SEMESTER GENAP
lingkaran r = |OA| .
r
y
Dengan mengingat kembali rumus jarak antara dua titik,
O x maka akan diperoleh rumus persamaan lingkaran:
X
|OA| = √( x−0 )2+( y−0 )2
= √x + y
2 2
r
Jadi diperoleh bentuk umum persamaan lingkaran dengan
pusat O(0,0) dan berjari-jari r adalah :
Contoh 1 x2 y2 r 2
Contoh 2
Tentukan persamaan lingkaran yang :
a. berpusat di P(4, 3) dan r = 6
b. berpusat di P(5, -1) dan melalui A(-1, 7)
c. berpusat di P(2, 3) dan menyinggung 2x + 3y + 4 = 0
Jawab :
a. berpusat di P(4, 3) dan r = 6 maka diperoleh a = 4 dan b = 3
2 2 2
Persamaan Lingkaran : ( x−a ) +( y −b ) =r
(x – 4)2 + (y – 3)2 = 62
(x – 4)2 + (y – 3)2 = 36
3
b. berpusat di P(5, -1) dan melalui A(-1, 7), maka r = panjang PA = |PA| . Dengan menggunakan jarak dua
ax 1 +by 1 +c 2.2+3.3+4 17
| | | | | |
r= √ a2+b2 = √22 +32 = √13
2 2 2
Persamaan lingkaran: ( x−a ) +( y −b ) =r
2
17
| |
(x – 2)2 + (y – 3)2 = √13
289
(x – 2)2 + (y – 3)2 = 13
13(x – 2)2 + 13(y – 3)2 = 289
2 2
x + y + Ax+ By +C=0
√( )( )
2 2
A B
Dengan Pusat
A B
P − ,−
2 2 (
dan jar-jari
r= −
2)+−
2
−C
4
Contoh 3
Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran x2 + y2 – 6x + 8y – 24 = 0!
Jawab :
a. Lingkaran : x2 + y2 – 6x + 8y – 24 = 0 diperoleh A = – 6, B = 8 dan C = – 24
Pusat:
(− ,− )
A B
2 2 = (3, – 4)
r = √ 32+(−4)2−(−24 ) = 7
Contoh 4
Lingkaran x2 + y2 + 4x + by – 12 = 0 melalui titik (1, 7), tentukan pusat lingkaran tersebut !
Jawab :
Subtitusi (1, 7) ke lingkaran x2 + y2 + 4x + by – 12 = 0 diperoleh :
12 + 72 + 4.1 + b.7 – 12 =0
7b = – 42 ⇒ b = – 6
Pusat :
(− ,− )
A B
2 2 = (– 2, 3)
x2 + y2 = r2 x1x + y1y = r2
A B
x2 + y2 + Ax + By + C = 0
x1x + y1y + 2 (x + x1) + 2 (y + y1) + C = 0
5
Contoh
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran :
a. L ¿ x2 + y2 = 5 di titik A(1, -2)
b. L ¿ (x + 3)2 + (y – 2)2 = 58 di titik B(0, 9)
c. L ¿ x2 + y2 + 4x + 8y – 21 = 0 di titik C(2, 1)
Jawab :
a. PGS L ¿ x2 + y2 = 5 di titik A(1, -2) berarti x1 = 1, y1 = – 2 dan r2 = 5
PGS ¿ x1x + y1y = r2 ⇒ x – 2y = 5 atau x – 2y – 5 = 0.
Jadi persamaan garis singgungnya adalah x – 2y – 5 = 0.
b. PGS L ¿ (x + 3)2 + (y – 2)2 = 58 di titik B(0, 9) berarti x1 = 0, y1 = 9, a = - 3, b = 2, r2 = 58
PGS ¿ (x1 – a)(x – a) + (y1 – b)(y – b) = r2
⇔ (0 + 3)(x + 3) + (9 – 2)(y – 2) = 58
⇔ 3x + 7y – 63 = 0
Jadi persamaan garis singgungnya adalah 3x + 7y – 63 = 0.
6
LATIHAN
1. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di O(0,0) dan:
a. Mempunyai R = 4
b. Melalui ( - 2, 3 )
c. Menyinggung garis x + 1 = 0
2. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di P( 2, - 3 ) dan mempunyai :
a. Mempunyai r = 8
b. Melalui ( 3, 2 )
c. Menyinggung garis x = 1
3. Tentukan pusat dan jari – jari lingkaran berikut :
a. x2 + y2 = 25 c. (x – 2)2 + (y + 5)2 = 12
b. 2x2 + 2y2 = 3 d. 3(x + 4)2 + 3(y – 1)2 = 27
4. Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran berikut !
a. x 2 + y 2 + 4x – 2y + 1 = 0 c. x 2 + y 2 – 8x + 6y = 0
b. x 2 + y 2 – 4y – 5 = 0 d. 2x 2 + 2y 2 – 4x + 3y = 0
5. Tentukan PGS x2 + y2 = 20 dititik (2, 4) !
6. Tentukan PGS (x – 1)2 + (y – 5)2 = 9 dititik (1, 2) !
7. Tentukan PGS x2 + y2 + 6x – 4y – 45 = 0 dititik (4, -1) !
7
BAB II
LOGIKA MATEMATIKA
Pernyataan : kalimat yang mempunyai nilai kebenaran yaitu benar atau salah.
Contoh: - Matahari bersinar dari barat. (Salah)
- 2 adalah bilangan prima. (Benar)
Ingkaran atau negasi : kebalikan dari suatu pernyataan dinyatakan dengan kata “tidak” atau “bukan“
Jika p suatu pernyataan, maka ingkaran atau negasi nya adalah ∼ p
Contoh : p : 2 adalah bilangan prima. (Benar) , maka negasinya:
∼ p : 2 bukan bilangan prima. (Salah)
q : Matahari bersinar dari barat. (Salah) , maka negasinya:
∼ q : Matahari tidak bersinar dari barat. ( Benar)
A. Konjungsi
Suatu pernyataan yang menggunakan kata hubung “dan” dengan tanda “ ⋀ “.
Tabel kebenaran : Contoh:
p q p⋀ q 1. p : Singa adalah hewan buas. ( B )
B B B q : Singa hewan pemakan daging. ( B )
B S S p ∧ q : Singa adalah hewan buas dan pemakan daging. ( B )
S B S 2. p : 2 adalah bilangan prima. ( B )
S S S q : 2 adalah bilangan ganjil. ( S )
p ∧ q : 2 adalah bilangan prima dan ganjil. ( S )
Negasi : ∼ ( p ∧q ) ≡∼ p ∨∼q
Contoh: p ∧ q : Singa adalah hewan buas dan pemakan daging.
∼ ( p ∧q ): Tidak benar bahwa singa adalah hewan buas dan pemakan daging.
∼ p ∨∼ q : Singa bukan hewan buas atau bukan hewan pemakan daging.
B. Disjungsi
Suatu pernyataan yang menggunakan kata hubung “atau” dengan tanda “ ∨ “.
Tabel kebenaran : Contoh:
p q p∨q 1. p : Bandung ibukota Jawa Barat . ( B )
B B B q : Bandung terletak di pulau Jawa. ( B )
B S B p ∨ q : Bandung ibukota Jawa Barat atau terletak di pulau Jawa. ( B )
S B B 2. p : 2 adalah bilangan prima. ( B )
S S S q : 2 adalah bilangan ganjil. ( S )
p ∨ q : 2 adalah bilangan prima atau ganjil. ( B )
8
Negasi : ∼ ( p ∨q ) ≡∼ p ∧∼q
Contoh: p ∨ q : 2 adalah bilangan prima atau ganjil.
∼ ( p ∨q ): Tidak benar bahwa 2 adalah bilangan prima atau ganjil.
∼ p ∧∼q : 2 adalah bukan bilangan prima dan bukan bilangan prima.
C. Implikasi
Suatu pernyataan yang menggunakan kata hubung “jika p maka q” dengan tanda “ ⟶ “.
Negasi : ∼ ( p ⟶q ) ≡ p∧ ∼ q
Contoh: p ⟶ q : Jika hari mendung maka akan turun hujan.
p ∧∼ q : hari mendung dan (tetapi) tdak turun hujan.
D. Biimplikasi
Suatu pernyataan majemuk yang berbentuk “p jika dan hanya jika q” dengan lambang “ p ↔q ”
Tabel kebenaran : Contoh:
1. p : Gajah binatang berkaki empat . ( B )
p q p↔q q : Gajah bertelinga lebar. ( B )
B B B p↔q : Gajah binatang berkaki empat jika dan hanya jika : Gajah
B S S bertelinga lebar . ( B )
S B S
S S B 2. p : 7 + 3 = 10. ( B )
q : 7 adalah bilangan irasional. ( S )
p ↔ q : 7 + 3 = 10 jika dan hanya jika 7 adalah bil irasional. ( S )
Negasi : ∼ ( p ↔q ) ≡ ( p ∧ ∼q ) ∨ ( q ∧ ∼ p ) ≡∼ p ↔ q ≡ p ↔ q
Contoh : ( p ↔q ) : 3 adalah bilangan ganjil jika dan hanya jika 6 bilangan genap
∼ p ↔q : 3 bukan bilangan ganjil jika dan hanya jika 6 bilangan genap
Contoh:
1. Implikasi (p⟶q) : Jika x 2=81 maka x=9 .
Konvers (q⟶p) : Jika x=9 maka x 2=81.
Invers (∼ p → q ) : Jika x 2 ≠ 81 maka x ≠ 9 .
Kontraposisi (∼q → p ) : Jika x ≠ 9 maka x 2 ≠ 81.
2. Implikasi (p⟶q) : Jika segitiga ABC sama sisi maka ketiga sudutnya sama besar.
Konvers (q⟶p) : Jika ketiga sudutnya sama besar maka segitiga ABC sama sisi .
Invers (∼ p → q ) : Jika segitiga ABC bkn sama sisi maka ketiga sudutnya tdk sama besar
Kontraposisi (∼q → p ) : Jika ketiga sudutnya tdk sama besar maka segitiga ABC bkn sama sisi
.
F. Penarikan Kesimpulan
Pernyataan yang sudah diketahui nilai kebenarannya disebut premis.
Kumpulan dari semua premis disebut argumen.
Pernyataan yang merupakan kesimpulan disebut konklusi.
Penarikan kesimpulan ada tiga cara yaitu:
1. Modus Ponens
a. Premis 1 : p⟶q atau b. Premis 1 : p
Premis 2 : p Premis 2 : p⟶q
Konklusi : q Konklusi : p
Contoh:
a. Premis 1 : Jika hari ini hujan maka saya membawa payung.
Premis 2 : Hari ini hujan.
Konklusi : Saya membawa payung.
b. Premis 1 : Ikan hidup di air.
Premis 2 : Jika ikan hidup di air maka ikan bernapas dengan insang.
Konklusi : Ikan bernapas dengan insang.
10
2. Modus Tollens
Contoh: Premis 1 : Jika saya sakit maka saya pergi ke dokter.
Premis 1: pq Premis 2 : Saya tidak pergi ke dokter.
Premis 2: Konklusi : Saya tidak sakit.
Konklusi:
3. Silogisme
a. Silogisme Disjungsi
11
LATIHAN
Pilihan Ganda
1. Negasi dari pernyataan “Jika 2 x 3 = 6 maka 2 + 3 ¿ 5” adalah ..
A. 2 x 3 = 6 dan 2 + 3 ¿ 5 D. Jika 2 x 3 ≠ 6 maka 2 + 3 ¿ 5
B. 2 x 3 ≠ 6 dan 2 + 3 ≤ 5 E. Jika 2 + 3 ≤ 5 maka 2 x 3 ≠ 6
C. 2 x 3 = 6 dan 2 + 3 ≤ 5
2. Ingkaran dari pernyataan “Jika air laut tenang maka nelayan melaut mencari ikan” adalah ...
A. Jika nelayan tidak melaut mencari ikan maka air laut tidak tenang
B. Jika air laut tidak tenang maka nelayan melaut mencari ikan
C. Jika nelayan melaut mencari ikan maka air laut tenang
D. Air laut tenang dan nelayan tidak melaut mencari ikan
E. Air laut tenang dan nelayan melaut mencari ikan
3. Ingkaran dari pernyataan “Jika jalanan macet maka semua pengemudi kesal” adalah ...
A. Jika jalanan tidak macet maka ada pengemudi yg tidak kesal
B. Jika ada pengemudi yg tidak kesal maka jalanan tidak macet
C. Jalanan tidak macet dan semua pengemudi kesal
D. Jalanan tidak macet dan ada pengemudi kesal
E. Jalanan macet dan ada pengemudi yang tidak kesal
4. Kontraposisi dari “Jika sungai dalam maka sungai banyak ikan” adalah ...
A. Jika sungai banyak ikan maka sungai dalam
B. Jika sungai banyak ikan maka sungai tidak dalam
C. Jika sungai tidak dalam maka sungai tidak banyak ikan
D. Jika sungai tidak banyak ikan maka sungai dalam
E. Jika sungai tidak banyak ikan maka sungai tidak dalam
5. Invers dari pernyataan: “Jika Budi naik kelas maka ia dibelikan sepeda baru” adalah ...
A. Jika Budi dibelikan sepeda baru maka ia naik kelas
B. Jika Budi tdk dibelikan sepeda baru maka ia tdk naik kelas
C. Jika Budi tdk naik kelas maka ia tdk dibelikan sepeda baru
D. Jika Budi naik kelas maka ia tdk dibelikan sepeda baru
E. Jika Budi naik kelas maka ia dibelikan sepeda baru
12
6. Premis 1 : Jika guru datang maka semua siswa senang
Premis 2 : Ada siswa tidak senang
Kesimpulan dari kedua premis adalah ...
A. Ada guru datang D. Jika guru tidak datang maka semua siswa tidak senang
B. Semua siswa senang E. Jika ada siswa senang maka guru datang
C. Guru tidak datang
7. Premis 1 : Jika Ronaldo seorang pemain sepak bola maka ia mempunyai stamina yang prima
Premis 2 : Ronaldo tidak mempunyai stamina yang prima
Kesimpulan dari premis di atas adalah ....
A. Ronaldo seorang pemain sepak bola
B. Ronaldo bukan seorang pemain sepak bola
C. Ronaldo mempunyai stamina yang prima
D. Ronaldo bukan seorang pemain sepak bola dengan stamina yang prima
E. Ronaldo seorang pemain sepak bola dan tidak mempunyai stamina yang prima
8. Dari pernyataan berikut yang bernilai logika benar adalah …
A. 7 + 7 = 14 dan 5 + 5 = 25 D. 2 + 3 = 5 jika 4 x 3 = 7
B. Jika 2 + 2 = 4 maka 8 adalah bilangan prima E. Jika 2 + 5 = 10 maka 7 x 7 = 49
C. 4 + 4 = 16 atau Solo ibukota Jawa Tengah
9. Negasi dari “Ada WNI yang tidak patuh membayar pajak”, adalah ……….
A. Semua WNI tidak patuh membayar pajak D. Semua WNI patuh membayar pajak
B. Beberapa WNI patuh membayar pajak E. Ada WNI patuh membayar pajak
C. Setiap WNI tidak patuh membayar pajak
10. Negasi dari “ Anan seorang olahragawan atau Anan bukan ilmuwan” adalah ………..
A. Anan bukan seorang olahragawan atau Anan ilmuwan
B. Anan bukan seorang olahragawan dan Anan ilmuwan
C. Anan bukan seorang olahragawan tetapi ilmuwan
D. Jika Anan seorang olahragawan maka Anan ilmuwan
E. Anan bukan seorang olahragawan dan seorang ilmuwan
ISIAN
1. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut:
a. Kota Cirebon terdapat di Jawa Barat atau Jepang di Asia tenggara.
b. Matahari terbit dari barat dan singa hewan pemakan rumput.
c. Kambing hewan yang dapat bertelur atau ayam hewan yang dapat bertelur.
13
d. Setiap warga Negara wajib membayar pajak dan setiap polisi pasti meninggal dunia.
e. 9 adalah bilangan riil dan 9 adalah bilangan rasional.
14
BAB IV
JARAK DAN KEDUDUKAN TITIK
Jarak titik A ke G
H G
Pada segitiga ACG yang siku-siku di C, maka
AG = √ AC 2+ CG2 E F
= √¿ ¿
= √ 2 a2 +a2
= √ 3 a2 = a √ 3 D C
Jadi diagonal ruang AG = a √ 3 cm a cm
A a cm B
Jarak titik A ketengah-tengah bidang EFGH
Pada segitiga AEP yang siku-siku di E, maka H G
P
AP = √ AE 2+ EP2 E F
√ ( 12 a √2 ¿¿)
2
= a2 +
a cm
√
2
= a2 + 1 a D C
2
A B
√ 1
2
= 3 a = a√6
2 2
1 A
Jadi jarak A ke P = a √ 6 cm
2
15 g
B. Jarak Titik Ke Garis
Jarak titik A ke garis g adalah panjang ruas garis
yang ditarik dari titik A dan tegak lurus garis g
Contoh:
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 5 cm. H G
jarak titik A ke rusuk HG adalah …
Jawab: E F
Jarak titik A ke garis HG adalah panjang ruas garis
AH (karena AH ⊥ HG) 5 cm
AH = a √ 2 (diagonal sisi) D C
AH = 5 √ 2 cm
A B
Jadi jarak A ke HG adalah 5 √ 2 cm
(6 √ 2)( 6) P
6c
BP= 6 cm
6 √3
(6 √ 2)( 6) √ 3
BP= x
6 √3 √3 A 6 cm B
¿ 2 √6
10 cm
A B
Jarak titik A ke bidang BDHF
diwakili oleh panjang AP.(APBD)
AP = ½ AC (ACBD)
= ½.10√2
= 5√2
Jadi jarak A ke BDHF = 5√2 cm
P
2. Diketahui limas segi-4 beraturan T.ABCD. Panjang AB = 8 cm dan TA = 12 cm. Jarak titik T ke bidang
ABCD adalah….
Jawab:
T
AP = ½ AC = 4√ 2
TP = √ AT 2− AP 2
= √ 122−¿ ¿
cm
= √ 144−32
12
D = √ 112
P C
= 4 √7
A 8 cm B Jadi jarak T ke ABCD = 4√7 cm
17
8 cm
D C
A B
P
LATIHAN
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Jarak antara titik B dan EG adalah …
2. Pada kubus ABCD.EFGH yang panjang rusuknya 8 cm jarak titik E ke bidang BDG adalah ….
3. Diketahui ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Jarak ruas garis HD dan EG adalah ….
4. Diketahui Limas beraturan T.ABCD. Panjang rusuk tegak dan panjang rusuk alas 4 cm. Maka jarak titik
A ke TB adalah ….
5. Diketahui sebuah limas beratusan E.ABCD dengan panjang rusuk alas 6 cm dan tinggi 6 cm. hitunglah
jarak titik B ke CDE!
6. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. hitunglah jarak garis GH ke bidang CDEF!
18
7. Balok ABCD.EFGH dengan panjang rusuk AB= 5 cm BC=4 cm dan AE = 3 cm. Hitunglah jarak antara
garis AE dan bidang BCGF!
8. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. hitunglah jarak bidang ADHE ke bidang
BCGF!
BAB IV
TRANSFORMASI GEOMETRI
Transformasi
adalah mengubah setiap koordinat titik menjadi koordinat lainnya pada bidang dengan aturan tertentu.
Jenis-jenis tranformasi
1. Translasi ( Pergeseran)
2. Refleksi ( Pencerminan)
3. Rotasi ( Perputaran )
4. Dilatasi ( Perkalian)
A.
Translasi / Pergeseran
Translasi adalah transformasi yang memindahkan setiap titik pada bidang menurut jarak dan arah
tertentu.
Contoh:
B. Refleksi / Pencerminan
Refleksi adalah suatu transformasi yang memindahkan tiap titik pada bidang dengan menggunakan sifat
bayangan cermin dari titik-titik yang akan dipindahkan.
19
Pencerminan Terhadap Sumbu X
Contoh:
Tentukan bayangan titik P(3,2) oleh pencerminan
terhadap sumbu X !
Jawab:
'
P(3 , 2)M x P ( 3 ,−2)
→
Contoh:
Tentukan bayangan titik P(3,2) oleh pencerminan
terhadap titik asal O !
Jawab :
'
P(3 , 2)M 0 P (−3 ,−2)
→
Contoh:
Tentukan bayangan titik P(4,1) oleh pencerminan
terhadap garis y = x !
Jawab:
'
P( 4 , 1) M 0 P (1 , 4)
→
Contoh:
Tentukan bayangan titik P(2,2) oleh pencerminan
terhadap garis x = 4!
Jawab:
P ( 2, 2 ) M x=4 P' ( 2 h−a , b )
→
' '
P ( 2.4−2,2 ) =P ( 6,2)
20
Pencerminan Terhadap Garis y = k
Contoh:
Tentukan bayangan titik P(4,2) oleh pencerminan
terhadap garis y = 4!
Jawab:
'
P ( 4 ,2 ) M y=4 P ( a , 2 k−b )
→
' '
P ( 4 , 2.4−2 )=P (4,6)
C. Rotasi / Perputaran
Rotasi adalah transformasi yang memetakan setiap titik pada bidang ke titik lainnya dengan cara
memutar pada pusat tertentu.
Rotasi terhadap titik pusat (0,0)
' ' '
A(x , y) R ( 0 , α ) A (x , y )
→
()( )( )
'
x cos α −sin α x
' =
y sin α cos α y
Contoh:
1. Tentukan bayangan titik C(3, 1) jika dirotasikan berlawanan arah jarum jam sebesar 90o dan
berpusat (0, 0)!
Jawab:
' ' '
C (3 ,1)R ( 0,90 ° ) A ( x , y )
→
( )( )( )
'
x cos α −sin α x
' =
y sin α cos α y
( x'
y
' = )( )( )
cos 90 ° −sin 90° 3
sin 90 ° cos 90° 1
( ) ( )( )
'
x 0 −1 3
' =
y 1 0 1
( )( )
'
x −1
' =
y 3
Jadi hasil bayangan titik C adalah C’(- 1, 3)
2. Garis 3x – 4y + 12 = 0 dirotasikan sebesar 180o terhadap titik
pusat (0,0). Persamaan garis hasil rotasi adalah …
Jawab:
Misalkan titik A (x, y) memenuhi persamaan garis 3x - 4y +
12 = 0 sehingga
' ' '
A(x , y) R ( 0,180° ) A ( x , y )
→
()( )( )
'
x cos α −sin α x
' =
y sin α cos α y
21
()( )( )
'
x cos 180 ° −sin 180 ° x
' =
y sin 180° cos 180 ° y
( ) ( )( )
'
x 0 −1 x
' =
y 1 0 y
()( )
'
x −x
' =
y −y
Sehingga x ' =−x → x=−x ' dan y ' =− y → y=− y '
Substitusi x=−x ' dan y=− y ' ke persamaan garis 3x – 4y + 12 = 0, maka
3 (−x )−4 (− y ) +12=0 →−3 x +4 y +12=0
' ' ' '
()( x'
y
' = +
sin α cos α y−b b)( ) ( )
cos α −sin α x−a a
Contoh
Tentukan bayangan titik C(3, 1) jika dirotasikan berlawanan arah jarum jam sebesar 90o dan
berpusat (2, 4)!
Jawab:
' ' '
C (3 ,1)R ( (2,4) , 90 ° ) A (x , y )
→
()( )( ) ( )
'
x cos α −sin α x−a a
' = +
y sin α cos α y−b b
()( )( ) ( )
'
x cos 90 ° −sin 90° 3−2 2
' = +
y sin 90 ° cos 90° 1−4 4
( ) ( )( ) ( )
'
x 0 −1 1 + 2
' =
y 1 0 −3 4
( )()()
'
x 3+ 2
' =
y 1 4
( )()
'
x 5
' =
y 5
Jadi hasil bayangan titik C adalah C’(5, 5)
D. Dilatasi / Perkalian
Dilatasi adalah transformasi yang mengubah ukuran atau skala suatu bangun geometri, tetapi tidak
mengubah bangun tersebut.
Dilatasi berpusat di 0
22
Contoh:
Tentukan bayangan segitiga ABC dengan A(3,1), B(3,4), dan C(1,3) oleh dilatasi berpusat di O dan
skala 2!
Jawab:
Contoh:
Tentukan bayangan segitiga PQR dengan P(4,2), Q(4,5), dan R(2,4) oleh dilatasi berpusat di A(1,1)
dan skala 2!
Jawab:
23
LATIHAN
1. Titik C (- 4, 7) direfleksikan terhadap garis y = -x. Maka koordinat bayangan titik C adalah …
2. Titik A (- 2, 3) dirotasikan sebesar 90o terhadap titik pusat (0, 0). Hasil rotasi titik A adalah ….
3. Titik B (- 2, 4) dirotasikan sebesar 90o terhadap titik pusat (2, 1). Hasil rotasi titik B adalah ….
4. Tentukan bayangan titik D (3, 2) jika dilatasikan terhadap pusat (-1, -2) dengan skala -3!
5. Titik P(3, -13) ditranslasikan oleh T(-10,7) maka bayangannya adlah ….
6. Bayangan titik B ( 4, 8) direfleksikan terhadap sumbu X kemudian dilanjutkan dengan dilatasi (0,1/2)
adalah ….
7. Tentukan bayangan garis 5x + 4y = 7 jika direfleksikan terhadap garis y = x !
8. Tentukan bayangan garis 4x + 6y = 9 jika garis tersebut dirotasikan sebesar 90o berlawanan arah jarum
jam dengan pusat rotasi di O(0,0)!
9. Tentukan bayangan segitiga ABC hasil dilatasi dengan faktor skala ½ dan pusat dilatasi di R(1,2), jika
diketahui koordinat titik A(4,9), B(8,8), dan C(7,4) !
10. Translasi T memetakan A(2,3) menjadi A’(5,-1). Tentukan translasi T
24
25