METEDIOLOGI PENELITIAN
BIOSTATISTIKA
DISUSUN OLEH :
NESTI WISENDRI
1910038105042
STIKES INDONESIA
TAHUN 2020/2021
BAB I
1
PENDAHULUAN
2
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mendeskripsikan definisi peluang.
2. Mendeskripsikan kaidah pencacahan dan menentukan aturan pengisian
tempat yang tersedia.
3. Mendeskripsikan peluang suatu kejadian.
4. Mendeskripsikan kejadian majemuk.
3
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Event M1 M2 M3 M4 M5 M6 total
4
m 166 169 165 167 169 164 1000
P(M1) = 166/1000 ; P(M6) = 164/1000
a. Aturan Penjumlahan
Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada sebanyak b benda
pada himpuan kedua, dan kedua himpuan itu tidak beririsan, maka jumlah total anggota
di kedua himpuan adalah a + b.
Contoh :
Jika seseorang akan membeli sebuah sepeda motor di sebuah dealer. Di dealer itu
tersedia 5 jeis Honda, 3 jenis Yamaha, dan 2 jenis Suzuki. Dengan demikian orang
tersebut mempunyai pilihan sebanyak 5 + 3 + 2 = 10 jenis sepeda motor.
b. Aturan Perkalian
Pada aturan perkalian ini dapat diperinci menjadi dua, namun keduanya saling
melengkapi dan memperjelas. Kedua kaidah itu adalah menyebutkan kejadian satu
persatu dan aturan pengisian tempat yang tersedia.
● Menyebutkan kejadian satu persatu
Contoh :
Sebuah dadu dan sebuah uang logam dilempar secara bersamaan. Berapa hasil yang
berlainan dapat terjadi ?
Penyelesaian :
5
Dengan diagram pohon diperoleh:
Hasil yang mungkin : G1, G2, G3, G5, G6, A1, A2, A3, A4, A5, A6
Catatan : G1 artinya uang menunjukkan gambar dan dadu menunjukkan angka 1.
Dengan demikian banyaknya cara hasil yang berkaitan dapat terjadi adalah 12 cara.
Contoh : 2
Dari kota A ke kota B dapat ditempuh dengan 2 cara, dari kota B ke kota C dapat
ditempuh dengan 4 cara. Berapa cara yang dapat ditempuh dari kota A ke kota C ?
Penyelesaianya :
Dari keterangan di atas, jaringan jalan yang menghubugkan kota A, kota B dan C dapat
dibuat diagram sebagai berikut:
Hasil yang mungkin adalah : 11, 12, 13, 14, 21, 22, 23, 24. Jadi banyaknya ada 8 cara.
6
● Aturan pengisian tempat yang tersedia
Menentukan banyaknya cara suatu percobaan selalu dapat diselesaikan dengan
meyebutkan kejadian satu persatu. Akan tetapi, akan mengalami kesulitan kejadiannya
cukup banyak. Hal ini akan lebih cepat jika diselesaikan dengan menggunakan aturan
pengisian tempat yang tersedia atau dengan mengalikan.
Contoh 1 :
Alya mempunyai 5 baju dan 3 celana. Berapa cara Alya dapat memakai baju dan
celana?
Peyelesaian :
Misalkan kelima baju itu B1, B2, B3, B4, B5 dan ketiga celana itu C1, C2, C3. Hasil yang
mungkin terjadi adalah….
B1 B2 B3 B4 B5
7
Secara umum dapat dirumuskan:
Bila tempat pertama dapat diisi n1 cara, tempat kedua dengan n2 cara,…,
tempat k dapat diisi nk cara, maka banyakya cara mengisi k tempat yang
tersedia adalah: n1 n2…nkcara.
Contoh 3:
Dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, berapa banyaknya bilangan yang terdiri dari 4
angka yang dapat disusun?
a) Tanpa pengulangan
b) Boleh berulang
Penyelesaian :
a) Tanpa pengulangan
Empat angka berarti ribuan, sehingga diperlukan empat tempat
Angka nol (0) tidak mungkin menempati urutan pertama sehingga yang
mungkin angka 1, 2, 3, 4, 5, 6 atau 6 cara dan tanpa pengulangan maka :
8
● Permutasi dan Kombinasi
A. Permutasi
Permutasi adalah susunan objek-objek dengan memperlihatkan urutan tertentu.
a. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil seluruhnya (nPn)
Contoh1:
Diketahui 3 abjad pertama yaitu A, B dan C. Berapa banyak susunan yang mungkin dari
3 huruf yang berbeda itu ?
Jawab:
P = 3! = 3.2.1 = 6 cara
3 3
Contoh2:
Diketahui 4 siswa : Ary, Ani, Ali dan Asih akan ditempatkan pada 4 buah kursi. Ada
berapa cara untuk menempatkan siswa itu pada kursi yang berbeda ?
Jawab:
Atau
P = 4P4 = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara.
n n
atau
Pnr (dibacaPermutasi r dari n) adalah :
9
P = n(n – 1)(n – 2) … (n – r + 1) atau
n r
n!
P =
n r
(n−r)!
Contoh:
Berapa banyak permutasi yang terdiri atas 2 huruf yang berbeda dari 4 huruf: A, I, U, E.
Jawab:
4! 4! 4.3.2.1
= =
4P2 =
(4−2)! 2! 2.1 = 4.3 = 12 cara
Ke-12 permutasi itu adalah:
n!
P(n; n1,n2,....) = n ! Χ n ! Χ .. . ..
1 2
Contoh:
Berapa carakah 5 huruf dari kata CUACA dapat disusun dalam suatu baris !
Jawab:
Unsur-unsur yang sama : huruf C ada 2, huruf A ada 2.
5! 5.4.3.2.1
P = 2!.2! 2.1.2.1 = 30
Jadi susunan yang mungkin ada 30 buah.
d. Permutasi Siklis
10
Banyaknya cara menyusun n objek berlainan dalam suatu lingkaran, dengan
memandang susunan yang searah putaran jarum jam dan berlawanan arah putaran jarum
jam adalah :
n!
=(n−1)!
Ps(n) = n
Contoh:
Terdapat berapa carakah empat anak A, B, C, D yang duduk melingkar dapat disusun
dalam lingkaran ?
Jawab:
Cara I
Ambil seorang anak untuk diletakkan pada posisi yang tetap, kemudian
menyusun tiga anak yang lain dalam tempat yang berbeda, maka cara ini dapat
dilakukan dalam 3! = 3.2.1 = 6 cara.
Cara II
Perhatikan gambar !
Jika keempat anak itu diletakkan pada posisi 1,2,3 dan 4 bergantian searah
putaran jarum jam dalam sebuah lingkaran, maka mereka tetap membentuk susunan
yang sama. Karena itu, penyusunannya harus menempatkan seorang anak kepada posisi
yang tetap dan menggerak-gerakkan posisi tiga orang anak lain.
11
Menyusunnya seperti berikut:
B. Kombinasi
Kombinasi adalah susunan dari unsur-unsur yang berbeda tanpa memperhatikan
urutan unsur-unsur itu.Kombinasi dari n objek yang diambil r objek dinotasikan nCr atau
C(n, r) atau
Crn []
n
atau r adalah :
n!
C=
n r
r!(n−r )!
Melalui contoh berikut ini, dapat dibedakan antara permutasi dan kombinasi.
● Pengambilan 3 huruf dari 4 huruf yang ada (A, B, C, D).
Kombinasi (4C3) : ABC, ABD, ACD, BCD
Permutasi (4P3) : ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA
ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA
ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA
BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB
P3 4
12
Pr n!
n
13
2.3 Peluang Suatu Kejadian
a. Pengertian Peluang Suatu Kejadian
Setiap proses yang menghasilkan suatu kejadian disebut percobaan. Misalnya
kita melemparkan sebuah dadu sebanyak satu kali, maka hasil yang keluar adalah angka
1, 2, 3, 4, 5 atau 6. Semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang
sampel, biasanya dinyatakan dengan S, dan setiap hasil dalam ruang sampel disebut titik
sampel. Banyaknya anggota dalam S dinyatakan dengan n(S).
Misalnya, dari percobaan pelemparan sebuah dadu, maka S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
dan n(S) = 6. Jika dalam pelemparan dadu tersebut muncul angka {2}, maka bilangan
itu disebut kejadian. Jadi, kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan setiap
titik sampel mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu kejadian
munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan dengan :
n( A)
P(A) = n( S)
Contoh:
14
Sebuah dadu mata enam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu
ganjil?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6
A = {1, 3, 5} → n(A) = 3
n( A) 3 1
Jadi, P(A) = n( S) = 6 = 2
Contoh:
Dalam setumpuk kartu bridge (remi) diambil satu kartu secara random (acak).
Tentukanpeluang yang terambil adalah kartu As !
Jawab:
Banyaknya kartu bridge adalah 52, berarti n(S) = 52
n(As) = 4
n( As ) 4 1
Jadi, P(As) = n( S ) = 52 = 13
b. Tafsiran Peluang Kejadian
Jika kejadian K dalam ruang sampul 5 selalu terjadi, maka n (K) = n (5). Sehingga
besar peluang kejadian K adalah:
n( K )
=1
P (K) = n(5)
Kejadian K yang selalu terjadi dalam ruang sampul 5 disebut kepastian.
Kemustahilan Kepastian
∙ ∙
0 0 ≤ P (K) ≤ 1 1
Sedangkan kejadian K dalam ruang sampul 5 tidak pernah terjadi maka n (K) =
0, yang dinamakan kemustahilan, sehingga :
n( K )
=0
P (K) = n(5 )
15
Oleh karena itu nilai peluang itu terbatas yaitu 0 ≤ P (K) ≤ 1
Contoh :
1. Berapa peluang seekor kuda jantan melahirkan anak?
Karena tidak mungkin, maka dinamakan kemustahilan dan peluangnya 0.
F(K) = n P (K)
Contoh :
Bila kita melemparkan sebuah dadu sebanyak 480 kali, berapakah kita harapkan muncul
angka 4?
Penyelesaian :
1
P(K) = 6 dan n = 480
F(K) = n P(K)
1
480× =80
= 6 Jadi harapannya 80 kali.
16
2.4Kejadian Majemuk
Apabila dua kejadian atau lebih dioperasikan sehingga menghasilkan kejadian
baru, maka kejadian baru itu disebut kejadian majemuk.
1) Dua kejadian A dan B sembarang
A dan B A∩B
A atau B A∪B
17
Contoh 1:P (A B C) = P (A) + P (B) + P (c) – P (A B) – P (A C)
Sebuah dadu dilambungkan sekali, –tentukan
P (B C)peluang
+ P (A muncul
B C) mata dadu genap
atau prima.
Penyelesaian :
Ruang sampul S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
n (S) = 6
muncul mata genap A = {2, 4, 6} ⇒ n (A) = 3
muncul mata prima B = {2, 3, 5} ⇒ n (B) = 3
muncul mata genap dan prima = {2} ⇒ n (A ∩ B ) = 1
muncul mata genap atau prima:
P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A A ∪ B)
3 3 1
+ −
= 6 6 6
5
= 6
Contoh :
Dari 45 siswa pada suatu kelas, diketahui 28 siswa senang matematika, 22 siswa
bahasa inggris, dan 10 siswa suka kedua-duanya. Jika seorang siswa dipilih secara acak,
tentukan peluang yang terpilih siswa yang menyukai matematika atau bahasa Inggris!
Penyelesaian :
18
Peluang terpilih yang suka matematika atau bahasa Inggris ialah :
P (M ∪ B) = P (M) + ( P (B) – P (M ∩ B)
28 22 10
+ −
= 45 45 45
30
= 45
6
= 7
Jadi peluang yang terpilih siswa yang menyukai matematika atau bahasa Inggris adalah
3
4 .Kejadian majemuk dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Komplemen suatu kejadian
n−a
P (Ac) = n
n a
−
= n n
a
=1– n
P (Ac) = 1 – P (A)
19
Contoh 1 :
Sebuah dadu dilempar sekaliu, tentukan peluang munculnya mata dadu lebih dari dua.
Penyelesaian :
Cara I
Sebuah dadu dilempar sekali, maka U (S) = 6
Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2}
Maka Ac = {mata dadu lebih dari 2}
Sehingga :
Ac = {3, 4, 5, 6}
n (Ac) = 4
c
n( A ) 4 2
= =
P(Ac) = n(S ) 6 3
2
Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 3
Cara II
Sebuah dadu dilempar sekali, maka n (S) = 6
Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2}
= {1, 2}
n(A) = 2
n( A ) 2 1
= =
P(A) = n( S ) 6 3
Sehingga :
P (Ac) = 1 – P (A)
1
=1– 3
20
2
= 3
2
Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 3
Contoh 2:
Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama, tentukan peluang bahwa jumlah mata
kedua dadu lebih dari 3!
Penyelesaian :
Dua buah dadu dilambungkan bersama, maka n (S) = 6 × 6 = 36
Jika A = {jumlah mata kedua dadu ≤ 3}
= {(1,1), (1,2), (2,1)}
n(A) = 3
n( A ) 3 1
= =
P (A) = n( S ) 36 12
1
P (A ) = 1 – 12
c
11
= 12
11
Jadi peluang bahwa jumlah mata kedua dadu > 3 adalah 12
Contoh 3:
Jika peluang hari esok akan hujan adalah 0,35, berapa peluang bahwa cuaca akan cerah
esok hari?
Penyelesaiannya :
A = {esok hari akan turun hujan)
P (A) = 0,35
P (Ac) = 1 – P(A
= 1 – 0,35
= 0,65
Jadi peluang bawah cuaca akan cerah hari esok adalah 0,65.
21
● Dua kejadian saling lepas
P (A B) = P(A) + P (B)
Contoh 1 :
Dari satu set kartu bridge diambil 1 kartu secara acak.
Berapa peluang untuk mendapatkan kartu As atau king?
Penyelesaian :
Jika A = kejadian mendapatkan kartu A ⇒ n (A) = 4
B= kejadian mendapatkan kartu king ⇒ n (B) = 4
n(A ∩ B) = ∅
Maka : P (A ∪ B) = P(A) + P (B)
4 4
+
= 52 52
2
= 13
2
Jadi peluang untuk mendapatkan kartu As atau king adalah 13
Contoh 2:
Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Berapa peluang jumlah angka kedua dadu
sama dengan 5 atau 10.
22
Penyelesaian :
n (S) = 6 × 6 = 36
jika A = {jumlah angka sama dengan 5}
= {(1, 4), (4, 1), (2, 3) (3, 2)}
n (A) = 4
jika B = {jumlah angka sama dengan 10}
= {(4, 6), (6, 4), (5, 5)}
n (B) = 3
A∩B=∅
n (A ∩ B) = 0
Maka : P (A∪ B) = P (a) + P(B)
4 3
+
= 36 36
7
= 36
7
Jadi nilai kemungkinan jumlah angka kedua mata dadu 5 atau 10 adalah 36
Contoh 3:
Di dalam sebuah kotak terdapat 5 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak
tersebut diambil dua bola sekaligus. Berapa peluang kedua boila itu berwarna sama?
Penyelesaian :
n (S) = 9C2 = 36
Dua bola berwarna sama, berarti dua merah atau dua putih
A = {dua merah}, n (a) = nC2 = 10
n( A ) 10
=
P(A) = n( S ) 36
B = {dua putih}, n (B) = 4C2 = 6
n(B ) 6
=
P(B) = n(S ) 36
23
Karena A dan B saling lepas maka:
P (A ∪ B) = P (A) + (P (B)
10 6
+
= 36 36
16
= 36
4
= 9
4
Jadi peluang kedua bola itu berwarna sama adalah 9
● Dua kejadian yang saling bebas
Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi
kejadian B. Jika dua buah dadu ditos, maka angka yang muncul pada dadu pertama jika
mempengaruhi angka yang muncul pada dadu kedua. Dalam hal ini dikatakan kedua
dadu saling bebas.
Contoh 1 :
Dadu merah dan dadu putih ditos. Tentukan peluang :
a. Pada dadu merah muncul angka satu.
b. Pada dadu putih muncul angka enam.
c. Pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul angka enam.
Penyelesaian :
Dua dadu ditos, maka n(S) = 6 x 6 = 36
A = {dadu merah muncul angka satu}
= {(1,1), (1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6)}, n(A) = 6
n( A) 6 1
P(A) = = =
n (S) 36 6
1
Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu adalah
6
B = {dadu putih muncul angka enam}
= {(1,6), (2,6), (3,6), (4,6), (5,6), (6,6)}, n(B) = 6
24
n(B) 6 1
P(B) = = =
n(S) 36 6
1
Jadi, peluang pada dadu putih muncul angka enam adalah
6
a. A ∩ B= { (1,6 ) } ,n ( A ∩ B )=1
n( A ∩ B) 1
P ( A ∩ B )= =
n( S) 6
1
P ( A ∩ B )= dapat ditulis menjadi:
6
1 1
P ( A ∩ B )= x
6 6
P ( A ∩ B )=P ( A ) x P (B)
Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul
1
angka enam adalah .Dari pembahasan contoh 1 diperoleh rumus sebagai berikut :
36
P ( A ∩ B )=P ( A ) x P (B)
P ( A ∩ B )=P ( A ) x P (B / A)
25
Pembahasan :
Supaya kedua bola tersebut berwarna merah maka pada pengembalian pertama
dan kedua harus berwarna merah.Peluang terambilnya bola merah pada pengambilan
3
pertama adalah P ( A )= . Kejadian A sudah terjadi sehingga di dalam kotak tinggal 2
7
bola merah dan 4 bola putih. Peluang terambilnya bola merah pada pengambilan kedua
2 1
adalah P(B/A) = = .
6 3
3 1 3 1
P ( A ∩ B )=P ( A ) x P (B / A)= × = =
7 3 21 7
1
Jadi, peluang bahwa kedua bola yang terambil berwarna merah adalah .
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan didalam makalah ini kita dapat mempelajari matematika tentang
peluang. Pada bab peluang, materinya meliputi kaidah pencacahan,
permutasi,kombinasi, ekspansi binominal, ruang sampel, peluang, frekuensi harapan,
komplemen dan kejadian majemuk.
Permutasi adalah susunan yang berbeda yang dapat dibentuk dari n unsur yang
diambil dari n unsur atau sabagai unsur. Kombinasi adalah susunan beberapa unsur
yang diambil dari sebagian atau semua unsur suatu himpunan tanpa memperhatikan
urutannya.
Ruang sampel adalah himpunan yang memuat semua hasil yang mungkin dari
suatu percobaan. Peluang kejadiaan adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
26
Frekuensi harapan adalah hasil kali peluang kejadian dengan gabungkan dua atau lebuh
kejadian sederhana.Sifat-sifat peluang, misalnya S suatu ruang sampel dan A suatu
kejadian pada ruang sampel S.
a. Jika A = Ø maka P (A) = O
b. Nilai peluang kejadian A, yaitu P (A) berkisar dari O sampai 1 (O ≤ P (A) ≤ 1).
c. Jika S ruang sampel maka P (S) = 1.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, keterbatasaan ini kiranya akan dapat
diminimalis dengan partisipasi pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang
konstruktif agar makalah kedepan dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://20matematika/peluang/Mawar%20Berduri%20di%20Tepi%20Jurang
%20%20MAKALAH%20PELUANG.htm
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/matematika/Teori
%20Peluang/materi01.html
http://mtksmampsw.wordpress.com/kelas-xi/kelas-xi-ipa-semester-i/peluang/
http://matematikanet.blogspot.com/2009/01/teori-peluang.html
http://Cara%20Menentukan%20Peluang%20Kejadian%20Majemuk%20dan
%20Kejadian%20Bersyarat%20-%20Rumus%20Matematika.htm
27