Anda di halaman 1dari 30
BABII PELAKSANAAN KEGIATAN IL.1 Agenda Kegiatan Bulan Juli 2022 [w [ Tot | KEGIATAN DOKUMENTAS! KEGIATAN 207. - 1 | Sosialisasi SE | coMpafasiDisIUTANAOBIEKKERIA ANTAR UNDANG-UNDANG SEXTOR | Menten | PUPR uno 01/2022 Tentang Juli | Petunjuk 2022 | Teknis Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau 2 | 2Juli | 2022 LIBUR 3 | ult 3022 | LIBUR 4 Coofe Morning Balai Perumahan Jawa Ill Terkait | 2022 5 - 5 Juli | Koordinasi 2022 | Internal PaaS uL ume b Rc | Webinar | Volume 1: | | Teknologi - Pengolahan Sampah Kota ‘Mayet eampah borseal ar Sebagianbesarsampah merupakan ‘moh tangpa don tidak terpleh ‘sampah sisamakanan 7 | 7iuli | Koordinasi_ | - | 2022 | Internal | 8 | guuli on - 2022 | inggu 1 9 | 9iuli 5022 | LEBUR : 10 10 - | Juli |LIBUR 022 1 Coofe Morning Balai 11 | perumahan dull | sawa il | 2022. terkait pola makan di era pandemi 22) 2 | koordinasi | ~ Jul | internal 2022 | Interne’ [33] | PWPODCAST | "Strategi Penyelengga raan | Perumahan Mewujudka 100% Smart | 13. | Living" Juli 2022 | 14 | Mitigasi Bencana Pada Perumahan bersama Bapak Ir. 14 | Iwan Juli | Suprijanto, 2022 | S.T.,M.T. [45] 15. | Penyusunan Juli Laporan __| 2022 | Minggu 2 _ 16 | 16 = juli | LIBUR a 2022 ie = air | Juli | LIBUR 2022 : 18 Coofe Morning | Balai 18 Perumahan jet | Jawa ti 2022 terkait pola kesehatan di era pande 19 Webinar Teknik | Menggali Informasi BASICS Menarik dan Pengarsipan Modern fe iat aes > fake ike mc 19 ‘unmbie, te rang yang dana Dergad dengan sapy sae dan tran emg Juli Pri Baas rete ee iro pclae nice ois eoen aan oie ‘eras oie er see enter rome te 20 Webinar ey 5 | Pilato aunnusovn Ae en Summary 7 Tahun Terakhir pada Daerah Rawan Air 20 uli : 2022 i ‘ " | - a ee taenite tore sanarnmtoay —eigtHEADHRe ‘one acne stalparente 2 Pengarahan Kasatker 21 Juli 2022 22 Webinar | "Sharing = | Knowledge Serah Simpan Ke Cetak Kea PENGHIMPUNAN & PENGELOLAAN Rekam dan HASIL SERAH SIMPAN KARYA CETAK & Paten KARYA REKAM 2 MEWUJUDKAN REPOSITOR! NASIONAL Juli 2022 DRA TATAT KURNIAWATI |STAKAWAN AHL! MADYA/KOORDINATOR DEPOS'T) x KONSULTAN INDIVIDU PERENCANAAN PERUMAHAN 23 23 Juli |LIBUR | 2022 24 | 24 Juli |LIBUR 2022 5 Rapat Pleno Satker Peneyedia Perumahan Provinsi D.l Yogyakarta 25 Juli | 2022 | 26 | Pembahasan DED Rusun Politeknik Kesehatan 26 Juli 2022 27 Bimbingan Teknis PM- | | BSBG Seri } | | #06 - Tahun 2022, dengan | topik: Ketentuan Penulangan | Beton Untuk Bangunan Gedung Sesuai SNI 2847:2019 27 | dan Standar | Juli | ACL | 2022 | | : _ ae, 38 Koordinasi |" Jull | internal 2022 _ _ Pe a ena Juli Minggu 3 |_| 2022 | dana | ; - [30 | 30 {= Jui | LIBUR |__| 2022 ae 31 | 31iul 2 ee s i |LtBuUR | 2022 | Juli 2 TL.2 Sosialisasi SE Menteri PUPR 01/2022 ‘Tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau Bangunan hijau (juga dikenal sebagai konstruksi _hijau atau bangunan berkelanjutan) mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan, Meski teknologi baru terus dikembangkan untuk melengkapi praktik penciptaan struktur hijau saat ini, tujuan utamanya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak Lingkungan bangunan terhadap keschatan manusia dan lingkungan alami dengan Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien, Melindungi Kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan, Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan. Ada konsep sejenis bermama bangunan alami yang biasanya berukuran lebih kecil dan cenderung fokus pada penggunaan bahan alami yang tersedia di daerah_—sekitarnya. Konsep —yang_—lain_—_yaitu desain berkelanjutan dan arsitcktur hijau, Keberlanjutan dapat diartikan sebagai memenuhi Kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan memenuhi kebutuhan mereka. Bangunan hijau tidak secara khusus menangani masalah pembaharuan rumah yang sudah ada. Laporan U.S. General Services Administration tahun 2009 menemukan 12 bangunan yang dirancang secara berkelanjutan membutuhkan biaya yang lebih sedikit untuk beroperasi dan memiliki performa energi yang sangat baik. Selain itu, penghuni lebih puas dengan keseluruhan bangunan ini dibandingkan dengan di bangunan komersial biasa. ‘Mengurangi dampak lingkungan.{sunting | sunting sumber] Secara umum, bangunan menggunakan banyak energi, listrik, air, dan material Sektor bangunan berpotensi untuk mengurangi emisi dengan jumlah besar, tanpa atau hanya dengan sedikit biaya, Bangunan merupakan 18% emisi global saat ini, atau setara dengan 9 miliar CO2per tahun. Jika teknologi baru tidak diterapkan pada saat pertumbuhan pesat seperti sekarang, emisi dapat berlipat ganda pada tahun 2050, _ enrol Somme eee SSIES KONSULTAN INDIVIDU PEREN Nat L menurut Program Lingkungan PBB. Penerapan bangunan hijau bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan, Karena pembangunan selalu merusak tanah, tidak ‘membangun sama sekali lebih dianjurkan dibandingkan dengan bangunan hijau, dalam segi dampak lingkungan, Hal lainnya adslah bangunan harus sekecil mungkin, dan tidak berkontribusi pada rebakan kota. meskipun menggunakan konstruksi dan desain yang cfisien energi dan ramah lingkungan. Bangunan mengambil banyak lahan. Sekitar 430,000 km? lahan di Amerika telah dibangun. Badan Energi Internasional mempublikasikan bahwa bangunan yang ada saat ini menkonsumsi 40% total energi dan menghasilkan 24% emisi karbon dioksida. ‘Tujuan bangunan hijau{sunting | sunting sumber] Konsep pembangunan berkelanjutan berawal dari kris snergi (khususnya minyak fosil) dan perhatian terhadap polusi lingkungan sekitar tahun 1960an dan 1970an, Buku Rachel Carson, "Silent Spring" , dipublikasikan tahun 1962 menganggap usaha awal pembangunan berkelanjutan berhubungan dengan bangunan hijau. Gerakan bangunan hijau di Amerika Serikat berawal dari kebutuhan dan keinginan untuk penerapan pembangunan yang lebih efisien energi dan ramah lingkungan. Ada berbagai motif untuk memilih bangunan hijau, seperti lingkungan, ekonomi, dan keuntungan sosial Walaupun demikian, gerakan saat ini menginginkan sinergi dan integrasi, baik pada bangunan baru maupun renovasi pada bangunan yang sudah ada. OMPARASI OMS UTAMA OBJEKER ANTARUNDANG UNEANGSEKTOR Gamabar II.2 Sosialisasi SE Menteri PUPR 01/2022 11.3 Coofe Morning Balai Perumahan Jawa III Terkait kinerja karyawan Kinerja pegawai merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pegawai tersebut dalam pekerjaanya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu Menurut Robbins (2003) bahwa kinerja pegawai adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Dalam studi manajemen kinerja pekerja atau pegawai ada hal yang memerlukan pertimbangan yang penting sebab kinerja individual seorang pegawai dalam organisasi merupakan bagian dari kinerja organisasi, dan dapat menentukan kinerja dari organisasi tersebut. Berhasil tidaknya kinerja pegawai_ yang telah dicapai organisasi tersebut akan dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari pegawai secara individu maupun kelompok. Kinerja (ferformance) merupakan perilaku organisasional yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Kinerja seringkali difikirkan sebagai pencapaian tugas, dimana istilah tugas sendiri berasal dari pemikiran aktivitas yang dibutuhkan oleh pekerja (Gibson, 1997). Yukl (1998) memakai istilah proficiency yang mengandung arti yang lebih luas. Kinerja mencakup segi usaha, loyalitas, potensi, kepemimpinan, dan moral kerja. Profisiensi dilihat dari tiga segi, yaitu: perilaku-perilaku yang ditunjukan seseorang dalam bekerja, hasil nyata atau outcomes yang dicapai pekerja, dan penilaian- penilaian pada faktor-faktor seperti motivasi, komitmen, inisiatif, _potensi kepemimpinan dan moral kerja. Gibson (1997) mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi seperti, Kualitas, efesiensi, dan kriteria efektifites Ininya. Kinerja merefleksikan seberapa baik dan seberapa tepat seorang, individu memenuhi permintaan pekerjaan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, kinerja dipandang sebagai hasil yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Berhasil tidaknya kinerja yang telah dicapai oleh KONSULTAN INDIVIDU PEREN organisasi dipengaruhi oleh tingkat kinerja pegawai secara individu maupun kelompok, dimana kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi yang tergantung dengan ukuran kinerja secara umum, kemudian diterjemahkan kedalam penilaian perilaku secara mendasar yang dapat meliputi berbagai hal yaitu: kuantites pekerjaan, kualitas pekerjaan, pendapat atau pernyataan yang disampaikan, keputusan yang diambil dalam melakukan pekerjaan dan deskripsi pekerjaan. Untuk mengukur kinerja secara individual, McKenna dan Beech (1995) ada beberapa indikator, indikator- indikator dari kinerja yang sering dipergunakan untuk menilai kinerja individu pegawai menurut McKenna dan Beech adalah: { Pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pada pekerjaan/kompeten f Sikap kerja, diekspresikan sebagai antusiasme, komitmen dan motivasi f Kualitas pekerjaan f Interaksi, misalnya keterampilan komunikasi dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dalam satu tim. Kepuasan Kerja Seseorang yang memiliki kepuasan kerja tinggi akan memperlihatkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, sedangkan seseorang yang tidak puas akan memperlihatkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu sendiri (Robbins, 2003). Menurut George dan Jones (2002), kepuasan kerja adalah perasaan yang dimiliki oleh pegawai tentang kondisi tempat kerja merka saat ini. Kemudian menurut Church (1995), kepuasan kerja merupakan hasil dari berbagai macam sikap (attitude) yang dipunyai seorang pegawai Dalam hal ini yang dimaksud dengan sikap tersebut adalah hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan beserta faktor-faktor yang spesifik seperti pengawasan/supervisi, gaji dan tunjangan, kesempatan untuk mendapatkan promosi atau kemaikan pangkat, kondisi kerja, pengalaman kerja, hubungan sosial di dalam pekerjaan yang baik, penyelesaian yang cepat terhadap keluhan-keluban dan perlakuan yang baik dari pimpinan terhadap pegawai. McNesee Smith (1996) yang mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan pekerja atau pegawai terhadap pekerjaanya, hal ini merupakan sikap umum terhadap pekerjaan yang didasarkan penilaian aspek yang berada dalam pekerjaan. Sikap seseorang terhadap pekerjaan_ menggambarkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan juga harapan dimasa mendatang. Kepuasan kerja seorang pegawai tergantung karesteristik pegawai dan situasi pekerjaan. Setiap pegawai akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dalam dirinya.. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan zal RAISE TIES JMAHAN 16 kepentingan dan harapan pegawai tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya dan sebaliknya. Vroom (1964) dalam Luthan (2005) menggambarkan ‘kepuasan kerja sebagai sikap positif terhadap pekerjaan pada diri seseorang. Bukti-bukti penelitian terhadap kepuasan kerja dapat dibagi menjadi beberapa katagori seperti, kepemimpinan, kebutuhan psikologis, penghargaan atas usaha, manajemea ideologi dan nilai-nilai, faktor-faktor rancangan pekerjaan dan muatan kerja. Selanjutnya, menurut Locke (1976) dalam Luthan (2005) kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosional positif dan menyenangkan yang dihasilkan dari peailaian pekerjaan atau pengalaman kerja. Locke membagi sembilan dimensi pekerjaan yang merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya dan memiliki kontribusi yang kuat terhadap kepuasan kerja, yaitu pekerjaan itu sendiri, pembayaran, promosi, peng-akuan, benefit, kondisi kerja, supervisi, rekan sekerja, dan perusahaan (manajemen). Berdasarkan Luthan (2005), kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi pegawai mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting. Misalnya, jika anggota organisasi merasa bahwa mereka bekerja terlalu keras daripada yang lain dalam depertemen, tetapi menerima penghargaan lebih sedikit, maka mereka mungkin akan memiliki sikap negatif terhadap pekerjaan, pimpinan, dan atau rekan kerja mereka Mereka tidak puas. Sebaliknya, jika mereka merasa bahwa mereka diperlakukan dengan baik dan dibayar dengan pantas, maka mereka mungkin akan memiliki sikap positif terhadap pekerjaan mereka. Mereka merasa puas. Sedangkan Luthan (2005) membagi dimensi-dimensi pekerjaan yang memiliki hubungan dengan kepusan kerja yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, pengawasan, kondisi kerja dan rekan kerja. Berdasarkan uraian diatas, terlihat ada enam dimensi serupa dalam penelitianpenelitian yang dilakukan oleh Church, Luthan, dan Locke tersebut, sehingga dimensi-dimensi ini dianggap paling mempengaruhi kepuasan kerja yang dinginkan. Keenam dimensi tersebut adalah pekerjaan itu sendiri, gaji/tunjengan, kesempatan promosi, pengawasan, Kondisi kerja dan rekan kerja. J PERENCANAAN PERU Gambar 11.3 Coofe Morning Balai Perumahan Jawa II] Terkait kinerja karyawan 11.4 Teknologi Pengolahan Sampah Kota ‘Teknologi pengolahan sampah sangat berpengaruh bagi kenyamanan dan kesehatan manusia, Bagaimana suatu daerah atau tempat menerapkan teknologi pengolahan sampah ini dengan tepat guna dan sebaik-baiknya.Seperti yang kita ketahui dan kita rasakan, sampah yang dibuang begitu saja tentunya akan mencemari lingkungan hidup. Menimbukan efek tidak nyaman, bahkan efek serius yang mungkin ditumbulkan seperti datangnya pencakit dan keracunan. Untuk itu, sangat dibutuhkan adanya penerapan dan penggungan teknologi pengolahan sampah. Teknologi dalam proses pengolahan sampah ini menggunakan beberapa cara: 1. Teknologi incenerator atau pembakaran Teknologi pembakaran akan menghasilkan logam bekas atau uap yang dapat difungsikan kembali sebagai pembangkit listrik. Teknologi recycling (daur ulang) ‘Teknologi ini pada prinsipnya mengubah sampah yang dapat didaur ulang menjadi barang baru yang bermanfaat. 3, ‘Teknologi composting (pengompesan) Teknologi pengomposan mengubsh sampah organik menjadi kompos. ‘Teknologi Pengolahan Sampah Perkotaan | ar cS RSS SR EIST Mengolah sampah di perkotaan menjadi tantangan sendiri bagi pemerintah kota ‘Untuk itu, perlu adanya kerjasama antara pemerintah kota dan masyarakat. Mengurangi konsumsi, dan melakukan aktivitas yang dapat menghasilkan sampah di kemudian hari adalah salah satu cara paling sederhana yang dapat mengurangi masalah sampah. Slain menggunakan teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan, teknologi pengolahan sampah perkotaan juga harus didukung menggunakan model TPA dengan standar internasional supaya lingkungan perkotaan tidak terganggu. Di samping itu, pengolahan sampah di perkotaan menggunakan teknologi tepat guna pengolahan sampah, Misalnya saja, menerapkan teknologi incenerator, recycling, dan composting seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Teknologi Sederhana Tepat Guna Pengolahan Sampah ‘Teknologi tepat guna sederhana pengolahan sampah merupakan suatu cara, alat, dan proses dalam memanfaatkan teknolgi secara sederhana, sehingga bermanfaat bagi manusia. Cara tersebut seperti halnya menerapkan sistem 3R, yaitu: reduce, mengurangi segala sesuatu/aktivitas/konsumsi yang dapat menghasilkan atau menimbulkan sampah di kemudia hari, Resue, tidak membuang barang-barang dan memanfaatkan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan. Recycle, mendaur ulang barang-barang bekas seperti, botol plastik, kaleng makanan, kertas, kardus, dan benda-benda lainnya’ yang dapat diolah kembeli menjadi barang yang dapat digunakan. Contoh penggunaan teknologi tepat guna sederhana pengolahan sampah, antara Jain: recycling atau pembakaran, teknik pengomposan, minicomposter yang digunakan untuk fermentasi sampah organik menjadi kompos. ‘Tindakkan sederhana sebagai bentuk implementasi teknologi tepat guna sederhana pengolahan sampah yang dapat dilakukan di rumah adalah membuat kompos dari limbah sampah organik rumah tangga. ‘Teknologi Pengolahan Sampah Modern ‘Teknologi pengolahan sampah modern Kini berkembang pesat. Para ahli terus berusaha mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah sampah yang ada dan tidak berkesudahan. Salah satu penggunaan teknologi pengolahan sampah modern adalah mengubah sampah organik manusia menjadi sumber energi. ese TN SSSA NSULTAN INDIVIDU PERENCANAAN PERUMAHAN Selain itu, implementasi teknologi hypotermal yang ramah lingkungan tidak lama ini juga teh digunakan, Teknologi hypotermal mengubah sampah menjadi bahan bakar batu bara, pupuk, dan makanan ternak Cara kerja teknologi hypotermal adalah dengan memasukan bahan mentah ke dalam ‘mesin reaktor, kemudian dilakukan proses penyuntikan uap jenuh dengan suhu 200°C dan 2Mpa. Kemudian proses pengadukan selama kurang lebih 2 jam. Setelah proses pelepasa uap, maka dihasilkan produk yang homogen atau sejenis. Produk homogen int akan mempermudah proses pengeringan. Dengan membaca ulasan singkat di atas, kita telah mengetahui beberapa teknologi yang bisa digunakan untuk pengolahan sampab. ‘Mulai dari teknolgi pengolahan sampah sederhana, sampai teknologi penolahan sampah modern. Itulah semua yang mengeanai penggunaan teknologi pengolahan sampah Peo ey We ae Ala Mayoritas sampah berasal dari Sebagian besar sampah merupakan 5) Gambar II.4 Teknologi Pengolahan Sampah Kota ILS Coofe Morning Balai Perumahan Jawa III terkait pola makan di era pandemi Pandemi COVID-19 di Indonesia adalah salah satu bagian dari pandemi coronavirus 2019 yang sedang berlangsung sampai sekarang. Virus ini pertama kali ditemukan pada akhir bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok, China. Coronavirus sendiri dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respirstory Syndrome (MERS) Dengan meningkatnya pandemi covid-19 menyebabkan krisis keschatan di dunia, comavirus dapat menyerang berbagai golongan usia, mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, orang dewasa maupun golongan lansia, Penyebaran virus covid sendiri sangat sedethana seperti batuk, bersin, menyentuh barang yang sudah terkontaminasi dan sebagainyo, Untuk mencegah penyebaran virus ini harus diimbangi dengan sistem imun yang kuat, salah satunya dengan meningkatkan pola hidup dengan makanan yang schat, bergizi dan seimbang. Panduan pola mekanan bergizi dan seimbang selama pandemt virus corona, menurut Kementrian Kesehatan RI adalah sebagai berikut Makan dengan komposisi lengkap Konsumsi mekanan dengan komposisi yang engkap untuk memenuhi asupan nutri, “Piring Makanku” merupakan salah satu pedoman dari Kementrian Keschatan, Pedoman tersebut, menyarankan untuk maken yang tidak sekedar mengenyangkan. Tetapi juga mengusahakan pada saat makan dipiring tersedia buah-buahan, sayur-sayuran, dan berisi karbohidrat serta protein ‘Membatasi asupan lemak, gula dan garam Dalam masa pandemi ini, banyak orang yang merasa stress Karena larangan-larangan pemerintah dalam mengatasi masa pandemi yang mengharuskan untuk tetap berada dirumah, Maka dari itu banyak orang yang melampiaskannya dengan makanan. Akibatnya konsumsi gula, lemak, garam, dan kalori yang jadi tidak terkontrol. ‘Memenuhi kebutuhan cairanMencukupi kebutuhan cairan tubuh juga penting dalam ‘menjaga daya tahan tubuh kita. Jaga tubuh kita agar tidak dehidrasi dengan minum air putih setidaknya 6-8 gelas per hari dan usahakan untuk menghindari mengonsumsi minuman yang mengangung gula. Jaga kebersihan makananDalam keadaan apapun kebersihan sangat penting dalam menyiapkan makanan untuk mencegah penularan penyakit lewat makanan. Seperti saat perbelanja bahan makanan atau menerima makanan kita diharuskan untuk berinteraksi dengan jarak dekat dengan orang lain, padahal virus corona sendiri memiliki resiko penularan yang lebih tinggi dengan berinteraksi dalam jarak dekat dengan orang lain Oleh karena itu kita harus pandai-pandai menjaga kebersihan makanan itu sendiri Menjaga pola makan yang sehat bergizi dan seimbang sangat penting untuk membantu menjaga sitem daya tahan tubuh agar tidak tertular virus covid-19. Selain menjaga pola makan yang sehat bergizi dan seimbang, kita juga harus mematuhi tata tertib cara mencegah virus corona. Seperti rajin mencuei tangan dengan sabun dan tetap tinggal dirumah, bila terpaksa harus keluar rumah pastikan untuk memakai masker, dan selalu mematuhi protokol kesehatan yang ada. Gambar [1.5 Coofe Morning Balai Perumahan Jawa III terkait pola makan di era pandemi 116 Strategi Penyelenggaraan Perumahan Mewujudkan 100% Smart Living" Penjelasan Program ‘Tuntutan komplcksitas di perkotaan seperti masalah pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, kemacetan, kemiskinan, kriminalitas, bencana alam dan sebagainya harus dapat dicari pemecahannya dalam konsep kota/Kabupaten _Pintar. Kota/Kabupaten Pintar diharapkan menjadi jawaban dari beragam permasalahan tersebut. Konsep Kota Pintar harus dapat memberikan dukungan pelayanan dasar bagi masyarakat luas yang disesuaikan dengan kondisi karakteristik daerah dan kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut. Visi pembangunan Kota/ Kabupaten Pintar adalah tereiptanya kesatuan kota hijau yang berdaya saing dan berbasis teknologi didukung sinergi smart economy, smart people, smart government, smart mobility dan smart living, Tujuan ‘Adapun Target atau tujuan pembangunan Kota’ Kabupaten Pintar (Smart City), antara lain: 1. Sebuah kota/Kabupaten berkinerja baik dengan berpandangan ke dalam ekonomi, penduduk, pemerintahan, mobilitas, lingkungan hidup 2. Sebuah kota/Kabupate yang mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan pengelolaan gedung. Dengan begitu dapst mengoptomalkan sumber daya yang dimilikinya _serta_ merencanakan pencegahannya. Kegiatan pemeliharaan dan keamanan dipercayakan kepada penduduknya, 3. kota/Kabupaten pintar dapat menghubungkan infrastuktur fisik, infrastruktur IT, infrastruktur social, dan bisnis infrastuktur untuk meningkatkan pembangunan kota/ kabupaten, 4, kota/Kabupaten pintar membuat kota lebih efisien dan layak huni 5, Penggunaan smart computing untuk membuat smart city dan fasilitasnya meliputi pendidikan, keschatan, keselamatan umum, transportasi yang lebih pintar, saling berhubungan dan efisien. Konsep Smart city merupakan salah satu konsep pengembangan kota/Kabupaten berdasarkan prinsip teknologi informasi yang dibuat untuk kepentingan bersama secera efeketif dan efisien. Dalam penerapan konsep smart city, terdapat beberapa unsur yang, perlu dikembangkan, salah satunya adalah Smart Government, Konsep smart government menyangkut salah satu unsur penting perkotaan, yaitu badan / instansi pemerintahan yang dikembangkan berdasarkan fungsi teknologi informasi agar dapat diakses oleh yang berkepentingan secara efektif dan efisien, Contohnya adalah realisasi E-KTP di Indonesia. Konsep smart government ini memiliki prinsip dasar yang dijadikan acuan dalam penerapan konsep smart city, yaitu : 1. Mengkolaborasikan dan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat |. Mengembangkan operasional agar lebih efisien Meningkatkan managemen organisasi, sumberdaya manusia, dan infrastruktur 2. 3 4. Membuat system database yang dapat diakses secara umum 5, Mengolah informasi data yang up-to-date (real time) 6. . Menggunakan teknologi yang mutakhir Neen ee el NSULTAN INDIVIDU PERENCANAAN PERUMAHAN 7. Adanya koordinasi antara stakeholders Salah satu focus Pembangunan smart city 2017-2020, yakni: Penyediaan bantuan teknis disedikitnya Lima Puluh kota/Kabupaten di Tahun 2018, hingga tercapainya seratus (100) Kota Pintar (Smart City) di tahun 2019. Adapun strategi yang akan dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, antara lain: 1. Mewujudkan sitem, peraturan dan prosedur dalam birokrasi_pemerintahan kota/Kabupaten yang tanggap terhadap kebutuban masyarakat kota. Meningkatkan kapasitas kepemimpinan kota/Kabupaten yang visioner dan inovatif serta aparatur pemerintah dalam membangun dan mengelola kota/Kabupaten berkelanjutan. 3, Menyerdahanakan proses perijinan dan pelayanan bagi masyarakat dan pelaku usaha. 4. Membangun dan mengembangkan kelembagaan dan kerjasama pembangunan antar kota/Kabupaten. 5. Mengembangkan dan menyediakan basis data informasi dan peta perkotaan yang terpadu_ dan mudah diakses. 6. Meningkatkan peran aktif swasta, organisasi masyarakat sipil, assosiasi profesi, dalam menyusun kebjjakan, perencanaan, dan pembangunan kota berkelanjutan. Gambar II.6 Strategi Penyelenggaraan Perumahan Mewujudkan 100% Smart Living" Mitigasi Bencana Pada Perumahan Mitigasi bencana alam bidang perumahan dan kawasan permukiman dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman harus memperlihatkan : 1. Pemilihan lokasi, dilakukan melalui : Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan/atau rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. Bukan kawasan lindung, dan Tidak pada zona dengan tingkat kerawanan bencana tinggi 2. Pembatasan intensitas penggunaan lahan melalui Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Luas Bangunan (KLB), Koefisien Daerah Hijau (KDH), ketinggian bangunan, dan kepadatan bangunan. 3. Peta mikrozonasi bencana alam pada lokasi perumahan dan kawasan permukiman. 4, Struktur konstruksi bangunan, bahan bangunan sesuai kearifan lokal STRATEGI PENGURANGAN RESIKO BENCANA (KEMENTERIAN PUPR) 1. Tahap Perencanaan Memperhitungkan risiko bencana dalam —perencanaan, _pemrograman, penganggaran, pembangunan infrastruktur dengan penekanan pada mitigasi dan adaptasi bencana agar resiko bencana sudah diantisipasi. Menerapkan sertifikasi desain yang dikeluarkan oleh komite yang anggotanya berasal dari gabungan profesional dan pemerintah agar dihasilkan desain infrastruktur yang benar, sesuai dengan kriteria- icriteria, standar perencanaan. 2. Tahap Pengembangan Menerapkan standar pengawasan yang ketat agar pembangunan infrastuktur dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan perencanaan. Menerapkan sertifikasi operasi agar agar infrastruktur dimanfaatkan dengan tepat sesuai dengan perencanaan. 3. Tahap Pengelolaan Melakukan pemeliharaan dan pengoperasian infrastruktur yang memadai agar kondisinya baik sehingga dapat berfungsi secara optimal. Memberlakukan status Kesiapsiagaan bencana, melakukan tindakan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi untuk menjamin terpenuhinya layanan publik. RENCANA INDUK PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2020-2044 (PERATU PRESIDEN RI NO 87 TAHUN 2020) JLTAN INDIVIDU PERENCANAAN 1, Tujuan dan Sasaran Penanggulangan Bencana Tujuan penanggulangan bencana tahun 2020-2044 adalah “meningkatkan etangguhan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menghadapi bencana, serta mengurangi risiko bencana dalam jangka panjang”. Tujuan penanggulangan bencana tahun 2020-2044 akan dicapsi pada akhir tahun 2044 melalui sasaran berikut : ‘Terwujudnya kerangka peraturan perundang-undangan yang kuat dan keterpaduan kelembagaan yang adaptif dalam penanggulangan bencana, ‘Tercapainya peningkatan investasi kesiapsiagaan dan pengelolaan risiko bencana sesuai dengan proyeksi peningkatan risiko bencana ‘Terwujudnya peningkatan kualitas tata kelola penanggulangan bencana yang profesional, transparan, dan akuntabel. ‘Terwujudnya penanganan darurat benana yang cepat dan andal. ‘Tercapainya pemulihan infrastruktur, pelayanan publik, dan penghidupan masyarakat pascabencana yang lebih baik dan lebih aman. 2. Kebijakan Penang Kebijakan penanggulangan bencana 2020-2044 sebagai berikut Penguatan peraturan perundang-undangan penanggulangan bencana yang efektif ngan Beneana dan efisiea. Peningkatan sinergi antar kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana, Penguatan investasi pengelotaan risiko bencana sesuai dengan proyeksi peningkatan risiko bencana dengan memperhatikan tata ruang dan penataan kawasan, Penguatan tata kelola penanggulangan bencana yang semakin profesional, transparan, dan akuntabel. Peningkalan kapasitas dan kapabilitas penanganan kedaruratan bencana yang cepat dan andal. Percepatan pemulihan pasca bencana pada daerah dan masyarakat terdampak bencana untuk membangun kehidupan yang lebih baik. 3. Kebijakan pereepatan pemulihan pasca bencana pada daerah dan masyarakat terdampak bencana untuk membangun kehidupan yang lebih baik, dilakukan dengan strategi: Mengoptimalkan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana berdasarkan tata ruang yang peta risiko beneana, Meningkatkan kualitas penghidupan ‘masyarakat terdampak bencana yang lebih baik. Mewujudkan infrastruktur, perumahan, RSS A ARE STIS dan permukiman berketahanan bencana. Meningkatkan kualitas pemulihan sosial ekonomi, sumber daya alam, dan lingkungan hidup. PERATURAN ZONASI 1. Peraturan zonasi terdiri dari dua bagian (Levy, 1997), yaitu a Teks peraturan zonasi_ untuk tiap zona, yang umumnya meliputi Persyeratan lay-outtapak (mencakup antara lain: luas persil minimal, lebar dan panjang persil minimal, minimal sempadan (depan, samping, belakang), building coverage stau maksimum % tapak yang tertutup bangunan, jalan masuk ke persil, syarat perparkiran, dan aturan ukuran dan penempatan papan nama; Persyaratan karakteristik bangunan, mencakup antara lain tinggi maksimum, jumlah lantai maksimum, Foor Area Ratio (FAR) atau jumlah luas lantai berbanding dengan luas persil; Guna bangunan yang diizinkan; Prosedur perizinan (pengajuan, penilaian dan keputusan naik banding dan sebagainya), Peta zonasi. Pembagian wilayah kota atau daerah menjadi beberapa kawasan atau zona peruntukan dapat terlihat jelas dalam peta zonasi. Peraturan zonasi juga mencakup substansi penanggulangan dampak yaitu : Penanggulangan pencemaran lingkungan. Development impact feessebagai-alat’ © untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan fisik (sarana dan prasarana_umum), mengendalikan pembangunan dan untuk mengatasi konflik politik. Traffic impact assessment yang menganalisis dampak alu lintas akibat pengembangan atau kegiatan baru. Berkaitan dengan penerapan perturan zonasi di kawasan bencana, peraturan an Natalivan, 2005) : Sebagai perangkat pengendalian pembangunan pada wilayah rawan bencana. zonasi memiliki beberapa fungsi yaitu (Zukai Peraturan zonasi yang lengkap akan memuat prosedur pelaksanaan pembangunan sampai ke tata cara pengawasannya. Ketentuan-ketentuan yang ada karena dikemas menurut penyusunan perundangan yang baku dapat menjadi landasan dalam penegaksn hukum bila terjadi pelanggaran, Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional. Ketentuan/peraturan zonasi menjadi dasar dalam penyusunan rencana tata ruang yang operasional, Karena memuat ketentuan tentang penjabaran reneana yang bersifat sub makro sampai pada rencana yang rinci sehingga dapat menjadi panduan teknis pemanfaatan lahan/ruang. PEMBAGIAN PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENANGANAN KEBENCANAAN 1. Masyarakat ‘Masyarakat sebagai pelaku awal penanggulangan bencana sekaligus sebagai korban bencana harus mampu dalam batasan tertentu menangani bencana sehingga diharapkan bencana tidak berkembang ke skala yang lebih besar. 2. Swasta eran swasta akan sangat berguna bagi peningkatanketahanan dalam menghadapi bencana misalnya pemberian bantuan darurat. 3, Lembaga Non-Pemerintah Dengan koordinasi yang baik, lembaga non pemerintah dapat memberikan ontribusi dalam upaya penanggulangan beneana. 4, Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian Penanggulangan bencana dapat efektif dan efisien bila dilakukan berdasarkan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat. 5. Media Media memiliki kemampuan besar untuk membentuk opini publik. Oleh karena itu peran media sangat penting dalam hal membangun ketahanan masyarakat menghadapi bencana melalui kecepatan dan ketepatan dalam memberikan informasi kebencanaan. STRATEGI PENANGANAN BENCANA 1. Perlunya penggunaan teknologi dalam penanganan kebeneanaan Mengambil contoh studi kasus negara Jepang yang menangani bencana alam banjir dan tsunami dengan menggunakan teknologi yang mereka ciptakan yaitu MOWLAS, dimana sistem pendeteksi bencana mampu menjangkau seluruh daratan dan kawasan laut di sekitar Jepang. MOWLAS diklaim mampu mendeteksi berbagai frekuensi getaran bumi secara langsung, dan bisa memberi peringatan bencana hingga 20 menit sebelum kejadian, Dengan demikian, saat terjadi gempa atau tsunami, masyarakat memiliki cukup tambahan waktu untuk melakukan_ evakuasi dan meminimalisir korban 2, Perlunya edukasi kebencanaan bagi masyarakat ERE ERUMAH) 8 Dalam menghadapi encaman bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci keselamatan Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Banyak upaya kesiapsiagaan bermanfaat dalam berbagai situasi bencana. Beberapa upaya penting untuk kesiapsiagaan adalah : ‘Memahami bahaya di sekitar ‘Memahami sistem peringatan dini setempat, Mengetahui rute evakuasi dan rencana pengungsian, Memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi secara cepat dan mengambil inisiatif tindakan untuk melindungi diri. Memiliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga dan mempraktekkan rencana tersebut dengan latihan. ‘Mengurangi dampak bahaya melalui latihan mitigasi. ‘Melibatkan diri dengan berpartisipssi dalam pelatihan. 3,Mewujudkan ketahanan komunitas (community regeneration/resilience) Twigg (2007) menerangkan bahwa resilience (ketahanan) mencakup tiga pengertian, yaitu Kapasitas untuk menyerap tekanan atau kekuatan-kekuatan yang menghancurkan, melalui perlawanan atau adaptasi. Kapasitas untuk mengelola, atau mempertahankan fungsi-fungsi dan struktur-struktur dasar tertentu, selama kejadian kejadian yang mendatangkan bahaya, Kapasitas untuk memulihkan diri atau ‘melenting balik” setelah suatu kejadian. Mengingat dampak signifikan bencana alam, penting untuk menentukan tingkat risiko bencana di suatu negara atau dacrah. Pemahaman mendalam tentang masalah ini akan membantu pemerintah untuk mengembangkan kerangka kerja atau kebijakan yang komprehensif meminimalkan dampak negatif dari bencana. Selain itu, pemahaman akan tingkat risiko juga harus ditindaklanjuti denganperilaian tingkat ketahanan untuk ‘mengatasi bencana, Seperti yang disebutkan oleh Mayunga (2007) ketahanan bencana adalah kapasitas atau kemampuan sebuah komunitas untuk mengantisipasi, mempersiapkan, merespons, dan pulih dengan cepat dari dampak bencana. Selanjutnya ketahanan bencana serta vitalitas ekonomi, kualitas Jingkungan, persamaan sosial dan antar generasi, kualitas hidup, dan proses partisipatif adalah enam prinsip Keberlanjutan (University of Colorado, 2006). _ acs eA SD TS RSET RUMAHAN Gambar IL7 Mitigasi Beneana Pada Perumahan 1.8 Pembahasan DED Rusun Politeknik Kesehatan D. I Yogyakarta Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan ‘Yogyakarta atau Polkesyo adalah perguruan tinggi yang berada di Sleman, Yogyakarta dengan penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan berstrata Diploma 11, Diploma IV dan Profesi, di bawah naungan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Politeknik Kesehatan adalah Unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah Kepala Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) dan sehari-hari bertanggung jawab ke Pusdik SDM Kesehatan. Pembinaan dilakukan oleh Kepala Pusdik SDM Kesehatan. Politeknik Keschatan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan profesional dalam program diploma III dan diploma TV sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku Sejarah Polktekes berdiri sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia No.: 298/Menkes-Kessos/SK/TV/2001 POLTEKKES merupakan fusi dari 6 Akademi Kesehatan Depkes RT yang ada di Yogyakarta vyaitu: {Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta. (AKK) di Ngadinegaran. 2.Akademi Gizi Yogyakaria (AKZI) di Banyuraden 3.Akademi -Kebidanan Yogyakarta. © (AKBID) ~—di-_—- Mangkuyudan. 4, Pendidikan Ahli Madya Keperawatan Yogyakarta (PAM Keperawatan) di Banyuraden S.Akademi ‘Kesehatan Gigi_-—-Yogyakarta. © (AKG) ~—di_—_—~Pingit 6. Akademi Kesehatan Lingkungan Yogyakarta (AKL) di Banyuraden. Sesuai dengan tugas pokoknya, POLTEKKES Yogyakarta menyelenggarakan pendidikan profesi keschatan setara D-Ill dan D-IV dalam keablian Analis Kesehatan, Gizi, Kebidanan, Keperawatan, Keperawatan Gigi dan Kesehatan Lingkungan. Kampus A. Kampus Pusat Kampus Pusat Polkesyo terdapat di Jalan Tatabumi No. 4 Banyuraden, Gamping Sleman, DI Yogyakarta, Kampus Pusat terdapat 3 Jurusan yaitu Jurusan Keperawatan, Jurusan Kesehatan Lingkungan dan Jurusan Gizi B. Kampus Ngadinegaran Kampus Ngadinegaran tepatnya di Jalan Ngadinegaran MJ III/No 62, Kota Yogyakarta ditempati oleh Jurusan Analis Kesehatan, Polkesyo. C. Kampus Mangkuyudan Kampus Mangkuyudan berada di Jalan Mangkuyudan MJ 111/304, Mantrijeron, ‘Yogyakarta. Kampus ini ditempati oleh Jurusan Kebidanan. D. Kampus Pingit Kampus Pingit berada di Jalan Kiyai Mojo No. 56, Bener, Kecamatan Tegal Rejo, Kota Yogyakarta. Kampus ini ditempati oleh Jurusan Kesehatan Gigi Fasilitas 1. Tanah 127.054. m2 2. Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 70.035, m2 3. Lab. Bahasa beserta kelengkapannya 40 unit _ Rr cP SSE TA SSD ULTAN INDIVIDU PERENCANAAN PERL AN 4, Lab, Komputer beserta kelengkapanya 40 unit 5, Perpustakaan beserta kelengkapannya 7 unit 6. Asrama: 3 unit, (kapasitas= 925 orang) 7. Lab. Kesehatan Gigi dan Klinik Gigi 8. Lab, Anatomi Fisiologi 9. Lab. Klinik Keperawatan 10. Lab, Teknik Radiologi 11. Lab. Kimia 12. Lab. Kuliner beserta kelengkapanya 13. Bank Sampah 14. Auditorium Graha Bina Husada 15. Klinik Kesehatan: Program Studi 1. Jurusan Analis Kesehatan a, Prodi D3 Analis Kesehatan b. Prodi D4 Analis Kesehatan 2. Jurusan Gizi a, Prodi D3 Gizi b, Prodi Sarjana Terapan Gizi 3. Jurusan Kebidanan a, Prodi D3 Kebidanan . Prodi Sarjana Terapan Kebidanan 4, Jurusan Keperawatan a Prodi D3 Keperawatan (Peringkat Akreditasi LAMPT-Kes A berdasarkan SK LAM- PTKes No. 0124/LAM-PTKes/Akr/Dip/X1/2015) _ ae oT ENE I EMRE TNT KONSULTAN INDIVIDU PERENCANAAN PERUMAHAN 2 b. Prodi D4 Keperawatan (Peringkat Akreditasi LAMPT-Kes A berdasarkan SK LAMPT- Kes No. 0506/LAM-PTKes/Akr/Dip/I'V/2016) saat ini berganti nama menjadi Prodi Sarjana Terapan Keperawatan c. Prodi Pendidikan Profesi Ners d. Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi 5. Jurusan Keperawatan Gigi a. Prodi D3 Keperawatan Gigi b, Prodi D4 Keperawatan Gigi 6, Jurusan Kesehatan Lingkungan a. Prodi D3 Kesehatan Lingkungan b. Prodi D4 Kesehatan Lingkungan — a eeee vane eee eBanon esraxaiey Gambar IT.8 Pembahasan DED Rusun Politeknik Kesehatan D. | Yogyakarta 11.9 Bimbingan Seri 6 BSBG Ketentuan Penulangan Beton Untuk Bangunan Gedung Sesuai SNI 2847:2019 dan Standar ACL. Struktur gedung tahan gempa 2. Baja Tulangan 3. Ketentuan Umum Beton Bertulang a. Material Beton b. Selimut Beton c. Jarak Tulangan Maks dan Min d. Tulangan susut e. Panjang penyaluran dan Lewatan 4. DETAIL PENULANGAN ELEMEN STR UTAMA: a. Balok b. Kolom c. Dinding Struktural e. Balok Kopel @ Struktur Tahan Gempa 0 KDS ~Kategori Desain Seismik dan Sistem Struktur. ‘Ada beberapa aspek Perencanaan Struktur Gedung Tahan Gempa yang perlu diperhatikan, yaitu, 1. Beban gempa dan perkembangan Ilmu Rekayssa Geoteknik 2. Perkembangan material beton dan baja tulangan 3. Perkembangan Analisis dan Program Komputer 4. Seismic detailing of steel rebar on bulidings Aspek ke-4 yaitu “Seismic detailing of steel rebar on bulidings” ~ Detail penulangan beton akibat beban gempa Kuat berdasarkan Codes SNI 2847-2019 dan ACI 315-2018, ACI 318-2019 Merupakan bagian dari Perencanaan Struktur Gedung Tahan Gempa, Dalam perencanaan struktur tahan gempa minimal ada tiga parameter yang harus ditinjau dalam menentukan sistem struktur, yaitu: 1. Ketinggian Gedung 2. Lokasi gedung yang akan dibangun 3. Fungsi bangunan Ketinggian Gedung IMB -Provinsi DXKI Jakarta ada ketentuan tentang ketinggian bangunan, yaitu: 1) H <8 lantai termasuk bangunan rendah maka IMB melalui wilayah kota (Low control ) 2) H >= 8 lantai termasuk bangunan tinggi maka IMB melalui pusat dan diperiksa oleh TPKB ~ Tim Penasehat Konstruksi Bangunan yang sckarang berubah menjadi TABG — Tim Abli Bangunan Gedung, (High control ). Lokasi gedung yang akan dibengun Lokasi gedung yang akan dibangun menentukan parameter KDS — kategori desain seismik, memberikan penjelasan mengenai KDS menjadi 3 level kategori, yaitu; 1. KDS A, B wilayah resiko gempa rendah (low seismic risk) 2. KDS C wilayah resiko gempa menengah (moderate seismic risk) 3. KDS D, E, F wilayah resiko gempa tinggi (high seismic risk) (Taranath, 2010) Parameter KDS ini yang menentukan type struktur. Fungsi bangunan Fungsi bangunan akan menentukan Kategori Resiko dan Faktor Keutamaan (Ie) sesuai dengan SNI 1726-2019 pasal 4.1. tabel 3 Kategori Resiko | Ie=1.0 Kategori Resiko Il Ie=1.0 Kategori Resiko III Ie=1.25 Kategori Resiko IV Ie=1.50. Sistem rangka beton bertulang: SRPMB - Sistem Rangka Penahan Momen Biasa SRPMM - Sistem Rangka Penahan Momen Menengah SRPMK - Sistem Rangka Penahan Momen Khusus Untuk lokasi bangunan pada KDS D, E, dan F harus memakai sistem struktur SRPMK, tidak boleh memakai SRPMM atau SRPMB. Perhitungan struktur gedung tahan gempa umumnya memakai program computer, ETABS, SAP 2000, SANPRO, MIDAS, dengan metode linier, nonlinier, time history, NLTH....Pada ujungnya nanti akan keluar gambar DED detail engineering desain, eral PERUMA 34 dan Standards: tentunya harus mengikuti detail penulangan beton sesuai dengan Codes SNI 1726-2029 dan SNI 2847-2029. Baja Tulangan Pemakaian nomenklatur BTP dan BITS pada SNI 2052-2002 dan 2017 adalah: BjTP = Baja Tulangan Polos BjTS = Baja Tulangan Sirip Dalam paraktek, gambar desain dari Konsultan Perencana masih menggunakan nomenklatur: BJTP = Baja Tulangan Polos dengan notasi @ BJTD = Baja Tulangan Deform (Ulir) dengan notasi D Contoh: 16 > tulangan polos diameter 16 mm D16 -> tulangan ulir diameter 16 mm Menurut SNI 2052-2017 penulisan diameter tulangan $16 -> tulangan sirip (ulir) diameter 16 mm. are =o = Gambar IL.9 Bimbingan Teknis Bimbingan Seri 6 BSBG

Anda mungkin juga menyukai