PT Bukit Kesuma Raya diduga kuat sebagai penyum bang limbah terbesar terhadap
pencemaran daerah aliran sungai Air Bengkulu yang tercemar limbah batubara. Pencemaran
yang disebabkan oleh kegiatan pertambangan dari PT Bukit Kesuma Raya sudah meresahkan
masyarakat, apalagi air sungai tersebut masih digunakan sebagai air baku PDAM Kota
Bengkulu. Hingga saat ini tercatat sebanyak 6.000 pelanggan masih mendapat pasokan air
PDAM yang bersumber dari air sunga itersebut.
PT Bukit Kesuma Raya, melalui divisi hukumnya, Hanif Setiawan.,S.H., menyatakan bahwa,
dengan adanya pencabutan izin usaha pertambangan operasi produksi Batubara PT Bukit
Kesuma Raya, pihakny amerasa sangat dirugikan. Menurutnya, terdapat Sembilan perusahaan
tambang batubara dan perkebunan kepala sawit serta pabrik karet yang juga menjadi
penyumbang limbah terhadap sungai tersebut, sehingga pencemaran yang terjadi di daerah
aliran sungai Air Bengkulu, bukan disebabkan oleh kegiatan tambang PT Bukit Kesuma Raya
saja. Selain itu, PT Bukit Kesuma Raya juga mengakui telah memenuhi semua instrument
persyaratan izin, diantaranya dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara.
Surat keputusan pencabutan izin usaha pertambangan operasi produksi Batubara PT Bukit
Kesuma Raya didasarkan oleh penelitian yang dilakukan BLH Provinsi Bengkulu pada tahun
2016, penghitungan beban pencemaran untuk parameter BOD, COD, TSS dengan mengambil
empat sample air di empat titik lokasi di Sungai Bengkulu.Dalam penghitungan parameter
1
BOD, 60% beban pencemaran disebabkan limbah yang dihasilkan industry itambang
batubara, Sedangkan penghitungan COD, limbah industry tambang batubara berada dinilai 62
%. Untuk penghitungan TSS, 74 % dihasilkan dari limbah industri tambang batubara.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, limbah yang dihasilkan, sebagian besar dari kegiatan
PT Bukit Kesuma Raya.
Tugas :
Buatlah surat kuasa tergugat; surat kuasa penggugat; surat gugatan;suratjawaban atas
gugatan; replik ;duplik; daftar alat bukti surat; dialog saksi-saksi; kesimpulan pembuktin dan
putusan.
Catatan :
BOD (Biological Oxygen Demand), merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bakteri, untuk mengurai hamper semua zat organik yang terlarut dan
tersuspensi dalam air buangan.Dinyatakandengan BOD5 haripadasuhu 20 derajat C dalam
mg/liter atau ppm. Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran
terhadap air buangan domestic atau industri, juga untuk mendesain system pengolahan
limbah biologis bagi air tercemar.
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair, dengan memanfaatkan
oksidator kalium dikromat sebagai sumbe roksigen. Angka COD merupakan ukuran bagi
pencemaran air oleh zat organik, yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses
biologis, dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlaru tdalam air.
2
TSS (Total Susppended Solid), Zat yang tersuspensi biasanya terdiri dari zat organic dan
anorganik yang melayang-layang dalam air. Secara fisika zat ini penyebab kekeruhan dalam
air. Limbah cair yang mempunya kandungan zat tersuspensi tinggi tidak boleh dibuang
langsung kebadan air, karena disamping dapat menyebabkan pendangkalan, juga dapat
menghalangi sinar matahari masuk kedasar air. Sehingga proses fotosintesa mikro organisme
tidak dapat berlangsung.
3
GUBERNUR BENGKULU
NOMOR : 5/GG/13/FH/14/G-BKL
TENTANG
Menimbang :
Mengingat :
4
3. undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman
modal asing (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1967
nomor 1. Tambahan lembaran Negara republic Indonesia
nomor 2818) ; sebagaimana telah diubah dengan undang-
undang nomor 11 tahun 1970 tentang perubahan atas undang-
undng nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing
(lembaran Negara Republik Indonesia nomor 2818),
sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 11
tahun 1970 tentang perubahan atas undang-undang nomor 1
tahun 1967 tentang penanaman modal asing (lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1970 nomor 46, tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2943)
5
8. Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi
sumber daya alam Hayati Dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419)
6
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 2831)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan peraturan pemerintah
nomor 75 tahun 2001 tentang perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 32 tahun 1969 tentang pelaksanaan undang-
undang nomor 11 tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan
pokok pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4154)
7
19. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 20 tahun 2003
tentang Organisasi dan tata kerja Perangkat daerah provinsi
Bengkulu (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2003
Nomor 20) :
MEMUTUSKAN
Pasal 6
b. koperasi; dan
c. perseorangan.
8
(3). Perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dapat berupa orang perseorangan, perusahaan firma, atau
perusahaan komanditer.
Pasal 7
b. pemberian IUP.
Pasal 8
a. WIUP radioaktif;
c. WIUP batubara;
e. WIUP batuan.
9
(3). WIUP mineral logam dan batubara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dan huruf c diperoleh dengan cara lelang.
Pasal 22
a. mineral logam;
b. batubara;
c. mineral bukan logam; dan/atau
d. batuan.
a. mineral logam;
b. batubara;
c. mineral bukan logam; dan/atau
d. batuan. Paragraf 2 Persyaratan IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi
Pasal 23
1. Administratif;
2. Teknis;
10
3. Lingkungan; dan
4. Finansials
11
GUBERNUR BENGKULU
Menimbang :
Mengingat :
12
3. undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman
modal asing (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1967
nomor 1. Tambahan lembaran Negara republic Indonesia
nomor 2818) ; sebagaimana telah diubah dengan undang-
undang nomor 11 tahun 1970 tentang perubahan atas undang-
undng nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing
(lembaran Negara Republik Indonesia nomor 2818),
sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 11
tahun 1970 tentang perubahan atas undang-undang nomor 1
tahun 1967 tentang penanaman modal asing (lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1970 nomor 46, tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2943)
13
8. Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi
sumber daya alam Hayati Dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419)
14
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 2831)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan peraturan pemerintah
nomor 75 tahun 2001 tentang perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 32 tahun 1969 tentang pelaksanaan undang-
undang nomor 11 tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan
pokok pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4154)
15
19. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 20 tahun 2003
tentang Organisasi dan tata kerja Perangkat daerah provinsi
Bengkulu (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2003
Nomor 20) :
MEMUTUSKAN
Pasal 1
16
c. Pemegang izin eksploitasi tidak melaksanakan kegiatan
eksploitasi dalam waktu 1 (satu) tahun sejak diterbitkan izin.
d. Dikembalikan Oleh Pemegang izin;
e. Dipindahkan Kepada pihak lain tanpa persetujuan yang
ditetapkan dengan keputusan Gubernur
f. Pemegang izin tidak melanjutkan kegiatan usahanya
g. Pemegang izin tidak melaksanakan ketentuan yang
tercantum dalam perizinan dan atau ketentuan peraturan
perundang-undangan;
h. Wilayah Usaha Pertambangan digunakan untuk kepentingan
pemerintah provinsi dan atau kepentingan yang lebih luas.
Pasal 2
Pasal 3
(1) Apabila kepentingan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
ayat (2), maka :
a. Hak pengusahaan pertambangan kembali kepada pemerintah
daerah;
17
b. Pemegang izin usaha pertambangan diharuskan menyerahkan
semua dokumen yang berkaitan dengan usaha pertambangan
kepada bupati dengan tidak menerima ganti rugi;
(2) Dalam hal izin usaha pertambangan berakhir sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf h, maka kepada
pemegang izin diberikan ganti rugi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 4
Keputusan Pencabutan Izin usaha pertambangan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) ditetapkan dalam bentuk
keputusan Gubernur.
Pasal 5
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
18
Diundangkan di Bengkulu Utara
Pada tanggal 15 Maret 2017
Sekretaris Provinsi
Bengkulu
Advokat di Kantor Advokat Hadi Asyraf, SH & REKAN beralamat di Jalan. Jl. Padang Jati
5 Kota Bengkulu, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama mewakili kepentingan
Pemberi Kuasa, selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa :
KHUSUS
Untuk dan atas nama pemberi kuasa mendampingi dan atau mewakili Pemberi Kuasa
dalam membela dan mempertahankan segala hak dan kepentingan hukum pemberi
kuasa di Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu Atas diterbitkannya Surat
Keputusan GubernurBengkulu dengan 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tanggal 15
Maret 2017.
20
Dan dengan demikian Penerima Kuasa berhak untuk :
Mempertahankan hak-hak Pemberi Kuasa serta menghadap diseluruh Lembaga Penegak
Hukum Republik Indonesia guna :
Menjalankan perkara-perkara, mendampingi dan/atau mewakili, membuat,
menandatangani serta mengajukan Gugatan/Permohonan Tata Usaha Negara,Replik,
Konklusi, Mengajukan bukti dan saksi, meminta atau Menerima Sumpah, Meminta
Putusan dan Penetapan, Meminta atau menjalankan Putusan dengan semua jalan munurut
Hukum, juga dengan paksaan Badan dan Memberi Kuasa kepada Juru Sita;
Melawan Tergugat dimuka Pengadilan, atau pun sebagai Pembela Penggugat didalam
Perkara Tata Usaha Negara;
Membuat, Menandatangani, Meminta atau Menyerahkan serta Menerima Uang atau
barang dan surat-surat berharga baik asli maupun duplikatnya dari dan pihak mana pun
baik personal maupun lembaga swasta/pemerintah dan penegak hukum dan juga
menandatangani atau meminta tanda terimanya ;
Meminta diadakan semua eksekusi-eksekusi Putusan Pengadilan dan Mengangkat lagi,
meminta salinan dari semua Putusan-Putusan dan lain-lain, Mengajukan Verzet atau
Perlawanan terhadap Penyitaan (Beslaag) atau Meminta supaya Pelaksanaan Eksekusi
ditangguhkan, Mengangkat Sita dan diakui tidak sah;
Kuasa ini diberikan kepada Penerima Kuasa dengan hak Memberi Substansi dan
hak retensi.
Segala Tindakan yang dipandang perlu menurut hukum oleh Penerima Kuasa, walaupun
belum disebutkan dalam surat Kuasa ini, sudah Termasuk dalam Pemberian kuasa ini dan
telah di setujui oleh Pemberi Kuasa;
21
Bengkulu, 20 Maret 2017
Penerima Kuasa PemberiKuasa
Hadi Asyrof, SH.,MH.
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara Semu Fakultas Hukum UNIB
Di
Bengkulu
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
23
MELAWAN
Adapun yang dimaksudkan sebagai objek sengketa dalam perkara ini adalah :
Objek sengketa Tata Usaha Negara tersebut sesuai dengan pasal 1 ayat 3 undang-undang no.5
tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu :
“keputusan tata usaha negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan
atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual,
dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”
Berdasarkan ketentuan Pasal 55 Undang-undang no.5 tahun 2986 tentang peradilan Tata
Usaha Negara memyatakan :
“gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak
diterimanya atau diumumkannya keputusan badan atau pejabat tata usaha negara.”
24
Selanjutnya mengenai perhitungan tenggang waktu tersebut diatur menurut Surat Edaran
Mahkamah Agung No.2 Tahun 1991 tanggal 9 Juli 1991 pada romawi V angka 3 menyatakan
:
“bagi mereka yang tidak dituju oleh suatu keputusan tata usaha negara tetapi yang merasa
kepentingannya dirugikan maka tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 55
dihitung secara kasuistis sejak saat ia merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan tata
usaha negara dan mengetahui adanya keputusan terebut.”
Bahwa objek sengketa tersebut dikeluarkan oleh tergugat pada tanggal 15 Maret 2017, dan
pihak penggugat menerima dan/atau mengetahui surat keputusan tersebut pada tanggal 15
Maret 2017, dan surat gugatan diajukan pada tanggal 20 maret 2017, maka dari itu pengajuan
gugatan ini masih dalam tenggang waktu menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
25
tersebut kedudukan penggugat adalah telah benar (Legal Standing) untuk mengajukan
gugatan ini. (Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang Nomor 09 Tahun 2004 jo Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009).
4. Bahwa berdasarkan alasan tergugat menerbitkan surat keputusan nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tanggal 15 maret 2017 tentang pencabutan izin
usaha pertambangan operasi produksi batubara kepada PT Bukit Kesuma Raya
dikarenakan menurutnya PT bukit Kesuma Raya diduga kuat sebagai penyumbang
limbah terbesar terhadap pecemaran yang disebabkan oleh kegiatan
pertambangannya, seyogyanya dikawasan PT Bukit Kesuma Raya beroperasi
terdapat 9 perusahaan tambang batubara dan perkebunan kelapa sawit serta pabrik
karet yang juga menjadi penyumbang limbah terhadap sungai tersebut, sehingga
pencemaran yang terjadi bukan disebabkan oleh kegiatan pertambangan operasi
pruduksi batubara PT Bukit Kesuma Raya.
5. Bahwa setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Tata Usaha Negara Nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 oleh Gubernur Provinsi Bengkulu kepada PT Bukit
Kesuma Raya tentang Pencabutan izin usaha pertambangan operasi produksi batubara
yang sebagaimana penggugat telah melaksanakan kegiatan usaha produksi
pertambangan batubara tersebut sesuai dengan prosedur yang diatur didalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahwasannya setiap usaha yang sudah
mendapatkan izin usaha dan/atau kegiatan usaha yang sudah sesuai dengan
prosedur/tata cara yang tercantum dalam undang-undang yang berlaku dan terkait
maka sudah pastinya perusahaan tersebut melakukan kegiatan sesuai dengan izin yang
berikan. Selain itu penggugat telah memenuhi semua instrumen persyaratan izin,
diantaranya Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Upaya
pengelolaan Lingkungan Hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL)
yang diterbitkan oleh Gubernur Provinsi Bengkulu sesuai dengan paragraf 7 tentang
perizinan pasal 36 ayat (1)-(4) undang-undang no 32 tahun 2009 tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang mana menyatakan :
1) Setiap Usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL Wajib
memiliki izin ingkungan.
2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan berdasarkan
keputusan kelayakan lingkungan hiup sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 atau
rekomendasi UKL-UPL.
26
3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mencantumkan
persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup atau
rekomendasi UKL-UPL.
4) Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, Gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
6. Bahwa benar kepentingan Penggugat sangat dirugikan akibat diterbitkannya Surat
Keputusan oleh tergugat Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 yang telah
mencabut izin usaha pertambangan operasi produksi Batubara kepada PT Kesuma
Raya dan pihak tergugat tidak pernah melayangkan surat peringatan kepada
penggugat sebelumnya tentang apa yang dijadikan dasar dari tergugat untuk
mengeluarkan pencabutan izin usaha, dan tergugat dalam pembentukan surat
keputusan ini tidak memberikan surat teguran dan/atau peringatan kepada pihak
penggugat yang terlibat mengenai dasar hukum, persyaratan, dokumen, dan fakta
yang terkait sebelum menetapkan dan/atau melakukan keputusan dan/atau Tindakan
yang dapat menimbulkan pembebanan bagi PT Bukit Kesuma Raya. Sehingga setelah
diterbitkannya SK tersebut merugikan pihak tergugat. (Pasal 46 ayat 1 UU No. 30
Tahun 2014). dan pihak tergugat dalam mencabut izin usaha pertambangan operasi
produksi batubara tidak memenuhi prosedur atau tata cara pencabutan izin usaha
pertambangan operasi produksi batubara kepada PT Bukit Kesuma Raya yang diatur
dalam pasal 76 ayat dan (2) serta Pasal 113 ayat (2) peraturan daerah provinsi
bengkulu no 5 tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara
yang menyatakan bahwa :
Pasal 76 ayat (2) “Sanksi Administratif terdiri atas :
a. Teguran tertulis;
b. Paksaan pemerintah;
c. Pembekuan izin lingkungan; atau
d. Pencabutan izin lingkungan.
Pasal 113 ayat (2)“sanksi administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa :
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan atas sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi
atau operasi produksi; dan/atau
c. Pencabutan IUP dan IUPJ.”
7. Bahwa benar Surat Keputusan Gubernur Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017
diterbitkan pada tanggal 15 Maret 2017 tidak memenuhi unsur-unsur pencabutan izin
27
usaha pertambangan operasi produksi batubara kepada PT Bukit Kesuma Raya hanya
didasarkan pada penelitian yang Badan Lingkungan Hidup (BLH) lakukan, sedangkan
pengggat telah memenuhi semua kewajiban yang ada dalam IUP dan IUPK yang telah
dibuat terlebih dahulu, unsur-unsur pencabutan iin usaha pertambangan operasi
produksi batubara diatur dalam Pasal 119 butir a, b, dan c undang-undang nomor 4
tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara yang menyatakan bahwa IUP
atau IUPK dapat dicabut oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya apabila :
a. Pemegang IUP atau IUPK tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan dalam
IUP atau IUPK serta peraturan perundang-undangan;
b. Pemegang IUP atau IUPK melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini; atau
c. Pemegang IUP atau IUPK dinyatakan Pailit.
8. Bahwa seharusnya pihak tergugat melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap semua
dokumen perizinan yang telah selesai, serta melakukan evaluasi selama
berlangsungnya usaha pertambangan operasi produksi batubara, evaluasi tersebut
dilakukan terhadap penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) tercantum dalam pasal
4 dan 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2015 tentang tata cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan
mineral dan batu bara. Dan pada pasal 17 ayat (1),(2),(3) tertulis bahwasannya :
1) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktur Jenderal
atau Gubernur, pemegang IUP ekslorasi tidak memenuhi kriteria teknis,
lingkungan, atau finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2)
huruf c angka 1, angka 2, hufur d, atau huruf e angka 1 diberikan sanksi
administratif oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai
dengan kewenangannya.
2) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh direktur Jendral
atau Gubernur, pemegang IUP Operasi Produksi tidak memenui kriteria
finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf e angka 2
diberikan sanksi administratif p;eh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
Gubernur sesuai dengan kewenangannya.
3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) berupa :
a. Teguran tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan usaha; atau
28
c. Pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP).
9. Bahwa benar Surat Keputusan Gubernur Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017
yang dikeluarkan oleh Tergugat tidak sesuai dengan ketentuan Undang-undang
Nomor 9 tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan undang-undang No.28
Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme terdiri dari tujuh asas, yakni meliputi :
1) Kepastian Hukum;
2) Tertib Penyelenggara Negara;
3) Kepentingan umum;
4) Keterbukaan;
5) Proporsionalitas;
6) Profesionalitas;
7) Akuntabilitas;
Bahwasannya benar pihak tergugat dalam menerbitkan surat keputusan nomor
199009/190/DISTAMBEN/2017 tentang pencabutan izin usaha pertambangan operasi
produksi batubara tidak sesuai dengan asas-asas diatas.
10. Bahwa berdasarkan uraian-uraian pada nomor 1 s/d 4 tersebut perbuatan tergugat
yang telah mengeluarkan objek sengeta tersebut telah sangat merugikan penggugat,
maka gugatan ini diajukan berdasarkan Pasal 53 Undang-undang No. 9 Tahun 2004
yang merupakan perubahan Undang-undang No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara menyatakan :
1) Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar keputusan tata usaha
negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi.
2) Alasan yang dapat digunakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. Keputusan tata usaha negara yang digugat itu betentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Keputusan tata usaha negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-
asas umum pemerintahan yang baik.
11. Bahwa sebagaimana alasan penggugat tersebut, perbuatan tergugat tersebut ternyata
dalam mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 1990.09/DISTAMBEN/2017 tentang
pencabutan izin usaha pertambangan operasi produksi batubara tanggal 15 Maret
29
2017 kepada PT Bukit Kesuma Raya sebagai objek sengketa, telah bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu undang-undang
nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
undang-undang nomor 4 tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan
batubara, undang-undang nomor 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan,
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2015 tentang tata cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan mineral dan
batu bara, peraturan Daerah Provinsi Bengkulu nomor 5 tahun 2013 tentang
pengelolaan pertambangan mineral dan batubara dan tidak berdasarkan tahapan-
tahapan secara berkelanjutan yang diatur oleh undang-undang terkait dan masih
berlaku, sehingga sangat merugikan penggugat (PT Bukit Kesuma Raya), maka
tergugat telah tidak melaksanakan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
(AAUPB), maka objek sengketa tersebut beralasan untuk dinyatakan tidak sah atau
dibatalkan dan selanjutnya mewajibkan tergugat untuk mencabut keputusan tersebut.
PETITUM
1. Permohonan Penundaan
1) Bahwa oleh karena surat keputusan yang dikeluarkan oleh Tergugat yang
merupakan objek sengketa dalam perkara ini sangat bersifat konkret,indiviual,
dan final serta tertuju khusus untuk PT Bukit Kesuma Raya yang sebagaimana
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan Asas-Asas
Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB), maka hal tersebut nyata-nyata telah
merugikan penggugat secara materil dan inmateril, sehingga bagi penggugat telah
cukup adanya kebutuhan yang sangat mendesak untuk memohon penetapan
penundaan diberlakukan objek sengketa dimaksud.
Menurut ketrntuan Pasal 67 ayat (2) Undang-undang No.5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan :
Ayat (2) Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan
Keputusan Tata Usaha negara itu ditunda selama pemeriksaan sengketa Tata
Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan pengadilan yang
memperoleh kekuatan hukum tetap.
30
Ayat (3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diajukan
sekaligus dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok
sengketanya.
Bahwa sehubungan dengan uraian penggugat tersebut selama proses perkara ini
berjalan, mohon kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu untuk menjatuhkan PENETAPANNYA bahwa surat
keputusan Nomor 190.09/190/DISTAMBEN/2017 tentang pencabutan izin usaha
pertambangan operasi produksi batubara diwilayah Provinsi Bengkulu sebagai
objek sengketa untuk DITUNDA pemberlakuannya, sampai ada keputusan dari
Pengadilan Tata Usaha Negara dalam proses perkara ini mempunyai kekuatan
hukum yang tetap.
Berdasarkan seluruh uraian penggugat tersebut, penggugat memohon kepada
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Fakultas Hukum Universitas
Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara ini (a quo) berkenaan untuk
memutuskan:
Dalam Pokok Sengketa:
1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Batal atau tidak sah Surat Keputusan Gubernur Provinsi
Bengkulu Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tentang Pencabutan Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara tanggal 15 Maret 2017
kepada PT Bukit Kesuma Raya.
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Tergugat Nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tentang pencabutan izin usaha
pertambangan operasi produksi batubara tanggal 15 Maret 2017.
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya-biaya Perkara
Dalam Penundaan:
31
Atau apabila Majelis Hakim pengadilan Tata Usaha Negara Fakultas Hukum
Universitas Bengkuu berpendapat lain, mohon memberikan putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).
32
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
SKUM NO.51/PTUN/FH.UNIB/2017
Bendaharawan Panitera
33
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
Kami, Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Semu Fakultas Hukum UNIB, telah
membaca Surat Gugutan tertanggal 20 Maret 2017 Nomor : 30/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017
yang ditujukan terhadap Gubernur Provinsi Bengkulu mengenai Surat Keputusan tentang
Pencabutan izin Pertambangan, tanggal 25 Februari 2017 yang dikeluarkan oleh Gubernur
Kota Bengkulu, yang diajukan oleh :
Menimbang bahwa untuk memeriksa dan memutus Perkara Sengketa Tata Usaha
Negara ini dengan acara biasa perlu ditunjuk Mejelis Hakim, yang susunannya sebagaimana
tersebut dibawah ini :
Memperhatikan Pasal 68 ayat (1) UU nomor 5 tahun 1986 jo UU nomor 9 tahun 2004
jo UU nomor 51 tahun 2009.
MENETAPKAN
MENUNJUK :
34
Amar Ma’ruf sebagai Hakim Ketua
Aldora Reginald Natha, SH.,MH. sebagai Hakim Anggota
Nanda Yolanda, SH.,MH. sebagai Hakim Anggota
Ditetapkan di : Bengkulu
Pada tanggal : 10 April 2017
Ketua PTUN-S. FH. UNIB
Di Bengkulu
35
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
(PROSEDUR DISSMISSIAL)
NOMOR : 05/BAP/PTUN.S-FH-UNIB/2017
Rapat permusyawaratan yang dilaksanakan oleh Ketua Pengadilan Semu tata Usaha Negara Fakultas
Hukum Universitas Bengkulu, di ruang rapat permusyawaratan gedung Pengadilan Semu Tata Usaha
Negara Fakultas Hukum Universitas Bengkulu tanggal 24 Maret 2017
Rapat permusyawaratan dilakukan oleh, Aldhora Natha S.H sebagai Ketua Pengadilan Semu tata
Usaha Negara Fakultas Hukum Universitas Bengkulu dengan didampingi oleh Mardiansyah S,H
sebagai Panitera Pengadilan
Kemudian, atas pertanyaan dari Ketua Pengadilan para pihak menyatakan tidak ada lagi hal – hal
yang akan disampaikan, maka apat permusyawaratan ditutup.
Demikinan rapat permusyawaratan ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera.
36
Bengkulu, 10 April 2017
37
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
NOMOR : 03/PANG/PTUN.S-FH-UNIB/2017
Kami, Panitera Pengadilan Negeri Semu Tata Usaha Negara Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
berdasarkan penetapan Ketua Majelis Hakim tanggal 21 Maret 2017 Nomor : 47/G/PTUN.S-FH-
UNIB/2017, sesuai dengan Pasal 64 dan Pasal 65 Undang – Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, memanggil:
Nama : Guzwan Okumura
Kewarganegaraan : Indonesia
MELAWAN
38
Waktu : 08.00
Tempat : Ruang Sidang Peradilan Semu Tata Usaha Negara Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu
Panitera
Mardiansyah, S.H
39
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
NOMOR : 07/PANG/PTUN.S-FH-UNIB/2017
Kami, Panitera/ Pnitera pengganti Pengadilan Negeri Semu Tata Usaha Negara Fakultas Hukum
Universitas Bengkuluberdasarkan penetapan Ketua Majelis Hakim tanggal 21 Maret 2016 Nomor
47/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017, sesuai dengan Pasal 64 dan Pasal 65 Undang – Undang Nomor 5
tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, memanggil:
MELAWAN
Kewarganegaraan : Indonesia
Dalam sengketa Nomor untuk melakukan pemeriksaan persiapan oleh Ketua Majelis Hakim pada:
40
Waktu : 08.00
Tempat : Ruang Sidang Peradilan Semu Tata Usaha Negara Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu
Panitera
Mardiansyah, S.H
41
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
Kami, Hakim/Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Semu Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu di Bengkulu.
Telah membaca surat gugatan Penggugat pada tanggal 05 APRIL 2017 dalam
sengketa antara :
MELAWAN
sebagai TERGUGAT
42
sengketa ini harus ditetapkan Memperhatikan 59, 54 dan Pasal 65 Undang-undang No. 5
Tahun 1986 ;
MENETAPKAN
Menentukan bahwa persidangan dengan agenda pembacaan Gugatan dalam sengketa
ini akan dilangsungkan pada, hari Rabu29 Maret 2017 Jam 08.00 WIB, bertempat di ruang
Sidang PTUN Studio 1 Laboratorium Hukum UNIB.
Menemukan, bahwa tenggang waktu pemanggilan kedua belah pihak dengan hari sidang
tidak boleh kurang daru 6 (enam)hari ;-------------------------------------------------------------
Ditetapkan di : Bengkulu
Pada Tanggal : 29 Maret 2017
Ketua Majelis
43
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
NOMOR : 03/PANG/PTUN.S-FH-UNIB/2017
Kami, Panitera Pengadilan Negeri Semu Tata Usaha Negara Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
berdasarkan penetapan Ketua Majelis Hakim tanggal 21 Maret 2017 Nomor : 47/G/PTUN.S-FH-
UNIB/2017, sesuai dengan Pasal 64 dan Pasal 65 Undang – Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, memanggil:
Nama : Guzwan Okumura
Kewarganegaraan : Indonesia
MELAWAN
44
Waktu : 08.00
Tempat : Ruang Sidang Peradilan Semu Tata Usaha Negara Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu
Panitera
Mardiansyah, S.H
45
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
NOMOR : 07/PANG/PTUN.S-FH-UNIB/2017
Kami, Panitera/ Pnitera pengganti Pengadilan Negeri Semu Tata Usaha Negara Fakultas Hukum
Universitas Bengkuluberdasarkan penetapan Ketua Majelis Hakim tanggal 21 Maret 2016 Nomor
47/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017, sesuai dengan Pasal 64 dan Pasal 65 Undang – Undang Nomor 5
tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, memanggil:
MELAWAN
Kewarganegaraan : Indonesia
Dalam sengketa Nomor untuk menghadiri persidangan dan mendengarkan pembacaan surat gugatan,
pada:
46
Hari : Jum’at, 28 April 2017
Waktu : 08.00
Tempat : Ruang Sidang Peradilan Semu Tata Usaha Negara Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu
Panitera
Mardiansyah, S.H
47
TIM KUASA HUKUM SEKRETARIAT PROVINSI
BENGKULU
“BIRO HUKUM PROVINSI”
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut
Pemberi kuasa :
48
menandatangani dan menerima surat yang berhubungan dengan pokok perkara serta
mengajukan upaya hukum dan melakukan perbuatan apapun yang dianggap perlu
49
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
No: 30/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017
Hakim Ketua Mmebuka sidang yang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum, selanjutnya dipanggil para pihak yang berperkara untuk masuk ke ruang
sidang.
Pada sidang ini tergugat yang diwakili oleh kuasa hukumnya, Hakim Ketua
Menjelaskan bahwa acara sidang pada hari ini adalah untuk mendengarkan
pembacaan gugatan.
50
hakim ketua menanyakan apakah tergugat sudah siap dengan eksepsinya. Pihak
tergugat menjawab, karena gugatan baru diterima pada persidangan kali ini maka
tergugat melalui kuasa hukumnya meminta waktu tiga hari untuk menyiapkan
eksepsinya.
Sehingga persidangan ditunda dan akan dilanjutkan pada tanggal 1 Mei 2017
diruang Lab 1 Persidangan Tata Usaha Negara Semu Fakultas Hukum Universitas
Bengkulu.
Demikian berita acara ini dibuat dan ditanda tangani oleh hakim ketua dan
panitera.
51
TIM KUASA HUKUM SEKRETARIAT
KOTA BENGKULU
“BIRO HUKUM KOTA”
Jl. S.Parman No. 1 Telp. (0736) 345590
Perihal : Eksepsi
Nomor : 20/G/2017/BHK-BKL
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan
Di
Bengkulu
Dengan hormat,
52
2. Nama : Dewi Septiani, S.H, M.H
Kewarganegaraan : Indonesia
Adalah Advokat pada kantor Advokat dan Konsultan Hukum sekretariat provinsi Bengkulu
“Biro Hukum Provinsi” Jl. Padang Jati 5 Kota Bengkulu.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa berdasarkan surat kuasa khusus
tertanggal 27 Maret 2017. Selanjutnya disebut sebagai
-------------------------------------------------------------------------------------TERGUGAT
Bahwa tergugat melalui surat jawaban ini mengajukan eksepsi dan jawaban atas gugatan
dengan Nomor : 30/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017 pada tanggal 06 Februari 2017 yang diajukan
oleh Penggugat.
I. DALAM EKSEPSI
1. Bahwa objek gugatan penggugat tidak jelas, gugatan kabur (obscuur libel) sehingga tidak
memenuhi syarat formil, dengan dasar dan alasan yang jelas dan tidak memuat Pasal
beserta Penjelasan atas Peraturan Undang-Undang yang tertera di dalam surat gugatan
Penggugat dan mengenai isi gugatan yang tidak menjelaskan secara merinci tentang hal
yang disengketakan.
2. Bahwa dalam hal para pihak, pihak – pihak dalam gugatan tidak memiliki legal standing
yang jelas. Dimana penggugat tidak mempunyai kepentingan hukum untuk menggugat,
seharusnya yang mengajukan gugatan dan kepentingan yang dirugikan tersebut
merupakan pemilik PT Bukit Kesuma Raya tersebut.
3. Bahwa hakim tidak berwenang mengadili sengketa ini atau tidak memenuhi kompetensi
absolut. Karena objek gugatan dalam sengketa ini bukan merupakan
beschiking/penetapan melainkan regeling/peraturan yang bersifat umum.
53
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa sebelum Tergugat menyampaikan jawaban/eksepsi atas gugatan Penggugat,
terlebih dahulu Tergugat menyatakan menolak seluruh dalil/alas an Penggugat yang
diajukan Penggugat dalam gugatannya, kecuali yang secara tegas diakui olehTergugat.
2. Bahwa dalam SK Gubernur No. 1909.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang Pencabutan
Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara untuk poin gugatan yang kedua,
bahwa benar adanya Tergugat telah mendapatkan pengajuan keberatan dari Pengugat
pada tanggal 31 Maret 2017 melalui Sekretaris Umum dan telah kami balas pengajuan
keberatan itu dan kami tolak.
3. Bahwa Penerbitan SK Gubernur No. 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang
Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Produksi Batubara sesuai dengan fakta yang
terdapat dilapangan, yang mana tergugat memberikan delegasi kepada Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bengkulu untuk melakukan penelitian terhadap air
sungai Bengkulu yang mana penelitian tersebut berdasarkan pengaduan dari masyarakat
sekitar, yang mana air sungai tersebut masih digunakan sebagai air baku PDAM Kota
Bengkulu. Hingga saat ini tercatat sebanyak 6.000 pelanggan masih mendapat pasokan
air PDAM yang bersumber dari air sungai tersebut, sesuai dengan penelitian yang
dilakukan BLH, maka penggugat sudah merusak daya air sungai Bengkulu, yang mana
menurut pasal 1 poin 21 undang-undang nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya air
yang menyebutka bahwasannya “daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan
masyarakat”.
4. Bahwa penerbitan SK Gubernur No. 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang
Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara telah sesuai dengan
perubuatan yang dilakukan penggugat (PT Bukit Kesuma Raya) atas tindakan
perusahannya karena sudah melewati batas baku mutu air dan status mutu air yang
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air pasal 1 poin 9 dan 10 yang
menyebutkan bahwasannya pada poin 9 “ baku mutu air adalah ukuran batas atau
kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya didalam air” dan poin 10 menyatakan
“status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukan kondisi cemar atau
kondisi baik pada sumber daya air dalam waktu tertentu dengan membandingkan
dengan baku mutu air yang ditetapkan”.
54
5. Bahwa penerbitan SK Gubernur No. 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang
Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara sudah sesuai dan
dengan alasan yang jelas, sesuai prosedur yang ada, dan melihat perkara yang dilakukan
Penggugat, sehingga Tergugat memiliki wewenang untuk bertindak.
6. Bahwa gugatan Penggugat tidak beralasan menurut hukum, karena dalam SK Gubernur
No. 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang Pencabutan Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi Batubara di dalam pembentukannya sudah mejalankan Ketentuan UU
No. 30 Tahun 2014 Bagian Kedua Pasal 9 Ayat 1 dan 2 tentang AUPB.
7. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi objek gugatan sengketa TUN dalam
hal ini tidak melanggar ketentuan Pasal 113 ayat (2) Peraturan Daerah Provinsi
Bengkulu no 5 tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara
sehingga SK tersebut Sah dan tidak memiliki cacat hukum.
8. Bahwa berdasarkan Pasal 53 ayat 2(b) Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang
perubahan atasUndang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan TUN, menyatakan
bahwa “Keputusan TUN yang digugat itu bertentangan dengan Asas-asas Umum
Pemerintahan yang baik” . Dalam hal ini pihak Penggugat mengatakan bahwa dengan
SK Upah Minimum Provinsi tersebut, Tergugat melanggar asas profensionalitas dan
asas propoprsionalitas, namun perlu diketahui bahwa dalam sengketa ini KTUN yang
dibuat oleh pihak Tergugat tidak bertentangan dengan asas pemerintahan yang baik, asas
profesionalitas dan asas propoprsionalitas.
9. Bahwa pengugat mendalilkan Keputusan Terggugat merugikan penggugat baik materil
maupun inmateriil dengan diterbitkan nya SK Gubernur No.
1990.09/190/DISTAMBEN/2017, akan tetapi disini tergugat sebagai Gubernur
menjalankan kewajiban untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6, 7, 8 UU No. 30 Tahun
2014 Tentang Hak dan Kewajiban Pejabat Pemerintah. Sebagaimana halnya dilihat dari
aspek Peraturan Perundang-undangan dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik.
Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas, maka Tergugat mohon kepada yang
terhormat Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu atau Majelis Hakim yang
memeriksa perkara ini untuk memanggil pihak dalam perkara ini dan memeriksa, mengadili ,
serta memberikan putusan, dengan amar yang berbunyi sebagai berikut :
55
3. Menyatakan Surat Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor :
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang Pencabutan Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi Batubara adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum;
4. Mewajibkan Penggugat untuk menerima dengan sepenuhnya Surat Keputusan
Gubernur Bengkulu Nomor : 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang Pencabutan
Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara adalah sah dan mempunyai
kekuatan hukum ;
5. Menghukum penggugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam sengketa
ini;
Apabila majelis hakim memiliki pandangan lain, maka kami memohon kepada
majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memberikan putusan yang
seadil-adilnya. Demikian Eksepsi dan Jawaban ini kami sampaikan, kami ucapkan
terimakasih.
\
56
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
No: 30/G/2017/PTUN-S/FH.UNIB
Persidangan pengadilan semu Fakultas Hukum Universitas Bnegkulu yang
memeriksa dan mengadili perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat pertama
bersidang diruangan persidangan yang telah disediakan untuk keperluan itu di
Bengkulu, pada hari Senin, 1 Mei 2017dalam perkara sengketa Tata Usaha Negara
tentang surat keputusan Gubernur Bengkulu, Nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tentang Pencabutan izin usaha pertambangan
Operasi Produksi batubara tanggal 15 Maret 2017, perkara atas nama pihak penggugat
Guzwan Hafiz Okumura S.E melawan pihak tergugat Gubernur Bengkulu. Susunan
persidangan sama dengan susunan pada sidang pertama.
Hakim Ketua membuk sidang yang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum, selanjutnya dipanggil para pihak yang berperkara untuk masuk ke ruang
sidang. Pada sidang ini tergugat yang diwakili oleh kuasa hukumnya, hakim ketua
menjelaskan bahwa acara sidang pada hari ini adalah untuk mendengarkan pembacaan
jawabn dari tergugat.
57
Sehingga persidangan ditunda dan akan dilanjutkan pada tanggal 8 Mei 2017
Diruang lab I pengadilan Tata Usaha Negara Semu Fakultas Hukum Universitas
Bengkul.
Demikian berita acara ini dibuat dan dan ditandatangani oleh Hakim Ketua
dan Panitera.
58
KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTAN HUKUM
KEJAYAAN HUKUM
Jl. WR. Supratman No. 18 Bengkulu (0736) 20034
Email : Kejayaan.hukum@gmail.com
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara Semu Fakultas Hukum UNIB
Di
Bengkulu
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Maret 2017 dengan nomor regsiter 10-
03-SKH-2017, dalam hal ini memberi kuasa dan hak substitusi kepada:
3. Hadi Asyrof, S.H, M.H
4. Wilta Dini Julia Ningsih, S.H, M.H
Keduanya baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama berkantor pada Kantor Advokat
dan Konsultan Hukum Kejayaan Hukum yang beralamatkan Jl. WR. Supratman No. 18
Bengkulu (0736) 20034Untuk selanjutnya disebut
sebagai-----------------------------------------------------------------------------------------
PENGGUGAT.
59
MELAWAN
I. DALAM REPLIK
Bahwa Penggugat tetap berpegang teguh pada dalil sebagaimana terdapat dalam gugatan.
Gugatan yang diajukan telah memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 51 tahun 2004 untuk dikualifikasikan sebagai seseorang atau badan hukum perdata
yang merasa kepentingannya dirugikan.
Bahwa menurut ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 51 tahun 2004 yang
berhak mengajukan gugatan dalam perkara TUN adalah orang atau badan hukum perdata
yang merasa kepentingannya dirugikanoleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara. Dalam hal
ini Penggugat sebagai seseorang yang merasa kepentingannya dirugikan
60
dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dan berlaku,yaitu pasal 76 ayat
dan (2) serta Pasal 113 ayat (2) peraturan daerah provinsi bengkulu no 5 tahun
2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara yang menyatakan
bahwa :
Pasal 76 ayat (2) “Sanksi Administratif terdiri atas :
e. Teguran tertulis;
f. Paksaan pemerintah;
g. Pembekuan izin lingkungan; atau
h. Pencabutan izin lingkungan.
Pasal 113 ayat (2)“sanksi administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa :
d. Peringatan tertulis;
e. Penghentian sementara kegiatan atas sebagian atau seluruh kegiatan
eksplorasi atau operasi produksi; dan/atau
f. Pencabutan IUP dan IUPJ.” Pasal 119 butir a, b, dan c undang-undang nomor
4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara yang menyatakan bahwa
IUP atau IUPK dapat dicabut oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya apabila :
d. Pemegang IUP atau IUPK tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan dalam
IUP atau IUPK serta peraturan perundang-undangan;
e. Pemegang IUP atau IUPK melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini; atau
f. Pemegang IUP atau IUPK dinyatakan Pailit.
Pasal 119 butir a, b, dan c undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang
pertambangan mineral dan batubara yang menyatakan bahwa IUP atau IUPK
dapat dicabut oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya apabila :
g. Pemegang IUP atau IUPK tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan dalam
IUP atau IUPK serta peraturan perundang-undangan;
h. Pemegang IUP atau IUPK melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini; atau
i. Pemegang IUP atau IUPK dinyatakan Pailit. Pasal 4 dan 5 Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2015
tentang tata cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan mineral dan
batu bara. Dan pada pasal 17 ayat (1),(2),(3) tertulis bahwasannya :
61
4) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktur Jenderal
atau Gubernur, pemegang IUP ekslorasi tidak memenuhi kriteria teknis,
lingkungan, atau finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2)
huruf c angka 1, angka 2, hufur d, atau huruf e angka 1 diberikan sanksi
administratif oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai
dengan kewenangannya.
5) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh direktur Jendral
atau Gubernur, pemegang IUP Operasi Produksi tidak memenui kriteria
finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf e angka 2
diberikan sanksi administratif p;eh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
Gubernur sesuai dengan kewenangannya.
6) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) berupa :
d. Teguran tertulis;
e. Penghentian sementara kegiatan usaha; atau
f. Pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP).
4. Penggugat tetap pada dalil – dalil sebelumnya yang menyatakan bahwa keputusan
Tergugat telah melanggar Peraturan Perundang-Undangan yang terkait dan sudah
disebutkan dan masih berlaku serta Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik
(AAUPB) yaitu asas tertib penyelenggara dan asas keterbukaan kepada masyarakat
terkhusus kepada pihak yang dirugikan. Karena pihak tergugat tidak pernah
terbuka atas dampak yang terjadi dan tiba-tiba saja pihak tergugat langsung
mencabut izin usaha pertambangan operasi produksi batubara PT Bukit Kesuma
Raya tanpa melayangkan surat teguran tertulis maupun bentuk teguran lisan.
62
a. Dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang
mengakibatkan kepentingan penggugat sangatdirugikan jika Keputusan Tata
Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan.
Berdasarkan uraian dan dasar-dasar hukum yang tergugat sampaikan baik dalam
eksepsi dan jawaban mohon kiranya Majelis hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Bengkulu memeriksa dan mengadili perkara ini dapat memberikan
putusan:
Dalam Eksepsi:
1. Menerima replik Penggugat untuk seluruhnya.
2. Membebankan biaya perkara kepada Tergugat.
Dalam Pokok Perkara:
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Bengkulu Nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tanggal 15 Maret 2017 tentang
Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara tidak sah
menurut hukum.
3. Membebankan biaya perkara kepada Tergugat.
Dalam Penundaan:
1. Menyatakan menerima permohonan penundaan pelaksanaan keputusan yang
diajukan Penggugat.
2. Membebankan biaya perkara kepadan Tergugat
63
Bengkulu, 18 Mei 2017
Hormat kami
Hakim Ketua membuka sidang yang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum, selanjutnya dipanggil para pihak yang berperkara untuk masuk ruang sidang.
Para pihak yang hadir yang diwakili oleh kuasa hukumnya masing-masing, Hakim
Ketua menjelaskan bahwa acara sidang pada hari ini adalah untuk mendengarkan
pembacaan replik dari penggugat.
Sehingga persidangan ditunda dan akan dilanjutkan pada tanggal 15 Mei 2017
diruang Lab 1 Pengadilan Tata Usaha Negara Semu FH Unib.
65
Demikian berita acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan
Panitera.
66
Telp (0736) 253578
Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Semu
Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
di-
Bengkulu
Dengan hormat,
67
Adalah Advokat pada kantor Advokat dan Konsultan Hukum “BIRO HUKUM
KOTA” beralamat di Jl. S. Padang Jati 5 Kota Bengkulu . Dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama pemberi kuasa berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal (27 Maret 2017) dengan no
register Surat 10-03-SKH-2017, Selanjutnya disebut sebagai
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------TERGUGAT
Bahwa melalui surat jawaban ini Tergugat mengajukan duplik dan jawaban atas gugatan
Penggugat Nomor:30/G/TUN/2017/PTUNS-BKL Tanggal 3 April 2017; sebagai berikut:
I. DALAM EKSEPSI
Bahwa Tergugat tetap berpegang teguh pada dalil sebagaimana terdapat dalam eksepsi.
Gugatan yang diajukan Penggugat tidak memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 51 tahun 2004 untuk dikualifikasikan sebagai seseorang ataubadan hukum
perdata yang merasa kepentingannya dirugikan.
Bahwa penetapan Surat Keputusan TataUsaha Negara yang digugat yaitu SK Gubernur
Provinsi Bengkulu Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku , maka dari itu tergugat meminta agar gugatan
penggugat dinyatakan kabur.
68
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air pasal 1 poin 9 dan 10 yang
menyebutkan bahwasannya pada poin 9 “ baku mutu air adalah ukuran batas atau
kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya didalam air” dan poin 10
menyatakan “status mutu air adalah tingkt kondisi mutu air yang menunjukan kondisi
cemar atau kondisi baik pada sumber daya air dalam waktu tertentu dengan
membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan”.sehingga SK tersebut Sah
dan tidak memiliki cacat hukum. Karea bahwasanya SK tersebut didasari oleh
penelitian LBH Provinsi Bengkulu yang dilakukan dari tahun 2016, dan penelitian
tersebut terungkap bahwasannya PT Bukit Kesuma Raya lah dampak terbersar dari
pencemaran air sungai kabupaten Bengkulu Tengah yang mengalir ke Provinsi
Bengkulu Bahwa benar pihak tergugat telah melaksakan ketentuan Peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan Pencabutan izin.
5. Bahwa didalam replik dari penggugat bahwa terdapat cacat di dalam pembentukan SK
Gubernur No. 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang Pencabutan Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi Batubara tidak benar, SK tersebut sudah sesuai dan
dengan alasan yang jelas, sesuai prosedur yang ada, dan melihat perkara yang
dilakukan Penggugat, sehingga Tergugat memiliki wewenang untuk bertindak.
6. Bahwa Gubernur No. 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang Pencabutan Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara diterbitkan bukan bertujuan untuk
merugikan pihak penggugat. SK tersebut diterbitkan atas dasar ketentuan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air pasal 1 poin 9 dan 10.
7. Bahwa penggugat menyatakan bahwa KTUN yang di keluarkan oleh tergugat yaitu SK
Gubernur No. 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tentang pencabutan izin usaha
pertambangan batubara dan mineral memiliki cacat dan tidak sah menurut hukum dan
bertentangan dengan ketentuan Pasal 113 ayat (2) Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu
No. 5 Tahun 2013 itu tidak benar. Tergugat mengeluarkan SK tersebut sesuai dengan
ketentuan pasal 113 ayat (2) Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu No. 5 Tahun 2013
tentang pengelolaan pertambangan batubara dan mineral.
69
1) Menolak permohonan Penggugat yang memohon agar Majelis hakim mengabulkan
permohonan penggugat untuk penundaan atas pelaksanaan Surat Keputusan Nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tentang Pencabutan Izin Usaha Operasi Produksi
Batubara.
2) Terdapat alasan yang jelas sebagaimana yang dikehendaki dalam Pasal 67 ayat (4)
Undang-Undang No. 5 tahun 1986 jo Undang-Undang No. 9 tahun 2004 jo Undang-
Undang No. 51 tahun 2009 yang menentukan sebagai berikut:
“Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
a. Dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang
mengakibatkan kepentingan penggugat sangat dirugikan jika Keputusan Tata
Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan”.
Berdasarkan uraian dan dasar-dasar hukum yang tergugat sampaikan baik dalam
eksepsi dan jawaban mohon kiranya Majelis hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Bengkulu memeriksa dan mengadili perkara ini dapat memberikan
putusan:
Dalam Eksepsi:
1. Menerima duplik Tergugat untuk seluruhnya.
2. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat.
Dalam Pokok Perkara:
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Bengkulu Nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Pencabutan Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi Batubara sah menurut hokum
3. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat.
Dalam Penundaan:
1. Menyatakan menolak permohonan penundaan pelaksanaan keputusan yang
diajukan Penggugat.
2. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat
70
Bengkulu, 18 mei 2017
Hormat kami
71
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman Kandang Limun Telp. (0736) 20034
No: 30/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017
Susunan persidangan sama dengan susunan persidangan pada sidang pertama, Hakim
Ketua membuka sidang yang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, selanjutnya
dipanggil para pihak yang berperkara untuk masuk ke ruang sidang.
Para pihak yang hadir diwakili oleh kuasa hukumnya masing-masing, Hakim Ketua
menjelaskan bahwa acara sidang pada hari ini adalah untuk mendengarkan pembacaan duplik
dari tergugat.
72
Oleh karena penggugat belum siap dengan pembuktiannya maka sidang ditunda dan
akan dilanjutkan pada tanggal 22 Mei 2017 diruang Lab 1 Pengadilan Tata Usaha Negara
Semu FH Unib.
Demikian berita acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Panitera.
73
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
PUTUSAN SELA
NOMOR: 30/G/PTUN-S/FH.UNIB/2017
MELAWAN:
----------------------------------------------------------------------------------------TERGUGAT :
Meimbang bahwa penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 15 Maret 2017 yang
kemudian diperbaiki pada tanggal 12 Mei 2017 telah mengajukan permohonan penundaan
terhadap pelaksanaan keputusan obyek sengketa------------------------------------------------------
74
Menimbang bahwa penggugat Berdasarkan ketentuan Pasal 55 Undang-undang no.5
tahun 2986 tentang peradilan Tata Usaha Negara menyatakan :
“gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak
diterimanya atau diumumkannya keputusan badan atau pejabat tata usaha negara.”
Selanjutnya mengenai perhitungan tenggang waktu tersebut diatur menurut Surat Edaran
Mahkamah Agung No.2 Tahun 1991 tanggal 9 Juli 1991 pada romawi V angka 3
menyatakan:-----------------------------------------------------------------------------------------------
“bagi mereka yang tidak dituju oleh suatu keputusan tata usaha negara tetapi yang merasa
kepentingannya dirugikan maka tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 55
dihitung secara kasuistis sejak saat ia merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan tata
usaha negara dan mengetahui adanya keputusan terebut.”
Bahwa objek sengketa tersebut dikeluarkan oleh tergugat pada tanggal 15 Maret 2017, dan
pihak penggugat menerima dan/atau mengetahui surat keputusan tersebut pada tanggal 15
Maret 2017, dan surat gugatan diajukan pada tanggal 20 maret 2017, maka dari itu pengajuan
gugatan ini masih dalam tenggang waktu menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
75
3. Bahwa oleh karena penggugat sudah mengupayakan upaya administrasi dengan
mengajukan keberatan kepada Gubernur porvinsi bengkulu dan ditolak upaya
keberatanya maka kepentingan penggugat sangat dirugikan
denganditerbitkannyaSurat KeputusanTergugat Yang
menjadiObjeksengketamakaberdasarkanketentuantersebutkedudukan penggugat
adalahtelahbenar (Legal Standing)untukmengajukangugatanini. (Pasal 53 ayat 1
Undang-UndangNomor 09 Tahun 2004 joUndang-UndangNomor 51 Tahun 2009).
4. Bahwa berdasarkan alasan tergugat menerbitkan surat keputusan nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tanggal 15 maret 2017 tentang pencabutan izin
usaha pertambangan operasi produksi batubara kepada PT Bukit Kesuma Raya
dikarenakan menurutnya PT bukit Kesuma Raya diduga kuat sebagai penyumbang
limbah terbesar terhadap pecemaran yang disebabkan oleh kegiatan
pertambangannya, seyogyanya dikawasan PT Bukit Kesuma Raya beroperasi
terdapat 9 perusahaan tambang batubara dan perkebunan kelapa sawit serta pabrik
karet yang juga menjadi penyumbang limbah terhadap sungai tersebut, sehingga
pencemaran yang terjadi bukan disebabkan oleh kegiatan pertambangan operasi
pruduksi batubara PT Bukit Kesuma Raya.
5. Bahwa setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Tata Usaha Negara Nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 oleh Gubernur Provinsi Bengkulu kepada PT Bukit
Kesuma Raya tentang Pencabutan izin usaha pertambangan operasi produksi batubara
yang sebagaimana penggugat telah melaksanakan kegiatan usaha produksi
pertambangan batubara tersebut sesuai dengan prosedur yang diatur didalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahwasannya setiap usaha yang sudah
mendapatkan izin usaha dan/atau kegiatan usaha yang sudah sesuai dengan
prosedur/tata cara yang tercantum dalam undang-undang yang berlaku dan terkait
maka sudah pastinya perusahaan tersebut melakukan kegiatan sesuai dengan izin yang
berikan. Selain itu penggugat telah memenuhi semua instrumen persyaratan izin,
diantaranya Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Upaya
pengelolaan Lingkungan Hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL)
yang diterbitkan oleh Gubernur Provinsi Bengkulu sesuai dengan paragraf 7 tentang
perizinan pasal 36 ayat (1)-(4) undang-undang no 32 tahun 2009 tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang mana menyatakan :
1) Setiap Usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL Wajib
memiliki izin ingkungan.
76
2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan berdasarkan
keputusan kelayakan lingkungan hiup sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 atau
rekomendasi UKL-UPL.
3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mencantumkan
persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup atau
rekomendasi UKL-UPL.
4) Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, Gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
6. BahwabenarkepentinganPenggugatsangatdirugikan akibat diterbitkannya
SuratKeputusanoleh tergugat Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 yang telah
mencabut izin usaha pertambangan operasi produksi Batubara kepada PT Kesuma
Raya dan pihak tergugat tidak pernah melayangkan surat peringatan kepada
penggugat sebelumnya tentang apa yang dijadikan dasar dari tergugat untuk
mengeluarkan pencabutan izin usaha, dan tergugat dalam pembentukan surat
keputusan ini tidak memberikan surat teguran dan/atau peringatan kepada pihak
penggugat yang terlibat mengenai dasar hukum, persyaratan, dokumen, dan fakta
yang terkait sebelum menetapkan dan/atau melakukan keputusan dan/atau Tindakan
yang dapat menimbulkan pembebanan bagi PT Bukit Kesuma Raya. Sehingga setelah
diterbitkannya SK tersebut merugikan pihak tergugat. (Pasal 46 ayat 1 UU No. 30
Tahun 2014). dan pihak tergugat dalam mencabut izin usaha pertambangan operasi
produksi batubara tidak memenuhi prosedur atau tata cara pencabutan izin usaha
pertambangan operasi produksi batubara kepada PT Bukit Kesuma Raya yang diatur
dalam pasal 76 ayat dan (2) serta Pasal 113 ayat (2) peraturan daerah provinsi
bengkulu no 5 tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara
yang menyatakan bahwa :
Pasal 76 ayat (2) “Sanksi Administratif terdiri atas :
a. Teguran tertulis;
b. Paksaan pemerintah;
c. Pembekuan izin lingkungan; atau
d. Pencabutan izin lingkungan.
Pasal 113 ayat (2)“sanksi administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa :
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan atas sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi
atau operasi produksi; dan/atau
77
c. Pencabutan IUP dan IUPJ.”
7. Bahwa benar SuratKeputusanGubernur Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017
diterbitkan pada tanggal 15 Maret 2017 tidak memenuhi unsur-unsur pencabutan izin
usaha pertambangan operasi produksi batubara kepada PT Bukit Kesuma Raya hanya
didasarkan pada penelitian yang Badan Lingkungan Hidup (BLH) lakukan, sedangkan
pengggat telah memenuhi semua kewajiban yang ada dalam IUP dan IUPK yang telah
dibuat terlebih dahulu, unsur-unsur pencabutan iin usaha pertambangan operasi
produksi batubara diatur dalam Pasal 119 butir a, b, dan c undang-undang nomor 4
tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara yang menyatakan bahwa IUP
atau IUPK dapat dicabut oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya apabila :
a. Pemegang IUP atau IUPK tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan dalam
IUP atau IUPK serta peraturan perundang-undangan;
b. Pemegang IUP atau IUPK melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini; atau
c. Pemegang IUP atau IUPK dinyatakan Pailit.
8. Bahwa seharusnya pihak tergugat melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap semua
dokumen perizinan yang telah selesai, serta melakukan evaluasi selama
berlangsungnya usaha pertambangan operasi produksi batubara, evaluasi tersebut
dilakukan terhadap penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) tercantum dalam pasal
4 dan 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2015 tentang tata cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan
mineral dan batu bara. Dan pada pasal 17 ayat (1),(2),(3) tertulis bahwasannya :
1) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktur Jenderal
atau Gubernur, pemegang IUP ekslorasi tidak memenuhi kriteria teknis,
lingkungan, atau finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2)
huruf c angka 1, angka 2, hufur d, atau huruf e angka 1 diberikan sanksi
administratif oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai
dengan kewenangannya.
2) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh direktur Jendral
atau Gubernur, pemegang IUP Operasi Produksi tidak memenui kriteria
finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf e angka 2
diberikan sanksi administratif p;eh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
Gubernur sesuai dengan kewenangannya.
78
3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) berupa :
a. Teguran tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan usaha; atau
c. Pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP).
9. Bahwa benar SuratKeputusanGubernur Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017
yang dikeluarkanolehTergugat tidak sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor
9 tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan undang-undang No.28 Tahun
1999 tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme terdiri dari tujuh asas, yakni meliputi :
1) Kepastian Hukum;
2) Tertib Penyelenggara Negara;
3) Kepentingan umum;
4) Keterbukaan;
5) Proporsionalitas;
6) Profesionalitas;
7) Akuntabilitas;
Bahwasannya benar pihak tergugat dalam menerbitkan surat keputusan nomor
199009/190/DISTAMBEN/2017 tentang pencabutan izin usaha pertambangan operasi
produksi batubara tidak sesuai dengan asas-asas diatas.
10. Bahwa berdasarkan uraian-uraian pada nomor 1 s/d 4 tersebut perbuatan tergugat
yang telah mengeluarkan objek sengeta tersebut telah sangat merugikan penggugat,
maka gugatan ini diajukan berdasarkan Pasal 53 Undang-undang No. 9 Tahun 2004
yang merupakan perubahan Undang-undang No.5 Tahun 2986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara menyatakan :
1) Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar keputusan tata usaha
negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi.
2) Alasan yang dapat digunakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. Keputusan tata usaha negara yang digugat itu betentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Keputusan tata usaha negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-
asas umum pemerintahan yang baik.
79
11. Bahwa sebagaimana alasan penggugat tersebut, perbuatan tergugat tersebut ternyata
dalam mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 1990.09/DISTAMBEN/2017 tentang
pencabutan izin usaha pertambangan operasi produksi batubara tanggal 15 Maret
2017 kepada PT Bukit Kesuma Raya sebagai objek sengketa, telah bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu undang-undang
nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
undang-undang nomor 4 tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan
batubara, undang-undang nomor 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan,
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2015 tentang tata cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan mineral dan
batu bara, peraturan Daerah Provinsi Bengkulu nomor 5 tahun 2013 tentang
pengelolaan pertambangan mineral dan batubara dan tidak berdasarkan tahapan-
tahapan secara berkelanjutan yang diatur oleh undang-undang terkait dan masih
berlaku, sehingga sangat merugikan penggugat (PT Bukit Kesuma Raya), maka
tergugat telah tidak melaksanakan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
(AAUPB), maka objek sengketa tersebut beralasan untuk dinyatakan tidak sah atau
dibatalkan dan selanjutnya mewajibkan tergugat untuk mencabut keputusan tersebut.
80
Ayat (3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diajukan
sekaligus dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok
sengketanya.
MENETAPKAN :
Demikian ditetapkan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Semu Bengkulu pada tanggal 12 Mei 2017, oleh Kami M. Amar Ma’ruf ,S.H, M.H.
sebagai Hakim Ketua Majelis , Aldora Reginald Natha ,S.H, M.H dan Nanda Yolanda ,S.H,
M.H. masing – masing sebagai hakim anggota , penetapan mana diucapkan dalam sidang
yang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga, oleh Majelis Hakim tersebut
dengan dibantu oleh Mardiansyah, SH., M.H. sebagai panitera pengganti Pengadilan Tata
Usaha Negara SEMU Bengkulu dengan hadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat dan Tergugat
NANDAN YOLANDA,S.H,M.H.
81
PANITERA PENGGANTI
IGA VALENTINA,S.H
PANITERA
PENGADILAN TATA USAHA
NEGARA SEMU BENGKULU
MARDIANSYAH,S.H.
82
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
Pada hari tanggal 29 Mei 2017 saya Amar Maruf, S.H., M.H berdasarkan surat
penetapan ketua Pengadilan Semu Tata Usaha Negara Bengkulu, No.
53/Pen.TUN/FH.UNIB/Semu/2017 tanggal 02 maret 2017 ditunjuk sebagai hakim ketua
sidang pada PTUN Semu No.30/G/2017/PTUN-Semu/FH/UNIB
TELAH MEMANGGIL
MENGHADAP KE
83
Untuk didengar keterangannya sebagai saksi dalam sengketa Tata Usaha Negara : Guzwan
Hafiz OkumuraS.E, Kewarganegaraan Indonesia, Direktur PT. Bukit Kusuma Raya, Tempat
tinggal JL. Sentiong No. 18 Bengkulu sebagai penggugat.-------------------------------------------
MELAWAN
84
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
Pada hari tanggal 29 Mei 2017 saya Amar Maruf, S.H., M.H berdasarkan surat
penetapan ketua Pengadilan Semu Tata Usaha Negara Bengkulu No
.53/Pen.TUN/FH.UNIB/Semu/2017 tanggal 02 Maret 2017 ditunjuk sebagai hakim ketua
sidang pada PTUN Semu No30/G/2017/PTUN-Semu/FH/UNIB.
TELAH MEMANGGIL
MENGHADAP KE
85
Untuk didengar keterangannya sebagai saksi dalam sengketa Tata Usaha Negara : Guzwan
Hafiz OkumuraS.E, Kewarganegaraan Indonesia, Direktur PT. Bukit Kusuma Raya, Tempat
tinggal JL. Sentiong No. 18 Bengkulu sebagai penggugat.-------------------------------------------
MELAWAN
86
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
Pada hari tanggal 29 Mei 2017 Saya Amar Maruf., S.H., M.H berdasarkan surat
penetapan ketua PTUN SEMU FH UNIB No : 53/Pen.TUN/FH.UNIB/Semu/2017 tanggal 02
Maret 2017 ditunjuk sebagai hakim ketua sidang pada PTUN Semu No30/G/2017/PTUN-
Semu/FH/UNIB.
TELAH MEMANGGIL
MENGHADAP KE
87
Untuk didengar keterangannya sebagai saksi dalam sengketa Tata Usaha Negara : Guzwan
Hafiz OkumuraS.E, Kewarganegaraan Indonesia, Direktur PT. Bukit Kusuma Raya, Tempat
tinggal JL. Sentiong No. 18 Bengkulu sebagai penggugat.-------------------------------------------
MELAWAN
88
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman Kandang Limun Telp. (0736) 20034
Pada hari tangga 29 Mei 2017. Saya Amar Maruf., S.H.M.H berdasarkan Surat
Penetapan ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu No.
53/Pen.TUN/FH.UNIB/Semu/2017 tanggal 02 Maret ditunjuk sebagai hakim ketua sidang
pada PTUN Semu No30/G/2017/PTUN-Semu/FH/UNIB
TELAH MEMANGGIL
89
MENGHADAP KE
Untuk didengar keterangannya sebagai saksi dalam sengketa Tata Usaha Negara : Guzwan
Hafiz OkumuraS.E, Kewarganegaraan Indonesia, Direktur PT. Bukit Kusuma Raya, Tempat
tinggal JL. Sentiong No. 18 Bengkulu sebagai penggugat.-------------------------------------------
MELAWAN
90
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
Pada hari tanggal 29 Mei 2017 saya Amar Maruf., S.H., M.H berdasarkan surat
penetapan ketua Pengadilan Semu Tata Usaha Negara Bengkulu No :
53/Pen.TUN/FH.UNIB/Semu/2017 tanggal 02 Maret 2017 ditunjuk sebagai hakim ketua
sidang pada PTUN Semu No.30/G/2017/PTUN-Semu/FH/UNIB
TELAH MEMANGGIL
91
MENGHADAP KE
Untuk didengar keterangannya sebagai saksi dalam sengketa Tata Usaha Negara : Guzwan
Hafiz OkumuraS.E, Kewarganegaraan Indonesia, Direktur PT. Bukit Kusuma Raya, Tempat
tinggal JL. Sentiong No. 18 Bengkulu sebagai penggugat.-------------------------------------------
MELAWAN
92
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
Pada hari tanggal 5 Juni 2017 saya Amar Ma’ruf., S.H., M.H berdasarkan surat
penetapan ketua Pengadilan Semu Tata Usaha Negara Bengkulu, No.
53/Pen.TUN/FH.UNIB/Semu/2017 tanggal 02 maret 2017 ditunjuk sebagai hakim ketua
sidang pada PTUN Semu No.30/G/2017/PTUN-Semu/FH/UNIB
TELAH MEMANGGIL
MENGHADAP KE
93
Untuk didengar keterangannya sebagai saksi dalam sengketa Tata Usaha Negara : Guzwan
Hafiz OkumuraS.E, Kewarganegaraan Indonesia, Direktur PT. Bukit Kusuma Raya, Tempat
tinggal JL. Sentiong No. 18 Bengkulu sebagai penggugat.-------------------------------------------
MELAWAN
94
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
Pada hari tanggal 5 Juni 2017 saya Amar Ma’ruf., S.H., M.H berdasarkan surat
penetapan ketua Pengadilan Semu Tata Usaha Negara Bengkulu, No.
53/Pen.TUN/FH.UNIB/Semu/2017 tanggal 02 maret 2017 ditunjuk sebagai hakim ketua
sidang pada PTUN Semu No.30/G/2017/PTUN-Semu/FH/UNIB
TELAH MEMANGGIL
MENGHADAP KE
95
Untuk didengar keterangannya sebagai saksi dalam sengketa Tata Usaha Negara : Guzwan
Hafiz OkumuraS.E, Kewarganegaraan Indonesia, Direktur PT. Bukit Kusuma Raya, Tempat
tinggal JL. Sentiong No. 18 Bengkulu sebagai penggugat.-------------------------------------------
MELAWAN
96
A KANTOR ADVOKAD DAN KONSULTAN HUKUM
KEJAYAAN HUKUM
Jl. WR. Supratman No. 18 Bengkulu (0736) 20034
Email : Kejayaan.hukum@gmail.com
KUASA HUKUM
PENGGUGAT
1. HADI ASYROF.,S.H.,M.H.
97
KANTOR ADVOKAD DAN KONSULTAN HUKUM
KEJAYAAN HUKUM
Jl. WR. Supratman No. 18 Bengkulu (0736) 20034
Email : Kejayaan.hukum@gmail.com
98
3 P6 SAKSI STAF AHLI KEMENTERIAN ENERGI √ √
DAN SUMBER DAYA MINERAL (ESDM)
99
menyatakan bahwasannya ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada
atau harus ada dan atau unsur pencemara yang
ditenggang keberadaannya di dalam air.
.
5 P8 Saksi Ahli Ilmu Perundang-undangan (Hukum √ √
Administrasi)
100
KUASA HUKUM
PENGGUGAT
1. HADI ASYROF.,S.H.,M.H.
101
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman Kandang Limun Telp. (0736) 20034
NOMOR: 30/G/PTUN-S/FH.UNIB/2017
Persidangan Pengadilan Semu Tata Usaha Negara Bengkulu, yang mengadili sengketa
Tata Usaha Negara dengan acara pemeriksaan biasa pada peradilan tingkat pertama,
berlangsung di gedung laboratorium Fakultas Hukum yang diperuntukkan untuk itu di Jl.
W.R Supratman Kandang Limun Kota Bengkulu pada Hari Rabu tanggal 29 Mei 2017 dalam
sengketa antara :
Kewarganegaraan : Indonesia
Melawan
yang bersidang :
102
Setelah sidang dibuka oleh Hakim Ketua dan dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum, maka kedua belah pihak di panggil untuk keruang sidang.
Sesuai dengan berita acara sebelumnya maka persidangan akan dilanjutkan dengan
pemeriksaan alat bukti dan saksi-saksi ;
Hakim ketua menyatakan bahwa pemeriksaan alat-alat bukti ini dimulai dari pemeriksaan alat
bukti surat dari pihak Penggugat.
Hakim menanyakan penggugat apakah sudah siap dengan alat bukti surat yang akan
diajukan, penggugat lalu memberikan alat-alat bukti surat kepada hakim. Kemudian alat-alat
bukti surat dicocokan dengan aslinya dengan disaksikan oleh kuasa hukum tergugat dan
dinyatakan sah.
Selanjutnya Agenda dilanjutkan dengan pemeriksaan alat bukti dari pihak Tergugat.
SAKSI PENGGUGAT
103
Hakim Ketua mempersilahkan kepada pihak Penggugat untuk menghadirkan saksi-
saksi. Pihak Penggugat memanggil saksi- saksi ke ruang persidangan :
A. Saksi 1
Jawab : PT ini beroperasi sejak tahun 2014 yang mulia, tepatnya pada tanggal 15
maret 2014 Gubernur provinsi bengkulu mengeluarkan SK izin Pertambangan
Operasi Produksi Batubara kepada PT Bukit Kesuma Raya.
2. sejak tahun 2014 sampai dengan sekarang apakah sebelumnya perusahaan saudara
atau PT Bukit Kesuma Raya pernah ingin dicabut atau digugat oleh warga sekitar ?
Jawab : selama saya mengontrol perusahaan ini dari kejauhan dan mendapatkan
informasi dari mandor lapangan saya, perusahan PT Bukit Kesuma raya ini selama
beroperasi dari tahun 2014 sampai sekarang tidak pernah dicabut izinnya dan digugat
oleh masyarakat, dan bahkan baru kali inilah PT bukit Kesuma Raya dengan
keluarnya SK Pencabutan izin oleh gubernur ingin dicabut usahanya.
104
Hakim Ketua Majelis, atas kesempatan yang diberikan Penasehat Hukum Penggugat
memberikan pertanyaan kepada saksi 1 yang sebagai berikut:
1. apakah anda mengtahui dimana akan dibuang limbah dari perusahaan tersebut ?
2. apakah anda sering memantau pt bukit kesuma raya dibengkulu untuk control up
perusahaan anda?
Jawab : dulu 3 bulan sekali saya memantau perusahaan saya dibengkulu, tetapi 6
bulan terakhir saya belum pernah control up perusahaan di bengkulu dan selama 6
bulan terakhir ini operation head hanya mengabarkan perkembangan perusahaan ke
saya melalui email saya.
1. apakah anda mengetahui perusahaan anda selama ini melakukan pembuangan limbah
di aliran sungai air putih dan mencemari lingkungan?
Jawab : selama saya mendirikan perusahaan ini di bengkulu, saya meninjau lansung
pembangunan pertama perusahaan dan saya melihat langsung tempat pembuangan
limbah berada ditanah kosong dengan kedalaman 200m. Jadi tanah itu berada lebih
dari 5km dari aliran sungai induk.
2. saudara saksi berarti tidak mengetahui secara langsung bahwa perusahaan anda
sekarang membuang limbah di aliran sungai dan mencemari lingkungan?
105
B. Saksi 2 dipanggil masuk ke ruang persidangan, saksi 2 menghadap atas pertanyaan
hakim ketua ia mengaku bernama
Saksi Rian Cahya Dinata, Umur 37 Tahun, Pekerjaan Operation Head PT.Bukit
Kesuma Raya/Mandir Lapangan, Alamat JL. Bentiring raya nomor 12 rt 26 rw 12
kelurahan muara bangkulu, Bengkulu, memberikan keterangan sebagai berikut :
Jawab : Jadi yang mulia, limbah pertambangan itu dibuang di aliran suangai
setempat, akan tetapi limbah yang dibuang tersebut merupakan limbah organic.
2. lalu dalam bentuk apa sampah organik yag menjadi limbah tersebut?
Jawab : sampah limbah organic itu dalam bentuk potongan potongan kayu dan
dedaunan kering dari pembukaan lahan dalam proses untuk menambang batu bara.
3. pada diwilayah perusahaan pertambangan tersebut, apakah ada perusahaan lain yang
sedang berjalan di wilayah tersebut?
Jawab : Ya ada yang mulia, kurang lebih ada Sembilan perusahaan batu bara dan
perkebunan kelapa sawit.
106
1. apakah saudara saksi pernah meliihat saudara penggugat turun kelapangan
memantau sendiri proses produksi pada batu bara disana?
Jawab : jelas pak, saya ini kan merupakan mandor lapnagan dan saya pasti selalu
berada dilapangan pada saat perusaah ini berdiri dan sampai sakarang,
2. apakah limbah hasil dariproses pertambangan di buang langsung kesungai tersebut
?
Jawab : tidak,…. Sebelum limbah tersebut dibuang dilakukan penguaraian limbah
melalui peningkatan efisiensi alat pengolahan, optimalisasi sarana dan prasarana
pengolahan dengan system perpipaan dan meniadakan kebocoran dan ceceran
terbuangnya bahan limbah yang sifatnya anorganik seperti limbah kimia yang
digunakan dalam proses pertambangan dan dilakukan kristalisasi bahan kimia
tersebut. Selanjutnya limbah organic hasil penguraian yang dipastikan tidak
berbahaya bagi lingkungan.
1. apakah anda mengetahui limbah dari perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit
yang beroprasi diwilayah berdekatan dengan pertambangan bara itu?
Jawab : iya, karena saya berasal dari daerah tersebut kurang lebih saya mengetahui
limbah yang dibuang oleh perusahaan kelapa sawit seperti bonggol” buah kelapa
sawit yang dibuang sembarang hingga kesungai dan limbah dari perusahaan
perkebunan karet itu seperti sisa” bahan kimia, air keras yang dgunakan untuk
mengendapkan getah Karet yang masih mentah kemudian sisa penggunaannya di
buang kesungai, yang juga menyumbang sebagian besar limbah disungai itu.
2. saudara saksi apakah dalam menjalankan operasi produksi batu bara tersebut PT bukit
Kesuma Raya menjalankannya sesuai dengan SOP yang ada ?
Jawab : iya jelas Pak, saya sebagai mandor lapangan PT Bukit Kesuma raya selalu
menjalankan perintah dari atasan untuk melaksanakan kegiatan operasi produksi batu
bara sesuai dengan SOP yang ada dan melihat kembali dengan AMDAL yang sudah
107
ada, dan kami tidak pernah keluar jalur dari apa yang sudah diperjanjikan dan syarat-
syarat serta prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan
108
Kemudian Hakim Ketua memberi kesempatan kepada Penasehat Hukum
Tergugat untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi 1 yang disampaikan melalui
Hakim Ketua Majelis, atas kesempatan yang diberikan Penasehat Hukum Tergugat
memberikan pertanyaan kepada saksi 1 yang jawabannya sebagai berikut :
1. sadara ahli menurut saudara apakah wajar ketika sebuah perusahaan pertambangan
yang mencemari lingkungan sekitar tersebut itu dicabut izin usahanya ?
Jawab : menurut pengetahuan saya boleh saja memang, ketika sesuai dengan
prosedur-prosedur yang diatur dalam perundang-undangan sehingga ada evaluasi
yang saya sebutkan diatas yang dilakukan terlebih dahulu oleh pemerintah daerah
yaitu Gubernur Provinsi Bengkulu.
1. baik saudara ahli tadi saudara menyebutkan tentang PERMEN ESDM RI NOMOR 43
TAHUN 2015 tentang Tata Cara Evaluasi Penerbitan Izin Usaha Pertambangan
Mineral dan batubara, dan apakah saudara bisa menjelaskan tentang bagaimana
proses/alur pencabutan izin usaha pertambangan operasi prouduksi batubara ketika
memang benar bahwasannya perusahaan tersebut tidak sesuai dengan prosedur yang
ada ?
Jawab : sesuai dengan pernyataan saya sebelumnya bahwasannya setelah
dilakukannya evaluasi terhadap perusahaan tersebut yang dilakukan oleh pemerintah
Provinsi yang bersangkutan, maka dalam pasal 17 ayat 1-3 menyatakan bahwasannya
“berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh DIRETUR JENDERAL ATAU
GUBERNUR, PEMEGANG IUP Eksplorasi tidak memenuhi kriteria teknis ,
lingkungan, atau finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 2 huruf C
angka 1, angka 2, huruf d atau huruf e angka 1 diberikan sanksi administratif oleh
direktur jenderal atau atas nama meneteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2
109
berupa : 1. Teguran tertulis, 2. Penghentian sementara kegiatan usaha, 3.
Pencabutan IUP.
2. menurut pendapat saudara seandainya ketika perusahaan tersebut memang tidak
sesuai dengan kriteria teknis, lingkungan atau finansial, apakah boleh pemerintah
langsung mencabut Izin usaha pertambangan tersebut tanpa memberikan terguran
tertulis maupun penghentian sementara kegiatan usaha yang sesuai dengan saudara
sebutkan sebelumnya ?
Jawab : karena negara kita merupakan negara hukum yang sesuai dengan pasal 1 ayat
3 UUD NRI 1945 maka perbuatan dan tindakan yang dilakukan oleh warga Indonesia
harus sesuai dengan hukum yang berlaku.
Saksi Prof. Adi Dublas, S.H, M.H,PhD, Umur 37 Tahun, Pekerjaan Dosen
Fakultas Hukum dan Aktivis WALHI, Alamat JL. PERUMNAS UNIB BLOK 2 RT
12 RW 02 BENGKULU, memberikan keterangan sebagai berikut :
110
Jawab : Menurut undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral
dan batu bara yang tertera pada pasal 36 IUP teridir atas dua tahap yaitu :
Dan pemegang IUP eksplorasi dan pemegang IUP Operasi Produksi dapat melakukan
sebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Jawab : Secara universal saya sering membaca jurnal-jurnal para ahli lingkungan
yang ada di Indonesia maupun didunia, dampak yang terjadi akibat proses
penambangan itu antara lain:
a. Polusi Debu dan kerusakan jalan, dapat negatif ini dapat diminimalisir dengan
melaksanakan dan mengawasi secara ketat proses pencegahan-pencegahan
yang telah direkomendasikan sebelumnya.
b. Polusi udara, udara yang tercemar oleh gas-gas beracun dan gas-gas perusak
ozon. Penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan peningkatan
111
niterogindioksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, dsb, kesemuanya ini
dapat menyebabkan berbagai masalah lingkungan.
c. Pencemaran air, proses penambangan sesungguhnya membuat ketidakstabilan
komponen-komponen di dalam tanah.
d. Degradasi lahan, degradasi lahan adalah proses dimana kondisi lingkungan
geofisik berubah akibat aktivitas manusia terhadap suatu lahan, perubahan
kondisi lingkungan tersebut cenederung merusak dan tidak diinginkan.
e. Polusi suara, yaitu gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi
atau suara yang mengakibatkan ketidak tenteraman makhluk-makhluk yang
ada disekitar pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang
membuat daerah sekitar menjadi bising dan tidak menenangkan
2. menurut anda apakah perusahan pertambangan yang ada di indonesia ini sudah
pasti akan menimbulkan pencemaran air disekitarnya ?
1. saudara apakah saudara mengetahui tentang bagaimana alur atau prosedur pencabutan
izin usaha yang dilakukan oleh pemerintah kepada badan usaha yang sedang
melakukan operasi produksi batu bara ?
Jawab : Indonesia merupakan negara hukum yang mana diatur dalam Pasal 1 ayat 3
undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 jadi setiap tindakan atau
perbuatan yang dilakukan oleh subjek hukum atau warga negara RI itu harus sesuai
dengan hukum yang ada.
113
3. Penarikan kembali keputusan/ketetapan yang menguntukan, yaitu sanksi yang
digunakan untuk penarikan kembali keputusan atau ketetapan yang
menguntungkan dengan mengeluarkan ketetapan baru
4. Pengenaan denda administrasi, ditujukan kepada mereka yang melanggar aturan
perundang-undangan tertentu, dan kepada si pelanggar dikenakan sejumlah uang
tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan, kepada
pemerintah diberikan wewenang untuk menerapkan sanksi tersebut;
5. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah ditujukann untuk menambah hukum yang
pasti,disamping denda yang telah disebutkan dengan tegas dalam peraturan
perundang-undang yang bersangkutan.
3. apakah ada sistematika dari sanksi administratif yang ada diindonesia pada saat ini ?
Jawab : menurut saya ketika condong dan melihat pendapat Philpus M. Hadjon dari
padangan itu menjadi dasar perbandingan apakah yang dimaksud oleh pasal 85
udang-undang nomor 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan benar adalah
sanksi administratif adapun yang di atur dalam pasal tersebut ialah;
1. Teguran lisan
2. Teguran tertulis
3. Pemberhentian sementara
4. Pemberhentian dengan hormat
5. Pemberhentian dengan tidak hormat
4. Apa yang saudara ketahui dari pengetahuan saudara tentang bagaimana dasar
pencabutan izin Usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemerintah ?
Jawab : baik lah yang mulia, menurut pasal 1 angaka 7 undang-undang No 4 tahun
2009 Tentang pertambangan , yang selanjutnya disebut IUP adalah izin untuk
melaksanakan usaha pertambangan, pertambangan yang dimaksud dalam undang-
undang ini adalah pertambangan mineral dan batubara. Saat ini ada 10.364 IUP ada
6.740 sudah CNC , dan yang belum CNC sebanyak 3.960 IUP . “demikian sesuai janji
dengan pembrantasan KPK kita rapat dengan GUBNUR keseluruh Prov dan
kepolisian untuk membahas 3960 yang akan kita bbahas sesuai dengan klasifikasinya.
114
Jawab : baiklah yang mulia , alur saya yg ketahui tentang pencabutan izin usaha
pertambagan , kementrian ESDM telah menerbitkan peraturan menteri energi dan
sumber daya mineral ( PERMEN ESDM No 43 Tahun 2015 tentang tata cara evaluasi
penerbitan izin usaha pertambangan mineral batubara. Dalam BELEID yang
ditandatangani oleh Menteri ESDM sudirman pada 30 Desember 2015 , diatur
sejumlah ketentuan mengenai evaluasi menyeluruh terhadap pemegang izin usaha
pertambangan ( IUP ) . Dan menurut alur mekanisme perizinan merupakan salah satu
instrumen yuridis dalam hukum administrasi lingkungan . sebelum memberi
pemahaman secara utuh dan komprehensif berkaitan dengan perizinan terlebih dahulu
akan dikemukan pendapat beberapa pakar berkaitan dengan substansi perizinan
prespektif hukum administrasi lingkungan.
2. bagaimana dengan tindakan pemerintah itu tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang telah saudara ahli jelaskan
115
Jawab : menurut saya karena indonesia merupakan negara hukum yang di atur dalam
pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945, maka perbuatan pemerintah tersebut itu batal demi
hukum.
Karena tidak ada lagi alat-alat bukti yang diajukan oleh penggugat
dipersidangan maka dilanjutkan dengan pemeriksaan alat-alat bukti dari pihak
tergugat.
Karena tidak ada lagi alat-alat bukti yang diajukan oleh Terggugat
dipersidangan maka dilanjutkan dengan pemeriksaan alat-alat bukti dari pihak
tergugat.
Hakim ketua menetapkan bahwa sidang lanjutan akan ini dilangsungkan pada
hari Senin, tanggal 5 Juni 2017 tempat Pengadilan Tata Usaha Negeri Bengkulu
bertempat di Gedung Lab Hukum Unveritas Bengkulu dengan agenda membacakan
kesimpulan dari kedua belah pihak.
Hakim Ketua juga minta untuk para pihak hadir pada sidang yang telah
ditetapkan,dan panggilan ini merupakan panggilan resmi dan patut. Maka sidang
ditutup.
Demikian berita acara ini dibuat dengan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan
Panitera.
116
Mardiansyah ,S.H. Amar Maruf , S.H.,M.H
NIP B1015225 NIP B1A015239
117
DAFTAR ALAT BUKTI TERTULIS TERGUGAT DALAM PERKARA
NOMOR : 47/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017
(T.1 s/d T.7)
118
DAFTAR ALAT BUKTI TIDAK TERTULIS (KETERANGAN SAKSI) TERGUGAT
DALAM PERKARA NOMOR 47/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017
(T.8 sd T.11)
119
indsutri tambang batubara, sedangkan
penghitungan COD, limbah industri tambag
batubara berada di nilai 62%. Untuk
penghitungan TSS 74% dihasilkan dari limbah
industri tambang batubara. Berdasarkan hasil
tersebut, limbah yang dihasilkan, sebagian besar
merupakan hasil dari kegiatan PT Bukit Kesuma
Raya. Dan saya membawa hasil check lab
tersebut yang mulia serta 4 sample air yang
sudah saya teliti pada saat itu.
120
BERITA ACARA PERKARA PEMBUKTIAN TERGUGAT
NOMOR: 30/G/PTUN-S/FH.UNIB/2017
Hakim menanyakan tergugat apakah sudah siap dengan alat bukti surat yang akan
diajukan, tergugat lalu memberikan alat-alat bukti surat kepada hakim. Kemudian alat-alat
bukti surat dicocokan dengan aslinya dengan disaksikan oleh kuasa hukum penggugat dan
dinyatakan sah.
SAKSI TERGUGAT
Dea Umairah Maulidya ,umur 37 tahun, dengan berkerja sebagai Warga Sekitar,
Alamat Jl. Tanah baru 1 rt 06 rw 013 kecamatan tabag penanjung kabupaten bengkulu
tengah.
1. bagaimana kondisi pertambangan PT Bukit kesuma Raya?
Jawab : kondisi di sana sangat memperihatinkan yang mulia, mulai dari polusi udara,
kebisingan kendaraan yang melintas, sungai yang tercemar.
121
2. coba saudara jelaskan kondisi sungai yang ada di desa disana?
Jawab : sungai disana pada waktu sebelum ada pertambangan, warna air di sana
jernih, sampai pada saat pertambangan itu di buka, seperti yang kita ketahui warna air
nya menjadi keruh.
3. bagaimana keluhan dari masyarakat disana?
Jawab : keluhan dari masyarakat yaitu dari segi pencemaran, infrastruktur yang
rusak, dan kebisingan.
4. apakah anda pernah mengajukan gugatan atau keberatan kepada perusahaan tersebut?
Jawab : tidak yang mulia, masyarakat tidak berani.
5. mengapa anda tidak berani, coba anda jelaskan
Jawab : masyarakat di sana itu tidak berani yang mulia, bukan saya yang tidak
berani, jadi saya sendiri yang melakukan pengaduan kepada badan lingkunga hidup
provinsi Bengkulu.
1. baik kepada saudara saksi sudah berapa banyak keluhan masyarakat yang mengadu
kepada saudara ?
Jawab : sekitar 70% masyarakat sekitar yang mengadu kepada saya, karena saya
merupakan kepala desa.
2. apa alasan warga sekitar atas keluhan mengenai kegiatan perusahaan pertambangan
yaitu PT Bukit Kesuma Raya ?
Jawab : yang paling utama adalah tercemarnya air sungai, dan air sungai tersebut
masih digunakan sebagai air baku PDAM kabupaten bengkulu tengah.
1. kepada saudara saksi, tadi anda mengatakan bahwa anda melakukan pengaduan
kepada badan lingkungan hidup provinsi bengkulu, apa dasar saudara mengadu
122
kepada BLH provinsi tersebut sedangkan diwilayah PT Bukit Kesuma raya tersebut
juga banyak perusahaan-perusahaan yang lainnya ?
Jawab : menurut saya karena perusahaan yang besar dan yang paling aktif dalam
melakukan kegiatan pertambangan operasi produksi batu bara merupakan PT Bukit
Kesuma Raya.
2. apakah saudara mengetahui bahwasannya PT Bukit Kesuma Raya tersebut membuang
semua limbahnya ke aliran sungai Provinsi bengkulu ?
Jawab : saya tidak begitu jelas mengetahuinya karena saya pun tidak sering melihat
kegiatan Perusahan-perusahaan yang berada diwilayah sana.
123
4. bisa saudara jelaskan hasil penelitian apa yang saudara dapatkan ?
Jawab : bisa yang mulia saya juga membawa hasil chcek lab yang dilakukan oleh
BLH Provinsi bengkulu yang mana dari hasil check lab pencemaran tersebut terhitung
sejak tahun 2016, penghitungan beban pencemaran untuk parameter BOD,COD,TSS
dengan mengabil empat sample air di empat titik lokasi di sungai wilayah bengkulu
tengah sana. Dalam penghitungan parameter BOD, 60% beban pencemaran
disebabkan limbah yang dihasilkan indsutri tambang batubara, sedangkan
penghitungan COD, limbah industri tambag batubara berada di nilai 62%. Untuk
penghitungan TSS 74% dihasilkan dari limbah industri tambang batubara.
Berdasarkan hasil tersebut, limbah yang dihasilkan, sebagian besar merupakan hasil
dari kegiatan PT Bukit Kesuma Raya. Dan saya membawa hasil check lab tersebut
yang mulia serta 4 sample air yang sudah saya teliti pada saat itu.
1. saudara saksi apakah saudara bisa menjelaskan unsur-unsur air yang tecemar sesuai
dengan pengetahuan saudara ?
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair, dengan memanfaatkan
oksidator kalium dikromat sebagai sumbe roksigen. Angka COD merupakan ukuran
bagi pencemaran air oleh zat organik, yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui
proses biologis, dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlaru tdalam air.
TSS (Total Susppended Solid), Zat yang tersuspensi biasanya terdiri dari zat organic
dan anorganik yang melayang-layang dalam air. Secara fisika zat ini penyebab
124
kekeruhan dalam air. Limbah cair yang mempunya kandungan zat tersuspensi tinggi
tidak boleh dibuang langsung kebadan air, karena disamping dapat menyebabkan
pendangkalan, juga dapat menghalangi sinar matahari masuk kedasar air. Sehingga
proses fotosintesa mikro organisme tidak dapat berlangsung.
2. melihat dari penjelasan saudara apakah PT Bukit Kesuma Raya sudah teridetifikasi
melakukan penemaran terhadap sungai air Kabupaten Bengkulu tengah ?
Karena tidak ada lagi alat-alat bukti yang diajukan oleh Terggugat
dipersidangan maka dilanjutkan dengan pemeriksaan alat-alat bukti dari pihak
tergugat.
125
Selanjutnya Hakim Ketua menanyakan apakah penggugat dan tergugat telah
siap dengan kesimpulannya. Pihak Penggugat dan Tergugat menjawab melalui Kuasa
Hukumnya meminta waktu 7 hari untuk menyiapkan kesimpulannya.
Hakim ketua menetapkan bahwa sidang lanjutan akan ini dilangsungkan pada
hari Senin, tanggal 5 Juni 2017 tempat Pengadilan Tata Usaha Negeri Bengkulu
bertempat di Gedung Lab Hukum Unveritas Bengkulu dengan agenda membacakan
kesimpulan dari kedua belah pihak.
Hakim Ketua juga minta untuk para pihak hadir pada sidang yang telah
ditetapkan,dan panggilan ini merupakan panggilan resmi dan patut. Maka sidang
ditutup.
Demikian berita acara ini dibuat dengan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan
Panitera.
Panitera Hakim Ketua
KepadaYth,
Ketua/Majelis Hakim
Pengadilan Semu Tata Usaha Negara
Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
Di
Bengkulu
126
Kesimpulan Penggugat dalam sengketa TUN Nomor : 30/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017
Tanggal 19 Juni 2017
Antara :
Nama : Guzwan Hafiz Okumura
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempattinggal : Jl. Sentiong No. 5 Kota Bengkulu
DenganHormat,
Dalam Kesempatan ini perkenankanlah kami yang bertandatangan di bawah ini
bertindak untuk dan atas nama mewakili kepentingan hukum Guzwan Hafiz Okumura,S.E
Selaku penggugat dalam sengketa TUN Nomor : 30/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017,
berdasarkan Surat Kuasa khusus tanggal 20 Maret 2017 dengan ini mengajukan kesimpulan
atas hasil keseluruhan pemeriksaan tersebut sebagai berikut :
Sebelum kami sampai pada kesimpulan ini maka terlebih dahulu akan kami
ungkapkan dan bahas fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan sengketa ini, yakni :
127
2. Eksepsi atau jawaban dari penggugat yang disampaikan di muka persidangan
sengketa ini pada tanggal 1 Mei 2017.
3. Replik penggugat terhadap eksepsi dari pihak tergugat yang disampaikan di muka
persidangan sengketa ini pada tanggal 8 Mei 2017.
4. Duplik tergugat terhadap replik dari pihak penggugat yang disampaikan di muka
persidangan sengketa ini pada tanggal 15 2017.
128
Tempat tinggal : Jl. Tanah baru 1 rt 06 rw 013 kecamatan grogol utara
kota jakarta jalan.
129
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan saudara : mandor lapangan (Operation Head) PT Bukit kesuma
Raya
Tempat tinggal : JL. Bentiring raya nomor 12 rt 26 rw 12 kelurahan
muara bangkulu, Bengkulu
130
- Saudara saksi mengetahui limbah yang dibuang oleh perusahaan lain
seperti perusahaan kelapa sawit seperti bonggol” buah kelapa sawit yang
dibuang sembarang hingga kesungai dan limbah dari perusahaan
perkebunan karet itu seperti sisa” bahan kimia, air keras yang dgunakan
untuk mengendapkan getah Karet yang masih mentah kemudian sisa
penggunaannya di buang kesungai
- Menyatakan bahwa kegiatan operasi batu bara sesuai dengan SOP yang
ada dan melihat kembali dengan AMDAL yang sudah ada.
131
laporan eksplorasi, bagi pemagang IUP eksplorasi yang belum memasuki
tahapan kegaiatan studi kelayakan, dan laporan eksplorasi dan studi
kelayakan, bagi pemegang IUP eksplorasi yang sudah memasuki tahapan
kegaiatan studi kelayakan atau pemegang IUP operasi Produksi.
- menurut pengetahuan saudara saksi bahwa boleh saja izin suatu
pertambangan dicabut tapi sesuai dengan prosedur-prosedur yang diatur
dalam perundang-undangan sehingga ada evaluasi yang di sebutkan diatas
yang dilakukan terlebih dahulu oleh pemerintah daerah yaitu Gubernur
Provinsi Bengkulu.
- Saudara saksi menyatakan negara kita merupakan negara hukum yang
sesuai dengan pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945 maka perbuatan dan tindakan
yang dilakukan oleh warga Indonesia harus sesuai dengan hukum yang
berlaku.
132
Lingkungan Hidup (WALHI) dan saya sangat mengetahui tentang kajian2
lingkungan.
- Saudara saksi menyatakan bahwa, Menurut Undang-Undang RI No.7
Tahun 2004 tentang sumber daya air pasal 1 ayat 21 menyebutkan
bahwasannya daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan
kehidupan, Mutu air menurut pasal 1 ayat 5 PP RI NO 82 Tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air adalah
kondisi air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter
tertentu dan metoda-metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan baku mutu air menurut ayat 9 menyatakan
bahwasannya ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemara yang
ditenggang keberadaannya di dalam air.
- Saksi menyatakan, Menurut undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang
pertambangan mineral dan batu bara yang tertera pada pasal 36 IUP teridir
atas dua tahap yaitu :
c. IUP eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan
studi kelayakan.
d. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan
Dan pemegang IUP eksplorasi dan pemegang IUP Operasi Produksi dapat
melakukan sebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)
133
penambangan itu antara lain: (1). Polusi Debu dan kerusakan jalan (2).
Polusi Udara (3). Pencemaran Air (4). Degradasi Lahan (5).Polusi Suara.
- Saudara saksi menyatakan bahwa, semua perusahan pertambangan yang
ada memiliki dampak negative tetapi jika dilaksanakan sesuai dengan SOP
maka kecil kemungkinan terjadi pencemaran
- Saksi mengatakan, menurut pasal 151 undang-undang nomor 4 tahun 2009
tentang pertambangan mineral dan batu bara tertera tentang sanksi
administratif yang diberikan pemerintah kepada badan usaha yaitu dalam
ayat (2) tertera bahwasannya sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berupa : (1).Peringatan tertulis (2). Pengehentian sementara
sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi atau operasi produksi dan/atau
(3). Pencabutan IUP,IPR, atau IUPK
- Saudara saksi menyatakan bahwa, Indonesia merupakan negara hukum
yang mana diatur dalam Pasal 1 ayat 3 undang-undang dasar negara
republik indonesia tahun 1945 jadi setiap tindakan atau perbuatan yang
dilakukan oleh subjek hukum atau warga negara RI itu harus sesuai dengan
hukum yang ada.
134
segala hal, dan sudah 20 jurnal yang dia tulis, jurnal nasional maupun
internasional tentang hukum administrasi.
- Menrut Philpus M. Hadjon dalam bukunya, terdapat beberapa kekhasan
sanksi dalam hukum administrasi negara yaitu;Teguran lisan dan teguran
tertulis
(1). Paksaan pemerintah, yang diuraikan sebagai tindakan-tindakan yang
nyata dari penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh
suatu kaidah hukum administrasi atau; (2). Penarikan kembali
keputusan/ketetapan yang menguntukan(3). Pengenaan denda administrasi
(4). Pengenaan uang paksa oleh pemerintah ditujukann untuk menambah
hukum yang pasti.
- Saudara saksi menyatakan, pasal 85 udang-undang nomor 30 tahun 2014
tentang administrasi pemerintahan benar adalah sanksi administratif
adapun yang di atur dalam pasal tersebut ialah; (1).Teguran lisan
(2).Teguran tertulis (3).Pemberhentian sementara (4).Pemberhentian
dengan hormat (5).Pemberhentian dengan tidak hormat. Jelas dapat
dipahami bahwa yang mana dimaksud yang saya sampaikan sebelumnya
bahwa itu merupakan sanksi administratif berupa besturssduang atau
paksaan pemerintah karena ada unsur mengingatkan kearah yang sesuai
peraturan
- Menurut saudara saksi dasar pencabutan izin Usaha pertambangan diatur
dalam pasal 1 angaka 7 undang-undang No 4 tahun 2009 Tentang
pertambangan.
- saudara saksi menyeburtkan alur yg dia ketahui tentang pencabutan izin
usaha pertambagan , kementrian ESDM telah menerbitkan peraturan
menteri energi dan sumber daya mineral ( PERMEN ESDM No 43 Tahun
2015 tentang tata cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan
mineral batubara. Dalam BELEID yang ditandatangani oleh Menteri
ESDM sudirman pada 30 Desember 2015 , diatur sejumlah ketentuan
mengenai evaluasi menyeluruh terhadap pemegang izin usaha
pertambangan ( IUP ) . Dan menurut alur mekanisme perizinan merupakan
salah satu instrumen yuridis dalam hukum administrasi lingkungan .
sebelum memberi pemahaman secara utuh dan komprehensif berkaitan
135
dengan perizinan terlebih dahulu akan dikemukan pendapat beberapa pakar
berkaitan dengan substansi perizinan prespektif hukum administrasi
lingkungan.
- Saudara saksi menyatakan, menurut undang-undang nomor 12 tahun 2011
tentang pembentukan peraturan perundang-undangan bedasarkan
ketentuan dalam undang-undang ini jenis dan hierarki peraturan
perundangan-undangan republik indonesia adalah sebagai berikut :
(1).UUD NRI 1945 (2).KETETAPAN MPR
(3).UNDANG-UNDANG/Peraturan pemerintah pengganti undang-undang
(PERPU) (4).PERPRES (5).PERATURAN DAERAH PROVINSI
(6).PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA
- Saksi menyatakan bahwa, karena indonesia merupakan negara hukum
yang di atur dalam pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945, maka perbuatan
pemerintah tersebut itu batal demi hukum.
137
Bengkulu, 19 Juni 2017
Hormat Kami Kuasa Hukum Penggugat
NOMOR: 30/G/PTUN-S/FH.UNIB/2017
Susunan persidangan sama dengan susunan sidang pertama. Hakim Ketua membuka
sidang yang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, selanjutnya dipanggil para pihak
yang berperkara untuk masuk keruangan sidang. Para pihak yang hadir diwakili oleh kuasa
hukumnya masing-masing, Hakim Ketua menjelaskan bahwa acara siding pada hari ini
adalah kesimpulan dari masing – masing pihak.
Selanjutnya Hakim Ketua bertanya apakah kuasa hokum penggugat telah siap dengan
kesimpulannya. Untuk menghemat waktu Hakim Ketua memerintahkan kepada Kuasa
Hukum Penggugat untuk membacakan kesimpulannya yang isinya menyimpulkan tetap
sebagaimana diajukan dalam gugatan.
Selanjutnya Hakim Ketua bertanya apakah kuasa hokum tergugat telah siap dengan
kesimpulanya. Untuk menghemat waktu Hakim Ketua memerintahkan kepada kuasa hukum
tergugat untuk membacakan kesimpulannya, yang isinya tetap sebagaimana diajukan dalam
surat jawabannya.
Setelah pembacaan kesimpulan selesai dari pihak penggugat dan tergugat maka acara
selanjutnya pengambilan putusan oleh Majelis Hakim. Namun karena Majelis Hakim akan
mempersiapkan putusan maka sidang ditunda untuk memberikan kesempatan kepada Hakim
dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu sidang ditutup dan akan dilanjutkan pada hari
Rabu 19 Juni 2017.
139
Demikianlah berita acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan
Panitera.
140
JalanS.Parman No. 1 Telp. (0736) 345590
KepadaYth,
Ketua/Majelis Hakim
Pengadilan Semu Tata Usaha Negara
Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
Di
Bengkulu
DenganHormat,
141
Dalam Kesempatan ini perkenankanlah kami yang bertandatangan di bawah ini
bertindak untuk dan atas nama mewakili kepentingan hukum Gubernur Provinsi Bengkulu
Selaku Tergugat dalam sengketa TUN Nomor : 30/G/PTUN.S-FH-UNIB/2017, berdasarkan
Surat Kuasa khusus tanggal 27 Maret 2017 dengan ini mengajukan kesimpulan atas hasil
keseluruhan pemeriksaan tersebut sebagai berikut :
Sebelum kami sampai pada kesimpulan ini maka terlebih dahulu akan kami
ungkapkan dan bahas fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan sengketa ini, yakni :
A. Pembuktian Tergugat
1. Alat Bukti Tertulis tergugat
Bahwa dalam acara pembuktian dimuka pengadilan sengketa ini, pihak Tergugat telah
mengajukan pembuktian baik yang berupa surat maupun saksi yaitu sebagai berikut :
- Bukti T.1 SK izin pencabutan pertambangan PT. Bukit Kusuma Raya
Dikeluarkan Oleh Gubernur Kota Bengkulu, diterbitkan pada tanggal 15 Maret
2017.
- Bukti T.2 Hasil Check Lab dari Laboratorium Dikeluarkan Oleh BLH,
diterbitkan pada tanggal 15 September 2016.
142
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganergaraan : Indonesia
Pekerjaan : Kepada Desa Taba Penanjung
Alamat : Jl. Tanah baru 1 rt 06 rw 013 kecamatan taba
penanjung.
- Saudara saksi mengatakan kondisi di sana sangat memperihatinkan yang
mulia, mulai dari polusi udara, kebisingan kendaraan yang melintas, sungai
yang tercemar.
- Saudara saksi menyatakan bahwa sungai disana pada waktu sebelum ada
pertambangan, warna air di sana jernih, sampai pada saat pertambangan itu di
buka, seperti yang kita ketahui warna air nya menjadi keruh.
- Saksi mengatakan keluhan dari masyarakat yaitu dari segi pencemaran,
infrastruktur yang rusak, dan kebisingan, akan tetapi masyarakat tidak berani
untuk mengajukan keberatan kepada pertambangan tersebut.
- Saksi menyatakan karena masyarakat di sana itu tidak berani mengajukan
keberatan kepada pihak pertambangan, sehingga beliau sendiri yang
melakukan pengaduan kepada badan lingkunga hidup provinsi Bengkulu.
- Saksi menyatakan perusahaan yang paling besar dan yang paling aktif dalam
melakukan kegiatan pertambangan operasi produksi batu bara merupakan PT
Bukit Kesuma Raya.
- Saksi mengatakan bahwa beliau tidak begitu mengetahuinya.
- Saksi mengatakan bahwa sekitar 70% masyarakat sekitar yang mengadu
kepada saya, karena saya merupakan kepala desa.
- Saksi mengatakan bahwa yang paling utama adalah tercemarnya air sungai,
dan air sungai tersebut masih digunakan sebagai air baku PDAM kabupaten
bengkulu tengah.
B. Saksi Ahli Badan Lingkungan Hidup Provinsi BENGKULU ( Dr. Lola Novwika
Utama, S.sos., M.S
Nama : Lola Novwika Utama
Tempat,Tanggal Lahir : Bengkulu, 20 Agustus 1980
Agama : islam
143
Pekerjaan : Kepala badan lingkungan hidup Provinsi Bengkulu
144
menentukan beban pencemaran terhadap air buangan domestic atau industri,
juga untuk mendesain system pengolahan limbah biologis bagi air tercemar.
TSS (Total Susppended Solid), Zat yang tersuspensi biasanya terdiri dari zat
organic dan anorganik yang melayang-layang dalam air. Secara fisika zat ini
penyebab kekeruhan dalam air. Limbah cair yang mempunya kandungan zat
tersuspensi tinggi tidak boleh dibuang langsung kebadan air, karena disamping
dapat menyebabkan pendangkalan, juga dapat menghalangi sinar matahari
masuk kedasar air. Sehingga proses fotosintesa mikro organisme tidak dapat
berlangsung.
145
dihasilkan selama Pertambangan berlangsung, dikarenakan PT.Bukit Kesuma
Raya selama ini telah merusak lingkungan di sekitar pertambangan dengan
membuang limbah hasil operasi produksi batu bara ke sungai Provinsi
Bengkulu.
Berdasarkan keseluruhan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh dalil-
dalil Penggugat, baik dalam Gugatan atau dalam Repliknya, tidak satupun yang dapat
dibuktikan kebenaran oleh Penggugat dan banyak kebohongannya. Oleh karena itu, mohon
kiranya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili sengketa ini dapat mengambil
keputusan terhadap sengketa ini dengan putusan sebagai berikut :
146
Demikianlah kesimpulan Tergugat dalam sengketa ini, dengan harapan semoga
majelis hakim yang memeriksa dan mengadili sengketa tata usaha Negara ini mendapat
petunjuk dan sinar keadilan yang terang dalam mengambil keputusan yang seadil-adilnya.
147
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
NOMOR: 30/G/PTUN-S/FH.UNIB/2017
Susunan persidangan sama dengan susunan sidang pertama. Hakim Ketua membuka
sidang yang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, selanjutnya dipanggil para pihak
yang berperkara untuk masuk keruangan sidang. Para pihak yang hadir diwakili oleh kuasa
hukumnya masing-masing, Hakim Ketua menjelaskan bahwa acara siding pada hari ini
adalah kesimpulan dari masing – masing pihak.
Selanjutnya Hakim Ketua bertanya apakah kuasa hokum penggugat telah siap dengan
kesimpulannya. Untuk menghemat waktu Hakim Ketua memerintahkan kepada Kuasa
Hukum Penggugat untuk membacakan kesimpulannya yang isinya menyimpulkan tetap
sebagaimana diajukan dalam gugatan.
148
Selanjutnya Hakim Ketua bertanya apakah kuasa hokum tergugat telah siap dengan
kesimpulanya. Untuk menghemat waktu Hakim Ketua memerintahkan kepada kuasa hukum
tergugat untuk membacakan kesimpulannya, yang isinya tetap sebagaimana diajukan dalam
surat jawabannya.
Setelah pembacaan kesimpulan selesai dari pihak penggugat dan tergugat maka acara
selanjutnya pengambilan putusan oleh Majelis Hakim. Namun karena Majelis Hakim akan
mempersiapkan putusan maka sidang ditunda untuk memberikan kesempatan kepada Hakim
dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu sidang ditutup dan akan dilanjutkan pada hari
Rabu 19 Juni 2017.
Demikianlah berita acara ini dibuat dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan
Panitera.
149
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMU
PUTUSAN
Nomor : 30/G/2017/PTUN-S/FH.UNIB
Pengadilan Tata Usaha Negara Semu Fakultas Hukum UNIB yang memeriksa,
memutuskan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara dalam tingkat pertama dengan
acara biasa telah menjatuhkan putusan, dalam perkara :
ANTARA
Pekerjaan : Wiraswasta
150
1. Hadi Asyrof, S.H, M.H,
2. Wilta Dini, S.H, M.H,
Yang dalam perkara ini telah diberi Kuasa berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor
01/SK-K/I/2017, tertanggal 20 Maret 2017.
MELAWAN
1. Telah membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Semu Fakultas
Hukum UNIB tertanggal 10 April 2017 Nomor : 02/PN/PTUN.S-FH-UNIB/2017
Tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan menyidang perkara
tersebut :---------------------------------------------------------------------------------------
2. Telah membaca Surat Penetapan Majelis Hakim tertanggal 10 April 2017 Nomor :
03/PN/PTUN.S-FH-UNIB/2017 tentang Penetapan hari sidang Pemeriksaan
Persiapan yang pertama yaitu pada Hari Senin tanggal 10 April 2017 jam 08.00
WIB :-------------------------------------------------------------------------------------------
151
3. Telah membaca bukti-bukti surat dan berkas perkara yang diajukan dalam
persidangan :----------------------------------------------------------------------------------
4. Telah membaca dan memeriksa berkas perkara dalam perkara ini :-------------------
152
tersebut kedudukan penggugat adalah telah benar (Legal Standing) untuk mengajukan
gugatan ini. (Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang Nomor 09 Tahun 2004 jo Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009).
15. Bahwa berdasarkan alasan tergugat menerbitkan surat keputusan nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tanggal 15 maret 2017 tentang pencabutan izin
usaha pertambangan operasi produksi batubara kepada PT Bukit Kesuma Raya
dikarenakan menurutnya PT bukit Kesuma Raya diduga kuat sebagai penyumbang
limbah terbesar terhadap pecemaran yang disebabkan oleh kegiatan
pertambangannya, seyogyanya dikawasan PT Bukit Kesuma Raya beroperasi
terdapat 9 perusahaan tambang batubara dan perkebunan kelapa sawit serta pabrik
karet yang juga menjadi penyumbang limbah terhadap sungai tersebut, sehingga
pencemaran yang terjadi bukan disebabkan oleh kegiatan pertambangan operasi
pruduksi batubara PT Bukit Kesuma Raya.
16. Bahwa setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Tata Usaha Negara Nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 oleh Gubernur Provinsi Bengkulu kepada PT Bukit
Kesuma Raya tentang Pencabutan izin usaha pertambangan operasi produksi batubara
yang sebagaimana penggugat telah melaksanakan kegiatan usaha produksi
pertambangan batubara tersebut sesuai dengan prosedur yang diatur didalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahwasannya setiap usaha yang sudah
mendapatkan izin usaha dan/atau kegiatan usaha yang sudah sesuai dengan
prosedur/tata cara yang tercantum dalam undang-undang yang berlaku dan terkait
maka sudah pastinya perusahaan tersebut melakukan kegiatan sesuai dengan izin yang
berikan. Selain itu penggugat telah memenuhi semua instrumen persyaratan izin,
diantaranya Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Upaya
pengelolaan Lingkungan Hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL)
yang diterbitkan oleh Gubernur Provinsi Bengkulu sesuai dengan paragraf 7 tentang
perizinan pasal 36 ayat (1)-(4) undang-undang no 32 tahun 2009 tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang mana menyatakan :
5) Setiap Usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL Wajib
memiliki izin ingkungan.
6) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan berdasarkan
keputusan kelayakan lingkungan hiup sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 atau
rekomendasi UKL-UPL.
153
7) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mencantumkan
persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup atau
rekomendasi UKL-UPL.
8) Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, Gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
17. Bahwa benar kepentingan Penggugat sangat dirugikan akibat diterbitkannya Surat
Keputusan oleh tergugat Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 yang telah
mencabut izin usaha pertambangan operasi produksi Batubara kepada PT Kesuma
Raya dan pihak tergugat tidak pernah melayangkan surat peringatan kepada
penggugat sebelumnya tentang apa yang dijadikan dasar dari tergugat untuk
mengeluarkan pencabutan izin usaha, dan tergugat dalam pembentukan surat
keputusan ini tidak memberikan surat teguran dan/atau peringatan kepada pihak
penggugat yang terlibat mengenai dasar hukum, persyaratan, dokumen, dan fakta
yang terkait sebelum menetapkan dan/atau melakukan keputusan dan/atau Tindakan
yang dapat menimbulkan pembebanan bagi PT Bukit Kesuma Raya. Sehingga setelah
diterbitkannya SK tersebut merugikan pihak tergugat. (Pasal 46 ayat 1 UU No. 30
Tahun 2014). dan pihak tergugat dalam mencabut izin usaha pertambangan operasi
produksi batubara tidak memenuhi prosedur atau tata cara pencabutan izin usaha
pertambangan operasi produksi batubara kepada PT Bukit Kesuma Raya yang diatur
dalam pasal 76 ayat dan (2) serta Pasal 113 ayat (2) peraturan daerah provinsi
bengkulu no 5 tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara
yang menyatakan bahwa :
Pasal 76 ayat (2) “Sanksi Administratif terdiri atas :
e. Teguran tertulis;
f. Paksaan pemerintah;
g. Pembekuan izin lingkungan; atau
h. Pencabutan izin lingkungan.
Pasal 113 ayat (2)“sanksi administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa :
d. Peringatan tertulis;
e. Penghentian sementara kegiatan atas sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi
atau operasi produksi; dan/atau
f. Pencabutan IUP dan IUPJ.”
18. Bahwa benar Surat Keputusan Gubernur Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017
diterbitkan pada tanggal 15 Maret 2017 tidak memenuhi unsur-unsur pencabutan izin
154
usaha pertambangan operasi produksi batubara kepada PT Bukit Kesuma Raya hanya
didasarkan pada penelitian yang Badan Lingkungan Hidup (BLH) lakukan, sedangkan
pengggat telah memenuhi semua kewajiban yang ada dalam IUP dan IUPK yang telah
dibuat terlebih dahulu, unsur-unsur pencabutan iin usaha pertambangan operasi
produksi batubara diatur dalam Pasal 119 butir a, b, dan c undang-undang nomor 4
tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara yang menyatakan bahwa IUP
atau IUPK dapat dicabut oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya apabila :
d. Pemegang IUP atau IUPK tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan dalam
IUP atau IUPK serta peraturan perundang-undangan;
e. Pemegang IUP atau IUPK melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini; atau
f. Pemegang IUP atau IUPK dinyatakan Pailit.
19. Bahwa seharusnya pihak tergugat melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap semua
dokumen perizinan yang telah selesai, serta melakukan evaluasi selama
berlangsungnya usaha pertambangan operasi produksi batubara, evaluasi tersebut
dilakukan terhadap penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) tercantum dalam pasal
4 dan 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2015 tentang tata cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan
mineral dan batu bara. Dan pada pasal 17 ayat (1),(2),(3) tertulis bahwasannya :
4) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktur Jenderal
atau Gubernur, pemegang IUP ekslorasi tidak memenuhi kriteria teknis,
lingkungan, atau finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2)
huruf c angka 1, angka 2, hufur d, atau huruf e angka 1 diberikan sanksi
administratif oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai
dengan kewenangannya.
5) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh direktur Jendral
atau Gubernur, pemegang IUP Operasi Produksi tidak memenui kriteria
finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf e angka 2
diberikan sanksi administratif p;eh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
Gubernur sesuai dengan kewenangannya.
6) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) berupa :
d. Teguran tertulis;
e. Penghentian sementara kegiatan usaha; atau
155
f. Pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP).
20. Bahwa benar Surat Keputusan Gubernur Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017
yang dikeluarkan oleh Tergugat tidak sesuai dengan ketentuan Undang-undang
Nomor 9 tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan undang-undang No.28
Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme terdiri dari tujuh asas, yakni meliputi :
8) Kepastian Hukum;
9) Tertib Penyelenggara Negara;
10) Kepentingan umum;
11) Keterbukaan;
12) Proporsionalitas;
13) Profesionalitas;
14) Akuntabilitas;
Bahwasannya benar pihak tergugat dalam menerbitkan surat keputusan nomor
199009/190/DISTAMBEN/2017 tentang pencabutan izin usaha pertambangan operasi
produksi batubara tidak sesuai dengan asas-asas diatas.
21. Bahwa berdasarkan uraian-uraian pada nomor 1 s/d 4 tersebut perbuatan tergugat
yang telah mengeluarkan objek sengeta tersebut telah sangat merugikan penggugat,
maka gugatan ini diajukan berdasarkan Pasal 53 Undang-undang No. 9 Tahun 2004
yang merupakan perubahan Undang-undang No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara menyatakan :
3) Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar keputusan tata usaha
negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi.
4) Alasan yang dapat digunakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
c. Keputusan tata usaha negara yang digugat itu betentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Keputusan tata usaha negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-
asas umum pemerintahan yang baik.
22. Bahwa sebagaimana alasan penggugat tersebut, perbuatan tergugat tersebut ternyata
dalam mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 1990.09/DISTAMBEN/2017 tentang
pencabutan izin usaha pertambangan operasi produksi batubara tanggal 15 Maret
156
2017 kepada PT Bukit Kesuma Raya sebagai objek sengketa, telah bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu undang-undang
nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
undang-undang nomor 4 tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan
batubara, undang-undang nomor 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan,
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2015 tentang tata cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan mineral dan
batu bara, peraturan Daerah Provinsi Bengkulu nomor 5 tahun 2013 tentang
pengelolaan pertambangan mineral dan batubara dan tidak berdasarkan tahapan-
tahapan secara berkelanjutan yang diatur oleh undang-undang terkait dan masih
berlaku, sehingga sangat merugikan penggugat (PT Bukit Kesuma Raya), maka
tergugat telah tidak melaksanakan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
(AAUPB), maka objek sengketa tersebut beralasan untuk dinyatakan tidak sah atau
dibatalkan dan selanjutnya mewajibkan tergugat untuk mencabut keputusan tersebut.
Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas, maka Penggugat mohon kepada Majelis
Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu agar memberikan putusan dengan amar
yang berbunyi sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Batal atau tidak sah Surat Keputusan Gubernur Provinsi Bengkulu
Nomor 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tentang Pencabutan Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi Batubara tanggal 15 Maret 2017 kepada PT Bukit
Kesuma Raya.
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Tergugat Nomor
1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tentang pencabutan izin usaha pertambangan
operasi produksi batubara tanggal 15 Maret 2017.
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya-biaya Perkara
Atas gugatan penggugat tersebut, Tergugat memberikan jawaban yang diajukan dimuka
persidangan tanggal 9 Maret 2017, yang menyatakan sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI
1. Bahwa objek gugatan penggugat tidak jelas, gugatan kabur (obscuur libel) sehingga
tidak memenuhi syarat formil, dengan dasar dan alasan yang jelas dan tidak memuat
157
Pasal beserta Penjelasan atas Peraturan Undang-Undang yang tertera di dalam surat
gugatan Penggugat dan mengenai isi gugatan yang tidak menjelaskan secara merinci
tentang hal yang disengketakan.
2. Bahwa dalam hal para pihak, pihak – pihak dalam gugatan tidak memiliki legal
standing yang jelas. Dimana penggugat tidak mempunyai kepentingan hukum untuk
menggugat, seharusnya yang mengajukan gugatan dan kepentingan yang dirugikan
tersebut merupakan pemilik PT Bukit Kesuma Raya tersebut.
3. Bahwa hakim tidak berwenang mengadili sengketa ini atau tidak memenuhi
kompetensi absolut. Karena objek gugatan dalam sengketa ini bukan merupakan
beschiking/penetapan melainkan regeling/peraturan yang bersifat umum.
158
4. Bahwa penerbitan SK Gubernur No. 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang
Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara telah sesuai dengan
perubuatan yang dilakukan penggugat (PT Bukit Kesuma Raya) atas tindakan
perusahannya karena sudah melewati batas baku mutu air dan status mutu air yang
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air pasal 1 poin 9 dan
10 yang menyebutkan bahwasannya pada poin 9 “ baku mutu air adalah ukuran batas
atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan
atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya didalam air” dan poin 10
menyatakan “status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukan
kondisi cemar atau kondisi baik pada sumber daya air dalam waktu tertentu dengan
membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan”.
5. Bahwa penerbitan SK Gubernur No. 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang
Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara sudah sesuai dan
dengan alasan yang jelas, sesuai prosedur yang ada, dan melihat perkara yang
dilakukan Penggugat, sehingga Tergugat memiliki wewenang untuk bertindak.
6. Bahwa gugatan Penggugat tidak beralasan menurut hukum, karena dalam SK
Gubernur No. 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang Pencabutan Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi Batubara di dalam pembentukannya sudah
mejalankan Ketentuan UU No. 30 Tahun 2014 Bagian Kedua Pasal 9 Ayat 1 dan 2
tentang AUPB.
7. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi objek gugatan sengketa TUN
dalam hal ini tidak melanggar ketentuan Pasal 113 ayat (2) Peraturan Daerah Provinsi
Bengkulu no 5 tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara
sehingga SK tersebut Sah dan tidak memiliki cacat hukum.
8. Bahwa berdasarkan Pasal 53 ayat 2(b) Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang
perubahan atasUndang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan TUN,
menyatakan bahwa “Keputusan TUN yang digugat itu bertentangan dengan Asas-asas
Umum Pemerintahan yang baik” . Dalam hal ini pihak Penggugat mengatakan bahwa
dengan SK Upah Minimum Provinsi tersebut, Tergugat melanggar asas
profensionalitas dan asas propoprsionalitas, namun perlu diketahui bahwa dalam
sengketa ini KTUN yang dibuat oleh pihak Tergugat tidak bertentangan dengan asas
pemerintahan yang baik, asas profesionalitas dan asas propoprsionalitas.
159
9. Bahwa pengugat mendalilkan Keputusan Terggugat merugikan penggugat baik
materil maupun inmateriil dengan diterbitkan nya SK Gubernur No.
1990.09/190/DISTAMBEN/2017, akan tetapi disini tergugat sebagai Gubernur
menjalankan kewajiban untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6, 7, 8 UU No. 30
Tahun 2014 Tentang Hak dan Kewajiban Pejabat Pemerintah. Sebagaimana halnya
dilihat dari aspek Peraturan Perundang-undangan dan Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Baik.
160
Gubernur Provinsi Bengkulu.
161
informasi dari mandor lapangan saya, perusahan PT Bukit Kesuma raya ini
selama beroperasi dari tahun 2014 sampai sekarang tidak pernah dicabut
izinnya dan digugat oleh masyarakat, dan bahkan baru kali inilah PT bukit
Kesuma Raya dengan keluarnya SK Pencabutan izin oleh gubernur ingin
dicabut usahanya;
- Bahwa benar menurut kesaksian penggugat bahwasannya Gubernur Bengkulu
melakukan pencabutan izin usaha ini tidak sesuai dengan prosedur yang ada
didalam undang-undang yang terkait yang mulia. Karena sudara tergugat
mengeluarkan SK pencabutan izin usaha tersebut tanpa memberi tahu dan/atau
memberi teguran kepada PT Bukit Kesuma Raya, dan yang saya ketahui
bahwasannya Pihak tergugat mengeluarkan SK Pencabutan Izin usaha tersebut
karena didasari oleh Penelitian yang baru sekali dilaksanakan oleh BLH
Provinsi Bengkulu;
- Bahwa benar menurut kesaksian saksi bahwasannya selama saya mendirikan
perusahaan ini di bengkulu, saya meninjau lansung pembangunan pertama
perusahaan dan saya melihat langsung tempat pembuangan limbah berada
ditanah kosong dengan kedalaman 200m. Jadi tanah itu berada lebih dari 5km
dari aliran sungai induk;
- Bahwa benar menurut kesaksian saksi bahwasannya 3 bulan sekali saya
memantau perusahaan saya dibengkulu, tetapi 6 bulan terakhir saya belum
pernah control up perusahaan di bengkulu dan selama 6 bulan terakhir ini
operation head hanya mengabarkan perkembangan perusahaan ke saya melalui
email saya;
- Bahwa benar menurut kesaksian saksi bahwasannya sesekali ketika saya
melakukan peninjauan terhadap perusahan tersebut, saya ditemani oleh
pengawas BLH setempat.
162
- Bahwa benar limbah pertambangan itu dibuang di aliran suangai setempat,
akan tetapi limbah yang dibuang tersebut merupakan limbah organic.
- Bahwa benar sampah limbah organic itu dalam bentuk potongan potongan
kayu dan dedaunan kering dari pembukaan lahan dalam proses untuk
menambang batu bara.
- Bahwa benar ada lebih sembilan perusahaan batu bara dan perkebunan kelapa
sawit.
- Bahwa benar saksi mandor lapangan belum pernah mendengar suatu komplen
dari masyarakat disana
- Bahwa benar batu bara yang dihasilkan itu disalurkan melalui alat transportasi
mobil truck yang menuju pelabuhan pulau baii kemudian di pindahkan lagi ke
kapal pengangkut untuk disalurkan lagi ke luar kota
- Bahwa benar saksi mandor lapangan selalu berada dilapangan pada saat
perusaah ini berdiri dan sampai sakarang,
- Bahwa benar Sebelum limbah tersebut dibuang dilakukan penguaraian limbah
melalui peningkatan efisiensi alat pengolahan, optimalisasi sarana dan
prasarana pengolahan dengan system perpipaan dan meniadakan kebocoran
dan ceceran terbuangnya bahan limbah yang sifatnya anorganik seperti limbah
kimia yang digunakan dalam proses pertambangan dan dilakukan kristalisasi
bahan kimia tersebut. Selanjutnya limbah organic hasil penguraian yang
dipastikan tidak berbahaya bagi lingkungan.
- Bahwa benar perusahaan tersebut tidak pernah diberi teguran oleh siapapun,
tetapi tiba-tiba mendapat perintah dari atasan saksi untuk memberhentikan
operasi produksi batu bara tersebut bahwasannya perusahaan kami atau PT
bukit kesuma raya sudah dicabut izinnya oleh pemerintah prov Bengkulu.
3) Saksi Staf Ahli Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Saksi Degi Surya Dinata , Umur 42 Tahun, pekerjaan staf ahli kementrian
energi dan sumber daya mineral jl. jenderal soedirman blok 3 nomor 999 rt 06
rw 013 kelurahan menteng, kecamatan menteng dalam, jakarta selatan.
Memberikan keterangan sebagai berikut :
163
- Bahwa benar saksi ahli ini menerangkan keahliannya di bidang energi dan
sumber daya mineral.
- Bahwa benar saksi mengetahui setelah diberikan informasi dari pihak
penggugat, yaitu kuasa hukum pihak penggugat. Bahwasannya ada PT Bukit
Kesuma raya menggugat Gubernur Provinsi bengkulu karena Gubernur telah
mengeluarkan SK tentang pencabutan izin usaha pertambangan operasi
produksi batubara.
- Bahwa benar menurut PERMEN ESDM Nomor 23 tahun 2015 tentang tata
cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan mineral dan batubara
menyatakan bahwasannya Gubernur harus melakukan evaluasi secara
kesuluruhan yang ada dalam pasal 5 terlebih dahulu terhadap perusahaan
pertambangan yang ada diwilayahnya dan Pasal 5 ayat (2) Point 1,2, dan 3
merupakan rujukan bagi perusahan dan pemerintah dalam melakukan evaluasi
yang mana evaluasi tersebut ditinjau dari segi administratif, kewilayahan dan
teknis lingkungan, yang mana teknis lingkungan tersebut merupakah salah
satunya mengajukan laporan eksplorasi, bagi pemagang IUP eksplorasi yang
belum memasuki tahapan kegaiatan studi kelayakan, dan laporan eksplorasi
dan studi kelayakan, bagi pemegang IUP eksplorasi yang sudah memasuki
tahapan kegaiatan studi kelayakan atau pemegang IUP operasi Produksi.
- Bahwa benar wajar pencabutan izin usaha pertambangan produksi batubara
dan mineral dilakukan ketika sesuai dengan prosedur-prosedur yang diatur
dalam perundang-undangan sehingga ada evaluasi yang saksi sebutkan diatas
yang dilakukan terlebih dahulu oleh pemerintah daerah yaitu Gubernur
Provinsi Bengkulu.
- Bahwa benar bahwasannya setelah dilakukannya evaluasi terhadap perusahaan
tersebut yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi yang bersangkutan, maka
dalam pasal 17 ayat 1-3 menyatakan bahwasannya “berdasarkan hasil
evaluasi yang dilakukan oleh DIRETUR JENDERAL ATAU GUBERNUR,
PEMEGANG IUP Eksplorasi tidak memenuhi kriteria teknis , lingkungan,
atau finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 2 huruf C angka 1,
angka 2, huruf d atau huruf e angka 1 diberikan sanksi administratif oleh
direktur jenderal atau atas nama meneteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan
164
2 berupa : 1. Teguran tertulis, 2. Penghentian sementara kegiatan usaha, 3.
Pencabutan IUP.
- Bahwa benar saksi menyatakan bahwasannya negara kita merupakan negara
hukum yang sesuai dengan pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945 maka perbuatan dan
tindakan yang dilakukan oleh warga Indonesia harus sesuai dengan hukum
yang berlaku.
4) Saksi ahli lingkungan dan aktivis Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)
Saksi ahli bernama Prof. Adi Dublas, S.H.,M.H.,Phd , Umur 42 Tahun, Dosen
Fakultas Hukum Unib dan Aktivis WALHI, alamat tinggal JL. PERUMNAS
UNIB BLOK 2 RT 12 RW 02 BENGKULU ,
Memberikan keterangan sebagai berikut :
165
tertentu dan metoda-metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan baku mutu air menurut ayat 9 menyatakan
bahwasannya ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemara yang ditenggang
keberadaannya di dalam air.
- Bahwa benar pada saat itu saksi menyatakan pendapatnya Menurut undang-
undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara yang
tertera pada pasal 36 IUP teridir atas dua tahap yaitu :
e. IUP eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan
studi kelayakan.
f. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan
Dan pemegang IUP eksplorasi dan pemegang IUP Operasi Produksi dapat
melakukan sebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1);
- Bahwa benar pada saat di muka persidangan saksi ahli menyatakan
bahwasannya menurut pasal 119 Undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang
pertambangan mineral dan batubara menyatakan bahwasannya ketika
pemegang IUP atau IUPK serta tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan
dalam IUP atau IUPK serta peraturan perundang-undangan, dan Pemegang
IUP atau IUPK melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini atau Pemegang IUP atau IUPK dinyatakan pailit.
- Bahwa benar saksi ahli memberikan pendapatnya dimuka persidangan tentang
dampak-dampak yang terjadi saat usaha pertambangan ada yaitu secara
universal menurutnya, saya sering membaca jurnal-jurnal para ahli lingkungan
yang ada di Indonesia maupun didunia, dampak yang terjadi akibat proses
penambangan itu antara lain:
A. Polusi Debu dan kerusakan jalan, dapat negatif ini dapat diminimalisir dengan
melaksanakan dan mengawasi secara ketat proses pencegahan-pencegahan
yang telah direkomendasikan sebelumnya. Salah satu dampak yang
ditimbulkan ialah pada proses pengangkutan, terutama pada penyaluran bahan
olahan menuju konsumen atau menuju kapal muat. Polusi debu yang
ditimbulkan dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Selain itu, polusi debu
166
juga dapat menganggu kenyamanan pengguna jalan dan mengurangi jarak
pandang pengendara, sehingga dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
B. Polusi udara, udara yang tercemar oleh gas-gas beracun dan gas-gas perusak
ozon. Penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan peningkatan
niterogindioksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, dsb, kesemuanya ini
dapat menyebabkan berbagai masalah lingkungan. Hujan asam, penipisan
lapisan ozon, permasalahan global dan timbulnya penyakit gangguan-
gangguan alat pernafasan menjadi dampak negatif dari peningkatan gas-gas
berbahaya diudara.
C. Pencemaran air, proses penambangan sesungguhnya membuat ketidakstabilan
komponen-komponen di dalam tanah. Air tersebut jika teremar menjadi
momok yang menakutkan, kemampuan air yang memasuki setiap cela tanah
dapat membawa zat-zat beracun. Ketika terkontaminasi dengan mineral berat,
air menjadi beracun dan dapat merusak apapun yang dilaluinya. Tanah,
tumbuhan, dan binatang-bintanag dapat rusak dan mati. Limbah-limbah
buangan hasil proses pengolahan bahan galian yang dibuang sembarang tanpa
melalui proses yang tepat dapat merusak ekosistem.
D. Degradasi lahan, degradasi lahan adalah proses dimana kondisi lingkungan
geofisik berubah akibat aktivitas manusia terhadap suatu lahan, perubahan
kondisi lingkungan tersebut cenederung merusak dan tidak diinginkan.
E. Polusi suara, yaitu gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi
atau suara yang mengakibatkan ketidak tenteraman makhluk-makhluk yang
ada disekitar pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang
membuat daerah sekitar menjadi bising dan tidak menenangkan
- Bahwa benar pada saat dimuka persidangan saksi ahli menyatakan
bahwasannya beliau seyogyanya semua perusahan pertambangan yang ada
memiliki dampak negatif tetapi menurut saya ketika sebuah perusahan dalam
melakukan pendirian usaha pertambangan maka ada beberapa syarat dan
prosedur yang sudah saya sebutkan sebelumnya, dan ketika perusahaan
tersebut mengikuti prosedur dan syarat-syarat yang ada di dalam peraturan
perundang-undangan dan bekerja sesuai Standar Operasinal Prosedur (SOP)
maka sangat kecil kemungkinan pencemaran air yang terjadi , dan ketika
sebuah perusahaan sudah mengikuti aturan yang ada itu mengurangi dampak
pencemaran yang terjadi
167
- Bahwa benar pada saat dimuka persidangan saksi ahli menyatakan beberapa
tahapan tentang sanksi administratif yang ada yaitu menurutnya, menurut pasal
151 undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan
batu bara tertera tentang sanksi administratif yang diberikan pemerintah
kepada badan usaha yaitu dalam ayat (2) tertera bahwasannya sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
3. Peringatan tertulis
4. Pengehentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi atau
operasi produksi dan/atau
5. Pencabutan IUP,IPR, atau IUPK
- Bahwa benar di muka persidangan saat itu saksi ahli memberikan pendapat
bahwasannya Indonesia merupakan negara hukum yang mana diatur dalam
Pasal 1 ayat 3 undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 jadi
setiap tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh subjek hukum atau warga
negara RI itu harus sesuai dengan hukum yang ada.
5) Saksi Ahli Ilmu Perundang-Undangan Administrasi Hukum
Saksi ahli bernama Dr. Chinny Phalkony, S.H.,M.H. , Umur 42 Tahun, Dosen
Fakultas Hukum Unib, alamat tinggal JL. PERUMNAS UNIB BLOK 2 RT 12
RW 02 BENGKULU.
Memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi ahli pada saat itu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;
- Bahwa benar saksi ahli tidak mengenal pihak penggugat maupun tergugat;
- Bahwa benar saksi ahli tidak mempunyai hubungan darah dengan pihak
penggugat maupun tergugat;
- Bahwa benar saksi ahli pada saat itu sudah diambil sumpahnya dimuka
persidangan;
- Bahwa benar saksi ahli menyampaikan pendapat bahwasannya, saya
merupakan lulusan S3 universitas Indonesia, dan saya khusus di didisplin ilmu
hukum aministrasi dalam segala hal, dan sudah 20 jurnal yang saya tulis
jurnal nasional maupun internasional tentang hukum administrasi;
- Bahwa benar saksi ahli menyampaikan pendapat dimuka persidangan saat itu
bahwasannya beliau mengetehui tentang apa itu sanksi administratif dan beliau
168
menyatakan, Menurut Philpus M. Hadjon dalam bukunya, terdapat beberapa
kekhasan sanksi dalam hukum administrasi negara yaitu;
3. Teguran lisan dan teguran tertulis
4. Paksaan pemerintah, yang diuraikan sebagai tindakan-tindakan yang nyata
dari penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatu
kaidah hukum administrasi atau;
5. Penarikan kembali keputusan/ketetapan yang menguntukan, yaitu sanksi
yang digunakan untuk penarikan kembali keputusan atau ketetapan yang
menguntungkan dengan mengeluarkan ketetapan baru
6. Pengenaan denda administrasi, ditujukan kepada mereka yang melanggar
aturan perundang-undangan tertentu, dan kepada si pelanggar dikenakan
sejumlah uang tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan, kepada pemerintah diberikan wewenang untuk menerapkan
sanksi tersebut;
7. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah ditujukann untuk menambah hukum
yang pasti,disamping denda yang telah disebutkan dengan tegas dalam
peraturan perundang-undang yang bersangkutan
- Bahwa benar menurut pendapat saksi tentang sanksi administratif yang
menurut Philpus M.Hadjon beliau mensinergisitaskan dengan pasal 85 udang-
undang nomor 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan benar adalah
sanksi administratif adapun yang di atur dalam pasal tersebut ialah;
8. Teguran lisan
9. Teguran tertulis
10. Pemberhentian sementara
11. Pemberhentian dengan hormat
12. Pemberhentian dengan tidak hormat
Jelas dapat dipahami bahwa yang mana dimaksud yang saya sampaikan
sebelumnya bahwa itu merupakan sanksi administratif berupa besturssduang
atau paksaan pemerintah karena ada unsur mengingatkan kearah yang sesuai
peraturan, walauapun bahasa teguran terkesan memaksa namun menurut saya
teguran yang dimaksud dalam pasal tersebut sudah menjadi hal yang memaksa.
Karena memang penerapan sanksi ini dilakukan BERJENJANG.
169
- Bahwa benar menurut pendapat saksi dimuka persidangan bahwasannya
menurut pasal 1 angaka 7 undang-undang No 4 tahun 2009 Tentang
pertambangan , yang selanjutnya disebut IUP adalah izin untuk melaksanakan
usaha pertambangan, pertambangan yang dimaksud dalam undang-undang ini
adalah pertambangan mineral dan batubara. Saat ini ada 10.364 IUP ada 6.740
sudah CNC , dan yang belum CNC sebanyak 3.960 IUP . “demikian sesuai
janji dengan pembrantasan KPK kita rapat dengan GUBERNUR keseluruh
Prov dan kepolisian untuk membahas 3960 yang akan kita bbahas sesuai
dengan klasifikasinya.
- Bahwa benar menurut pendapat saksi ahli dimuka persidangan bahwasannya
beliau mengetahui tentang alur-alur pencabutan izin usaha pertambangan yaitu
menurutnya alur saya yg ketahui tentang pencabutan izin usaha pertambagan ,
kementrian ESDM telah menerbitkan peraturan menteri energi dan sumber
daya mineral ( PERMEN ESDM No 43 Tahun 2015 tentang tata cara evaluasi
penerbitan izin usaha pertambangan mineral batubara. Dalam BELEID yang
ditandatangani oleh Menteri ESDM sudirman pada 30 Desember 2015 , diatur
sejumlah ketentuan mengenai evaluasi menyeluruh terhadap pemegang izin
usaha pertambangan ( IUP ) . Dan menurut alur mekanisme perizinan
merupakan salah satu instrumen yuridis dalam hukum administrasi
lingkungan, sebelum memberi pemahaman secara utuh dan komprehensif
berkaitan dengan perizinan terlebih dahulu akan dikemukan pendapat beberapa
pakar berkaitan dengan substansi perizinan prespektif hukum administrasi
lingkungan.
- Bahwa benar menurut pendapat saksi dimuka persidangan bahwasannya,
menurut undang-undang nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan bedasarkan ketentuan dalam undang-undang ini jenis dan
hierarki peraturan perundangan-undangan republik indonesia adalah sebagai
berikut :
13. UUD NRI 1945
14. KETETAPAN MPR
15. UNDANG-UNDANG/Peraturan pemerintah pengganti undang-undang
(PERPU)
16. PERPRES
170
17. PERATURAN DAERAH PROVINSI
18. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA
- Bahwa benar menurut pendapat saksi ahli dimuka persidangan bahwasannya
menurut saya karena indonesia merupakan negara hukum yang di atur dalam
pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945, maka perbuatan pemerintah tersebut itu batal
demi hukum.
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil sanggahannya Tergugat selain
mengajukan alat bukti surat juga mengajukan 2 saksi yang telah memberikan keterangan
persidangan pada tanggal 12 Juni 2017 yang bernama :
I. Dea umairah dengan berkerja sebagai kepala desa, Alamat Jl. Tanah baru 1 rt
06 rw 013 kecamatan tabag penanjung kabupaten bengkulu tengah. Dimuka
persidangan memberikan keterangan sebagai berikut:
Bahwa benar saksi dari seorang kepala desa di desa taba penanjung.
Bahwa saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
Bahwa saksi dipanggil untuk memberikan kesaksian terhadap pertambangan di
desa yang di pimpin oleh saksi
Bahwa benar kondisi di sana sangat memperihatinkan, mulai dari polusi udara,
kebisingan kendaraan yang melintas, sungai yang tercemar.
Bahwa benar sungai disana pada waktu sebelum ada pertambangan, warna air
di sana jernih, sampai pada saat pertambangan itu di buka, seperti yang
diketahui warna air nya menjadi keruh.
Bahwa benar keluhan dari masyarakat yaitu dari segi pencemaran,
infrastruktur yang rusak, dan kebisingan
- Bahwa benar masyarakat di sana itu tidak berani, jadi saksi yaitu kepala desa
itu sendiri yang melakukan pengaduan kepada badan lingkunga hidup provinsi
bengkulu
- Bahwa benar menurut saksi yaitu kepala desa karena perusahaan yang besar
dan yang paling aktif dalam melakukan kegiatan pertambangan operasi
produksi batu bara merupakan PT Bukit Kesuma Raya.
- Bahwa benar saksi yaitu kepala desa tidak begitu jelas mengetahuinya karena
saksi tidak sering melihat kegiatan Perusahan-perusahaan yang berada
diwilayah sana.
171
- Bahwa benar sekitar 70% masyarakat sekitar yang mengadu kepada saksi,
karena saksi merupakan kepala desa.
- Bahwa benar yang paling utama adalah tercemarnya air sungai, dan air sungai
tersebut masih digunakan sebagai air baku PDAM kabupaten bengkulu tengah.
II. Saksi Lola Novwika Utama, S.sos., M.S umur 37 tahun,dengan jabatan
Kepala badan lingkungan hidup Provinsi Bengkulu, alamat Jl. Kalimantan 15
nomor 10 rt 12 rw 09 kelurahan rawa makmur kecamatan muara bangkuhulu
kota bengkulu. Dimuka persidangan memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa saat ini saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
- Bahwa saksi dipanggil keruang sidang pada hari ini yaitu akan memberikan
kesaksian atas dasar pencabutan izin usaha pertambangan operasi produksi
batu bara oleh Gubernur Provinsi Bengkulu kepada PT Bukit Kesuma Raya.
- Bahwa saksi mengetahui atas dasar penelitian yang dilakukan oleh saksi
sebagai Pns di Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bengkulu.
- Bahwa benar dalam meneliti kasus pencemaran lingkungan, saksi dibantu oleh
team yang terdiri dari 3 orang.
- Bahwa saksi juga membawa hasil chcek lab yang dilakukan oleh BLH
Provinsi bengkulu yang mana dari hasil check lab pencemaran tersebut
terhitung sejak tahun 2016, penghitungan beban pencemaran untuk parameter
BOD,COD,TSS dengan mengabil empat sample air di empat titik lokasi di
sungai wilayah bengkulu tengah sana. Dalam penghitungan parameter BOD,
60% beban pencemaran disebabkan limbah yang dihasilkan indsutri tambang
batubara, sedangkan penghitungan COD, limbah industri tambag batubara
berada di nilai 62%. Untuk penghitungan TSS 74% dihasilkan dari limbah
industri tambang batubara. Berdasarkan hasil tersebut, limbah yang dihasilkan,
sebagian besar merupakan hasil dari kegiatan PT Bukit Kesuma Raya. Dan
saksi membawa hasil check lab tersebut yang mulia serta 4 sample air yang
sudah diteliti pada saat itu.
Bahwa benar saksi melakukan penelitian lebih dari 1 kali
Bahwa saksi dalam pekerjaan mengawasi dan meninjau lokasi secara langsung
itu sudah ada tugasnya masing-masing dibagian BLH Provinsi, yang mana itu
bukan merupakan tugas saksi, tetapi dari sepengetahuan pegawai-pegawai
172
yang ada di BLH Provinsi selalu menjalankan perintahnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada.
173
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana
terurai diatas---------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa objek sengketa yang dimohonkan batal atau tidak sah oleh
Penggugat dalam perkara a quo adalah :------------------------------------------------------------
Surat Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor : 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 tentang
Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara, yang berkenaan dengan
surat lampiran keputusan dari penggugat khusus atas nama Guzwan Hafiz Okumura S.E
(Bukti T1-T3)
174
Menimbang bahwa kewenangan mengadili Peradilan Tata Usaha Negara diatur dalam
pasal 47, pasal 1 angkat 9 dan pasal 1 angka 10 Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009
tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara dan Undang-Undang Nomor Tahun 2004tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut
sebagai Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara) sebagai
berikut :-----------------------------------------------------------------------------------------
Pasal 1 angka 9 : Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi sangketa kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku:----------------------
Pasal 47 : Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara:-------------------------------------------------------
Menimbang bahwa setelah Mejelis Hakim mempelajari dan mencermati objek
sangketa a quo (Bukti T-1) ternyata berbentuk penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Gubernur Provinsi Bengkulu selaku Badan/Pejabat Tata Usaha Negara, yang berisi tindakan
hukum Tata Usaha Negara yaitu berupa Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Operasi
Porduksi Batubara yang berkenaan dengan lampiran surat keputusan dari penggugat Khusus
atas nama Guzwan Hafiz Okumura, S.E, selanjutnya bersifat kongkrit artinya nyata tidak
abstrak akan tetapi berwujud tertentu atau dapat ditentukan yaitu berbentuk suatu surat
keputusan kemudian bersifat universal artinya Keputusan Tata Usaha Negara iitu tidak
ditujukan terhadap perusahaan.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di atas objek sangketa a quo
telah memenuhi ketentuan pasal 1 angka 9 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara,
sehingga telah termasuk ke dalam kategori Keputusan Tata Usaha Negara yang dapat
dijadikan objek gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara :------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena Surat Keputusan objek sangketa dalam perkara a
quo telah memenuhi unsur Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam
pasal 1 angka 9 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara dan sebagai akibat
diterbitkanya keputusan Tata Usaha Negara objek sangketa oleh Tergugat, Penggugat
mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara dengan tuntutan agar Keputusan Tata
Usaha Negara yang menjadi objek sangketa dinyatakan batal atau tidak sah oleh Pengadilan
sehingga Majelis Hakim berkesimpulan bahwa sangketa a quo merupakan sangketa Tata
Usaha Negara sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan pasal 1 angka 10 Undang-
Undang Peradilan Tata Usaha Negara :-----------------------------------------------
175
Menimbang, bahwa oleh karena sengketa a quo merupakan sengketa Tata Usaha
Negara dan Tergugat berkedudukan di Bengkulu yang termasuk kompetensi mengadili dari
pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa
Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa a quo (vide Pasal 47 jo pasal 54 ayat(1) Undang-Undang Peradilan
Tata Usaha Negara):-----------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan mengenai
tenggang waktu mengajukan gugatan :-------------------------------------------------
Menimbang, bahwa tenggang waktu mengajukan gugatan diatur dalam ketentuan
pasal 55 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara yang mengatur: “ gugatan dapat
diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak saat
diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara”:------
Menimbang, bahwa setalah mencermati objek sengketa yang diterbitkan pada tanggal
15 Maret 2017 dan berdasarkan: dalil Penggugat yang tidak diabantah oleh Tergugat yang
pada pokoknya menyatakan bahwa objek sangketa a quo diterima oleh Penggugat pada
tanggal 15 Maret 2017, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal 15 Maret dapat
digunakan sebagai tolak ukur perhitungan tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari
mengajukan gugatan:----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya apabila dihitung sejak tanggal 15 Maret 2017 dengan
saat didaftarkan gugatan Penggugat di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
pada tanggal 5 April 2017 maka Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan penggugat masih
dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan dalam pasal 55
Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara:-------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan mengenai
kepentingan Penggugat mengajukan gugatan:-----------------------------------------
Menimbang, bahwa unsur kepentigan sebagai dasar untuk mengajukan gugatan diatur
dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang megatur:
“orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya di rugikan oleh suatu
keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang
berwenang yang berisi tuntutan agara Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
direhabilitasi”:-------------------------------------------------------------------
176
Menimbang, bahwa setelah mencermati objek sangketa dalam perkara a quo, Majelis
Hakim berpendapat bahwa objek sengketa a quo merupakan keputusan Tergugat yang
diajukan langsung kepada Penggugat berupa Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi Batubara berupa kerugian materil dan immateril yang sangat banyak pada pihak
penggugat. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa penggugat memiliki
kepntingan yang dijamin oleh hukum untuk mengajukan gugatan terhadap objek sengketa a
quo yang menimbulkan kerugian bagi para Penggugat;-----------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan hukum di atas, Majelis
Hakim berpendapat bahwa Formalitas gugatan Penggugat telah memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan, selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan dalam
pokok perkara sebagai berikut:---------------------------------------------------------------
177
Pencabutan Izin Usaha kepada PT Bukit Kesuma Raya pada tanggal 15 maret 2017
yang mulia dan gubernur bengkulu melakukan pencabutan izin usaha ini tidak sesuai
dengan prosedur yang ada didalam undang-undang yang terkait yang mulia. Karena
saudara tergugat mengeluarkan SK pencabutan izin usaha tersebut tanpa memberi
tahu dan/atau memberi teguran kepada PT Bukit Kesuma Raya, dan yang saya ketahui
bahwasannya Pihak tergugat mengeluarkan SK Pencabutan Izin usaha tersebut karena
didasari oleh Penelitian yang baru sekali dilaksanakan oleh BLH Provinsi Bengkulu.
(Pasal 76 ayat (2) dan Pasal 113 ayat (2) peraturan daerah provinsi bengkulu no 5
tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, pasal 17 ayat
(1),(2),(3) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2015 tentang tata cara evaluasi penerbitan izin usaha pertambangan
mineral dan batu bara. ( vide : CEO PT Bukit Kesuma Raya : M.Rezario.P)
4. saya sebagai mandor lapangan PT Bukit Kesuma raya selalu menjalankan perintah
dari atasan untuk melaksanakan kegiatan operasi produksi batu bara sesuai dengan
SOP yang ada dan melihat kembali dengan AMDAL yang sudah ada, dan kami tidak
pernah keluar jalur dari apa yang sudah diperjanjikan dan syarat-syarat serta prosedur
yang telah dibuat oleh perusahaan kami dan perusahaan kami tidak pernah diberi
teguran oleh siapapun, tetapi tiba-tiba saja saya mendapat perintah dari atasan saya
untuk memberhentikan operasi produksi batu bara tersebut bahwasannya perusahaan
kami atau PT bukit kesuma raya sudah dicabut izinnya oleh pemerintah prov
Bengkulu (vide : Mandor Lapangan PT Bukit Kesuma Raya: Ryan Cahya Dinata)
5. menurut PERMEN ESDM Nomor 23 tahun 2015 tentang tata cara evaluasi penerbitan
izin usaha pertambangan mineral dan batubara menyatakan bahwasannya Gubernur
harus melakukan evaluasi secara kesuluruhan yang ada dalam pasal 5 terlebih dahulu
terhadap perusahaan pertambangan yang ada diwilayahnya dan Pasal 5 ayat (2) Point
1,2, dan 3 merupakan rujukan bagi perusahan dan pemerintah dalam melakukan
evaluasi yang mana evaluasi tersebut ditinjau dari segi administratif, kewilayahan dan
teknis lingkungan, yang mana teknis lingkungan tersebut merupakah salah satunya
mengajukan laporan eksplorasi, bagi pemagang IUP eksplorasi yang belum memasuki
tahapan kegaiatan studi kelayakan, dan laporan eksplorasi dan studi kelayakan, bagi
pemegang IUP eksplorasi yang sudah memasuki tahapan kegaiatan studi kelayakan
atau pemegang IUP operasi Produksi. Dan maka dalam pasal 17 ayat 1-3 menyatakan
bahwasannya “berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh DIREKTUR
JENDERAL ATAU GUBERNUR, PEMEGANG IUP Eksplorasi tidak memenuhi
178
kriteria teknis , lingkungan, atau finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat
2 huruf C angka 1, angka 2, huruf d atau huruf e angka 1 diberikan sanksi
administratif oleh direktur jenderal atau atas nama meneteri atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan
2 berupa : 1. Teguran tertulis, 2. Penghentian sementara kegiatan usaha, 3.
Pencabutan IUP. (vide : Menteri ESDM RI: Degi Surya Dinata)
6. seyogyanya semua perusahan pertambangan yang ada memiliki dampak negatif tetapi
menurut saya ketika sebuah perusahan dalam melakukan pendirian usaha
pertambangan maka ada beberapa syarat dan prosedur yang sudah saya sebutkan
sebelumnya, dan ketika perusahaan tersebut mengikuti prosedur dan syarat-syarat
yang ada di dalam peraturan perundang-undangan dan bekerja sesuai Standar
Operasinal Prosedur (SOP) maka sangat kecil kemungkinan pencemaran air yang
terjadi , dan ketika sebuah perusahaan sudah mengikuti aturan yang ada itu
mengurangi dampak pencemaran yang terjadi, menurut pasal 151 undang-undang
nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara tertera tentang
sanksi administratif yang diberikan pemerintah kepada badan usaha yaitu dalam ayat
(2) tertera bahwasannya sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa :
6. Peringatan tertulis
7. Pengehentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi atau operasi
produksi dan/atau
8. Pencabutan IUP,IPR, atau IUPK. (vide : Ahli Hukum Lingkungan dan Aktivis
WALHI : Adi Dublas)
7. Menurut Philpus M. Hadjon dalam bukunya, terdapat beberapa kekhasan sanksi
dalam hukum administrasi negara yaitu;
1) Teguran lisan dan teguran tertulis
2) Paksaan pemerintah, yang diuraikan sebagai tindakan-tindakan yang nyata dari
penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatu kaidah hukum
administrasi atau;
3) Penarikan kembali keputusan/ketetapan yang menguntukan, yaitu sanksi yang
digunakan untuk penarikan kembali keputusan atau ketetapan yang
menguntungkan dengan mengeluarkan ketetapan baru
4) Pengenaan denda administrasi, ditujukan kepada mereka yang melanggar aturan
perundang-undangan tertentu, dan kepada si pelanggar dikenakan sejumlah uang
179
tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan, kepada
pemerintah diberikan wewenang untuk menerapkan sanksi tersebut;
5) Pengenaan uang paksa oleh pemerintah ditujukann untuk menambah hukum yang
pasti,disamping denda yang telah disebutkan dengan tegas dalam peraturan
perundang-undang yang bersangkutan
menurut saya ketika condong dan melihat pendapat Philpus M. Hadjon dari padangan
itu menjadi dasar perbandingan apakah yang dimaksud oleh pasal 85 udang-undang
nomor 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan benar adalah sanksi
administratif adapun yang di atur dalam pasal tersebut ialah;
1. Teguran lisan
2. Teguran tertulis
3. Pemberhentian sementara
4. Pemberhentian dengan hormat
5. Pemberhentian dengan tidak hormat
Jelas dapat dipahami bahwa yang mana dimaksud yang saya sampaikan sebelumnya
bahwa itu merupakan sanksi administratif berupa besturssduang atau paksaan
pemerintah karena ada unsur mengingatkan kearah yang sesuai peraturan, walauapun
bahasa teguran terkesan memaksa namun menurut saya teguran yang dimaksud dalam
pasal tersebut sudah menjadi hal yang memaksa. Karena memang penerapan sanksi
ini dilakukan BERJENJANG. (vide: Ahli Ilmu Perundang-Undangan: Chiniy
Phalkony).
180
Menimbang bahwa setelah mencermati objek sengketa a quo yang berupa Pencabutan
Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara atas nama Penggugat , majelis Hakim
menemukan fakta bahwa keputusan objek sengketa a quo berisi Pencabutan Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi Batubara PT Bukit Kesuma Raya atas nama Penggugat
selaku Direktur PT Bukit Kesuma Raya yang diterbitkan oleh Gubernur Bengkulu pada
tanggal 15 Maret 2017:------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena penerbitan objek sengketa a quo secara prosedural
mengandung cacat yuridis. Yang mana pihak penggugat mengeluarkan SK tersebut hanya
didasari oleh penelitian BLH Provinsi Bengkulu dan menyalahi peraturan Perundang-
undangan yang berlaku yaitu pada pasal 17 ayat (1),(2),(3) Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2015 tentang tata cara evaluasi
penerbitan izin usaha pertambangan mineral dan batu bara dan dalam pasal 76 ayat dan (2)
serta Pasal 113 ayat (2) peraturan daerah provinsi bengkulu no 5 tahun 2013 tentang
pengelolaan pertambangan mineral dan batubara yang tertulis bahwasannya :
181
a. Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktur Jenderal
atau Gubernur, pemegang IUP ekslorasi tidak memenuhi kriteria teknis,
lingkungan, atau finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2)
huruf c angka 1, angka 2, hufur d, atau huruf e angka 1 diberikan sanksi
administratif oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai
dengan kewenangannya.
b. Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh direktur Jendral
atau Gubernur, pemegang IUP Operasi Produksi tidak memenui kriteria
finansial sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf e angka 2
diberikan sanksi administratif p;eh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
Gubernur sesuai dengan kewenangannya.
c. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) berupa :
i. Teguran tertulis;
ii. Penghentian sementara kegiatan usaha; atau
iii. Pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Pasal 76 ayat (2) “Sanksi Administratif terdiri atas :
m. Teguran tertulis;
n. Paksaan pemerintah;
o. Pembekuan izin lingkungan; atau
p. Pencabutan izin lingkungan.
Pasal 113 ayat (2)“sanksi administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1)
berupa :
j. Peringatan tertulis;
k. Penghentian sementara kegiatan atas sebagian atau seluruh kegiatan
eksplorasi atau operasi produksi; dan/atau
l. Pencabutan IUP dan IUPJ.”
Menimbang, bahwa oleh karena penerbitan objek sengketa a quo secara prosedural
mengandung cacat yuridis. Hakim berkesimpulan bahwa subtansi yang terkandung di dalam
objek sengketa menimbulkan kerugian bagi PT Bukit Kesuma Raya karena tidak pernah
dilayangkan surat peringatan dan/atau teguran lisan sebelum diterbitkannya SK Pecabutan
Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara oleh Gubernur Provinsi Bengkulu, dan
menimbulkan kerugian materil karena perusahaan berhenti dan tidak menjalankan kembali
kegiatan usahanya serta membawa dampak buruk bagi perekonomian dan buruh yang ada di
182
PT Bukit Kesuma Raya. Karena atas pertimbangan jika tetap dilaksanakan nya Pencabutan
Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara kenaikan maka megakibatkan pula
pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada Buruh yang bekerja di PT Bukit Kesuma Raya
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan penggugat dikabulkan seluruhnya maka sesuai
dengan ketentuan pasal 110 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang peradilan Tata
Usaha Negara mengenai biaya perkara dibebankan kepada tergugat sebagai pihak yang
dikalahkan yang jumlahnya akan ditentukan dalam amar putusan dibawah ini;-
Menimbang, bahwa terhadap segala dalil-dalil dan bukti surat yang diajukan oleh para
pihak dipersidangan telah diperiksa secara teliti oleh majelis hakim dan dipergunakan
sebagaik bahan pertimbangan hukum sepanjang ada relevansinya dengan perkara ini.
Sedangkan untuk dalil-dalil yang tidak bersesuaian tidak perlu dipertimbangkan lebih lajut.
Namun demikian tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan berkas perkara
ini;-----------------------------------------------------------------------------------------------
Mengingat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
Undnag-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
tentang Perubaha Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, undang-undang nomor 4 tahun 2013 tentang pengelolaan pertambangan
mineral dan batubara, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia Nomor 43 tahun 2015 tentang tata cara evaluasi penerbitan izin usaha
pertambangan mineral dan batu bara, peraturan Daerah Provinsi Bengkulu nomor 5 tahun
2013 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan
batubara.;-------------------------------------------------------------------
MENGADILI
183
3. Memerintahkan tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Gubernur Bengkulu
Nomor : 1990.09/190/DISTAMBEN/2017;
4. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 300.000.00 (Tiga
Ratus Ribu Rupiah);
Demikian ditetapkan dalam Rapat Permusyawaratan Mejelis Hakim Hakim pada Hari
Rabu tanggal 23 Juni 2017 oleh Amar Ma’ruf S.H, M.H, sebagai Hakim Ketua Majelis,
Aldora Reginald Natha S.H, M.H, dan Nanda Yolanda S.H, M.H., masing-masing sebagai
Hakim Anggota.
Putusan tersebut diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Senin
tanggal 26 Juni 2017 oleh Majelis Hakim tersebut dengan dibantu oleh Iga Falentina S.H,
sebagai panitera pengganti serta dihadiri oleh penggugat dan Kuasa Hukumnya serta oleh
tergugat dan Kuasa Hukumnya.
HAKIM ANGGOTA I
HAKIM ANGGOTA II
184
Nanda Yolanda ,S.H,.MH
NIP B1A015272
NOMOR: 30/G/PTUN-S/FH.UNIB/2017
Persidangan umum Pengadilan Semu Fakultas Hukum Universitas Bengkulu yang mengadili
dan memeriksa perkara-perkara Pengadilan Tata Usaha Negara PTUN dalam tingkat pertama
bersidang diruangan persidangan yang telah disediakan untuk keperluan itu di Bengkulu pada hari
Senin 26 Juni 2017 pada perkara sengketa tata usaha negara terdapat SK Gurbenur Provinsi Bengkulu
Nomor : 1990.09/190/DISTAMBEN/2017 Tentang Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi Batubara tanggal 15 Maret 2017, perkara atas nama pihak penggugat Guzwan Hafiz
Okumura S.E melawan pihak tergugat Gubernur Bengkulu yang bersidang :
185
Hakim ketua membuka sidang yang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, selanutnya
dipanggil para pihak yang berpekara untuk masuk ke ruang sdiang.
Pada sidang ini para pihak hadir bersma kuasa hukumnya, Hakim Ketua menjelaskan bahwa
acara sidang pada hari ini adalah pembacaan putusan oleh majelis hakim. Majelis Hakim memhimbau
kepada kedua belah pihak untuk menyimak dan mendengarkan dengan baik putusan yang akan
dibacakan oleh Majelis Hakim. Kemudian Majeis Hakim membacakan putusan yang telah di buat
oleh Majelis Hakim.
Setelah membaca isi putusan tersebut yang dimenangkan oleh pihak penggugat putusan
tersebut langsung ditanda tangani oleh Majelis Hakim dan menyatakan Putusan tersebut telah sah.
Hakim Ketua menanyakan kepada pihak tergugat apakah sudah mengerti dengan isi putusan.
Dan apabila ada pihak yang merasa keberatan atas putusan tersebut maka dapat mengajukan upaya
hukum banding 14 hari setelah putusan dibacakan. Kemudian Majelis Hakim menutup sidang.
Demikianlah berita acara ini dibuat yang ditanda tangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
186