PERUSAHAAN
PROSES PRODUKSI DAN BIAYA
(THE PRODUCTION PROCESS AND COSTS)
BIAYA PRODUKSI
PRODUKSI, BIAYA TETAP, BIAYA VARIABLE, TOTAL BIAYA DAN BIAYA RATA-RATA
(PRODUCTION, FIXED COST, VARIABLE COSTS , TOTAL COST AND AVERAGE COST)
Q FC VC TC AFC AVC AC MC
0 15.000
100 300
200 200
300 175
400 225
500 325
600 400
1. Isi kolom FC (Fixed Cost) : Fixed cost adalah biaya yang tidak berubah dengan jumlah output yang
dihasilkan. Berarti jika diketahui produk 0 quantity sebesar Rp 15.000,- maka fixed cost untuk setiap
output (Q) adalah sebagai berikut ;
Q FC VC TC AFC AVC AC MC
0 15.000
100 15.000 300
200 15.000 200
300 15.000 175
400 15.000 225
500 15.000 325
600 15.000 400
2. Isi kolom TC (Total Cost) :
TC adalah Total seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan untuk menghasilkan suatu
barang jadi dalam satu periode tertentu.
Karena ATC dan Q sudah diketahu. Diketahui rumus AC = TC/Q, maka TC = AC x Q.
Q FC VC TC AFC AVC AC MC
0 15.000
100 15.000 30.000 300
200 15.000 40.000 200
300 15.000 52.500 175
400 15.000 90.000 225
500 15.000 162.500 325
600 15.000 240.000 400
3. Isi kolom VC (Varible Cost) :
Variable cost adalah biaya yang bervariasi (berubah) sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan.
Dikatahui rumus TC = FC + VC. Berarti VC = TC – FC.
Karena FC dan TC sudah diketahui, maka VC dapat diketahui.
Q FC VC TC AFC AVC AC MC
0 15.000
100 15.000 15.000 30.000 300
200 15.000 25.000 40.000 200
300 15.000 37.500 52.500 175
400 15.000 75.000 90.000 225
500 15.000 147.500 162.500 325
600 15.000 225.000 240.000 400
4. Isi kolom AFC (Average Fixed Cost), AVC (Average Varible Cost) dan MC (Maginal Cost) :
AFC = FC/Q AVC = VC/Q MC = (TCn-TCn-1) / (Qn-Qn-1) atau MC = ∆TC / ∆Q
Biaya produksi marjinal (MC) adalah perubahan total biaya produksi (TC) yang berasal dari membuat atau
memproduksi satu unit tambahan (Q). Untuk menghitung biaya marjinal, bagilah perubahan biaya produksi
dengan perubahan kuantitas. Jika biaya marjinal untuk memproduksi satu unit tambahan lebih rendah dari harga per unit
(MC<AC), artinya produsen berpotensi memperoleh keuntungan.
Q FC VC TC AFC AVC AC MC
0 15.000
100 15.000 15.000 30.000 150 150 300 300 BEP
L
200 15.000 25.000 40.000 75 125 200 100 A
B
300 15.000 37.500 52.500 50 125 175 125 A
Q FC VC TC AFC AVC AC MC
0 17.850
110 330
220 220
330 193
440 248
550 358
660 440
PENGGUNAAN INPUT YANG MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN
Fungsi produksi adalah sebuah fungsi yang mendefinisikan jumlah output maksimum yang
dapat diproduksi dengan satu set input tertentu.
Untuk memulai analisis kita, mari kita pertimbangkan proses produksi yang menggunakan dua
input, yaitu modal dan tenaga kerja, untuk menghasilkan output. K menunjukkan jumlah
modal, L jumlah tenaga kerja, dan Q tingkat output yang dihasilkan dalam proses produksi.
Namun, sebagian besar proses produksi melibatkan mesin dari beberapa jenis (disebut oleh
ekonom sebagai modal) dan orang (tenaga kerja), dan terminologi ini akan berfungsi untuk
memperkuat ide-ide dasar.
Secara matematis, fungsi produksi dilambangkan sebagai
Q = F(K, L)
yaitu, jumlah output maksimum yang dapat diproduksi dengan K unit modal dan L unit tenaga
kerja.
JANGKA PENDEK VERSUS JANGKA PANJANG
(SHORT-RUN VERSUS LONG-RUN)
Jangka pendek didefinisikan sebagai kerangka waktu di mana ada faktor-faktor produksi
yang tetap. Sebagai ilustrasi, misalkan modal dan tenaga kerja adalah satu-satunya dua input
dalam produksi dan bahwa tingkat modal tetap dalam jangka pendek. Dalam hal ini, satu-satunya
keputusan input jangka pendek yang harus dibuat oleh seorang manajer adalah berapa banyak
tenaga kerja yang akan digunakan.
Fungsi produksi jangka pendek pada dasarnya hanya fungsi tenaga kerja karena modal adalah
tetap daripada variabel. Jika K* adalah tingkat modal tetap, fungsi produksi jangka pendek dapat
ditulis sebagai:
Q = f(L) = F(K*, L)
Jangka panjang didefinisikan sebagai kondisi dimana semua factor produksi dapat mengalami
perubahan. Artinya semua factor produksi dapat ditambah atau dikurang jumlahnya jika memang
hal tersebut diperlukan.
Kolom 1, 2, dan 4 pada Tabel ini
memberikan nilai komponen
fungsi produksi jangka pendek di
mana modal ditetapkan pada K*
= 2. Untuk fungsi produksi ini,
diperlukan 5 unit tenaga kerja
untuk memproduksi 1.100 unit
keluaran. Mengingat teknologi
yang tersedia dan tingkat modal
tetap, jika manajer ingin
menghasilkan 1.952 unit output,
8 unit tenaga kerja harus
digunakan. Dalam jangka pendek,
lebih banyak tenaga kerja
diperlukan untuk menghasilkan
lebih banyak output karena
peningkatan modal tidak
mungkin dilakukan.
HUKUM PERTAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG ATAU
LAW OF DIMINISHING RETURNS
The law of dimishing return menyatakan jika input lain dianggap konstan,
maka ketika satu input tertentu ditambahkan dalam proses produksi, mula-mula
tambahan output-nya akan mengalami peningkatan; namun saat input tersebut
terus ditambahkan hingga titik tertentu, maka tambahan output yang dihasilkan
akan mengalami pengurangan dan akhirnya mencapai nilai negative.
Hakekat The law of dimishing return dibedakan dalam tiga tahap :
Tahap pertama : Produksi total mengalami pertambahan tambahan yang semakin cepat.
Tahap kedua : Produksi total pertambahannya semakin lambat.
Tahap ketiga : Produksi total pertambahan semakin lama semakin berkurang
The law of
diminishing return
berlaku jika sebagian
faktor produksi adalah
tetap dan sebagian
faktor produksi adalah
variabel. Keadaan The
law of diminishing
return terjadi dimulai
dari titik belok pada
kurva produk marginal
(setelah titik MP max).
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS (MEASURES OF PRODUCTIVITY)
Jumlah produk / Total product (TP) : Tingkat output maksimum yang dapat diproduksi dengan
sejumlah input tertentu. TP = Q = f(L)
Produksi rata-rata / average product (AP) : produk total dibagi dengan jumlah input yang
digunakan.
produk rata-rata tenaga kerja (APL) : APL = Q / L
produk rata-rata modal (APK) : APK = Q /K
Produk marjinal / marginal product (MP) : perubahan total output yang disebabkan oleh unit
terakhir input.
Produk marjinal modal (MPK) adalah perubahan total output dibagi dengan perubahan modal.
Produk marjinal tenaga kerja (MPL) adalah perubahan total output dibagi dengan perubahan
tenaga kerja:
HUBUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA DAN JUMLAH PRODUKSI
Total Rata-rata Marginal Kurva Total Production, Marginal Production dan
Tanah Tenaga Kerja
Produksi Produksi Produksi Tahapan Q
Kegiatan Average Production
(K) (L) (TP) (AP) (MP)
140
1 0 0 0,00 0
120
1 1 10 10,00 10 TAHAP I
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
1 2 30 15,00 20 100
1 3 60 20,00 30 80
TP
60
1 4 88 22,00 28
40
1 5 105 21,00 17
TAHAP II
1 6 114 19,00 9 20
APL
1 7 119 17,00 5 0 L
0 2 4 6 8 10 12
-20
1 8 119 14,88 0 MPL
-40
1 9 110 12,22 -9 TAHAP III
1 10 70 7,00 -40 -60
02. TES PEMAHAMAN TEORI PRODUKSI DENGAN 1 FAKTOR BERUBAH
Kurva isoquant dan isocost sangat penting dalam ekonomi. Secara garis besarnya, kurva
isoquant melambangkan kuantitas produksi, sedangkan isocost memperlihatkan total biaya
produksi.
Kedua kurva ini menjadi rujukan penting bagi perusahaan supaya bisa memproduksi hasil
output semaksimal mungkin dengan biaya yang telah ditentukan.
Kita misalkan factor produksi yang dapat diubah adalah tenaga kerja (L) dan modal (K).
Misalkan pula bahwa kedua factor produksi yang dapat berubah ini dapat dipertukar-tukarkan
penggunaannya, yaitu tenaga kerja dapat menggantikan modal atau sebaliknya.
Apabila dimisalkan pula harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada factor modal
diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya
untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukkan.
KURVA PRODUKSI SAMA (ISOQUANT)
K = C/r − w/r L
C/w
Jadi, sepanjang garis isocost, K adalah fungsi linier dari L dengan
intersep vertikal C/r dan kemiringan w/r.
KURVA GARIS BIAYA SAMA (ISOCOST)
1. Memaksimumkan produk :
Misal total biaya yang disediakan oleh perusahaan
adalah Rp 300.000,- akan dibelanjakakan untuk modal
per unitnya Rp 15.000,- dan upah tenaga kerja Rp
10.000,-. Dengan uang sebanyak Rp 300.000,- tsb. jika
dibelikan satu factor produksi saja, maka factor modal
akan mendapat 20 unit dan jika dibayarkan upah tenaga
kerja saja, maka akan mendapat 30 tenaga kerja. Dalam
gambar disamping gabungan tenaga kerja dan modal
tersebut digambarkan dalam isocost TC2.
Persoalannya sekarang dari kurva Isoquant IQ = 1.500,
IQ1 = 2.000,- dan IQ2 = 2.500,- terdapat 5 titik potong
pada TC2 yaitu titik A, B, C, D dan titik E. dari kelima titik
ini, titik E berada di kurva isoquant paling tinggi, yaitu
kurva isoquant pada tingkat produksi 2.500 unit. Artinya
dengan jumlah uang Rp 300.000,- maka produksi yang
paling maksimum adalah 2.500 unit dengan
menggunakan factor produksi modal sebanyak 12 unit
dan tenaga kerja 12 orang tenaga kerja.
MEMAKSIMUMKAN PRODUK ATAU MEMINIMUMKAN BIAYA
2. Meminimumkan Biaya :
Berdasarkan gambar disamping, diketahui gabungan
modal dan tenaga kerja digambarkan dalam isocost TC,
TC1 dan TC2.
Misalkan pilihan produsen ingin memproduksi 1.500 unit
atau IQ = 1.500. jika kita perhatikan gambar di samping
IQ = 1.500 berpotongan dengan isocost sebanyak 5
tititk, yaitu A, B, P, Q dan R.
Dari gabungan – gabungan tersebut, yang manakah
yang akan memakan biaya paling murah? Yang
biayanya paling murah adalah gabungan yang
ditunjukkan oleh titik yang terletak pada garis biaya
sama (isocost) bersinggungan dengan kurva produksi
sama (isoquant) paling rendah dalam hal ini ditunjukkan
oleh titik P. Artinya biaya minimum untuk memproduksi
1.500 unit diperlukan modal 8 unit dan tenaga kerja 9
orang dengan total biaya Rp 210.000,- yaitu (8x15000) +
(9x10000) = 210,000
05. TES PEMAHAMAN TEORI PRODUKSI DENGAN 2 FAKTOR
BERUBAH