Anda di halaman 1dari 1

“Harry Potter, is dead!!!

” Teriakan nyaring dari luar kastil membuat tubuh Rue terasa mendapat
ratusan kali crucio dalam satu waktu, tangannya mengalami tremor luar biasa setelah melihat Fenir
Greyback tertawa culas sebelum ajalnya menjemput—dia mengejek Rue.

Matanya memanas, dia mengalihkan atensi pada Diggory yang terlihat sama kagetnya. Tatapan
Cedric yang biasa terlihat tegas kini penuh dengan ketakutan, hal itu makin memunculkan banyak
kemungkinan buruk dibenak Rue.

“Apa kau mendengarnya, Diggory?” Rue memastikan, masih menahan air matanya.

Diggory menggelengkan kepala tak percaya lalu berjalan gontai kearahnya, mendekap Rue yang kini
merasakan seluruh badannya gemetar. Tidak terasa apa-apa selain ketakutan dan kehancuran,
penglihatannya mulai buram oleh air mata dan bibirnya mulai menggigil menyebutkan satu nama,
“Harry.”

“Ini hanya mimpi, aku melihat kemenangan semalam. Harry tidak mungkin kalah.” Rue bergumam
marah.

“Bukan salahmu, terkadang ada sesuatu yang memang tak sejalan dengan apa yang kau—“

“TAPI HARRY?!”

Diggory makin mengeratkan pelukannya pada gadis berambut hitam lebat itu, dia sama
ketakutannya, Potter tidak mungkin akan.

“Druella, Diggory!!” Suara berat Lucius Malfoy mengagetkan keduanya, dengan mata yang masih
basah dia mengalihkan perhatian pada pria berambut pirang platina itu.

Anda mungkin juga menyukai