SKRIPSI
Disusun Oleh:
WENDY PRATAMA
1810104065
RADEN FATAH
PALEMBANG
2022
ABSTRAK
Pada saat ini ada banyak bentuk lelang yang bisa dilakukan salah satunya
adalah lelang yang dilakukan melalui media virtual (lelang online). Lelang seperti
ini pada dasarnya dilakukan melalui media virtual apapun seperti media sosial
layaknya Facebook atau Instagram maupun komersial layaknya E-Bay atau situs
lelang online lainnya. Fenomena lelang online inilah yang menjadikan kegiatan
lelang lebih bervariasi dan banyak melakukan improvisasi terlebih mengenai usaha
untuk memenangkan kegiatan lelang online dengan melakukan sniping. Sniping
merupakan sebuah penawaran dengan jumlah tertentu pada menit atau detik waktu
lelang berakhir. Penelitian ini sejatinya hendak mengkaji perilaku sniping dalam
perspektif hukum ekonomi syariah. Penelitian ini berjudul “Analisis Hukum
Ekonomi Syariah terhadap Sniping pada Lelang Online di Media Sosial
Facebook”. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1). Bagaimana mekanisme sniping pada lelang online di media sosial Facebook?;
2). Bagaimana analisis Hukum Ekonomi Syariah terhadap perilaku sniping pada
lelang online di media sosial Facebook? Penelitian ini menggunakan metode
penelitian Normatif Studi Kepustakaan (library research), yang mengolah data
pada sumber kepustakaan seperti buku atau kitab serta literatur lainnya sehubungan
dengan obyek penelitian sedangkan obyek dalam penelitian ini berupa analisis
hukum ekonomi syariah terhadap sniping. Pandangan sniping dalam hukum
ekonomi syariah merupakan suatu tindakan yang dilarang namun tidak
membatalkan akad daripada jual-beli sebab hal ini tidak menjadi bagian dari
konsekuensi akad melainkan hal diluar akad seperti menyakiti atau mempersulit
dan ini bukan batas pengharaman suatu kegiatan melainkan hanya sebatas tindakan
yang tidak terpuji namun juga tidak dilarang.
Kata Kunci: Sniping, Hukum Ekonomi Syariah, Lelang Online, Media Sosial
Facebook.
ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Pola transliterasi dalam penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Raden Fatah Palembang berpedoman kepada Keputusan Bersama Menteri Agama
dan Menteri Pendidikan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No.
0543b/U/1987.
1. Konsonan
Penulisan
Huruf Nama Huruf Kapital Huruf Kecil
iii
ل Lam L l
م Mim M m
ن Nun N n
و Waw W w
ه Ha H h
ء Hamzah ` `
ي Ya Y y
2. Vokal
3. Maddah
iv
Maddah atau vocal panjang dilambangkan dengan huruf dan simbol
(tanda). Contoh:
4. Ta Marbuthah
5. Syaddah (Tasydid)
ربَّنا Robbanā
َالبر Al-birr
v
َن َّزل Nazzala
َالحج Al-hajj
6. Kata Sandang al
a. Diikuti oleh Huruf Syamsiah, kata sandang yang diikuti oleh huruf
syamsiah ditransliterasikan bunyinya dengan huruf [l] diganti
dengan huruf yang langsung mengikutinya. Contoh:
َالشيد as-sayyidu
َالرجل ar-rajulu
َالشمش as-syams
َالكتاب al-Kitāb
َالبديع al-Badī’u
َالقمر al-Qamaru
vi
7. Hamzah
َتأخزون Ta`khuzūna
َالشهَداء As-Syuhadā
َأمرت Umirtu
فأتَبها Fa`ti bihā
8. Penulisan kata
Setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf pada dasarnya ditulis
secara terpisah. Akan tetapi, suatu kata yang didalamnya ada harakat atau
huruf yang tidak dibaca (dihilangkan), maka transliterasinya kata seperti itu
diuraikan dengan kata setelahnya. Contoh:
9. Huruf Kapital
vii
Awal kalimat َمنَعرفَنفسه Man ‘arafa nafsahu
َوَالله Wallāhu
َمنَالله Minallāhi
َفىَالله Fillāhi
َللَّه Lillāhi
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
ََّوجعلناَالنَّهارَمعاشًا
“dan Kami menjadikan siang untuk mencari kehidupan” (Q. S. An-Naba ayat 11).
PERSEMBAHAN:
Dengan penuh rasa syukur atas segala rahmat dan berkah yang diberikan
Allah SWT., penelitian ini saya persembahkan kepada:
ix
KATA PENGANTAR
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari peran semua pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menghaturkan terimakasih kepada semua
pihak, terutama kepada:
3. Orangtua beserta keluarga besar tercinta yang telah memberikan restu yang
tulus, semangat serta do’a yang mengiringi peneliti selama menempuh
pendidikan;
4. Prof. Dr. Hj. Nyayu Khodijahm S. Ag., M. A., selaku Rektor beserta jajaran
pimpinan Rektorat UIN Raden Fatah Palembang;
5. Dr. Marsaid, M. A., selaku Dekan beserta jajaran pimpinan Dekanat UIN Raden
Fatah Palembang;
6. Drs. Atika, M. Hum., selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah
beserta Fatroyah Asr Himsyah, ,S. H. I., M. H. I., selaku Sekretaris Program
x
Studi Hukum Ekonomi Syariah yang telah berkontribusi serta memberikan
masukan terhadap skripsi peneliti;
7. Prof. Dr. H. Cholidi, M. A., selaku pembimbing I yang banyak mengarahkan dan
mengajarkan peneliti mengenai pembuatan skipsi yang baik dan benar;
8. Muhammad Fadhillah, S. H. I., M. H. I., selaku pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta kesabaran dalam
memberikan masukan, arahan serta saran-saran yang sangat berharga kepada
peneliti dalam menyusun skripsi ini;
9. Bapak dan Ibu Dosn Fakultas Syariah dan Hukum yang telah dengan penuh
pengabdian memberikan ilmu pengetahuan.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna dalam arti yang sesungguhnya. Maka dari itu kritikan dan masukan
dari semua pembaca sangat berarti bagi peneliti demi mengembangkan penelitian
ini menjadi lebih baik kedepannya.
Palembang, 2022
Penulis
Wendy Pratama
NIM. 1810104065
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Lelang............................................................................................ 15
1. Pengertian Lelang.................................................................... 15
xii
2. Dasar Hukum Lelang .............................................................. 16
3. Rukun dan Syarat Lelang ........................................................ 18
4. Mekanisme Lelang .................................................................. 20
5. Larangan dalam Lelang ........................................................... 22
B. Jual Beli Nājasī ............................................................................. 25
C. Realitas Lelang Online di Media Sosial Facebook ....................... 27
1. Mekanisme Lelang Online di Media Sosial Facebook ........... 27
2. Perilaku Sniping dalam Lelang Online di Media Sosial
Facebook ................................................................................. 31
A. Kesimpulan ................................................................................... 46
B. Saran .............................................................................................. 47
LAMPIRAN ............................................................................................. 53
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
shop yang ada di media internet. Ada banyak online shop di Indonesia yang dapat
dijumpai seperti marketplace Shopee; Tokopedia; Lazada, begitu juga dengan
media sosial online yang dapat kita jumpai sekaligus dimanfaatkan sebagai
marketplace adalah seperti Facebook; Twitter; Whatsapp dan sebagainya.
1
Abdul Rahmat Ghazaly, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), 24.
2
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2015), 177.
3
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,
1993), 26-27.
3
4
Zuhrotul Mahfudhoh dan Lukman Santoso, Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadao
Jual-beli Melalui Media Online di Kalangan Mahasiswa, (Serambi: Jurnal Ekonmoi Manajemen
dan Bisnis Islam. Vol. 2., No. 1., April 2020), 33.
5
Nasroen Haroen, FIqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), 112.
6
Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 213 Tahun 2020
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
4
bai’ al-muzāyadah, yang mana salah satu jenis jual-beli dengan mekanisme saling
menawar dengan harga yang lebih tinggi sampai pada harga tertinggi dari salah satu
pembeli, lalu terjadilah akad dan pebeli tersebut mengambil barang dari penjual.7
Jual-beli dengan sistem lelang ini adalah suatu sarana yang tepat untuk menampung
pembeli untuk bisa mendapatkan barang yang diinginkan. Pada saat ini lelang
dilaksanakan tidak pada lembaga tertentu saja melainkan banyak media yang
menjadi penyelenggara lelang salah satunya melalui media online.
7
Enang Hidayat, Fiqh Jual-beli, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 16.
8
Enang Hidayat, Fiqh Jual-beli, 11.
5
tertentu dalam sebuah lelang sesuai waktu yang diinginkan penawar, biasanya pada
akhir waktu lelang berakhir.9
9
https://www.jasaorder.biz/sniping-bid-di-ebay.htm diakses pada tanggal 11 Februari 2022
Pukul 14.58 WIB.
10
https://qastack.id/economics/5962/impact-of-auction-systems-that-allow-sniping diakses
pada tanggal 11 Februari 2022 Pukul 13.10 WIB.
11
https://id.joecomp.com/ebay-expert-tips-how-to-find-what-you-want-and-win-your-
auctions diakses pada tanggal 11 Februari 2022 Pukul 13.20 WIB.
12
https://www.kompasiana.com/bertysinaulan/5ea2a763d541df69f556c2d2/ada-
penembak-runduk-di-lelang-koleksi-uang diakses pada tanggal 11 Februari 2022 Pukul 13.30 WIB.
6
tersebut.13 Peserta lelang lain pada dasarnya tidak bisa menuntut atas tindakan
sniping ini sebab tidak ada dasar hukum yang mengatur agar tindakan ini bisa
disebut sebagai suatu kecurangan namun terdapat kode etik atau semacam peraturan
tidak tertulis yang memuat norma bagaiman sesama peserta lelang melakukan
prosedur lelang secara jujur.
Berangkat dari uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih
dalam dan lebih lanjut mengenai praktek jual-beli lelang secara online pada media
sosisal Facebook. Yaitu bagaimana pandangan atau tinjauan Hukum Ekonomi
Syariah terhadap permasalahan sniping pada lelang online tersebut dengan
meninjau tentang bagaimana pelaksanaan dan penerapan peraturan serta bagaimana
pandangan hukum Islam mengenai permasalahan sniping pada jual-beli lelang.
Maka berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dengan ini mengambil judul terhadap
masalah “Analisis Permasalahan Sniping Pada Lelang Online di Media Sosial
Facebook Menurut Hukum Ekonomi Syariah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah disampaikan dapat ditarik
permasalahan yang akan dibahas didalam skripsi ini, yaitu:
1. Tujuan Penelitian
13
https://id.theastrologypage.com/auction-sniping diakses pada tanggal 11 Februari 2022
Pukul 13.35 WIB.
7
b. Teori Praktis
Peneliti berharap agar hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat serta beguna
dalam penerapan ilmu di ruang lingkup sosial kemasyarakatan dalam bidang ilmu
Hukum Ekonomi Syariah, meliputi:
1) Dengan penelitian ini, peneliti mendapat ilmu dan wawasan yang sudah
didapatkan pada mata kuliah yang sudah dipelajari sebelumnya
khususnya dalam ruang lingkup ilmu Hukum Ekonomi Syariah;
2) Peneliti mencari kesesuaian diantara teori yang telah peneliti susun dan
dapatkan serta dipelajari pada proses perkuliahan dengan realita yang
terjadi di sosial masyarakat;
3) Peneliti berhadap bahwa hasil ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
terlibat atau terkait dengan penelitian ini yaitu mengenai jual-beli lelang
berbasis online khususnya di media sosial Facebook;
4) Peneliti berharap dalam penelitian ini dapat menjadi sebuah bahan
wawasan untuk referensi atau contoh dalam sebuah perbandingan untuk
peneliti berikutnya di masa yang akan datang.
8
D. Kajian Pustaka
1. Lylla Hanida (2019) Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Agama
Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan judul “Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Jual-beli Online Dengan Sistem Lelang (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)” dalam skripsi ini
menjelaskan mengenai mekanisme jual-beli berbasis online dengan sistem
lelang yang ditinjau berdasarkan Hukum Islam. Sedangkan perbedaan terhadap
penelitian yang dilakukan peneliti ada pada permasalahan yang mana dalam
skripsi tersebut membahas mengenai bid and run yang dalam hal ini penawar
atau peserta lelang yang telah memenangkan lelang tidak melakukan tanggun
jawabnya sebagai pembeli namun menghilang dan tidak membayar barang
lelang yang telah dimenangkan. Peneliti dalam hal ini meninjau permasalahan
praktek jual-beli secara lelang yang dilakukan berbasis online sebagai referensi
untuk penelitian skripsi ini.14
2. Yusuf Kurniawan (2017) Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas
Syariah, Institut Agama Islam Negeri Surakarta dengan judul “Pandangan
Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-beli Online Dengan Sistem Lelang (Sutdi
Kasus Jual-beli Batu Mulia di Jejaring Sosial Facebook)” dalam skripsi ini
menjelaskan mengenai pandangan Hukum Islam terhadap penerapan atau
praktek jual-beli berbasis online secara lelang yang dilakukan di jejaring sosial
Facebook. Jual-beli lelang ini menjual batu mulia sebagai barang yang nantinya
akan di lelang oleh akun lelang di Facebook atau penyelenggara lelang.
Sedangkan perbedaan terhadap penelitian yang dilakukan peneliti ada pada
permasalahan yang mana dalam skripsi tersebut membahas mengenai
pelelangan batu mulia yang di perjual-belikan dengan sistem lelang secara
online di media sosial Facebook. Peneliti dalam hal ini meninjau permasalahan
14
Lylla Hanida. Skripsi, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual-beli Online Dengan
Sistem Lelang (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta), (Surakarta: Prodi
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam, 2019).
9
praktek jual-beli batu mulia berbasis online secara lelang di jejaring sosial
Facebook sebagai referensi untuk penelitian skripsi ini.15
3. Muhammad Farhan (2021) Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
dengan judul “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Mekanisme
Lelang Online Di Instagram (Studi Kasus Tokok Preasurehype)” dalam skripsi
ini menjelaskan mengenai mekanisme jual-beli secara lelang berbasis online
ditinjau berdasarkan Hukum Ekonomi Syariah di media sosial Instagram studi
kasus pada tokok Preasurehype. Sedangkan perbedaan terhadap penelitian
yang dilakukan peneliti ada pada permasalahan yang mana dalam skripsi
tersebut membahas mengenai permasalahan bid and run yang mana penawar
atau peserta lelang tida mempertanggung jawabkan kewajibannya sebagai
pemenang yang yang akan membeli barang lelangan tersebut pada lelang
secara online di media sosial Instagram. Peneliti dalam hal ini meninjau
praktek jual-beli secara lelang berbasis online yang dilaksanakan oleh toko
Preasurehype pada media sosial Instagram berdasarkan tinjauan Hukum
Ekonomi Syariah sebagai referensi untuk penelitian ini.16
4. Atina Fadhilah (2020) Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
dengan judul “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Lelang
Berbasis Online Di Platform Sosial Media Instagram (Online Auction)” dalam
skripsi ini menjelaskan mengenai praktek jual-beli lelang berbasis online yang
diselenggarakan di platform media sosial Instagram atau yang biasa disebut
dengan online auction menurut pandangan Hukum Ekonomi Syariah.
Sedangkan perbedaan terhadap penelitian yang dilakukan peneliti ada pada
15
Yusuf Kurniawan, Skripsi. Pandangan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual-beli
Online Dengan Sistem Lelang (Studi Kasus Jual-beli Batu Mulia di Jejaring Sosial Facebook,
(Surakarta: Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri
Surakarta, 2017).
16
Muhammad Farhan, Skripsi. Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Mekanisme
Lelang Online di Instragram (Studi Kasus Toko Preasurehype), (Bandung: Program Studi Hukum
Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati,
2021).
10
E. Metode Penelitian
17
Atina Fadhilah, Skripsi. Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Lelang
Berbasis Online di Platform Sosial Media Instagram (Online Auction), (Bandung: Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syarian dan Hukum, Universitas Sunan Gunung Djati, 2020).
18
M. Ali Muwaffa. Skripsi. Analisa Hukum Islam Terhadap Jual-beli Lelang Online
(Studi Kasus Balelang.com). Surabaya: Program Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Sunan Ampel, 2017.
11
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Data
Data dalam penelitian ini bersifat kualitatif berupa pendapat, konsep atau
teori berkaitan dengan penguraian penjelasan masalah terhadap tinjuan Hukum
Ekonomi Syariah mengenai pelaksanaan lelang online di media sosial Fcaebook
dan permasalahan sniping pada jual-beli lelang berbasis online di media sosial
Facebook. Sumber data yang diambil pada penelitian ini adalah data-data yang
terdiri dari 3 (tiga) bagian data:21
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta,
2010, 3.
20
I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif dalam Justifikasi Teori
Hukum, (Jakarta: Kencana Permada Media Group, 2016), 82.
21
Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji, Penelitian Normatif Suatu Tujuan Singkat,
(Jakarta: Rajawali, 2015), 13.
12
Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu sumber data yang mengikat
mengenai dengan obyek penelitian berupa peraturan perundangan-undangan yang
terikat dengan obyek penelitian.22
Sumber data tersier dalam penelitian ini merupakan data yang memberikan
petunjuk serta penjelasan mengenai sumber data sekunder. Sumber data tersier yang
diperlukan dalam penulisan skripsi ini meliputi ensiklopedia dan internet.24
22
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Rajawali Pers, 2015), 113.
23
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, 114.
24
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, 114.
25
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), 107.
13
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini tersusun secara sistematis berdasar dari tujuan yang akan dicapai
pada judul penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika penulisan skripsi ini
sebagai berikut:
BAB I merupakan bab Pendahuluan, yang mana berisi tentang: latar belakang
massalah; rumusan masalah; tujuan dan manfaat penulisan dari skripsi ini. Masalah
yang diangkat dari penelitian ini adalah jual-beli secara lelang berbasis online di
media sosial Facebook. Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II merupakan bab yang memuat Tinjauan umum dari penelitian ini. Tinjauan
umum yang akan digunakan dan dibahas dalam skripsi ini adalah teori mengenai
jual-beli menurut Hukum Islam, lelang menurut Hukum Islam atau bai’ al-
muzāyadah dan praktek sniping pada lelang online di media sosial Facebook.
BAB III merupakan bab yang memuat Pembahasan setelah mendapatkan data dari
bab sebelumnya maka dalam bab ini berisikan mengenai analisis terhadap praktek
lelang online yang diselenggarakan pada media sosial Facebook, praktek sniping
pada lelang online dan pandangannya dalam Hukum Ekonomi Syariah.
26
Bambang Sunggono. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001, 116.
14
BAB IV merupakan bab yang memuat Penutup berisikan kesimpulan dan saran
mengenai permasalahan yang diangkat pada penelitian ini untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan pada penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Lelang
1. Pengertian Lelang
Istilah lelang berasal dari Bahasa Belanda yaitu vendu, sedangkan dalam
Bahasa Inggris disebut dengan istilah auction. Istilah lainnya merupakan
terjemahan dari Bahasa Belanda yaitu openbare verkooping, openbare veling, atau
openbare verkopingen yang semuanya memiliki arti lelang atau penjualan terbuka
atau juga dapat diartikan sebagai penjualan di muka umum.27 Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari lelang adalah penjualan dihadapan orang
banyak (dengan tawaran yang atas-mengatasi) dipimpin oleh pejabat lelang.28
Harga tertinggi peserta lelang akan menjdi harga lelang, setelah ditetapkan oleh
petugas lelang maka barang tersebut telah menjadi milik peserta lelang yang dalam
hal ini berkaitan dengan lelang online maka peserta lelang berkewajiban untuk
melakukan transaksi pembayaran hingga pejabat lelang atau penyelenggara lelang
dapat mengirimkan barang lelang yang terjual sampai ke tangan pemenang lelang.
Jual-beli lelang pada Fiqh Mu’amalah biasa disebut dengan bai’ al-
muzāyadah yang secara bahasa dapat diartikan sebagai saling menambah.
Kemudian bai’ al-muzāyadah secara istilah juga dapat diartikan sebagai:
27
Abdul Ghofur Ansori, Gadai Syariah, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press,
2011), 73-74.
28
https://kbbi.web.id/lelang diakses pada tanggal 1 Juli 2022 Pukul 20.25 WIB.
15
16
“adanya penambahan oleh penjual yang memamerkan barang yang akan dijual di
pasar, kemudian orang-orang akan saling memberikan tawaran dengan menaikkan
harga satu sama lain. Sehingga penawaran akan berhenti di orang terakhir yang
menawarkan harga tertinggi terhadap barang yang dijual tersebut dan
mendapatkan kesempatan untuk membeli barang yang dijual tersebut”.29
Dalam pengertian lain lelang juga didefinisikan sebagai salah satu jenis jual-
beli seperti penjual menawarkan barang dagangannya kemudian para pembeli
saling memberikan penawaran dengan harga yang lebih tinggi sampai pada
akhirnya pembeli dengan penawaran tertinggi menjadi calon pembeli terhadap
barang tersebut.30
Jual-beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan
dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar
harga yang dijanjikan.31
Kitab Undang-undang Hukum Perdata merumuskan jual-beli sebagai suatu
persetujuan oleh pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengikat dirinya
menyerahkan suatu kebendaan dan pihak lain akan membayar berdasarkan harga
yang telah disepakati sebelumnya. Hal ini sesuai dengan penerapan lelang yang
merupakan bentuk lain dari jual-beli.
Dasar hukum atau dalil kebolehan daripada kegiatan lelang adalah hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan juga Imam
Ahmad:
29
Abd Rahman Zaharuddin, Fiqh Kewenangan Islam, (Kualalumpur: t. tp: PTS Islamika,
2014), 44.
30
Enang Hidayat, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Gerbang Media, 2010), 17.
31
Pasal 1457 Bab V Tentang Jual-beli Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
17
َبهماَقالَفأتاهَبهماَفأخذهماَرسولَاللَّهَصلَّىَاللَّهَعليهَوسلَّمَبيدهَث َّمَقالَمنَيشَتريَهذيَن
َفقال َرج ٌل َأناَآخذهماَبدره ٍم َقال َمن َيزيد َعلىَدره ٍم َم َّرتين َأو َثَلثًاَقالَ َرج ٌل َأناَآخذهما
َي
َّ بدرهمينَفأعطاهماَإيَّاهَوأخذَالدرهمينَفأعطاهماَاْلنصار
Artinya:
Dari Anas bin Malik R. A. bahwa ada seorang lelaku Anshar yang datang menemui
Nabi SAW dan dia meminta sesuatu kepada Nabi SAW. Nabi SAW bertnya
kepadanya, “Apakah di rumahmu tidak ada sesuatu?” lelaki itu menjawab, “Ada.
Sepotong kain, yang satu dikenakan dan yang lain untuk alas duduk, serta cangkir
untuk meminum air.” Nabi SAW berkata, “Kalau begitu, bawalah kedua barang
itu kepadaku.” Lelaki itu datang membawanya. Nabi SAW beranya, “Siapa yang
mau membeli barang ini?” salah seorang sahabat beliau menjawab, “Saya mau
membelinya dengan harga satu dirham.” Nabi SAW bertanya lagi, “Ada yang mau
membelinya dengan harga lebih mahal?” Nabi SAW menawarkannya hinga dua
atau tiga kali. Tiba-tiba salah seorang sahabat beliau berkata, “Aku mau
membelinya dengan harga dua dirham.” Maka Nai SAW memberikan dua barang
itu kepadanya dan beliau mengambil uang dua dirham itu dan memberikannya
kepada lelaku Anshar tersebut.32
Berdasar pada hadits diatas Ibnu Qudamah Ibnu Abdi Dar menjelaskan
bahwa adanya kesepakatan ulama mengenai bolehnya jual beli secara lelang bahkan
telah menjadi kebiasaan yang berlaku di pasar umat Islam pada masa lalu.
Sebagaimana Umar bin Khattab juga pernah melakukannya sebab umat
membutuhkan praktik lelang sebagai salah satu cara dalam jual beli.33
Namun dalam dasar hukum yang lain sebagian Ulama seperti an-Nakha’i
berpendapat dengan memakhruhkan jual-beli lelang dengan dalil hadits dari Sufyan
bin Wahab bahwa dia berkata:
Aku mendengar Rasulullah SAW melarang jual beli lelang. (H. R. Al- Bazzar).34
32
At-Tirmidzi, Al-Jami’ al-Shahih, (Beirut Libarnon: Darul Al-Fikr, 1988), Hadits Nomor
908.
33
Ibnu Hazm, Al-Mughni, Jilid VII, (Beirut: Daar al-Kutub al-Ilmiyah, 1972), 307.
34
Mardani, Ayat-ayat dan Hadits Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011), 192.
18
“Penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara
tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai
harga tertinggi, yang didahului dengan pengumuman lelang.”
3. Rukun dan Syarat Lelang
35
Wahbah al-Zuhailiy, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Juz V, (Damaskus: Daar al-Fikr,
tt.), 88.
36
Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Abi Shaibah al-‘Abasy, Musnaf Ibnu Abi
Shaibah, Juz XII, (Kt: Daar al-Salafiyyah, tt), 338.
37
Abdullah bin Ali bin al-Jarud Abu Muhammad al-Naisabury, Al-Muntaqa min al-Sunan
al-Musnadah, (Beirut: Muassasah al Kitab al-Tsaqafiyah, 1408 H), 147.
38
Mardani, Ayat-ayat dan Hadits Ekonomi Syari’ah, 192.
39
Pasal 1 ayat (1) Bab I Ketentuan Umum Peraturan Menteri Keuangan Nomor
27/PMK.06/2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
19
dalam praktek lelang. Lelang merupakan bentuk lain daripada kegiatan jual-beli
maka tentunya rukun serta syarat kegiatan lelang berkaitan atau sesuai dengan apa
yang telah ditetapkan pada rukun dan syarat jual-beli secara umum menurut Islam,
seperti:40
a. Aqid (subjek atau orang yang berakad atau dalam hal ini merupakan orang
yang terkait dengan kegiatan lelang), yaitu pihak yang mengadakan kegiatan
lelang dan peserta lelang;
b. Ma’qud ‘Alaih (objek daripada kegiatan lelang yaitu uang dan barang dalam
kegiatan lelang);
c. Sighat (akad pelelangan).
40
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, (Jakarta: Darul Falah, 2000), 497.
41
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), 65.
42
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, 65.
20
a. Syarat Aqid (subjek dari kegiatan lelang atau penyelenggara lelang dan
peserta lelang), harus mempunyai syarat cakap melakukan tindakan hukum
tukar-menukar benda. Apabila berakal sehat dan mumayiz (mencapai umur
7 tahun) orang yang ditaruh dibawah pengampuan dengan alas an amat
dungu atau pemboror seperti mumayiz, namun tindakan-tindakan hukum
sebelum baligh diperlukan izin dari wali nya bagi yang berada dibawah
pengampuan diperlukan izin pengampuan, apabila wali atau pengampu
tidak mengizinkan maka perjanjian menjadi batal. Syarat aqid ini terbagi
atas dua jenis yaitu:43’
1) Syarat Umum, yaitu syarat-syarat yang harus ada pada setiap akad;
2) Syarat Khusus, yaitu syarat-syarat yang harus ada pada sebagaian akad
dan tidak disyaratkan pada bagian lainnya.
b. Ma’qud ‘Alaih (objek dari kegiatan lelang atau uang dan barang yang akan
dilelang), untuk sahnya pelelangan, barang lelang harus memenuhi syarat
yaitu:
1) Merupakan barang atau benda bernilai menurut ketentuan hukum
syara’;
2) Sudah terwujud pada saat perjanjian;
3) Mungkin diserakan seketika pada pembeli.
c. Sighat, dengan adanya akad maka dapat terciptanya kegiatan lelang dengan
tidak saling merugikan diantara pihak yang berkiatan. Jika tidak adanya
akad maka proses lelang tidak akan berjalan dengan semestinya.
4. Mekanisme Lelang
43
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, 65.
21
a. Peserta lelang harus sign in untuk masuk ke dalam alamat domain tersebut
atau sign up untuk mendaftar ke dalam alamat domain tersebut. Beberapa
data yang harus dilengkapi dalam proses registrasi wajib untuk di isi
sehingga email yang didaftarkan harus valid.
b. Peserta lelang kemudian akan memperoleh kode aktivasi yang akan dikirim
ke alamat email masing-masing.. kode tersebut digunakan untuk
mengaktifkan username.
c. Setelah aktif, peserta kemudian akan memilih jenis objek lelang pada
katalog yang sudah tersedia.
d. Setelah peserta lelang telah memilih jenis objek lelang yang dipilih, peserta
kemudian diwajibkan untuk mendaftarkan nomor identitas KTP dan NPWP
serta menggugah softcopy nya serta mendaftarkan nomor rekening bank atas
nama peserta elang guna kepentingan seperti pengembalian uang jaminan
bagi peserta lelang yang tidak ditunjuk sebagai pemenang.
e. Peserta lelang kemudian akan memperoleh nomor virtual account (VA) atau
nomor rekening sebagai tujuan penyetoran uang jaminan lelang. Nomor VA
dapat dilihat dalam menu “Status Lelang” pada ALE sesuai username
masing-masing.
f. Peserta lelang selanjutnya diwajibkan untuk menyetorkan uang jaminan
sesuai dngan nominal yang telah disyaratkan penjual paling lambat 1 (satu)
hari sebelum pelaksanaan lelang.
g. Penyetoran uang jaminan lelang tersebut ditujukan ke nomor VA masing-
masing peserta lelang dan dapat dilakukan melalui berbagai media seperti
ATM, sms-banking, i-banking, dan teller bank.
h. Setelah uang jaminan telah diterima oleh penjual di rekening penampungan
dan peserta lelang dinyatakan bersih dari daftar pihak dikenai sanksi tidak
44
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara “Tata Cara Lelang Online” dari
https://www.lelangdjkn.kemenkeu.go.id/prosedur diakses pada tanggal 29 Maret 2022 Pukul 14.35
WIB.
22
Terdapat larangan-larangan yang ada dalam kegiatan lelang dan Islam telah
melarang hal-hal tersebut dilakukan. Adapun hal-hal yang harus dihindari dalam
lelang seperti:45
45
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, (Jakarta: Darul Falah, 2000), 497.
46
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, 497.
23
Artinya:
Dari Abu Hurairah R. A. berkata, Rasul SAW telah mencegah (kita) dari
(melakukan) jual-beli (dengan cara lemparan batu kecil) dan jual-beli
barang secara ghārar.;47
Hadits ini menjelaskan mengenai larangan melakukan jual beli ghārar yang
dalam hal ini dimaksudkan dengan suatu objek yang tidak dapat dipastikan
apakah suatu objek tersebut dapat untuk diserahkan ataupun tidak. Menurur
Imam Nawawi, jual beli dengan melempar kerikil terdapat tiga penafsiran
yaitu: pertama, seorang penjual berkata kepada pembeli bahwa penjual akan
memberikan barang yang dijual bagi seseorang yang mengenai barang
tersebut dengan lemparan batunya; kedua, seorang penjual berkata kepada
pembeli bahwa penjual akan melakukan akad kepada pembeli namun
dengan catatan pembeli mempunyai hak khiyār sampai penjual melempar
batu kerikilnya; ketiga, penjual dan pembeli mnjadikan sesuatu yang
dilempar dengan batu sebagai barang dagangan.48
47
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, 497.
48
Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhary al-Ja’fy, Al-Jami’ al-Musnad, Jilid 3,
Cet. I, (Daru Tuq an Najah, 1422 H), 70.
24
Artinya:
Rasulullah SAW pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau
memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh
sesuatu yang basah, maka beliau pun bertanya “apa ini wahai pemilik
makanan?” Sang pemiliknya menjawab “makanan tersebut terkena air
hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Mengapa kamu tidak
meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya?
Ketahuilah barang siapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (H.
R. Muslim).49
Al-Qardhawi menjelaskan bahwasanya sikap menipu sangat dikecam oleh
Rasulullah Saw. Bahkan beliau memberikan ancaman kepada para penipu
dianggap bukan dari golongannya, sebagaimana sabdanya: “Barang siapa
yang menipu, maka tidak termasuk dalam golonganku.” Menurutnya,
perkataan “tidak termasuk golonganku” ini menunjukkan bahwa menipu
(curang) adalah dosa besar sehingga Rasulullah Saw tidak mengakui orang
yang melakukan penipuan sebagai bagian dari umatnya. Hadis ini mencakup
seluruh sifat curang seperti curang dalam sewa menyewa, syirkah, dan
dalam berbisnis.50
c. Tidak melakukan praktik jual-beli nājasī atau menawar suatu barang dengan
harga yang lebih tinggi namun tidak bermaksud untuk membeli barang
tersebut melainkan hanya sekedar untuk membuat para penawar lainnya
tertarik untuk ikut melakukan penawaran dan membeli barang yang
diperjual-belikan.
49
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, 496.
50
Yusuf al-Qardhawi, Daur al-Qiyam wal Akhlaq fil-Iqtishad al-Islami, (Kairo: Al-
Maktabah al-Wahbah, 1997), 178.
25
Artinya:
Dari Ibnu ‘Umar R. A.: Bahwasannya Rasulullah SAW melarang jual-beli
dengan cara nājasī”. Dan dalam lafazh yang lain dinyatakan: Janganlah
kamu sekalian melakukan jual-beli dengan cara nājasī. (H.R. Al-
Bukhari).;51
Hadits diatas dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar al-Asqalani bahwa menurut
perilaku nājasī ini merupakan upaya menaikkan harga barang dagangan
oleh orang yang sebenarnya tidak menghendaki membeli barang tersebut
dengan tujuan agar orang lain masuk dalam perangkapnya. Itulah sebabnya,
tindakan itu dikenal dengan istilah nājasī, karena pihak selaku penawar
palsu berperan dalam menambahkan daya pikat terhadap barang
dagangan.52
51
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, 496.
52
Al-Imam al-Hafidz bin Hajar al-Asqalani, Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari lil Ibnu
Hajar al-Asqalani, Juz 4, (Riyadh: Maktabah Darussalam, 1418 H), 416.
53
Muhammad Hafiz, Tadlis dalam Belajar Ekonomi Islam, (Bengkulu: STEI Tazkia,
2011), 35.
54
Imam al-Barbahari, Syarhus Sunnah, (Damaskus: al-Maktabah adz-Dzariyyah, 329 H),
120-121.
26
padahal tidak demikian realitasnya dengan harapan agar pembeli mau mengadakan
transaksi.55
Artinya:
Dari Ibnu ‘Umar R. A.: Bahwasannya Rasulullah SAW melarang jual-beli dengan
cara nājasī”. Dan dalam lafazh yang lain dinyatakan: Janganlah kamu sekalian
melakukan jual-beli dengan cara nājasī. (H.R. Al-Bukhari).;56
55
Muhammad Hafiz, Tadlis dalam Belajar Ekonomi Islam, 121.
56
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, 496.
57
Adib bin Musthafa, Nailul Auhar, Jilid V, (Semarang: Asy-Syifa, 1997), 463.
58
Al-Imam al-Hafidz bin Hajar al-Asqalani, Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari lil Ibnu
Hajar al-Asqalani, Juz 4, 416.
27
Pada saat ini ada banyak bentuk lelang yang bisa dilakukan salah satunya
adalah lelang yang dilakukan melalui media virtual atau disebut sebagai lelang
online. Lelang seperti ini pada dasarnya bisa dilakukan melalui media virtual mana
saja seperti media sosial Facebook, Instagram, WhatsApp bahkan Telegram.
Namun ada juga lelang online yang resmi dilakukan oleh suatu lembaga atau
instansi dibawah naungan Kementerian Keuangan seperti yang sudah dijelaskan
pada penjelasan di atas. Lelang online yang kerap dilakukan di media sosial pada
dasarnya bersifat perseorangan dalam artian lelang tersebut dilaksanakan oleh
perseorangan dengan mencari partisipan lelang atau peserta lelang yang hendak
membeli barang yang telah di posting pada lini masa media sosial sebelumnya.
Berikut mekanisme lelang online di media sosial Facebook yang dikutip melalui
salah satu artikel yang membahas mengenai fenomena ini:59
59
http://komputer.whycomputer.com/Media-sosial/101312759.html diakses pada tanggal
29 Maret 2022 Pukul 19.55 WIB.
28
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.5
60
http://komputer.whycomputer.com/Media-sosial/101312759.html diakses pada tanggal
29 Maret 2022 Pukul 19.55 WIB.
31
Fenomena sniping dalam lelang sejatinya tidak hanya terjadi pada lelang di
media sosial Facebook saja, namun bisa terjadi di lelang online pada media apapun
selagi kegiatan lelang masih berbasis virtual. Teknik sniping yang sering dilakukan
ada beragam berdasarkan aplikasi pembantu maupun dilakukan manual tanpa
aplikasi apapun hanya didasarkan intuisi penawar masing-masing. Pada intinya
definisi operasional daripada sniping ditandai pada perilaku sniper yang selalu
memberikan penawaran pada menit atau bahkan detik lelang berakhir. Karena pada
dasarnya sniping merupakan sebuah program penawaran untuk memasukkan
sejumlah nilai penawaran tertentu pada sebuah lelang sesuai waktu yang diinginkan
penawar yang dalam hal ini selalu dilakukan pada akhir waktu lelang berakhir.61
Perilaku sniping pada dasarnya dilakukan karena tidak ingin terlibat dalam
bid wars atau jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti perang
menarwar atau kegiatan saling tawar-menawar yang dilakukan oleh para penawar
dengan terus menaikkan harga setelah penawar lain menetapkan tawaran dengan
nilai tertentu (multiple bids).63 Oleh karena itu jika penawaran diberikan dalam 1
menit atau hitungan detik berakhirnya waktu lelang online, perilaku seperti ini
sudah dengan pasti terindikasi tindakan sniping dan hampir dapat dipastikan bahwa
61
https://www.jasaorder.biz/sniping-bid-di-ebay.htm diakses pada tanggal 29 Maret 2022
Pukul 20.01 WIB.
62
https://qastack.id/economics/5962/impact-of-auction-systems-that-allow-sniping diakses
pada tanggal 29 Maret 2022 Pukul 20.15 WIB.
63
Kacy K. Kim, Michael J. Gravier dan Sukki Yoon, Active Bidders vs Smart Bidders: Do
Partipation Intensity and Shopping Goals Affect the Winner’s Joy in Online Bidding?, (USA and
Republic of Korea: Marketing Department of Bryant University, September 2016), 3.
32
tidak akan ada lagi para Bidder atau penawar lain yang dapat melakukan counter
atau perlawanan terhadap penawaran tersebut sebab hampir tidak ada waktu lagi
maupun kesiapan untuk melakukan penawaran yang lebih besar oleh para Bidder
atau penawar lainnya kecuali akan di lakukan perlawanan oleh sesama sniper
lainnya.64 Perilaku sniping ini sangat terkait dengan kondisi mental peserta lelang,
dalam hal ini peserta lelang menjadi sangat bersemangat dan sangat berkeinginan
untuk menang, disposisi mental yang dikenal sebagai bidding frenzy.65
64
https://apafungsi.com/apa-itu-bid-snipe/ diakses pada 1 Juni 2022 Pukul 11.45 WIB.
65
Kacy K. Kim, Michael J. Gravier dan Sukki Yoon, Active Bidders vs Smart Bidders: Do
Partipation Intensity and Shopping Goals Affect the Winner’s Joy in Online Bidding?, (USA and
Republic of Korea: Marketing Department of Bryant University, September 2016), 3.
BAB III
Manual dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan sniping, diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan sendiri tanpa bantuan siapapun dan apapun. Sniping yang
dilakukan pada kegiatan lelang online di media sosial Facebook biasanya dilakukan
secara manual. Itu artinya dominan yang mengikuti kegiatan lelang online pada
media sosial Facebook adalah Active Bidder. Bidder atau penawar dengan
usahanya memberikan penawaran tertinggi mengharapkan bahwa mereka akan
menjadi pemenang daripada lelang online tersebut.
66
https://kbbi.web.id/manual diakses pada tanggal 1 Juni 2022 Pukul 13.39 WIB.
33
34
Gambar 3.1
67
Kacy K. Kim, Michael J. Gravier dan Sukki Yoon, Active Bidders vs Smart Bidders: Do
Partipation Intensity and Shopping Goals Affect the Winner’s Joy in Online Bidding?, (USA and
Republic of Korea: Marketing Department of Bryant University, September 2016), 3.
35
untuk melakukan penawaran yang lebih besar oleh para Bidder atau penawar
lainnya kecuali akan di lakukan perlawanan oleh sesama sniper lainnya.68
Gambar 3.2
Kemudian ciri dari sniping adalah hampir sebagian besar sniper hanya
melakukan penawaran di akhir waktu lelang berakhir, sebab sniper tidak ingin
memberikan penawaran ganda (multiple bids) yang telah ditawarkan sebelumnya
karena hal ini biasanya memancing penawar lain memberikan penawaran juga dan
dapat memperbesar harga daripada barang yang dilelang tersebut.69 Sniper akan
selalu mempertahankan harga barang serendah mungkin dan semudah mungkin
untuk didapatkan.
68
https://apafungsi.com/apa-itu-bid-snipe/ diakses pada 1 Juni 2022 Pukul 13.42 WIB.
69
Kacy K. Kim, Michael J. Gravier dan Sukki Yoon, Active Bidders vs Smart Bidders: Do
Partipation Intensity and Shopping Goals Affect the Winner’s Joy in Online Bidding?, (USA and
Republic of Korea: Marketing Department of Bryant University, September 2016), 3.
36
Gambar 3.3
Berikut adalah lampiran terkait dengan tata cara sniper melakukan sniping
di media sosial Facebook secara media sosial:
1. Peserta lelang atau penawar atau juga disebut dengar bidder akan mengikuti
lelang online di media sosial Facebook yang sebelumnya sudah di umumkan
terlebih dahulu oleh penyelenggara lelang melalui kolom komentar;
Gambar 3.4
Jenis Kedua daripada bidder adalah Smart Bidder atau jika diartikan ke
dalam Bahasa Indonesia maka dapat berarti Penawar Pintar atau Penawar Cerdas.
Smart Bidder ini biasanya tidak mengikuti lelang secara langsung. Kalimat “secara
38
langsung” dalam hal ini dapat diartikan jika penawar melakukan penawaran secara
langsung yang dilakukan oleh dirinya sendiri dengan membuka atau masuk atau log
in ke akun media sosial Facebooknya dan mengikuti kegiatan lelang online,
melainkan memakai jasa seseorang melalui perantara dan aplikasi pembantu untuk
melakukan perilaku sniping. Maka hal seperti ini, penawar hanya menunggu kabar
bahwa mereka memenangkan kegiatan lelang online. Sniping jenis ini biasa
dilakukan pada aplikasi E-Bay. Jasa sniper saat ini belum bisa mengjangkau media
sosial Facebook yang basisnya adalah media sosial yang dalam hal ini dimanfaatkan
untuk kepentingan komersial. Namun jika hal ini terjadi di masa depan maka
mekanismenya dapat dipastikan akan sama seperti jasa sniper pada aplikasi
komersial E-Bay dan pada penelitian ini hanya terfokuskan mengenai mekanisme
sniping di media sosial Facebook saja.
Berikut adalah lampiran terkait dengan tata cara sniper melakukan sniping
secara otomatis di E-Bay atau platform sejenis lainnya:
Facebook yang dilakukan secara mandiri serta manual. Sebab jika seseorang saja
dapat memakai jasa seorang sniper maka seseorang yang lain juga dapat memakai
jasa yang sama. Artinya dalam satu kegiatan lelang online akan terdapat banyak
sekali sniper yang akan mengikuti kegiatan. Berbeda dengan sniping yang ada di
media sosial Facebook, sniper hanya akan teridentifikasi di 1 menit terakhir atau
hitungan detik terakhir sebelum waktu berakhir maka sudah dapat dipastikan bahwa
seseorang itu tidak pernah memberikan penawaran sebelumnya sejak dari awal
kegiatan lelang online dimulai (multiple bids) karena hal itu dapat menyebabkan
kenaikan harga yang melambung pada akhirnya. Jadi, biasanya pada kegiatan
lelang online di media sosial Facebook, hanya akan teridentifikasi satu sniper saja.
1. Sniping yang dilakukan secara manual tanpa bantuan jasa sniper atau aplikasi
pembantu yang biasanya sering diterapkan di media sosial Facebook maupun
Instagram dan lain sebagainya;
2. Sniping yang dilakukan secara otomatis dengan bantuan jasa sniper atau juga
menggunakan aplikasi pembantu yang biasanya sering diterapkan di aplikasi
komersial E-Bay dan aplikasi sejenis yang memang menyediakan fitur untuk
melakukan kegiatan lelang online.
Sebab pada dasarnya media sosial Facebook hanyalah aplikasi media sosial
yang menyediakan fitur secara umum seperti untuk berkomunikasi sesama
pengguna lain, saling membagikan foto atau video dan menyediakan fitur untuk
melakukan transaksi jual-beli yang pembayarannya diluar daripada aplikasi itu
sendiri.70 Namun media sosial Facebook tidak menyediakan fitur yang dengan
sengaja digunakan untuk melakukan kegiatan lelang online sehingga para pelelang
dengan kreatifitasnya melakukan kegiatan lelang online melalui fitur seadanya saja
yang telah disediakan oleh pengembang aplikasi.
70
Made Lasmadiarta, Extreme Facebook Marketing For Giant Profit, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2010). 3.
40
Heuristic secara harfiah diambil dari Bahasa Yunani yaitu heuriskein yang
artinya menemukan. Secara istilah heuristic diartikan sebagai seni atau sebuah ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan sebuah penemuan baru atau sebuah solusi
71
Kacy K. Kim, Michael J. Gravier dan Sukki Yoon, Active Bidders vs Smart Bidders: Do
Partipation Intensity and Shopping Goals Affect the Winner’s Joy in Online Bidding?, (USA and
Republic of Korea: Marketing Department of Bryant University, September 2016), 3.
72
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah Studi Tentang Akad Dalam Fikih Muamalat,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 68.
73
Kacy K. Kim, Michael J. Gravier dan Sukki Yoon, Active Bidders vs Smart Bidders: Do
Partipation Intensity and Shopping Goals Affect the Winner’s Joy in Online Bidding?, (USA and
Republic of Korea: Marketing Department of Bryant University, September 2016), 3.
74
Kacy K. Kim, Michael J. Gravier dan Sukki Yoon, Active Bidders vs Smart Bidders: Do
Partipation Intensity and Shopping Goals Affect the Winner’s Joy in Online Bidding?, (USA and
Republic of Korea: Marketing Department of Bryant University, September 2016), 3.
42
untuk memecahkan suatu masalah atau juga bisa di artikan sebagai cara untuk
menunjukkan pemikiran yang dimiliki oleh seseorang untuk bisa memecahkan
suatu masalah agar bisa segera tuntas atau selesai.75 Heuristic dalam hal ini
berkaitan dengan perasaan kegembiraan dari pemenang (winner’s joy), sebab
berdasarkan penjelasan sebelumnya, fenomena dari bidding frenzy atau
ketergantungan seseorang untuk memenangkan kegiatan lelang adalah tujuan
utama dari munculnya perilaku sniping. Namun hal ini tentu tidak dirasakan oleh
peserta lelang atau penawar yang tidak melakukan tindakan sniping atau menyewa
jasa sniper karena mereka menganggap bahwa hasil kemenangan akan terasa lebih
bermanfaat, semakin besar upaya untuk memenangkan lelang maka mereka akan
merasakan bahwa kebermanfaatan dari pembelian mereka, pengalaman dan
pengaruh yang lebih positif kepada diri sendiri; peserta lelang atau penawar lainnya;
dan bahkan pelelang atau penyelenggara lelang, jika mereka menang.76 Rasa dari
kekecewaan inilah bentuk dari tidak ridha-nya peserta lelang atau penawar lainnya
terhadap perilaku sniping sebab merasa tercurangi walaupun hal ini sejatinya
diperbolehkan oleh penyelenggara lelang atau pelelang serta kegiatan lelang online
pada umumnya. Pemikiran terhadap suatu masalah agar segera tuntas mengenai
perilaku sniping inilah yang masih menjadi pembahasan sebab tidak ada cara yang
dapat melawan perilaku sniping kecuali dengan perilaku sniping itu sendiri serta
tidak ada juga tindakan yang dapat menuntaskan perilaku sniping sebab tidak ada
dasar hukum yang melarang sniping namun tidak ada juga dasar hukum yang
membolehkan perilaku tersebut.
75
https://penerbitbukudeepublish.com/heuristik/ diakses pada 2 Juni 2022 Pukul 9.45 WIB.
76
Kacy K. Kim, Michael J. Gravier dan Sukki Yoon, Active Bidders vs Smart Bidders: Do
Partipation Intensity and Shopping Goals Affect the Winner’s Joy in Online Bidding?, (USA and
Republic of Korea: Marketing Department of Bryant University, September 2016), 3.
77
Al-Suyuthi, Jalaluddin Abd. Al-Rahman, al-Asybah wa al-Nazhar fi Qawa’id q Furu’
Fiqh al-Syafi’, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1979), 429.
43
zatnya atau yang menjadi konsekuensi akad dan ucapannya mengenai hal yang
tidak membatalkan terkait larangan artinya menjadi suatu bentuk yang berbeda dari
yang pertama dan kembali kepada jual-beli berdasarkan petunjuk kalimat.78
Berdasarkan kutipan diatas, dalam hal ini larangan yang sudah diterangkan
tidak kembali kepada akad itu sendiri dan juga tidak kepada sesuatu yang menjadi
konsekuensi akad namun kembali kepada hal luar seperti mempersulit atau
menyakiti dan hal ini tidak merusak akad.79 Meski kemenangan sniper berlandas
pada penawaran dari penawar lainnya namun tetap tindakan dianggap dilarang
namun jual-beli yang dilakukan tetap sah, sebagian mengatakan karena larangan
tidak sampai di situ dan ucapan bahwa “mereka menyetujuinya” bukan sebagai
suatu pembatas dalam pengharaman, tindakan itu haram walapun pihak yang terkait
saling menyetuji akan eksistensi dari keberadaan sniper.
َالباطلَاليقبلَاإلجازة
Artinya:
Akad yang batal tidak menjadi sah karena dibolehkan.80
Akad yang batal dalam hukum Islam dianggap tidak ada atau tidak pernah
terjadi, sebab itulah yang menjadikan akad dari dasar transaksi tetap dianggap tidak
sah walaupun diterima oleh pihak yang berkaitan.81 Namun hal ini juga didasari
dari kaidah:
اْلصلَفىَالمعاَملةَاإلباحةَإالََّأنَيدلََّدَليلٌَعلىَتحرَيمها
Artinya:
78
Al-Suyuthi, Jalaluddin Abd. Al-Rahman, al-Asybah wa al-Nazhar fi Qawa’id q Furu’
Fiqh al-Syafi’, 429.
79
Abdul Aziz Muhammad Azzam, FIqh Muamalat: Sistem Transaksi dalam Islam,
(Jakarta: Amzah, 2017), 81.
80
Asymuni A. Rahman, Qaidah-qaidah Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), 54.
81
Djazuli, Kaidah-kaidah Fiqh: Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaiakan
Masalah-masalah yan Praktis, (Jakarta: Kencana, 2006), 128.
44
Hukum asal dalam muamalah adalah pemaafan, tidak ada yang diharamkan
kecuali apa yang diharamkan oleh Allah SWT.82
Kaidah diatas menjelaskan bahwa seluruh hal dalam kegiatan muamalah pada
dasarnya diperbolehkan oleh Allah SWT kecuali pada hal yang sebelumnya telah
ditentukan haram oleh-Nya.83 Kaidah tersebut merupakan bagian dari qaidah
asasiyyah yang menjelaskan bahwa keyakinan itu tidak dapat dihapus dengan
keraguan yang berlaku kepada semua perbuatan muamalah.84 Maka dari itu, dalam
permasalahan ini perilaku sniping menjadi hal yang dilarang namun sebab tidak ada
dasar hukum yang mengatur untuk melarang atau mengharamkan tindakan sniping
maka hal ini menjadikan dasar dari perilaku sniping diperbolehkan dan tidak
menjadikan sniping sebagai hal yang diharamkan.
Jika dianalisis berdasarkan Fiqh Klasik maka tindakan sniping ini berkaitan
dengan praktik jual beli nājasī seperti yang dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar al-
Asqalani pada pembahasan sebelumnya bahwa perilaku nājasī ini merupakan upaya
menaikkan harga barang dagangan oleh orang yang sebenarnya tidak menghendaki
membeli barang tersebut dengan tujuan agar orang lain masuk dalam
perangkapnya.85 Hal ini hampir dikatakan mirip dengan bid war (perang
penawaran) yang terjadi diawal waktu pelelangan seperti yang dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya. Sniper sejatinya menghendaki perbuatan tersebut untuk
membuat dirinya seolah tampak tidak terlihat seperti seorang sniper yang
melakukan kegiatan sniping. Namun dalam hal ini fenomena bidding frenzy yang
terjadi tidak dilakukan oleh sniper itu sendiri melainkan memang murni dilakukan
oleh orang lain yang saling tidak mengenal sebab sejatinya sniper melakukan semua
tindakannya seorang diri tanpa adanya spotter seperti yang dijelaskan oleh Syekh
Ibnu Hajar al-Asqalani.
82
Ibnu Taimiyah, al- Siyasah al-Syar’iyyah fi Ishlahi al-Ra’I wa al-Ra’yah, Juz II, (Beirut:
Dar al-Kutub al-‘Arabi), 306.
83
Fathurrahman Azhari, Qawaid Fiqhiyyah Muamalah, (Banjarmasin: LPKU, 2015), 137.
84
Fathurrahman Azhari, Qawaid Fiqhiyyah Muamalah, 137.
85
Al-Imam al-Hafidz bin Hajar al-Asqalani, Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari lil Ibnu
Hajar al-Asqalani, Juz 4, 416.
45
Kemudian berdasar pada analisis diatas, jika ditelisik perbedaan dari bentuk
nājasī dengan tindakan sniping maka dapat dikatakan bahwa perbedaan terdapat
pada kemurnian daripada bentuk penawaran palsu yang seperti dijelaskan dalam
pembahasan diatas dilakukan oleh seorang nājasī (yang memberikan penawaran).
Fenomena sniping terjadi secara natural tanpa adanya persengkokolan dengan
penawar atau peserta lelang yang lain terkait dengan kenaikkan harga daripada
barang yang dilelang sebab sejatinya sniper bertujuan untuk mendapatkan barang
dengan harga terjangkau secara mudah. Hal ini khususnya terjadi pada lelang online
di media sosial Facebook dan terjadi juga di lelang online pada media lainnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sniping yang biasanya sering diterapkan di media sosial Facebook jika
diurutkan maka mekanismenya akan menjadi seperti berikut: 1). Peserta lelang
atau penawar atau juga disebut dengar bidder akan mengikuti lelang online di
media sosial Facebook yang sebelumnya sudah di umumkan terlebih dahulu
oleh penyelenggara lelang melalui kolom komentar; 2). Namun bidder dalam
hal ini akan memantau sejauh apa perkembangan penawaran yang telah
ditawarkan oleh bidder lainnya; 3). Sniper tidak akan memberikan penawaran
di awal ataupun di tengah proses penawaran berlangsung sebab hal tersebut
akan memancing bidder lainnya untuk terus memberikan penawaran lebih
tinggi sehingga harga yang akan ditawarkan akan tidak sepadan dengan barang
yang dijual, sebab sejatinya semua orang menginginkan produk dengan
kualitas tinggi namun memiliki harga yang terjangkau; 4). diAkhir waktu
pelelangan hendak selesai, maka sniper akan bersiap untuk memberikan
penawarannya; 5). Ketika penyelenggara lelang mengumumkan melalui kolom
komentar media sosial Facebook bahwa waktu pelelangan sudah hampir habis,
sniper memberikan penawaran sehingga kecil peluang untuk bisa di counter
atau bidder lainnya melawan; 6). Pada akhirnya sniper akan memenangkan
pelelangan dan melanjutkan proses transaksi berikutnya yaitu membayar harga
yang ditentukan dan penyelenggara mengirimkan barang yang telah terjual
kepadanya.
2. Perilaku sniping sejatinya tidak bisa dikategorikan sebagai larangan namun
tidak membuat akad yang dijalankan menjadi rusak, artinya tetap sah kecuali
telah ditetapkan sebelumnya oleh pelelang terhadap peraturan pelaksanaan
kegiatan lelang online yang melarang adanya perilaku sniping. Perilaku sniping
pada kegiatan lelang online yang diselenggarakan akan membuat perasaan
kecewa bagi para peserta lelang yang hendak mengikuti kegiatan lelang online,
46
47
dengan ini pelelang merasa dirugikan sebab barang yang dilelang berpotensi
tidak laku sebab hampir tidak ada atau sedikit peserta yang akan mengikuti
kegiatan lelang online. Bagi para peserta lelang atau penawar, perilaku sniping
tidak bisa dituntut atas tindakannya karena perilaku sniping tidak berdasar
hukum melainkan hanya anomali yang belum ada ketentuannya.
B. Saran
Al-Qur’an Al-Karim.
Buku :
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. Ensiklopedi Muslim. Darul Falah: Jakarta. 2000.
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi. PT. Karya Toha Putra: Semarang.
1993.
Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah Studi Tentang Akad Dalam Fikih
Muamalat. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta 2007.
Aziz Muhammad Azzam, Abdul. FIqh Muamalat: Sistem Transaksi dalam Islam.
Amzah: Jakarta. 2017.
48
Djazuli. Kaidah-kaidah Fiqh: Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaiakan
Masalah-masalah yan Praktis. Kencana: Jakarta, 2006.
Fuady, Munir. Metode Riset Hukum: Pendekatan Teori dan Konsep. PT. Raja
Grafindo Persada: Depok. 2018.
Ghofur Ansori, Abdul. Gadai Syariah. Universitas Gajah Mada Press: Yogyakarta.
2011.
Hafiz, Muhammad. Tadlis dalam Belajar Ekonomi Islam. STEI Tazkia: Bengkulu,
2011.
Hajar al-Asqalani, Ibnu Al-Imam al-Hafidz. Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari lil
Ibnu Hajar al-Asqalani, Juz 4. Maktabah Darussalam: Riyadh, 1418 H.
Hazm, Ibnu. Al-Mughni, Jilid VII. Daar al-Kutub al-Ilmiyah: Beirut, 1972.
Lasmadiarta, Made. Extreme Facebook Marketing For Giant Profit. PT Elex Media
Komputindo: Jakarta. 2010.
49
Mardani. Ayat-ayat dan Hadits Ekonomi Syari’ah. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
2011.
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum Edisi Revisi. Kencana: Surabaya. 2008.
Muhammad bin Abi Shaibah al-‘Abasy, Ibnu Abu Bakar Abdullah. Musnaf Ibnu
Abi Shaibah. Juz XII. Daar al-Salafiyyah, Kt, tt.
Musthafa, Ibnu Adib. Nailul Auhar. Jilid V Terj. Asy-Syifa: Semarang, 1997.
Soekamto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Normatif Suatu Tujuan Singkat.
Rajawali: Jakarta. 2015.
Skripsi :
50
Fadhilah, Atina. Skripsi. Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik
Lelang Berbasis Online di Platform Sosial Media Instagram (Online
Auction). Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati: Bandung. 2020.
Hanida, Lylla. Skripsi. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual-beli Online Dengan
Sistem Lelang (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Surakarta). Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta. 2019.
Muwaffa, M. Ali. Skripsi. Analisa Hukum Islam Terhadap Jual-beli Lelang Online
(Studi Kasus Balelang.com). Universitas Islam Negeri Sunan Ampel:
Surabaya. 2017.
Jurnal :
Kim, Kacy K., Michael J. Gravier dan Sukki Yoon. Active Bidders vs Smart
Bidders: Do Partipation Intensity and Shopping Goals Affect the Winner’s
Joy in Online Bidding?. Marketing Department of Bryant University: USA
and Republic of Korea. 2016.
51
Internet :
https://id.joecomp.com/ebay-expert-tips-how-to-find-what-you-want-and-win-
your-auctions diakses pada tanggal 11 Februari 2022 Pukul 13.20 WIB.
https://qastack.id/economics/5962/impact-of-auction-systems-that-allow-sniping
diakses pada tanggal 11 Februari 2022 Pukul 13.10 WIB.
https://www.kompasiana.com/bertysinaulan/5ea2a763d541df69f556c2d2/ada-
penembak-runduk-di-lelang-koleksi-uang diakses pada tanggal 11 Februari
2022 Pukul 13.30 WIB.
52
LAMPIRAN
53
Proses pembukaan penawaran oleh peserta lelang atau bidder
54
Proses bidding atau penawaran lelang online di Media Sosial Facebook
55
Proses penutupan lelang online di Media Sosial Facebook
56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
6. Nama : Wendy Pratama
7. Tempat, tanggal lahir : Palembang, 24 Juni 2000
8. NIM/Prodi : 1810104065/Hukum Ekonomi Syariah
9. Nomor Telpon/HP : 0895-8031-58112
B. Nama Orang Tua
1. Ayah : Budi Darmawan
2. Ibu : Siti Marlina, Amd. Kom.
C. Pekerjaan Orang Tua
1. Ayah : Karyawan Swasta
2. Ibu : Karyawan Swasta
D. Riwayat Hidup
1. TK Active Palembang, Tahun Lulus 2006;
2. SD Negeri 228 Palembang, Tahun Lulus 2012;
3. SMP Negeri 12 Palembang, Tahun Lulus 2015;
4. SMA Negeri 9 Palembang, Tahun Lulus 2018.
E. Prestasi/Penghargaan
1. Juara 3 Debat Konstitusi DEMAF Syariah dan Hukum UIN Raden Fatah
Palembang tingkat mahasiswa/mahasiswi Kota Palembang;
2. Juara 3 Debat Ilmiah DEMAF Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah
Palembang tingkat mahasiswa/mahasiswi Fakultas UIN Raden Fatah
Palembang;
3. Juara 1 Debat Konstitusi PESIOR UIN Raden Fatah Palembang tingkat
mahasiswa/mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Fatah
Palembang;
4. Juara 2 Business Model Canvas Kopma UIN Raden Fatah Palembang tingkat
mahasiswa/mahasiswi Provinsi Sumatera Selatan;
5. Student Award UIN Raden Fatah Palembang 2019.
57
F. Pengalaman Organisasi
1. Ketua Sekbid Kerohanian Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri
9 Palembang;
2. Ketua Perkaderan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kertapati,
Palembang;
3. Anggota Perkaderan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota
Palembang;
4. Anggota Pusat Kajian Ekonomi Syariah;
5. Anggota Pusat Kajian Konstitusi.
58
59