Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN


SAMPAH PESISIR PANTAI
(KASUS DI LINGKUNGAN WISATA BANYAN TREE) BINTAN

Disusun Oleh:
Erna Nurjanah
Hana Laurentina Pardamean Silaen

SMAN 1 PADALARANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH PENGAJUAN JUDUL

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN


SAMPAH PESISIR PANTAI
(KASUS DI LINGKUNGAN WISATA BANYAN TREE) BINTAN

Diajukan Oleh:

Erna Nurjanah

Hana Laurentina Pardamean Silaen

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Thea Nur Arianti,S.Pd) (Nanang Ramdani,S.Pd)

i
ABSTRAK

Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Pesisir Pantai Bintan.


Karya tulis ilmiah ini disusun untuk mengetahui bagaimana tingkat Partisipasi
Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Pesisir Pantai (Kasus Di Lingkungan Wisata
Banyan Tree). Karena partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan dan
kesehatan serta memperkuat inisiatif masyarakat dalam menjaga, memelihara dan
meningkatkan fungsi lingkungan.

Menurut (Khodijah, 2016) Perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dilakukan


secara kontinyu dan dinamis dengan mempertimbangkan aspek ekologi, sosial,
ekonomi, kelembagaan, sarana wilayah, dan aspirasi masyarakat pengguna wilayah
pesisir serta konflik kepentingan dan pemanfaatan yang mungkin ada. Dan dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan wisata tersebut. Pengelolaan
sampah tidak hanya dilihat dari aspek saja, tetapi juga non teknis seperti bagaimana
melibatkan masyarakat penghasil agar ikut berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam
penanganan sampah sejak sampai dengan pembuangan akhir.

Lokasi penelitian yang ada pada karya tulis ilmiah ini yaitu di Banyan Tree, yang
merupakan salah satu resort yang terletak di kawasan wisata Lagoi, Kabupaten Bintan
Provinsi Kepulauan Riau. akan tetapi juga non teknis seperti bagaimana melibatkan
masyarakat penghasil limbah agar ikut berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam
aktivitas penanganan sampah sejak ditimbulkan sampai pembuangan akhir. Lokasi
penelitian yang ada pada karya tulis ilmiah ini yaitu di Banyan Tree, yang merupakan
salah satu resort yang terletak di kawasan wisata Lagoi, Kabupaten Bintan Provinsi
Kepulauan Riau. akan tetapi juga non teknis seperti bagaimana melibatkan
masyarakat penghasil limbah agar ikut berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam
aktivitas penanganan sampah sejak ditimbulkan sampai pembuangan akhir. Lokasi
penelitian yang ada pada karya tulis ilmiah ini yaitu di Banyan Tree, yang merupakan
salah satu resort yang terletak di kawasan wisata Lagoi, Kabupaten Bintan Provinsi
Kepulauan Riau.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan
judul “Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengolahan Sampah Pesisir Pantai
(Kasus Di Lingkungan Wisata Banyan Tree) Bintan”.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam


menyelesaikan karya tulis ilmiah ini memperoleh bantuan dari guru kami, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Thea Nur
Arianti,S.Pd yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dan izin dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis melainkan juga bagi para pembaca.

Padalarang, 7 Maret 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................i
ABSTRAK.............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORETIS................................................................................................3
2.1 Cara Mengolah Sampah Menurut Trisusanti Lamangida Dari Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial............................................................................................................................3
2.2 Dampak Sampah Terhadap Lingkungan Sekitar Pesisir Pantai.......................................3
2.3 Solusi Permasalahan Sampah Di Lingkungan Sekitar Pantai Banyan Tree Bintan...........4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................5
3.1 Metode Penelitian....................................................................................................5
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian..................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................................6
4.1 Pembahasan Penelitian............................................................................................6
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................8
5.1 Simpulan..................................................................................................................8
5.2 Saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah Negara kepulauan yang luas dan beragam. Lingkungan
pantai merupakan suatu kawasan yang spesifik, dinamis, kaya keanekaragaman hayati
dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Kebersihan pantai dari sampah merupakan
salah satu pertimbangan bagi wisatawan untuk mengunjunginya. (Darmawi, 2017)
Faktor yang menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia semakin rumit adalah
meningkatnya taraf hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan
pengetahuan tentang persampahan dan juga partisipasi masyarakat yang kurang untuk
memelihara kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. (Syam, 2014)
Kondisi persampahan kawasan pantai wisata pada umumnya belum terkelola
secara maksimal walaupun sudah memiliki komponen-komponen pengelolaan
sampah. Kenyataannya banyak pengelola kebersihan menghadapi masalah dan
kendala yang mengakibatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan ketentuan teknis
dan harapan dari wisatawan. (Melaya, Jembrana, Bagus, & Bagus, 2019)
Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik
pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sampah telah menjadi
permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif
dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi
masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
(Sapei, 2015)
Pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab
dan kewenangan pemerintah kota, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat dan
dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif,
dan efisien. Oleh karena itu negara secara serius telah memberikan perhatian terhadap
permasalahan lingkungan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; Pasal 12 ayat 1. Untuk mewujudkan
keterpaduan dan keserasian pelaksanaan serta nasional tentang pengelolaan
lingkungan hidup. Maka sampah masih merupakan permasalahan lingkungan yang
cukup serius yang masih dihadapi negara kita. (Mulyadi, Husein, & Saam, 2010)
Pencemaran lingkungan mempengaruhi sektor wisata yang akan
mengakibatkan berkurangnya kualitas ekologis dan jumlah wisatawan sedangkan
pada sektor perikanan akan berdampak pada daerah penangkapan ikan yang semakin
menjauh ke tengah lautan. (Rahmawati, 2009) Kegiatan wisata yang berjalan tidak
mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya. Untuk mempertahankan
keseimbangan alam dan keberlanjutan sumber daya, diperlukan penataan kawasan
dengan prinsip konservasi. Penataan kawasan ekowisata bahari dapat dilakukan
dengan sistem zonasi. Oleh karena itu, kriteria zona ekowisata bahari dibutuhkan
untuk penetapan zonasi ekowisata bahari.(Panduan, Panduan, Penetapan, &
Ekowisata, 2018)
Keberhasilan pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata merupakan
hasil kerja sama antara stakeholder, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
Dimana, pengembangan ekowisata melibatkan berbagai pihak seperti pengunjung,
sumber daya alam, pengelola, masyarakat lokal, kalangan bisnis termasuk biro
perjalanan, pemerintah dan LSM. (Magister, Dan, Pantai, & Kelautan, 2016)
(Yuliani, 2017)
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan yang bersih dan sehat
serta menguatkan inisiatif masyarakat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan
fungsi lingkungan. (Nike, 2016) Pengelolaan sampah tidak hanya dilihat dari aspek
teknis saja, akan tetapi juga non teknis seperti bagaimana melibatkan masyarakat
penghasil limbah agar ikut berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam aktivitas
penanganan sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.
(Gunungkidul, 2018)
Banyan Tree merupakan salah satu resort yang terletak di kawasan wisata
Lagoi, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Perairan Banyan Tree merupakan
bagian dari Laut Cina Selatan yang merupakan jalur pelayaran penting yang
menghubungkan Pulau Bintan dengan pulau-pulau lain di Provinsi Kepulauan Riau
dan negara tetangga. Oleh karena itu disini akan membahas terkait keterlibatan
masyarakat ataupun tingkat partisipasi masyarakat yang berada disekitar dalam
pengelolaan sampah di kawasan pesisir pantai Banyan Tree Bintan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sampah pesisir pantai di lingkungan wisata Banyan Tree Bintan?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui keterlibatan atau tingkat partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sampah pesisir pantai di lingkungan wisata Banyan Tree Bintan.

2
3

BAB II
LANDASAN TEORETIS

2.1 Cara Mengolah Sampah Menurut Trisusanti Lamangida Dari Fakultas


Ekonomi dan Ilmu Sosial
Sering ditemukan berserakan disepanjang pantai dan semakin banyak didekat
pemukiman, khusunya pemukiman yang membelakangi pantai. Mengingat jenis
sampah ini merupakan sampah yang sulit terurai dan dikhawatirkan dan berdampak
terhadap perairan laut yang notabenenya adalah potensi yang ditawarkan sebagai
objek utama wisata pantai. Pengelolaan sampah non-organik merupakan program
prioritas berdasarkan kondisi di lokasi bahwa timbunan sampah yang paling banyak
dan sering ditemui adalah sampah plastik. Dengan melihat kondisi seperti ini
dikhawatirkan akan berdampak terhadap turunnya nilai estetika lingkungan wisata
pantai dan akan berdampak pula terhadap perairan laut yang menjadi nilai jual dan
potensi di kawasan ini. Daur ulang sampah plastik melalui dua tahapan yakni dibuat
untuk kerajinan tangan dan sebagian lainnya akan diolah dengan mesin pengolah
sampah untuk diproses menjadi bahan bakar minyak. Sehingga pada akhirnya akan
mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan berdampak terhadap
peningkatan pendapatan bagi masyarakat secara khusus. Hasil olahan sampah plastik
yang dibuat dengan baik melalui kerajinan tangan bisa bernilai ekonomi.

2.2 Dampak Sampah Terhadap Lingkungan Sekitar Pesisir Pantai


Sampah plastik dapat menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem laut. Di
laut, sampah plastik dapat terfragmentasi menjadi ukuran mikro dan nano sehingga
plastik ukuran tersebut memungkinkan untuk dikonsumsi oleh biota laut dan
invertebrata. Selain itu, plastik yang terfragmentasi dapat dengan mudah menyebar di
lingkungan laut Sampah yang tidak terjamah sekalipun sampai kedalaman 2000.
Kondisi ini menyebabkan terganggunya sistem metobalisme, iritasi sistem
pencernaan hingga menimbulkan kematian pada biota laut.
Lembaga Ocean Conservancy mengemukakan bahwa 28% ikan di Indonesia
mengandung plastik (Karnila, 2015). Selain itu, pencemaran sampah plastik di laut
turut menyumbang kematian pada terumbu karang. Penelitian yang dilakukan oleh
beberapa negara yaitu Indonesia, Amerika Serikat, Australia dan Kanada yang
mengamati 159 terumbu karang dari tahun 2011-2014 memaparkan bahwa limbah
plastik pada terumbu karang yang muncul di Indonesia sebanyak 26 bagian dari 100
meter persegi. Menurut pusat penelitian terumbu karang australia (ARC)
menyebutkan bahwa terumbu karang yang terpapar limbah plastik berpotensi terkena
penyakit dibandingkan 4% terumbu karang yang tidak terkena limbah plastik.
Sampah plastik juga berdampak pada lingkungan pariwisata pantai di tanjung pasir.
Dampak yang terjadi sangat berpengaruh pada penurunan jumlah pengunjung atau
wisatawan di wilayah pantai. Masalah ini dinilai menjadi penghambat daya saing
pariwisata Indonesia yang terletak di berbagai kepulauan dari sabang sampai
merauke. Indonesia yang dikenal penuh dengan keindahan pariwisatanya akan hilang
ketika jumlah sampah plastik di lokasi wisata terutama pantai terus meningkat.
Sehingga wisatawan lebih memilih ke luar negeri untuk menikmati keindahan pantai
dan kebersihan alam di bandingkan dengan pantai Indonesia yang telah berubah
fungsi sebagai tempat pembuangan akhir sampah plastik. Oleh karena itu, kebersihan
pantai dan lokasi pariwisata lainnya harus menjadi fokus pemerintah daerah untuk
menjaga kebersihan alam dan mengurangi jumlah sampah plastik ke laut. Dan
sampah plastik juga memiliki pengaruh pada pemukiman warga. Keberadaan sampah
plastik di lingkungan warga merupakan dampak besar dari tingginya jumlah plastik
yang mengapung di laut dan terseret ombak ke pesisir pantai. Kondisi ini memberikan
dampak yang berlipat ganda pada kerusakan ekosistem laut dan kerusakan
lingkungan pemukiman warga, sehingga dampak buruk akibat sampah plastik tidak
dapat dihindari.Hal ini menjadikan warga akan terbiasa hidup dengan sampah dan
menghasilkan perilaku yang kurang baik dari sebuah kebiasaan, yang mana
masyarakat tidak peduli lagi terkait jumlah sampah plastik di lingkungannya yang
terus meningkat sehingga sampah plastik akan menjadi tempat berkembangnya bibit-
bibit penyakit yang bisa menjangkiti warga dan menurunkan produktivitas manusia
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi
jumlah sampah plastik yang terus meningkat di pantai yang dapat berdampak buruk
bagi pemukiman warga di sekitaran pantai.

2.3 Solusi Permasalahan Sampah Di Lingkungan Sekitar Pantai Banyan Tree


Bintan
Solusi dari permasalahan tersebut yang harus dilakukan supaya lingkungan
Pantai Banyan Tree Bintan terjaga lingkungannya diantaranya:

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah plastik.

2. Menyediakan tempat sampah yang mudah dijangkau di kawasan pantai.

3. Memberikan teguran dan sanksi terhadap masyarakat yang membuang sampah


sembarangan di pantai.

4. Mengelola sampah dengan maksimal.

4
5

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Pesisir Pantai (Kasus
Di Lingkungan Wisata Banyan Tree) Bintan. Karya ulis ilmiah ini disusun untuk
mengetahui bagaimana tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Pesisir Pantai (Kasus Di Lingkungan Wisata Banyan Tree). Karena partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya kebersihan lingkungan yang bersih dan sehat serta menguatkan
inisiatif masyarakat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan fungsi
lingkungan. Menurut (Khodijah, 2016) Perencanaan pengelolaan wilayah pesisir di
lakukan secara kontinyu dan dinamis dengan mempertimbangkan aspek ekologi,
sosial, ekonomi, kelembagaan, sarana wilayah, dan aspirasi masyarakat pengguna
wilayah pesisir serta konflik kepentingan dan pemanfaatan yang mungkin ada. Dan
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan wisata tersebut.
Pengelolaan sampah tidak hanya dilihat dari aspek teknis saja, akan tetapi juga non
teknis seperti bagaimana melibatkan masyarakat penghasil limbah agar ikut
berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam aktivitas penanganan sampah sejak
ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian


Waktu Penelitian: 7 Maret 2022
Tempat Penelitian: Rumah dan dibantu dengan metode analisis internet
6

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Penelitian


1. Bentuk Partisipasi

Dalam partisipasi pemikiran ini, masyarakat pesisir pantai Banyan Tree


Bintan menyalurkan ide-idenya setiap mengikuti kegiatan dalam pengelolaan
sampah tidak hanya dalam tahap perencanaan saja melainkan juga tahap
pelaksanaan dan evaluasi program. Partisipasi tenaga dilihat dari masyarakat yang
ikut serta di lapangan untuk membantu mulai dari mengumpulkan, mengambil
sampah hingga mengelola sampah. Selanjutnya partisipasi keahlian atau
keterampilan dilihat dari bentuk usaha guna untuk mendorong aneka ragam usaha
yang dilakukan oleh masyarakat pesisir pantai Banyan Tree Bintan. Kemudian
partisipasi masyarakat dalam bentuk uang yaitu dari masyarakat pesisirnya sampai
saat ini tidak ada sumbangan uang untuk mengelolanya, sehingga KSM Hanjuang
yang sudah berjalan selama tiga tahun mendapatkan sumbangan uang dari
pemerintah dan mendapatkan pemasukan dari hasil penjualan pupuk dari sampah
yang dikelolanya.

Menurut Sastropoetro, keenam jenis partisipasi seperti yang telah disebutkan


diatas merupakan bentuk partisipasi yang bias diberiksn oleh tiap individu.
Sebagai contoh adalah saat mengumpulkan sampah, mengelola, memilih sampah,
memungkinkan bagi warga untuk peran mereka sebagai keterlibatan dalam
kegiatan.

Dengan berbagai jenis partisipasi yang telah disebutkan diatas maka peneliti
menyimpulkan bahwa partisipasi dapat dikelompokkan menjadi dua jens, yaitu
jenis partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki wujud) dan juga
jenis partisipasi yang di berikan dalam bentuk tidak nyata (abstrak). Bentuk
partisipasi yang nyata misalnya tenaga, uang, keterampilan. Sedangkan partisipasi
tidak nyata adalah hasil pemikiran, partisispasi sosial.

2. Tingkat Partisipasi Masyarakat

 Tinggi
Inisiatif datang dari masyarakat dan dilakukan secara mandiri mulai dari
tahapan perencanaan, pelaksanaan hingga pemeliharaan hasil pembangunan.
Masyarakat dilingkungan pesisir awalnya tidak memiliki inisiatif sama sekali
untuk memulai program pengelolaan sampah, tetapi ada tokoh pemuda
dilingkungan itu yang memiliki semangat tinggi untuk peduli lingkungan. Maka
dari awal tokoh pemuda ini mulai mengajak akan kebersihan lingkungan, dari
situlah KSM Hanjuamg di bentuk untuk mulai dari perencanaan hingga
program berjalan hingga sekarang. Masyarakat tidak hanya ikut merumuskan
program, akan tetapi juga menentukan program-program yang akan
dilaksanakan.
 Sedang
Masyarakat sudah ikut berpartisipasi akan tetapi dalam pelaksanaannya
masih di dominasi golongan tertentu. Masyarakat pesisir dalam pelaksanaannya
masih belum semua ikut berpartisipasi, hanya sebagian masyarakat yang ikurt
partisipasi dan hanya golongan tertentu saja belum menyeluruh. Masyarakat
dapat menyuarakan aspirasinya, akan tetapi masih terbatas pada masalah
keseharian.
 Rendah
Masyarakat hanya menyaksikan kegiatan proyek yang dilakukan oleh
pemerintah. Masyarakat dapat memberikan masukan baik secara langsung atau
melalui media masa, akan tetapi hanya sebagai bahan pertimbangan saja.
Masyarakat masih sangat bergantung kepada dana dari pihak lain sehimgga
apabila dana berhenti maka kegiatan secara stimulan akan berhenti juga.

7
8

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan
1. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah program KSM Hanjuang di
lingkungan pesisir pantai Banyan Tree Bintan berjalan sesuai rencana dari tahap
perencanaan kegiatan pengelolaan sampah dan tahap pelaksanaan kegiatan
pengelolaan sampah dengan berdayakan nya masyarakat dalam pengelolaan
sampah program KSM hanjuang.
2. Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan kegiatan pengelolaan sampah
program KSM Hanjuang di lingkungan pesisir adalah cukup baik, hal ini ditandai
dengan adanya berbagai gagasan atau ide dari warga dalam penentuan keputusan
kebijakan yang akan diambil demi kepentingan mewujudkan kesejahteraan hidup
di lingkungannya.
3. Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah
program KSM Hanjuang di lingkungan pesisir adalah baik. Hal ini dapat dilihat
dari kesadaran warga untuk melaksanakan usaha pemilihan sampah, dan dalam
pembuatan produk daur ulang dari sampah. Disamping itu berkembangnya
swadaya masyarakat yang cukup berhasil, termasuk usaha untuk mengelola
sampah dan kebersihan di lingkungannya.

5.2 Saran
1. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah program KSM Hanjuang di
lingkungan pesisir pantai Banyan Tree Bintan pada umumnya perlu dibina dan
ditingkatkan dalam rangka mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang nyaman,
bersih dan sehat.
2. Petugas atau aparatur perencana, pelaksana dan pengawasan pengelolaan
sampah program KSM Hanjuang di lingkungan pesisir pantai Banyan Tree
Bintan diharapkan dapat mengembangkan gagasan atau ide dari warga serta
membina tingkat kesadaran partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
untuk lebih di mantap kan lagi.
3. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah
program KSM Hanjuang di lingkungan pesisir pantai khususnya dalam kegiatan
keterampilan pembuatan produk dari limbah atau sampah terus diusahakan
sehingga mampu untuk mengikuti kemajuan tekhnologi pengelolaan sampah
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan warga masyarakat.
4. Sumber biaya yang selama ini dari swadaya masyarakat, supaya kedepannya
dipertimbangkan kembali oleh pemerintah berhubung keterampilan dan
kreatifitas dari warga masyarakat dalam berbagai kegiatan pengelolaan sampah
mengalami penurunan, sehingga dana dari pemerintah diharapkan dapat
mendukung kegiatan pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan.

9
10

DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, A. (2017). POTENSI TIMBULAN SAMPAH PADA OBJEK


PARIWISATA BARU DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
(POTENTIALS OF WASTE DRINKING IN NEW TOURISM OBJECT IN
REGENCY BANTUL YOGYAKARTA). 9(1), 61–71.

Syam, D. M. (2014). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan


Pengelolaan Sampah di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten
Donggala. 21–26.

Sapei, A. (2015). PROGRAM PENGEMBANGAN DESA PESISIR UNIVERSITAS


SULTAN AGENG TIRTAYASA Serang 2015.

Mulyadi, A., Husein, S., & Saam, Z. (2010). Perilaku masyarakat dan peranserta
pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah di kota tembilahan. 147–162.

Rahmawati, A. (2009). STUDI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR UNTUK


KEGIATAN WISATA PANTAI (KASUS PANTAI TELENG RIA
KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR).

Yuliani, S. (2017). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN


HUTAN MANGROVE DI DESA SEGARAJAYA. 6(2), 42–53.

Gunungkidul, K. (2018). Partisipasi Pelaku Usaha Pariwisata dalam Pengelolaan


Sampah di Pantai Pulang. 2(2), 122–133.

Berdasarkan, S., Sosial, P., Studi, E., Kecil, P. P., & Natalia, N. (2019).

BERDASARKAN POTENSI SOSIAL EKOLOGI (Studi Kasus Pengembangan


Pulau-pulau Kecil dan Terdepan). (August).

https://doi.org/10.13140/RG.2.2.24331.23846

Darmawi, A. (2017). POTENSI TIMBULAN SAMPAH PADA OBJEK


PARIWISATA BARU DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
(POTENTIALS OF WASTE DRINKING IN NEW TOURISM OBJECT IN
REGENCY BANTUL YOGYAKARTA). 9(1), 61–71.

Di, U., Losari, P., Makassar, K., Indar, Y. N., Sitepu, F., Siang, B., … Yaqin, K.
(2016). Anrita_ bdi. 1(1), 67–75.
Gunungkidul, K. (2018). Partisipasi Pelaku Usaha Pariwisata dalam Pengelolaan
Sampah di Pantai Pulang. 2(2), 122–133.

Kawasan, D., Pantai, W., Kustiasih, T., & Darwati, S. (2017). Penerapan Teknologi
Pengolahan Sampah. 1–17.

Kuwaru, P., Poncosari, D., Bantul, K., & Diy, P. (2015). Kajian Perilaku Masyarakat
Pesisir yang Mengakibatkan Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus. 3, 163–
174.

https://doi.org/10.14710/jwl.3.3.163-174

Laut, H., & Kesejahteraan, U. (2014). SCIENTIAE EDUCATIA Volume 3 Nomor 2


Desember 2014 29. 3, 29–45.

Magister, P., Dan, T., Pantai, M., & Kelautan, F. T. (2016). OPTIMASI
PENGELOLAAN EKOWISATA PESISIR: INDONESIA.

Masyarakat, P., Pengembangan, D., Wisata, P., Pantai, B., Kabupaten, C., Bedagai,
S., … Sumatera, U. (2008). T e s i s.

Melaya, K., Jembrana, K., Bagus, M., & Bagus, I. (2019). Pengelolaan Sampah Di
Daya Tarik Wisata Pantai Candikusuma, Desa. 7(2), 239–244.

Adi, Isbandi Rukminto, 2003. Pemberdayaan, pengembangan masyarakat dan


intervensi komunitas (pengantar pada pemikiran dan pendekatan praktis),
Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. file:///C:/Users/Acer/Downloads/AKSI
%20PENGELOLAAN%20SAMPAH%20PL ASTIK%20DI%20KAWASAN
%20WISATA%20PANTAI%20UNTUK%20 EKONOMI
%20PRODUKTIF.pdf
https://lautsehat.id/peristiwa/khairun/analisis-dampak-sampah-plastik-di-pantai-
tanjung-pasir-tangerang/
https://retizen.republika.co.id/posts/11578/permasalahan-sampah-plastik-di-pantai-
yang-harus-segera-diatasi
https://www.researchgate.net/publication/342701845_PROPOSAL_TINGKAT_PAR
TISIPASI_MASYARAKAT_DALAM_PENGELOLAAN_SAMPAH_PESIS
IR_PANTAI_KASUS_DI_LINGKUNGAN_WISATA_BANYAN_TREE_BI
NTAN

11

Anda mungkin juga menyukai