Anda di halaman 1dari 24
DAFTAR ISL LAMAN JUDUL, \LAMAN PERSETUJUAN ALAMAN PENGESAHAN ann ALAMAN PERNYATAAN ORSINILITAS.. ALAMAN PUBLIKAS on )AFTAR RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR sere DAFTARISI... DAFTAR TABE DARTAR BAGAN DAFTAR LAMPIRAN. BABI PENDAHULUAN ssn ‘A Latar Belokang B,Rumysan Masalah . Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitan. E, Ruang Lingkup Peneltian.. F, Keaslian Penelitian BABILTINSAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Kecemasan, |. Definisi Keeemasan 2. Faktor Penyebab Kecemasan, 10 3.Tanda dan Gejala Kecemasan, 2 4, Patofisiologi Kecemasan. B 5. Tingkat Keoemasan os 4 6. Respon Kecemasan.n 15 7. Penatalaksanaan Kecemasan 6 B. Relaksasi Benson... teal) 1 Definisi Definisi Relaksasi BensoM....ous.vnssnnonn 16 2 Patofisiologi Terapi Benson Dapat Menurunkan Kecemasa...0..018 21 CC. Kerangka Teori BAB IILKERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. ‘A. Kerangka Konsep... B. Definisi Operasional... C.Hipotesis Penelitian BAB IV. METODE PENELITIA! A. Desain Penelitiam...n.n0snn 24 B. Populasi dan Sampel Penelitian seas 1. Populasi Penelitian 25 2. Sampel Penelitian z 25 CC. Tempat dan Waktu Penelitian 0.0m ae) D. Teknik Pengumpulan Data... 26 E, Pengolahan dan Analisa Data. 27 F.__Instrumen Pengumpulan Data...u.sesnnmnonnunnoen 28 A. Analisa Data, 28 B, Etika Penelitiat......snoneunn arena) C. Tahap Pelaksanaan Penelitian 32 BAB V. HASIL PENELITIAN.. ‘A. Gambaran Umum RS Muhammadiyah Palembang. is B. Hasil Penelitian . 39 a Analisa Univariat b. Analisa Bivariat :AB VI. PEMBAHASAN .. ‘A. Pembahasan Hasil Penelitian 45 1. Analisa Univatiat 0.000 o eos 2. Analisa Bivariat 7 48 B. Keterbatasan Penelitian....... 3 30 BAB VII. KESIMPULAN DAN SARA... A. Kesimpulan., B, SoMa... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vai ———_—_—_—— BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang, Beban perawatan yang ditanggung keluarga pada anggota keluarga yang, mempunyai penyakit kritis dapat berdampak pada kecemasan dan ‘menimbulkan stress untuk keluarga pasien. Anggota keluarga pasien sakit kritis, mengalami tingkat kecemasan tinggi situasional dan stress ketika orang-orang, tereinta yang dirawat di ICU (Sugimin, 2017). Beberapa faktor yang berhubungan stress dan kecemasan situasional muncul dari Kkekawatiran tentang penderitaan dan kematian pasien, prosedur, komplikasi dan peralatan yang digunakan dalam perawatan pasien (Smith & Custard, 2014), Manusia sebagai Klien yang merupakan makhluk bio-psiko-sosio dan spiritual merupakan kesatuan dari aspek jasmani dan rohani yang memiliki sifat_unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing (Sahar, 2016). Apa bila anggota keluarga pasien ICU baru pertama menghadapi kondisi tersebut, maka akan merasa cemas, sehingga tim perawatan Kesehatan melakukan pedampingan agar Kebutuhan informasi pasien anggota keluarga dapat terpenuhi (Smith & Custard,2014). Keadaan penyakit kritis menghadapkan Keluarga pasien dari tekanan psikologis. Gejala tekanan psikologis mempengaruhi lebih dari setengah dari anggota keluarga terkena penyakit kritis pasien, Proporsi anggota keluarga mengalami tekanan psikologis yang berat dari penyakit kritis akan terus ‘meningkat, sejalan dengan meningkatnya angka pasien yang dirawat di ruang ICU untuk penggunaan alat bantu nafas yang berkepanjangan (Ronald & Sara, 2013). Anggota keluarga pasien sakit kritis cenderung mengalami Kkehilangan kenyamanan tidur, kualitas tidur buruk, dan peningkatan kecemasan, berbagai macam —penyebabnya.Prosedur medis dan ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan Anggota keluarga pasien menghilangkan kontrol personal (Muhlisin, 2012), ‘Anggota keluarga pasien akan menjalani pengalaman berbeda, schingga ‘menderita gangguan emosional selama menunggu di ICU.Sehingga selama ‘menunggu anggota keluarga mengalami tekanan psikologis untuk waktu yang, lama, biasanya anggota keluarga pasien menderita gejala kecemasan, depresi dan stress (Fumis, Ranzani, Martins, & Schettino, 2015). Kecemasan terjadi sebagai proses respon emosional ketika anggota kKeluarga pasien merasakan stress, kemudian akan diikuti oleh beberapa tanda dan gejala seperti ketegangan, ketakutan, Kecemasan dan kewaspadsan ‘Townsend, 2014 (dalam Pratiwi & Dewi, 2016). Kecemasan dapat menjadi sumber masalah klinis jika sudah sampai tingkat ketegangan yang sedemikian rupa schingga mempengaruhi kemampuan berfungsinya seseorang dalam kehidupan sehari-hari, Karena orang tersebut Jatuh kedalam kondisi maladaptif yang dicirikan reaksi fisik dan psikologis ‘ekstrem. Pengalaman yang menegangkan, irasional dan tidak dapat diatasi ini merupakan dasar gangguan kecemasan. Sekitar 28% orang Amerika Serikat sepanjang hidupnya mengalami kecemasan (Halgin & Whitbourne, 2010). Mengatasi masalah psikologis merupakan bagian integral dari pendekatan perawatan krtis yang komprehensif, anggota Keluarga memainkan peran penting dalam mempromosikan kesejahteraan psikologis dari kondisi pasien kritis. Kehadiran dan kepedulian keluarga, interaksi yang bermakna dan kolaborasi dengan tim perawatan dapat membantu anggota keluarga pasien (Dalimartha, 2008). Oleh karena itu perawat memiliki tanggung jawab penting untuk mengatasi kebutuhan dan kepribatinan anggota keluarga selama di ICU (Bailey, Sabbagh, Loiselle, Boileau, & McVey, 2014), Salah satu upaya untuk mengatasi kecemasan adalah dengan metode relaksasi. Salah satu teknik dapat menenangkan diri adalah relaksasi Benson yaitu suatu prosedur untuk membantu individu bethadapan pada situasi yang penuh stress dan usaha untuk menghilangkan kecemasan (Dalimartha 2008). Relaksasi ada beberapa_macam (Halgin & Whitbourne, 2010) mengemukakan ada 4 macan relaksasi yaitu relaksasi otot, relaksasi pernafasan, relaksasi meditasi, dan relaksasi prilaku, Kelebihan latihan tehnik relaksasi Benson dari pada latihan yang lain adalah latihan relaksasi lebih mudah dilakukan bahkan dalam kondisi apapun serta tidak memiliki efek samping apapun (Handoyo, 2002). Teknik relaksasi inj dapat dilakukan 10 sampai 20 menit sebanyak dua kali sehari (Setyowati, 2004), Bahwa relaksasi benson memberikan ketenangan dan menyembuhkan berbagai penyakit (Sholeh, 2006). Sejalan dengan temuan penelitian sagala (2018) adanya pengaruh tekhnik relaksasi benson sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada pasien dan anggota keluarga pasien. Relaksasi Benson sebagai salah satu teknik yang telah terbukti dapat mereduksi kecemasan pada berbagai subjek juga telah terbukti efektif ‘mengurangi kecemasan, menyatakan bahwa Kesehatan manusia seutuhnya ditunjukkan oleh empat hal, yaitu sehat secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual,menyatakan bahwa elemen spiritual dalam diri_manusia, ‘mengintegrasikan dan mempersatukan clemen kebutuhan fisik, emosi, dan intelektual di dalam tubuh manusia dalam pertumbuhan dan perkembangannya (Hawari, 2016) Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang terdapat 13 pasien di ruang ICU, dimana anggota keluarga pasien ICU berjumlah 20 orang.Lima orang dari 20 keluarga pasien mengatakan takut dan sering merasa cemas dengan keadaan keluarganya yang dirawat diruang ICU Muhammadiyah Palembang, Berdasarkan hasil Pre-test yang dilakukan, menggunakan kuesioner kecemasan diperolch tingkat kecemasan dari 20 anggota keluarga yaitu, tingkat kecemasan berat berjumlah 15 orang, tingkat kecemasan sedang berjumlah 5 orang. Sehingga dalam kejadian kecemasan diruang ICU masih tergolong tinggi, dan dapat menghambat proses perawatan pasien ICU, Tujuan diharapakan diterapkan Relaksasi benson terhadap tingkat kkecemasan pada keluarga pasien untuk di ruang ICU dapat diminimalkan ‘menjadi ringan, atau lebih tenang, agar tidak mengganggu proses perawatan pasien di rungan ICU, Dari pembahasan diatas, peneliti mengambil alasan untuk mengadakan penclitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019 karena diruang ICU tingkat kecemasan keluarga pasien yang ada di ruang ICU ‘memiliki tingkat kecemasan yang cukup tinggi. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Kecemasan Keluarga Pasien yang dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang dapat diambil sebagai ddasar untuk penelitian ini yaitu, apakah ada Pengaruh Relaksasi Benson ‘Terhadap Kecemasan Keluarga Pasien yang dirawat di Ruang ICU Rumah ‘Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ‘Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Kecemasan Keluarga Pasien yang dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019 2. Tujuan Khusus 4 Diketahui kecemasan keluarga pasien sebelum dilakukan Relaksasi Benson di Ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019. b. Diketahui Kecemasan keluarga pasien sctelah dilakukan Relaksasi Benson di Ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019, ©. Diketahui apakah ada Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Kecemasan Keluarga Pasien yang dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit ‘Muhammadiyah Palembang Tahun 2019. D. Manfaat Penelitian 1, Manfaat Teoritis ‘Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi sejawat perawat dan menambah kajian ilmu keperawatan khususnya keperawatan paliatif untuk mengetahui Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Kecemasan Keluarga Pasien yang dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan keilmuan bidang keperawatan khususnya menambah pengetahuan dan wawasan bagi peserta didik atau para mahasiswa tentang Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Kecemasan Keluarga Pasien yang dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019. b. Bagi Tempat Penelitian ‘Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Rumah Sakit agar dapat meningkatkan mutu Rumah Sakit sehingea menurunkan angka kejadian kematian di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang ‘Tahun 2019. ¢. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat mengetahui Pengaruh Relaksasi Benson Tethadap Kecemasan Keluarga Pasien yang dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019 dan dapat menambahkan variabel yang akan di teliti. E. Ruang Lingkup Ruang Lingkup penelitian ini termasuk dalam lingkup keperawatan kritis dan dilakukan di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang. Penelitian ini berfokuskan untuk menguji Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Kecemasan Keluarga Pasien yang dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019, Metode Penelitian ini adalah kuantitaf, dengan desain pre eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pre test and post test ‘Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17-24 Mei 2019 dan tanggal 29 Mei- 05 Juni 2019 tethadap 20 keluarga inti pasien di ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan menggunakan uji paired vest. F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitinn No Judu/Penutis) Tahun Metodelogi Persamaan Perbedaan Penganh denis —_peneliian Hal ini -Variabel Tek yang i gunskan memunjokkan ada + Tek Trap beson Releksai pada penelitian ini pengarh Tekh " sampling Benson adalah Quasi relaksasi—benson * SMBKBESEE popes Tethedap Eisperimental —Tethadap Tingkat ~ Destin peneitan Tingkat_ Stes Design dengan Sues Pads Lancia TOSS ay Pada Lamia Di ranangan one yang Merja) eettonal_~ Anais data Ruang Rawat group Rawat Inap di - Penltian * Je Tmmp _RSE pictenpostent, Rumah Sait chaperinen Peel Bhayanglara——Jumiah popula Umum sem fount Tebing-Tingsi pasen lansia bulan Bhayangkara ssi ticantTweeeeeric - Ten sebenyak 43. Tabun 2017 Deddy —S_orangTekaik Sagala penganbilan Thun: 2018 Same ‘menggunakan tekoik non probebity sampling, Hasi Depression Anxiety Sie Scale 2 Kecemasan __penelitan adalah Menunjukkan ——- Varibel Keluarga Pasion desrptif anaisis responden yang Katyggy ~ Tek Di Ruang. dengan pendckatan berumur 17-25 pen ay sampling Intensive Care cross sectional, tahun sebanyak 11 OU. = opus Unit Ramah tebik sampel yang 067%), jenis pencitan Sakit Unum digunakan adalah Kelamin perempuan eae Psat Doker foo sampling 16 S38) ~ is = Socra Sampel_— dalam bependiikan pereitian —— Jenis Tionegor —penliianiniaddah SMA TT (967%), pete xKinen Tetare in pain ble vieswaaa ~ Elaperinen SSM yang sesuai kiteria 12 (40,0%) Respon #7! ais A ¥en yitu keluarga inti adaptif fsiologis en Sugimin Pasion, beruia sebanyak 11 % Tahun: 2017 datas T7 hun dan (96,796), respon alam Keadaan sehat.—— Jumlah ‘sume sebanyak 30 ‘menggunekan Zung Self Rating Anxiety Seale rmaladapit| fisilogis sebanyak 19 (63,3%), respon adapt psikologis sebanyak 16 (53,39), respon ‘maladaptif| psikologis sebanyak (46,79), Harspan dan Pencliian studi He temuan ~ Vaibel Kecemasan menggunakan pet at inghungsn—Kelraga Teknik ‘Anggota Peneltian kualitatit, perawatan kris pasien dan S™pling Keluarga Respondea 44. dapat iu = Lokasi Individual orang anggota—keharga _mempengaruhi peneliian dowasa yang. pesien yang skit anggota keuarga = Populas sskitkrtis lets berpardspasi dan mememuhi peneian penitl dalam penelitan ini kebutuhan > ied Dengan a Janet Tray, Sue smenavarkan Fowler, dan dorongan = es ‘Karen Magarelli ‘keperawatan dan peel : berupa Tahun 1999 menggabungkan santa seotuhan, kehadirn, dan mmendengarkan secant keluarga dapat smerasa penuh harapan Pengalaman ——_Penelit Peneltian ini - Varabel —- Teknik anggota rmenggunakan studi sependapat densa Anguoug sampling Keluarga pasion metode campuran, Auerbach dan ehargn —~ Lokasi rmenunggu di ico menggurakan—rekan, 8 yang pasien pevelitian Std Kuali penelitan smenemukan bahwa ~Ruang ica = Populasi Fat Ramat dant i cen unit, untuk membutuban - Sshatino Smith menjawa informasi —tente 4 = njawab tang square ddan Claudia Pertanyaan kondisi pasien dan ieraksi keluarga-dokter a ait perawatan imensif| Penulis lie Azoulay, Charles L. dan Sprung ‘Tahun; 2004 Penelitian —setudi ‘menggunakan penelitian kual Responden a 25 sanggotaKeluarga pesien yang. sakit kris berpartsipasi dalam penel 14 peneliian agora perlatan yang eluarga individual digunakan dalam yang diberikanperawatan _pasien, informed consent kepuasan anggota sesuai dengan keluarge dengan persetujua Perawatan —pasien iberikan di ICU pat diingkatkan dengan bahan ajar hanya menyediakan disesusikan tentang peralatan dan perawatan unum yang disediaken di Ieu kardiovaskular, seperti yang disarankan dalam penelitian sebelumnya, Heasil — penelitian Komunikasi dengan anggota keluarga pasion skits harus Mutan ley dievaluasi dan Aliperbaki—_jika pci. Upaye unt rmemenuhi ‘ebutuhan Keluarga Iharas disesusikan dengan keinginan keluargs (Gehagaisuming baa pasien tidak kompeten), terutama mengensi tingkat yang inginkan ctonomi, kondisi rmedis pasien, dan sesial = Variabel keluargs pasien dan Teknik sampling Lokasi penelitian Populesi penelitian ui oh BABIL PEMBAHASAN Kecemasan (ansietas) adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability’RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mangalami Keretakan kepribadian), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2013), Kecemasan sudah diangeap sebagai bagian dari kehidupan sehari- hari, Kecemasan adalah suatu perassan yang sifatnya umum, dimana sescorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak Jelas asal maupun 11 wujudnya (Wiramihardja, 2005). Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak posti dan tidak berdaya dengan keadaan emosi yang tidak memiliki objek (Stuart, 2012). Kecemasan dapat ditimbulkan oleh bahaya dari lar, mungkin juga oleh bahaya dari dalam iri seseorang, dan pada umumnya ancaman itu samar samar. Bahaya dari dalam, timbul bila ada sesuatu hal yang tidak dapat diterimanya, pikiran, Perasaan keinginan dan dorongan, Rasa takut yang ditimbulkan alch adanya ancaman, sehingga orang akan menghindar diri dan sebagainya. setiap orang mengalami dalam derajat tertentu. Kecemasan yang ringan dapat dapat berguna yakni dalam memberikan rangsangan terhadap seseorang, Rangsangan untuk mengatasi kecemasan dan membuang _sumber kecemasan. Kecemasan yang menyebabkan seseorang putus asa dan tidak berdaya sehingga mempengaruhi seluruh kepribadianya adalah kecemasan negatif (Stuart 2012) Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena Ketidaknyamanan atau rasa takut yang diikuti suatu respon (penyebab yang tidak spesifik atau tidak diketahui), Perasaan takut dan tidak Menentu sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang 10 bahaya akan datang dan memperkuat individu mengambil tindakan ‘menghadapi ancaman, (Yusuf, dkk., 2015) Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang, ssamar disertai dengan respon otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan olch antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang ‘memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu ‘untuk bertindak menghadapi ancaman. (NANDA, 2018) Kecemasan menimbulkan respon kognitf, psikomotor dan fisiologis, ddan untuk mengurangi perasaan tidak nyaman seseorang akan menggunakan ‘mekanisme pertahanan diri yaitu dengan adaptasi, seperti melakukan relaksasi tubuh mulai dari jari kaki, kepala, berafas dalam pelan dan ‘eratur, memfokuskan perhatian terhadap pemandangan indah dan sebagainya. Respon maladaptif terhadap kecemasan dapat mengakibatkan sakit kepala, sindrom nyeri dan gangguan imun (Baradero, Dayrit, & Maratning, 2016). Salah satu faktor yang dapat menyebabkan keluarga pasien ICU ‘mengalami cemas berat adalah Karena unit perawatan intensif menjadi tempat yang menantang bai satu dari anggota keluarga mengalami peningkatan resiko untuk kematian, sakit kritis akut, pasien terbius, beberapa tindakan yang komplek, meninggalkan pasien serta tidak dapat berpartisipasi dalam perawatan. anggota keluarga pasien, terutama jika salah Akibatnya banyak anggota keluarga mengalami gejala fisiologis dan psikologis selama pasien mendapat perawatan ICU (Puntillo, McAdam, Fontaine, & White, 2012) 2. Faktor Penyebab Kecemasan Menurut Asmadi (2009) berbagai faktor penyebab yang dijelaskan ke dalam beberapa teori mengenai kecemasan, teoritersebut diantara lain a a. Teori Psikoanalitik Kecemasan merupakan konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian (id seseorang dan superego). Id perwakilan dari ddorongan insting dan iimpuls primitif sedangkan superego mencerminkan hhatinuranisescorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi menjadi penengah dari tuntutan dari dua elemen dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya, (Stuart dan Sundeen, 1998 : 177 dalam Rahmatiah, 2013) b. Teori Interpersonal Kecemasan timbul akibat ketidakmampuan untuk berhubungan interpersonal dan sebagai akibat penolakan, Kecemasan bisa dirasakan bila individu 13 mempunyai kepekaan lingkungan. Kecemasan pertama kali ditentukan olch hubungan ibu dan anak pada awal kehidupannya, bayi berespon seolah-olah ia dan ibunya adalah satu unit, Dengan bertambahnya usia, anak melihat ketidaknyamanan yang timbul akibat tindakannya sendiri dan diyakini bahwa ibunya setuju atau tidak setuju dengan perilaku itu tandanya trauma seperti perpisahan dengan orang berartiKehilangan dapat menyebabkan kecemasan pada individu. Kecemasan timbul pada masa berikutnya muneul saat individu mempersepsikan bahwa ia akan kehilangan orang yang dicintainya Harga diri seseorang merupakan faktor penting yang berhubungan dengan kecemasan, Orang yang mempunyai predisposisi: mengalami kecemasan adalah orang yang mudah terancam, mempunyai opini negative terhadap dirinya atau meragukan kemampuannya. ¢. Teori Perilaku ‘Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil frustasi akibat berbagai hal yang mempengaruhi individu dalm meneapai tujuan yang diinginkan misalnya memperoleh pekerjean, berkeluarga, kesuksesan dalam sekolah, Perilaku merupakan hasil belajar dari pengalaman yang pernah dialami. Kecemasan dapat juga muncul melalui konflik antara dua pilihan yang saling berlawanan dan individu harus memilih salah satu. Konflik menimbulkan kecemasan dan kecemasan ‘akan meningkatkan persepsi terhadap konflik dengan timbulnya perasaan ketidakberdayaan. 4. Teori Keluarga Studi pada Keluarga dan epidemiologi memperlihatkan bahwa kkecemasan selalu ada pada tiap-tiap keluarga dalam berbagai bentuk dan sifatnya heterogen, €. Teori Biologik 14 Otak memiliki reseptor khusus terhadap benzodisepin, reseptot tersebut berfungsi untuk membantu regulasi kecemasan. Sinaps berikatan dengan reseptor pada membrane post-sinaps akan membuka saluran/ ppintu reseptor schingga terjadi perpindahan ion.. Teori ini menjelaskan bbahwa individu yang sering mengalami kecemasan mempunyai masalzh dengan proses neurotransmitter ini. Mekanisme koping juga dapat terganggu arena pengaruh toksik, defisiensi nutrisi, menurunnya suplai darah, perubahan hormone dan sebab fisik lainnya, Kelelahan dapat ‘meningkatkan iritablitas dan persaan cemas. Menurut Hawari (2004) dalam Rahmatiah (2014), tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh sescorang bervariasi, tergantung dari beratnya atau tingkatan yang dirasakan individu tersebut. Hawari (2006) dalam Annisa (2016), mengemukakan gejala kecemasan diantaranya : a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu, dan bimbang, b._Memandang masa depan dengan rasa was-was (Khawatir), ¢. Kurang percaya diri, gugup, apabila tampil di muka umum (demam panggung), Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain, Tidak mudah mengalah, suka ngotot, Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah, 3 fring -mengeluh ini dan itu (keluhan-keluban somatik), khawatir berlebihan terhadap penyaki, fh. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan_masalah_ yang keeil(dramatisasi, i, Dalam mengambil, keputusan sering dilipati rasa bimbang dan rag J. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkalw diulang- lang, Kk. Kalau sedang emosi sering kali bertindak his Kecemasan juga memiliki Karakteristik berupa munculnya perasaan tidak jelas dan_ tidak takut dan Kehati-hatian atau kewaspadaan menyenangkan, Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada sing orang, Kaplan dan Sadock (2007) menyebutkan bahwva takut anda akan adanya masin dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebo suatu bahaya, Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau rhyala, berasal dati lingkungan, dan tidak menimbulkan Konflik bagi individu Patofisiologi Kecemasan nerima suatu persepsi ancaman, Persepsi ini im syaraf pusat timbul akibatadanya rangsangan dari tuar dan dalam yang berupa pengalaman masa lalu dan faktor genetik, Kemudian rangsangan dipersepsi oleh panca indra, diteruskan dan ditespon oleh sistem syaraf pusat reticular ‘melibatkan jalur cortex cerebri ~ limbic syster ctivating system hypothalamus yang memberikan impuls kepada kelenjar hipofise untuk mensekresi mediator hormonal terhadap target organ yaitu ketenjar adrenal yang kemudian memicu syaraf otonom melalui mediator hormonal yang lain (Suliswati, 2005). 4 Pola hidup = == Sistem syaraf pusat (Kortek serebri ~ Hipotalamus ~ sistem limbic ~ SAR) Hipofisis Fakior penyebab z Kelenjar Adrenalin 1. Letih fisik 2. Despresi Sistem syaraf otonom simpatis & Parasimpatis Sindrom Kecemasan Bagan 2.1 Patofisologi Sindrom Kecemasan Muslim 1991 S. Tingkat Kecemasan Peplau (1963) menggambarkan empat tingkatan dari kecemasan, yaitu kecemasan ringan, sedang, berat, dan panik memurut (Suliswati, et.al, 2005; Videbeck, 2008; Townsend, 2012): a. Kecemasan ringan : Berhubungan dengan stres dalam merespon kegiatan hidup schari-hari dan masih jarang terdapat masalah yan b. serius, Dalam kondisi ini dapat meningkatkan motivasi untuk belajar, cekerja keras, dan memecahkan masalah secara efektif. Kecomasan sedang : seseorang kurang mempedulikan kejadian yang terjadi di lingkungan sekitarya dan konsentrasi berkurang sehingga masih membutuhkan —bimbingawarahan orang Iain dalam menyelesaikan sebuah masalah, Meningkatnya ketegangan otot dan Kurangnya istirahat merupakan bukti individu tersebut_ mengalami kecemasan sedang. Kecemasan berat : memiliki sudut pandang yang kurang baik dan berkurangnya pusat konsentrasi. Perhatian terbatas dan susah untuk ‘menyelesaikan sesuatu bahkan pekerjaan yang mudah sekali pun, oe 15 Gejala kejiwaan (seperti sakit kepala, detak jantung meningkat, susah tidur) dan gejala emosi (seperti gelisah, kebingungan, rasa takut) merupakan sebuah bukti kecemasan berat. Schingga, individu ‘membutuhkan banyak arahan dari orang lain untuk berfokus. ©. Tingkat Sangat berat Tingkat paling atas ini berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinei terpecah dari proporsinya, Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang ‘mengalami panik tidak mampu melalukan sesuatu walaupun dengan arahan, Panik meneakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan Peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan Kehilangan pemikiran yang rasional, Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian 6. Respon Kecemasan Respon terhadap kecemasan terdiri dari respon fisiologis, perilaku, ognitif dan afektif (Stuart, 2007), a, Respon Fisiologis Terhadap Kecemasan 1) Kardiovaskular palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin pingsan, tekanan darah menurun, denyut nadi menurun. 2) Respirasi nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada, nafas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, seperti tercekik, terengah-engah, 3) Neuromuskular refleks meningkat, mudah terkejut, — mata berkedipkedip, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, tungkai lemah, gerakan yang janggal. 4) Gastrointestinal kehilangan nafsu makan, menolak makan, mual, nyeri ulu hati, diare, 5) Saluran perkemihan tidak dapat menahan kencing, sering berkemih, 6) Kulit wajah kemerahan, berkeringat pada telapak tangan, gatal, wajah pucat, diaphoresis, 16 b. Respon Perilaku, Kognitifidan Afektif Terhadap Kecemasan 1) Perilaku gelisah, ketegangan fisik, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mengalami cidera, menarik diri dari hubungan interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah, ‘menghindar, hiperventilasi, sangat waspada. 2) Kognitif perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam ‘memberikan penilaian, preokupasi, hambatan berpikir, lapang persepsi ‘menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri, Kehilangan objektivitas, takut Kehilangan kendali, takut pada gambaran visual, takut cidera atau kematian, mimpi buruk. 3) Afektif’ mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, ketakutan, waspada, kekhawatiran, mati rasa, dan malu. 7. Penatalaksanaan Kecemasan Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan pada pasien hemodialisis salah satunya ialah terapi relaksasi benson Relaksasi benson sebagai cara mudah dan murah untuk mengendalikan kecemasan, menjadi gairah hidup, dan dapat mengendalikan emosi serta ‘menunda kemarahan sebelum memutuskan tindakan yang sesuai (Smelizer & Bare, 2010; Hayat, 2014) ‘Terapi relaksasi benson ini, memungkinkan mengembalikan semangat hhidup dan dan perasaan menjadi lebih tenang Saat merasa cemas, pernapasan menjadi tidak teratur, lebih pendek, dan tersengalsengal yang mengakibatkan pikiran dan perasaan pun ikut terganggu. B. Relaksasi Benson 1. Definisi Relaksasi Benson Pengertian Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat_membuat pikiran dan tubuh menjadi rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan melepaskan ketegangan otot di setiap tubuh, Melakukan relaksasi seperti ini dapat menurunkan rasa lelah yang berlebihan dan ‘menurunkan stress, serta berbagai gejala yang berhubungan dengan ” ecemasan, seperti sakit kepala, migren, insomnia, dan depresi (Potter & Perry, 2005). Individu dapat mengubah persepsi kognitif’ dan motivasi-afektit dengan melakukan relaksasi, Relaksasi merupakan upaya membebaskan pikiran dan tubuh dari ketegangan melalui latihan dan upaya sadar. Teknik relaksasi memberikan kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman, stres fisik, dan emosi. Individu yang menggunakan teknik relaksasi dengan bbenar akan mengalami beberapa perubahan fisiologis dan perilaku ( Potter & Perry 2005). ‘Tekhnik relaksasi berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, cemas, kurangnya kebutuhan tidur dan stress serta emosi yang itunjukkan, Dengan relaksasi memelihara reaksi tubuh terhadap respon Aight or flight, penurunan respiras, nadi, dan jumlah metabolik, tekanan ddarah dan energi yang digunakan, Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien yang dapat ‘meneiptakan suatu lingkungan intemal sehingga dapat membantu pasien meneapai Kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi ( Benson & Proctor,2006) Relaksasi Benson Menurut (Benson, dalam purwanto, 2006) relaksasi adalah suatu prosedur untuk membantu individu berhadapan pada situasi yang penuh stress. ‘Adapun efek relaksasi Benson Menurut Benson, (dalam purwanto, 2006) yaitu: a. menurunkan nadi, tekanan darah, dan pernafasan, b, penurunan konsumsi oksigen; , penurunan ketegangan otot; 4, penurunan kecepatan metabolisme; ce. peningkatan kesadaran; f. Kurang perhatian terhadap stimulus lingkungan; tidak ada perubahan posisi yang volunter, b, perasaan damai dan sejahtera; 7 kecemasan, seperti sakit kepala, migren, insomnia, dan depresi (Potter & Perry, 2005). Individu dapat mengubah persepsi Kognitif dan motivasi-afektif dengan melakukan relaksasi, Relaksasi merupakan upaya membebaskan pikiran dan tubuh dari ketegangan melalui latihan dan upaya sadar, Teknik relaksasi memberikan kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman, stres fisik, dan emosi. Individu yang menggunakan teknik relaksasi dengan bbenar akan mengalami beberapa perubahan fisiologis dan perilaku ( Potter & Perry 2005). Tekhnik relaksasi berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, ‘cemas, kurangnya kebutuhan tidur dan stress sorta emosi_ yang ditunjukkan, Dengan relaksasi memelihara reaksi tubuh terhadap respon flight or flight, penurunan respirasi, nadi, dan jumlah metabolik, tekanan darah dan energi yang digunakan Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi dengan melibatkan faktor Keyakinan pasien yang dapat ‘menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien ‘mencapai Kesehatan dan Kesejahteraan lebih tinggi ( Benson & Proctor,2006) Relaksasi Benson Menurut (Benson, dalam purwanto, 2006) relaksasi adalah suatu prosedur untuk membantu individu berhadapan pada situasi yang penuh stress. ‘Adapun efek relaksasi Benson Menurut Benson, (dalam purwanto, 2006) yaitu ‘menurunkan nadi, tekanan darah, dan pernafasan, penurunan konsumsi oksigen; penurunan ketegangan otot; ppenurunan kecepatan metabolisme; peningkatan kesadaran; kurang perhatian terhadap stimulus lingkungan; tidak ada perubahan posisi yang volunter; perasaan damai dan sejahtera; | a eae i, periode kewaspadaan yang santai, terjaga Kelebihan latihan tehknik relaksasi benson dari pada latihan yang Jain adalah latihan relaksasi lebih muda ditakukan bahikan dalam kondisi fapapunserta tidak memiliki efek samping apapun. Disamping itu Kelebihan dari tehnik relaksasi lebih mudah dilaksanakan oleh pasien, dapat menekan biaya pengobatan, dan 22 dapet digunakan untuk ‘mencegah terjadinya stres. Sedangkan kita taku pemberian obat-obatan kimia dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan efek samping yang dapat membahayakan pemakainya seperti gangguan pada ginjal (Yosep, 2007), Patofi logi Terapi Benson Dapat Menurunkan Kecemasan roses pemafusan yang tepat merupakan penawar stress dan kecemasan.Proses pemafasan merupakan proses masuknya 02 melalui saluran pernafasan kemudian masuk ke paru-paru tepatnya di bronkus dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh vena dan nadi untuk memenuhi kebutuhan akan O2.Apabila 2 dalam otak tercukupi maka ‘manusia dalam kondisi seimbang. Kondisi ini akan menimbulkan keadsan rileks secara umum pada manusiaPerasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin oleh Releasing Factor (CRF), Merangsang kelenjar dibawah otak untuk meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin (POMC) schingga produksi enkephalin oleh ‘medula adrenal meningkatKelenjar dibawah otak juga menghasilkan 3 endorphin sebagai neurotransmitet_ yang mempengaruhi suasana hati ‘menjadi rileks, Meningkatnya enkephalin dan B endorphin kebutuban tidur akan terpenuhi dan seseorang akan merasa lebih rileks dan_nyaman. (Taylor,2001 dalam Risnas 2005). “Teknik yang dapat dilakukan dapat bersifat respirator’ yaitu dengan mengatur aktivitas bernafis atau bersifat otot. Pelatihan relaksasi perafasan, dilakukan dengan mengatur mekanisme pernafasan yaitu pada jrama dan intensitas yang lebih lambat dan dalam, Keteraturan dalam bemafas Khususnya dengan irama yang tepat akan menyebabkan sikap mental dan badan 23 yang leks. Sedangkan pelatihan otot akan ‘menyebabkan otot makin lentur dan dapat menerima situasi yang ‘merangsang Iuapan emosi tanpa membuatnya kaku (Wiramihardja, 2006). Dasar pikiran relaksasi benson ini adalah merupakan pengakifan dari saraf parasimpatis yang menstimulasi turunnya semua fungsi yang, dinaikkan oleh sistem saraf simpatis dan menstimulasi naiknya semua fungsi yang diturunkan oleh saraf simpatis. Relaksasi ini dapat menyebabkan penurunan aktifitas sistem saraf simpatis yang akhieya dapat sedikit melebarkan arteri dan melancarkan peredaran darah yang Kemudian dapat meningkatkan transport oksigen ke seluruh jaringan terutama ke perifer. Masing-masing saraf parasimpatis dan simpatis saling bberpengaruh, maka dengan bertambahnya salah satu aktivitas sistem yang satu akan menghambat atau menekan fungsi yang lain, Selama sistem- sistem berfungsi normal dalam keseimbangan, bertambahnya aktivitas sistem yang satu akan menghambat atau menekan efek sistem yang lain (Purwanto, 2006). Aksis HPA (Hypothalamus-Pituitari-Adrenal) merupakan pengatur sistem neuendokrin, metabolisme serta gangguan perilaku. HPA terdiri dari 3 Komponen yaitu Corticotropin Releasing Hormone (CRE), Adrenocorticotropin Hormone (ACTH), dan kortisol, Corticotropin Releasing Hormone (CRH) menstimulasi Adrenocorticotropin Hormone (ACTH), selanjutnya Adrenocorticotropin Hormone (ACTH) menstimulasi korteks adrenal untuk menghasilkan kortisol untuk mengatur keseimbangan sekresi Corticvtropin Releasing Hormone (CRH) dan ‘Adrenocorticotropin Hormone (ACTH). Hiperaktivitas dari HPH merupakan akibat dari redusi baik jumlah maupun fungsi dari reseptor kortisol pada lansia. HPA dan serotonergik berkaitan erat dimana sistem limbik mengatur bangun atau terjaga dari tidur, rasa lapar, dan dalam ‘emosi atau pengaturan mood (Purba, 2006), Orang mengalami ketegangan yang bekerja adalah sistem sarat simpatis, sedangkan pada waktu rileks yang bekerja adalah sistem saraf Parasimpatis, dengan demikian relaksasi dapat menckan rasa. tegang sehingga timbul perasaan rileks dan penghilangan. Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Hormone (CRH) dan Corticotropin Releasing Hormone (CRH) mengaktifkan anerior pituitary untuk mensekresi enkephalin dan endorphine yang berperan sebagai neotransmiter yang _mempengaruhi suasana hati menjadi rileks dan senang. Di samping itu, anterior pituitary sekresi Adrenocorticotropic hormone (ACTH) menurun, kemudian Adrenocorticotropic hormone (ACTH) mengontrol adrenal cortex untuk mengendalikan sekresi kortisol. Menurunnya kadar Adrenocorticotropie hormone (ACTH ) dan kortisol menyebabkan stress dan ketegangan menurun yang akhimya dapat menurunkan tingkat kecemasan (Sholeh, 2006), Relaksasi benson ini ada dua hal yang dilakukan untuk ‘menimbulkan respon relaksasi adalah dengan pengucapan kata atau frase yang berulang dan sikap pasif.Pikiran lain atau gangguan keributan dapat saja terjadi, terapi benson menganjurkan untuk tidak melawan gangguan tersebut _namun hanya melanjutkan mengulang-ulang frase fokus. Relaksasi diperlukan pengendoran fisik seeara sengaja yang dalam relaksasi benson akan digabungkan dengan sikap pasrah (Purwanto, 2006).

Anda mungkin juga menyukai