan tetapi faktanya dilapangan bentuk Partisipasi masyarakat dalam mengeola
manggrove sekitar sangat minim, terutama untuk Ekowisata Manggrove Sicanang dikarenakan
pengelola bersifat monopoli sehingga masyarakat tidak peduli. Dampak positif terhadap
ekonomi pun sangat minim dikarenakan sistem pengelolaan bersifat kekeluargaan. Adapun hal
yang paling dibutuhkan oleh wisatawan terkait dengan keberadaan kawasan mangrove ini adalah
fasilitas sarana dan prasara pendukung seperti jembatan yang ada di ekowisata ini yang mana
saat ini sudah semakin rusak, diharapkan perbaikan perlu dilakukan agar para wisatawan yang
berkunjung tidak khawatir untuk melewati jembatan tersebut, selanjutnya tempat sampah yang
memadai agar para pengunjung tidak membuang sampah secara sembarangan serta sarana dan
prasarana pendukung lainnya. diharapkan dengan adanya keberadaan mangrove sicanang ini
diharapkan dapat meningkatkan perekonomian para masyarakat serta juga diharapkan dapat
melestarikan hutan mangrove guna untuk menjaga ekosistem yang ada di bumi kita ini.
Untuk data primer dari hasil kuisioner akan dilampirkan di tabel untuk lebih mudah
menganalisis dan mengolah data menjadi narasi.
No Nama Jenis Nomor pertanyaan wawancara
responden kelamin
L P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sundari Menget Menge Meng Meng Ragu- Setuju Ragu- Ragu- Tidak Tidak Sebaha Menja
ahui tahui etahui etahui ragu ragu ragu g-ian ga
2 Siti Menget Ragu- Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Tidak Sebaha Merus
almirah ahui ragu etahu etahui ahui ragu ada g-ian ak
3 Zuidah Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Tidak Ragu- Tidak Ya Sudah Merus
ahui tahui etahu etahui ahui ada ragu ak
4 Nuriani Menget Ragu- Meng Meng Menget setuju Tidak Tidak Ya Ya Sudah Merus
ahui ragu etahu etahui ahui ada ak
5 Indah Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Tidak Ragu- Tidak Tidak Sebaha Merus
ahui ragu etahu etahui ahui ada ragu g-ian ak
6 Sukma Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Ya Sudah Merus
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada ak
7 Santoso Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Tidak Ragu- Ya Tidak Sudah Merus
ahui ragu etahu etahui ahui ada ragu ak
8 Wiranto Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Tidak Tidak Ya Ya Sebaha Menja
ahui ragu etahu etahui ahui ada g-ian ga
9 Inggit Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Ragu- Ragu- Ya Ya Sebaha Merus
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ragu g-ian ak
10 Sulastri Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Tidak Sebaha Merus
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada g-ian ak
11 Taufiq Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Ragu- Ragu- Tidak Ya Sudah Merus
ahui ragu etahu etahui ahui ragu ragu ak
12 ramadan Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Tidak Sebaha Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada g-ian ga
13 Muhamad Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Ragu- Ragu- Ya Tidak Belum Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ragu baik ga
14 Luvia Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Tidak Tidak Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada ga
15 Ardi Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Ragu- Tidak Tidak Ya Sebaha Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu g-ian ga
16 Siti nurlela Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Tidak Belum Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada baik ga
17 Ramadani Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Ragu- Tidak Ya Tidak Sebaha Merus
ahui ragu etahu etahui ahui ragu g-ian ak
18 Bona Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Ragu- Tidak Tidak Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada ragu ga
19 Parsangap Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Tidak Tidak Tidak Tidak Sebaha Merus
an ahui tahui etahu etahui ahui ada g-ian ak
20 Ramly Menget Ragu- Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Ya Sebaha Menja
surya ahui ragu etahu etahui ahui ragu ada g-ian ga
21 Arif umar Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Tidak Ragu- Ya Tidak Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ada ragu ga
22 Ramli Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Tidak Tidak Belum Menja
surya ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada baik ga
23 Jumiyant Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Tidak Tidak Ya Tidak Sebaha Menja
ho ahui ragu etahu etahui ahui ada g-ian ga
24 Selamat Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Ragu- Tidak Tidak Ya Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ragu ga
25 Debby Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Ragu- Ragu- Tidak Tidak Sudah Menja
fauziah ahui tahui etahu etahui ahui ragu ragu ga
26 Murni Menget Ragu- Meng Meng Menget Ragu- Ragu- Tidak Ya Tidak Sudah Menja
ahui ragu etahu etahui ahui ragu ragu ga
27 Rozak Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Ragu- Tidak Tidak Ya Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ga
28 Halimah Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Ragu- Tidak Ya Tidak Sebaha Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ragu g-ian ga
29 Murdi Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Tidak Ragu- Tidak Ya Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ada ragu ga
30 Ardianto Menget Ragu- Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya ya Sudah Menja
ahui ragu etahu etahui ahui ragu ada ga
2.3 Pembahasan
Menurut Imran (2016), ekosistem mangrove merupakan salah satu dari ekosistem yang
memiliki produktivitas tinggi dibandingkan ekosistem lainnya dimana banyak menguraikan
bahan organik, menjadikannya sebagai ikatan ekologis yang sangat penting. hutan kehidupan.
makhluk hidup di daerah itu dikelilingi oleh air. Bruno et al (1998) menyatakan bahwa hutan
mangrove memiliki spesies tumbuhan dan komunitas yang tumbuh di daerah pasang surut.
Selain itu, hutan mangrove memiliki karakteristik unik dibandingkan formasi hutan lainnya.
Keunikan hutan dapat dilihat pada habitatnya dan keanekaragaman flora. Ekowisata mangrove
merupakan kegiatan pariwisata yang memberikan edukasi kepada wisatawan untuk menjaga
kelestarian alam serta budaya masyarakat untuk dijadikan daya tarik dalam menjaga
keberlangsungan hidup dan ekosistem mangrove yang memiliki banyak potensi dan manfaat
dengan keindahan alam dan lingkungannya
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat
telah memahami tentang manggrove. Hal ini didukung dikarenakan lingkungan sekeliling
ditumbuhi oleh manggrove. Namun, masyarakat hanya sekedar mengetahui manggrove sehingga
masih ada masyarakat yang tidak mengetahui seberapa pentingnnya manggrove untuk menjaga
kelestarian. Sebagian masyarakat pun menyadari manggrove memiliki peran pentingnya adanya
manggrove seperti akan menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air
menjadi lebih bersih. Selain itu mangrove juga membantu alam dalam mendapatkan kualitas
udara yang lebih baik dan bersih. Kawasan hutan mangrove bisa dikembangkan menjadi salah
satu objek wisata.
Masyarakat, pihak pengelola dan pemerintah setempat mengetahui bahwa manggrove
memiliki potensi yang bisa dimanfaatkan untuk sumber pendapatan. Hal ini terlihat pihak
pengelola melakukan perbaikan untuk menghidupkan kembali wisata Manggrove Sicanang.
Objek Manggrove Sicanang sempat ditutup dikarenakan adanya Pandemi Covid 19. Narasumber
dalam penelitian telah mengetahui tujuan dari pelestarian manggrove. Adapun tujuan pelestarian
manggove untuk tetap menjaga nilai-nilai ekonomis, nilai ekologis dan nilai penggunaan
langsung. Nilai guna langsung adalah manfaat langsung yang diperoleh dari sumber daya alam
(Ramdan, Yusran, & Darusman, 2003) yang dapat dinilai melalui kegiatan konsumsi atau
produksi. Penyedia hutan mangrove yang langsung dimanfaatkan adalah kayu mangrove, daun
mangrove sebagai obat atau pakan ternak, buah-buahan sebagai sumber benih dan lain-lain yang
dimanfaatkan masyarakat langsung dari hutan mangrove, yang berbeda-beda. di masing-masing
wilayah.
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat di lihat sebagai berikut (Huraerah, 2008:
102) :
1. Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipan dalam anjang sono, pertemuan atau rapat;
2. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau
pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya;
3. Partisipasi harta benda, yang diberikan orag dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau
pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya;
4. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan orang untuk mendorong aneka ragam
bentuk usaha dan industri;
5. Partisipasi sosial, yang di berikan orang sebagai tanda keguyuban
Untuk Partisipasi masyarakat dalam mengelola Manggrove Sicanang saat ini dinilai
sangat minim. Hal ini ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:
a. Sampah masyarakat langsung dibuang disekitar manggrove sehingga dipenuhi oleh plastik. .
Dengan adanya perbaikan ekowisata ini diharapkan dapat menjaga kembali kebersihan dan
pelestarian manggrove.
b. Tidak adanya kegiatan rutin seperti gotong royong untuk membersihkan wilayah sekitar
manggrove
c. Pihak pengelola manggrove dimonopoli oleh sistem kekeluargaan sehingga masyarakat
sekitar tidak peduli dalam melestarikan manggrove.
d. Upaya penanaman manggrove hanya dilakukan apabila dibayar/digaji oleh pihak keluarga
pengelola manggrove. Masyarakat tidak memiliki inisiatif dalam mengelola dan memelihara
manggrove.
e. Untuk saat ini, sejak Pandemi Covid 19 pihak keluarga pengelola Manggrove Sicanang tidak
melakukan gerakan ataupun upaya dalam mengelola manggrove
f. Selain masyarakat, pihak pemerintah belum ada upaya dalam kegiatan pelestarian
Manggrove Sicanang seperti musyawarah dalam memenuhi sarana dan prasarana ataupun
kegiatan rutin pemeliharaan manggrove. Sosialisasi pernah dilakukan oleh pihak Kelurahan
setempah namun sudah berlangsung lama dan tidak ada kegiatan lanjutannya.
2. Dampak Manggrove Sicanang bagi Masyarakat
Masyarakat, pihak pengelola dan pemerintah setempat mengetahui adanya nilai ekonomis
dari manggrove. Menurut Arief (2003), fungsi ekonomi pohon mangrove secara luas merupakan
sumber pendapatan bagi masyarakat, industri dan negara. Menghitung nilai ekonomi pohon
mangrove merupakan upaya untuk melihat manfaat dan biaya alam. sumber daya dalam bentuk
keuangan yang memperhatikan lingkungan. Nilai ekonomi total adalah alat yang dianggap tepat
untuk menghitung keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari alokasi sumber daya alam
untuk kesejahteraan rumah tangga.
a) Dampak Positif
Keberadaan dari Manggrove Sicanang memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar,
ditandai dengan beberapa hal seperti berikut: Keberadaan dari Manggrove Sicanang memberi
dampak positif bagi masyarakat sekitar, ditandai dengan beberapa hal seperti berikut
1. Salah satu nilai ekonomisnya adalah dibangunnya objek wisata sehingga banyak orang
akan berkunjung di Sicanang. Secara tidak langsung, orang luar akan melalukan berbagai
transaksi terhadap masyarakat setempat seperti jasa transportasi, pembelian makanan dan
minuman, jasa tukang parkir dan lain sebagainya. Menurut Arief (2003), fungsi ekonomi
pohon mangrove secara luas merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat, industri
dan negara.
2. Sebagian masyarakat setempat ataupun kerabat dari pihak keluarga pengelola merekrut
tenaga kerja untuk membantu mengelola Manggrove Sicanang
3. Memberi dampak pendapatan bagi masyarakat yang digaji untuk menanam pohon
Manggrove di Sicanang
b) Dampak Negatif
Keberadaan dari Manggrove Sicanang memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar,
ditandai dengan beberapa hal seperti berikut:
1. Pihak pengelola Manggrove Sicanang melarang pengunjung untuk membawa makanan
dari luar dikarenakan di objek wisata telah ada yang berjualan, dengan demikian
masyarakat/pedagang dari masyarakat sekitar tidak terlalu maju
2. Pihak masyarakat merasa terganggu dikarenakan transportasi dari pihak pengunjung
mengganggu akses jalan ketika diparkir
3. Tidak semua nilai ekonomis ini dirasakan oleh masyarakat terbukti dengan data lapangan
yang masih menjawab “ragu-ragu”. Pihak pengelola tidak melibatkan masyarakat untuk
mengelola objek wisata. Dengan demikian, sebagian besar masyarakat tidak memperoleh
adanya penyerapan tenaga kerja.
4. Untuk saat ini belum adanya pengembangan usaha di sekitar Manggrove Sicanang
dikarenakan masih adanya perbaikan. Akibat dari perbaikan serta Pandemi Covid 19,
maka pendapatan pihak usaha tidak dapat diandalkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-
hari
Yang menjadi penunjang untuk memajukan ekowisata berupa sarana dan prasarana yang
memadai seperti jalan, jembatan, dan memperindah kembali penataan manggrove. Yang menjadi
harapan dari masyarakat yaitu ekowisata dapat memberi nilai ekologi, ekonomis dan nilai
penggunaan langsung.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menurut Imran (2016), ekosistem mangrove merupakan salah satu dari ekosistem yang
bahan organik, menjadikannya sebagai ikatan ekologis yang sangat penting. hutan kehidupan.
makhluk hidup di daerah itu dikelilingi oleh air. Bruno et al (1998) menyatakan bahwa hutan
mangrove memiliki spesies tumbuhan dan komunitas yang tumbuh di daerah pasang surut.
Selain itu, hutan mangrove memiliki karakteristik unik dibandingkan formasi hutan lainnya.
Untuk mengelola ekosistem manggrove maka harus ada kerja sama antara pemerintah,
pihak pengelola dan masyarakat setempat. Dengan demikian, manfaat dari manggrove dapat
dirasakan dengan maksimal. Adapun manfaat manggrove terbagi menjadi nilai ekologi,
5.2 Saran
Adapun saran yang peneliti arahkan yaitu masyarakat harus bisa meningkatkan tingkat
kesadaran peduli lingkungan lebih baik lagi. Pihak pengelola harusnya bisa membuka lapangan
kerja sehingga memberi nilai ekonomis bagi masyarakat. Pihak pemerintah harusnya
INSTRUMENT PENELITIAN
Petunjuk jawab : berikut ini merupakan petunjuk dalam menjawab instrument di bawah ini
T = Tidak Setuju
R = Ragu-Ragu
No Pertanyaan Jawaban
S T R TM
1 Apakah bapak/ibu/saudara/i
mengetahui mangrove?
2 Apakah bapak/ibu/saudara/i
pentingnya ekosisitem
kelastarian lingkungan?
3 Apakah bapak/ibu/saudara/i
warga sekitar?
4 Apakah bapak/ibu/saudara/i
5 Apakah bapak/ibu/saura/i
mengetahui nilai ekonomis
dari budidaya
mangrove?
6 Secara peribadi setujukah
bapak/ibu/saudara/i bahwa
budidaya mangrove dapat
membantu perekonomian?
7 Apakah menurut bapak/ibu
terjadi pengembangan usaha
di sekitar Ekowisata
Mangrove Sicanang?
8 Apakah dengan pendapatan
tersebut dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari?
9 Apakah menurut bapak/ibu
keberadaan Ekowisata
Mangrove Sicanang memberi
manfaat terhadap penyerapan
tenaga kerja di lingkungan
sekitarnya?
10 Apakah bapak/ibu/saura/i
merasakan penambahan
pendapatan dengan adanya
ekowisata mangrove
sicanang?
11 Bagaimana peran masyarak
apakah sudah baik dengan
adanya konservasi hutan
mamggrove sebagai ekowisata
?
12 Jika konservasi mamggrove
dijadikan sebagai ekowisata
apakah pandangan bapak/ ibu
ini merusak hutananggrove
atau bentuk menjaga hutan
mangrove