Anda di halaman 1dari 5

PROVINSI SUMATERA SELATAN

KEPUTUSAN WALIKOTAPALEMBANG

NOMOR /KPTS/DLHK/2020

TENTANG

SANKSI ADMINISTRATIF PAKSAAN PEMERINTAHKEPADA


PT KERETA API INDONESIA (KAI)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PALEMBANG

Menimbang : a.

bahwadalamupayaperlindungandanpengelolaanlingkungan
hidup,
setiapusahadan/ataukegiatanwajibmenaatipersyaratandala
mperaturanperundang-undangandanperizinan di
bidanglingkunganhidup;
b. bahwa berdasarkanPasal 76 Undang-UndangNomor 32
Tahun 2009
tentangPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup,
Walikotaberwenanguntukmenerapkansanksiadministratifk
epadapenanggungjawabusahadan/ataukegiatanjika dalam
pengawasanditemukanpelanggaranterhadapizin
lingkungan;
c. bahwaberdasarkanhasilPengawasanoleh Tim Gabungan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang
dan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi
Sumatera Selatan yang dilakukanpadatanggal 08 Januari
2020 dan 09 Januari 2020, PT. Kereta Api Indonesia (KAI)
yang beralamat di Jalan Kemang Kertapati Kelurahan
Kertapati Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Provinsi
Sumatera Selatan,
telahterbuktimelakukanpelanggaranterhadappersyaratan
dan kewajiban dalam Izin Lingkungan diantaranya
melanggar ketentuan Pasal 12 Peraturan Pemerintah
Pemerintah nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Berbahaya dan Beracun, Pasal 4 dan Pasal 16
Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 26 Tahun 2011
tentang Pembinaan dan Pengawasan Pembuangan Limbah
Cair, dan Pasal 51 dan Pasal 53 Peraturan Daerah Kota
Palembang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Dokumen
Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Walikota Palembang tentang Sanksi
Administratif Paksaan Pemerintah Kepada PT Kereta Api
Indonesia (KAI).

Mengingat..............

Mengingat : 1. Undang–UndangNomor 28 Tahun 1959


tentangPembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di
Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 1959 Nomor 73, TambahanLembaran
Negara Republik IndonesiaNomor 1821);
2. Undang-UndangNomor23tahun 2014 tentangPemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2014
Nomor244, TambahanLembaranNegara Republik
IndonesiaNomor5587) sebagaimanatelahdiubahbeberapa
kali, terakhirdenganUndang-UndangNomor9Tahun
2015tentangPerubahanKedua Atas Undang-
UndangNomor23Tahun 2014 tentangPemerintahan
Daerah(LembaranNegaraRepublik IndonesiaTahun
2015Nomor 58, TambahanLembaran Negara Republik
IndonesiaNomor5679);
3. Undang-UndangNomor 32 Tahun 2009
tentangPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
4. PeraturanPemerintah Nomor101Tahun
2014tentangPengelolaanLimbahBahanBerbahayadanBerac
un (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014Nomor333, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5617);
5. Peraturan PemerintahNomor27Tahun 2012tentangIzin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012Nomor48,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5285);
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2013
tentang Pedoman Penerapan Sanksi Administratif di
Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
314);
7. Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor26 Tahun 2011
tentang Pembinaan dan Pengawasan Pembuangan Limbah
Cair (Lembaran Daerah Kota Palembang Tahun 2011
Nomor 26 seri G);
8. Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 1 Tahun 2018
tentang Dokumen Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan
(Lembaran Daerah Kota Palembang Tahun 2018 Nomor
01).

Memperhatikan: 1. Berita acara klarifikasi dan verifikasi lapangan terhadap


dugaan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT
Bara Alam Utama dan PT Kereta Api Logistik di Kota
Palembang Provinsi Sumatera Selatan Nomor
660/BA/Bid.IV/2020;
2. Surat Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang
Nomor 660/083/DLHK/2020 tanggal 19 Januari 2020
tentang Hasil Pertemuan dan Kunjungan Lapangan;
3. Notulen rapat tindak lanjut pengaduan masyarakat tanggal
23 Januari 2020 di ruang rapat Asisten III Kota Palembang;

4. Surat Gubernur...............
4. Surat Gubernur Sumatera Selatan tanggal 25 Februari
2020 nomor 660/293/DLHP/B.IV/2020 perihal Tindak
Lanjut Pengawasan Bersama dan Penerapan Sanksi
Administratif Walikota Palembang;
5. Berita Acara Rapat Teknis Pemberian Sanksi Administratif
untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) nomor 001/TL-
GAKUM/III/2020 tanggal 13 Maret 2020.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Memberikan Sanksi Administratif Paksaan Pemerintah kepada
PT Kereta Api Indonesia (KAI).
KEDUA : Sanksi Administratif Paksaan Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada diktum KESATU, mewajibkan PT Kereta Api
Indonesia (KAI) untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Melaksanakan revisi dokumen lingkungan hidup dan izin
lingkungan;
2. Membangun Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang
memenuhi persyaratan teknis;
3. Melaksanakan pengurusanizin
penyimpanansementaralimbahBahan Berbahaya dan
Beracun (B3);
4. Mengoptimalkan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL)dan memperbaiki saluran air sehingga memenuhi
baku mutu air limbah sebagaimana persyaratan;
5. Melakukan pengukuran dan pencatatan debit dan pH air
limbah harian serta melaksanakananalisakualitas air
limbahmelaluilaboratoriumterakreditasi;
6. Melakukanpengukuranemisi,
kualitasudaraambientdankebisingan;
7. Membuatdanmengirimkanlaporanpelaksanaanterkaitdenga
nizin yang
diperolehkeDinasLingkunganHidupdanKebersihan Kota
Palembang denganketentuansebagaiberikut:
a) Laporanhasilanalisalimbahcairdancatatan debit
hariansetiap 3 bulansekali; dan
b) Laporanpengelolaanlimbah B3 setiap 3 bulansekali
KETIGA :

JangkawaktupelaksanaanpemenuhankewajibanSanksiAdmini
stratifPaksaanPemerintaholehPT. Kereta Api Indonesia (KAI)
sebagaimanadimaksuddalamDiktum
KEDUAditentukansebagaiberikut:
1. Melaksanakan revisi dokumen lingkungan hidup dan izin
lingkungan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
keputusan ini ditetapkan;
2. Membangun Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang
memenuhi persyaratan teknis selambat-lambatnya1 (satu)
bulan sejak keputusan ini ditetapkan;
3. Memilikiizin penyimpanansementaralimbahBahan
Berbahaya dan Beracun (B3) selambat-lambatnya2 (dua)
bulan sejak keputusan ini ditetapkan;

4.Mengoptimalkan..................

4. Mengoptimalkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


dan memperbaiki saluran air sehingga memenuhi baku
mutu air limbah sebagaimana persyaratanselambat-
lambatnya 1 (satu) bulansejak keputusan ini ditetapkan;
5. Melakukan pengukuran dan pencatatan debit dan pH air
limbah harian serta melaksanakananalisakualitas air
limbahmelaluilaboratoriumterakreditasiselambat-
lambatnya1 (satu) harisejak keputusan ini ditetapkan;
6. Melakukanpengukuranemisi kendaraanselambat-
lambatnya15 (hari) kalendersejak keputusan ini
ditetapkan;
7. Membuatdanmengirimkan
laporanpelaksanaanterkaitdenganizinyang
diperolehkeDinasLingkunganHidupdanKebersihan Kota
Palembang selambat-lambatnya 1 (satu) bulansejak
perizinan terkait diterbitkan.
KEEMPAT : PT. Kereta Api Indonesia (KAI) wajib melaporkan
hasilpelaksanaan sebagaimana dimaksud pada Diktum
KETIGA kepada Walikota Palembang dan Kepala Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang.
KELIMA : Dalam hal PT. Kereta Api Indonesia (KAI) tidak melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA,
Diktum KETIGA, danDiktum KEEMPAT dikenakan sanksi
yang lebihberatsesuaiketentuanperaturanperundangan.
KETUJUH : Keputusan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan diPalembang
padatanggal 2020

WALIKOTA PALEMBANG,

HARNOJOYO

Tembusan:
1. Menteri Dalam Negeri RI di Jakarta
2. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI di Jakarta
3. Dirjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK RI di Jakarta
4. Gubernur Sumatera Selatan di Palembang
5. Ketua DPRD Kota Palembang di Palembang

Anda mungkin juga menyukai