Laporan Seminar Akhir Stase Manajemen Ruang Komering 1.1 PDF
Laporan Seminar Akhir Stase Manajemen Ruang Komering 1.1 PDF
Di Susun Oleh :
1. Ahmad Buchori, S. Kep 22221004
2. Amalia Rosa Kencana, S. Kep 22221006
3. Andri Kurniawan, S. Kep 22221010
4. Ario Suganda, S. Kep 22221015
5. Arista Reresari, S. Kep 22221016
6. Barlian, S. Kep 22221018
7. Afri Yani, S. Kep 22221003
8. Andi Apriyanti, S. Kep 22221008
9. Anisa Dwi Rizki Safitri, S. Kep 22221012
2
metode Tim. Metode Tim diterapkan dengan menggunakan kerjasama tim
perawat yang heterogen, terdiri dari perawat professional, dan pembantu
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada kelompokpasien
(Kuntoro, 2010).
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupunsehat.
Menurut UU No. 38 tahun 2014, perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun diluar negeri yang
diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.Perawat merupakan salah satu ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit.Perawat dalam kaitannya dengan pelayanan
kesehatan yakni memberikan asuhan keperawatan langsung pada pasien
(Depkes RI, 2016).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah
sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat.
Oleh karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama
dalam pengembangan ke masa depan. Perawatharus mau mengembangkan
ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat, dan menjadi
tenaga perawat yang professional. Pengembangan dalam berbagai aspek
keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam
pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan
kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam
proses profesionalitas (Satrianegara dan Siti, 2016).
Pemberian asuhan keperawatan yang baik dan benar dapat menjadikan
kepuasan pasien yang tergantung pada kualitas pelayanan. Pelayanan adalah
semua upaya yang dilakukan karyawan untuk memenuhi keinginan
pelanggannya dengan jasa yang akan diberikan. Suatu pelayanan dikatakan
baiuk oleh pasien, ditentukan oleh kenyataan apakah jasa yang diberikan bisa
memenuhi kebutuhan pasien, dengan menggunakan persepsi pasien tentang
pelayanan yang diterima (memuaskan atau mengecewakan, juga termasuk
lamanya waktu pelayanan). Kepuasan dimulai dari penerimaan terhadap
3
pasien dari pertama kali datang, sampai pasien meninggalkan rumah sakit
(Marquis dan Huston, 2017).
Pelayanan dibentuk berdasarkan lima prinsip service quality yaitu
kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan pelayanan. Dan pelayanan
tersebut harus dikelola secara professional melalui manajemen keperawatan
(Nursalam, 2011). Maka dalam manajemen keperawatan inilah mahasiswa
program Profesi Ners IKesT Muhammadiyah Palembang diharapkan mampu
mengaplikasikan pengetahuan managerialnya dan mengelola ruangan dengan
pendekatan proses manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap Komering
1.1 Rumah Sakit Umum Moh. Hosein Palembang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik Manajemen Keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip kepemimpinan
dan manajemen keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan
dan pengelolaan asuhan keperawatan secara professional pada unit
pelayanan kesehatan nyata dalam upaya meningkatan mutu pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan analisis terhadap kajian situasi
b. Mampu menyusun rencana strategis dan operasional terkait dengan
hasil kajian yang sudah dibuat.
c. Mampu melakukan fungsi pengorganisasian dalam implementasi
rencana strategis dan operasional pada unit pelayanan keperawatan di
lahan praktik
d. Mampu melakukan fungsi kontrol dan evaluasi program serta upaya
tindak lanjut.
4
e. Mampu melakukan fungsi kepemimpinan pada kelompok kerja secara
individu
D. Peserta
1. Mahasiswa
Praktik Klinik Keperawatan Stase Manajemen Keperawatan
Mahasiswa Program Profesi Ners IKesT Muhammadiyah Palembang
terdiri dari 10 mahasiswa yaitu :
a. Ahmad Buchori
b. Amalia Rosa Kencana
c. Andri Kurniawan
d. Ario Suganda
e. Arista Reresari
f. Barlian
g. Afri Yani
h. Andi Apriyanti
i. Anisa Dwi Rizki Safitri
2. Pembimbing
Pembimbing akademik dalam stase manajemen keperawatan ini
yaitu: Marwan Riki Ginanjar,S.Kep.,Ns.,M.Kep. sedangkan pembimbing
Klinik pada stase management ini ialah Eni Purwanty,
M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.M.B.
5
E. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yaitu dengan menggunakan metode kuesioner,
observasi, dan wawancara.
1. Observasi yaitu dengan melihat dan mengobervasi secara langsung seluruh
kegiatan yang ada diruangan.
2. Metode wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan
wawancara secara lisan kepada narasumber seperti kepala ruangan, ketua
tim, perawat pelaksana, pasien serta keluarga pasien.
3. Dokumen yaitu pengambilan data dari Arsip Ruangan Rawat Inap
Komering 1.1.
6
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG KOMERING 1.1
7
RSMH merupakan Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya sesuai SK MENKES Nomor:
HK.02.02/MENKES/192/2015 tanggal 27 Mei 2015 dengan mewujudkan
Academic Health System (AHS), selain itu sesuai dengan PERMENKES
Nomor: HK.02.02/MENKES/390/2019 tanggal 17 Otober 2014 ditetapkan
menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional. Dalam upaya menjamin mutu
dan keselamtan pelayanan, maka RSMH sudah meraih akreditasi paripurna
KARS dan akreditasi International JCI di Tahun 2016 dan 2019.
2. Visi Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Moh. Hoesin Palembang
a. Visi
Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Nasional yang Mandiri dan
Terpecaya. “Kesembuhan dan kepuasan Anda merupakan kebahagian
kami”.
b. Misi
1) Menyelenggarakan standarisasi pelayanan pendidikan dan
penelitian.
2) Meningkatkan SDM yang unggul dan berbudaya kerja.
3) Menyelenggarakan produktivitas dan efesiensi.
4) Menjalin kemitraan dengan karingan bisnis rumah sakit secara
8
komprehensif dan berkelanjutan.
c. Motto
“Kesembuhan dan kepuasan Anda merupakan kebahagian kami”.
9
4) Graha Eksekutif
5) Instalasi Laboratorium
6) Instalasi Radiologi
7) Medical Check Up
10
b. Model Layanan
Model layanan yang diterapkan di ruang rawat inap komering
1.1 ini adalah Model Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional (SP2KP). SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP
(Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini
terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat
asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2009).
Berdasarkan kajian di ruang Komering 1.1, model layanan
menggunakan tim. Berdasarkan kondisi di lapangan didapatkan bahwa
metode tim lebih tepat digunakan karena masing-masing tim dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan maksimal. Pada model tim,
perawat bekerjasama memberikan asuhan keperawatan untuk
sekelompok pasien dibawah arahan/pimpinan seorang perawat
profesional (Marquis & Huston, 2000). Pembagian tugas dalam
kelompok dilakukan oleh ketua tim bertanggung jawab.
c. Kapasitas Unit Ruangan
1) Gambaran Lokasi Ruangan
11
2. Analisis Terhadap Pasien
a. Karakteristik Pasien
Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya
menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti
pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Wilhamda, 2012).
Total pasien di ruang Komering 1.1 RSUP Dr. Mohammad Hoesin
pada bulan Februar hingga April 2022 adalah 520 pasien.
Tabel 2.1
Daftar Jumlah Pasien Diruang Rawat Inap Komering 1.1
Februari - April 2022
No. Bulan Jumlah
1 Februari 150 Pasien
2 Maret 186 Pasien
3 April 184 Pasien
Total Pasien 520 Pasien
Sumber : Data Primer Ruang Komering 1.1 2022
Tabel 2.2
Jenis 3 Jenis Penyakit Tertinggi Bulan Februari - April 2022 di
Ruang komering 1.1 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Bulan Februari Maret April
Ca. Paru Ca. Paru Ca. Paru
Penyakit CKD CKD Ca. Colon
CAD Ca. Colon Anemia
Sumber : Data Primer Ruang Komering 1.1 2022
Dari data tabel 2.2 dapat dilihat bahwa data komering 1.1 yaitu kasus
tertinggi berupa Ca. Paru.
12
b. Tingkat Ketergantungan Pasien
Tabel 2.3
Klasifikasi dan kriteria Tingkat Ketergantungan Pasien
No Klasifikasi dan Kriteria
1. Minimal Care (1-2 jam)
1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandiri, ganti
pakaian dan minum
2. Pengawasan dalam mobilisasi atau gerakan
3. Observasi tanda-tanda vital setiap shift
4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
5. Persiapan prosedur pengobatan
2. Intermediet Care (3-4 jam)
1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
mobilisasi
2. Observasi tanda vital tiap 4 jam
3. Pengobatan lebih dari 1 kali
4. Memakai folley kateter
5. Pasang infus, intake output dicatat
6. Pengobatan dengan prosedur
3. Total Care (5-6 jam)
1. Dibantu segala keperluannya
2. Posisi diatur
3. Observasi tanda vital setiap 2 jam
4. Memakai NGT
5. Terapi intravena, memakai suction
6. Kondisi gelisah/tidak sadar
13
Tabel 2.4
Perbandingan Penerimaan Pasien Berdasarkan Ideal dan
Aktual Ideal
Ideal Actual
Orientasi terhadap pasien 1. Pasien yang dirawat diruang
baru merupakan usaha Komering 1.1 berasal dari
memberikan informasi/ poliklinik dan IGD RSMH.
sosialisasi kepada pasien dan Ruang Komering 1.1
keluarga tentang segala sesuatu berkoordinasi dengan bagian
yang berkaitan dengan informasi ketika menerima
pelayanan selama di rumah sakit pasien untuk rawat inap
(Ragusti, 2008). 2. Bagian informasi akan
Orientasi terhadap pasien menghubungi ruang
baru merupakan usaha Komering untuk
memberikan informasi/ menanyakan apakah tersedia
sosialisasi kepada pasien dan tempat untuk pasien dengan
keluarga tentang segala sesuatu masalah kesehatan bedah
yang berkaitan dengan lainnya.
pelayanan selama dirumah sakit 3. Jika tersedia tempat untuk
(Ragusti, 2008). pasien yang akan dirawat
Orientasi pasien baru adalah sesuai dengan kriteria pasien
kegiatan pengenalan dan rawat inap Komering maka
pemberian informasi nama petugas kesehatan ruang
petugas, tim keperawatan, komering 1.1 akan
dokter DPJP, hak dan kewajiban mempersiapkan bed yang
pasien, lingkungan fisik ruang akan ditempati pasien
keperawatan, peraturan yang tersebut, seperti merapikan
berlaku di rumah sakit yang tempat tidur dan melengkapi
diberikan kepada pasien yang peralatan bantal dan selimut
baru masuk (Kepmenkes nomor 4. Berdasarkan observasi saat
836, 2005). penerimaan pasien baru,
Keputusan Direktur Umum ketika pasien tiba diruangan,
RSUP Dr. Moh. Hosein perawat mengecek
Palembang tentang standar kelengkapan status dan kim
Prosedur Operasional serta kelengkapan
Keperawatan lanjutan mengenai administrasi lainnya.
penerimaan pasien rawat inap, 5. Perawat mengkaji pasien,
yaitu : melakukan pemeriksaan
Orientasi/penerimaan pasien fisik, mengecek tanda tanda
rawat inap adalah yang harus vital
dilalui pasien yang masuk untuk 6. Perawat mengorientasikan
dirawat diruang inap. Bertujuan ruangan dan memasang
: identitas klien dan
1. Melaksanakan tertib melengkapi klien dengan
administrasi tanda alergi dan resiko jatuh
2. Sebagai pedoman kerja (jika ada). Perawat
14
untuk bagian atau unit mengantarkan pasien ke bed
terkait yang akan ditempati. Pada
3. Agar pasien cepat dan tepat saat penerimaan pasien baru,
untuk mendapatkan layanan perawat juga melakukan
untuk memberikan timbang terima pasien
pelayanan terbaik dan dengan petugas unit asal
bermutu pasien dan
mendokumentasikannya.
7. Perawat lapor ke DPJP
tentang pasien dan kondisi
pasien dengan teknik SBAR
8. Perawat melaksanakan
asuhan keperawatan dan
program terapi medis dan
mendokumentasikan
tindakan dan hasil
Bagan 2.2 Alur Penerimaan Pasien Baru di Ruang Rawat
Komering 1.1
b. Manajemen Unit
1. Kajian SDM
a) Man
Berdasarkan hasil data diruangan komering 1.1 didapatkan
jumlah tenaga pelaksanaan diruang. Kepala ruang
berpendidikan Magister Keperawatan Spesialis Medikal Bedah,
Profesi Ners berjumlah 16 orang dan DIII Keperawatan
berjumlah 4 orang. Memiliki tenaga Kesehatan berjumlah 20
perawat dengan kualifikasi Pendidikan yang tertera diatas. Dari
20 tenaga Kesehatan yang ada, dilakukan dalam satu kelompok
tim, yang pelaksanaanya sudah ditentukan oleh Kepala Ruang.
Berikut klasifikasi sumber daya diruang rawat inap Komering
1.1:
1) Tenaga Perawat
Tabel 2.5
Tenaga Perawat di Ruang Komering1.1
No Nama Pendidikan Terakhir
1 Perawat E Magister sp.KMB
2 Perawat A Profesi Ners
3 Perawat C DIII Keperawatan
4 Perawat N DIII Keperawatan
15
5 Perawat L Profesi Ners
6 Perawat M Profesi Ners
7 Perawat B Profesi Ners
8 Perawat E Profesi Ners
9 Perawat R Profesi Ners
10 Perawat D Profesi Ners
11 Perawat F Profesi Ners
12 Perawat T Profesi Ners
13 Perawat E DIII Keperawatan
14 Perawat R Profesi Ners
15 Perawat M Profesi Ners
16 Perawat M DIII Keperawatan
17 Perawat A Profesi Ners
18 Perawat D Profesi Ners
19 Perawat A Profesi Ners
20 Perawat N Profesi Ners
2) Tenaga Non-perawat
Tabel 2.6
Tenaga Non Perawat di Ruang Komering 1.1
No Tenaga Jumlah
1 Adm 1
2 Pramubakti 4
16
Tabel 2.7
Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
menurut Douglas
Klasifikasi
Jumlah Mandiri Parsial Total
Pasien Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,7 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Sumber: Perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan Douglas
2) Pengaturan Staf
Pendelegasian tugas di Komering 1.1 dilakukan secara
koordinasi antar petugas kesehatan. Kepala ruangan sebagai
konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer
memberikan penugasan pada ketua tim dan perawat
pelaksana. Ketua tim memberi informasi/masukan yang
diperlukan kepada perawat pelaksana tentang klien untuk
keperluan asuhan keperawatan, kemudian bersama dengan
perawat pelaksana memberikan implementasi keperawatan
kepada pasien dan mencatat tindakan keperawatan yang
telah dilakukan dalam catatan tindakan keperawatan.
Diruangan rawat inap Ruang Komering 1.1 pre-post
conference sudah cukup optimal. Pengaturan perawat
dibagi 1 tim dengan jumlah 14 bed.
Dalam pelaksanaan dilapangan metode yang
diterapkan adalah metode tim. Perawat dalam pelaksanaan
tugasnya dibagi menjadi 3 shift, pada pagi mulai pukul
07.00 WIB – 14.00 WIB, shift sore 14.00 WIB-21.00
WIB, shift malam 21.00 WIB-08.00 WIB. Standar
operasional prosedur yang diterapkan diruang Komeringi
1.1 sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah
ditetapkan oleh Rumah Sakit Moh. Hosein Palembang.
Misalnya standar operasional monitoring transfusi darah
dan pemasangan infus. Berikut iini perbandingan analisis
ideal berdasarkan teori dan analisis aktual yang ada
dilapangan.
18
b) Money
1) Kajian Teori
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 pendapatan
asli daerah adalah sumber keuangan daerah yang digali dari
wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil
pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah. Salah satu fungsi rumah sakit adalah
memberikan pelayanan kesehatan bagi petugas medis
maupun non medis.
Sistem keuangan Rumah Sakit yang merupakan salah satu
kegiatan dari manajemen keuangan adalah sasaran pertama
yang harus diperbaiiki agar dapat memberikan data dan
informasi yang mendukung para manajer Rumah Sakit
dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta
pengendalian kegiatan rumah sakit.
2) Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang merupakan rumah sakit Negeri, yang
pembiayaannya bersumber dari Pemerintah Provinsi
Sumsel BPJS dan pasien umum.
c) Material
1) Kajian Teori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan
spesifikasi) serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas (Depkes, 2011).
Alat Tenun
Merupakan penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan
jumlah, jenis, dan spesifikasi menjamin tersedianya alat
tenun yang memadai untuk mencapai pelayanan
19
keperawatan.
Tabel 2.9 Standar Alat Tenun di Ruang Rawat
No Nama Barang Ratio Pasien Alat
1 Sprei 1:5
2 Taplak meja 1:3
3 Handuk kecil 1:3
4 Sarung bantal 1:6
5 Baju pasien 1:5
6 Perlak 1:5
7 Celana 1:5
Sumber: Depkes, 2011
Alat Keperawatan
Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi
jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat
keperawatan yang memadai untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan :
20
Tabel 2.10 Standar Alat Keperawatan di Ruang Rawat
Inap
No Nama Barang
1 Stetoskop 9 Sphygnomanometer
digital
2 Sphygnomanometer 10 Oxymetric
manual
3 Bak Instrumen 11 Temperatur infra red
Besar & kecil
4 Resttool 12 Temperatur digital
5 Infuse Pump 13 Nebulizer
6 Standar Infus 14 Box emergency
7 EKG 15 Trolly
8 Gunting Perban 16 Timbangan badan
2) Kajian data
Tabel 2.12 Alat dan Bahan
No Nama Barang Ratio Pasien Alat
1 Sprei 1:3
2 Taplak meja 1:3
3 Handuk kecil 1:3
21
4 Sarung bantal 1:3
5 Baju pasien 1:3
6 Perlak 1:3
7 Celana 1:3
Sumber : Hasil wawancara
Analisis
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Komering 1.1 RSUP
Dr. Mohammad Hoesin didapatkan bahwa peralatan yang
digunakan di Ruang Komering 1.1 sudah memenuhi standar
dengan kualitas yang baik.
d) Machine
1) Kajian Teori
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim
atau mengubah energi untuk melakukan membantu
pelaksanaan tugas manusia. Biasanya membutuhkan sebuah
masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah
diubah menjadi sebuah keluaran yang melakukan tugas
yang telah di setel, machine atau mesin digunakan untuk
memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang
lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
2) Kajian Data
Tabel 2.13 Standar alat di Ruang Komering 1.1
No Peralatan Kondisi Barang
1 Sphygnomanometer digital & Baik
manual
2 Timbangan BB Baik
3 Thermometer Digital & infra red Baik
4 Lampu Baca Rontgen Baik
5 Alat BSS Baik
6 Printer Baik
7 Computer Baik
8 EKG Baik
Analisa
Berdasarkan tabel di atas invertaris mesin banyak dalam
kondisi baik dan dapat berfungsi baik.
22
e) Metode
1) Asuhan keperawatan
Menurut Marr dan Biebing (2008) standar adalah suatu
tingkat kinerja yang secara umum dikenal sebagai sesuatu
yang diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai
tolak ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai
pembanding. Sedangkan menurut Schroeder (2007) standar
adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek
terhadap staf atau suatu kondisi pada pasien atau sistem
yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada
wewenang tertentu.
Standar perawatan adalah uraian tingkat asuhan
keperawatan yang kompeten seperti yang diperlihatkan oleh
proses keperawatan yang mencakup semua tindakan
penting yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan
perawatan dan membentuk dasar pengambilan keputusan
klinik (Retnariska, 2012).
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai
pedoman dan instrumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan yang disusun oleh Depkes yaitu:
Standar I pengkajian keperawatan
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang
lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus, tentang
keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan, data kesehatan harus bermanfaat bagi
semua anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian
keperawatan meliputi kumpulan data yang harus
menggunakan format yang baku, sistematis, diisi sesuai
item yang tersedia, aktual dan valid.
Standar II diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data
status kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan
23
dengan norma kehidupan pasien, dan diagnosa
keperawatan dihubungkan dengan penyebab
kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien dan
komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan tanda
atau gejala.
Standar III perencanaan atau intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose
keperawatan komponennya meliputi prioritas masalah,
tujuan asuhan keperawatan dan rencana tindakan.
Standar IV implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan
yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien
terpenuhi secaramaksimal yang mencangkup aspek
peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan
dengan mengikutsertakan keluarga.
Standar V evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik,
sistematis, terencana untuk menilai perkembangan
pasien dan menilai hasil dari setiap tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan.
Standar VI dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu
oleh perawat selama dirawat inap maupun rawat jalan
yang digunakan sebagai informasi, komunikasi dan
laporan. Dokumentasi dibuat setelah tindakan dilakukan
sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan setiap
mencatat harus mencantumkan inisial atau paraf atau
nama perawat, menggunakan formulir yang baku, dan
disimpan sesuai peraturan yang berlaku.
24
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di
ruang Komering 1.1 mempunyai prosedur tetap untuk
semua tindakan perawatan dan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan). Prosedur tetap keperawatan di Ruang
penyakit dalam mengacu pada prosedur tetap yang
diterbitkan oleh RSUP Dr. Mohammad Hoesin. Standar ini
diperlukan untuk menentukan mutu pelayanan, bagaimana
kegiatan-kegiatan akan dikerjakan dan seberapa baik
kegiatan-kegiatan tersebut dikerjakan.
25
2 Karu sudah mempersiapkan materi dan
informasi mengenai kegiatan-kegiatan
non keperawatan diruangan tersebut
3 Karu Sudah menyiapkan salah satu staf
untuk menjadi notulen.
4 Meeting morning diikuti oleh seluruh
staf yang jaga pagi dan malam
Pelaksanaan
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan Komering 1.1
selama empat hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan bahwa panduan
tetap (SOP) sudah ada dan pelaksanaan kegiatan meeting morning di
Komering 1.1 sudah ada beberapa point variabel yang dinilai telah
terlaksanakan seperti: karu menyiapakan tempat untuk melakukan
meeting morning, karu membuka meeting morning dilanjutkan dengan
doa bersama, karu memberikan informasi dan arahan kepada staff serta
melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staff,
memberikan kesempatan staff untuk mengungkapkan permasalahan
26
yang muncul di ruangan, bersama-sama staff mendiskusikan
pemecahan masalah yang dapat di tempuh, karu memberi motivasi dan
reinforcement kepada staff. Sehingga didapatkan hasil berdasarkan
penilaian dalam pelaksanaan kegiatan meeting morning diruang
Komering 1.1 dikategorikan cukup.
Masalah : Tidak ada Masalah
b. Pre Conference
Berdasarkan observasi selama 4 hari, presentase proses pelaksaan pre
conference di Ruang Komering 1.1 dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 2.15
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan pre conference Di
Ruang Komering 1.1 Periode 09-12 Mei 2022
No Aktivitas Ya Tidak Catatan
Persiapan
1 Ketua Tim menyiapkan ruangan
2 Ketua Tim menyiapkan
rekam medik dan buku laporan
shift pasien
Pelaksanaan
1 KetuaTim/PJ membuka pre
conference dengan salam dan
berdoa jika belum dilakukan
2 KetuaTim /PJ menjelaskan
tujuan dilakukannya
preconference
3 Ketua Tim/PJ memandu
pelaksanaan preconference
4 KetuaTim /PJ menjelaskan
masalah keperawatan pasien,
keperawatan, dan rencana
keperawatan yang
menjadi tangung jawabnya
5 Ketua Tim / PJ membagi tugas
kepada anggota tim dengan
memperhatikan keseimbangan
kerja
6 Mendiskusikan cara dan
strategi pelaksanaan asuhan
pasien /tindakan
27
7 Ketua Tim / Pjmemotivasi
untuk memberikan tanggapan
dan penyelesaian masalah
yang sedang di
Diskusikan
8 Ketua Tim/ PJ mengklarifikasi
kesiapan anggota tim untuk
melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien
yang menjadi tanggung
jawabnya
9 Ketua Tim / PJ
memberikan reinforcement
positif pada
anggota tim
10 Ketua Tim / PJ menyimpulkan
hasil preconference
Penutup
1 Ketua Tim / PJ mengakhiri
preconference
2 Ketua Tim / PJ
mendokumentasikan
Preconference
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan Komering 1.1
selama empat hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan bahwa panduan
tetap (SOP) sudah ada dan pelaksanaan kegiatan pre conference di
ruangan rawat inap Komering 1.1 sudah ada beberapa point variabel
yang dinilai telah terlaksanakan hampir keseluruhan hanya saja saat
memulai proses preconference ketua tim/pj tim tidak memulainya
dengan berdoa dan langsung pada inti dari pre conference.
Masalah: tidak ada
c. Handover
Berdasarkan observasi selama 4 hari, presentase proses pelaksaan
Handover di Ruang Komering 1.1 dapat dilihat tabel di bawah ini.
28
Tabel 2.16
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Handover Di Ruang
Komering 1.1 Periode 09-12 Mei 2022
Variabel Yang Dinilai Observasi
No Ya Tidak Catata
n
1 Perawat pemberi operan
menyiapkan tempat untuk oper
2 Perawat pemberi operan
menyiapkan rekam medis
yang telah diisi dengan rekam
keperawatan yang lengkap
sesuai shift jaga
3 Kepala ruang/PN/AN
memimpin operan
diawali doa bersama
4 Perawat mengoperkan status
kesehatan pasien dengan cara
membacakan rekam
keperawatan
5 Perawat mengoperkan nama
pasien, diagnose medis dan
masalah keperawatan
6 Perawat mengoperkan
tindakan keperawatan mandiri
dan kolaborasi yang telah
dilakukan beserta hasil dan
waktu pelaksanaan
7 Perawat
menye
butkan
perkembangan/kondisi fisik pasien yang terjadi selama shift
8 Perawat menyebutkan rencana
tindakan keperawatan mandiri
dan kolaborasi yang akan
dilakukan dan
waktu pelaksanaan
9 Perawat penerima operan
melakukan
pengecekan kelengkapan
dokuman asuhan
keperawatan
10 Perawat penerima operan
mencatat hal-hal yang
dioperkan untuk setiap pasien
dalam buku peran tugas
29
11 Perawat pemberi dan penerima
operan melakukan kunjungan
pasien
dalam rangka
klarifikasi kan
konfirmasi
12 Perawat yang mengoperkan
menginformasikan kepada pasien/keluarga nama perawat shift
Berikutnya
13 Perawat penerima operan
memberi salam kepada
pasien/keluarga serta
mengenalkan diri dengan
komunikasi yang baik
14 Perawat pemberi dan penerima
operan menandatangani
bukuoperan tugas
15 Pemberi dan penerima operan
saling memberikan
reinforcement
16 Ka Ruang/PN/AN/
menutup operan
dengan baik
16 Ka Ruang/PN/AN/
menutup operan
dengan baik
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan diruang Komering 1.1
didapatkan hasil handover termasuk dalam kategori penilaian cukup
baik, hanya saja dalam proses handover sebagian besar perawat tidak
memperkenalkan nama terhadap pasien disetiap pergantian shift dan
saat operan dilakukan perawat langsung memaparkan kondisi pasien
tidak lagi memberikan salam dan sedikit komunikasi dengan pasien
saat operan. Hal ini mungkin dilakukan karena jumlah kamar dan
pasien yang banyak dan perawat yang dinas tidak berjumlah sesuai
yang akibatnya pelaksanaan dilapangan dibutuhkan kecepatan dalam
menyelesaikan tugas-tugas berikutnya di shift yang sedang dijalankan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 4 hari didapatkan
pada hari pertama sampai hari ke empat selama 3 shift
30
(pagi,siang,malam) seluruh perawat (100.0%) tidak memperkenalkan
diri pada saat handover.
Masalah : Sebagian besar perawat masih tidak memperkenalkan diri
setiap pergantian shift dengan pasien saat operan dan masih ada
perawat yang tidak mengucapkan salam pada pasien setiap operan
dilakukan sebanyak 100%.
Hari_1
Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid Tidak Memperkenalkan 13 100.0 100.0 100.0
nama saat Handover
shift
Ya Memperkenalkan 0 00.0 00.0 100.0
nama saat Handover
shift
Total 13 100.0 100.0
Hari_2
Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid Tidak Memperkenalkan 13 100.0 100.0 100.0
nama saat Handover
shift
Ya Memperkenalkan 0 00.0 00.0 100.0
nama saat Handover
shift
Total 13 100.0 100.0
Hari_3
Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid Tidak Memperkenalkan 13 100.0 100.0 100.0
nama saat Handover
shift
Ya Memperkenalkan 0 00.0 00.0 100.0
nama saat Handover
shift
Total 13 100.0 100.0
Hari_4
Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
31
Valid Tidak Memperkenalkan 13 100.0 100.0 100.0
nama saat Handover
shift
Ya Memperkenalkan 0 00.0 00.0 100.0
nama saat Handover
shift
Total 13 100.0 100.0
Sumber: Hasil Observasi Mahasiswa Ners
d. Post Conference
Berdasarkan observasi selama 4 hari, presentase proses pelaksaan post
conference di Ruang Komering 1.1 dapat dilihat tabel di bawah ini
Tabel 2.17
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Post Conference Di
Komering 1.1 Periode 09-12 Mei 2022
n=1
No Akti Ya Tidak Catatan
vitas
Persia
pan
1 Karu / PJ shift sudah
mempersiapkan buku laporan
shift dan melengkapi buku
laporan Tim menyiapkan
Ruangan
2 KetuaTim menyiapkan rekam
medic
dan buku laporan shift pasien
Pelaksanaan
1 Katim / Pj Shift membuka post
conference dengan salam dan
berdoa jika belum dilakukan
2 Katim / Pj Shift menjelaskan
tujuan
dilakukannya post conference
3 Katim / Pj Shift memandu
plaksanaan post conference dan
mempersilahkan P. Pelaksana
menjelaskan tentang hasil
tindakan
/hasil asuhan keperawatan yang
telah dilakukannya
32
4 P. Pelaksana menjelaskan
tentang hasil tindakan /hasil
asuhan keperawatan yang telah
dilakukannya
5 Katim / Pj Shift menerima
penjelasan dari P. Pelaksana
tentang hasil tindakan / hasil
asuhan keperawatan yang telah
dilakukan P.Pelaksana
6 Katim / Pj Shift mendiskusikan
masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep pasien dan
mencari upaya penyelesaian
Masalahnya
7 P. Pelaksana ikut mendiskusikan
masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep dan mencari
upaya penyelesaian masalahnya
8 Katim / Pj Shift
memberikan
reinforcement pada P. Pelaksana
9 Katim / Pj Shift
menyimpulkan hasil post
conference
10 Mengklarifikasi pasien
sebelum
melakukan operan tugas jaga
Berikutnya
Penutup
1 Ketua Tim / PJ
mengakhiri
postconference
2 Ketua Tim /PJ
mendokumentasikan
postconference
e. Orientasi
Pasien Baru Berdasarkan observasi selama 4 hari, presentase proses
pelaksaan orientasi pasien baru di Ruang Komering 1.1 dapat dilihat
tabel di bawah ini
33
Tabel 2.18
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Orientasi Pasien Baru
Di Ruang Komering 1.1 Periode 09-12 Mei 2022
No Kegi Y Tida Catatan
atan a k
A. Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang Pasien
2 Membuat rencana
Pertemuan dengan pasien
B. Orientasi
C. Kerja
2 Menjelaskan
kewaji
ban
34
pasien/keluarga
8 Menjelaskan syarat
pengurusan administrasi
9 Menjelaskan fasilitas yang ada
Diruangan
10 Mendemonstrasikan cara
penggunaan
fasilitas yang ada diruangan
11 Menjelaskan tata tertib kamar
tunggu
12 Memberitahukan tempat-tempat
Penting
13 Menjelaskan denah ruangan
E. Terminasi
f. Discharge Planning
Berdasarkan observasi selama 4 hari, presentase proses pelaksaan
discharge planning di Ruang Komering 1.1 dapat dilihat tabel di
bawah ini.
35
Tabel 2.18
Perbandingan ideal dan aktual discharge planning Di Ruang
Komering 1.1 Periode 09-12 Mei 2022
Ideal Actual
Perencanaan pemulangan pasien Discharge planning di ruang
(discharge planning) rawat inap Komering 1.1 mengacu pada
mengacu pada pedoman RSMH pedoman RS Moh. Hosein
Palembang bertujuan untuk Palembang berdasarkan form
mempersiapkan kebutuhan pasien Perencanaan Pemulangan Pasien
saat di rumah atau untuk pemulihan (Discharge Planning).
dalam 24 jampertama diruangan. Berdasarkan hasil observasi selama
Kriteria pasien yang dilakukan kajian situasi dari tanggal 09-12 Mei
perencanaan Pemulangan (Discharge 2022 didapatkan:
Planning) saat assessmen awal 1. Mengidentifikasi siapa yang
adalah: akan merawatpasien dirumah
1. Pasien lanjut usia > 60tahun a. Memperoleh tujuan pasien
2. Pasien dengan gangguan anggota dan keluarga untuk dirawat
gerak di rumah sakit
3. Pasien dengan kebutuhan b. Memberikan informasi
pelayanan kesehatan medis atau kepada pasien dan keluarga
keperawatan yang tentang langkah- langkah
berkelanjutan/panjang (misalnya discharge planning
penyakit kronis, pasien dengan c. Menjelaskan kepada pasien
rawat luka yang lama, dll) dan keluarga bahwa mereka
4. Pasien yang dinilai akan dapat menggunakan booklet
memerlukan bantuan dalam untuk bertanya dan
aktifitas sehari – hari dirumah menuliskan pertanyaan
masalah atau keluhan yang
Tujuan dilakukan discharge dialami
planning adalah menyiapkan pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga
untuk menyesuiakan diri di rumah tentang kondisi pasien di
dan di masyarakat setelah pulang setiap kesempatan dan
dari rumah sakit untuk menyiapkan mengajarkan kembali
pengetahuan, keterampilan, dan sikap a. Menjelaskan obat kepada
pasien maupun keluarga mengenai pasien dan keluarga dengan
penyakit pasien, pemberian obat, mudah serta mendiskusikan
aktivitas dan perawatan seharí- hari kembali kemajuan perawatan
dan pemberian nutrisi yang benar. pasien dalam mencapai
Kegiatan yang dilakukanmeliputi: tujuandan pemulangan.
1. Include (Melibatkan) b. Melibatkan pasien dan
Melibatkan pasien dan keluarga keluarga dalam praktik
sebagai mitra penuh dalam proses perawatan untuk
perencanaan pulang. mempersiapkanperawatan
a. Selalu menyertakan pasien dirumah
dan keluarga dalam 3. Menyiapkan pasien dan keluarga
pertemuan tim tentang a. Peralihan atau transisi ke
perencanaan. Discharge rumah
planning bukan peristiwa b. Menjadwalkan pertemuan
satu kali, tetapi sebuah perencanaan
proses yang berlangsung c. Follow up janji bertemu
selama dirawat di rumah dengan pasien
36
sakit. d. Menggunakan teknik
b. Mengidentifikasi anggota mengajarkan kembali untuk
keluarga atau teman yang menilai seberapa baik
akan memberikan perawatan pemberi pelayanan telah
di rumah dan melibatkan menjelaskan diagnosis,
mereka dalam diskusi.
2. Discuss (Berdiskusi) a. Meninjau daftar obat dicocokkan
Mendiskusikan dengan pasien dengan pasien dan keluarga
dan keluarga lima hal utama b. Menuliskan waktu janji bertemu
untuk mencegah terjadinya c. Menuliskan nama, alamat dan
masalah di rumah: telepon rumah sakit untuk
a. Menjelaskan bagaimana menghubungi jika ada masalah
kehidupan di rumah yang setelah dipulangkan.
akan terjadi seperti
lingkungan rumah, dukungan
yang diperlukan, makanan
apa yang boleh dimakan atau
yang harus dihindari oleh
pasien, kegiatan/ aktivitas
yang boleh dilakukan atau
dihindari.
b. Ulasan obat. Mendiskusikan
masing – masing tujuan dari
setiap obat, berapa banyak
obat yang harus dimakan,
waktu, cara meminumnya,
potensi efek samping dan
bila obat habis bagaimana
cara memperolehnya.
c. Menyoroti tanda - tanda
gejala dan masalah.
Mengidentifikasi tanda-
tanda gejala atau potensi
masalah yang dapat terjadi.
Tuliskan nama dan kontak
informasi dari seseorang
untuk menghubungi jika ada
masalah.
d. Menjelaskan hasil tes.
Menjelaskan hasil tes kepada
pasien dan keluarga. Jika
hasil tes tidak tersedia pada
perencanaan, beritahu pasien
dan keluarga kapan mereka
harus mendapatkan hasil dan
mengidentifikasi siapa yang
harus mereka hubungi jika
belum mendapatkan hasil
sesuai tanggal tersebut.
e. Membuat janji follow up
(tindak lanjut/kontrol).
Menawarkan untuk
37
membuat janji tindak lanjut
dengan pasien. Memastikan
bahwa pasien dan keluarga
mengetahui tindak lanjut apa
yang dibutuhkan
2. Educate (Mengedukasi)
Memberikan pendidikan
tentang kondisi pasien, proses
pemulangan, dan langkah-
langkah selanjutnya disetiap
kesempatan kepada pasien dan
keluarga selama dirawat di
rumah sakit dengan
menggunakan bahasa sederhana.
Memberikan semua
informasi lebih banyak tentang
kondisi pasien dan langkah
selanjutnya pada hari
pemulangan. Perencanaan pulang
harus menjadi proses yang
berkelanjutan selama pasien
dirawat di rumah sakit, bukan
peristiwa yang dilaksanakan
hanya satu kali. Selama di rumah
sakit perawat bertanggungjawab
untuk :
a. Mendatangi pasien dan
keluarga saatpasien masuk
dan setiap hari
memperhatikan kemajuan
pasien dalam mencapai tujuan
b. Melibatkan pasien dan
keluarga dalam laporan
timbang terima setiap shift
c. Berbagi daftar tertulis dari
obat-obatan setiap pagi.
Menjelaskan nama obat,
dosis, frekuensi, cara
meminumnya dan efek
samping yang mungkin
terjadi
38
D. Unsur dan Analisis Output
1. Proses Pelayanan Keperawatan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional
a. Kajian Data
1) Kepala Ruangan
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas kepala ruang
Komering 1.1 kami sampaikan pada tabel berikut:
Tabel 2.19
Pelaksanaan Uraian Tugas Kepala Ruang Di Ruang Komering
1.1 Periode 09 Mei – 12 Mei 2022
n=1
39
2) Ketua Tim
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas ketua tim di
ruangan Komering 1.1 kami sampaikan pada tabel berikut :
Tabel 2.20
Pelaksanaan Uraiann Tugas Ketua Tim Di Ruang Komering
1.1 Periode 09 – 12 Mei 2022 n = 1
Observasi
No Variabel Yang Dinilai
Y Tidak
a
1 Bertugas pada pagi hari
2 Bersama Perawat Pelaksana menerima operan
tugas jaga dari yang Perawat Pelaksana tugas
malam.
3 Bersama Perawat Pelaksana melakukan
konfirmasi/supervise tentang kondisi pasien segera
setelah selesai operan tugas jaga malam.
Bersama Perawat Pelaksana melakukan do’a
4
bersama sebagai awal dan akhir tugas dilakukan
setelah selesai operan tugas jaga malam.
5 Melakukan pre conference dengan semua Perawat
Pelaksana yang ada dalam grupnya setiap awal
dinas pagi.
6 Membagi tugas atau pasien kepada Perawat
Pelaksana sesuai kemapuan dan beban kerja.
7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau
diagnose dan perencanaan keperawatan kepada
semua pasien yang menjadi tanggung jawab ada
bukti di rekam keperawatan.
8 Memonitor dan membimbing tugas Perawat
Pelaksana.
9 Membantu tugas Perawat Pelaksana untuk
kelancaran pelaksanaan asuhan pasien.
10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh Perawat
Pelaksana yang ada di bawah tanggung jawabnya.
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien
sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan
keperawatan dan ada bukti dalam rekam
keperawatan.
12 Melaksanakan post conference pada setiap akhir
dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga dari
perawat pelaksana untuk persiapan operan tugas
jaga
40
13 Mendampingi perawat pelaksana dalamoperan tugas
jaga kepada anggota tim yang tugas jaga berikutnya.
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1 Mengerjakan semua tugas yang diberikan 8 0
kepala ruang
2 Menerima sesuai SPO di rumah sakit 8 0
3 Melakukan pengkajian keperawatan 8 0
41
4 Menganalisis data pasien sesuai bio 8 0
5 Menetapkan diagnose keperawatan berdasarkan 8 0
masalah yang dirumuskan
6 Menyusun rencana keperawatan 8 0
berdasarkan data hasil pengkajian
keperawatan
7 Bekerjasama dengan tim kesehatan lain 8 0
dalam menyusun perencanaan keperawatan
8 Melakukan tindakan keperawatan 8 0
berdasarkan
SOP
10 Memberikan penjelasan pada klien 8 0
sebelum melakukan
tindakan keperawatan
11 Mengutamakan keselamatan klien dalam 8 0
memberikan asuhan keperawatan dan
melakukan dokumentasi keperawatan
12 Melakukan evaluasi asuhan 8 0
keperawatan berdasarkan
tujuan
13 Melakukan discharge planning pada pasien 8 0
pulang
14 Melakukan operan dengan penanggung jawab 8 0
shift berikutnya
15 Mengikuti setiap pertemuan yang diadakan 8 0
ruangan dan bekerjasama serta membantu
sesama rekan kerja
16 Memberikan dukungan terhadap atasan ketika 8 0
melaksanakan tugas atau pekerjaan
Jumlah 136 0
Jumlah persentase % 100% 0%
Presentase 100%
42
Tabel 2.22
Penilaian Asuhan Keperawatan Di Komering 1.1 RSMH Periode
09 – 12 Maret 2022
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
Pengkajian
43
Catatan Perkembangan
1 Menulis pada format yang baku
Analisa
Berdasarkan hasil penilaian evaluasi proses asuhan keperawatan di
ruang Komering 1.1 sebesar 100% dilakukan. Berarti asuhan
keperawatan yang dilakukan di ruang Komering 1.1 sudah dilakukan
dengan baik dan perlu dipertahankan.
44
5 Dokumentasi medis di R.M
Jumlah 55 0
45
7 6 benar dalam pemberian obat (benar
obat, dosis, waktu, cara, pasien,
dokumentasi)
Jumlah 9 1
46
3) Risiko Infeksi Nasokomial
Tabel 2.25
Pengukuran Instrument Pasien Safety :Resiko Infeksi
Nosokomial di Ruang Komering 1.1 Periode 09 – 12 Mei 2022
No Variabel Ya Tidak
3. Handsrub tersedia
Hari_1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Val Tidak, Menjelaskan 7 100.0 100.0 100.0
id kepada keluarga
Ya, Menjelaskan 0 00.0 00.0 100.0
Kepada Keluarga
Total 7 100.0 100.0
47
Hari_2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak, Menjelaskan 6 100.0 100. 100.0
kepada keluarga 0
Ya, 0 00.0 00.0 100.0
Menjelaskan
kepada
keluarga
Total 6 100.0 100.
0
Hari_3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Val Tidak, Menjelaskan 7 100.0 100.0 100.0
id kepada keluarga
Ya, Menjelaskan 0 00.0 00.0 100.0
Kepada Keluarga
Total 7 100.0 100.0
Hari_4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Val Tidak, Menjelaskan 7 100.0 100.0 100.0
id kepada keluarga
Ya, Menjelaskan 0 00.0 00.0 100.0
Kepada Keluarga
Total 7 100.0 100.0
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 4 hari kerja shift pagi
didapatkan pada Pengukuran Instrument Pasien Safety : Resiko Infeksi
Nosokomial didapatkan ada 1 variabel yang masih tidak dilakukan yaitu
semua perawat tidak menjelaskan langkah-langkah cuci tangan kepada
keluarga dan pasien dengan hasil observasi menunjukkan terdapat seluruh
perawat (100%) tidak terpantau menjelaskan kepada keluarga tentang cuci
tangan dari hari 1 sampai hari ke-4 observasi.
Masalah : Perawat tidak menjelaskan langkah cuci tangan kepada keluarga
48
dan pasien dengan nilai persentase pengukuran risiko nosokomial sebesar
100%.
4) Risiko Jatuh
Tabel 2.26
Pengukuran Instrument Patient Safety Resiko Jatuh di Ruang
Komering 1.1 Periode 09 – 12 Mei 2022
No Variabel Ya Tidak
49
Tabel 2.27
Pengkajian Data Pengendalian Infeksi diruang Komering 1.1
RSMH Periode 09-12 Mei 2022
n=8
No Variabel Ya Tidak
Membuang sampah infeksius di 8 0
1
tempat sampah berwarna kuning
50
yang sudah melakukan pengendalian infeksi di ruang komering 1.1
sebanyak 82,5%. Hanya saja pada variabel Penggunaan APD pada
rekonstitusi sediaan injeksi kering (non sitostatika) dengan
pelarutnya perawat tidak menerapkan dengan baik seperti
penggunaan handscone yang tidak dipakai saat rekonstitusi sediaan
injeksi kering (non sitostatika) dengan pelarutnya serta menutup
spuit injeksi yang masih menggunakan 2 hand (12,5%).
Masalah :
Sebagian kecil perawat masih menggunakan two hand saat
rekonstitusi sediaan injeksi kering (non sitostatika) dengan
pelarutnya sebanyak 12,5%.
51
BAB III
PERENCANAAN
A. Permasalahan
Masalah yang dapat diidentifikasi dari hasil pengkajian diruang Keomering
1.1 RSUP Moehammad Hoesin Palembang, sebagai berikut:
Tabel 3.1
Identifikasi Hasil Analisa Masalah
No. Masalah Keperawatan Persentase
1. Sebagian besar perawat yang tidak 100%
Memperkenalkan diri ketika melakukan
Handover atau saat pergantian shift saat
keruangan pasien dan masih ada yang tidak
mengucapkan salam pada pasien setiap
operan.
2. Terdapat masalah pada kerapian lemari obat 10%
yang tidak efektif ditandai dengan lebel lemari
yang sebagian tidak sesuai penempatan
3. Sebagian besar perawat yang tidak 100%
menjelaskan kepada keluarga pasien terhadap
cara dan manfaat mencuci tangan 6 langkah.
4. Masih kurangnya kebutuhan tenaga perawat di 35%
ruang komering 1.1 di lihat dari perencanaan
kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan
Douglas.
5. Sebagian kecil perawat masih menggunakan 12,5%
two hand saat rekonstitusi sediaan injeksi
kering (non sitostatika) dengan pelarutnya
Dengan keterangan :
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa ruangan didapat hampir
keseluruhan poin penilaian sudah sangat baik, yang mana dimulai dari
pelaksanaan tugas masing masing peran, standar asuhan keperawatan, standar
operasional prosedur hingga, prosedur keselamatan pasien, Akan tetapi ada 5
poin yang masih dibutuhkan evaluasi seperti penilaian terhadap kerja perawat
pelaksana, kebutuhan perawat, penggunaan APD dan kurangnya kerapian
pada ruangan tindakan obat. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil
observasi didapatkan bahwa penilaian :
1. Sebagian besar perawat yang tidak Memperkenalkan diri ketika
melakukan Handover atau saat pergantian shift saat keruangan pasien dan
52
masih ada yang tidak mengucapkan salam pada pasien setiap operan
sebanyak 100% .
2. Terdapat masalah pada kerapian lemari obat yang tidak efektif ditandai
dengan lebel lemari yang sebagian tidak sesuai penempatan sebanyak
10%.
3. Perawat tidak menjelaskan langkah cuci tangan kepada keluarga dan
pasien dengan nilai persentase pengukuran risiko nosokomial sebesar
100%.
4. Masih kurangnya kebutuhan tenaga perawat di ruang komering 1.1 di lihat
dari perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan Douglas
sebanyak 35%.
5. Sebagian kecil perawat masih menggunakan two hand saat rekonstitusi
sediaan injeksi kering (non sitostatika) dengan pelarutnya dengan
persentase sebesar 12,5%.
53
B. Analisa SWOT
NO. ELEMEN STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATENING
(KEKUATAN) (KEKURANGAN) (PELUANG) (ANCAMAN)
1 Pelayanan 1. Perawat di ruang 1. Pendokumentasian 1. Obat antara pasien satu 1. Ruang Komering 1.1
asuhan Komering 1.1 berjumlah dengan 2 arah dengan yang lain merupakan ruangan
keperawatan 13 orang dengan kepala yaitu secara 2. Di ruang Komering terdapat perawatan penyakit
ruangan pendidikan S2 manual dan banyaknya perawat dengan dalam non bedah yang
spesialis dan profesi ners elektronik akan jenjang pendidikan ners pasien di rawat
2. Di ruang komering juga tetapi bisa sehingga dalam pemberian mempunyai berbagai
terdapat 4 komputer menyebabkan pelayanan kesehatan dari penyakit dan masalah
sehingga memudahkan terbengkalainya Komering 1.1 dapat kesehatan yang
perawat untuk diantara salah satu dilakukan secara optimal memengaruhi organ-
melakukan pendokumentasian serta ilmu-ilmu terbaru organ bagian dalam orang
dokumentasian melalui dalam pemberian asuhan dewasa, sehingga bisa
media elektronik keperawatan pada psien menyebabkan resiko
sehingga pasien tidak terkena infeksi virus
mengalami lamanya ataupun resiko penularan
perawatan di rumah sakit infeksi baik dari pasien
dan di ruangan dapat lebih ataupun dari perawat
unggul disbanding ruangan lainnya.
lainnya
3. Adanya pelatihan-pelatihan
atau seminar profesi yang
diikutioleh perawat di ruang
Komering 1.1, saat ini ketua
tim sedang mengikuti
pelatihan sehingga
menambah ilmu untuk bisa
di implementasikan kepada
pasien
54
55
C. SKORING
Berdasarkan hasil pengkajian data ditemukan beberapa masalah dan
dilanjutkan dengan planning of action dan disusun dalam bentuk tabel.
Prioritas masalah dilakukan dengan metode CARL (Capability,
Accesbility, Readness, Leverage) dengan menggunakan skor nilai 1-5 dengan
indikator: 1: Sangat Kurang, 2: Kurang, 3: Cukup, 4: Baik, 5: Sangat Baik.
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti.
C : Ketersediaan sumber daya (Dana dan sarana/peralatan)
A : Kemudahan masalah yang diatasi atau tidak diatasi. Kemudahan
dapat didasarkan pada ketersedian metode/ cara/ teknologi serta
penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau
juklk.
R : Kesiapan dari tenaga kesehatan maupun kesiapan sasaran seperti
keahlihan/ kemampuan dan motivasi.
L : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan yang dibahas.
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau
prioritas adalah nilai tertinggi sampai dengan terendah.
Tabel 3.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan CARL di Ruang Komering 1.1
No MASALAH C A R L TOTAL RANK
Sebagian besar perawat yang tidak
memperkenalkan diri setiap bertemu pasien
1. atau Ketika melakukan Handover saat 4 4 3 4 192 5
keruangan pasien dan tidak memberi salam
ke pasien saat Handover.
Terdapat masalah pada kerapian lemari obat
2. yang tidak efektif ditandai dengan label 5 4 4 5 400 1
lemari yang kurang jelas
Terdapat perawat yang tidak menjelaskan
3. kepada keluarga pasien terhadap cara dan 3 3 5 5 225 4
manfaat mencuci tangan 6 langkah.
4. Masih kurangnya kebutuhan tenaga perawat 3 4 5 5 300 2
di ruang Komering 1.1 di lihat dari
perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan
berdasarkan Douglas
5. Sebagian kecil perawat masih 4 3 4 5 240 3
menggunakan two hand saat rekonstitusi
sediaan injeksi kering (non sitostatika)
dengan pelarutnya
55
D. PLANNING OF ACTION (POA)
No Masalah Rank Target Uraian Kegiatan Waktu Sasaran PJ Yang terkait
1. 1 Terdapat masalah 1 1. Terdapat label baru di 1. Berkoordinasi Rabu Perawat Ahmad Kepala ruangan,
pada kerapian lemari lemari penyimpanan dengan kepala 18 Mei Buchori perawat
obat yang tidak obat sesuai dengan ruangan dan 2022 ruangan,dan staf
efektif ditandai kamar dan TT Katim
dengan label lemari 2. Tersusunnya alat-alat 2. Membantu
yang kurang jelas. kesehatan sesuai memfasilitasi
kelompoknya dan pembuatan
sesuai kegunaan label lemari
obat serta label
penempatan
alat-alat
kesehatan
ruang
komering 1.1
2. Masih kurangnya 2 1. Adanya evaluasi 1. Berkoordinasi Kamis KARU Ario Kepala ruangan
kebutuhan tenaga terkait penambahan dengan kepala 19 Mei Suganda dan perawat
perawat di ruang tenaga kerja perawat ruangan 2022
Komering 1.1 di di ruang Komering 2. Membuka
lihat dari 1.1 untuk memenuhi ruang diskusi
perencanaan pelaksanaan asuhan dengan Katim
kebutuhan tenaga keperawatan secara dan perawat
keperawatan komprehensif ruangan terkait
berdasarkan Douglas jumlah pasien
dan tingkat
ketergantungan
masing-masing
pasien yang di
tanggung
perawat
pelaksana
56
dalam
pemberian
asuhan
keperawatan
3. Sebagian kecil 3 1. Perawatmelaksanakan 1. Melakukan Kamis Perawat Arista Kepala ruangan,
perawat masih penggunaan sesi diskusi 19 Mei Reresari perawat
menggunakan two handscoen dan bersama 2022 ruangan,dan staf
hand saat penerapan teknik one dengan kepala
rekonstitusi sediaan hand saat rekonstitusi ruangan, ketua
injeksi kering (non sediaan injeksi kering tim dan
sitostatika) dengan dengan pelarutnya perawat
pelarutnya berdasarkan SOP pelaksana
RSMH yang tersedia dengan
memaparkan
saran serta
membantu
merefresh
materi secara
teori serta
SOP RS
terkait
penggunaan
APD
(handscone)
dan penerapan
teknik one
hand saat
rekonstitusi
sediaan obat
dan pemberian
obat injek
pada pasien
57
4. Sebagian besar 4 1. Pasien dan keluarga 1. Berkoordinasi Jumat Perawat, Afri Yani Kepala ruangan,
perawat tidak memahami 6 langkah dengan kepala 20 Pasien perawat
menjelaskan kepada cuci tangan yang ruangan serta Maret dan ruangan,dan staf
keluarga pasien diajarkan oleh perawat 2022 keluarga
terhadap cara dan perawat saat orientasi ruangan pasien
manfaat mencuci pasien baru dan terkait
tangan 6 langkah. proses handover penjelasan
dengan cara cuci tangan
mengingatkan kepada
kembali untuk keluarga dan
melakukan cuci pasien
tangan baik dengan 2. Melakukan
handscrub atau air sesi diskusi
dan sabun. bersama
dengan kepala
ruangan, ketua
tim dan
perawat
pelaksana
dengan
memaparkan
saran serta
membantu
merefresh
kembali
materi secara
teori mengenai
manfaat
penjelasan
cuci tangan
yang
dilakukan
perawat
58
kepada pasien
dan keluarga
dalam
pencegahan
infeksi
5. Sebagian besar 5 1. Perawat dapat 1. Berkoordinasi Jumat Perawat Amalia Kepala ruangan,
perawat tidak memperkenalkan diri dengan kepala 20 Mei Rosa perawat
memperkenalkan diri kepada pasien dan ruangan, ketua 2022 Kencana ruangan,dan staf
dan mengucapkan keluarga untuk tim serta
salam setiap bertemu terbina hubungan perawat
pasien atau ketika saling percaya dan 2. Melakukan
melakukan tanggung jawab antar sesi diskusi
Handover saat perawat juga pasien bersama
keruangn pasien. serta mengucapkan dengan kepala
salam saat melakukan ruangan, ketua
Handover di tim dan
pergantian shift. perawat
pelaksana
dengan
memaparkan
saran serta
membantu
merefresh
materi secara
teori mengenai
teori serta
SOP handover
yang
didalamnya
terdapat
pentingnya
perawat dalam
melakukan
59
perkenalan
diri dan
memberi
salam kepada
pasien dan
keluarga.
60
GANCHART MAHASISWA PROFESI NERS STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG KOMERING 1.1
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
61
keperawatan. Palembang
7. Menyusun rencana di seminar Mahasiswa Profesi Ners
hasil praktik yang terintergrasi IKesT Muhammadiyah
dengan penelitian pengabdian Palembang
kepada masyarakat
62
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Rumah Sakit menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang penting untuk
diperhatikan, karena rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU RI, 2009).
Pentingnya peran rumah sakit dalam sistem pelayanan kesehatan, maka berbagai
upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dijadikan prioritas utama.
Hal ini diupayakan agar seluruh masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan
secara baik dan merata (Depkes RI, 2009). Dari hasil pengkajian yang telah
dilakukan oleh mahasiswa profesi ners IkesT Muhammadiyah Palembang pada
09-11 Mei 2022 di ruangan Komerring 1.1 RSUP Moh. Hoesin Palembang,
terdapat beberapa masalah. Setelah dianalisis dan dengan mempertimbangkan
kemampuan kelompok, maka kelompok memutuskan untuk mengatasi masalah di
ruangan dengan membuat Planing Of Action (POA) dan telah dilakukan
implementasi sebagai berikut :
1. Terdapat masalah pada kerapian lemari obat yang tidak efektif ditandai
dengan lebel lemari yang kurang jelas.
Masalah pertama yang ditemukan kelompok pada saat melakukan
pengkajian yaitu penempatan obat sesuai label kamar pasien yang kurang jelas
dan alat kesehatan yang tidak sesuai tempatnya, sehingga kelompok
melakukan implementasi dengan melepaskan label nama lemari obat
sebelumnya dan diganti dengan label baru dan penempatan label alat yang
lama dengan label nama yang baru.
63
2. Masih kurangnya tenaga keperawatan di ruang Komering 1.1 berdasarkan
perhitungan douglas
Masalah kedua yang ditemukan yaitu kurangnya tenaga keperawatan
berdasarkan pehitungan douglas. Implementasi yang dilakukan yaitu
mahasiswa berkoordinasi dengan kepala ruangan terkait masalah kurangnya
tenaga keperawatan di ruang Komering 1.1. bila di sandingkan dengan
kebutuhan tenaga perawat berdasarkan douglas, yang mana masalah ini
mahasiswa berdiskusi dengan perawat ruangan terkait data pasien dengan
tingkat ketergantungan pasien dan dihitung menggunakan rumus perhitungan
douglas. Setelah data didapatkan, ternyata memang kebutuhan tenaga perawat
di ruang komering 1.1 masih kurang secara perhitungan, dari perhitungan
yang didapat kami mahasiswa memberikan kepada kepala ruangan terkait data
tersebut agar dapat menjadi bahan evaluasi dan referensi kepala ruangan untuk
selanjutnya dikoordinasikan kepada Kasub Keperawatan dan Ka. Instalasi
RSUP Moh. Hoesin Palembang sebagai bahan diskusi lanjutan terkait tenaga
keperawatan di ruang komering 1.1 karena beban kerja perawat tentunya akan
meningkat dan lebih ekstra dilapangan untuk situasi sekarang yang mana
kemampuan perawat banyak terbagi fokus dalam memanajemen serta
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien diruang komering 1.1.
64
Berdasarkan observasi yang dilakukan mahasiswa masih menemukan
sebagian kecil perawat ruangan menggunakan tehnik two hand saat
rekonstitusi sediaan injeksi kering dengan pelarutnya, dimana hal tersebut
beresiko bagi perawat terkena jarum suntik saat rekonstitusi sediaan injeksi
kering dengan pelarutnya. Perilaku atau tindakan yang tidak aman dan terbukti
bisa menusuk jari perawat adalah disaat menutup ujung jarum suntik
(recapping) dan membuang bekas jarum suntik sembarangan. Oleh karena itu,
tehnik one hand perlu dilakukan oleh perawat untuk menghindari resiko
terkena jarum suntik dan terpaparnya infeksi virus melalui luka jarum suntik
tersebut.
Penelitian yang sama dilakukan oleh Ompusunggu, et al (2020) tentang
praktek menyuntik yang aman yaitu tidak diperbolehkan menutup kembali
jarum suntik (recapping) atau dengan dua tangan tapi harus dengan tehnik satu
tangan, penggunaan jarum single use (tidak boleh berungkali digunakan) dan
jarum yang telah digunakan langsung segera dibuang ke safety box atau tidak
meletakkan sembarangan. Permenkes RI No.27 Tahun 2017 mengemukakan:
Praktek menyuntik yang aman, pakai jarum yang steril, sekali pakai, pada tiap
suntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
Berdasarkan observasi dan jurnal diatas, maka implementasi yang dilakukan
mahasiswa yaitu mengingatkan kembali tingkat kewaspadaan dan pencegahan
pengendalian infeksi kepada perawat ruangan untuk menggunakan tehnik one
hand saat menutup kembali jarum suntik saat rekonstitusi obat maupun
tindakan lainnya yang menggunakan jarum suntik.
65
Selanjutnya pada penggunaan APD handscone, Penggunaan APD yang
paling banyak ditemukan kekeliruannya adalah penggunaan sarung tangan.
Kesalahan perawat dalam menggunakan sarung tangan antara lain,
menggunakan sarung tangan bersih untuk tindakan keperawatan yang
membutuhkan sarung tangan steril, dan juga menggunakan sarung tangan
untuk tindakan yang tidak membutuhkan sarung tangan karena tidak berisiko
untuk terkena darah dan cairan tubuh (WHO, 2015). Tindakan tersebut
misalnya adalah membagikan obat oral, melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital dan juga memberikan injeksi melalui selang infus (intravena). Pada
proses rekonstitusi sediaan obat dengan pelarutnya didapatkan pada SOP
mengenai penggunaan APD handscone yang harus dilakukan dilapangan.
Pada praktik dilapangan sebagian perawat banyak tidak menggunakan
APD handscone dala rekonstitusi sedian obat dengan pelarutnya. Padahal
penggunaan APD handscone merupakan salah satu alat perlindungan diri yang
mudah dilakukan dan memiliki manfaat serta fungsi sebagai precaution dalam
pelaksanaan tindakan, seperti pada artikel penelitian yang ditemukan oleh
Devi Nurmalia Tahun 2019 yang berjudul GAMBARAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI OLEH PERAWAT DI RUANG PERAWATAN
RUMAH SAKIT menjelaskan Kepatuhan perawat menggunakan APD yang
tepat harus ditingkatkan untuk mencegah infeksi pada daerah operasi pasien.
Penggunaan handscone yang tidak tepat dan tidak dipakai saat pelaksanaan
dapat meningkatkan risiko infeksi nosokomial baik itu dari pasien satu ke
pasien lain atau dari perawat yang sebelumnya bersentuhan dengan pasien
sehingga dalam Urban (2016) menjelaskan bahwa hal tersebut jika
berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kontaminasi silang.
66
4. Sebagian besar perawat tidak menjelaskan kepada keluarga pasien terhadap
cara dan manfaat mencuci tangan 6 langkah.
Semua fasilitas pelayanan kesehatan harus mengupayakan atau
meningkatkan kebersihan tangan dan dengan cepat memastikan pengadaan
pembersih tangan yang berkualitas dalam jumlah yang memadai, melakukan
pelatihan kebersihan tangan, dan menyediakan materi komunikasi tentang
pentingnya kebersihan tangan dalam mencegah penyebaran infeksi
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Gerakan Masyarakat Sehat,
2020).
Kebiasaan mencuci tangan sangat penting untuk dipraktikkan secara
terus menerus agar memberikan dampak yang efektif khususnya dalam rangka
pencegahan penyakit. Pasca pandemi, kebersihan tangan setiap kali berada di
luar rumah khususnya di rumah sakit harus dipromosikan berulang kali dalam
ruangan untuk menjadi bagian dari perilaku hidup bersih sehari-hari di pasien
serta masyarakat (World Health Organization, 2020).
Pada implementasi yang kami lakukan, kami melakukan diskusi dengan
para perawat di ruangan komering 1.1 mengenai manfaat cuci tangan yang
perlu perawat sampaikan kepada pasien dan keluarga baik saat orientasi pasien
baru dan saat handover, diskusi yang kami lakukan berupa sharing dan
merefresh mengenai kajian teori serta SOP dalam rangka menyampaikan
bahwa penyampaian yang perawat lakukan dalam mengajarkan cuci tangan
kepada pasien bukan dengan mengajarkan langkah-langkahnya, tetapi lebih
mengingatkan kepada pasien dan keluarga untuk patuh dalam cuci tangan
karena sudah tersedia handscrub dan wc dan perawat juga tidak perlu repot
karena perawat dapat menyampaikannya dengan memberi petunjuk bahwa di
setiap bagian yang terpasang handscrub dan wc terdapat leaflet 6 langkah cuci
tangan yang menempel di dinding ruangan.
67
komunikasi saat handover pasien, antara unit-unit pelayanan serta antar tim
pelayanan dalam satu unit, bisa mengakibatkan terputusnya kesinambungan
pelayanan, pengobatan yang tidak tepat dan potensial risiko dapat
mengakibatkan cedera terhadap pasien (WHO, 2017). Memperkenalkan diri
pada pasien penting untuk dilakukan, karna jika pasien mengenal atau
mengingat perawat tersebut maka bisa menjadi langkah awal untuk perawat
dan pasien tersebut lebih dekat sehingga mempermudah perawat dalam
membina hubungan saling percaya dengan pasien. Implementasi ini dilakukan
pada hari kamis tanggal 19 Mei 2022 di ruangan Komering 1.1 yang dipimpin
langsung oleh Mahasiswa profesi ners dengan arahan dan koordinasi kepala
ruangan serta ketua tim.
68
BAB V
PENUTUP
69
langsung dan di perbaiki dengan kerja sama antara mahasiswa Profesi Ners IKesT
MP dengan perawat di ruangan komering 1.1 mencakup Kepala Ruangan, Ketua
Tim dan Perawat Pelaksana.
70
LAMPIRAN.
KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT SELAMA 1 MINGGU DIRUANG
KOMERING 1.1 MENURUT DOUGLAS
Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Komering 1.1 periode 8 -10Mei 2022
Klasifikasi
Jumlah Mandiri (11 Pasien) Parsial (23 Pasien) Total (6 Pasien)
Pasien Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
40 11x0, 11x0,1 11x0,07 23x0 23x0, 23x0,1 6x0, 6x0,3 6x0,20=
17=1, 4=1,54 =0.77 ,27= 15=3, 0=2,3 36=2 0=1,8 1,2
87 6,21 45 ,16
Shift pagi: 1,87+6,21+2,16= 10,24= 10 perawat
Shift siang: 1,54+3,45+1,8= 6,79= 7 perawat
Shift malam: 0,77+2,3+1,2= 4,27= 4 perawat
Total perawat yang dibutuhkan dalam keseluruhan shift Menurut
douglas = 21 perawat.
71
Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Komering 1.1 periode 12-13 Mei 2022
Klasifikasi
Jumlah Mandiri (12 Pasien) Parsial (21 Pasien) Total (5 Pasien)
Pasien Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
38 12x0, 12x0,1 12x0,7= 21x0 21x0, 21x0,1 5x0, 5x0,3 5x0,20=
17=2, 4=1,68 0.84 ,27= 15=3, 0=2,1 36=1 0=1,5 1
04 5,67 15 ,8
Shift pagi: 2,04+5,67+1,8= 9,51= 10 perawat
Shift siang: 1,68+3,15+1,5= 6,33= 6 perawat
Shift malam: 0,84+2,1+1= 3,94= 4 perawat
Total perawat yang dibutuhkan dalam keseluruhan shift Menurut
douglas = 20 perawat.
72
73
74
75