Anda di halaman 1dari 14

B.

     Laporan Arus Kas


a.      Pengertian laporan arus kas1[4]
Laporan arus kas (cash flow statement) merupakan salah satu laporan keuangan
pokok, disamping neraca dan laporan laba rugi yaitu laporan yang mengikhtisarkan sumber
kas yang tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu
periode tertentu.
Laporan arus kas dapat memberi informasi tentang perubahan aktiva bersih
perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta arus kas dalam menghadapi keadaan dan peluang, di samping itu
arus kas juga dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai
indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan.
Dalam laporan arus kas juga dipengaruhi oleh laporan perubahan posisi keuangan
yang dapat berupa ikhtisar perubahan kas dan setara kas, dari mana diperoleh dan ke mana
digunakan.
b.      Konsep arus kas dan Pengklasifikasiannya2[5]
Laporan arus kas mengikhtisarkan sumber dan penggunaan kas dan setara kas. Kas
terdiri dari saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas (cash equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi
menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas tersebut
akan memberikan informasi yang memungkinkan para penggunaan laporan keuangan menilai
pengaruh aktivitas terhadap posisi para pengguna laporan keuangan serta terhadap jumlah kas
dan setara kas. Klasifikasian arus kas tersebut sebagai berikut:
a)    Aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari kegiatan usaha perusahaan.
Kegiatan usaha utama perusahaan adalah menghasilkan barang/jasa dan menjualnya yang
mencakupi penerimaan kas, penerimaan piutang dan pengeluaran kas.
Perusahaan dapat melaporkan arus kas dari aktiva operasi dengan menggunakan
metode: (1) langsung atau (2) tidak langsung. Apabila digunakan metode langsung maka
penerimaan dan pengeluaran kas bruto akan diungkapkan, dan sebaliknya.
1

2
Untuk menggambarkan penyusunan laporan arus kas, akan digunakan contoh dari
neraca perbandingan PT Serayu pada tanggal 31 Desember 200B dan 200A serta laporan laba
rugi dan laba ditahan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 200B.
Dalam kenaikan penurunan kas ditunjukkan pada tabel 1 bahwa kas dan bank pada
akhir tahun 200B telah turun sebesar Rp 50.000,00 dibandingkan dengan akhir tahun 200A.
TABEL 1
PT SERAYU
Neraca
31 Desember 200B dan 200A
200B 200A Naik Turun
Aktiva
Aktiva Lancar
Rp Rp
Kas dan Bank 50.000 Rp 100.000 (50.000)
Rp Rp
Piutang dagang 88.000 Rp 102.000 (14.000)
Rp Rp
Persediaan 350.000 Rp 300.000 50.000
Beban dibayar di Rp Rp
muka 12.000 Rp 17.000 (5.000)
Rp Rp
Total Aktiva Lancar 500.000 Rp 519.000 (19.000)
Aktiva Tetap
Rp Rp
Tanah 75.000 Rp 75.000 -
Rp Rp
Bangunan 250.000 Rp 100.000 150.000
Rp Rp
Mesin-mesin 300.000 Rp 200.000 100.000
Rp Rp
Peralatan 45.000 Rp 30.000 15.000
Rp Rp
Total Aktiva Tetap 670.000 Rp 405.000 265.000
Rp Rp
Akumulasi Penyusutan 130.750 Rp (118.000) (12.750)
Rp Rp
Total Aktiva Tetap (neto) 539.250 Rp 287.000 252.250
Rp Rp
Total Aktiva 1.039.250 Rp 806.000 233.250
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban lancar
Rp Rp
Utang dagang 140.000 Rp 80.000 60.000
Rp Rp
Utang bank 125.000 Rp 100.000 25.000
Rp Rp
Utang beban 25.000 Rp 20.000 5.000
Rp Rp
Total kewajiban lancar 290.000 Rp 200.000 90.000
Kewajiban jangka panjang
Rp Rp
Utang obligasi 200.000 Rp 100.000 100.000
Rp Rp
Disagio obligasi (6.500) Rp (4.500) (2.000)
Total kewajiban jangka Rp Rp
panjang 193.500 Rp 95.500 98.000
Modal
Rp Rp
Saham biasa 400.000 Rp 300.000 100.000
Rp Rp
Agio saham 20.000 Rp 10.000 10.000
Rp Rp
Laba ditahan 135.750 Rp 200.500 (64.750)
Rp Rp
Total ekuitas 555.750 Rp 510.500 45.250
Total kewajiban dan Rp Rp
ekuitas 1.039.250 Rp 806.000 233.250

Tabel 2
Laporan Laba Rugi
Tahun Berakhir 31 Desember 200B
Rp
Penjualan neto 1.575.000
Rp
Harga pokok penjualan 1.102.000
Rp
Laba bruto 473.000
Beban usaha:
Rp
Beban penjualan 36.000
Rp
Beban administrasi dan umum 105.000
Rp
Beban penyusutan 47.750
Rp
Total beban usaha 188.750
Rp
Laba usaha 284.250
Pendapatan (beban) lain-lain
Keuntungan dari penjualan aktiva Rp
tetap 4.000
Rp
Beban bunga (2.000)
Laba bersih Rp
286.250
Rp
Laba ditahan, awal tahun 200.500
Rp
Dividen tunai (351.000)
Rp
Laba ditahan, akhir tahun 135.750

Pos Penangguhan
Kenaikan (penurunan) aktiva lancar bukan kas PT Serayu dapat dilihat dalam tabel 1
dan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
Naik (turun)
Rp
Piutang dagang (14.000)
Rp
Persediaan 50.000
Beban dibayar Rp
dimuka (5.000)
Rp
31.000

Selama tahun 200B aktiva lancar bukan kas PT Serayu telah naik sebesar Rp
31.000,00. Piutang dagang, penurunan sebesar Rp 14.000,00 berarti penerimaan uang dari
penagihan piutang lebih besar dari pada penjualan. Hal ini dapat terjadi, karena adanya
penagihan atas saldo piutang pada awal tahun. Oleh karena laba bersih didasarkan atas
penjualan, maka bagian kelebihan penerimaan uang tersebut harus dikoreksi (menambah)
terhadap laba bersih. Hal ini akan lebih tampak apabila piutang dagang dianalisis seperti
tersebut dibawah ini:
Piutang Dagang

Rp
Rp
Saldo 1/1/200B 102.000 Penjualan Tahun 200B
1.589.000
Penjualan Tahun Rp Saldo terakhir Rp
200B 1.575.000 31/12/200B 88.000

Penjualan ↓ Kas
Penjualan Tahun Rp Penerimaan Tagihan Rp
200B 1.575.000 tahun200B 1.589.000

Dalam contoh diatas dianggap bahwa semua penjualan dilakukan dengan kredit.
Perhatikan bahwa pencatatan pada sisi debit dari akun piutang sebesar Rp 1.575.000,00 sama
dengan pencatatan pada sisi kredit dari akun penjualan. Saldo pada akun penjualan ini
kemudian dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai penjualan (lihat tabel 2). Sementara itu,
penagihan piutang selama tahun 200B berjumlah Rp 1.589.000,00. Artinya jumlah nilai
inilah yang mempengaruhi arus kas perusahaan. Oleh karena arus kas dari operasi dicari
dengan jalan melakukan penyesuaian terhadap angka laba atau rugi, maka selisih sebesar Rp
14.000,00 (arus kas lebih besar dari pada penjualan) harus ditambahkan pada angka laba
bersih.
Persediaan, analisis yang sama dapat dilakukan terhadap persediaan. Selama tahun
200B saldo terakhir telah naik sebesar Rp 50.000,00. Kenaikan saldo persediaan ini harus
dikurangkan terhadap laba bersih untuk memperoleh jumlah arus kas dari operasi. Perhatikan
hubungan akun persediaan, akun pembelian, dan akun utang dagang dengan rincian harga
pokok penjualan seperti terlihat dibawah ini.
Terlihat dari analisis akun-akun tersebut bahwa pengaruh persediaan terhadap arus kas
dapat dicari melalui hubungannya dengan harga pokok penjualan (perhatikan bahwa arus kas
dari operasi dihitung dari laba bersih sebagai dasar berpijak). Walaupun harga pokok
penjualan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi berjumlah Rp 1.102.000,00, namun
pembelian barang dagang yang dilakukan selama tahun 200B berjumlah Rp 1.152.000,00.
Selisihnya sebesar Rp 50.000,00, tercermin dalam kenaikan persediaan. Pengaruh pembelian
sebesar Rp 1.152.000,00 terhadap arus kas masih akan dianalisis dalam kenaikan saldo akun
utang dagang.
Persediaan Pembelian
Saldo awal 300.000 Penyesuaian 300.000 Pembelian th 200B 1.152.000
Penyesuaian 1.152.000
Saldo akhir 350.000

Utang Dagang
Pembayaran 1.092.000 Saldo awal 80.000
Saldo akhir 140.000 Pembelian th 200B 1.152.000

Kas
Pembayaran 1.092.000

Harga pokok penjualan


Saldo awal persediaan 300.000
Pembelian tahun200B 1.152.000
Persediaan tersedia dijual 1.452.000
Saldo akhir persediaan ( 350.000)
Harga pokok penjualan 1.102.000
Beban dibayar di muka, dari neraca diatas PT Serayu dapat dilihat bahwa saldo akun
beban dibayar di muka terjadi penurunan, analisis dari penurunan tersebut dapat dilihat dari
hubungan akun-akun seperti yang terlihat berikut ini:

Beban dibayar dimuka


Beban Usaha
Saldo awal 17.000 Penyesuaian Pembelian 131.000 penyesuaian
akhir
Penyesuaian saldo akhir 12.000 saldo awal 17.000 beban
dimuka 12.000
Penyesuaian saldo
Penyesuaian saldo
Hutang Beban Awal beban dibayar awal
utang
Penyesuaian Saldo awal 20.000 Dimuka 17.000 beban
20.000
Saldo awal 20.000 penyesuaian saldo Penyesuaian saldo Saldo akhir
141.000
Akhir 25.000 akhir hutang
beban 25.000

Dari akun-akun tersebut diatas dapat dilihat bahwa penyesuaian atas akun beban
dibayar dimuka untuk memperoleh jumlah arus kas dari operasi dapat dilakukan melalui
hubungannya dengan akun-akun beban usaha. Perhatikan bahwa total beban usaha sebesar Rp
141.000, yang terdiri dari beban penjualan sebesar Rp 36.000 dan beban administrasi dan
umum sebesar Rp 105.000 dapat dianalisis sebagai berikut:
Pengambilan secara tunai Rp 131.000
Penyesuaian saldo awal beban dibayar dimuka Rp 17.000
penyesuaian saldo akhir beban dibayar dimuka Rp (12.000)
Sub total Rp 136.000
Penyesuaian saldo awal utang beban Rp (20.000)
penyelesaian saldo akhir utang beban Rp 25.000
beban usaha Rp 141.000
Dari analisis tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penurunan saldo akun beban
yang dibayar dimuka mengakibatkan jumlah arus kas dari operasi yang terkait dengan beban
usaha lebih kecil dibandingkan dengan beban usaha yang dilaporkan dalam laporan laba rugi.
Laba bersih, dengan demikian menjadi lebih rendah dari yang seharusnya.
Pos akrual
Dalam pos akrual terdapat penghitungan utang dagang dan utang beban.
Untuk penghitungan pos akrual pada utang dagang yaitu Analisis tentang pengaruh
perubahan saldo akun utang dagang dilihat pada saat membahas perubahan saldo akun
persediaan. Dari analisis tersebut dapat dilihat bahwa terdapat selisih yang harus ditambahkan
pada laba bersih untuk memperoleh jumlah arus kas operasi.
Penghitungan pos akrual yang kedua yaitu Utang beban, sama seperti halnya dengan
utang dagang, analisis tentang pengaruh perubahan saldo akhir utang beban juga dapat dilihat
dalam analisis sebelumnya, yaitu pada saat membahas tentang beban dibayar dimuka. Dalam
utang beban terdapat kenaikan yang harus ditambahkan pada laba bersih untuk memperoleh
jumlah arus kas dari operasi.
Transaksi Bukan Kas
Transaksi bukan kas meliputi Penyusutan, beban penyusutan merupakan beban dari
usaha, yaitu beban yang tidak mempengaruhi arus kas. Oleh karena itu, untuk memperoleh
arus kas dari operasi, beban penyusutan harus ditambah pada laba bersih.
Pos Aktivitas Lain
Dalam penghitungan pos aktivitas lain terdapat dua penghitungan yaitu Keuntungan
dari penjualan aktiva tetap dan beban bunga. Untuk keuntungan dari penjualan aktiva tetap
harus dikurangkan pada laba bersih untuk memperoleh arus kas dari kegiatan operasi. Jika
terjadi kerugian dalam penjualan aktiva tetap, maka jumlah kerugian ditambahkan pada laba
bersih.
Sedangkan untuk beban bunga, merupakan bagian dari aktivitas pendanaan, yang
harus ditambahkan pada laba bersih untuk memperoleh arus kas dari operasi.
Arus Kas Dari Operasi
Apabila analisis-analisis tersebut di atas digabungkan akan diperoleh jumlah arus kas
dari operasi sebagai berikut:
Laba bersih Rp 286.250
1.      Penyesuaian untuk perubahan saldo
a.       Piutang dagang Rp 14.000
b.      Persediaan Rp ( 50.000)
c.       Beban dibayar dimuka Rp 5.000
d.      Utang dagang Rp 60.000
e.       Utang beban Rp 5.000
2.      Penyusustan RP 47.750
3.      Keuntungan penjualan aktiva tetap Rp ( 4.000)
4.      Beban bunga Rp 2.000
Total arus kas dari operasi Rp 366.000
Dengan menggunakan laba bersih sebagai dasar pedoman untuk menghitung arus kas
dari operasi dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

Saldo Akun Naik (Turun) Menambah (mengurangi)


laba bersih
a.       Aktiva lancar
a.       Piutang dagang 1.      Naik 1.      Mengurangi
2.      Turun 2.      menambah
b.      Persediaan 1.      Naik 1.      Mengurangi
2.      Turun 2.      Menambah
c.       Beban dibayar dimuka 1.      Naik 1.      Mengurangi
2.      Turun 2.      Menambah
b.      Aktiva tak lancar
a.       Beban penyusutan Naik Menambah
b.      Penjualan aktiva tetap 1.      Keuntungan Mengurangi
2.      Kerugian Menambah
3.      Kewajiban Lancar
a.       Utang dagang 1.      Naik 1.      Menambah
2.      Turun 2.      Mengurangi
b.      Utang beban 1.      Naik 1.      Menambah
2.      Turun 2.      Mengurangi
4.      Beban Pembiayaan
Beban Bunga Naik Menambah

Perhatikan bahwa dalam tabel diatas perubahan dalam pos utang bank tidak
mempengaruhi jumlah arus kas dari operasi. Perubahan saldo utang bank merupakan bagian
arus kas dari kegiatan pendanaan. Demikian juga halnya dengan utang wesel.
b)   Aktivitas investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak masuk setara kas. Contoh dari arus kas yang berasal dari aktivitas ini
adalah perolehan/penjualan aktiva tetap dan investasi.
Kenaikan dalam pos aktiva tetap merupakan penangguhan dana, sedang penurunan
dalam pos merupakan sumber dana. Untuk dapat mengetahui rincian sumber dan penggunaan
dana yang berasal dari pos, akun-akun yang bersangkutan perlu untuk dianalisis. Tidak cukup
hanya dengan melihat perubahan neto yang tercermin dalam neraca perbandingan saja.
Analisis aktiva tetap dapat dilakukan dengan membuat daftar perubahan aktiva tetap seperti
tabel 3. Daftar semacam ini dapat dibuat dengan meneliti akun-akun aktiva tetap yang
bersangkutan. Dari daftar perubahan aktiva tetap tadi dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1.      Selama tahun 200B penambahan aktiva tetap adalah Rp 325.000. jumlah ini merupakan
penggunaan dana untuk penambahan aktiva tetap.
2.      Pengurangan ativa tetap selama tahun 200B adalah sebagai berikut:
Harga perolehan Rp 60.000
Akumulasi penyusutan Rp (35.000)
Nilai buku Rp 25.000
Dalam laporan laba rugi (tabel 2) terlihat bahwa keuntungan dari penjualan aktiva
tetap berjumlah Rp 4.000. sumber dana yang berasal dari penjualan aktiva tetap, dengan
demikian adalah:
Nilai buku aktiva tetap yang dijual Rp 25.000
Keuntungan dari penjualan aktiva
Tetap Rp 4.000
Sumber kas dari penjualan aktiva tetap Rp 29.000
Agar tidak terjadi perhitungan dua kali, maka keuntungan dari penjualan aktiva tetap
dikurangkan dari jumlah laba bersih pada arus dari operasi. Jika terjadi kerugian, maka
kerugian ini akan ditambah pada laba bersih.
c.       Penambahan akumulasi penyusutan selama tahun200B adalah Rp 47.750. jumlah ini juga
merupakan beban penyusutan yang dicatat dalam tahun tersebut (lihat tabel 2). Beban
penyusutan merupakan beban yang tidak mempengaruhi srus kas. jumlah ini ditambahkan
pada laba bersih untuk memperoleh sumber dana dari aktivitas operasi.
Saldo Saldo
31 desember 31 desember
200A Penambahan Pengurangan 200B
Klasifikasi
Harga perolehan
Rp Rp
Tanah Rp 75.000 - - Rp 75.000
Bangunan Rp 100.000 Rp Rp Rp 250.000
150.000 -
Rp Rp
mesin-mesin Rp 200.000 150.000 50.000 Rp 300.000
Rp Rp
Peralatan Rp 30.000 25.000 10.000 Rp 45.000
Rp Rp
Rp 405.000 325.000 60.000 Rp 670.000
akumulasi
penyusutan
Rp Rp
Bangunan Rp 20.000 8.750 - Rp 28.750
Rp Rp
mesin-mesin Rp 80.000 30.000 25.000 Rp 85.000
Rp Rp
Peralatan Rp 18.000 9.000 10.000 Rp 17.000
Rp Rp
Rp 118.000 47.750 35.000 Rp 130.750

Dari uraian tersebut diatas dapat diikhtisarkan bahwa arus kas dari investasi terdiri
dari:
Sumber kas:
Penjualan aktiva tetap Rp 29.000
Penggunaan kas
Perolehan aktiva tetap (Rp 325.000)
Arus kas dari investasi (Rp 296.000)
Beban penyusutan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam arus kas
dari operasi.
c)    Aktivitas pendanaan3[6]
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Contoh dari arus kas yang berasal dari
aktivitas ini adalah penerimaan kas dari akun utang bank pada kewajiban lancar, akun utang
obligasi pada kewajiban jangka panjang dan akun saham biasa serta akun laba pada modal.
Dalam contoh PT Serayu, aktivitas pendanaan dapat terlihat dari akun utang bank
pada kewajiban lancar, akun utang obligasi pada kewajiban jangka panjang dan akun saham
biasa serta akun laba ditahan pada modal.
Utang bank

3
Saldo akun utang bank selama tahun 200B telah naik sebesar Rp 25.000, dari Rp
100.000 pada akhir tahun 200A menjadi Rp 125.000 pada akhir tahun 200B. Analisis
terhadap akun ini menunjukkan informasi sebagai berikut:
Saldo awal, 1 januari 200B Rp 100.000
Penarikan pinjaman baru Rp 200.000
Pembayaran pinjaman Rp (175.000)
Saldo akhir, 31 desember 200B Rp 125.000
Dari analisis tersebut dapat dilihat bahwa dari akun utang bank, terdapat sumber kas
sebesar Rp 200.000 yang berasal dari penarikan pinjaman dan penggunaan kas sebesar Rp
175.000 untuk pelunasan pinjaman.
Utang Obligasi
Rincian perubahan akun utang obligasi PT Serayu adalah sebagai berikut:
200B 200A Naik (turun)
Utang obligasi Rp 200.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Disagio obligasi ( 6.500) ( 4.500) ( 2.000)
Total Rp 193.500 Rp 95.000 Rp 98.000
Secara neto utang obligasi naik dari Rp 95.500 menjadi Rp 193.500. perubahan akun
utang obligasi diperoleh setelah meneliti akun-akun yang bersangkutan.
Beban Bunga
Pada beban bunga, dilaporkan sebagai penggunaan kas dari aktivitas pendanaan.
Beban bunga, dengan demikian, dilaporkan sebagai penggunaan kas dari aktivitas pendanaan.
Namun, perlu dicatat bahwa dari jumlah Rp 2.000 beban bunga yang dilaporkan dalam
laporan laba rugi, Rp 500 diantaranya berupa amortisasi disagio obligasi. Jumlah ini tidak
memerlukan pengeluaran kas. Uang tunai yang diperlukan untuk beban bunga hanya Rp
1.500. dengan demikian, penggunaan kas untuk pembayaran bunga berjumlah Rp 1.500.
Modal
Perubahan pos-pos modal, sebagai berikut:
200B 200A Naik(turun)
Modal
Saham biasa Rp 400.000 Rp 300.000 Rp 100.000
Agio saham biasa Rp 20.000 Rp 10.000 Rp 10.000
Total modal saham Rp 420.000 Rp 310.000 Rp 110.000
Laba ditahan Rp 135.750 Rp 200.500 Rp ( 64.750)
Total modal Rp 555.750 Rp 510.000 Rp 42.750
Analisis terhadap pos-pos tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Dari analisis akun saham biasa dan agio saham biasa terlihat di bawah ini diketahui bahwa
kenaikan modal saham adalah Rp 110.000. kenaikan saham ini disebabkan oleh pengeluaran
saham baru. Total nilai nominal saham sebesar Rp 100.000 dijual dengan agio sebesar Rp
10.000. Total hasil penerimaan adalah RP 110.000. jumlah ini merupakan sumber kas yang
berasal dari pengeluaran saham.
2.      Rincian penurunan laba ditahan sebesar Rp 64.750 dapat dilihat dalam laporan laba rugi.
Terdapat dua hal yang menyebabkan perubahan yaitu:
laba bersih tahun 200B Rp 286.250
dividen tunai (Rp 351.000)
penurunan neto Rp 64.750
Laba bersih merupakan sumber kas yang berasal dari aktivitas operasi. Tetapi perlu
diingat bahwa tidak semua unsur (pendapatan atau beban) yang membentuk laba bersih akan
mempengaruhi arus kas dari operasi. Untuk memperoleh sumber kas yang betul-betul dari
kegiatan usaha, laba bersih harus dikoreksi dengan pos-pos pendapatan dan beban yang tidak
mempengaruhi arus kas. Cara menghitung arus kas dari aktivitas operasi telah dijelaskan
dimuka.
Dividen tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham merupakan penggunaan
dana.
Arus Kas Dari Pendanaan
Dari analisis-analisis yang berkaitan dengan akun-akun utang bank, utang obligasi
dan modal tersebut diatas dapat dilaporkan arus kas dari kegiatan pendanaan sebagai berikut:
Sumber kas:
1.    Penarikan pinjaman bank Rp 200.000
2.    Pengeluaran obligasi Rp 97.500
3.    Pengeluaran saham Rp 110.000
Penggunaan kas:
1.    Pelunasan pinjaman bank Rp 175.000
2.    Pembayaran dividen Rp 351.000
3.    Pembayaran bunga Rp 1.500
Rp 527.500
Arus kas dari pendanaan (RP 120.000)
Laporan arus kas dari PT Serayu (metode tidak langsung) tahun berakhir 31 desember
200B, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4
PT Serayu
Laporan Arus Kas (Metode tidak langsung)
Tahun Berakhir 31 desember 200B
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba bersih Rp 286.250
Penyesuaian untuk:
1. perubahan saldo akun
a. Piutang dagang Rp 14.000
b. Persediaan Rp (50.000)
c. Beban dibayar di muka Rp 5.000
d. Utang dagang Rp 60.000
e. utang beban Rp 5.000

2. penyusutan Rp 47.750
3. keuntungan penjualan aktiva tetap Rp (4.000)
4. beban bunga Rp 2.000
Total arus kas dari operasi Rp 366.000

Arus kas dari aktivitas investasi


penjualan aktiva tetap Rp 29.000
perolehan aktiva tetap Rp (325.000)
total arus kas dari aktivitas investasi Rp (296.000)

arus kas dari aktivitas pendanaan


penarikan pinjaman bank Rp 200.000
pengeluaran obligasi Rp 97.500
pengeluaran saham Rp 110.000
pelunasan pinjaman bank Rp (175.000)
pembayaran dividen Rp (351.000)
pembayaran bunga Rp (1.500)
Total arus kas dari aktivitas
pendanaan Rp (120.000)

penurunan bersih kas dan setara kas Rp (50.000)


kas dan setara kas awal tahun Rp 100.000
kas dan setara kas akhir tahun Rp 50.000

Anda mungkin juga menyukai