Anda di halaman 1dari 32

“ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN

MANGROVE DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT

(STUDI KASUS KELURAHAN SICANANG, KECAMATAN SICANANG, KOTA MEDAN)”

Mata Kuliah :Konservasi Sumber Daya Alam

Dosen pemgampu : Meilinda Suriani Harefa, S.Pd, M.Si

Oleh : kelompok 4

Delima Minarti Barasa

Joe Eralda Zebua

Mely Chrisna Yanci Manullang

Sehati Br Ginting

Teo Pilus Barus

Verry Sisca Mendrofa

Winda Febiola Putri Sinaga

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNVERSITAS NEGERI MEDAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan mini riset kami ini dengan judul “

Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Mangrove Dan Dampaknya Terhadap

Perekonomian Masyarakat (Studi Kasus Kelurahan Sicanang,Kecamatan Sicanang,Kota

Medan)” dengan tepat waktu

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan mini riset ini adalah untuk memenuhi tugas

dari dosen pada mata kuliah Konservasi Sumber Daya Alam , selain itu juga untuk menambah

wawasan bagi pembaca dan juga penulis

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Meilinda Suriani Harefa, S.Pd, M.Si. selaku
dosen mata kuliah Konservasi Sumber Daya Alam yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan kami dibidang ini. Kami menyadari laporan mini riset kami ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan laporan mini riset ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
laporan mini riset ini kami memohon maaf sebesar-besarnya.
Demikian, semoga laporan mini riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Terima kasih.

Medan, September 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB 1..............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................5

1.3 Tujuan...............................................................................................................................5

BAB 2..............................................................................................................................................6

KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................................6

2.1. Pengertian Mangrove............................................................................................................6

2.2. Partisipasi Masyarakat..........................................................................................................7

2.3. Pengelolaan Mangrove..........................................................................................................8

2.4 Kondisi Perekonomian masyarakat........................................................................................9

2.5 Konservasi Manggrove Sicanang..........................................................................................9

BAB 3............................................................................................................................................11

METODE PENELITIAN...............................................................................................................11

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................................................11

3.2 Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................11

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................................................11


3.4 Teknik Analisis Data............................................................................................................12

BAB 4............................................................................................................................................13

HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................................13

4.1 Deskripsi Wilayah................................................................................................................13

2.2 Hasil.....................................................................................................................................14

2.3 Pembahasan..........................................................................................................................18

BAB 5............................................................................................................................................20

PENUTUP......................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21

LAMPIRAN...................................................................................................................................23
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang mempunyai peranan penting ditinjau dari
sisi ekologis maupun aspek sosial ekonomi. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang ditumbuhi
dengan pohon bakau (mangrove) yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai dan
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove mempunyai fungsi ganda dan
merupakan mata rantai yang sangat penting dalam memelihara keseimbangan siklus biologi di
suatu perairan.
Sebagai suatu ekosistem dan sumberdaya alam, pemanfaatan mangrove diarahkan untuk
kesejahteraan ummat manusia dan untuk mewujudkan pemanfaatannya agar dapat berkelanjutan,
maka ekosistem mangrove perlu dikelola dan dijaga ke-beradaannya. Kerangka pengelolaan
hutan mangrove terdapat dua konsep utama. Pertama, perlindungan hutan mangrove yaitu suatu
upaya perlindungan terhadap hutan mangrove menjadi kawasan hutan mang-rove konservasi.
Kedua, rehabilitasi hutan mangrove yaitu kegiatan penghijauan yang dilakukan terhadap lahan-
lahan yang dulu merupakan salah satu upaya rehabilitasi yang bertujuan bukan saja untuk
mengembalikan nilai estetika, tetapi yang paling utama adalah untuk mengembalikan fungsi
ekologis kawasan hutan mangrove yang telah ditebang dan dialihkan fungsinya kepada kegiatan
lain.
Hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai dan sungai secara umum menyediakan habitat
bagi berbagai jenis ikan. Hutan mangrove sebagai salah satu lahan basah di daerah tropis dengan
akses yang mudah serta kegunaan komponen biodiversitas dan lahan yang tinggi telah
menjadikan sumberdaya tersebut sebagai sumberdaya tropis yang kelestariannya akan terancam
dan menjadi salah satu pusat dari isu lingkungan global. Konversi hutan mangrove terus
meningkat untuk dijadikan lahan pertanian atau tambak ikan/udang, sehingga menyebabkan
penurunan produktivitas ekosistem tersebut.
Ekowisata Mangrove Sicanang berada di areal seluas 18 hektar, hamparan hutan bakau dan
pohon Mangrove yang berada di pesisir Belawan tepatnya Blok 16 Kelurahan Belawan
Sicanang, Kecamatan Medan Belawan kini mendapat sentuhan baru dari para peduli lingkungan
hidup yang bernaung di Yayasan Hutan Bakau Sicanang Belawan (HUTASIBE). Sejak
November 2020, Yayasan HUTASIBE yang dimotori Fachrurozi Nasution mengelola Ekowisata
Mangrove untuk dijadikan lokasi wisata sekaligus wisata edukasi menjadi destinasi wisata baru,
khususnya di kawasan Belawan atau pesisir Medan Utara. Bekerjasama dengan Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat setempat, Yayasan HUTASIBE berusaha mengelola dan
menata kawasan hutan bakau tersebut dengan konsep wisata dan berbasis edukasi sehingga
banyak manfaat yang diperoleh setelah mengunjungi ekowisata tersebut.

1.2 Rumusan masalah

 Bagaimana partisipasi mayarakat dalam pengelolaan hutan mangrove sicanang?


 Apakah ada dampak hutan mangrove tersebut dengan perekonomian masyarakat?

1.3 Tujuan

 Mengetahui partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove sicanang


 Mengetauhi dampak hutan mangrove terhadap perekenomian masyarakat
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Mangrove

Hutan mangrove merupakan hutan yang berkembang di muara sungai, wilayah pasang
surut ataupun tepi laut. Tanaman mangrove bertabiat unik sebab ialah gabungan dari identitas
tanaman yang hidup di darat serta di laut. Biasanya mangrove memiliki sistem perakaran yang
menonjol yang diucap pangkal napas( pneumatofor). Sistem perakaran ini ialah sesuatu metode
menyesuaikan diri terhadap kondisi tanah yang miskin oksigen ataupun apalagi anaerob. Dalam
2 dekade ini keberadaan ekosistem mangrove hadapi penyusutan mutu secara ekstrem. Dikala ini
mangrove yang tersisa cumalah berbentuk komunitas- komunitas mangrove yang terdapat
disekitar muara- muara sungai dengan ketebalan 10- 100 m, didominasi oleh Avicennia Marina,
Rhizophora Mucronata, Sonneratia Caseolaris yang seluruhnya mempunyai khasiat sendiri.
Misalkan tumbuhan Avicennia mempunyai keahlian dalam mengakumulasi( meresap serta
menaruh dalam organ daun, pangkal, serta batang) logam berat pencemar, sehingga keberadaan
mangrove bisa berfungsi buat menyaring serta mereduksi tingkatan pencemaran diperairan laut,
serta khasiat murah semacam hasil kayu dan berguna selaku pelindung untuk area ekosistem
daratan serta lautan( Wijayanti, 2007).
Mangrove ialah ciri dari wujud tumbuhan tepi laut, estuari ataupun muara sungai, serta
delta di tempat yang terlindung wilayah tropis serta sub tropis. Dengan demikian hingga
mangrove ialah ekosistem yang ada di antara daratan serta lautan serta pada keadaan yang cocok
mangrove hendak membentuk hutan yang ekstensif serta produktif. Sebab hidupnya di dekat tepi
laut, mangrove kerap pula dinamakan hutan tepi laut, hutan pasang surut, hutan payau, ataupun
hutan bakau. Sebutan bakau itu sendiri dalam bahasa Indonesia ialah nama dari salah satu spesies
penyusun hutan mangrove ialah Rhizophora sp. Sehingga dalam percaturan bidang keilmuan
buat tidak membuat bias antara bakau serta mangrove hingga hutan mangrove telah diresmikan
ialah sebutan baku buat mengatakan hutan yang mempunyai ciri hidup di wilayah tepi laut.
Mangrove merupakan tipe tanaman ataupun komunitas tanaman yang berkembang di
wilayah pasang surut. Hutan mangrove kerap diucap hutan bakau ataupun hutan payau.
Dinamakan hutan bakau oleh sebab sebagian besar vegetasinya didominasi oleh tipe bakau, serta
diucap hutan payau sebab hutannya berkembang di atas tanah yang senantiasa tergenang oleh air
payau. Makna mangrove dalam ekologi tanaman digunakan buat semak serta tumbuhan yang
berkembang di wilayah intertidal serta subtidal dangkal di rawa pasang tropika serta subtropika.
Tanaman ini senantiasa hijau serta terdiri dari beragam kombinasi apa yang memiliki nilai murah
baik buat kepentingan rumah tangga( rumah, perabot) serta industri( pakan ternak, kertas, arang).
( Anonim, 2000)

2.2. Partisipasi Masyarakat


Partisipasi Warga merupakan ialah sesuatu keterlibatan darimasyarakat dalam sesuatu
aktivitas ataupun program. Inisiatif maupun aksi bisa berasal dari dalam warga maupun diluar
warga( Ektern). Partisipasi dari warga bisa diukur bersumber pada tahapan dari partisipasi dalam
suatu aktivitas, ialah sesi partisipasi pada perencanaan program, sesi partisipasi penerapan
aktivitas, sesi partisipasi pada pemanfaatan, sesi partisipasi pemeliharaan dan sesi dalam
mengevaluasi aktivitas mengelola hutan mangrove. Partisipasi warga bisa terjalin pada 4 jenjang
ialah awal, partisipasi dalam perencanaan. Kedua, partisipasi dalam penerapan. Ketiga,
partisipasi dalam pemanfaatan Dan keempat partisipasi dalam penilaian.
a. Partisipasi dalam proses perencanaan.
Tiap proses penyelenggaraan paling utama berkehidupan bersama warga tentu melewati
sesi penentuan kebijakan. Partisipasi warga ini sangat mendasar sekali, paling utama
menyangkut kepentingan bersama, partisipasi dalam perencanaan ini semacam kedatangan rapat,
dialog, sumbangan pemikiran, asumsi ataupun penolakan terhadap program yang ditawarkan.
partisipasi dalam penilaian.Partisipasi dalam pelaksanaan.
Partisipasi warga dalam penerapan program ialah lanjutan dari rencana yang sudah
disepakati lebih dahulu, partisipasi dalam pembangunan ini bisa dicoba lewat keikutsertaan
warga dalam membagikan donasi guna mendukung penerapan pembangunan baik yang berkaitan
dengan perencanaan, penerapan ataupun tujuan. Di dalam penerapan program ini sangat
diperlukan tenaga, duit, benda material, keahlian ataupun data yang bermanfaat untuk penerapan
pembangunan dari penjelasan di atas bisa disimpulkan kalau partisipasi warga dalam partisipasi
pelaksanaan program ialah satu faktor penentu keberhasilan program itu sendiri.
b. Partisipasi dalam pemanfaatan.
Partisipasi ini tidak lepas dari mutu serta kuantitas dari hasil penerapan program yang
sudah dicapai, dari segi mutu keberhasilan sesuatu program hendak diisyarati dengan terdapatnya
kenaikan output sebaliknya dari segi kuantitas bisa dilihat seberapa besar presentase keberhasilan
program yang dilaksanakan, apakah cocok dengan sasaran yang sudah diresmikan. Partisipasi ini
dilihat dari 3 segi ialah dari segi khasiat materialnya, segi khasiat sosialnya serta segi khasiat
pribadinya.
a.
b.
c. Partisipasi dalam evaluasi.
Partisipasi penilaian ini berkaitan dengan permasalahan penerapan program secara
merata, partisipasi ini bertujuan buat mengenali apakah penerapan program sudah cocok dengan
yang diresmikan ataupun terdapat penyimpangan.( Josef Riwuh, 2007: 127)
Partisipasi dalam proses perencanaan buat mengwujudkan pembangunan yang sangat
dibutuhkan, sebab pembangunan yang sukses wajib didukung oleh seluruh komponen bangsa
supaya warga mempunyai rasa mempunyai serta rasa tanggung jawab terhadap pelaksanaan
pembangunan itu sendiri.
Pembangunan sesungguhnya ialah sesuatu proses pergantian yang direncanakan serta
dikehendaki, paling tidak pembangunan pada biasanya ialah kehendak warga yang terwujud
dalam keputusan- keputusan yang diambil oleh para pemimpinnya yang setelah itu disusun
dalam perencanaan yang berikutnya dilaksanakan. Pembangunan bisa jadi cuma menyangkut
sesuatu bidang kehidupan saja, tetapi bisa jadi dicoba secara simultan terhadap bidang kehidupan
yang silih berkaitan.( Harun, 2011: 249)

2.3. Pengelolaan Mangrove


Bengen( 2001), melaporkan kalau kehancuran ekosistem mangrove secara universal
diakibatkan oleh metode pengelolaan yang salah serta sebagian besar diakibatkan ulah manusia
yang tidak mencermati aspek kelestarian sumber energi alam. Pada dasarnya pengelolaan hutan
mangrove ialah upaya buat membagikan legitimasi serta penafsiran kalau mangrove sangat
berguna untuk warga dan mendukung ekosistem yang terdapat disekitarnya. Pengelolaan
ekosistem mangrove ditinjau dari berbagai aspek diantaranya :
a. Pengelolaan ekologi dan sosial ekonomi
Bermacam akibat aktivitas manusia terhadap ekosistem mangrove wajib diidentifikasi
dengan baik supaya tidak memunculkan akibat terhadap area sekitarnya.
b. Pengelolaan kelembagaan dan perangkat hukum
Terdapatnya koordinasi antar lembaga yang terpaut dengan peraturan dalam pengelolaan
mangrove serta penegakan hukum atas pelanggaran yang dikoordinasikan oleh lembaga yang
berkompeten serta warga setempat.
c. Pengelolaan strategi dan pelaksanaan rencana
Terdapatnya konsep proteksi serta rehabilitasi hutan mangrove ialah upaya yang dicoba
dalam pelestarian hutan mangrove.

2.4 Kondisi Perekonomian masyarakat


Dalam adanya kemajuan didalamnya terdapatn peningkatan , perubahan kerah yang lebih
baik.Dalam perekonomian terdapat kata dasar dimana “Oikos” artinya rumah tangga dan
“Nomos” artinya aturan jadi ekonomi , sehingga mengandung arti aturan berlaku untuk
memenuhi kebutuhan hidup dalam satu rumah tangga. Jadi, ekonomi berarti ilmu yang
mempelajari tentang asas asas yang didlamnya terdapat produksi, distribusi dan pemakaian
barang-barang serta kekayaan keuangan, perindustrian dan perdagangan .Sehigga dapat
disimpulkan peningkatan perekonomian merupakan suatu peningaktan perubahan perbaikan
kondisi dari perekonomian yang lemah atau dibadewah rata rata menjadi perekonomian yang
lebih baik atau diatas rata rata yang mengalami kemajuan dari sebelumnya.
Perekonomian masyarakat di sekitar ekowisata sicanang mengalami pemingkatan setelah
adanya dibuka ekowisata.Sehingga pendapatanasyarakat meningkat dengan adanya
ekowisata .Sehingga berdampak terhadap perekonomian dimana perekonomianasyarakat
meningkat dan membuat masyarakat mengalami peningkataan dibidang ekonomi.Perekonomian
masyarakat yang berada sekitar sicanang juga mengalami peningkatan akibat adanya ekowisata
sehingga likasinya ramai dikunjumgi sehingga membuat sektor dagang masyarakat menjadi
ramai dan banyk terjual.

2.5 Konservasi Manggrove Sicanang


Ekowisata mangrove merupakan suatu bentuk wisata yang menyajikan wisata alam
konservasi manggrove.Wisata manggrove ini berada di dibagian pesisir dari Kelurahan Belawan
Sicanang dekat dengan lingkungan tempat tinggal masyarakat dan lokasinya sangat tersembunyi
dari hiruk pikuk kota dan Kota Medan yang selalu macet.Dengan adanya ekowisata sicanang ini
memberikan dampak positif terhadap masyaraakat dalam perekonpomian dengan tujuan
mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat.
Luas Kelurahan Belawan Sicanang 1510 Ha diamana kelurahan ini dikelilingi deangan air yang
rentan dengan banjir dan areal pasang surutnya air. Ekowisata Mangrove Sicanang ini mulai ada
pada tahun 2013. Pada awalnya masyarakat belum begitu mengetahui fungsi dari mangrove
tersebut namun kemudian ada beberapa stakeholder dari YAGASU (Yayasan Gajah Sumatera)
yang menjelaskan dan memberikan edukasi kepada masyarakat bahwasanya mangrove tersebut
perlu dilestarikan deangan adanya tujuan hingga pada 2013 masyarakat mulai menjaga.Pada
tahun yang akan datang 2015, masyarakat membuat sebuah persekapaatan semacam
kesepakatan dengan pemerintah. Dimana kesepakatan masyarakat tentang daerah perlindungan
mangrove dengan luas lahan 178,24 Ha yang dibagi menjadi 3 zona, yaitu :
 Zona Inti (25,70 Ha)

 Zona Penyangga (15,11 Ha),

 Zona Pemanfaatan (137,43 Ha)

Mangrove sisanya dijaga masyarakat dengan membuat penanaman ataupun penyisipan


dalam pengolahannya . Mangrove memiliki fungsi sebagai penahan abrasi dan banjir tetapi juga
bisa dijadikan faktor ekonomi. Maka masyarakat melakukan adanya semacam edukasi untuk
pengenalan jenis-jenis mangrove untuk anak-anak sekolah dan berbagai kalangan. Pada tahun
selanjutnya 2016 masyarakat membuat secara bertahap konsep Ekowisata Mangrove hingga saat
sekarang dimana awalnya pembiayaan dilakukan secara swadaya dari masyarakat, dibantu oleh
beberapa perusahaan yang mulai peduli serta mendukung kegiatan tersebut seperti YAGASU
(Yayasan Gajah Sumatera), Pelindo, PLN.
Ekowisata Mangrove Sicanang merupakan satu dari berbagai jenis kegiatan wisata yang
berbasis alam tanpa atau dengan perubahan alam yang seperlunya. Saat ini, ekowisata menjadi
salah satu pilihan untuk memperkenalkan lingkungan yang terjaga alaminya, sekaligus sebagai
kawasan kunjungan wisata dan pengembangan lingkungan berbasis pemeliharaan dan konservasi
alam.Mengenal lebih dekat dengan objek wisata alam mangrove di Sicanang, lokasinya dibagian
pesisir dari Kelurahan Belawan Sicanang dekat dengan lingkungan tempat tinggal masyarakat
dan lokasinya sangat tersembunyi dari hiruk pikuk kota dan Kota Medan yang selalu macet.
Dalam pembangunan bertahap yang dilakukan kelompok pengelola bersama masyarakat
setempat sampai saat ini.Saat ini kondisi dari konservasi hutan manggrove ini kurang bagus
akubat kurang pengelolaan akibat pandemi yang beberapa tahun ini ,namun saat ini sudah mulai
perbaikan terhadap fasilitas fasilitas yang ada di ekowisata sicanang ini.

BAB 3

METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan
di Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara dengan fokus penelitian terhadap Pengelolaan
Konservasi Manggove di kelurahan sicanang medan belawan . Konservasi manggrove sebagai
ekowisata merupakan wisata tempat wisata yang kerap didatangi oleh para turis lokal. Untuk
waktu penelitian sendiri di laksnakan pada tanggal 21 september 2022 dan di lanjut lagi pada
tanggal 28 sepetember 2022

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Adapun pengumpulan data yang melalui wawancara langsung, pengisian kuisioner,
observasi langsung kelapangan dan dokumentasi
1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kajian


yang di teliti oleh penulis. Wawancara ini diajukan kepada masyarakat sekitar daerah
konservasi manggrove sicanang dan juga pemerintah setempat.
2. Pengisian kuisioner
Pengisian kuisioner dilakukan dengan mengisi angket yang telah di berikan kepada
responden, guna untuk memperoleh informasi disekitar konservasi manggrove sicanang.
3. Observasi
Observasi dilakukan di dengan melihat keadaan fisik wilayah daerah konservasi manggrove
sicanang dan juga aktifitas masyarakat sekitar.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


Dalam melakukan penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam Analisis partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan hutan manggrove dan dampaknya terhadap perekonomian
masyarakat studi kasus dikelurahan belawan sicanang, kecamatan sicanang,kota medan, Provinsi
Sumatera Utara dengan fokus penelitian masyarakat di Kelurahan belawan sicanang.
Manggrove sicanang (yang lebih dikenal sebagai konervasi mangggrove sicanag) merupakan
wisata tempat yang kerap didatangi oleh para wisatawan. Yang menjadi populasi untuk
penelitian ini adalah para masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Konservasi manggrove
sicanang ini . Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat sicanang
sebanyak 30 orang

3.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisi data merupakan salah satu teknik dalam metode penelitian yang mana
teknik analisisi data ini adalah metode dalam memproses data untuk dijadikan menjadi sebuah
iformasi tertentu. Teknik analisis data ini dimaksudkan agar data yang di peroleh di lapangan
dapat lebih mudah di pahami oleh pengguna. Dan dalam penelitian ini teknik analisis datanya
menggunakan teknik analisis deskriptif , yang mana data yang di peroleh dari lapangan di
analisis serta di sajikan secara sistematis agar dapat mudah dipahami dan juga di simpulkan.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Wilayah

Belawan Sicanang adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Medan Belawan, Medan,


Sumatera Utara, Indonesia. Letak astronomis Kelurahan Belawan Sicanang berada pada 3°
44' 16.0512" LU - 3° 46' 53.0148" LU dan 98° 46' 34.1472" BT - 98° 40' 38.3268" BT.
Kelurahan Belawan sicanang memiliki luas wilayah sebesar seluas 1510 Ha yang terbagi
dalam 20 (dua puluh) kelurahan. Penduduk Kelurahan Belawan Sicanang yang tersebar di 20
kelurahan berjumlah 19.423 jiwa. Batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Pante, Sungai Belawan
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Labuhan Deli, Anak Sungai Kelurahan
Terjun
c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bahari, Kelurahan Bahagia
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Belawan, Kecamatan Hamparan Perak
Kelurahan Belawan Sicanang memiliki kawasan mangrove yang dijadikan sebagai
kawasan ekowisata. Dimana kawasan ekowisata ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk menunjang perekonomian masyarakat
setempat. ekowisata hutan mangrove di Kelurahan Sicanang merupakan salah satu hutan
mangrove yang terdapat di Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Kota
Medan, Sumatera Utara. Ekowisata hutan mangrove di Kelurahan Sicanang memiliki keindahan
alam dan kekayaan budaya yang bernilai tinggi. Hutan mangrove merupakan komponen penting
dari ekosistem pesisir. Hutan mangrove dapat mencegah masuknya sedimen berlebih dari daratan
ke perairan yang dapat merusak ekosistem mangrove dan ekosistem karang. Mangrove dapat
menahan gelombang dari laut yang dapat menyebabkan abrasi pantai. Mangrove juga merupakan
tempat mencari makan ikan, udang, kepiting, moluska dan lain-lain. Juga sebagai pembibitan,
dan tempat berkembang biak bagi hewan laut. Salah satu Kelurahan yang memiliki hutan
mangrove yang cukup baik di Kota Medan adalah Kelurahan Sicanang. Hal ini didukung oleh
keinginan masyarakat akan keindahan alam dan menjadi spot foto. Oleh karena itu, memiliki
panorama yang indah menjadi faktor kekuatan internal Ekowisata Hutan Mangrove di Kelurahan
Sicanang. Ekowisata hutan mangrove di Kelurahan Sicanang menarik perhatian konsumen
dengan harga tiket yang lebih murah. Tiket masuk untuk menikmati ekowisata hutan Mangrove
di Kelurahan Sicanang adalah Rp. 10.000. Di ekowisata terdapat wisata kuliner seafood yang
menjadi hiburan bagi penikmat kuliner ditambah dengan suasana alam ekowisata yang asri dan
sejuk. Wisata memancing juga mengajak pengunjung yang memiliki hobi untuk menyalurkan
hobi dan menikmati wisata bersama keluarga. Hal ini menyebabkan peningkatan minat
pengunjung wisata untuk melakukan wisata di Ekowisata Hutan Mangrove Kelurahan Sicanang.
Hal inilah yang menjadikan kekuatan Ekowisata Hutan Mangrove di Kelurahan Sicanang ini.

2.2 Hasil

Hasil merupakan data-data yang diperoleh dari lapangan atau data primer. Untuk
memperoleh data primer tersebut, peneliti mendatangi langsung atau observasi di lokasi. Hal ini
sejalan dengan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi serta
melakukan wawancara. Adapun yang menjadi acuan dalam wawancara tersebut berupa kuisioner
yang terlampir di bagian lampiran.
Adapun bentuk pengelolaan ekowisata yang diharapkan di lakukan oleh masyarakat adalah
dengan tidak membuang sampah secara sembarangan, serta menghibau para pengunjung agar
tidak membuag sampah secara sembarangan juga, selain itu juga bentuk partisipasi yang
dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan menjaga kelestarian pohon mangrove dan ikut serta
menjaga kelestariannya agar tidak dilakukan penebangan secara liar. Selain itu pengelolaan yang
dilakukan adalah dengan ikut mempromosikan objek wisata guna memperkenalkan objek wisata
ini kedunia luar dan guna menarik minat wisatawan agar dapat berkunjung ke lokasi wisata
tersebut.
Akan tetapi faktanya dilapangan bentuk Partisipasi masyarakat dalam mengeola
manggrove sekitar sangat minim, terutama untuk Ekowisata Manggrove Sicanang dikarenakan
pengelola bersifat monopoli sehingga masyarakat tidak peduli. Dampak positif terhadap
ekonomi pun sangat minim dikarenakan sistem pengelolaan bersifat kekeluargaan. Adapun hal
yang paling dibutuhkan oleh wisatawan terkait dengan keberadaan kawasan mangrove ini adalah
fasilitas sarana dan prasara pendukung seperti jembatan yang ada di ekowisata ini yang mana
saat ini sudah semakin rusak, diharapkan perbaikan perlu dilakukan agar para wisatawan yang
berkunjung tidak khawatir untuk melewati jembatan tersebut, selanjutnya tempat sampah yang
memadai agar para pengunjung tidak membuang sampah secara sembarangan serta sarana dan
prasarana pendukung lainnya. diharapkan dengan adanya keberadaan mangrove sicanang ini
diharapkan dapat meningkatkan perekonomian para masyarakat serta juga diharapkan dapat
melestarikan hutan mangrove guna untuk menjaga ekosistem yang ada di bumi kita ini.
Untuk data primer dari hasil kuisioner akan dilampirkan di tabel untuk lebih mudah
menganalisis dan mengolah data menjadi narasi.
No Nama Jenis Nomor pertanyaan wawancara
responden kelamin
L P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sundari  Menget Menge Meng Meng Ragu- Setuju Ragu- Ragu- Tidak Tidak Sebaha Menja
ahui tahui etahui etahui ragu ragu ragu g-ian ga
2 Siti  Menget Ragu- Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Tidak Sebaha Merus
almirah ahui ragu etahu etahui ahui ragu ada g-ian ak
3 Zuidah  Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Tidak Ragu- Tidak Ya Sudah Merus
ahui tahui etahu etahui ahui ada ragu ak
4 Nuriani  Menget Ragu- Meng Meng Menget setuju Tidak Tidak Ya Ya Sudah Merus
ahui ragu etahu etahui ahui ada ak
5 Indah  Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Tidak Ragu- Tidak Tidak Sebaha Merus
ahui ragu etahu etahui ahui ada ragu g-ian ak
6 Sukma  Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Ya Sudah Merus
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada ak
7 Santoso  Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Tidak Ragu- Ya Tidak Sudah Merus
ahui ragu etahu etahui ahui ada ragu ak
8 Wiranto  Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Tidak Tidak Ya Ya Sebaha Menja
ahui ragu etahu etahui ahui ada g-ian ga
9 Inggit  Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Ragu- Ragu- Ya Ya Sebaha Merus
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ragu g-ian ak
10 Sulastri  Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Tidak Sebaha Merus
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada g-ian ak
11 Taufiq  Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Ragu- Ragu- Tidak Ya Sudah Merus
ahui ragu etahu etahui ahui ragu ragu ak
12 ramadan  Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Tidak Sebaha Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada g-ian ga
13 Muhamad  Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Ragu- Ragu- Ya Tidak Belum Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ragu baik ga
14 Luvia  Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Tidak Tidak Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada ga
15 Ardi  Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Ragu- Tidak Tidak Ya Sebaha Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu g-ian ga
16 Siti nurlela  Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Tidak Belum Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada baik ga
17 Ramadani  Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Ragu- Tidak Ya Tidak Sebaha Merus
ahui ragu etahu etahui ahui ragu g-ian ak
18 Bona  Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Ragu- Tidak Tidak Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada ragu ga
19 Parsangap  Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Tidak Tidak Tidak Tidak Sebaha Merus
an ahui tahui etahu etahui ahui ada g-ian ak
20 Ramly  Menget Ragu- Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya Ya Sebaha Menja
surya ahui ragu etahu etahui ahui ragu ada g-ian ga
21 Arif umar  Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Tidak Ragu- Ya Tidak Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ada ragu ga
22 Ramli  Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Tidak Tidak Belum Menja
surya ahui tahui etahu etahui ahui ragu ada baik ga
23 Jumiyant  Menget Ragu- Meng Meng Menget Setuju Tidak Tidak Ya Tidak Sebaha Menja
ho ahui ragu etahu etahui ahui ada g-ian ga
24 Selamat  Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Ragu- Tidak Tidak Ya Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ragu ga
25 Debby  Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Ragu- Ragu- Tidak Tidak Sudah Menja
fauziah ahui tahui etahu etahui ahui ragu ragu ga
26 Murni  Menget Ragu- Meng Meng Menget Ragu- Ragu- Tidak Ya Tidak Sudah Menja
ahui ragu etahu etahui ahui ragu ragu ga
27 Rozak  Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Ragu- Tidak Tidak Ya Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ga
28 Halimah  Menget Menge Meng Meng Menget Ragu- Ragu- Tidak Ya Tidak Sebaha Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ragu ragu g-ian ga
29 Murdi  Menget Menge Meng Meng Menget Setuju Tidak Ragu- Tidak Ya Sudah Menja
ahui tahui etahu etahui ahui ada ragu ga
30 Ardianto  Menget Ragu- Meng Meng Menget Ragu- Tidak Tidak Ya ya Sudah Menja
ahui ragu etahu etahui ahui ragu ada ga
2.3 Pembahasan

1. Partisipasi Masyarakat dalam Mengelola Manggrove Sicanang

Menurut Imran (2016), ekosistem mangrove merupakan salah satu dari ekosistem yang
memiliki produktivitas tinggi dibandingkan ekosistem lainnya dimana banyak menguraikan
bahan organik, menjadikannya sebagai ikatan ekologis yang sangat penting. hutan kehidupan.
makhluk hidup di daerah itu dikelilingi oleh air. Bruno et al (1998) menyatakan bahwa hutan
mangrove memiliki spesies tumbuhan dan komunitas yang tumbuh di daerah pasang surut.
Selain itu, hutan mangrove memiliki karakteristik unik dibandingkan formasi hutan lainnya.
Keunikan hutan dapat dilihat pada habitatnya dan keanekaragaman flora. Ekowisata mangrove
merupakan kegiatan pariwisata yang memberikan edukasi kepada wisatawan untuk menjaga
kelestarian alam serta budaya masyarakat untuk dijadikan daya tarik dalam menjaga
keberlangsungan hidup dan ekosistem mangrove yang memiliki banyak potensi dan manfaat
dengan keindahan alam dan lingkungannya
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat
telah memahami tentang manggrove. Hal ini didukung dikarenakan lingkungan sekeliling
ditumbuhi oleh manggrove. Namun, masyarakat hanya sekedar mengetahui manggrove sehingga
masih ada masyarakat yang tidak mengetahui seberapa pentingnnya manggrove untuk menjaga
kelestarian. Sebagian masyarakat pun menyadari manggrove memiliki peran pentingnya adanya
manggrove seperti akan menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air
menjadi lebih bersih. Selain itu mangrove juga membantu alam dalam mendapatkan kualitas
udara yang lebih baik dan bersih. Kawasan hutan mangrove bisa dikembangkan menjadi salah
satu objek wisata.
Masyarakat, pihak pengelola dan pemerintah setempat mengetahui bahwa manggrove
memiliki potensi yang bisa dimanfaatkan untuk sumber pendapatan. Hal ini terlihat pihak
pengelola melakukan perbaikan untuk menghidupkan kembali wisata Manggrove Sicanang.
Objek Manggrove Sicanang sempat ditutup dikarenakan adanya Pandemi Covid 19. Narasumber
dalam penelitian telah mengetahui tujuan dari pelestarian manggrove. Adapun tujuan pelestarian
manggove untuk tetap menjaga nilai-nilai ekonomis, nilai ekologis dan nilai penggunaan
langsung. Nilai guna langsung adalah manfaat langsung yang diperoleh dari sumber daya alam
(Ramdan, Yusran, & Darusman, 2003) yang dapat dinilai melalui kegiatan konsumsi atau
produksi. Penyedia hutan mangrove yang langsung dimanfaatkan adalah kayu mangrove, daun
mangrove sebagai obat atau pakan ternak, buah-buahan sebagai sumber benih dan lain-lain yang
dimanfaatkan masyarakat langsung dari hutan mangrove, yang berbeda-beda. di masing-masing
wilayah.
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat di lihat sebagai berikut (Huraerah, 2008:
102) :
1. Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipan dalam anjang sono, pertemuan atau rapat;
2. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau
pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya;
3. Partisipasi harta benda, yang diberikan orag dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau
pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya;
4. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan orang untuk mendorong aneka ragam
bentuk usaha dan industri;
5. Partisipasi sosial, yang di berikan orang sebagai tanda keguyuban

Untuk Partisipasi masyarakat dalam mengelola Manggrove Sicanang saat ini dinilai
sangat minim. Hal ini ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:
a. Sampah masyarakat langsung dibuang disekitar manggrove sehingga dipenuhi oleh plastik. .
Dengan adanya perbaikan ekowisata ini diharapkan dapat menjaga kembali kebersihan dan
pelestarian manggrove.
b. Tidak adanya kegiatan rutin seperti gotong royong untuk membersihkan wilayah sekitar
manggrove
c. Pihak pengelola manggrove dimonopoli oleh sistem kekeluargaan sehingga masyarakat
sekitar tidak peduli dalam melestarikan manggrove.
d. Upaya penanaman manggrove hanya dilakukan apabila dibayar/digaji oleh pihak keluarga
pengelola manggrove. Masyarakat tidak memiliki inisiatif dalam mengelola dan memelihara
manggrove.
e. Untuk saat ini, sejak Pandemi Covid 19 pihak keluarga pengelola Manggrove Sicanang tidak
melakukan gerakan ataupun upaya dalam mengelola manggrove
f. Selain masyarakat, pihak pemerintah belum ada upaya dalam kegiatan pelestarian
Manggrove Sicanang seperti musyawarah dalam memenuhi sarana dan prasarana ataupun
kegiatan rutin pemeliharaan manggrove. Sosialisasi pernah dilakukan oleh pihak Kelurahan
setempah namun sudah berlangsung lama dan tidak ada kegiatan lanjutannya.
2. Dampak Manggrove Sicanang bagi Masyarakat
Masyarakat, pihak pengelola dan pemerintah setempat mengetahui adanya nilai ekonomis
dari manggrove. Menurut Arief (2003), fungsi ekonomi pohon mangrove secara luas merupakan
sumber pendapatan bagi masyarakat, industri dan negara. Menghitung nilai ekonomi pohon
mangrove merupakan upaya untuk melihat manfaat dan biaya alam. sumber daya dalam bentuk
keuangan yang memperhatikan lingkungan. Nilai ekonomi total adalah alat yang dianggap tepat
untuk menghitung keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari alokasi sumber daya alam
untuk kesejahteraan rumah tangga.
a) Dampak Positif
Keberadaan dari Manggrove Sicanang memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar,
ditandai dengan beberapa hal seperti berikut: Keberadaan dari Manggrove Sicanang memberi
dampak positif bagi masyarakat sekitar, ditandai dengan beberapa hal seperti berikut
1. Salah satu nilai ekonomisnya adalah dibangunnya objek wisata sehingga banyak orang
akan berkunjung di Sicanang. Secara tidak langsung, orang luar akan melalukan berbagai
transaksi terhadap masyarakat setempat seperti jasa transportasi, pembelian makanan dan
minuman, jasa tukang parkir dan lain sebagainya. Menurut Arief (2003), fungsi ekonomi
pohon mangrove secara luas merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat, industri
dan negara.
2. Sebagian masyarakat setempat ataupun kerabat dari pihak keluarga pengelola merekrut
tenaga kerja untuk membantu mengelola Manggrove Sicanang
3. Memberi dampak pendapatan bagi masyarakat yang digaji untuk menanam pohon
Manggrove di Sicanang

b) Dampak Negatif
Keberadaan dari Manggrove Sicanang memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar,
ditandai dengan beberapa hal seperti berikut:
1. Pihak pengelola Manggrove Sicanang melarang pengunjung untuk membawa makanan
dari luar dikarenakan di objek wisata telah ada yang berjualan, dengan demikian
masyarakat/pedagang dari masyarakat sekitar tidak terlalu maju
2. Pihak masyarakat merasa terganggu dikarenakan transportasi dari pihak pengunjung
mengganggu akses jalan ketika diparkir
3. Tidak semua nilai ekonomis ini dirasakan oleh masyarakat terbukti dengan data lapangan
yang masih menjawab “ragu-ragu”. Pihak pengelola tidak melibatkan masyarakat untuk
mengelola objek wisata. Dengan demikian, sebagian besar masyarakat tidak memperoleh
adanya penyerapan tenaga kerja.
4. Untuk saat ini belum adanya pengembangan usaha di sekitar Manggrove Sicanang
dikarenakan masih adanya perbaikan. Akibat dari perbaikan serta Pandemi Covid 19,
maka pendapatan pihak usaha tidak dapat diandalkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-
hari
Yang menjadi penunjang untuk memajukan ekowisata berupa sarana dan prasarana yang
memadai seperti jalan, jembatan, dan memperindah kembali penataan manggrove. Yang menjadi
harapan dari masyarakat yaitu ekowisata dapat memberi nilai ekologi, ekonomis dan nilai
penggunaan langsung.
BAB 5

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Menurut Imran (2016), ekosistem mangrove merupakan salah satu dari ekosistem yang

memiliki produktivitas tinggi dibandingkan ekosistem lainnya dimana banyak menguraikan

bahan organik, menjadikannya sebagai ikatan ekologis yang sangat penting. hutan kehidupan.

makhluk hidup di daerah itu dikelilingi oleh air. Bruno et al (1998) menyatakan bahwa hutan

mangrove memiliki spesies tumbuhan dan komunitas yang tumbuh di daerah pasang surut.

Selain itu, hutan mangrove memiliki karakteristik unik dibandingkan formasi hutan lainnya.

Keunikan hutan dapat dilihat pada habitatnya dan keanekaragaman flora.

Untuk mengelola ekosistem manggrove maka harus ada kerja sama antara pemerintah,

pihak pengelola dan masyarakat setempat. Dengan demikian, manfaat dari manggrove dapat

dirasakan dengan maksimal. Adapun manfaat manggrove terbagi menjadi nilai ekologi,

ekonomis dan pemanfaatan langsung.

5.2 Saran

Adapun saran yang peneliti arahkan yaitu masyarakat harus bisa meningkatkan tingkat

kesadaran peduli lingkungan lebih baik lagi. Pihak pengelola harusnya bisa membuka lapangan

kerja sehingga memberi nilai ekonomis bagi masyarakat. Pihak pemerintah harusnya

meningkatkan lebih untuk kepedulian bagi ekowisata.


DAFTAR PUSTAKA
Karimah, K. (2017). Peran Ekosistem Hutan Mangrove sebagai Habitat untuk Organisme Laut.
Jurnal Biologi Tropis, 51-57.
Utami, R., Rismawati, W., & Sapanli, K. (2018, July). Pemanfaatan mangrove untuk mengurangi
logam berat di perairan. In seminar nasional hari air sedunia (Vol. 1, No. 1, pp. 141-153).
Mulyadi, E., Hendriyanto, O., & Fitriani, N. (2010). Konservasi hutan mangrove sebagai
ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 2(1), 11-18.
Majid, I., Al Muhdar, M. H. I., Rohman, F., & Syamsuri, I. (2016). Konservasi hutan mangrove
di pesisir pantai Kota Ternate terintegrasi dengan kurikulum sekolah. Jurnal Bioedukasi, 4(2).
Wijayanti, T. (2007). Konservasi hutan mangrove sebagai wisata pendidikan. Jurnal Ilmiah
Teknik Lingkungan, 1(2), 15-25.
Wardhani, M. K. (2014). Analisis kesesuaian lahan konservasi hutan mangrove di pesisir selatan
Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and
Technology, 7(2), 69-74.
Hartati, T., Sobari, M. P., & Amanah, S. (2005). Perilaku Petambak Dalam Konservasi Hutan
Mangrove di Kelurahan Jayamukti, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Buletin Ekonomi
Perikanan, 6(1), 11003.
Kustanti, A. 2014. Evolusi hak kepemilikan dan penataan peran para pihak pada pengelolaan
ekosistem hutan mangrove dengan kemunculan tanah timbul. Disertasi. Program Pascasarjana
Ilmu Pengelolaan Hutan. IPB. Bogor.
Marsoedi, dan Samlawi, A. 1997. Panduan Pelatihan Pelestarian dan Pengembangan Ekosistem
Mangrove Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup-Universitas
Brawijaya.
Qurniati, R., Hidayat, W., Kaskoyo, H. dan Inoue, M. 2017a. Social Capital In Mangrove
Management: A Case Study In Lampung Province, Indonesia. Jurnal Forest and Enviromental
Science. 33(1): 8-21.
Safitri, N. H., Hidayat, T., Yunita, R dan Pujawati, E. D. 2012. Partisipasi Masyarakat Pesisir
Terhadap Kelestarian Hutan Mangrove. Jurnal EnviroScienteae. 8: 154-163.
https://www.medantourism.pemkomedan.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=2917:hutan-mangrove-yang-berlokasi-di-jalan-pulau-
sicanang-kelurahan-belawan-sicanang-kecamatan-medan-belawan&catid=32&Itemid=271
LAMPIRAN

INSTRUMENT PENELITIAN

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

Petunjuk jawab : berikut ini merupakan petunjuk dalam menjawab instrument di bawah ini

S = Setuju TM = Tidak mengetahui

T = Tidak Setuju

R = Ragu-Ragu

No Pertanyaan Jawaban

S T R TM

1 Apakah bapak/ibu/saudara/i

mengetahui mangrove?

2 Apakah bapak/ibu/saudara/i

memahami dan menyadari

pentingnya ekosisitem

mangrove dalam menjaga

kelastarian lingkungan?

3 Apakah bapak/ibu/saudara/i

mengetahui bahwa terdapat

potensi di kawasan mangrove

yang bisa dimanfaatkan oleh

warga sekitar?

4 Apakah bapak/ibu/saudara/i

mengetahui maksud usaha


pelestarian mangrove?

5 Apakah bapak/ibu/saura/i
mengetahui nilai ekonomis
dari budidaya
mangrove?
6 Secara peribadi setujukah
bapak/ibu/saudara/i bahwa
budidaya mangrove dapat
membantu perekonomian?
7 Apakah menurut bapak/ibu
terjadi pengembangan usaha
di sekitar Ekowisata
Mangrove Sicanang?
8 Apakah dengan pendapatan
tersebut dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari?
9 Apakah menurut bapak/ibu
keberadaan Ekowisata
Mangrove Sicanang memberi
manfaat terhadap penyerapan
tenaga kerja di lingkungan
sekitarnya?
10 Apakah bapak/ibu/saura/i
merasakan penambahan
pendapatan dengan adanya
ekowisata mangrove
sicanang?
11 Bagaimana peran masyarak
apakah sudah baik dengan
adanya konservasi hutan
mamggrove sebagai ekowisata
?
12 Jika konservasi mamggrove
dijadikan sebagai ekowisata
apakah pandangan bapak/ ibu
ini merusak hutananggrove
atau bentuk menjaga hutan
mangrove

1. Bagaimana bentuk upaya pengelolaan terhadap Ekowisata Mangrove Sicanang sebagai


objek wisata yang di lakukan oleh masyarakat?
2. Menurut bapak /ibu apa yang paling di butuhkan warga terkait dengan keberadaan
kawasan hutan mangrove ini ?
3. Bagaimana harapan bapak/ibu terhadap keberadaan ekosistem mangrove sicanang untuk
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai