Anda di halaman 1dari 17

“ Ekonomi Mikro “

“ Latihan “

Oleh :

I Gusti Agung Kencana Dewi (202231121003)


I Gusti Agung Putu Bagus Abinaya Putra Pratama
(202231121015)
Ni Putu Eka Putri Anggraeni (202231121009)

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN


UNIVERSITAS WARMADEWA
T.A 2023
1. Selesaikan persamaan di bawah ini dan carilah berapa harga, jumlah barang dan
keuntungan yang akan diperoleh produsen yang berada pada pasar persaingan sempurna :
P = 100 – 4Q
TC = 50 + 20Q
Jawab :
Langkah 1: Menentukan persamaan biaya margin rata-rata (MC)
MC = d(TC)/dQ
= d(50 + 20Q)/dQ
= 20
Langkah 2: Menentukan harga (P) yang setara dengan biaya margin rata-rata (MC)
P = MC
100 - 4Q = 20
Langkah 3: Menyelesaikan persamaan untuk Q
100 - 4Q = 20
-4Q = 20 - 100
-4Q = -80
Q = -80 / -4
Q = 20
Langkah 4: Menghitung harga (P)
P = 100 - 4Q
P = 100 - 4(20)
P = 100 - 80
P = 20
Langkah 5: Menghitung keuntungan (π)
TR = P × Q
= 20 × 20
= 400
TC = 50 + 20Q
= 50 + 20(20)
= 50 + 400
= 450
π = TR - TC
= 400 - 450
= -50
Jadi, pada pasar persaingan sempurna dengan persamaan P = 100 - 4Q dan TC = 50 + 20Q,
produsen akan menghasilkan 20 unit barang dengan harga 20. Namun, produsen akan mengalami
kerugian sebesar 50 dalam keadaan ini.

2. Dengan data yang tercantum pada tabel berikut, carilah AFC, AVC, AC dan MC
kemudian gambarkan grafiknya.
Q TFC TVC TC
0 $ 100 $0 $ 100
1 100 100 200
2 100 150 250
3 100 250 350
4 100 400 500
5 100 600 600

Jawab :
1. AFC (Average Fixed Cost) = TFC / Q
AFC merupakan biaya tetap rata-rata per unit produksi.
AFC(0) = $100 / 0 = Undefined (Tidak dapat dibagi dengan nol)
AFC(1) = $100 / 1 = $100
AFC(2) = $100 / 2 = $50
AFC(3) = $100 / 3 = $33.33
AFC(4) = $100 / 4 = $25
AFC(5) = $100 / 5 = $20

2. AVC (Average Variable Cost) = TVC / Q


AVC merupakan biaya variabel rata-rata per unit produksi.
AVC(0) = $0 / 0 = Undefined (Tidak dapat dibagi dengan nol)
AVC(1) = $100 / 1 = $100
AVC(2) = $150 / 2 = $75
AVC(3) = $250 / 3 = $83.33
AVC(4) = $400 / 4 = $100
AVC(5) = $600 / 5 = $120
3. AC (Average Cost) = TC / Q
AC merupakan biaya total rata-rata per unit produksi.
AC(0) = $100 / 0 = Undefined (Tidak dapat dibagi dengan nol)
AC(1) = $200 / 1 = $200
AC(2) = $250 / 2 = $125
AC(3) = $350 / 3 = $116.67
AC(4) = $500 / 4 = $125
AC(5) = $600 / 5 = $140

4. MC (Marginal Cost) = ΔTC / ΔQ


MC merupakan perubahan biaya total perubahan jumlah produksi.
MC(0-1) = ($200 - $100) / (1 - 0) = $100
MC(1-2) = ($250 - $200) / (2 - 1) = $50
MC(2-3) = ($350 - $250) / (3 - 2) = $100
MC(3-4) = ($500 - $350) / (4 - 3) = $150
MC(4-5) = ($600 - $500) / (5 - 4) = $100
Berikut adalah grafik yang menggambarkan AFC, AVC, AC, dan MC
|
$200 | AFC: $100
| .
| .
$150 | .
| .
| .
$100 | AVC: $100 AC: $200
| .. .
$50| . .
| .
|.
$0 |______________________________
0 1 2 3 4 5 Quantity (Q)
Grafik di atas menggambarkan biaya per unit (dalam dolar) dalam hubungannya
dengan jumlah produksi. AFC (Average Fixed Cost) menurun seiring dengan
peningkatan produksi, sementara AVC (Average Variable Cost) tetap relatif
konstan. AC (Average Cost) awalnya menurun dan kemudian mulai naik. MC
(Marginal Cost) cenderung konstan, tetapi meningkat ketika produksi mencapai 4
unit.

3. Misalkan suatu perusahaan dalam persaingan sempurna mengeluarkan biaya-


biaya (biaya tetap) sebanyak Rp 100.000. Biaya berubah total dan berbabagai
tingkat produksi adalah di seperti di tunjukkan dalam table berikut.
Jumlah Produksi Jumlah Penjualan Biaya Total

0 0 40
1 20 60
2 40 70
3 60 75
4 80 78
5 100 85
6 120 95
7 140 110
8 160 135
9 180 165
10 200 200

a. Hitungkah biaya total, biaya rata-rata, biaya berubah rata-


rata, dan biaya marginal.
b. Harga pasar barang tersebut adalah Rp 90000. Hitunglah hasil
penjualan total pada berbagai tingkat produksi
c. Tunjukkan keseimbangan yang di capai perusahaan tersebut
dengan grafik. Berapakah jumlah produksi yang di jualnnya?
Jawab :
a. Untuk menghitung biaya rata-rata, biaya berubah rata-rata, dan biaya marginal, kita perlu
meninjau data yang diberikan dalam tabel. Berikut adalah perhitungan biaya-biaya
tersebut:
 Biaya Total (TC): Jumlah biaya tetap ditambah biaya berubah total.
 Biaya Tetap (TFC): Rp 100.000 (sesuai dengan informasi yang diberikan).
 Biaya Berubah Total (TVC): TC - TFC.
 Biaya Rata-rata (AC): TC dibagi dengan jumlah produksi.
 Biaya Berubah Rata-rata (AFC): TFC dibagi dengan jumlah produksi.
 Biaya Marginal (MC): Perubahan biaya total ketika produksi bertambah satu unit.
Berikut adalah perhitungan berdasarkan tabel yang diberikan:

b. Untuk menghitung hasil penjualan total pada berbagai tingkat produksi dengan harga pasar
barang sebesar Rp 90.000, kita dapat mengalikan jumlah penjualan dengan harga pasar.
Berikut adalah perhitungannya:

c. Untuk menunjukkan keseimbangan yang dicapai oleh perusahaan tersebut, kita dapat
menggunakan grafik dengan sumbu horizontal yang menunjukkan jumlah produksi dan
sumbu vertikal yang menunjukkan harga dan biaya. Jumlah produksi yang dijual dapat
ditentukan oleh titik di mana harga pasar dan biaya marginal bertemu. Berikut adalah grafik
yang menggambarkan keseimbangan tersebut:
P
^
|
Harga | .
Pasar | .
| .
| .
| .
| .
| .
| .
| .
| .
| .
+----------------------------------------> Jumlah Produksi
Produksi yang Dijual
Dalam grafik di atas, titik P adalah titik keseimbangan di mana harga pasar dan biaya
marginal bertemu. Jumlah produksi yang dijual pada titik ini adalah sekitar 6 unit (tergantung
pada keakuratan perhitungan biaya marginal).

4. Apa sajakah ciri sebuah pasar kompetitif (Pasar Persaingan Sempurna)? Jenis
minuman mana sajakah dari daftar berikut yang sesaui dengan cirri-ciri tersebut?
Mengapa yang lain tidak sesuai?
a. Air Keran
b. Air kemasan botol
c. Coca Cola
d. Bir
Jawab :
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna (pasar kompetitif) meliputi:
a. Banyak penjual dan pembeli: Pasar ini memiliki banyak penjual dan pembeli yang
beroperasi tanpa pengaruh tunggal yang signifikan. Setiap penjual atau pembeli tidak
memiliki kekuatan untuk secara langsung mempengaruhi harga pasar.
b. Produk homogen: Produk yang ditawarkan oleh penjual dalam pasar persaingan
sempurna serupa atau homogen, artinya mereka memiliki karakteristik yang serupa
dan tidak ada perbedaan signifikan antara produk-produk tersebut.
c. Transparansi informasi: Informasi tentang harga dan karakteristik produk mudah
diakses dan diketahui oleh semua penjual dan pembeli dalam pasar. Tidak ada
informasi asimetris yang signifikan.
d. Mudah masuk dan keluar dari pasar: Tidak ada hambatan masuk yang signifikan bagi
produsen baru untuk masuk ke pasar, dan produsen yang ada dapat dengan mudah
keluar dari pasar jika tidak menghasilkan keuntungan.
Dari daftar minuman yang di berikan, Air Keran adalah yang paling sesuai dengan ciri-ciri
pasar persaingan sempurna. Hal ini karena:
1. Air Keran biasanya tersedia dalam jumlah yang cukup banyak di pasar.
2. Produk Air Keran adalah homogen, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara
satu sumber air keran dengan yang lainnya.
3. Informasi mengenai Air Keran, termasuk harganya, sangat transparan dan mudah
diakses oleh semua orang.
4. Tidak ada hambatan masuk yang signifikan bagi produsen baru untuk memasuki
industri penyediaan air.
Sementara itu, Air kemasan botol, Coca Cola, dan Bir tidak sepenuhnya sesuai dengan ciri-
ciri pasar persaingan sempurna. Hal ini karena:
- Air kemasan botol: Pasar air kemasan botol sering kali didominasi oleh beberapa
perusahaan besar yang menguasai sebagian besar pangsa pasar, sehingga tidak
memenuhi kriteria banyak penjual. Produk-produk air kemasan botol juga bisa
berbeda dalam merek, ukuran, atau sumber air.
- Coca Cola: Coca Cola adalah merek minuman tertentu yang memiliki keunggulan
merek yang kuat dan ciri khasnya sendiri. Pasar minuman ringan, termasuk Coca
Cola, sering kali didominasi oleh beberapa perusahaan besar dan tidak memenuhi
kriteria banyak penjual.
- Bir: Pasar bir sering kali dikuasai oleh beberapa perusahaan besar yang mengontrol
sebagian besar pangsa pasar. Produk-produk bir juga bisa berbeda dalam merek, rasa,
dan karakteristik lainnya.

5.Dalam suatu perusahaan yang berada di pasar persaingan sempurna, hasil


penjualan total dan biaya total pada berbagai tingkat produksi adalah seperti di
tunjukkan dalam table di bawah ini (Nilai-nilai dalam ribuan rupiah). (Catatan: apabila
produksi adalah nol, biaya total adalah Rp 40000 maka biaya tetap total adalah Rp
40000)

a) Hitunglah biaya marginal dan hasil penjualan marginal. Berapkah


harga barang tersebut?
b) Terangkan pada tingkat produksi yang mana perusahaan dapat
beroperasi dengan menguntungkan. Tingkat produksi manakah yang
terbaik? Mengapa? Hitung jumlah keuntungan yang di terima
c) Gambarkan keadaan keseimbangan perusahaan itu secara grafik.
Jawab :
Baik, berikut adalah data hasil penjualan total dan biaya total pada berbagai tingkat produksi:
Tingkat Produksi Hasil Penjualan Total (ribu Rp) Biaya Total (ribu Rp)
0 0 40
1 50 45
2 90 52
3 120 60
4 140 70
5 150 82
6 145 96
7 130 112
8 110 130
9 80 150
10 40 172

a. Biaya marginal (MC) dapat dihitung sebagai selisih biaya total antara dua tingkat produksi
yang berurutan. Hasil penjualan marginal (MR) dapat dihitung sebagai selisih hasil
penjualan total antara dua tingkat produksi yang berurutan.
Tingkat Biaya Marginal (ribu Hasil Penjualan Marginal
Produksi Rp) (ribu Rp)
0 - -
1 5 50
2 7 40
3 8 30
4 10 20
5 12 10
6 14 -5
7 16 -15
8 18 -20
9 20 -30
10 22 -40

Dari data di atas, harga barang tersebut dapat diperoleh dengan mencari tingkat produksi di
mana hasil penjualan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC). Dalam kasus ini, pada
tingkat produksi 4, hasil penjualan marginal adalah 20 ribu Rupiah dan biaya marginal adalah
10 ribu Rupiah. Oleh karena itu, harga barang tersebut adalah 20 ribu Rupiah.
b. Perusahaan dapat beroperasi dengan menguntungkan pada tingkat produksi di mana hasil
penjualan total melebihi biaya total. Dalam kasus ini, tingkat produksi terbaik adalah 9, di
mana hasil penjualan total adalah 80 ribu Rupiah dan biaya total adalah 150 ribu Rupiah. Pada
tingkat produksi ini, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar hasil penjualan total
dikurangi biaya total, yaitu 80 ribu Rupiah - 150 ribu Rupiah = -70 ribu Rupiah (merupakan
kerugian).
c. Untuk menggambarkan keadaan keseimbangan perusahaan secara grafik, kita perlu membuat
grafik kurva hasil penjualan total (total revenue), kurva biaya total (total cost), dan kurva hasil
penjualan marginal (marginal revenue). Berikut adalah grafik yang menggambarkan keadaan
tersebut:
|
TR | ..
| .
| .
| .
| .
|.
---------------|---------------------------------
|
| ..
TC | .
| .
| .
| .
| .
|.
Pada grafik di atas, sumbu horizontal menggambarkan tingkat produksi, sedangkan sumbu
vertikal menggambarkan nilai hasil penjualan total (TR) dan biaya total (TC). Kurva hasil
penjualan total (TR) menunjukkan pertumbuhan yang cenderung melambat seiring peningkatan
tingkat produksi. Kurva biaya total (TC) menunjukkan pertumbuhan yang cenderung
meningkat dengan tingkat produksi.
Titik keseimbangan terjadi di titik di mana kurva hasil penjualan marginal (MR) dan kurva
biaya marginal (MC) saling memotong. Namun, tanpa data biaya marginal yang tepat, tidak
dapat menarik garis MC pada grafik. Namun, titik keseimbangan akan terletak pada titik di
mana MR = MC.

6. Misalkan suatu industri penerbitan buku bersifat kompetitif dan mulai beroperasi
pada keseimbangan jangka panjang.

a) Gambarkan diagram yang menggambarkan perusahaan umumnnya pada


industri itu
b) Hi-Tech Printing Compang menemukan proses baru yang sangat mampu
mengurangi biaya percetakan buku. Apa yang terjadi terhadap keuntungan Hi-
Tech dan harga bukunya dalam jangka pendek apabila hak paten Hi-Tech
mencegah perusahaan lain menggunakan teknologi baru tersebut?
c) Apa yang terjadi dalam jangka panjang jika hak patennya telah habis masa
berlakukannya dan perusahaan lain bebas menggunakan teknologi tersebut?
Jawab :
a. Diagram umum untuk industri penerbitan buku pada keseimbangan jangka panjang
dapat digambarkan sebagai berikut:
P
/\
/ \
/ \
/ \
/ \
/__________\
Q
Pada diagram di atas, sumbu vertikal menggambarkan harga (P) dan sumbu
horizontal menggambarkan jumlah produksi (Q). Kurva permintaan (D) menurun
karena semakin tinggi harga, semakin sedikit konsumen yang bersedia membeli
buku. Kurva penawaran (S) adalah kurva horizontal pada harga pasar yang
menggambarkan bahwa perusahaan dalam industri ini menghadapi persaingan yang
sempurna dan menghasilkan output yang efisien pada biaya minimum dalam jangka
panjang. Titik potong antara kurva permintaan (D) dan kurva penawaran (S)
menentukan harga dan jumlah produksi yang keseimbangan.
b. Jika Hi-Tech Printing Company memiliki hak paten atas proses baru yang
mengurangi biaya percetakan buku dan mencegah perusahaan lain menggunakan
teknologi tersebut, maka dalam jangka pendek Hi-Tech Printing Company akan
mengalami keuntungan yang lebih tinggi. Dengan mengurangi biaya produksi, Hi-
Tech Printing Company dapat menurunkan harga bukunya untuk mengambil pangsa
pasar dari pesaing. Hal ini dapat meningkatkan permintaan terhadap buku Hi-Tech
Printing Company dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
c. Ketika hak paten Hi-Tech Printing Company atas proses baru tersebut telah habis
masa berlakukannya, perusahaan lain akan bebas menggunakan teknologi tersebut.
Dalam jangka panjang, dengan munculnya pesaing yang dapat menggunakan
teknologi serupa, persaingan dalam industri penerbitan buku akan meningkat. Hal
ini dapat mengakibatkan penurunan harga buku secara keseluruhan karena
persaingan yang lebih intensif antara perusahaan-perusahaan. Keuntungan
perusahaan secara keseluruhan dapat menurun karena penurunan harga, tetapi
konsumen dapat memperoleh manfaat dari harga yang lebih rendah dan beragamnya
pilihan buku yang tersedia di pasaran.

7. Buatlah , membuat sebuah contoh hipotetis pasar oligopoli. Mendeskripsikan kenapa


contoh tersebut dikategorikan sebagai pasar duopoli atau pasar oligopoli.
Jawab :
Contoh hipotetis pasar oligopoli:
Misalkan terdapat pasar telekomunikasi di suatu negara dengan hanya dua perusahaan besar
yang menguasai sebagian besar pasar tersebut. Kedua perusahaan ini memiliki pangsa pasar
yang signifikan dan saling bersaing satu sama lain.
Penjelasan mengapa contoh tersebut dikategorikan sebagai pasar duopoli atau pasar oligopoli
adalah sebagai berikut:
1. Terbatasnya jumlah perusahaan: Dalam contoh ini, hanya ada dua perusahaan besar
yang mendominasi pasar telekomunikasi. Terbatasnya jumlah perusahaan ini
menjadikan pasar tersebut sebagai pasar duopoli. Namun, jika ada lebih dari dua
perusahaan yang mendominasi pasar, maka dapat dikategorikan sebagai pasar oligopoli.
2. Interaksi saling bergantung: Kedua perusahaan saling bergantung dalam pengambilan
keputusan mereka. Tindakan yang diambil oleh satu perusahaan akan berdampak pada
keputusan dan kinerja perusahaan lainnya. Perusahaan-perusahaan dalam pasar ini akan
saling memperhatikan dan bereaksi terhadap tindakan pesaing.
3. Kontrol atas harga: Kedua perusahaan dalam pasar ini memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi harga produk dan layanan telekomunikasi mereka. Karena sedikitnya
pesaing, mereka dapat melakukan strategi harga yang saling mempengaruhi untuk
mencapai keuntungan maksimal.
4. Barriers to entry: Pasar oligopoli sering kali memiliki hambatan masuk yang tinggi.
Dalam contoh ini, hambatan masuk untuk perusahaan baru dalam industri
telekomunikasi mungkin termasuk investasi modal yang besar, infrastruktur yang rumit,
regulasi yang ketat, dan kekuatan merek yang sudah mapan dari perusahaan yang ada.
5. Interaksi non-harga: Selain bersaing dalam hal harga, perusahaan-perusahaan dalam
pasar oligopoli juga bersaing dalam hal inovasi, pemasaran, promosi, dan
pengembangan produk. Mereka akan berusaha untuk membedakan diri mereka dari
pesaing melalui elemen non-harga untuk menarik pelanggan.
Dalam pasar oligopoli, sedikitnya jumlah perusahaan dominan menyebabkan interaksi yang
saling bergantung dan mereka memiliki kekuatan untuk mempengaruhi harga dan keputusan
pasar. Pesaing yang terbatas dan hambatan masuk yang tinggi membuat pasar ini berbeda dari
pasar persaingan sempurna atau pasar persaingan monopolistik.

8. Membuat sebuah contoh hipotetis pasar persaingan monopolistik. Mendeskripsikan


kenapa contoh tersebut dikategorikan sebagai pasar persaingan monopolistik.

Jawab :
Contoh hipotetis pasar persaingan monopolistik:
Misalkan terdapat pasar minuman ringan dengan beberapa produsen yang menawarkan produk-
produk yang mirip, tetapi memiliki sedikit perbedaan dalam merek, rasa, atau kemasan. Setiap
produsen memiliki kekuatan untuk mengontrol harga produk mereka sendiri, tetapi tidak
sepenuhnya mengendalikan seluruh pasar.
Penjelasan mengapa contoh tersebut dikategorikan sebagai pasar persaingan monopolistik
adalah sebagai berikut:
1. Banyak produsen: Ada beberapa produsen yang beroperasi di pasar ini. Meskipun tidak
ada satu produsen tunggal yang mendominasi pasar secara keseluruhan, setiap produsen
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga produk mereka sendiri.
2. Produk yang mirip tetapi berbeda: Meskipun produk-produk yang ditawarkan memiliki
karakteristik yang mirip, seperti minuman ringan, ada perbedaan kecil dalam merek,
rasa, atau kemasan antara produk-produk tersebut. Perbedaan ini dapat menjadi faktor
penting bagi konsumen dalam membuat keputusan pembelian.
3. Diferensiasi produk: Produsen dalam pasar ini berusaha untuk membedakan produk
mereka dari produk pesaing dengan menekankan atribut khusus, branding, atau
pengemasan yang unik. Diferensiasi ini membantu mereka menciptakan permintaan
yang relatif elastis untuk produk mereka.
4. Kontrol harga terbatas: Meskipun produsen dalam pasar ini memiliki kekuatan untuk
mengontrol harga produk mereka sendiri, mereka harus mempertimbangkan reaksi
pesaing dan preferensi konsumen. Jika produsen menaikkan harga terlalu tinggi,
konsumen mungkin beralih ke produk pesaing dengan karakteristik serupa. Sebaliknya,
jika produsen menurunkan harga, mereka dapat mengalami penurunan keuntungan.
5. Non-price competition: Di pasar persaingan monopolistik, produsen juga berkompetisi
dalam hal promosi, iklan, branding, dan inovasi produk. Mereka mencoba menarik
konsumen dengan mengedepankan elemen non-harga untuk membedakan produk
mereka dari pesaing.
Dalam pasar persaingan monopolistik, produsen memiliki beberapa kontrol atas harga dan
berupaya membedakan produk mereka untuk menarik konsumen. Namun, persaingan dari
produsen lain tetap ada, meskipun tidak seketat dalam pasar persaingan sempurna.

9. Jika TC jangka pendek dari suatu perusahaan untuk berbagai tingkat output adalah
sebesar nilai-nilai dalam tabel dan P = $ 8 maka keuntungan maksimal perusahaan?

Q 0 1 2 3 4 5 6 6,5 7 8
TC 8 20 23 24 25,40 28 32 35,10 40 64

Jawab :
Untuk menghitung keuntungan maksimal perusahaan, kita perlu menggunakan persamaan
keuntungan (π) yang didefinisikan sebagai selisih antara hasil penjualan total (TR) dan biaya
total (TC).
Dalam kasus ini, kita diberikan data biaya total (TC) untuk berbagai tingkat output dan harga
per unit (P) sebesar $8. Kita dapat menggunakan persamaan berikut untuk menghitung
keuntungan (π) untuk setiap tingkat output:
π = TR - TC
Namun, kita tidak memiliki data hasil penjualan total (TR) dalam tabel yang diberikan. Oleh
karena itu, kita perlu menghitung hasil penjualan total terlebih dahulu dengan menggunakan
harga per unit (P) dan tingkat output (Q). Dalam kasus ini, tingkat output (Q) diberikan dalam
tabel.
Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung keuntungan maksimal perusahaan:
1. Hitung hasil penjualan total (TR) dengan menggunakan persamaan TR = P * Q. Dalam
kasus ini, P = $8 dan Q adalah tingkat output yang diberikan dalam tabel.

Q TR = P * Q

0 $0

1 $8

2 $16

3 $24

4 $32

5 $40

6 $48
6.5 $52

7 $56

8 $64

2. Gunakan data hasil penjualan total (TR) dan data biaya total (TC) dari tabel untuk
menghitung keuntungan (π) dengan menggunakan persamaan π = TR - TC.
Q TC TR π = TR - TC
0 $8 $0 -$8
1 $20 $8 -$12
2 $23 $16 -$7
3 $24 $24 $0
4 $25.40 $32 $6.60
5 $28 $40 $12
6 $32 $48 $16
6.5 $35.10 $52 $16.90
7 $40 $56 $16
8 $64 $64 $0

3. Temukan tingkat output di mana keuntungan (π) mencapai maksimum. Dalam tabel
ini, keuntungan (π) mencapai nilai tertinggi sebesar $16.90 pada tingkat output 6.5.

Jadi, keuntungan maksimal perusahaan adalah $16.90 pada tingkat output 6.5.

Anda mungkin juga menyukai