Anda di halaman 1dari 5

JURNAL REFLEKSI EDUKATIKA 7 (1) (2016)

p-ISSN: 2087-9385 e-ISSN: 2528-696X


http://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI TUMBUHAN HIJAU


MELALUI METODE EKSPERIMEN KELAS V SDN BABADAN SEMESTER
1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Masanah

SDN Babadan Bonang Demak


Jawa Tengah, Indonesia

Info Artikel Abstract


________________ _______________________________________________________________
Sejarah Artikel: The results of students of class V Semester Elementary School Babadan Bonang District of Demak
Diterima Agustus 2016 district in the academic year 2015/2016 on the subjects of Natural Sciences subject matter of
Disetujui Oktober 2016 green plants is still low. This type of research used was classroom action research using model
Dipublikasikan Desember experiments. The study consisted of two cycles of the first cycle and the second cycle. After
2016 carrying out repairs learning, student learning outcomes is increasing both the first cycle and the
second cycle. For comparison, student achievement on pre cycle, students who completed their
________________ study only 4 students, or 19%, 17 other students did not complete. On the improvement of learning
Keywords: first cycle, students who completed studies, has been increased to 13 from 21 students to 62%.
Understanding the Then after the second cycle of learning improvement obtained by students who pass the study as
concept, Learning many as 20 out of 21 students, or about 95%.
Outcomes, Experimental
Methods
____________________
Abstrak

Hasil belajar siswa kelas V Semester I SD Negeri Babadan Kecamatan Bonang Kabupaten Demak
Tahun Pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok tumbuhan
hijau masih rendah. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian tindakan kelas menggunakan
model pembelajaran eksperimen. Penelitian terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran, hasil belajar siswa selalu meningkat baik siklus I
maupun siklus II. Sebagai perbandingan, prestasi belajar siswa pada prasiklus, siswa yang tuntas
belajarnya hanya 4 siswa atau 19%, 17 siswa lainnya tidak tuntas. Pada perbaikan pembelajaran
siklus I, siswa yang tuntas belajarnya, sudah meningkat menjadi 13 dari 21 siswa atau sekitar
62%. Kemudian setelah perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh siswa yang tuntas belajar
sebanyak 20 dari 21 siswa atau sekitar 95%.

© 2016 Universitas Muria Kudus

Alamat korespondensi: p-ISSN 2087-9385


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
e-ISSN 2528-696X
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus
Kampus UMK Gondangmanis, Bae Kudus Gd. L. lt I PO. BOX 53
Kudus
Tlp (0291) 438229 ex.147 Fax. (0291) 437198
E-mail: masanah@gmail.com
Masanah / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (1) (2016)

PENDAHULUAN tumbuhan hijau (proses foto sintesis pada


Sekolah sebagai bagian dari lembaga tumbuhan) dirasa sangat pas.
penyelenggara pendidikan formal, berupaya untuk Menurut Roestiyah (2001:80) Metode
mencapai tujuan dengan meningkatkan kualitas eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana
Pendidikan Dasar. Pendidikan Dasar bertujuan siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu
memberikan bekal kemampuan dasar kepada hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
siswa untuk mengembangkan kehidupannya, percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
sebagai pribadi, warganegara dan anggota umat disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
manusia serta mempersiapkan siswa untuk Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar
mengikuti pendidikan menengah, bahwa siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
pengajaran di sekolah mempunyai kelemahan- berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang
kelemahan seperti didominasi oleh pengajaran dihadapinya dengan mengadakan percobaan
hafalan di dalam kelas, tidak mendorong sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara
keterlibatan siswa dalam belajar serta metode dan berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa
cara mengajar seorang guru kurang menarik menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu
perhatian siswa dan menyenangkan siswa. yang sedang dipelajarinya. Sehingga diharapkan
Salah satu upaya untuk meningkatkan dengan menggunakan metode eksperimen
mutu pembelajaran di sekolah yaitu peningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan hasil
mutu guru. Dengan demikian, maka seorang guru belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi
diharapkan memiliki kemampuan professional. tumbuhan hijau dapat ditingkatkan.
Profesionalisme guru dapat dilihat dari Setiap usaha dan perbuatan akan berhasil
kemampuan dalam merencanakan dan dengan baik, apabila dilandasi dengan penetapan
melaksanakan pembelajaran di kelas, suatu tujuan yang direncanakan secara matang
menggunakan metode yang variatif serta media dan cermat. Adapun tujuan dilaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
yang diajarkan. penerapan metode eksperimen dapat
Namun hal yang berbeda terjadi pada siswa meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri Babadan Kecamatan Bonang pada pembelajaran IPA tentang tumbuhan hijau di
Kabupaten Demak. Guru sudah berusaha penuh kelas V semester I SD Negeri Babadan
agar siswa dapat memahami dengan baik materi Kecamatan Bonang Tahun Pelajaran 2015/2016.
tumbuhan hijau, namun masih banyak siswa yang
belum memahaminya. Berdasarkan hasil kegiatan METODE PENELITIAN
belajar mengajar dan pengamatan pada mata Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan SD
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi Negeri Babadan Kecamatan Bonang, Kabupaten
pelajaran tumbuhan hijau di kelas V, Demak. Subjek penelitian ini adalah 21 siswa
meningkatkan hasil tes formatif‟ belum berhasil kelas V ( lima ) SD Negeri Babadan yang terdiri
sebab dari 21 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas 10 orang siswa laki-laki dan 11 siswa
atas hanya 4 siswa, sisanya mendapat nilai kurang perempuan. Pelaksanaan penelitian terdapat dua
dari 70.Berbagai faktor sebenarnya dapat menjadi siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I
sebab mengapa siswa belum mendapatkan nilai dilaksanakan pada bulan Oktober 2015. Dan
yang diharapkan. Diantaranya Guru kurang siklus II dilaksanakan pada bulan Nopember
maksimal dalam memberikan metode 2015.
pembelajaran. Guru kurang memberi perhatian Sebelum melakukan sebuah perbaikan
terhadap siswa. Siswa tidak terfokus pada pembelajaran, peneliti perlu memiliki desain
penjelasan guru. Guru kurang memotivasi siswa. prosedur dalam melakukan perbaikan
Namun dalam penelitia ini memfokuskan pembelajaran tersebut. Desain penelitian
pada penggunaan metode yang belum pernah digunakan untuk mempermudah sekaligus sebagai
diterapkan yang diharapkan dapat meningkatkan acuan dalam pelaksanaan tahap demi tahap
hasil belajar siswa. Pemilihan metode tentu saja penelitian. Perbaikan penelitian yang digunakan
perlu memperhitungkan kompetensi dasar yang adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari
ingin dicapai. Dalam mempelajari IPA, dua siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan,
khususnya materi tumbuhan hijau (proses foto pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi)
sintesis pada tumbuhan), tentu akan lebih dan refleksi.
mengena jika siswa melakukan eksperimen Teknik pengumpulan data yang digunakan
tentang kejadian tersebut. Oleh sebab itulah, dalam penelitan ini antara lain observasi untuk
pemilihan metode eksperimen untuk menjaring data proses pembelajaran berupa
meningkatkan pemahaman siswa tentang aktivitas siswa di dalam pembelajaran. Tes untuk
mengetahui hasil belajar siswa dan dokumentasi

23
Masanah / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (1) (2016)

untuk mengumpulkan data yang berupa catatan mendapatkan nilai memuaskan yaitu dikelas
penting yang berhubungan dengan masalah yang interval antara 80-89, 90-99, dan nilai 100
diteliti sehingga akan diperoleh data yang masing-masing hanya 1 siswa atau masing-
lengkap. Dokumentasi dalam penelitian ini masing sebanyak 5%.
diambil dari data nilai siswa kelas V Semester I Hasil Penelitian Siklus II
SDN Babadan tahun 2015 / 2016. Hasil belajar yang dicapai dalam siklus I
Analisis data yang peneliti gunakan dalam sudah menunjukkan peningkatan yang baik,
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan namun masih perlu ditingkatkan lagi. Setelah
deskriptif kualitatif. Data kuantitatif ini peneliti diadakan perbaikan pembelajaran siklus II, hasil
dapat dari hasil tes formatif siswa pada siklus I belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi
dan siklus II. Data tersebut penulis dapatkan dari tumbuhan hijau mengalami peningkatan yang
lembar observasi, serta tes tertulis yang diberikan memuaskan. Hasil belajar siswa yang diperoleh
kepada siswa yang berupa tes formatif berjumlah antara lain, siswa yang tidak tuntas dalam
10 soal pilihan ganda dan 5 soal isian. Pada soal pembelajaran ini hanya 1 siswa atau hanya 5%.
pilihan ganda, setiap jawaban yang benar Sebanyak 20 siswa yang lainnya telah mencapai
diberikan skor 1. Sedangkan pada soal isian, nilai di atas KKM (70). Dari kelas interval 70-79
setiap soal yang benar mendapat skor 2. Adapun hanya sebanyak 2 siswa atau sebanyak 10%.
nilai akhir adalah jumlah skor perolehan dibagi 2 Siswa yang mendapatkan nilai di kelas interval
kemudian dikalikan 10. Dengan demikian dapat 80-89 sebanyak 11 siswa atau 52%. Siswa yang
diketahui nilai masing-masing siswa yang memeroleh nilai pada kelas interval 90-99
kemudian dijadikan sebagai data. Sedangkan sebanyak 2 siswa atau sebanyak 10%, sedangkan
analisis data deskriptif kualitatif peneliti dapatkan siswa yang memerolrh nilai 100 sebanyak 5 siswa
dari lembar pengamatan, baik dari kegiatan guru atau kira-kira sebanyak 24%.
maupun kegiatan siswa. Pada pembelajaran sebelum siklus, guru
mengajar hanya dengan metode ceramah dan
HASIL DAN PEMBAHASAN sedikit tanya jawab. Di dalam proses
Hasil Penelitian Prasiklus pembelajaran hanya guru yang aktif, sedangkan
Sebelum dilaksanakan perbaikan siswa mendengarkan saja penjelasan dari guru.
pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Oleh sebab itulah, suasana yang membosankan
Pengetahuan Alam materi pokok tumbuhan hijau, nampak pada proses pembelajaran tersebut. Selain
hasil prasiklus yang didapati adalah dari 21 siswa itu, perhatian siswa juga tidak fokus. Hal ini
hanya 4 siswa yang tuntas yaitu kelas interval 80- diakibatkan ada beberapa siswa yang berbicara
89 sebanyak 1 siswa atau 5% dan siswa yang sendiri, bercanda, menyandarkan kepalanya di
mendapatkan nilai di kelas interval 70-79 hanya 3 atas meja, dan lain-lain. Hal ini nampaknya
siswa atau 14% . Sedangkan sebanyak 17 siswa membuat pemahaman siswa terhadap materi yang
atau sebanyak 81% belum mencapai nilai KKM diajarkan guru tidak maksimal diserap oleh siswa.
(70) yaitu sebanyak 8 siswa memeroleh nilai Setelah diadakan evaluasi pembelajaran, hanya
antara 60-69 atau sebanyak 38%. Siswa yang beberapa siswa saja yang tuntas belajarnya.
memeroleh nilai dikelas interval 50-59 sebanyak Sedangkan sebagian besar siswa lainnya masih
6 siswa atau sebnyak 29%. Siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (70).
memeroleh nilai di kelas interval 40-49 sebanyak Di dalam hasil pembelajaran pra siklus,
2 siswa atau 10% dan siswa yang mendapatkan siswa yang tuntas belajarnya hanya berjumlah 4
nilai terendah yaitu dikelas interval 30-39 dari 21 siswa keseluruhan. Dengan kata lain,
sebanyak 1 siswa atau 5%. ketuntasan belajar siswa hanya 19%. Rata-rata
Hasil Penelitian Siklus I nilai siswa dalam tes formatif
Setelah mendapatkan hasil dari prasiklus Proses perbaikan pembelajaran siklus I
peneliti harus menerapkan perbaikan sudah terjadi peningkatan jika dibandingkan
pembelajaran siklus I. Hasil yang didapati dari dengan sebelum perbaikan. Hal ini dapat dilihat
perbaikan pembelajaran siklus I ini sudah dari jumlah siswa yang tuntas belajarnya sudah
mengalami peningkatan. Data peningkatan hasil meningkat
belajar siswa antara lain siswa yang mendapatkan Dari data kualitas pelaksanaan perbaikan
nilai dikelas interval 50-59 sebanyak 3 siswa atau pembelajaran dan hasil tes formatif siswa, yang
sekitar 14%. Siswa yang mendapatkan nilai memanfaatkan model pembelajaran Eksperimen
dikelas interval 60-69 sebanyak 5 siswa atau ditemukan dalam penelitian pada mata pelajaran
sebanyak 24%. Siswa yang mendapatkan nilai Ilmu Pengetahuan Alam tentang tumbuhan hijau
dikelas interval 70-79 sebanyak 10 siswa atau kelas V semester I SD Negeri Babadan, dapat
sekitar 48%. Walaupun sudah mengalami dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan
peningkatan yang cukup signifikan siswa yang pembelajaran meningkat, dan karena itu prestasi

24
Masanah / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (1) (2016)

belajar siswa juga meningkat. Pelaksanaan SIMPULAN


perbaikan pembelajaran berjalan dengan cukup Melalui penerapan model pembelajaran
baik, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100 eksperimen, proses pembelajaran mata pelajaran
dengan nilai rata-rata kelas 68. Dari hasil tersebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang tumbuhan
masih ada 8 dari 21 siswa yang belum tuntas hijau di kelas V di SD Negeri Babadan
belajarnya. Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Tahun
Ketidaktuntasan belajar siswa karena Pelajaran 2015/2016 berjalan dengan baik dan
masih ada beberapa siswa belum memahami menyenangkan. Melalui penerapan model
materi yang dipelajari. Hal ini disebabkan siswa pembelajaran eksperimen, prestasi belajar siswa
belum memahami penjelasan dari guru karena di kelas V di SD Negeri Babadan Kecamatan
penjelasan guru terlalu cepat. Selain itu, hanya Bonang Kabupaten Demak Tahun Pelajaran
guru saja yang melakukan eksperimen yaitu 2015/2016 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
proses fotosintesis. Oleh sebab itulah, pada Alam (IPA) tentang tumbuhan hijau meningkat
perbaikan pembelajaran berikutnya eksperimen dengan signifikan.
dilakukan menyeluruh untuk kompetensi dasar
atau indikator yang akan diajarkan serta
menitikberatkan pada keaktifan seluruh siswa. DAFTAR PUSTAKA
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus II, peneliti memusatkan kegiatan Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991.
pembelajaran pada seluruh siswa, yang Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
memanfaatkan model pembelajaran eksperimen,
dengan harapan pelaksanaan perbaikan Dahar. 1989. Psikologi Belajar Mengajar. Aksara
pembelajaran siklus II ini dapat berhasil dengan
Citra: Yogyakarta.
baik. Terbukti setelah diadakan tes formatif ada
peningkatan taraf serap pada siswa. Dengan nilai
terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Nilai rata-rata Dewiki, Santi. 2009. Pembelajaran Ilmu
kelas 86. Dengan demikian hasil belajar siswa Pengetahuan Alam SD. Jakarta: Penerbit
pada perbaikan pembelajaran siklus II ini UT.
mengalami peningkatan yang signifikan
dibandingkan dengan pembelajaran pada pra Fowler, HW, dkk. 1951. Metode Mengajar IPA.
siklus dan siklus I. Buana Nusantara: Jakarta.
Perbandingan hasil ulangan siswa pada
pembelajaran pra siklus, Siklus I, dan Siklus Latuheru. 1988. Media Pembelajaran SD. Bumi
Iidijelaskan bahwa sebelum pembelajaran, siswa Aksara: Jakarta.
yang tuntas belajarnya hanya 4 siswa atau 19%,
17 sisanya tidak tuntas. Pada perbaikan Roestiyah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas.
pembelajaran siklus I, siswa yang tuntas
Pustaka Jaya: Bandung.
belajarnya, sudah meningkat menjadi 13 dari 21
siswa atau sekitar 62%. Kemudian setelah
perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh hasil Sagala. 2012. Meningkatkan Pemahaman IPA.
ulangan 20 dari 21 siswa tuntas belajarnya atau Media Pers: Surakarta.
sekitar 95%. Satu siswa yang belum tuntas
diberikan bimbingan khusus yang terpisah dari Sardiman. 1990. Interaksi & Motivasi Belajar
siswa yang lain. Mengajar. Rajawali Pers: Yogyakarta.
Pada pembelajaran siklus II, peneliti
menggunakan model pembelajaran eksperimen Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang Mengajar. Bandung : Sinar Baru
menitikberatkan pada keaktifan seluruh siswa. Algensido Offset.
Hal ini peneliti lakukan dengan melakukan
eksperimen pada seluruh indikator pembelajaran Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran.
sehingga siswa dapat memahami materi secara
Semarang: IKIP Semarang Press.
total, bukan setengah-setengah. Hasilnya terbukti
setelah diadakan tes formatif siklus II dengan
ketuntasan sebesar 95%. Artinya, hanya 1 siswa Sutarno, Nono. 2009. Model-Model
saja yang belum tuntas belajarnya. Meskipun Pembelajaran: Mengembangkan
demikian, pembelajaran ini sudah dapat Profesionalisme Guru. Pustaka Raya:
dikatakan sukses dan tuntas karena prosentase Bandung.
ketuntasan sudah mencapai di atas angka 75%

25
Masanah / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (1) (2016)

Tim Penyusun KBBI. 2007. Kamus Besar Bahasa


Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai
Pustaka.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional .

UU No. 14 Tahun 2005 tentang GURU dan


DOSEN.

Zaenal, Aqib. 2003. Penerapan Model


Pembelajaran Kooperatif. Sari Ilmu:
Bandung.

26

Anda mungkin juga menyukai