Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkalan No 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Ngeri Sipil pada pasal 1 butir 8 disebutkan bahwa, Pelatihan Dasar CPNS adalah
Pendidikan dan Pelatihandalam masa prajabatan yang di lakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,semangat, nmotivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang ungguldan
bertanggung jawab, memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pendidikan secara fungsional, pada dasarnya dilakukan bertujuan untuk
menyiapkan pelajar dan penerus bangsa yang berkualitas, baik secara individu
ataupun secara kolektif sebagai warga masyarakat. Kemajuan suatu Negara
dapat diukur dan ditentukan oleh kemajuan kualitas pendidikan Negara tersebut.
Di Indonesia sendiri kita melihat akhir-akhir ini terjadi penurunan kualitas
pendidikan. Hal tersebut dapat kita lihat terjadi hal-hal yang tidak bermoral
dilakukan oleh siswa. Ini merupakan menjadi perhatian khusus oleh pemerintah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Selain pemerintah, akar
utama untuk mendidik anak adalah orang tua di rumah dan paling khusus guru di
sekolah yang setiap hari bertemu dan mengajar para siswa. Kulitas pendidikan
para siswa dapat dilihat dari kualitas para guru.
Mengacu pada UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen fungsinya
untuk meningkatkan martabak dan peran guru sebagai agen pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional
Guru yang berkualitas akan dapat menghasilkan para siswa yang
berkualitas juga. Dalam aktualisasi ini, penulis berkeinginan melakukan kegiatan
berupa penambahan kemampuan peserta didik dalam menghafal kosa kata
bahasa Arab yang di kenal dengan Mufrodhats. Karena hampir seluruh peserta
didik belum mampu menguasai cara menghafal setiap kosa kata yang di berikan.
Sementara ada beberapa mata pelajaran memuat pembelajaran yang
menggunakan tulisan yang berbahasa arab. Akhirnya dampaknya adalah tidak
terjadi perkembangan pada peserta didik dalam mengenal Mufradats dan cara
menghafalnya. Maka melalui hal ini, penulis menawarkan solusi membuat satu
metode yang di sebut dengan Tamyiz, menghafal dengan irama atau
menggunakan lagu.

1
Visi, Misi Organisasi dan Tusi
a. Visi

“Terwujudnya Madrasah Unggul dan Islami”

b. Misi
a. Memberikan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan yang Maha Esa.
b. Memupuk serta menumbuh kembangkan rasa cinta terhadap
sesama manusia dan lingkungan.
c. Membiasakan siswa hidup bersih.
d. Menerapkan sikap disiplin dan bertanggung jawab
e. Mengembangkan nilai-nilai budi pekerti luhur
f. Meningkatkan profesionalisme guru/personil.
c. Tusi
Mengacu pada UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen fungsinya untuk meningkatkan martabak dan peran guru
sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Sementara itu, adapun tugas Guru sebagai
berikut :
1. Merencanakan pembelajaran yang bermutu serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran.
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar


pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik
tertentu atau latar belakang keluarga, dan status social ekonomi
peserta didik dalam pembelajaran.

4. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hokum dan


kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

5. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

2
d. Nilai Organisasi
Berdasarkan 5 nilai dasar budaya kementrin Agama republik
Indonesia, yaitu :
1) Integritas
2) Profesionalitas
3) Inovasi
4) Tanggung Jawab
5) Keteladanan
1. Tugas Pokok PNS
Berdasarkan Pasal 11 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN), tugas pokok PNS terbagi menjadi tiga, sebagai
berikut :
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

3
Berikut uraian Struktur Organisasi :
Madrasah Ibtidaiyyah Negeri 1 Boalemo

Gambar 1.1 Struktur OrganisasI MIN 1 Boalemo


Bagan Struktur

KEPALA SEKOLAH
SOFIA IDRIS DEKO, S.Pd.I
NIP.197007082003122002
KOMITE MADRASAH STAF TATA USAHA
HARIANA RAHIM

HALIAN NENTO, A.Md WAKAMAD

YULINDA DUKI, S.Ap ANTON DAUD

WAKAMAD KESISWAAN
WAKAMAD SARPRAS WAKAMAD KURIKULUM WAKAMAD HUMAS
KARSILA SUMAN, S.Pd.I
ELYS UDIN ALIMULAH, S.Pd.I MEILAN IDRUS, S.Pd.I ERLINA S. TAIDJI, S.Pd
NIP. 198003032009012007
NIP. 19721011200032002 NIP. 19770502012004 NIP. 198402242014072001

WALI KELAS I A WALI KELAS I B WALI KELAS II A WALI KELAS II B


ERLINA S. TAIDJI, S.Pd SRI NANSI R. RAHIM, S.Pd.I YOHANA MUHSIN, S.Pd.I ISRAWATI RAHIM, S.Pd.I
NIP. 198402242014072001 198303242009122001

WALI KELAS III B WALI KELAS IV A WALI KELAS IV B


WALI KELAS III A
MERLIS A. WANTOGIA, S.Pd.I Drs. LISNA KARIM SADDAM HATTA, S.Pd
RAHMAN SAID, S.Pd.I
NIP. 196407122003122001 NIP. 199507032019031008

WALI KELAS V A WALI KELAS V B WALI KELAS VI A WALI KELAS VI B


KARSILA SUMAN, S.Pd.I RIVAI ARIFIN, S.HI VERY SULEMAN, S.Pd MEILAN IDRUS, S.Pd.I
NIP. 198003032009012007 NIP. 198808292019031005 NIP. 199402022919031001 NIP. 19770502012004

GURU MAPEL PJOK


GURU MAPEL FIKIH
ELYS UDIN ALIMULAH, S.Pd.I
OLPIN AHMAD, S.Pd.I
NIP. 19721011200032002
NIP. 199103182019031011

Adapun uraian tugas, sebagai berikut :


1. Kepala Sekolah
Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah (TUPOKSI) Sebagai Perencanaan
Program
 Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.
 Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
 Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan  tujuan sekolah.

4
 Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
 Membuat perencanaan program induksi
2. Komite Madrasah
 Mendorong perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan.
 Melakukan kerja sama dengan masyarakat
(perorangan/organisasi/dunia usaha) dan pemerintah berkenaan
dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
 Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
3. Tata Usaha
 Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
 Mengelola Administrasi Sekolah
 Pengurusan dan pelaksanaan administrasi / sarana prasarana sekolah
 Penyusunan Administrasi Kesiswaan
 Penyusunan Administrasi Kurikulum
 Penyusunan Administrasi Kepegawaian
 Penyusunan Administrasi Humas
4. Wakamad Kurikulum
 Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan program
pelaksanaan.
 Pengorganisasian.
 Pengarahan.
 Ketenagaan.
 Pengkoordinasian.
 Pengawasan.
 Penilaian.
Identifikasi dan pengumpulan data
5. Wakamad Kesiswaan
 Menyusun program pembinaan kesiswaan / OSIS.
 Melaksanakan bimbingan, pengarahan, pengendalian kegiatan siswa /
OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah serta
pemilihan pengurus.

5
 Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi.
 Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan
insindental.
6. Wakamad Bidang Humas
 Merencanakan program kerja
 Mengadakan kerjasama dengan komite sekolah atau orang tua/wali
siswa
 Membantu wilayah lingkungan sekolah dalam kegiatan social dan
kegiatan-kegiatan lainya
 Menjalin kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan
kegiatan intra dan ekstra kurikuler
7. Wakamad Sarana Prasarana
 Membuat dan menyusun program kerja tahunan kegiatan sekolah di
bidang sarana dan prasarana dan mengkoordinir serta mengawasi
pelaksanaannya.
 Melakukan inventarisasi dan menganalisis kebutuhan sarana dan
prasarana baik yang berhubungan langsung dengan kelancaran KBM
atau yang bersifat mendukung KBM.
 Melakukan inventarisasi terhadap keberadaan sarana dan prasarana
secara berkala untuk kemudian dilakukan pemilahan apakah barang itu
layak pakai, habis pakai, dsb.
B. Tujuan
Pembuatan laporan kegiatan aktualisasi ini bertujuan untuk :
1. Bagi peserta Diklat Latsar CPNS Gol. III, sebagai acuan dalam
mengimplementasikan gagasan kreatif pemecahan isu unit organisasi
dalam bentuk kegiatan-kegiatan sesuai dengan nilai-nilai dasar profesi
PNS yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA) dan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang
terdiri dari Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Goverment.
2. Bagi Mentor atau pembimbing peserta aktualisasi Diklat Latihan Dasar
CASN Gol. III Tahun 2019 sebagai acuan untuk membimbing peserta
dalam kegiatan aktualisasi, khususnya dalam meninjauan/penelaahan
isu-isu permasalahan di unit kerja yang dapat dijadikan sebagai bahan
kajian hingga dirumuskannya suatu penyelesaian masalah oleh peserta
diklat.

6
3. Bagi Coach peserta aktualisasi Diklat Latsar CASN Gol. III Tahun 2019,
sebagai acuan dalam proses pembuatan rencana aktualisasi hingga
terlaksananya kegiatan aktualisasi serta selama proses pelaporan.
Sehingga peserta diklat benar dikategorikan mampu
mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yakni Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
dan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang terdiri dari Pelayanan
Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government pada unit kerjanya.
4. Bagi Evaluator peserta aktualisasi Diklat Latsar CASN Gol. III Tahun
2019, sebagai bahan acuan penetapan penilaian untuk mengetahui
pengetahuan, pemahaman dan aktualisasi nilai-nilai ANEKA.
C. Nilai-Nilai Dasar ANEKA
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas. Namun kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya dengan tujuan menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik. Adapun nilai-nilai publik tersebut antara lain:
Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan.
a. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
b. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
c. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Adapun nilai-nilai dasar dari akuntabilitas, sebagai berikut :
a. Penuh semangat
b. Disiplin
c. Profesional
d. Tepat waktu
e. Transparan
f. Sesuai ketentuan

7
g. Efektif dan efisien
h. Tanggung jawab
2. Nasionalisme
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paam kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. Nasionalisme diperlukan sebagai jati diri setiap
warga bangsa dan ideologi berbangsa serta bernegara. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Adapun nilai-nilai dasar nasionalisme sebagai berikut :
a. Cinta tanah air
b. Tidak diskriminatif
c. Tenggang rasa
d. Membela kebenaran
e. Rela berkorban
f. Kepentingan bersama
g. Disiplin
h. Menghormati pendapat (demokrasi)
i. Musyawarah
j. Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
3. Etika publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah
yang harus dilakukan. Nilai dasar etika disejajarkan dengan etika
bermasyarakat atau dikenal dengan Etika Publik. Dalam kaitannya
dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar
atau norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perikalu, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka

8
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun nilai-nilai dasar
dalam etika publik, sebagai berikut :
a. Jujur
b. Sopan
c. Cermat
d. Taat pada aturan
e. Disiplin
f. Bertanggung jawab
g. Integritas tinggi
h. Menjaga rahasia
i. Tata perintah atasan
j. Hormat
4. Komitmen mutu
Aktualisasi nilai-nilai dasar komitmen mutu dalam pelaksanaan tugas
aparatur akan mendorong terciptanya iklim atau budaya kerja unggul
yang dapat menumbuhkan keberanian untuk menampilkan kreativitas dan
inovasi. Dengan demikian, pergeseran orientasi kerja diharapkan dapat
memotivasi aparatur untuk mengubah perilaku dan memunculkan mindset
baru. Orientasi kerja bukan pada kewajiban menjalankan rutinitas
kegiatan, melainkan pada semangat pengabdian untuk memberikan
layanan yang terbaik bagi masyarakat walaupun harus menghadapi
banyak kendala (constrain). Adapun nilai-nilai dasar komitmen mutu,
sebagai berikut:
a. Efektivitas
b. Efisiensi
c. Inovasi
d. Kreatifitas
e. Berorientasi mutu
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi merupakan kejahatan
luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar
biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut
tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat

9
berdampak secara jangka panjang. Tindak pidana korupsi berdasarkan
KUHP Pasa 1 ayat 1 Sub C UU No 30 tahun 2002, yaitu sbb; Kerugian
keuangan Negara; Suap menyuap; Pemerasan; Perbuatan curang;
Penggelapan dalam jabatan; Benturan kepentingan dalam pengadaan;
Gratifikasi.
Sementara Nilai dasar anti korupsi penting diterapkan bagi ASN
untuk menumbuhkan lingkungan kerja yang sehat. Adapun nilai-nilai
dasar anti korupsi, sebagai berikut:

a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggung jawab
f. Kerja Keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil
D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara;1998
adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam
bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut maka tiga unsur pelayanan publik meliputi:
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik
b. Penerima layanan yaitu orang/masyarakat/organisasi yang
berkepetingan
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
Adapun asas-asas pelayanan publik, antara lain:
a. Transparansi
b. Akuntabilitas
c. Kondisional
d. Partisipatif
e. Keamanan Hak
2. Manajemen ASN

10
Manajemen ASN merupakan upaya pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari interfensi politik, bersih dari KKN. Manajemen ASN
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaa, disiplin, pemberhentian,
jaminan pension dan perlindungan. Adapun asas-asas manajemen ASN,
antara lain:
a. Kepastian hukum
b. Profesionalitas
c. Proporsionalitas
d. Keterpaduan
e. Delegasi
f. Netralitas
g. Akuntabilitas
h. Efektif dan Efisien
i. Keterbukaan
j. Non Diskriminatif
k. Persatuan
l. Kesetaraan
m. Keadilan
n. Kejesahteraan
3. Whole of Government
Whole of Government (WoG) merupakan cara pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintah dari seluruh sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan perumusan kebijakan, manajmen
program, dan pelayanan public. Whole of Government bertujuan
menciptakan Goog Governance dimana terdapat tiga pilar didalamnya
yaitu Pemeritah, Swasta/bisnis dan masyarakat. Adapun alasan WoG
diperlukan antara lain:
a. dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik

11
b. mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah
sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik
c. adanya nuansa kompetisi antar sektor, Satu sektor bisa menjadi
sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor
tumbuh namun tidak berjalan beriringan,melainkan justru
kontraproduktif atau ‘saling membunuh’.
d. tumbuhnya ego sektoral (mentalitas silo) yang mendorong perilaku
dan nilai individu maupun kelompok yang menyempit pada
kepentingan sektornya. yang kontra produktif terhadap tujuantujuan
yang lebih besar atau yang berskala nasional
e. keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
Adapaun indikator dari Whole of Govermenmet, antara lain:

a. Integrasi
b. Koordinasi
c. Kapasitas

12
BAB II
ANALISA ISU-ISU DAN GAGASAN SOLUSI
A. Identifikasi Isu-Isu dan Analisa Penyebab
Mencermati permasalahan-permasalahan di MIN 1 Boalemo serta
berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan mentor dan coach, maka
dapat dirumuskan sejumlah isu sebagai berikut :

1. “Minimnya Minat Peserta Didik Dalam Pembelajaran Bahasa Arab ”.


Dalam isu tersebut, penjabaran indikator yang melatarbelakangi
munculnya isu tersebut, antara lain :
a. Kurangnya Pembekalan dalam mempelajari Bahasa Arab sejak awal
b. Metode yang di gunakan kurang menarik
Adapun dampak yang akan terjadi apabila isu tersebut tidak segera
diselesaikan diantaranya:
a. Dapat berimbas kepada beberapa mata pelajaran Agama lainnya
b. Pengaruh besar pada kelanjutan studi peserta didik ke jenjang
berikutnya
2. “Rendahnya Kemampuan Menghafal Mufradhats Pelajaran Bahasa
Arab Siswa Kelas VI B MIN 1 Boalemo ”. Dalam isu tersebut,
penjabaran indikator yang melatarbelakangi munculnya isu tersebut,
antara lain:
a. Peserta Didik tidak Terbiasa Menghafal Dalam Proses
Pembelajaran Bahasa Arab

b. Sarana Pembelajaran yang tidak Memadai


c. Metode yang tidak Pariatif.
Adapun dampak yang akan terjadi apabila isu tersebut tidak segera
diselesaikan diantaranya:
a. Tidak akan menambah pembedaharaan kosa kata dalam
mengembangkan pengetahuan peserta didik tentang pelajaran
bahasa arab
b. Melemahnya pengetahuan peserta didik dalam pembelajaran yang
di dalamnya terdapat tulisan huruf arab
c. Menurunnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran
bahasa arab

13
3. “Peserta Didik lebih menyukai pembelajaran bahasa arab dengan
cara praktek dari pada Teori. Dalam isu tersebut, penjabaran indikator
yang melatarbelakangi munculnya isu, yaitu
a. Sering ditemukannya peserta didik tertidur saat menerima materi
bahasa Arab
b. Tidak adanya kosentrasi peserta didik dalam menerima materi saat
pembelajaran berlangsung
Adapun dampak yang akan terjadi apabila isu tersebut tidak segera
diselesaikan diantaranya :
a. Bisa mengurangi minat peserta didik dalam mempelajari bahasa
arab

b. Kurangnya Gairah dalam menerima materi dalam proses


pembelajaran berlangsung

B. Isu-Isu Yang Diangkat


Untuk dapat mengatasi ketiga isu tersebut perlu dilakukan identifikasi isu
yang paling krusial agar segera ditindaklanjuti. Adapun pada rancangan
aktualisasi ini menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth)
terhadap setiap isu permasalahan yang telah dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penentuan Isu Aktual

Kriteria
No. Isu Aktual Skor Prioritas
U S G
1. Minimnya Minat Peserta Didik Dalam
5 5 4 14 2
Pembelajaran Bahasa Arab
2. Rendahnya Kemampuan Menghafal Mufradhats
Pelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas VI B MIN 1 5 5 5 15 1
Boalemo
3. Peserta Didik lebih menyukai pembelajaran
Bahasa Arab dengan cara praktek dari pada 4 4 3 11 3
Teori.

Tabel 2.2 : Keterangan Skala USG

Urgency = Mendesak Seriousness = Kegawatan Growth = Pertumbuhan


5 = Sangat Mendesak 5 = Sangat Gawat 5 = Sangat Cepat
4 = Mendesak 4 = Gawat 4 = Cepat
3 = Cukup Mendesak 3 = Cukup Gawat 3 = Cukup Cepat

14
2 = Kurang Mendesak 2 = Kurang Gawat 2 = Kurang Cepat
1 = Sangat Kurang Mendesak 1 = Sangat Kurang Gawat 1 = Sangat Lambat

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik USG terhadap setiap isu


yang telah dirumuskan, maka isu yang terpilih menjadi core issue dan
penting untuk segera diselesaikan adalah “Rendahnya Kemampuan
Menghafal Mufradhats Pelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas VI B MIN 1
Boalemo” karena dari sisi urgensi dinilai penting untuk diselesaikan segera
karena untuk menunjang Peningkatan mutu dalam mempelajari bahasa arab
melalui penguasaan kosa kata untuk mengembangkan pengetahuan peserta
didik tentang pelajaran bahasa arab. Selain itu dari segi seriousness, isu
tersebut dianggap sangat gawat untuk ditindaklanjuti, guna untuk
mengantisipasi Melemahnya pengetahuan peserta didik pada pembelajaran
yang di dalamnya memuat tulisan huruf arab. Selain itu, dari sisi growth, isu
ini dianggap sangat cepat menyebar dan berpotensi meningkatkan
pemahaman Peserta didik dalam memahami bahasa arab dengan
menggunakan metode Tamyiz.
C. Gagasan Pemecahan Isu
Untuk memecahkan isu utama yaitu Rendahnya Kemampuan
Menghafal Mufradhats Pelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas VI B MIN 1
Boalemo maka perlu diketahui terlebih dahulu akar permasalahan dari isu
tersebut. Dengan mengetahui akar permasalahan maka dapat dilanjutkan
dengan perancangan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan
secara bertahap. Berdasarkan temuan di lapangan, permasalahan utamanya
adalah belum diterapkan Metode Menghafal Mufradhat dengan
menggunakan metode Tamyiz,. Untuk memudahkan identifikasi akar
masalah dapat menggunakan diagram fish bone, sebagai berikut:

MAN
Peserta Didik tidak Terbiasa
Menghafal Dalam Proses
Pembelajaran Bahasa Arab 15
Rendahnya Kemampuan
Menghafal Mufradhats
Pelajaran Bahasa Arab
Konvensional
Siswa Kelas VI B MIN 1
Kurang Praktis
Boalemo

Metode

Gambar 2.1 Diagram Fishbone

Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan diagram fishbone,


isu Rendahnya Kemampuan Menghafal Mufradhats Pelajaran Bahasa
Arab Siswa Kelas VI B MIN 1 Boalemo memiliki dua permasalahan utama,
yaitu :
1. MAN
Permasalahan utama terletak pada peserta didik belum memiliki
pengetahuan banyak dasar mengenai bahasa Arab, selain itu juga belum
terbiasa menghafal saetiap Mufradahat yang di berikan.

2. Metode
Belajar bahasa asing membutuhkan metode pembelajaran yang menarik
dan membuat orang nyaman mempelajarinya. Sistem belajar dengan metode
konvensional yang membebankan peran utama pada guru sudah tidak tepat
digunakan. Maka Tamyiz adalah metode mutlak untuk mencapai hasil belajar
yang lebih optimal. Dengan Menggunakan pendekataan nada dan nyayian dalam
menyajikan setiap Mufradahat yang akan di pelajari.

16

Anda mungkin juga menyukai