Anda di halaman 1dari 11

Efektifitas Dispute Irasional Relisfs (DIBS) untuk menurunkan Low Self Esteem

Mahasiswa

AR Koesdyantho, Lydia Ersta Kusumaningtyas


Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRAK

Judul dari penelitian ini adalah Efektifitas Dispute Irasional Relisfs (DIBS) untuk menurunkan
Low Seflf Esteem Mahasiswa , Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat efekitifitas Teknik Dispute Irasional Beliefs (DIBs) untuk menurunkan Low Self Esteem
mahasiswa Semester 6 prodi BK Unisri tahun 2013/2014 Penelitian pra-eksperimen ini
menggunakan dua jenis, instrumen, yaitu : 1) bahan perlakuan (stimulus material), dan 2)
instrumen pengumpulan data. Bahan perlakuan adalah materi pengubahan yang disusun untuk
digunakan dalam proses konseling kuratif, berdasarkan pendekatan REBT. Prosesnya adalah 1)
Empirical disputing, yaitu upaya menelusuri dan menemukan (detecting) irB, 2) Logical
disputing, yaitu upaya untuk menyangga dan menyerang (debating) irB, dan 3) Pragmatical
disputing, yaitu membedakan (discriminating) irB dan rB (Corey, 1996; Seligman,
1995:194). Sedangkan proses pengubahannya, memuat enam pertanyaan menantang irrational
belief system (IrB) yang berfungsi untuk: 1) dispute awfulizing, 2) dispute I can't stand it, should,
ought, and must (personal imperatives), 4) challenge I can't stand it, 5) self-acceptance, dan 6)
correct misperception of reality dan habit forming( Bernard & Joice, 1986:347-395; Ellis, 1994).

Kata Kunci : Teknik Dispute Irasional Beliefs (DIBs), dan Low Self Esteem Mahasiswa

ABSTRACT

The title of yhe research is effectiveness disputeirasional Relissfs (DIBs) that couses Low Self
esteem students. The puepose of this research to know the Technical Dispute Irasional Beliefs
(DIBs) effective cousing low self esteem of sixth semester studentsin BK major UNISRI. This pre-
experimrnt researchd to types instruments they were : 1) stimulus material 2) data collrction
instrument treatment material ischanging material which is arranged to be used in curative
counseling process are 1) Empirical disputing, is an effort to follow and detect ir B , 2) Logical
disputing is effort support and debat ir B and 3)Pragmatical disputing is an effort to
differentiate ir irB and rB (Corey,1996; Seligman, 1995: 194). While the change process six
questionthat challenge the irrational belief system (IrB) which were on used to 1) dispute
awfulizing, 2) dispute I can't stand it, should, ought, and must (personal imperatives), 4)
challenge I can't stand it, 5) self-acceptance, dan 6) correct misperception of reality dan habit
forming( Bernard & Joice, 1986:347-395; Ellis, 1994).

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 85


PENDAHULUAN hambatan/masalah, mempunyai rasa
Salah satu penyebab mengapa lulusan percaya diri dan dapat melakukan
SLTA masuk dan mengikuti kuliah di sesuatu tanpa bantuan orang lain. Oleh
Universitas Slamet Riyadi adalah sebab itu, masalah self-esteem
karena meraka tidak tersaring di mahasiswa perlu mendapat perhatian
perguruan tinggi negeri. Diakui ataupun dalam pembentukannya, melalui
tidak itu adalah kebanyakan fenomena pemberian layanan konseling yang
yang terjadi pada banyak perguruan profesional (Shertzer & Stone, 1981;
tinggi swasta di Indonesia, yang nota Coopersmith, 1976)
bene perguruan tinggi negeri masih METODE PENELITIAN
menjadi impian pertama sebagai Berdasarkan pada desain
pilihan. penelitian yang dipilih, maka
Mahasiswa sebagai intelektual muda pengukuran dengan Inventori Self-
dan calon pemimpin keluarga, dan esteem (SEI), dilakukan dalam dua
pemerintah di masa depan, dan yang tahap, yaitu: 1) sebelum pemberian
sedang mempersiapkan diri di treatment. Mahasiswa yang telah
Universitas Slamet Riyadi, perlu ditetapkan sebagai subyek penelitian,
memiliki self-esteem yang tinggi, diberikan tes Self-Esteem Inventory
karena mengingat tuntutan (SEI) untuk mengetahui keadaan
perkembangan terhadap kemandirian awal self-esteem mahasiswa sebelum
seorang pemimpin sangat besar diberikan bahan perlakuan (teknik
pengaruhnya dalam tugas dan kariernya. DIBs); dan 2) sesudah pemberian
Jika hal tersebut tidak disikapi secara treatment. Mahasiswa yang telah
tepat, bisa saja menimbulkan dampak mengikuti proses konseling DIBs,
yang tidak menguntungkan bagi dites ulang dengan Self-Esteem
perkembangan pribadi individu itu Inventori (SEI) untuk melihat apakah
sendiri. (Gysbers, NC & Henderson, tingkat self-esteem rendah dan
2006), mengemukakan bahwa sedang mahasiswa mengalami
kemandirian itu rneliputi perilaku perubahan. Hasil perubahan self-
mampu berinisiatif mengatasi esteem mahasiswa, ditetapkan

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 86


sebagai hasil efektif terhadap Secara terperinci hasil pre-test
treatmen yang diberikan, yakni dan post-test tentang self-esteem
Teknik Dispute Irrational mahasiswa sebelum dan sesudah
Beliefs(DIBs). perlakuan teknik DIBs dapat dilihat pada
HASIL dan PEMBAHASAN tabel berikut :
Hasil
Tabel Hasil Self-Esteem Sebelum dan Sesudah Perlakuan Teknik DIBs

Pre Post Beda Pre & Tanda Jenjang


Responden
Test Test Post Test Jenjang + -
1 124 155 31 2.5 2.5 0
2 117 155 38 1 1 0
3 126 155 29 7 7 0
4 125 155 30 5 5 0
5 136 155 19 9 9 0
6 125 155 30 5 5 0
7 125 155 30 5 5 0
8 124 155 31 2.5 2.5 0
9 125 150 25 8 8 0
Jumlah 1127 1390 45 0
Rata-rata 125,22 154,44 T=45

Dari tabel , menunjukkan bahwa Karena jumlah jenjang terkecil adalah 0,


ternyata hasil post-test (1390) lebih dan ternyata lebih kecil dari 8, maka
besar dari hasil pre-test (1127), berarti hipotesis (Ho) di tolak. Dengan
penggunaan teknik terapi DIBs demikian, penggunaan teknik DIBs
meningkatkan efektivitas self-esteem efektif mengubah self-esteem rendah
mahasiswa. Tabel 4.7 juga menunjukkan mahasiswa.
nilai jenjang terkecil adalah 0 (nol). Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon
Dengan demikian dari tabel kritis test sebelum dan sesudah terapi secara
Wilcoxon untuk n = 9 dengan kesalahan deskriptif statistik dapat dilihat pada
 = 0,05 (uji 2 pihak), maka T tabel = 8. Tabel 4.5.berikut :
Tabel Deskriptif Statistik Hasil Uji Wilcoxon

N Mean Std Deviasi Min Max


Pre Test 9 125,22 4,842 117 136
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 87
Post Test 9 154,44 1,667 150 155

Dari tabel diatas hasil mean mean sebelum terapi. Hasil ini diperkuat
sesudah terapi (23) ternyata lebih besar dengan pembuktian
dari mean sebelum terapi (19). Dengan menggunakan uji Z yang
demikian perbedaan pengetahuan yang menunjukkan bahwa penggunaan teknik
dimaksud adalah terdapat atau adanya terapi mampu memberikan perubahan
perubahan positif self-esteem yang positif kepada mahasiswa.
mahasiswa. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebagai upaya pembuktian kalau Tujuan penelitian ini adalah
hasil terapi dapat meningkatkan self- untuk mengetahui efektif tidaknya terapi
esteem mahasiswa, dalam Wilcoxon DIBs dalam REBT mengubah self-
dapat digunakan rumus atau uji Z. Dari esteem rendah mahasiswa. Secara
hasil analisis didapatkan nilai z hitung = teoritik, teknik DIBs dapat mengubah
2,677. self-esteem rendah mahasiswa (Boyd &
Bila taraf kesalahan 0,025, maka Greiger, dalam Ellis & Greiger,
z tabel = 1,96. Karena harga z hitung 1986:158-160; Back dalam Burns, 1988:
2,677 ternyata lebih besar dari -1,96, 43-45). Persoalannya apakah kesimpulan
dengan demikian Ho ditolak. Jadi teoritik tersebut di dukung fakta di
penggunaan teknik terapi berpengaruh lapangan? Untuk itu dilakukan pengujian
signifikan yaitu dengan meningkatnya terhadap hipotesis penelitian seperti
self-esteem mahasiswa. Kesimpulan ini yang telah dikemukakan pada bagian
menunjukkan sama dengan hasil uraian pendahuluan penelitian ini. Hasil
yang telah dipaparkan diatas. pengujian hipotesis itulah yang
Dengan demikian berdasarkan merupakan temuan dan dibahas dalam
hasil analisis uji Wilcoxon, secara umum bagian ini.
hasil pre-test dan pos-test sesuai tabel- 1. Pembahasan Perubahan Self-
tabel di atas terdapat perbedaan, dan Esteem Mahasiswa.
ternyata hasil mean sesudah terapi lebih Hasil pengujian hipotesis diatas,
besar bila dibandingkan dengan hasil menunjukkan bahwa teknik DIBs efektif
mengubah self-esteem rendah

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 88


mahasiswa. Dari hasil diskusi yang positif yang berbeda secara signifikan,
dilakukan dengan mahasiswa tentang artinya terdapat mahasiswa yang
tanggapannya mengenai masalah self- mengalami gangguan self-esteem lebih
esteem setelah perlakuan teknik DIBs, besar, dengan mahasiswa yang gangguan
ditemukan bahwa ada dua faktor yang self-esteem-nya kurang. Karena itu,
menyebabkan terjadinya perubahan pada membenarkan kesimpulan Adler (dalam
self-esteem rendah mahasiswa, yaitu : (1) Coopersmith, 1967) bahwa manusia
teknik DIBs memberikan pemahaman termasuk mahasiswa kehidupannya tidak
dan kesadaran tentang cara-cara berpikir berbeda dari problem psikologis dan
irasional (irrational belief system) yang salah satu dari problem itu adalah low
menyebabkan gangguan self-esteem self-esteem (dibandingkan : Maslow,
pada mahasiswa, (2) pemahaman dan 1970; Horney dalam Boeree, 2004; Ellis
kesadaran terhadap irrational beliefs & Greiger, 1986).
system itu menjadikan mahasiswa Mahasiswa mengalami problem
memutuskan untuk berhenti menantang harga diri (self-esteem), akan tetapi
diri (self-defeating) dan memiliki kesulitan dalam mengatasinya, sehingga
kecenderungan berpikir lebih obyektif, keadaan self-esteem rendahnya itu masih
lebih rasional, dan lebih ilmiah terbawa dari masa anak-anak hingga
(Scientific thinking). Berikut ini dewasa (kuliah). Kesulitan dalam
dikemukakan pembahasan peningkatan mengatasi problem self-esteem tersebut
self-esteem mahasiswa. dalam pandangan aliran terapi REBT
Sebelum perlakuan teknik DIBs, (kognitif), disebabkan karena mahasiswa
keadaan self-esteem mahasiswa berada tidak memiliki kesadaran (realise) dan
pada tingkat rendah. Sesuai dengan hasil pemahaman (insight) tentang irrational
pratest yang dikemukakan diatas, dari 9 beliefs system (seperti : demanding,
mahasiswa dites ternyata hasilnya awfulizing, I can’t stand it, self-rating
menunjukkan bahwa terdapat 10 dan procrastination) yang menyebabkan
mahasiswa mengalami keadaan self- dirinya mendapat emotional and
esteem yang negative.. Hasil diagnosa behavior disturbance (Ellis, 1973; Ellis
tersebut, menunjukkan angka negatif dan & Greiger, 1986; Back, 1979; Corey,

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 89


1996; Back dalam Burns, 1988). Dan & Greiger, 1986; Perkins, 2002;
ketidaksadaran itu, disebabkan mereka Coopesmith, 1967).
tidak memahami teori kerja ABC. Hal Dampak dari self-rating yang
ini tergambar pada pernyataan Christin negatif diatas, dilihat pada tanggapan
dan Gerson (mahasiswa) yang mahasiswa tentang prestasi belajarnya
menyatakan bahwa peristiwa yang seperti “ HAG 11500024” yang
dihadapi (A) menjadi penyebab emosi mengatakan bahwa kalau dia mendapat
dan perilaku (C). Sebenarnya, penyebab nilai baik dalam ujian, ia merasa senang
C (konsekuensi emosi dan perilaku) dan bangga terhadap dirinya, tetapi kalau
yang benar adalah karena keyakinan (B) mendapat nilai buruk, ia merasa dirinya
terhadap peristiwa yang dihadapi (A), gagal total dan tidak punya harga
itulah yang menyebabkan C diri.Ungkapan mahasiswa ini sama
(konsekuensi positif maupun negatif dengan pengertian distorsi kognitif yang
pada emosi dan perilaku (Ellis, 1973; dikemukakan Back, bahwa seorang
Ellis & Greiger 1986:59-60; Corey mahasiswa yang biasa memperoleh nilai
1996:466). A, dan pada suatu ujian memperoleh
Bertolak dari pemahaman yang nilai B, lalu menyimpulkan : “sekarang
keliru tersebut, mahasiswa tidak saya adalah seorang yang gagal total,
memiliki kesadaran dan pemahaman bila saya tidak begini maka saya bukan
tentang proses irrational belief system apa-apa sama sekali” (Back dalam
sebagai penyebab utama rendahnya self- Burns, 1988:22). Selain itu, “EVN NA
esteem (Ellis, dalam Boyd & Greiger, 11500059”mengemukakan bahwa ia
1986:146-148; Back dalam Burns, selalu menunda-nunda belajar dan tugas-
1988:39). Untuk itu, mahasiswa sulit tugasnya dan tidak menyelesaikan tugas
mengatasi gangguan emosionalnya dengan baik dan tepat waktu. Apa yang
(emotional disturbance), dan terus dikemukakan EVN NA, tergolong
menilai diri (self-rating) sebagai orang irrational belief yang berhubungan
yang bodoh (stupid), tidak punya dengan procrastination, yaitu kebiasaan
harapan (hopeless), tidak berguna menunda-nunda belajar, pekerjaan, dan
(useless), dan bernilai (worthless) (Ellis tugas-tugas lain yang berhubungan

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 90


dengan studi maupun pekerjaan. Boyd & esteem ada tabel 4.5 diatas,
Greiger (1986:156)mengemukakan memperlihatkan bahwa 8 mahasiswa
bahwa akibat penundaan yang belum teknik DIBS keadaan sel-
(procrastination) terhadap pekerjaan estemnya rendah, berubah secarea
terus-menerus, menyebabkan mahasiswa signifikan menjadi tinggi (88,9%),
menantang dirinya (self-defeating), sedangkan 1 mahasiswa termasuk
seperti: I can’t get anything done; I,m kategori sedang (11,1%).
always late; I’ve put of this appointment Perubahan ini terjadi sebagai
for months, dan somehow I just can get akibat dari perlakuan teknik DIBS yang
myself to do the things I want to do efektif memberikan kesadaran dan
(Boyd & Greiger, 1986). Pemikiran pemahaman mahasiswa terhadap
seperti ini termasuk pemikiran irasional gangguan irrational belief system yang
(irrational belief) yang nonproduktif dan sebelum perlakuan tidak disadari.
menyebabkan gangguan emosional pada Kesadaran dan pemahaman terhadap
mahasiswa, namun tidak disadari, irrational belief (IrB) timbul pada
sehingga mahasiswa selalu merasa mahasiswa, disebabkan oleh sifat
dirinya tidak mampu tidak berharga dan pendekatan REBT yang berimplementasi
tidak berguna didunia sebagai ciri self- dalam teknik DIBs, yaitu :
esteem rendah (Coopersmith 1967; 1. Sifat didaktis (didactic), yakni
Corey, 1996 Ellis & Greiger, 1986; pemberian pemahaman (insight)
Maslow dalam Boeree, 2004; Back kepada mahasiswa, dengan
dalam Burns, 1988). mengajarkan cara mendeteksi
Sesudah perlakuan teknis DIBs, irrational belies system (IrB) dan
pemahaman dan kesadaran mahasiswa rational beliefs system (rB), pada
tentang irrational belief system mulai sesi mendeteksi irB (emperical
muncul. Pemahaman dan kesadaran disputing). Melalui sesi tersebut,
tersebut, terlihat pada hasil postes yang mahasiswa diajarkan cara kerja teori
dilakukan kepada mahasiswa yang aktif ABC, terutama untuk memahami
mengikuti teknik DIBs dari awal hingga proses terbentuknya irrational beliefs
akhir perlakuan. Skor keadaan self- (irB) dalam diri mahasiswa, yakni

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 91


bagaimana irB menimbulkan self- bahwa perasaan rendah diri (low self-
defeating pada diri, dalam bentuk esteem) yang dialami dan selama ini
seperti: (a) permintaan/tuntutan pada belum disadari bersumber dari irrational
diri yang berlebihan (demanding), belief system (irB) yang dibangun dalam
(b) keadaan yang mengerikan dirinya terhadap permasalahan-
(awfulizing), (c) tidak mampu permasalahan studi yang mereka alami.
bertahan hidup (can’t stand it), (d) Melly (mahasiswa), mengatakan bahwa
penilaian diri yang berlebihan (self- ternyata proses menantang irrational
rating), dan (e) kebiasaan menunda- belief (irB), menolong dia menyadari
nunda pekerjaan (procrastination); bahwa keyakinan irasional itu membuat
dan dia kurang optimis terhadap kemampuan
2. Sifat konfrontatif (confrontative), dirinya, sebaliknya rational belief lebih
yakni proses peperangan logika memberikan dia rasa percaya diri dan
antara peneliti dan mahasiswa optimis terhadap kemampuan dirinya.
tentang pikiran yang tidak rasional Munculnya kesadaran mahasiswa
(irB). Mengkonfrontantasi pikiran terhadap irrational belief-nya, seperti
tidak rasional (irB) mahasiswa, dikemukakan diatas, adalah merupakan
dilakukan dengan cara : (a) tujuan utama REBT menolong
menanyakan bukti-bukti irB, (b) mahasiswa mengenalkan emotional
menanyakan kebenaran irB, (c) distubance kepada mahasiswa tentang
menanyakan alasan menganut irB, bagaimana irrational belief itu
(d) menanyakan fakta-fakta yang menciptakan konsekuensi yang
mendukung irB, (e) menanyakan disfungsional dan mengajarkan konseli
manfaat menganut irB, dan (f) termasuk mahasiswa tentang bagaimana
menanyakan peristiwa buruk yang menantang, mendebat (dispute) dengan
menimpa konseli, bila keinginannya mahasiswa lain untuk mengubah atau
tidak tercapai. melepaskan keyakinan irasionalnya
Terkait dengan itu, maka teknik (Ellis & Greiger, 1986, Corey, 1996).
DIBs efektif dalam membantu Hal ini terjadi pada mahasiswa, karena
mahasiswa memahami dan menyadari bertolak dari pandangan hakekat

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 92


manusia menurut Ellis, bahwa manusia cara menegnali irrational beliefs
termasuk mahasiswa mempunyai system (irB) dan rational Beliefs System
kemampuan untuk bisa mengubah proses (rB), pada sesi irB (empirical
kognitif, emotif, dan behavioral mereka disputing). Pada sesi tersebut klien atau
(Corey, 1991; Charles & Linda, 1983). mahasiswa diajarkan cara kerja teori
ABC,terutama untuk mengenali cara
KESIMPULAN dan SARAN kerja terbentuknya irB dalam diri
Kesimpulan mereka, yaitu bagaimana irB
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menimbulkan self-defeating pada diri.
hasil analisis data dari penelitian dapat Dalam bentuk seperti :
disimpulkan bahwa DIBs dalam REBT Permintaan atau tuntutan pada diri secara
dapat menurunkan gangguanLow Self- berlebihan (demanding)
Esteem mahasiswa yang berdasarkan Keadaan mengerikan (awfulizing)
hasil Self Esteem Inventory ditemukan Tidak mampu bertahan hidup (can’t stand it)
indikasi mengalami Slow Self-esteem. Penilaian diri yang berlebihan (self-rating)
Analisis hasil pasca tes dapat dilihat Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan
bahwa dari 9 (Sembilan) mahasiswa (procrastination)
mengalami peningkatan self-esteem nya Kedua, Sifat
sebanyak 8 orang (88,9%) mahasiswa, Konfrontatif(Confrontative), yakni
sedang 1 (satu) orang (11%) proses mengkonfrontasi pikiran tidak
mahasiswa, hampir tidak mengalami rasional (irB) klien atau mahasiswa,
perubahan karena ternyata lebih yang dilakukan dengan cara:
cenderung mengalami gangguan secara (a) Menanyakan bukti-bukti irB
phisik daripada gangguan dalam hal (b) Menanyakan kebenaran irB
konsep diri. (c)Menanyakan alasan menganut irB
Ada 2 (dua) teknik DIBs dalam REBT (d) Menanyakan fakta-fakta yang
menjadi factor pengubah yaitu: mendukung irB
Pertama,sifat didaktis(didactic) yaitu (e) Menanyakan manfaat menganut irB
pemberian pemahaman (insight) kepada
klien dengan mengajarkan bagaimana

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 93


(f)Menanyakan peristiwa buruk yang
yang menimpa klien atau mahasiswa bila Saran
keinginannya tidak tercapai. Beberapa saran dapat dikemukakan
Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat sebagai berikut:
dikemukakan kesimpulan umum bahwa 1. Untuk mengatasi masalah self-
terapi DIBs dalam REBT efektif esteem rendah pada mahasiswa
mengubah Self-esteem mahasiswa yang maka pendekatan REBT khususnya
rendah. Keefektifan teknik DIBs DIBs disarankan untuk digunakan
tersebut ditentukan oleh tiga hal seperti oleh konselor karena praktis dan
berikut: efektif
(1) Mampu membangun insight 2. Konselor perlu menguasai bekal
mahasiswa tentang irrational beliefs pengetahuan teoritik dan prakten
system (irB), yang menyebabkan konseling melalui pelatihan-
gangguan self –esteem rendah pada pelatihan / wokkshop untuk
klien atau mahasiswa, dan rational menambah wawasan dan
beliefs system (rB) yang merupakan ketrampilan konseling dalam
cara berpikir positip dan produktif mengefektifkan layanan konseling
terhadap diri. pada klien atau mahasiswa, terutama
(2) Proses mendebat dan mendiskripsikan layanan konseling prefentif dan
irrational belief (irB) dan rational belief kuratif terhadap masalah self-esteem
(rB). mahasiswa.
(3) Hubungan baik antara konselor dank 3. Unisri Surakarta perlu memikirkan
lien atau mahasiswa dalam memaksimalkan pengembangan UPT-BK, baik dalam
pelaksanaan proses konseling. segi SDMnya maupun fasilitas,
Terkait dengan hal tersebut, teknik setidak-tidaknya secara minimal
DIBs dipertimbangkan untuk layak untuk disebut sebagai UPT-BK
digunakan dalam mengatasi masalah sebuah Universitas.
self-esteem mahasiswa di kampus, 4. mengadakan penelitian dan uji coba
maupun masalah-masalahemosional teknik DIBs dalamkonteks yang
(pribadi sosial) dan yang lainnya. lebih luas dan lebih beragam.

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 94


DAFTAR PUSTAKA Program. Virginia: American
Association for Counseling and
Development.
Abel, M.H. 1997. The Role of Self-Esteem
in Typical and a-typical changes in Hankin, S.2004. Srategi Untuk
Expectation.The Journal of General Meningkatkan arasa percaya Diri.
Psychology.124(1) 133-127 Jakarta: gramedia Pustaka Utama

Anastasi, A. & Urbina,S.1997. Horan,J.J. 1996. Computer-based Cognitive


Psychological Testing (7 ed). Restructuring on Rationalli Mediated
Toronto: prentice Hall International Self-esteem.Juornal counseling
Inc. Psychology. Vol.43, page 371-375

Andrew. 1991. The Active self in Myers G. David.1993.Social psychology.


psychotherapy and Integration of USA:McGrw-Hill,Inc
Therapeutic Style. Boston: Allyn
and Bacon. Nardi, T.J.1986. The Use of Psychodrama in
RET, dalam A Ellis & R. Greiger
Boyd,J& Greiger,R.M.. 1986. Self- (ed),RET: Handbook of Rational
Aceptance problems, dalam A Ellis Emotive Therapy. Vol.2. New York:
N Greiger (ed), RET :handbook of Springer Publishing Company.
Rational Emotive Theraphy, Vol. 2
(hal.347-395), New York: Springer Perkins, M & Dryden.2002.What Rational
Publishing Company emotive Behavior therapy ? REBT-
CBT NET The Internet Guide to
Boeree, C. 2004.Personality theories. Rational Emotive Behavior therapy
Yogyakarta: Prisma Sophi ang Cognitive Therapy.

Branden, N. 1987.The psychology of Self-


Esteem. California:Nas Publishing
Raka Joni.2005. Pembelajaran yang
Corey, G.2005. Theory Practice of Mendidik: Artikulasi konseptual,
Counseling and Pyhchotherapy.(6th Terapan Terapan Konstektual dan
ed) Brooks Cole Publishing Verifikasi Empirik PPS UM (tidak
Company diterbitkan)

Cottone, R.R. 1992. Theories and Rumambar. 2008.penggunaan Terapi REBT


paradigms of Counseling and untuk Mengubah Self Esteem
Psychotherapy. Boston: Allyn and Mahasiswa, Tesis. Malang: tidak
Bacon. diterbitkan

Gysbers, N.C & Slavin, E.R.2000. Fundamentalof Guidance.


Henderson.2006.Developing and Fourth Edition, Houghton Mifflin
Managing Your School Guidance Company.

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 95

Anda mungkin juga menyukai