Makalah Peluang
Makalah Peluang
PENDAHULUAN
1
4. Kejadian Majemuk
2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
3
Eksperimen melantunkan sebuah dadu (1000X)
Peristiwa yang muncul : - muncul mata dadu 1 hingga
Event M1 M2 M3 M4 M5 M6 total
m 166 169 165 167 169 164 1000
P(M1) = 166/1000 ; P(M6) = 164/1000
a. Aturan Penjumlahan
Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada sebanyak b
benda pada himpuan kedua, dan kedua himpuan itu tidak beririsan, maka
jumlah total anggota di kedua himpuan adalah a + b.
Contoh :
Jika seseorang akan membeli sebuah sepeda motor di sebuah dealer. Di
dealer itu tersedia 5 jeis Honda, 3 jenis Yamaha, dan 2 jenis Suzuki. Dengan
demikian orang tersebut mempunyai pilihan sebanyak 5 + 3 + 2 = 10 jenis
sepeda motor.
b. Aturan Perkalian
4
Pada aturan perkalian ini dapat diperinci menjadi dua, namun
keduanya saling melengkapi dan memperjelas. Kedua kaidah itu adalah
menyebutkan kejadian satu persatu dan aturan pengisian tempat yang
tersedia.
Penyelesaian :
Dengan diagram pohon diperoleh:
Hasil yang mungkin : G1, G2, G3, G5, G6, A1, A2, A3, A4, A5, A6
Catatan : G1 artinya uang menunjukkan gambar dan dadu menunjukkan angka 1.
Dengan demikian banyaknya cara hasil yang berkaitan dapat terjadi adalah 12 cara.
Contoh : 2
5
Dari kota A ke kota B dapat ditempuh dengan 2 cara, dari kota B ke kota C dapat
ditempuh dengan 4 cara. Berapa cara yang dapat ditempuh dari kota A ke kota C ?
Penyelesaianya :
Dari keterangan di atas, jaringan jalan yang menghubugkan kota A, kota B dan C dapat
dibuat diagram sebagai berikut:
Hasil yang mungkin adalah : 11, 12, 13, 14, 21, 22, 23, 24. Jadi banyaknya ada 8 cara.
6
Langkah diatas dapat diselesaikan dengan:
Contoh 3:
Dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, berapa banyaknya bilangan yang terdiri dari 4
angka yang dapat disusun?
a) Tanpa pengulangan
b) Boleh berulang
Penyelesaian :
a) Tanpa pengulangan
Empat angka berarti ribuan, sehingga diperlukan empat tempat
Angka nol (0) tidak mungkin menempati urutan pertama sehingga yang
mungkin angka 1, 2, 3, 4, 5, 6 atau 6 cara dan tanpa pengulangan maka :
7
Jadi banyaknya bilangan yang dapat disusun adalah:
6 6 5 4 = 720 bilangan
b) Pengulangan
Angka nol tidak mungkin menempati urutan pertama sehingga ada 6 cara, untuk
urutan kedua dan seterusnya masing-masing tujuh cara sebab semua angka
memungkinkan karena berulang maka diperoleh:
Contoh1:
Diketahui 3 abjad pertama yaitu A, B dan C. Berapa banyak susunan yang mungkin dari
3 huruf yang berbeda itu ?
Jawab:
P = 3! = 3.2.1 = 6 cara
3 3
Contoh2:
Diketahui 4 siswa : Ary, Ani, Ali dan Asih akan ditempatkan pada 4 buah kursi. Ada
berapa cara untuk menempatkan siswa itu pada kursi yang berbeda ?
Jawab:
8
Kursi II dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 3 cara.
Kursi III dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 2 cara.
Kursi IV dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 1 cara.
Sehingga dengan prinsip dasar probabilitas, keempat kursi dapat ditempati oleh keempat
siswa dengan : 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.
Atau
P = 4P4 = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara.
n n
n!
P =
n r
(n−r)!
Contoh:
Berapa banyak permutasi yang terdiri atas 2 huruf yang berbeda dari 4 huruf: A, I, U, E.
Jawab:
4! 4! 4.3.2.1
= =
4P2 =
(4−2)! 2! 2.1 = 4.3 = 12 cara
Ke-12 permutasi itu adalah:
9
n!
P(n; n1,n2,....) = n ! Χ n ! Χ .. . ..
1 2
Contoh:
Berapa carakah 5 huruf dari kata CUACA dapat disusun dalam suatu baris !
Jawab:
Unsur-unsur yang sama : huruf C ada 2, huruf A ada 2.
5! 5.4.3.2.1
=
P= 2!.2! 2.1.2.1 = 30
Jadi susunan yang mungkin ada 30 buah.
d. Permutasi Siklis
Banyaknya cara menyusun n objek berlainan dalam suatu lingkaran, dengan
memandang susunan yang searah putaran jarum jam dan berlawanan arah putaran jarum
jam adalah :
n!
=(n−1)!
Ps(n) = n
Contoh:
Terdapat berapa carakah empat anak A, B, C, D yang duduk melingkar dapat disusun
dalam lingkaran ?
Jawab:
Cara I
Ambil seorang anak untuk diletakkan pada posisi yang tetap, kemudian
menyusun tiga anak yang lain dalam tempat yang berbeda, maka cara ini dapat
dilakukan dalam 3! = 3.2.1 = 6 cara.
Cara II
Perhatikan gambar !
10
Jika keempat anak itu diletakkan pada posisi 1,2,3 dan 4 bergantian searah
putaran jarum jam dalam sebuah lingkaran, maka mereka tetap membentuk susunan
yang sama. Karena itu, penyusunannya harus menempatkan seorang anak kepada posisi
yang tetap dan menggerak-gerakkan posisi tiga orang anak lain.
B. Kombinasi
11
Kombinasi adalah susunan dari unsur-unsur yang berbeda tanpa memperhatikan
urutan unsur-unsur itu. Kombinasi dari n objek yang diambil r objek dinotasikan nCr
n!
C =
n r
r!(n−r )!
Melalui contoh berikut ini, dapat dibedakan antara
permutasi dan kombinasi.
Pengambilan 3 huruf dari 4 huruf yang ada (A, B, C, D).
Kombinasi (4C3) : ABC, ABD, ACD, BCD
Permutasi (4P3) : ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA
ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA
ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA
BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB
4 P3
Jadi, 4C3 . 3! = 4P3 atau 4C3 = 3!
n!
n Pr
12
2 bola merah dapat dipilih dari 4 bola dalam 4C2 cara.
3 bola biru dapat dipilih dari 6 bola dalam 6C3 cara.
4 bola putih dapat dipilih dari 5 bola dalam 5C4 cara.
13
n( A)
P(A) = n( S)
14
n( As ) 4 1
Jadi, P(As) = n( S ) = 52 = 13
b. Tafsiran Peluang Kejadian
Jika kejadian K dalam ruang sampul 5 selalu terjadi, maka n (K) = n (5). Sehingga
besar peluang kejadian K adalah:
n( K )
=1
n(5)
P (K) =
15
c. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan adalah harapan yang nilai kemungkinan terjadinya paling
besar. Jika suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai kemungkinan terjadinya
kejadian K setiap percobaan adalah P(K), maka frekuensi harapan dari kejadian K
adalah:
F(K) = n P (K)
Contoh :
Bila kita melemparkan sebuah dadu sebanyak 480 kali, berapakah kita harapkan muncul
angka 4?
Penyelesaian :
1
P(K) = 6 dan n = 480
F(K) = n P(K)
1
480× =80
= 6 Jadi harapannya 80 kali.
16
Tidak A atau komplemen A A1 = Ac
A dan B AB
A atau B AB
Untuk sembarang kejadian A dan B berlaku:
n (A B) = n (A) + n (B) – n (A B)
kedua ruas dibagi dengan n (S) maka:
n( A∪B ) n( A ) n (B ) n ( A∩B)
= + −
n( S ) n( S) n( S ) n( S )
17
3 3 1
+ −
= 6 6 6
5
= 6
Contoh :
Dari 45 siswa pada suatu kelas, diketahui 28 siswa senang matematika, 22 siswa
bahasa inggris, dan 10 siswa suka kedua-duanya. Jika seorang siswa dipilih secara acak,
tentukan peluang yang terpilih siswa yang menyukai matematika atau bahasa Inggris!
Penyelesaian :
18
n−a
P (Ac) = n
n a
−
= n n
a
=1– n
P (Ac) = 1 – P (A)
Contoh 1 :
Sebuah dadu dilempar sekaliu, tentukan peluang munculnya mata dadu lebih dari dua.
Penyelesaian :
Cara I
Sebuah dadu dilempar sekali, maka U (S) = 6
Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2}
Maka Ac = {mata dadu lebih dari 2}
Sehingga :
Ac = {3, 4, 5, 6}
n (Ac) = 4
n( A c ) 4 2
= =
P(Ac) = n(S ) 6 3
2
Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 3
Cara II
19
Sebuah dadu dilempar sekali, maka n (S) = 6
Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2}
= {1, 2}
n(A) = 2
n( A ) 2 1
= =
P(A) = n( S ) 6 3
Sehingga :
P (Ac) = 1 – P (A)
1
=1– 3
2
= 3
2
Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 3
Contoh 2:
Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama, tentukan peluang bahwa jumlah mata
kedua dadu lebih dari 3!
Penyelesaian :
Dua buah dadu dilambungkan bersama, maka n (S) = 6 6 = 36
Jika A = {jumlah mata kedua dadu 3}
= {(1,1), (1,2), (2,1)}
n(A) = 3
n( A ) 3 1
= =
P (A) = n( S ) 36 12
1
P (A ) = 1 – 12
c
11
= 12
11
Jadi peluang bahwa jumlah mata kedua dadu > 3 adalah 12
20
Contoh 3:
Jika peluang hari esok akan hujan adalah 0,35, berapa peluang bahwa cuaca akan cerah
esok hari?
Penyelesaiannya :
A = {esok hari akan turun hujan)
P (A) = 0,35
P (Ac) = 1 – P(A
= 1 – 0,35
= 0,65
Jadi peluang bawah cuaca akan cerah hari esok adalah 0,65.
Dua kejadian saling lepas
P (A B) = P(A) + P (B)
Contoh 1 :
Dari satu set kartu bridge diambil 1 kartu secara acak.
Berapa peluang untuk mendapatkan kartu As atau king?
Penyelesaian :
Jika A = kejadian mendapatkan kartu A n (A) = 4
B = kejadian mendapatkan kartu king n (B) = 4
21
n(A B) =
Maka : P (A B) = P(A) + P (B)
4 4
+
= 52 52
2
= 13
2
Jadi peluang untuk mendapatkan kartu As atau king adalah 13
Contoh 2:
Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Berapa peluang jumlah angka kedua dadu
sama dengan 5 atau 10.
Penyelesaian :
n (S) = 6 6 = 36
jika A = {jumlah angka sama dengan 5}
= {(1, 4), (4, 1), (2, 3) (3, 2)}
n (A) = 4
jika B = {jumlah angka sama dengan 10}
= {(4, 6), (6, 4), (5, 5)}
n (B) = 3
AB=
n (A B) = 0
Maka : P (A B) = P (a) + P(B)
4 3
+
= 36 36
7
= 36
7
Jadi nilai kemungkinan jumlah angka kedua mata dadu 5 atau 10 adalah 36
Contoh 3:
22
Di dalam sebuah kotak terdapat 5 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak
tersebut diambil dua bola sekaligus. Berapa peluang kedua boila itu berwarna sama?
Penyelesaian :
n (S) = 9C2 = 36
Dua bola berwarna sama, berarti dua merah atau dua putih
A = {dua merah}, n (a) = nC2 = 10
n( A ) 10
=
P(A) = n( S ) 36
B = {dua putih}, n (B) = 4C2 = 6
n(B ) 6
=
n (S ) 36
P(B) =
23
a. Pada dadu merah muncul angka satu.
b. Pada dadu putih muncul angka enam.
c. Pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul angka enam.
Penyelesaian :
Dua dadu ditos, maka n(S) = 6 x 6 = 36
A = {dadu merah muncul angka satu}
= {(1,1), (1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6)}, n(A) = 6
n( A) 6 1
P(A) = = =
n (S) 36 6
1
Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu adalah
6
B = {dadu putih muncul angka enam}
= {(1,6), (2,6), (3,6), (4,6), (5,6), (6,6)}, n(B) = 6
n(B) 6 1
P(B) = = =
n(S) 36 6
1
Jadi, peluang pada dadu putih muncul angka enam adalah
6
a. A ∩ B= { (1,6 ) } ,n ( A ∩ B )=1
n( A ∩ B) 1
P ( A ∩ B )= =
n( S) 6
1
P ( A ∩ B )= dapat ditulis menjadi:
6
1 1
P ( A ∩ B )= x
6 6
P ( A ∩ B )=P ( A ) x P (B)
Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul
1
angka enam adalah . Dari pembahasan contoh 1 diperoleh rumus sebagai berikut :
36
P ( A ∩ B )=P ( A ) x P (B)
24
Dua kejadian atau lebih yang terjadi secara berurut dikatakan kejadian tak bebas
(kejadian bersyarat) apabila kejadian yang satu mempengaruhi peluang terjadinya
kejadian yang lain.
Rumus :
Jika kejadian A dan B bersyarat, maka :
P ( A ∩ B )=P ( A ) x P (B / A)
Contoh :
Didalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak
tersebut diambil dua bola secara berturut-turut tanpa pengembalian. Tentukan peluang
bahwa kedua bola tersebut berwarna merah.
Pembahasan :
Supaya kedua bola tersebut berwarna merah maka pada pengembalian pertama
dan kedua harus berwarna merah. Peluang terambilnya bola merah pada pengambilan
3
pertama adalah P ( A )= . Kejadian A sudah terjadi sehingga di dalam kotak tinggal 2
7
bola merah dan 4 bola putih. Peluang terambilnya bola merah pada pengambilan kedua
2 1
adalah P(B/A) = = .
6 3
3 1 3 1
P ( A ∩ B )=P ( A ) x P (B / A)= × = =
7 3 21 7
1
Jadi, peluang bahwa kedua bola yang terambil berwarna merah adalah .
7
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan didalam makalah ini kita dapat mempelajari matematika tentang
peluang. Pada bab peluang, materinya meliputi kaidah pencacahan,
permutasi,kombinasi, ekspansi binominal, ruang sampel, peluang, frekuensi harapan,
komplemen dan kejadian majemuk.
Permutasi adalah susunan yang berbeda yang dapat dibentuk dari n unsur yang
diambil dari n unsur atau sabagai unsur. Kombinasi adalah susunan beberapa unsur
yang diambil dari sebagian atau semua unsur suatu himpunan tanpa memperhatikan
urutannya.
Ruang sampel adalah himpunan yang memuat semua hasil yang mungkin dari
suatu percobaan. Peluang kejadiaan adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
Frekuensi harapan adalah hasil kali peluang kejadian dengan gabungkan dua atau lebuh
kejadian sederhana. Sifat-sifat peluang, misalnya S suatu ruang sampel dan A suatu
kejadian pada ruang sampel S.
a. Jika A = Ø maka P (A) = O
b. Nilai peluang kejadian A, yaitu P (A) berkisar dari O sampai 1 (O ≤ P (A) ≤ 1).
c. Jika S ruang sampel maka P (S) = 1.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, keterbatasaan ini kiranya akan dapat
diminimalis dengan partisipasi pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang
konstruktif agar makalah kedepan dapat lebih baik.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://20matematika/peluang/Mawar%20Berduri%20di%20Tepi%20Jurang
%20%20MAKALAH%20PELUANG.htm
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/matematika/Teori
%20Peluang/materi01.html
http://mtksmampsw.wordpress.com/kelas-xi/kelas-xi-ipa-semester-i/peluang/
http://matematikanet.blogspot.com/2009/01/teori-peluang.html
http://Cara%20Menentukan%20Peluang%20Kejadian%20Majemuk%20dan
%20Kejadian%20Bersyarat%20-%20Rumus%20Matematika.htm
27