DISERTASI
Oleh
SUYITNO
NIM 130551918243
i
PENGARUH MODUS BELAJAR DI KELAS, TIPE LOKUS
KENDALI, ETOS BELAJAR, KARAKTERISTIK TEMPAT
PRAKTIK KERJA PROFESI, TERHADAP KAPABILITAS DAN
MINDSET ENTREPRENEURSHIP LULUSAN POLITEKNIK
KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
DISERTASI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Doktor
Pendidikan Kejuruan
Oleh
Suyitno
NIM 130551918243
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Suyitno, 2017. Pengaruh Modus Belajar di Kelas, Tipe Lokus Kendali, Etos Belajar,
Karakteristik Tempat Praktik Kerja Profesi terhadap Kapabilitas dan Mindset
Entrepreneurship Lulusan Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan. Program
Studi Pendidikan Kejuruan, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.
Pembimbing: (1) Prof. Dr. Amat Mukhadis, M.Pd. (II) Dr. Syarief Suhartadi,
M.Pd. (III) Dr. Eddy Sutadji, M.Pd.
Kata Kunci : modus belajar, tipe lokus kendali, etos belajar, karakteristik tempat praktik kerja
profesi, kapabilitas lulusan, mindset entrepreneurship.
vi
langsung dan signifikan tipe lokus kendali terhadap mindset entrepreneurship lulusan, (7) ada
pengaruh langsung dan signifikan etos belajar terhadap mindset entrepreneurship lulusan, (8)
ada pengaruh langsung dan signifikan karakteristik tempat praktik kerja profesi terhadap
mindset entrepreneurship lulusan, (9) ada pengaruh langsung dan signifikan kapabilitas
lulusan terhadap mindset entrepreneurship lulusan, dan (10) ada pengaruh langsung dan
signifikan antara modus belajar, tipe lokus kendali, etos belajar dan karakteristik tempat
praktik kerja profesi terhadap kapabilitas lulusan dengan mindset entrepreneurship.
Berdasarkan temuan penelitian di atas, ada beberapa hal yang perlu disampaikan:
(1) modus belajar yang dilakukan oleh dosen terhadap taruna di kelas dari aspek scientific
yakni dijelaskan dengan logika, interaksi yang baik antar dosen dengan taruna, mendorong
berpikir kritis, mendorong taruna agar mampu menerapkan sehingga respon taruna perlu
lebih meningkat, (2) perlu mengembangkan kegiatan yang memicu rasa percaya diri taruna
agar mampu menyelesaikan sesuatu hal tanpa harus mengharapkan keberhasilan dari pihak
luar sehingga dapat meningkatkan kapabilitas melalui kecakapan hard skill, soft skill maupun
jiwa kompetitif, (3) etos belajar yang baik tidak serta merta muncul dari individu taruna
melainkan harus di dukung dari pihak institusi sehingga menjadikan lulusan yang mempunyai
kapabilitas tinggi, dan (4) karakteristik tempat praktik kerja profesi menentukan kemampuan
akhir taruna karena melalui kegiatan tersebut mampu mengaktualisasikan kemampuan
sebagai ajang sinkronisasi kemampuan yang akan ditemui di tempat kerja sesungguhnya, (5)
temuan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan evaluasi dalam pengembangan
pembelajaran di institusi pendidikan pada umumnya.
vii
ABSTRACT
Suyitno, 2017. Effect of Classroom Learning Mode, Control Lecture Type, Learning Ethos,
Workplace Practices Characteristic of Profession to Capability and Mindset
Entrepreneurship Graduate of Polytechnic of Road Transport Safety. Vocational
Education Studies Program, Post-Graduate Program State University of Malang.
Counselor: (1) Prof. Dr. Amat Mukhadis, M.Pd. (II) Dr. Syarief Suhartadi, M.Pd. (III)
Dr. Eddy Sutadji, M.Pd.
The objectives of the study were to find, verify, and test direct effects: (1) classroom
learning modes on graduates' capabilities, (2) type of locus control on graduate capability, (3)
learning ethos on graduate capability, (4) (5) the learning ethos of the entrepreneurship
mindset of graduates, (7) the learning ethos of the entrepreneurship mindset of graduates, (8)
the characteristics of the workplace of the profession to the entrepreneurship mindset of
graduates, (9) ) graduate capability to graduate entrepreneurship mindset and (10) mode of
learning, type of locus of control, study ethos and characteristics of professional workplace to
the capability and mindset of graduate entrepreneurship.
This research use exploratory research and descriptive research, used quantitative
approach with survey method. The variables involved are variables of classroom learning
mode, type of locus of control, study ethos, characteristics of professional workplace,
graduate capability, and entrepreneurship mindset. The nature of the relationship between
these variables is the independent variables directly and indirectly affect the dependent
variables. The population in this research are all cadets of PKTJ, Diploma IV TKO study
program is 109 cadets, Diploma III PKB 182 cadets and Diploma IV MKTJ 225 cadets with
total of cadets as many as 516 people. The sampling technique used in this study used
proportional random sampling with the assumption that the population of cadets is considered
homogeneous. Samples taken for the population number 516 cadets as many as 230 people
cadets are preferred for those who have been carrying out professional work practices for
determining the number of samples from a specific population that developed the formula 10
times the number of parametriknya variable as many as 23 variables. Data collection
techniques using questionnaires or questionnaires distributed to cadets who have passed the
selected as a sample.
This research uses SEM (Structural Equation Modeling) analysis with AMOS
program. The subject of this research is all cadets of PKTJ. Data collected through
questionnaires were tested using validity and intrument reliability test. The results showed
that: (1) there was a direct and significant influence of the classroom learning mode on the
graduates' capability, (2) there was a direct and significant influence of the locus type of
control on the graduate capability, (3) there was a direct and significant influence of the
learning ethos on the graduate capability, (5) there is a direct and significant influence of the
viii
mode of learning on the entrepreneurship mindset of graduates; (6) there is a direct and
significant influence on the type of locus of control on the entrepreneurship mindset of
graduates, (7) ) there is a direct and significant influence of the learning ethos on the
entrepreneurship mindset of graduates, (8) there is a direct and significant influence of the
characteristics of the professional workplace to the entrepreneurship mindset of graduates; (9)
there is a direct and significant influence of the graduate's capability to the entrepreneurship
mindset of graduates; there is a direct and significant influence between mode of study, type
of locus of control, study ethos and characteristics of professional workplace on the
capability of graduates with mindset entrepreneurship.
Based on the above research findings, there are several things that need to be
addressed: (1) learning mode conducted by lecturers to cadets in class from scientific aspect
that is explained by logic, good interaction among lecturer with cadets, encourages critical
thinking, encourages cadets to be able to apply so cadet response needs to be more improved,
(2) need to develop activities that trigger self-confidence cadets to be able to solve things
without having to expect success from outsiders so as to enhance capability through hard
skills skills, soft skills and competitive spirit, (3) a good learning ethic does not necessarily
arise from individual cadets but must (4) the characteristics of professional workplaces
determine the skills of the midshipmen as they are able to actualize the ability as a means of
synchronizing capabilities that will be encountered in the real workplace, (5) research
findings this is dapa t be considered and evaluated in the development of learning in
educational institutions in general.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga disertasi dengan judul Pengaruh Modus Belajar
di Kelas, Tipe Lokus Kendali, Etos Belajar, Karakteristik Tempat Praktik Kerja
terutama kepada:
jawab, demikian iklhas dan sabar memberikan semangat pada penulis untuk
2. Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah tulus dan penuh
3. Dr. Eddy Sutadji, M.Pd, selaku Pembimbing III yang telah memberikan
x
6. Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd, selaku Direktur Pascasarjana
7. Prof. Dr. Ery Tri Djatmika R.W.W., M.A., M.Si, selaku Wakil Direktur I
Malang.
9. Para dosen, Kasubag Tata Usaha, dan Staf Pascasarjana Pendidikan Kejuruan
10. Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orangtua
Ayah (alm) dan Ibu ku tercinta, kedua mertuaku (alm) tercinta, istriku Candra
Mulyastuti dan kedua anakku Angelina Pinkan Emerald dan Maxara Gerald
rasa sayang yang sungguh mendalam merupakan energi yang sangat luar
biasa bagi penulis dalam menyelesaikan studi dan penyelesaian disertasi ini.
11. Berbagai Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
12. Semua dosen teman sejawat, mahasiswa, dan keluarga handai taulan yang
tidak dapat sebut namanya satu persatu pada kesempatan terbatan ini juga tak
lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan, dukungan,
Suyitno
xi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Rancangan Penelitian.....................................................................88
B. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................89
C. Instrumen Penelitian ......................................................................90
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................92
E. Pengujian Validitas & Reliabilitas Instrumen ...............................93
F. Analisis Data ..................................................................................95
xii
1. Deskripsi Variabel Modus Belajar...........................................106
2. Deskripsi Variabel Lokus Kendali...........................................108
3. Deskripsi Variabel Etos Belajar ...............................................109
4. Deskripsi Variabel Karakteristik Tempat Praktik Kerja
Profesi ......................................................................................110
5. Deskripsi Variabel Kapabilitas Lulusan ..................................112
6. Deskripsi Variabel Mindset Entrepreneurship Lulusan ..........114
BAB V PEMBAHASAN
xiii
G. Pengaruh Etos Belajar terhadap Mindset Entrepreneurship ..........175
H. Pengaruh Karakteristik Tempat Praktik Kerja Profesi terhadap
Mindset Entrepreneurship lulusan .................................................177
I. Pengaruh Kapabilitas terhadap Mindset Entrepreneurship ...........181
J. Pengaruh Modus Belajar di Kelas, Tipe Lokus Kendali, Etos
Belajar, Karakteristik Tempat Praktik Kerja Profesi terhadap
Kapabilitas dan Mindset Entrepreneurship lulusan .......................182
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................184
B. Saran ..............................................................................................188
xiv
DAFTAR TABEL
TABELbel: ............................................................................................................hal
xv
4.22 Model fit CMIN Konstruk Etos Belajar ..............................................127
xvi
4.44 Model Fit Baseline Comparisons Model Penelitian .............................149
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar: .........................................................................................................hal
1.1 Pertumbuhan Transportasi dan Pertumbuhan PDB (%) ............................. 1
2.5 Indikator Inspirasi dari Karakteristik Tempat Praktik Kerja Profesi .........62
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-Lampiran
6. Instrumen Penelitian
xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan keterampilan pada wilayah tertentu, selain itu transportasi juga untuk
wilayah. Pertumbuhan transportasi saat ini dinilai sudah cukup tinggi, melebihi
dari pertumbuhan PDB. Berikut ini adalah data pertumbuhan transportasi selama
pada tahun 2014 sebesar 7,26 % lebih besar dari pertumbuhan PDB yaitu sebesar
2016 sebesar 7,66% lebih besar dari pertumbuhan PDB yaitu sebesar 5,00%.
apalagi jika tidak berkeselamatan maka akan sangat berbahaya bagi kelangsungan
jalan mempunyai resiko yang besar, bahkan bisa melebihi korban perang.
transportasi, oleh karena itu lulusan PKTJ sebagai sekolah di bidang keselamatan
berkaitan dengan kemampuan dari lulusan PKTJ untuk mengubah masalah yang
ditemuinya dan menjadi tantangan untuk merubah fenomona buruk yang ada.
Isu mengenai tenaga kerja yang siap pakai dengan kebutuhan lapangan
tenaga kerja terjadi karena berbagai macam faktor, salah satunya adalah faktor
pekerjaan yang ada pada pengguna tenaga kerja yang ada yang berupa jenis
memiliki daya saing tinggi. Hal ini merupakan permasalahan serius yang perlu
baik dan kompeten adalah pendidikan yang berkualitas. Melalui pendidikan yang
pembelajaran yang membekalinya agar memiliki daya saing dalam dunia kerja.
peserta didik yang memiliki daya saing dalam dunia kerja. Menurut Isjoni (2008:3)
“pendidikan identik dengan output SDM, dan SDM yang berkualitas hanya dapat
atau 3 %.
Pendidikan
Jumlah
Terakhir
Tidak/ belum 74.898
pernah sekolah
Belum/ tidak tamat 389.550
sekolah
SD 1.229.652
SLTP 1.566.838
Universitas 495.143
Total 7.244.905
Berdasarkan data tersebut di atas bahwa lulusan diploma I. II. III/ akademi
masih banyak yang belum terserap menjadi tenaga kerja yang dikarenakan oleh
beberapa faktor. Pembangunan akan berhasil jika ditunjang oleh para entrepreneur
yang mampu membuka lapangan kerja, dikarenakan lapangan kerja yang dibuka
yang sangat ketat untuk dapat berkompetisi dalam dunia kerja harus dipenuhi oleh
tenaga kerja yang mempunyai kapabilitas. Melihat kondisi tersebut maka dunia
sumber daya manusia terdidik yang mampu menjawab tantangan baik lokal,
terampil yang ahli di bidang keselamatan transportasi jalan, memiliki tiga program
Diploma III PKB (Pengujian Kendaraan Bermotor) dan Diploma IV TKO (Teknik
Keselamatan Otomotif).
2011 64 62 22
2012 64 56, 26
2013 60 59 30
2014 48 49 25
2015 45 36 22
2016 74 54 34
Total 830
Data jumlah lulusan PKTJ tiap program studi sejak tahun 2014 hingga
2014 - 62 -
2015 64 56, 22
2016 60 59 26
Total 349
Data lulusan PKTJ yang terserap tiap program studi sejak tahun 2014
2014 - 62 -
2015 64 56, 22
2016 60 59 26
Total 349
dimiliki lulusan belum diterapkan sepenuhnya oleh dunia kerja dari segi
yang terdiri dari alumni program studi D IV MKTJ, D III PKB, dan D IV TKO,
alumni menyebutkan bahwa setelah lulus dari PKTJ mayoritas mereka tidak
13%, dinas di Pemda 12%, BUMN/ BUMD sebesar 6%, swasta (jasa) 20%, swasta
(manufaktur) sebesar 18%, wiraswasta sebesar 21%, lainnya 10% (sumber: data
primer PKTJ).
tersebar di wilayah seluruh Indonesia melalui ikatan alumni PKTJ (IKA PKTJ)
dan sistim kolegial yang membutuhkan tenaga kerja alumni keahlian keselamatan
sesuai dengan harapan ketika pertama masuk PKTJ yakni sebagai seorang
dengan mata kuliah yang dipelajari, namun kebutuhan sumber daya manusia
hukum.
sudah baik. Telusur terhadap pola pikir entrepreneur taruna belum cukup baik, hal
ini terlihat dari kreativitas yang rendah, kemampuan pemecahan masalah yang
lemah, dan kematangan emosi yang belum terbentuk sehingga perlu langkah-
perlu lulusan yang memiliki jiwa dan pola pikir kewirausahaan. Lulusan
yang tahan banting, tekun, jujur, suka bekerja keras, semangat kerja yang kuat,
percaya diri yang tinggi, banyak terobosan, dan tidak mudah putus asa. Untuk itu
seperti tersebut diatas diantaranya tentang modus belajar taruna di kelas yang
dirasakan belum optimal, tipe lokus kendali yang cenderung eksternal masih
bergantung bukan pada diri sendiri, etos belajar yang tinggi namun masih belum
berpola pikir secara “thinking of out the box”, karakteristik tempat praktik kerja
profesi yang belum sinkron dari segi sarana praktik, sehingga mempengaruhi
yang cenderung membawa pola lokus kendali eksternal taruna. Hal ini terkait pada
usia berdirinya perguruan tinggi yang relatif muda baru pada tahap awal rencana
strategis jangka menengah lima tahunan pertama PKTJ yakni pada fase jati diri,
10
sehingga belum banyak hal yang dapat dikembangkan dalam proses pertumbuhan
Patraniaga, PT. PPLI, PT. Jasa Marga, PT. Pupuk Sriwijaya, Perusahaan
pekerjaan yang masih dalam taraf penggalian dan penetapan merupakan aspek
yang harus digarap bersama antara PKTJ dengan dunia kerja pengguna lulusannya.
kerja, berlatih berpikir dan bekerja secara pragmatis dan profesional. Oleh karena
itu perlu adanya program praktik kerja profesi agar taruna mampu berlatih
dikuasainya. Praktik kerja profesi adalah kegiatan praktik di suatu lembaga atau
11
instansi yang relevan sebagai sarana untuk menerapkan konsep dan teori yang
kerja profesional.
cermat untuk menciptakan suatu pengalaman kerja tertentu bagi taruna, yang
pekerjaan di lapangan guna adaptasi diri dengan lingkungan kerja dalam rangka
pemenuhan proses belajar agar lulusannya kelak memiliki kapabilitas yang tinggi
memiliki strategi melalui kurikulum yng handal agar kapabilitas lulusan dapat
PKTJ yang berlokasi di Kota Tegal, Jawa Tengah memiliki area yang
sangat luas sekitar 7 Ha di kampus satu yang berlamatkan di Jalan Semeru no.3
transportasi yang handal, berdaya saing dan mempunyai nilai tambah menjadi
transportasi jalan, maka sektor transportasi jalan akan sangat sulit memainkan
darat khususnya lalu lintas jalan yakni sebagai regulator keselamatan melalui
(KNKT) agar kejadian kecelakaan yang sama tidak terulang kembali dengan
arah kurikulum yang belum terencana secara matang, cara belajar yang belum
13
berasal dari unsur luar yang menonjol dibandingkan dengan internal lokus
kendali. Hal ini terlihat dari hasil pooling taruna yang ada tentang jenis profesi
yang dipilih ketika lulus kelak, karena keyakinan berasal dari luar individu
cenderung lebih kuat dibandingkan keyakinan dalam upaya diri dari dalam
yang berasal dari institusi dan dari luar institusi (senior) menjadi dorongan
3. Hal Etos Belajar para taruna sebagian besar dipengaruhi oleh faktor instrinsik
seperti perhatian, minat bakat, kecerdasan yang variatif dan faktor ektrinsik
meliputi alat dan metode pembelajaran serta kondisi lingkungan yang masih
bervariasi pula.
4. Karakteristik Tempat Praktik Kerja Profesi yang selama ini terbatas pada
belajar, tipe keyakinan diri dari taruna (calon lulusan), semangat dan sikap
hal memposisikan diri sebagai calon lulusan yang akan bertugas sebagai abdi
informasi dan pola pikir tentang entrepreneurship. Pola ini masih dapat
judul “Pengaruh Modus Belajar di Kelas, Tipe Lokus Kendali, Etos Belajar,
B. Rumusan Masalah
15
Transportasi Jalan?
10. Apakah modus belajar di kelas, tipe lokus kendali, etos belajar dan
Transportasi Jalan?
C. Tujuan Penelitian
Transportasi Jalan.
Transportasi Jalan.
Transportasi Jalan.
Belajar, Tipe Lokus Kendali, Etos Belajar dan Karakteristik Tempat Praktik
D. Hipotesis Penelitian
Transportasi Jalan.
10. Modus Belajar di Kelas, Tipe Lokus Kendali, Etos Belajar dan Karakteristik
Transportasi Jalan.
E. Kegunaan Penelitian
pengetahuan bagi penulis secara teori. Hasil penelitian ini yaitu sebuah model
persamaan tentang pengaruh langsung dari modus belajar di kelas, tipe lokus
b. Bagi Dosen
entrepreneurship.
Hasil penelitian ini dapat berguna untuk mengetahui etos belajar dan
pengakuan kebenarannya” telah diterima secara umum dan tanpa harus dibuktikan
Penelitian
Oleh karena itu perlu adanya aktivasi sikap dan semangat taruna di dalam
kelas, praktik di industri dan etos belajar taruna sehari-hari yang akan
21
2. Keterbatasan Penelitian
hasil-hasil penelitian.
pendidikan vokasi lebih menitik beratkan faktor belajar secara praktik yakni
sebesar 70 %.
dibagikan pada calon lulusan, bukan kepada lulusan yang sudah bekerja. Data
ini berguna sebagai pendukung dari data yang telah diperoleh dari telusur
lulusan melalui angket tracer study yang telah dibagikan oleh pihak institusi
PKTJ dalam hal ini sub bagian akademik bekerja sama dengan tiap-tiap
program studi untuk telusur informasi baik kepada lulusan maupun pengguna
lulusannya.
22
learning. All point to the importance of learning and doing in the same
2000).
simulasi di kelas.
skor yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan angket, yang
akhir melalui komunikasi kepada teman sebaya dan dosen, yang dapat dilihat
23
dan mengkomunikasikan,
Ada tujuh kiat belajar yang efektif dan efisien yaitu (a) buat suasana
sesuatu, (e) belajar dengan praktik, (f) belajar rutin tapi jangan lama, dan (g)
2. Lokus Kendali
merupakan hasil dari kondisi eksternal dan diluar kendali mereka. Singer
dan Singer (2001) mengatakan bahwa individu yang memiliki ciri lokus
dan tujuan akhir pembelajaran dapat diukur melalui tipe lokus kendali internal
dan tipe lokus kendali eksternal sejauh mana tingkat keyakinan diri dalam
wirausaha lulusannya.
3. Etos Belajar
dalam hidupnya.
Variabel ini dapat diukur melalui sikap belajar yang positif seperti rasa
etos belajar yang tinggi. Sikap-sikap positif tersebut disemangati oleh faktor
kesehatan, perhatian, minat bakat, alat dan metode pembelajaran, serta kondisi
diperoleh di kampus.
program studi, (c) memiliki ilmu atau cara (methods) di bidang teknis
memiliki pasar (market) dan biaya (money) sebagai pengguna tetap produk
pekerjaan, alat yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang tentunya paham
tentang bagaimana cara atau seperti apa alat tersebut dapat digunakan tanpa
menggunakan produk maupun jasa sebagai market atau pasar pengguna hasil
pekerjaannya.
karakteristik atau ciri-ciri khusus tempat praktik di dunia industri/ dunia usaha
26
yang mendukung profesi lulusannya kelak, dengan dimensi: tenaga ahli yang
kompeten, bahan praktik yang relevan, alat kerja yang memadai, memiliki
5. Kapabilitas Lulusan
6. Mindset Entrepreneurship
ditandai dengan dimensi: Orientasi pada kerja, jiwa kreatif, berfikir simple,
27
Variabel ini mampu diukur dengan pola pikir wirausaha yang ditunjukkan
dengan sikap dan jiwa seorang wirausaha sukses melalui kegigihan, suka
tantangan, suka bekerja keras yang pada akhirnya membentuk pola pikir
Hal ini perlu dilakukan juga oleh pimpinan perguruan tinggi agar memiliki
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai
hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Kelas memiliki arti ruang
pandangan bruner merupakan proses aktif dalam menemukan hal yang baru
diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Anak dianggap sebagai insan
pemikir dan pencipta informasi. Ada tiga tahapan modus belajar menurut
1. Tahap Enaktif yaitu modus belajar yang secara aktif diperoleh dengan
bersinggungan langsung dengan situasi nyata. Pada tahap ini anak belum
berupa verbal maupun nonverbal. Pada tahap ini anak sudah tidak
memperoleh kepandaian atau ilmu, dan (2) berubah tingkah laku atau
yang sudah ditemukan. Pada modus ini akan menghasilkan kompetensi yang
Menurut Edgar Dale “Belajar yang paling baik adalah belajar melalui
masalah langsung atau praktik langsung akan lebih baik bagi daya nalar
percaya diri yang kuat akan membentuk sikap belajar yang baik sehingga
kapabilitas lulusan akan meningkat dan pola pikir seorang entrepreneur yang
X1
Di kelas
X2
X3 Di Laboratorium
Modus belajar
X4 Di industri
X5
Gambar 2.1
Indikator Modus Belajar di Kelas
Sumber : (SN-DIKTI, 2015), dikembangkan untuk penelitian ini.
Keterangan :
X1 : Menanya
X2 : Mengumpulkan informasi
X3 : Percobaan/ eksperimen
X4 : Menganalisa
X5 : Mengkomunikasikan
individu yang yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa-
apa pun yang terjadi pada diri mereka, sedangkan eksternal adalah
individu yang yakin bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka
dalamnya.
individu yang yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa-
apa pun yang terjadi pada diri mereka, sedangkan eksternal adalah
individu yang yakin bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka
nilai-nilai yang diperoleh dari orang tua mereka dan anggota keluarga,
lain.
hasil dari kondisi eksternal dan diluar kendali mereka. Singer dan Singer
situasi dan kondisi yang terjadi pada dirinya, tahan banting dengan
tantangan, penuh inisiatif dan kreatif, berjiwa leadership yang tinggi serta
yang sifatnya rutin, statis, penuh kontrol dan minim hambatan. Sari (2015)
berikut :
X6
Gambar 2.3
Indikator Inspirasi dari Tipe Lokus Kendali
Sumber : Sari (2015), dikembangkan untuk penelitian ini.
Keterangan :
C. Etos Belajar
Etos menurut KBBI adalah pandangan hidup yang khas dari suatu
watak, karakter, semangat, serta keyakinan atas sesuatu dari seseorang atau
masyarakat.
Etos belajar adalah bentuk semangat yang tinggi yang ada pada diri
Etos belajar yang baik tentu tidak serta merta muncul dalam diri
perlu latihan dan pembiasaan agar sikap-sikap belajar yang baik menjadi
a) Faktor Internal
1) Faktor fisiologis
aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
kesehatan jasmani antara lain adalah: (a) menjaga pola makan yang
lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar,
(b) rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat, (c) istirahat
belajar dengan baik pula dan merupakan pintu masuk bagi segala
2) Faktor psikologis
(b) Motivasi
perilaku seseorang.
semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan
lebih luas, (2) Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada
42
(c) Ingatan
kesan.
pembelajaran
(d) Minat
diterimanya.
jurusan atau bidang studi, dalam hal ini, alangkah baiknya jika
dengan minatnya.
(e) Sikap
belajar tersebut.
lingkungan sekitarnya.
(f) Bakat
untuk belajar.
eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar taruna dalam hal ini,
1) Lingkungan sosial
school).
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau
akan terhambat.
sebagainya.
1). Kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
kesehatan tinggi, maka etos belajar taruna pun baik, sebaliknya jika
rendah. Hal ini terlihat pada sikap belajar taruna seperti: sikap aktif,
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu objek atau
di kelas menjadi baik yaitu: (a) kontrol pikiran, melalui fokus hal
kepada diri sendiri, dan bertanya tentang materi kuliah kepada dosen,
kelas, buatlah catatan materi di kelas, dan (c) menjaga kondisi tubuh,
melalui pola makan dan minum yang baik, istirahat cukup, latihan
3). Minat. Minat adalah dorongan atau keinginan dalam diri seseorang
pada objek tertentu, yang diawali oleh perasaan senang dan sikap
Semakin tinggi minat taruna dalam belajar, maka semakin baik hasil
mempengaruhi kapabilitas.
1). Alat dan Metode pelajaran. Alat dan metode pelajaran erat
dipakai oleh dosen pada waktu mengajar dipakai pula oleh taruna
diperolehnya.
52
X8
X9
Etos Belajar
X10
X11
X12
Gambar 2.4. Indikator Inspirasi dari Etos Belajar (Sumber : Slameto
(2010), dikembangkan untuk penelitian ini).
Keterangan :
X8 : Kesehatan
X9 : Perhatian
ataupun sesuatu hal, sedangkan tempat adalah ruang yang digunakan untuk
kurikulum dalam kenyataan yang ada di lapangan kerja serta sarana untuk
kerja profesi.
54
adalah:
nyata.
Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap taruna
kampus.
tersisih.
profesi lain. Artinya, profesi itu pasti ditandai oleh adanya suatu
berasal dari diri taruna dan faktor ekstern yang ada di luar diri taruna.
Faktor yang berasal dari dalam diri taruna antara lain intelegensi, bakat,
minat, sikap dan sebagainya sedangkan yang berasal dari luar diri
(5) kondisi dan masa depan dalam suatu pekerjaan, dan (6) syarat
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada
(2) Materials (bahan). Materi terdiri dari barang setengah jadi (raw
material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang
lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan atau materi sebagai suatu sarana, sebab materi dan
manusia tidak dapat dipisahkan tanpa materi tidak akan tercapai hasil
yang dikehendaki.
kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu
dilakukan agar dapat menguasai pasar, kualitas dan harga barang harus
profesi.
c. Sikap Profesional
kuliah.
d. Keterampilan
orang lain secara sopan, bertanya pada saat yang tepat, menghargai
3. Memiliki alat (machine) dan ilmu atau cara (methods) di bidang teknis
tepat.
Profesi.
karakteristik tempat Praktik Kerja Profesi adalah ciri-ciri yang khas dari
yaitu yang meliputi tenaga ahli yang ada, bahan kerja yang digunakan, alat
yang dipakai, ilmu keahlian sebagai cara atau teknis, pengguna layanannya,
bersaing di dunia kerja secara optimal. Tempat praktik kerja profesi akan
X13
X14
Karakteristik tempat
X15 Praktik Kerja
X16
Gambar 2.5. Indikator Inspirasi dari Karakteristik Tempat Praktik Kerja Profesi.
Sumber : Pott (2002), dikembangkan untuk penelitian ini.
Keterangan :
E. Kapabilitas Lulusan
1. Definisi Kapabilitas
mengeksploitasi baik secara sumber daya yang dimiliki dalam diri maupun
penilaian atau ukuran dari apa yang dilakukan oleh orang tersebut.
yang dalam hubungan dengan tugas dan pekerjaan berarti dapat melakukan
yang diharapkan.
kapabilitas adalah terletak pada keunikan dari keterampilan atau skills dan
fungsional.
Berbasis
System teknis pengetahuan dan
keterampilan System
manajerial
aspek kognitif. Hal ini dapat dilihat pada prestasi mahasiswa yang
maksimal.
Indeks Prestasi (IP) tinggi belum menjadi jaminan akan berhasil di dunia
satu atau dua kali pembelajaran atau satu dua kali pelatihan. Kemampuan
ini harus dilatihkan dan dibiasakan setiap hari. Oleh karena itu institusi
dengan seluruh sumber daya yang ada melalui pengetahuan, sikap dan
sikap kerja dan keterampilan yang telah dimiliki dari dunia pendidikan.
yang baik, semangat belajar diri taruna yang tinggi, dan percaya diri yang
matang.
X17
Kapabilitas lulusan
X18
X19
Keterangan :
F. Mindset Entrepreneurship
a) Mindset
adalah bentuk yang menjadi ukuran tetap pikir adalah fondasi seluruh
tindakan seseorang.
keputusan tertentu dan bukan opsi lain, alasan-alasan apa saja yang
melatar belakangi keputusan kita semua dipengaruhi oleh pola pikir yang
cara berpikir orang tersebut. Apabila ingin sukses, maka seseorang harus
seseorang tetap bertahan dengan pola pikir yang lama, maka orang tersebut
hanya akan berada dalam zona nyaman yang ketinggalan zaman serta tidak
adalah ‘bisa’. Pola pikir seseorang ada karena hasil dari sebuah proses
belajar (learning), atau pola pikir bisa diubah (unlearning), atau dibentuk
Ada yang bisa berubah secara cepat, tetapi ada juga yang bisa berubah
secara perlahan.
b). Entrepreneurship
something new with value by devoting the necessary time and effort,
independence.
sesuatu yang baru oleh nilai dengan mengabdikan waktu dan usaha yang
pribadi.
tergantungan dan optimis, (b) berorientasi pada tugas dan hasil wataknya
tekad yang keras, mempunyai dorongan kuat, enerjik dan inisiatif, (c)
(e) keorisinilan wataknya inovatif dan kreatif serta fleksibel, dan (f)
sebagainya, namun karakter dan pola pikir tahan banting, tekun, jujur,
kerja keras, tidak mudah putus asa, semangat kerja keras, tidak setengah-
the box akan memiliki peluang sukses lebih besar dari pada yang tidak
kreatifitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang
berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, di mana ada beberapa aspek
lainnya.
a) Action Oriented.
Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, risiko
c) Berpikir simple.
baru.
memiliki integritas dan disiplin yang tinggi terhadap apa yang sedang
sendirian.
new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
kegigihan yang keras, suka tantangan, semangat yang tinggi, dan proses
X20
Mindset
X21
Entrepreneurship
X22
X23
pembelajaran dengan modus belajar dalam praktik dan teori untuk hasil
adult education literature. (d) stablishing the best mood state for learning,
pendidikan digunakan untuk membuat suatu hasil yang lebih baik dari
hasil sebelumnya, oleh karena itu diperlukan semangat tinggi dari institusi
mekanik terhadap hasil dan transfer belajar di smk kota malang, bahwa :
….. (4) orientasi locus of control internal lebih unggul daripada locus of
control eksternal dalam hasil dan transfer belajar pengenalan pola dan
praktik.
Dengan Kebutuhan Dunia Kerja”, agar PSG relevan bagi SMK kebutuhan
dunia kerja, maka pihak sekolah perlu : (a) memahami budaya kerja
dengan program keahlian yang ada pada dunia kerja (industri), (c)
76
industri dan lembaga yang terkait dalam temu wicara untuk menginformasi
program tersebut.
6. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Qosja dan Druga (2015)
tua dan keluarga, sosial dan ekonomi. Artinya jiwa wirausaha banyak
(2) luaran (output) dari model WBL Rolling Terpadu yaitu: pengetahuan
pembelajaran WBL.
tinggi, kesiapan mental, dan respon pengguna lulusan tinggi yang diiringi
oleh tempat praktik yang relevan dan sesuai karakter keilmuan program
studi.
yang tidak linier antara persepsi positif terhadap belajar dengan praksis
terpusat. Total dari 39 diberi peringkat oleh atasan sebagai sangat sukses,
Subyek diuji untuk lokus sifat kontrol dasar dan terkait pekerjaan.
implikasi praktis.
reality? A case study into how, if at all, practical work supports learning
in the classroom”.
pihak yang terkait. Ketiga, atmosfir kelas yang kaya variasi langsung
H. Kerangka Berfikir
dilakukan, maka semakin tinggi pula kapabilitas yang dicapai oleh lulusan.
Kontribusi penting dari tipe lokus kendali dapat dipilah menjadi dua
kontribusi yang terkait dengan pola pikir dan kualifikasi softskill yang
lokus kendali yang dimiliki yang didukung oleh kemampuan para lulusan
dalam bekerja.
dunia kerja.
Kapabilitas Lulusan.
melalui Praktik Kerja Profesi telah membekalinya dengan pola pikir yang
sesuai dengan pola kerja profesi yang sangat diperlukan di dunia kerja
Lulusan PKTJ.
pendidikan tinggi.
lebih baik, karena kompetensi yang dibutuhkan untuk bekerja saat ini
Entrepreneurship.
secara keseluruhan.
Lulusan.
10. Pengaruh Modus Belajar di Kelas, Tipe Lokus Kendali, Etos Belajar,
Cara belajar taruna di kelas yang baik dan tepat, keyakinan atau
rasa percaya diri individu yang menonjol untuk maju dan beprestasi yang
lulusan.
dapat tercapai.
Modus Belajar
di Kelas
Tipe Lokus
Kendali
Kapabilitas Mindset
Lulusan Entrepreneurship
Lulusan
Etos Belajar
Karakteristik
Tempat Praktik
Kerja Profesi
Keterangan :
Garis pengaruh :
87
1 X1 x1.1
2 X2 x2.1
x3.1 Modus 1
3 X3 Pembelajaran
x4.1 (1) 1
4 X4 x5.1
y1.1 Y1 1
2 Kapabilitas y2.1
5 X5 Lulusan Y2 2
(1)
3 y3.1
x6.2 Y3 3
6 X6 Tipe Lokus
Kendali
x7.2 (2)
7 X7 4
x8.3
1
8 X8
5
9 X9 x9.3
Etos Belajar
x10.3 (3) y4.2 Y4 4
10 X10
x11.3 6
y5.2 Y5 5
11 X11
Midset y6.2
7 Enterpreunership Y6 6
(2) y7.2
12 X12 x12.4
y8.2 Y7 7
13 x13.4 8
X13
Karakteristik Y8 8
x14.4 (4) 2
14 X14
x15.4
15 X15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan exploratory research dan descriptive
research. Isi esensi dalam uraian rancangan penelitian adalah paparan tentang
tipe lokus kendali, etos belajar, karakteristik tempat praktik kerja profesi,
pengertian di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh taruna
PKTJ, program studi Diploma IV TKO sebanyak 109 taruna, Diploma III
PKB sebanyak 182 taruna dan Diploma IV MKTJ sebanyak 225 taruna
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
taruna dari seluruh taruna di PKTJ. Penelitian ini tidak dilakukan secara
praktik kerja profesi untuk penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu
90
sebanyak 23 variabel.
C. Instrumen Penelitian
Pengembangan instrumen menjadi penting bila dikaitkan dengan upaya
untuk menghasilkan suatu alat ukur dalam proses pengumpulan data yang
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
(Sugiyono, 2013a:60).
penelitian ini yaitu instrumen pengumpulan data serta instrumen validasi dan
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
you use for gathering data will give you the same results. If
kelompok bentuk non tes yang paling banyak digunakan, terutama dalam
(Mukhadis, 2013:204).
skill, soft skill dan kemampuan kompetitif sebagai pendukung data yang
diperoleh dari tracer study kepada para lulusan yang sudah bekerja dan data
2. Instrumen Judgement
Angket oleh Ahli Skala yang digunakan pada instrumen ini adalah
rating scale. Skala tersebut memungkinkan data mentah berupa angka yang
dinilai oleh ahli bidang konten dan bidang konstruk dengan jawaban
atau angket yang dibagikan kepada taruna yang sudah lulus yang dipilih
sebagai sampel. Secara umum teknik pengumpulan data yang sering digunakan
pengaruh modus belajar di kelas, tipe lokus kendali, etos belajar, karakteristik
93
memiliki lima indikator, lima deskriptor dan sepuluh butir soal, (b) variabel
Tipe Lokus Kendali memiliki dua indikator, dua deskriptor dan empat butir
soal, (c) variabel Etos Belajar memiliki lima indikator, lima deskriptor dan
sepuluh butir soal, (d) variabel Karakteristik Tempat Praktik Kerja Profesi
memiliki empat indikator, empat deskriptor dan delapan butir soal, (e) variabel
Kapabilitas memiliki tiga indikator, tiga deskriptor dan enam butir soal, (f)
diujicoba terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan pada sampel peserta
52 butir layak tersebut terdiri dari: (1) instrumen modus belajar dikelas (10
butir layak dari 10 butir), (2) instrumen lokus kendali (10 butir layak dari 10
butir), (3) instrumen etos kerja (10 butir layak dari 10 butir), (4) instrumen
karakteristik tempat Ppraktik kerja profesi (8 butir layak dari 8 butir), (5)
instrumen kapabilitas lulusan PKTJ (6 butir layak dari 6 butir), dan (6)
94
Distribusi instrumen dan jumlah butir untuk uji coba kecocokan model dan
Tidak Nilai
No Variabel Aspek Valid
Valid Alfa
1 Modus Belajar di Kelas Menanya 1, 2 - 0,756
(X1) Mengumpulkan Informasi 3, 4 -
Percobaan/ Eksperimen 5, 6 -
Menganalisa 7, 8 -
Mengkomunikasikan 9, 10 -
Tidak Nilai
No Variabel Aspek Valid
Valid Alfa
3. Etos Kerja (X3) Kesehatan 1, 2 - 0,777
Perhatian 3, 4 -
Minat dan Bakat 5, 6
Alat dan Metode
7, 8 -
Pengajaran
Kondisi Lingkungan 9, 10 -
4. Karakteristik Tempat Memiliki tenaga ahli yang 0,747
1, 2 -
Praktik Kerja Profesi (X4) berkompeten.
Memiliki bahan praktik
kerja teknis yang relevan. 3, 4 -
F. Analisis data
Analisis data dilakukan untuk menguji pengaruh Modus Belajar di
Kelas, Tipe Lokus Kendali, Etos Belajar, Karakteristik Tempat Praktik Kerja
96
Equation Modeling).
Selanjutnya data dan fakta dari angket yang terkumpul akan diuji dengan
teknik analisis data SEM. Tahapan analisis SEM sendiri setidaknya harus
respesifikasi model.
data. Sesuai dengan model yang dikembangkan dalam penelitian ini maka alat
structural, (4) memilih matriks input untuk analisis data, (5) menilai identifikasi
model.
97
yang kuat. Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui
peneliti bukan terletak pada metode analisis yang dipilih namun terletak
pada justifikasi secara teoritis untuk mendukung analisis. Jadi jelas bahwa
hubungan antar variabel dalam model merupakan deduksi dari teori. Tanpa
diagram jalur dan menyusun persamaan struktural. Ada 2 hal yang perlu
antar konstruk laten baik endogen maupun eksogen menyusun suatu dan
sebagai berikut:
98
tabel berikut:
X8 : Etos Belajar 1+ e8
Diusulkan
lainnya. SEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian atau
dalam AMOS, tetapi program AMOS akan merubah dahulu data mentah
full model untuk melihat kesesuaian model dan hubungan kausalitas yang
sering didapat hasil estimasi yang tidak logis atau meaningless dan hal ini
unique estimate.
hasil estimasi yang meliputi : a) Adanya nilai standar error yang besar
yang negatif. d).Adanya nilai korelasi yang tinggi (> 0,90) antar koefisien
estimasi. e) Jika diketahui ada problem identifikasi, ada tiga hal yang harus
respirokal antar konstruk (model non recursive) atau (3) Kegagalan dalam
Ukuran fundamental dari overall fit adalah likelihood ratio chi square
(X2). Nilai chi square yang tinggi relatif terhadap degree of freedom
(p) lebih kecil dari tingkat signifikasi (q). Sebaliknya nilai chi square yang
kecil akan menghasilkan nilai probabilitas (p) yang lebih besar dari tingkat
signifikasi (q) dan ini menunjukkan bahwa input matrik kovarian antara
Dalam hal ini peneliti harus mencari nilai chi square yang tidak signifikan
karena mengharapkan bahwa model yang diusulkan cocok atau fit dengan
data observasi.
1) RMSEA
menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA antara
2) GFI
1984; dalam Ferdinand, 2006 yaitu ukuran non statistik yang nilainya
berkisar dari nilai 0 (poor fit) sampai 1.0 (perfect fit). Nilai GFI tinggi
menunjukkan fit yang lebih baik dan berapa nilai GFI yang dapat
diterima sebagai nilai yang layak belum ada standarnya, tetapi banyak
3) AGFI
4) CMIN / DF
Adalah nilai chi square dibagi dengan degree of freedom. Byrne, 1988;
dalam Imam Ghozali, 2008, mengusulkan nilai ratio ini < 2 merupakan
perintah \cmindf.
103
5) TLI
TLI (Tucker Lewis Index) atau dikenal dengan nunnormed fit index
komposisi antara proposed model dan null model dan nilai TLI berkisar
dari 0 sampai 1.0. Nilai TLI yang direkomendasikan adalah sama atau >
0.90. Program AMOS akan memberikan nilai TLI dengan perintah \tli.
6) CFI
Indeks sangat di anjurkan, begitu pula TLI, karena indeks ini relative
kerumitan model nila CFI yang berkisar antara 0-1. Nilai yang
Batas keamanan untuk jumlah residual yang dihasilkan oleh model adalah
1%. Nilai residual value yang lebih besar atau sama dengan 2,58
sampai sejauh mana suatu indikator secara akurat mengukur apa yang
dan residual yang signifikan ini menunjukan adanya prediction error yang
BAB IV
HASIL PENELITIAN
program SPSS for windows. Dalam bab ini peneliti memaparkan hasil penelitian
berupa analisis data yang terdiri dari deskripsi data hasil penelitian, homogenitas
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks sebesar
oleh jawaban mereka atas pertanyaan terbuka yang terdapat pada Tabel
berikut:
Indeks dan
No Indikator Persepsi Responden
Interpretasi
100, rata-rata indeks variabel lokus kendali adalah tinggi yakni sebesar
kendali, yakni sebesar 77,48%. dan yang tertinggi adalah lokus kendali
bahwa kedua indikator dapat dijadikan tolok ukur variabel lokus kendali.
oleh jawaban atas pertanyaan terbuka yang terdapat pada tabel berikut:
Indeks dan
No Indikator Persepsi Responden
Interpretasi
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks sebesar
indikator minat dan bakat memperoleh nilai indeks sebesar 80,38%. Hal
Indeks dan
No Indikator Persepsi Responden
Interpretasi
Pada Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks
Kerja Profesi adalah tinggi yakni sebesar 78,85%. Hal ini menunjukkan
teknis yang relevan serta memiliki alat kerja teknis yang memadai dengan
Kerja Profesi
disertai dengan jawaban dari mereka atas pertanyaan terbuka pada angket
yang telah diberikan kepada para responden seperti yang terdapat pada
tabel berikut:
112
Indeks dan
No Indikator Persepsi Responden
Interpretasi
Pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks sebesar
kapabilitas lulusan pada PKTJ dalam kategori tinggi. Dalam tabel tersebut
Hal ini menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut dapat dijadikan tolok
oleh jawaban mereka atas pertanyaan terbuka yang terdapat pada tabel
berikut:
Indeks dan
No Indikator Persepsi Responden
Interpretasi
4 Pandai Bersosialisasi
Mengambil Peluang dan
0,22 8,26 190,43 128,70 81,90
Membangun Jaringan
lulusan.
oleh jawaban mereka atas pertanyaan terbuka yang terdapat pada Tabel
berikut:
Indeks dan
No Indikator Persepsi Responden
Interpretasi
Equation Modelling (SEM), yang dilakukan melalui tujuh tahap sebagai berikut:
116
kausalitas antara variabel Modus Belajar, Lokus Kendali, Etos Belajar dan
Mindset Entrepreneurship.
Bab III pada Gambar 3.1, berdasarkan kerangka pemikiran teoritis pada Bab II
Gambar 2.1.
koefisien sangat besar, munculnya angka aneh misalnya varians error yang
Tahap ini dilakukan interpretasi model dan modifikasi model yang tidak
penilaian fit model (goodness dan fit), uji validitas konstruk yaitu validitas
Identifikasi Model
yang akan diestimasi adalah k = 10, yaitu 5 buah loading faktor () dan 5
buah varian error (). Jadi, derajat bebas (df) model Profitabilitas adalah
lebih kecil dari 0,001 yang artinya semua indikator Modus Belajar
Estimate
X1_1 <--- ModusBelajar ,637
X1_2 <--- ModusBelajar ,635
X1_3 <--- ModusBelajar ,680
X1_4 <--- ModusBelajar ,753
X1_5 <--- ModusBelajar ,645
Modus Belajar.
120
2) Reliabilitas Indikator
sebagai berikut :
Estimate
X1_5 ,416
X1_4 ,567
X1_3 ,462
X1_2 ,403
X1_1 ,405
dari 0,5. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa X1_4 dinyatakan
3) Reliabilitas konstruk
berikut :
(1 - 0,4162) = 3,966
121
∑��= �� ,
�� = = = ,
∑��= �� + ∑��= �� , + ,
∑��= �� ,
��� = = = ,
�
AVE yang hanya sebesar 0,235, lebih kecil dari nilai minimal yang
lebih banyak error yang terdapat pada item-item indikator dari pada
varians yang dapat dijelaskan oleh konstruk laten Modus Belajar. Jadi,
value 0,384. Karena p-value yang dihasilkan lebih besar (lebih besar dari α
diperoleh:
Indeks fit CFI yang dihasilkan nilainya sebesar 0,999. Karena CFI
lebih besar dari 0,90, maka ini juga mengindikasikan bahwa model fit.
atas 0,90.
Nilai RMSEA yang dihasilkan sebesar 0,016. Karena nilai ini lebih
Gambar 4.2
Confirmatory Factor Analysis (CFA) Konstruk Modus Belajar
Identifikasi Model
diestimasi adalah k = 10, yaitu 5 buah loading faktor () dan 5 buah
varian error (). Jadi, derajat bebas (df) model Liquiditas adalah 15 - 10 =
→ X3_5 diperoleh nilai sebesar dibawah 0,05 (α= 5%) yang artinya
Estimate
X3_1 <--- EtosBelajar ,583
X3_2 <--- EtosBelajar ,652
X3_3 <--- EtosBelajar ,569
X3_4 <--- EtosBelajar ,754
X3_5 <--- EtosBelajar ,701
Belajar.
2) Reliabilitas Indikator
sebagai berikut :
Estimate
X3_5 ,491
X3_4 ,569
X3_3 ,324
X3_2 ,426
X3_1 ,340
dari 0,5. Pada tabel 4.23 di atas dapat disimpulkan bahwa X3_4
126
3) Reliabilitas konstruk
(1 - 0,5832) = 2,851
∑��= �� ,
�� = = = ,
∑��= �� + ∑��= �� , + ,
∑��= �� ,
��� = = = ,
�
diperoleh hanya sebesar 0,458, lebih kecil dari nilai minimal yang
masih terdapat error yang terdapat pada item-item indikator dari pada
value 0,190. Karena p-value yang dihasilkan lebih besar (lebih besar dari α
Diperoleh:
Indeks fit CFI yang dihasilkan nilainya sebesar 0,990. Karena CFI
lebih besar dari 0,90, maka ini juga mengindikasikan bahwa model
Nilai RMSEA yang dihasilkan sebesar 0,050 Karena nilai ini lebih
Gambar 4.4
Confirmatory Factor Analysis (CFA) Konstruk Etos Belajar
sebagai berikut:
129
Identifikasi Model
4 buah loading faktor () dan 4 buah varian error (). Jadi, derajat bebas
Estimate
X4_1 <--- KarakteristikTPKP ,579
X4_2 <--- KarakteristikTPKP ,783
X4_3 <--- KarakteristikTPKP ,728
X4_4 <--- KarakteristikTPKP ,690
Indikator X4_1 mempunyai nilai loading (kolom Estimnate)
yang lebih kecil dari 0,6, sehingga indikator X4_1 tidak memenuhi
2) Reliabilitas Indikator
Estimate
X4_4 ,476
X4_3 ,531
X4_2 ,613
X4_1 ,335
dari 0,5. Dari tabel 4.29 di atas dapat disimpulkan bahwa X4_3 dan
X4_2 dinyatakan reliabel karena nilai R2 yang lebih besar dari 0,50.
3) Reliabilitas Konstruk
= 3,003
∑��= �� ,
�� = = = ,
∑��= �� + ∑��= �� , + ,
∑��= �� ,
��� = = = ,
�
132
AVE yang hanya sebesar 0,249, lebih kecil dari nilai minimal yang
lebih banyak error yang terdapat pada item-item indikator dari pada
value 0,053. Karena p-value yang dihasilkan lebih besar (lebih besar dari α
diperoleh:
Indeks fit CFI yang dihasilkan nilainya sebesar 0,983. Karena CFI
lebih besar dari 0,90, maka ini juga mengindikasikan bahwa model fit.
diatas 0,90.
Nilai RMSEA yang dihasilkan sebesar 0,099. Karena nilai ini lebih
kecil dari 0,10, maka model dikatakan fit. Pembahasan di atas ditarik
konstruk laten sekaligus yang terdiri dari 6 buah variabel observed beserta
Identifikasi Model
yang akan diestimasi adalah k = 14, yaitu 7 buah loading faktor () dan 7
buah varian error (). Jadi, derajat bebas (df) model Kapabilitas Lulusan
positif, maka syarat perlu sebagai model yang identified telah terpenuhi.
→ Y1_3 diperoleh nilai sebesar dibawah 0,05 (α= 5%) yang artinya
Estimate
Y1_3 <--- KapabilitasLulusan ,626
Y1_2 <--- KapabilitasLulusan ,687
Y1_1 <--- KapabilitasLulusan ,565
Y2_3 <--- MindsetEntrepreneurship ,812
Y2_2 <--- MindsetEntrepreneurship ,783
Y2_4 <--- MindsetEntrepreneurship ,736
Y2_1 <--- MindsetEntrepreneurship ,497
2) Reliabilitas Indikator
sebagai berikut:
137
Estimate
Y2_4 ,542
Y2_1 ,247
Y2_2 ,614
Y2_3 ,659
Y1_1 ,319
Y1_2 ,472
Y1_3 ,392
dari 0,5. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa indikator Y2_2,
3) Reliabilitas Konstruk
Nilai loading faktor � yang dihasilkan Tabel diatas akan
berikut :
= 4,706
+ 0,6262 = 3,244
138
∑��= �� ,
�� = = = ,
∑��= �� + ∑��= �� , + ,
∑��= �� ,
��� = = = ,
�
terdapat error pada item-item indikator dari pada varians yang dapat
value 0,008. Karena p-value yang dihasilkan lebih kecil (lebih kecil dari α
diperoleh:
Indeks fit CFI yang dihasilkan nilainya sebesar 0,965. Karena CFI
lebih besar dari 0,90, maka ini juga mengindikasikan bahwa model fit.
diatas 0,90.
kecil dari syarat fit yakni sebesar 0,10, maka model dikatakan fit.
1 X1 x1.1
2 X2 x2.1
x3.1 Modus 1
3 X3 Pembelajaran
x4.1 (1) 1
4 X4 x5.1
y1.1 Y1 1
2 Kapabilitas y2.1
5 X5 Lulusan Y2 2
(1)
3 y3.1
x6.2 Y3 3
6 X6 Tipe Lokus
x7.2 Kendali
(2)
7 X7 4
x8.3
1
8 X8
5
9 X9 x9.3
Etos Belajar
x10.3 (3) y4.2 Y4 4
10 X10
x11.3 6
11
y5.2 Y5 5
X11
Midset y6.2
7 Enterpreunership Y6 6
(2) y7.2
12 X12 x12.4
y8.2 Y7 7
13 x13.4 8
X13
Karakteristik Y8 8
x14.4 (4) 2
14 X14
x15.4
15 X15
berikut :
value 0,000. Karena p-value yang dihasilkan lebih kecil (lebih kecil dari α
diperoleh:
Indeks fit CFI yang dihasilkan nilainya sebesar 0,737. Karena CFI
lebih kecil dari 0,90, maka ini juga mengindikasikan bahwa model belum
cukup fit. Perhatikan pula indeks fit incremental lainnya yang semuanya
Nilai RMSEA yang dihasilkan sebesar 0,105. Karena nilai ini lebih
→ MindsetEntrepreneurship.
sebagai berikut:
Estimate
KapabilitasLulusan <--- ModusBelajar ,230
KapabilitasLulusan <--- LokusKendali ,211
KapabilitasLulusan <--- EtosBelajar -,004
KapabilitasLulusan <--- KarakteristikTPKP ,739
MindsetEnterpreunership <--- ModusBelajar ,345
MindsetEnterpreunership <--- LokusKendali ,365
MindsetEnterpreunership <--- EtosBelajar -,064
MindsetEnterpreunership <--- KarakteristikTPKP ,510
X1_1 <--- ModusBelajar ,623
X1_2 <--- ModusBelajar ,640
X1_3 <--- ModusBelajar ,678
Y1_3 <--- KapabilitasLulusan ,595
Y1_2 <--- KapabilitasLulusan ,538
145
Estimate
Y1_1 <--- KapabilitasLulusan ,592
Y2_3 <--- MindsetEntrepreneurship ,758
Y2_2 <--- MindsetEntrepreneurship ,736
X1_4 <--- ModusBelajar ,752
Y2_4 <--- MindsetEntrepreneurship ,675
Y2_1 <--- MindsetEntrepreneurship ,464
X1_5 <--- ModusBelajar ,650
X2_1 <--- LokusKendali ,704
X2_2 <--- LokusKendali ,832
X3_1 <--- EtosBelajar ,584
X3_2 <--- EtosBelajar ,651
X3_3 <--- EtosBelajar ,567
X3_4 <--- EtosBelajar ,755
X3_5 <--- EtosBelajar ,702
X4_1 <--- KarakteristikTPKP ,561
X4_2 <--- KarakteristikTPKP ,785
X4_3 <--- KarakteristikTPKP ,696
X4_4 <--- KarakteristikTPKP ,709
diharapkan adalah diatas dari 0,5 dari konstruk latennya. Dengan demikian
berikut:
146
AMOS maka hasil analisis Amos Output, folder Model Fit ǀ CMIN.
Diperoleh:
value 0,020. Karena p-value yang dihasilkan lebih kecil (lebih kecil dari α
149
diperoleh:
Indeks fit CFI yang dihasilkan nilainya sebesar 0,976. Karena CFI
lebih besar dari 0,90, maka ini juga mengindikasikan bahwa model fit.
Nilai RMSEA yang dihasilkan sebesar 0,033. Karena nilai ini lebih
full model SEM sudah memenuhi kriteria goodness of fit yang telah
ditetapkan. Ukuran goodness of fit yang menunjukkan kondisi yang fit hal
ini disebabkan oleh angka Chi-square sebesar 247,710 yang lebih kecil
dari cut-off value yang ditetapkan (272,16) dengan nilai probability 0,204
atau diatas 0,05, nilai ini menunjukkan adanya perbedaan antara matriks
Ukuran goodness of fit lain juga menunjukkan pada kondisi yang baik
yaitu TLI (0,971); CFI (0,976); CMIN/DF (1,214); RMSEA (0,033); GFI
E. Pengujian Hipotesis
signifikan dengan nilai CR = 2,252 yang memenuhi syarat > 1.96 dengan
terbukti kebenarannya.
signifikan dengan nilai CR = 1,287 yang tidak memenuhi syarat > 1.96
Kapabilitas Lulusan
terbukti kebenarannya.
terbukti kebenarannya.
lulusan. Hal ini ditunjukkan dari nilai parameter estimasi hubungan kedua
syarat > 1,96 dengan probabilitas = 0,109 yang tidak memenuhi syarat
hasil yang signifikan dengan nilai CR = -1,983 yang memenuhi syarat >
2,291 yang memenuhi syarat > 1.96 dengan probabilitas = 0,022 yang
lulusan. Hal ini ditunjukkan dari nilai parameter estimasi hubungan kedua
yang signifikan dengan nilai CR = 7,362 yang memenuhi syarat > 1.96
kebenarannya.
157
sebesar 0,370.
= 0,665 yang tidak memenuhi syarat > 1.96 dengan probabilitas = 0,506
Tipe Lokus Kendali, Etos Belajar dan Karakteristik Tempat Praktik Kerja
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian seperti diuraikan pada bab IV akan dikemukakan pada bab
penelitian ini yaitu modus belajar di kelas, tipe lokus kendali, etos belajar,
entrepreneurship.
PKTJ dan telah dilaksanakan dapat mensinergikan materi teori dan praktik.
Bruner, Modus Belajar merupakan proses aktif dalam menemukan hal yang
sebagai insan pemikir dan pencipta informasi, sehingga dengan proses aktif
dalam menemukan hal yang baru diluar informasi yang diberikan maka akan
meningkatkan kapabilitas.
Puspita dkk (2013), Maulidia (2016), Putri dkk (2016) dan Syarifah (2016)
cara yang paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar dan
Hal ini sependapat dengan hasil studi dari pakar pendidikan (Jalal&
Mustafa, 2001), empat fungsi yang dimaksud adalah: guru sebagai pendidik,
guru sebagai pengajar, guru sebagai pelatih, dan guru sebagai pembimbing,
hasil dari proses belajar dan modus yang telah digunakan. Seiring pendapat
pengajarannya, yakni cara yang baik dan tepat akan menghasilkan prestasi
bahwa Lokus Kendali eksternal telah dirasakan positif oleh taruna PKTJ.
Diantara lokus kendali internal dan lokus kendali eksternal yang menjadi
terhadap Tipe Lokus Kendali adalah lokus kendali eksternal. Kenyataan ini
kendali ekternal. Dalam hal ini, para taruna mengendalikan kemampuan dirinya
dari kondisi eksternal dan diluar kendali mereka. Singer dan Singer (2001)
mengatakan bahwa individu yang memiliki ciri lokus kendali internal akan
keberuntungan.
lulusan saat ini tidak terpengaruhi oleh tipe lokus kendali yang dimilikinya.
Hasil penelitian ini merupakan justifikasi dari teori lokus kendali yang
dikemukakan oleh (Li et al, 2015) bahwa lokus kendali merupakan kendali
keberhasilan diri.
yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri, sehingga dengan
penelitian ini tipe lokus kendali yang dominan pada taruna adalah lokus
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari A.Mukhadis yang berjudul
dalam hasil dan transfer belajar pengenalan pola dan gabungan pengenalan
pola dan urutan tindakan prosedural, pada kelompok pebelajar yang memiliki
kondisi bakat berpikir mekanik apapun, yang berarti bahwa lokus kontrol
internal dimiliki oleh seluruh siswa yang memiliki bakat berpikir mekanik
2006).”
internal meyakini hasil kerjanya mereka adalah karena sendiri, atau karakter
menentukan untuk hasil yang positif, yakni hanya karakter lokus kendali
dan mampu mengatur tingkat hasil yang dicapai sesuai kinerja yang
dilakukannya.
164
tetapi seyogyanya keyakinan diri internal tidak seharusnya lemah karena akan
Transportasi Jalan. Selain itu etos belajar memiliki pengaruh yang positif
lingkungan belajar telah dirasakan positif oleh taruna PKTJ. Kenyataan ini
terhadap kapabilitas. Hasil penelitian ini merupakan justifikasi dari teori etos
merupakan aspek evaluatif sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia
pengalaman baru.
165
sebuah hasil belajar, sehingga dengan aspek evaluatif sebagai sikap mendasar
terhadap diri dan dunia taruna yang direfleksikan dalam kehidupannya untuk
meningkatkan kapabilitas.
kemampuan siswa dan Wahyono dkk hasil penelitian yang dilakukan oleh
kapabel yang siap untuk memasuki dunia kerja. Peningkatan etos belajar
belajar sangat penting dimiliki taruna dalam proses pembelajaran. Hal ini
belajar lebih baik, sehingga akan meningkatkan hasil belajar dan diharapkan
menjadi lulusan yang kapabel. Etos belajar ini akan muncul jika taruna
merasa tertarik terhadap berbagai hal yang akan dipelajari, atau jika taruna
166
Akhimya dapat dikatakan bahwa belajar itu tiada lain adalah memperoleh
Belajar merupakan sebuah kegiaan yang dibutuhkan oleh siswa; yakni siswa
merasa perlu akan belajar. Semakin kuat keinginan siswa untuk belajar, maka
maupun keterampilan.
Kapabilitas Lulusan
Kerja Profesi telah membekalinya dengan pola pikir yang sesuai dengan pola
bidang ilmu tertentu dan aplikasinya (Alsford, 2012). Sebenarnya belum ada
pihak lain seperti dunia industri dan dunia usaha sangat diperlukan untuk
suatu pelatihan bagi taruna untuk meningkatkan kemampuan baik dalam hal
dunia kerja.
Dunia usaha atau dunia industri yang dipilih sebagai tempat praktik
kerja profesi adalah yang memiliki karakteristik memiliki peralatan atau alat
169
yang diberikan kepada taruna. Hal ini dikarenakan taruna langsung memakai
PKTJ dan telah dilaksanakan dapat mensinergikan materi kuliah teori dan
praktik.
mencakup isi, materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara
belajar yang baik akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara kritis
dan inovarif pada taruna, sehingga taruna bisa percaya diri dan optimis yaitu
serta berorientasi pada tugas dan hasil yaitu kebutuhan untuk berprestasi,
menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, di mana
ada beberapa aspek yang menyertainya seperti psikis, resiko sosial, masalah
dan inovatif diperoleh taruna ketika taruna memiliki modus belajar yang
tinggi.
Taruna yang memiliki modus belajar yang tinggi akan untuk berlatih
umpan balik. Ketika mendapatkan materi yang merupakan konsep yang baru,
di setiap langkah.
Pendidik pada PKTJ mentransfer informasi materi atau skill yang baru,
baik secara lisan maupun visual, sehingga taruna akan dapat memiliki dan
Selain itu, Pendidik pada PKTJ juga menguji taruna dalam penguasaan
bahwa lokus kendali eksternal telah dirasakan positif oleh taruna PKTJ.
Diantara lokus kendali intern dan lokus kendali ekstern yang menjadi
terhadap tipe lokus kendali adalah lokus kendali eksternal. Kenyataan ini
kendali ekternal. Dalam hal ini, para taruna mengendalikan kemampuan dirinya
simple dan fokus pada eksekusi, integritas dan disiplin tinggi serta pandai
yang baik adalah ketika taruna memiliki pola pikir terhadap pemahaman
173
yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah
taruna dalam keberhasilan pembelajaran ini terbagi menjadi dua yaitu lokus
mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di organisasi dan lokus
perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar
bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Lokus kendali internal
pada taruna adalah ketika taruna merasa yakin bahwa mereka merupakan
pemegang kendali atas apa-apa pun yang terjadi pada diri mereka, sedangkan
lokus kendali eksternal pada taruna adalah ketika taruna merasa yakin bahwa
apapun yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti
meliputi, kemauan dan rasa percaya diri, berani mengambil risiko, pekerja
berwirausaha.
Entrepreneurship yang baik maka taruna harus memiliki ide atau visi yang
jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi risiko. Apabila ada kesiapan
baik dengan mitra usaha maupun pihak yang terkait dengan kepentingan usaha.
berdiri sendiri atau gabungan dari satu dua bakat, atau karena dukungan bakat
lingkungan belajar telah dirasakan positif oleh taruna PKTJ. Kenyataan ini
maupun tidak langsung. Lingkungan belajar belajar taruna ini mencakup dua
hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek
berlangsung dengan suasana yang nyaman tidak ada gangguan dari manapun.
Adanya etos belajar yang tinggi akan menciptakan pola pikir untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different)
Etos belajar yang tinggi menjadikan taruna PKTJ selalu mau belajar hal-hal
dalam hidupnya. Etos belajar taruna PKTJ bahwa belajar sebagai sebuah
memiliki tradisi belajar. Etos belajar tak sekadar mempelajari apa yang
luar kampus.
Taruna memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk belajar berbagai hal.
Motivasi internal dalam dirinya untuk senantiasa belajar memang begitu kuat,
sehingga hal tersebut dapat menciptakan suatu mindset tentang kreatifitas dan
Taruna PKTJ yang memiliki etos kerja yang tinggi akan memiliki ide
atau visi yang jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi risiko.
kemauan dan rasa percaya diri, berani mengambil risiko, pekerja keras, fokus
Entrepreneurship Lulusan
kebenarannya.
pikir yang sesuai dengan pola kerja profesi yang sangat diperlukan di dunia
Kerja Profesi telah membekalinya dengan pola pikir yang sesuai dengan pola
terhadap minat berwirausaha dan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2016)
minat berwirausaha.
akademik dengan dunia kerja, agar kedua institusi ini dapat link and match.
harus selalu diupayakan agar lulusan PKTJ lebih siap bersaing didunia kerja.
harus dibentuk adalah “flexibility thinking” karena ini yang akan dorong
180
kreatifitas. Taruna tidak akan kreatif kalau taruna memiliki praktik kerja
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
harus ditanamkan sejak dini karena mindset merupakan salah satu hal penting
awal yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur yang pertama adalah
diri serta dapat mengetahui kualitas dari diri sendiri untuk membangun
sebuah motivasi agar dapat lebih berkembang. Dengan berfikir positif dapat
182
lebih fokus untuk mencapai sebuah tujuan agar dapat melewati rintangan-
segala aspek yang terkait dengan apa yang telah dilakukan. Mindset atau cara
berfikir merupakan cara atau langkah dasar yang akan membawa kepada
tujuan, impian ataupun goal besar yang ingin dicapai. Seorang taruna yang
kapabel akan memiliki mindset dari yang salah menjadi yang lebih baik,
dalam berwirausaha.
183
2011).”
dipengaruhi oleh jiwa kemandirian melalui lokus kendali internal, etos yang
entrepreneurship lulusan.
.
184
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
pula sebaiknya.
Tipe Lokus Kendali internal lebih dominan, maka hal tersebut akan
rendah.
sebaliknya.
lulusan lemah.
186
yaitu:
PKTJ.
lulusan di PKTJ.
188
B. Saran
belajar, tipe lokus kendali, etos belajar, karakteristik tempat praktik kerja
optimal. Cara belajar yang bagus akan menghasilkan hasil belajar yang
optimal dilihat dari tingkat daya serap pembelajaran tiap mata kuliah.
olah raga yang teratur, pola makan yang seimbang, dan kesempatan
diskusi keilmuan yang intensif baik dengan dosen maupun antar taruna
tepat.
mampu meningkatkan percaya diri yang kuat agar pola pikir wirausaha
etos yang tinggi terhadap proses belajar mengajar sehingga pola pikir
praktik kerja profesi guna melatih taruna berpola pikir wirausaha yang
praktik kerja profesi terkait disiplin keilmuan pada program studi yang
bersangkutan.
berpikir positif.
pola pikir wirausaha yang dibutukan di dunia kerja melalui cara belajar
kemampuan secara hard skill, soft skill dan jiwa kompetitif, serta pola
pikir kreatif, gigih, jujur, dan cepat memutuskan masalah dengan cepat
DAFTAR RUJUKAN
Cathy, Collins B., Whitely, Cinnamon S., Sheri R., Reed K. L. dan
Cleveland M. D. (2009). Instructional Approaches that
193
Lisa and Jill, 2014. Investigating the use of student perception data for
teacher reflection and classroom improvement. Learning Environ
Res (2014) 17:371–388 DOI 10.1007/s10984-014-9164-z.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
199
200
201
sesungguhnya.
Validitas Tes
yang dalam kategori tinggi, apabila dilihat atau ditelaah dari sisi subtansi
suatu konsep, suatu konstruk, suatu fenomena, suatu faktor, atau suatu
di Kelas dari 10 butir soal, 10 butir soal terpilih dengan signifikan pada
Tabel 1. Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal Modus Belajar di Kelas
Hasil analisis uji validitas pertanyaan menunjukkan bahwa tidak ada nilai
dari 10 butir soal, 10 butir soal terpilih dengan signifikan pada α = 0,05.
Hasil analisis uji validitas pertanyaan menunjukkan bahwa tidak ada nilai
dari 10 butir soal, 10 butir soal terpilih dengan signifikan pada α = 0,05.
Hasil analisis uji validitas pertanyaan menunjukkan bahwa tidak ada nilai
Tempat Praktik Kerja Profesi dari 8 butir soal, 8 butir soal terpilih dengan
Tabel 4. Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal Karakteristik Tempat Praktek
Kerja Profesi
Hasil analisis uji validitas pertanyaan menunjukkan bahwa tidak ada nilai
Lulusan PKTJ dari 6 butir soal, 6 butir soal terpilih dengan signifikan pada α
Tabel 5. Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal Kapabilitas Lulusan PKTJ
Hasil analisis uji validitas pertanyaan menunjukkan bahwa tidak ada nilai
Lulusan
Correct
Cronba
Scale Scale ed
ch's Keter
Mean if Variance Item-
Alpha if anga
Item if Item Total
Item n
Deleted Deleted Correla
Deleted
tion
Pernyataan_1_M
E 20,433 10,254 0,666 0,783 Valid
Pernyataan_2_M
E 20,467 11,913 0,507 0,806 Valid
Pernyataan_3_M
E 20,667 11,471 0,520 0,805 Valid
Pernyataan_4_M
E 20,500 12,397 0,537 0,804 Valid
Pernyataan_5_M
E 20,733 12,064 0,560 0,801 Valid
Pernyataan_6_M
E 20,667 11,126 0,449 0,823 Valid
Pernyataan_7_M
E 20,600 11,903 0,637 0,792 Valid
Pernyataan_8_M
E 20,667 11,885 0,583 0,797 Valid
Hasil analisis uji validitas pertanyaan menunjukkan bahwa tidak ada nilai
Metode atau cara yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal
adalah dengan mengoreksi tiap butir soal dengan skor total. Tolak ukur
206
Reliabilitas
waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah Harrison (dalam
bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting, dalam
hal ini validitas penting dan reliabilitas perlu, karena tes yang valid pasti
Untuk mengetahui reliabel atau tindaknya butir soal penelitian ini maka
Reliabilitas suatu tes adalah suatu tes evaluasi yang memberikan hasil tetap
sama. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suherman dan Sukjaya
(1990: 167), “Reliabilitas suaatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan
sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg).
Hasil pengukuran itu tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan
207
pada subyek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, dan
177).
Cro Cronbach
nba 's Alpha
Ketera
Variabel ch's Based on
ngan
Alp Standardi
ha zed Items
0,8 Reliab
0,830
25 el
Modus Belajar Dikelas (X1)
0,8 Reliab
0,822
Lokus Kendali (X2) 18 el
0,8 Reliab
0,825
Etos Belajar (X3) 15 el
Karakteristik Tempat Praktik Kerja 0,7 Reliab
0,775
Profesi (X4) 72 el
0,7 Reliab
0,757
Kapabilitas Lulusan (Y1) 34 el
Mindset Entrepreneurship Lulusan 0,8 Reliab
0,834
(Y2) 22 el
Hasil angka reliabilitas hitung di atas rata-rata di atas angka 0,600 sehingga
Tidak
Jumlah Butir
No Variabel Valid Valid
Indikator Pernyataan
Karakteristik Tempat
4. Praktik Kerja Profesi 4 8 8 -
(X4)
Kapabilitas Lulusan
5. 3 6 6 -
(Y1)
209
Mindset
6. Entrepreneurship 4 8 8 -
Lulusan (Y2)
membangun jaringan
211
INSTRUMEN PENELITIAN
SUYITNO
NIM 130551918243
2017
212
KUESIONER
Kepada:
Yth. Taruna/ Taruni PKTJ
Prodi D IV MKTJ, D III PKB dan D IV TKO
Di Tegal
Dengan hormat,
Guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
Pascasarjana Program
Doktor Pendidikan Kejuruan Universitas Negeri Malang,
dengan ini saya : Nama : Suyitno
NIM : 130551918243
Suyitno
213
I. Identitas Responden
1. Nomor Responden : (diisi oleh peneliti)
2. Nama Prodi :
3. Nama Taruna/i : (tidak diisi)
4. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan* *(coret yang tidak perlu)
II. PETUNJUK
1. Mohon Taruna/i memberikan tanggapan atau jawaban terhadap
pertanyaan- pertanyaan yang tersedia dibawah ini sesuai dengan
kenyataan yang ada.
2. Jawaban dilakukan dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu
dari empat Jawaban, dimana setiap pertanyaan memiliki 4 (empat)
pilihan jawaban yang disingkat sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju atau Sangat Sesuai
S = Setuju atau Sesuai
TS = Tidak Setuju atau Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Setuju atau Sangat Tidak Sesuai
214
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Proses pembelajaran membuat saya aktif
bertanya tentang materi yang kurang
dipahami pada mata kuliah yang sedang
saya ikuti.
2. Proses pembelajaran membuat saya aktif
mengeluarkan ide/ pendapat berdasarkan
pengalaman tentang materi yang di dis-
kusikan pada mata kuliah yang sedang
saya ikuti
3. Proses pembelajaran membuat saya
mampu menyerap informasi dari proses
belajar yang sedang berlangsung dan
menerapkan teori dan pengetahuan yang
telah diterima ke dalam praktik.
4. Proses pembelajaran membuat saya
mengharuskan memiliki buku paket,
modul/buku panduan dan referensi yang
relevan dengan mata kuliah yang
diajarkan.
5. Proses pembelajaran membuat saya
mampu mensinergikan materi kuliah
teori dan praktik
6. Proses pembelajaran membuat saya
dapat menerapkan teori dan pengalaman
belajar secara akurat ke dalam praktik
ketikamelakukan eksperimen atau per-
cobaan.
7. Proses pembelajaran membuat saya
dapat menganalisa hasil dari percobaan
praktik yang berhubungan dengan tema
pembelajarannya
8. Proses pembelajaran membuat saya
mampu memberikan pemecahan ma-
salah dari percobaan yang dilakukan
9. Proses pembelajaran membuat saya
dapat mengkomunikasikan hasil praktik
215
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Taruna fokus terhadap tugas-tugas yang
diberikan kepadanya
2 Taruna antusias menerima tugas-tugas
yang diberikan kepadanya
3 Taruna dapat me-manage dan mengen-
dalikan dirinya pada saat ada permasa-
lahan pribadi.
4 Taruna dapat memahami kondisi yang
terjadi padanya
5 Taruna dapat menerima dan merasa
terbiasa menghadapi tugas-tugas yang
menurutnya rumit
6 Taruna mempunyai inisiatif yang tinggi
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan melalui bantuan teman
7 Taruna dapat mengembangkan kemam-
puan berpikir kritis karena pengaruh te-
man dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepadanya
8 Taruna lebih kreatif ketika berkelompok
dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya.
9 Taruna berkomitmen untuk menyele-
saikan tugas-tugas yang diberikan kepa-
danya ketika teman yang lain sudah
mengerjakannya
10 Taruna menyukai tugas-tugas yang
menantang demi kemajuan diri di masa
mendatang asalkan ada teman yang men-
dampingi
2. Instrumen Penelitian tentang Etos
Belajar
219
No Pernyataan Jawaban
SS S TS
STS
1. Kampus memberikan pelayanan kese-
hatan secara rutin kepada taruna untuk
menunjang sikap belajar.
2. Kampus mengatur kegiatan olahraga
agar dari pengawasan pengasuh untuk
menunjang stamina belajar dengan
fasilitas yang memadai.
3. Selama mengikuti pembelajaran saya
berkonsentrasi penuh terhadap penje-
lasan dosen
4. Ketika materi kuliah yang disampaikan
tidak tercantum dalam buku teks saya
mencatat hal-hal penting yang dijelaskan
oleh dosen
5. Saya tertarik terhadap isi dan penyam-
paian materi yang disampaikan oleh do-
sen
6. Taruna dipacu melakukan stimulus
terhadap materi yang disukainya melalui
metode pembelajaran yang bervariasi
7. Alat belajar yang dimiliki oleh kampus
sangat memadai untuk kegiatan perku-
liahan.
8. Metode pembelajaran yang digunakan
oleh dosen mendapatkan respon baik dan
positif dari taruna
9. Saya belajar dengan suasana sejuk
sehingga penyampaian informasi pem-
belajaran dapat terserap dengan baik
10. Kegiatan belajar berlangsung dengan
suasana yang nyaman tidak ada
gangguan dari manapun
3. Instrumen Penelitian tentang Karakteristik Tempat Praktik Kerja
Profesi
Seberapa besar tercukupinya karakteristik tempat praktik kerja profesi
220
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Untuk menunjang peningkatan kompe-
tensinya, taruna mendapatkan pengala-
man belajar secara langsung dari tenaga
ahli yang kompeten di tempat PKP
2. Untuk dapat mengembangkan kompe-
tensi yang telah dimilikinya, taruna
mendapatkan tambahan wawasan
melalui komunikasi dengan pembimbing
senior di tempat praktik kerja profesi.
3. Taruna melaksanakan praktik kerja
profesi dengan menggunakan bahan
praktik yang relevan sesuai bidang
pekerjaan
4. Tempat praktik kerja profesi menggu-
nakan bahan praktik yang lengkap dan
optimal
5. Tempat praktik kerja profesi menggu-
nakan alat yang memadai dalam menun-
jang praktik
6. Alat yang tersedia di tempat PKP
mampu dioperasikan oleh taruna dalam
menyelesaikan pekerjaan
7. Setiap permasalahan pekerjaan yang
timbul karena faktor pembiayaan dapat
diselesaikan lebih mudah
8. Keterampilan yang diperoleh melalui
PKP mendapatkan respon positif oleh
pasar sehingga kesempatan untuk
mendapatkan pekerjaan menjadi lebih
luas
221
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Ilmu pengetahuan dan kompetensi yang
diperoleh taruna ketika lulus kelak mampu
diterapkan dalam dunia kerja
2 Ilmu pengetahuan dan kompetensi yang
diperoleh taruna ketika lulus kelak mampu
dikembangkan dalam dunia kerja sesuai
disiplin ilmu yang ditekuninya
3 Lulusan kelak mampu berinovasi di dunia
kerja dengan pengetahuan yang dikuasai-
dnya melalui ide-ide yang cemerlang
4 Lulusan memiliki nilai tambah melalui
pengembangan softskill yang dimiliki
sebelumnya dari kampus
5 Lulusan mempunyai keberanian mengam-
bil resiko dalam setiap keputusan yang
dilakukan bermodalkan softskill yang ada.
6 Lulusan bermodalkan softskill yang ada
kelak mampu memberikan solusi yang
tidak biasa sehingga dapat menyelesaikan
masalah dengan cepat dan tepat dalam tim
222
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Saya akan mampu bekerja dengan segala
kondisi yang ada dengan tujuan yang jelas
2. Saya akan mampu merencanakan strategi
untuk peluang yang ada supaya ancaman
mampu diminimalisir
3. Saya akan mampu menggunakan wewe-
nang yang ada untuk memutuskan ke-
bijakan tanpa menyalahi prosedur yang
ada
4. Saya akan menggunakan strategi dalam
bertindak dan cepat mengambil keputusan
dengan pertimbangan cermat
5. Saya akan selalu konsisten dengan visi,
misi dan integritasnya dalam organisasi
6. Saya akan memahami control pengenda-
lian mutu hasil pekerjaan dengan disiplin
tinggi
7. Saya akan mampu mensosialisasikan hasil
pekerjaan kepada dunia usaha/ dunia
industri
8. Saya akan selalu menggunakan jaringan
yang dimiliki untuk memasarkan hasil
pekerjaan yang dibutuhkan oleh pasar
TERIMA KASIH
223
Jumlah 10
224
Jumlah 10
225
Jumlah 10
198
Jumlah 8
199
Jumlah 6
200
jaringan
Jumlah 8
201
Analysis Summary
Title
LokusKendali
EtosBelajar
e8
e9
e10
e11
e12
KarakteristikTPKP
e13
e14
e15
e16
Estimat Labe
S.E. C.R. P
e l
<-- ,02
KapabilitasLulusan ModusBelajar 1,536 ,682 2,252
- 4
<-- ,19
KapabilitasLulusan LokusKendali ,331 ,257 1,287
- 8
<-- 1,44 - ,04
KapabilitasLulusan EtosBelajar -2,849
- 8 1,968 9
<-- ,00
KapabilitasLulusan KarakteristikTPKP 2,183 ,789 2,767
- 6
MindsetEnterpreunersh <-- ,01
ModusBelajar 1,373 ,552 2,488
ip - 3
MindsetEnterpreunersh <-- ,10
LokusKendali ,341 ,213 1,601
ip - 9
MindsetEnterpreunersh <-- 1,15 - ,04
EtosBelajar -2,298
ip - 8 1,983 7
MindsetEnterpreunersh <-- ,02
KarakteristikTPKP 1,321 ,577 2,291
ip - 2
<--
X1_1 ModusBelajar 1,000
-
<--
X1_2 ModusBelajar 1,535 ,212 7,226 ***
-
<--
X1_3 ModusBelajar 1,326 ,183 7,232 ***
-
<--
Y1_3 KapabilitasLulusan 1,037 ,151 6,866 ***
-
<--
Y1_2 KapabilitasLulusan ,904 ,129 6,989 ***
-
<--
Y1_1 KapabilitasLulusan 1,000
-
<-- MindsetEnterpreuners
Y2_3 1,525 ,212 7,207 ***
- hip
<-- MindsetEnterpreuners
Y2_2 1,545 ,217 7,131 ***
- hip
<--
X1_4 ModusBelajar 1,445 ,182 7,927 ***
-
<-- MindsetEnterpreuners
Y2_4 1,424 ,205 6,933 ***
- hip
<-- MindsetEnterpreuners
Y2_1 1,000
- hip
X1_5 <-- ModusBelajar 1,372 ,181 7,561 ***
209
Estimat Labe
S.E. C.R. P
e l
-
<--
X2_1 LokusKendali 1,000
-
<--
X2_2 LokusKendali ,850 ,088 9,689 ***
-
<--
X3_1 EtosBelajar 1,000
-
<--
X3_2 EtosBelajar ,942 ,126 7,490 ***
-
<--
X3_3 EtosBelajar ,855 ,126 6,806 ***
-
<--
X3_4 EtosBelajar 1,025 ,130 7,862 ***
-
<--
X3_5 EtosBelajar 1,161 ,161 7,210 ***
-
<--
X4_1 KarakteristikTPKP 1,000
-
<--
X4_2 KarakteristikTPKP 1,454 ,188 7,725 ***
-
<--
X4_3 KarakteristikTPKP 1,375 ,191 7,201 ***
-
<--
X4_4 KarakteristikTPKP 1,549 ,211 7,333 ***
-
Estimate
KapabilitasLulusan <--- ModusBelajar 1,154
KapabilitasLulusan <--- LokusKendali 1,015
KapabilitasLulusan <--- EtosBelajar -2,844
KapabilitasLulusan <--- KarakteristikTPKP 1,813
MindsetEnterpreunership <--- ModusBelajar 1,311
MindsetEnterpreunership <--- LokusKendali 1,330
MindsetEnterpreunership <--- EtosBelajar -2,915
MindsetEnterpreunership <--- KarakteristikTPKP 1,394
X1_1 <--- ModusBelajar ,606
X1_2 <--- ModusBelajar ,649
X1_3 <--- ModusBelajar ,650
Y1_3 <--- KapabilitasLulusan ,618
Y1_2 <--- KapabilitasLulusan ,636
Y1_1 <--- KapabilitasLulusan ,613
Y2_3 <--- MindsetEnterpreunership ,799
Y2_2 <--- MindsetEnterpreunership ,777
X1_4 <--- ModusBelajar ,744
Y2_4 <--- MindsetEnterpreunership ,740
210
Estimate
Y2_1 <--- MindsetEnterpreunership ,520
X1_5 <--- ModusBelajar ,690
X2_1 <--- LokusKendali ,866
X2_2 <--- LokusKendali ,680
X3_1 <--- EtosBelajar ,579
X3_2 <--- EtosBelajar ,677
X3_3 <--- EtosBelajar ,588
X3_4 <--- EtosBelajar ,635
X3_5 <--- EtosBelajar ,641
X4_1 <--- KarakteristikTPKP ,564
X4_2 <--- KarakteristikTPKP ,766
X4_3 <--- KarakteristikTPKP ,681
X4_4 <--- KarakteristikTPKP ,750
Estimate
ModusBelajar <--> LokusKendali ,663
LokusKendali <--> EtosBelajar ,921
EtosBelajar <--> KarakteristikTPKP ,897
ModusBelajar <--> EtosBelajar ,843
ModusBelajar <--> KarakteristikTPKP ,661
211
Estimate
LokusKendali <--> KarakteristikTPKP ,808
e16 <--> KarakteristikTPKP -,017
e21 <--> e10 ,242
e18 <--> e13 -,219
e17 <--> e5 ,192
e17 <--> e7 -,178
e8 <--> e11 ,169
e11 <--> e12 ,246
e7 <--> ModusBelajar ,157
e20 <--> e6 ,195
e20 <--> e13 ,214
e23 <--> e7 -,223
e2 <--> e20 -,064
Negative Smallest
Iteratio Diamete NTrie
eigenvalue Condition # eigenvalu F Ratio
n r s
s e
9999,00 2159,10 9999,00
0 e 20 -,774 0
0 8 0
1100,67
1 e 10 -,321 2,661 20 ,508
7
e
2 5 -,468 1,116 762,091 5 ,684
*
3 e 3 -,052 ,787 523,633 5 ,791
4 e 2 -,056 ,836 355,232 5 ,881
5 e 0 1557,892 1,011 289,929 7 ,841
6 e 0 10937,542 ,702 269,960 3 ,000
7 e 5 -,338 2,084 265,132 1 ,254
8 e 1 -,010 ,008 257,655 15 ,824
9 e 0 264503,484 ,353 249,584 21 ,932
10 e 0 495441,048 ,568 248,342 1 ,989
1382818,44
11 e 0 ,370 247,838 1 1,121
2
1972524,41
12 e 0 ,449 247,753 1 ,804
8
3835486,26
13 e 0 ,125 247,711 1 1,020
0
4202317,19
14 e 0 ,061 247,710 1 1,001
6
4188029,92
15 e 0 ,001 247,710 1 1,000
1
4272974,31
16 e 0 ,000 247,710 1 1,000
7
220
CMIN
RMR, GFI
Baseline Comparisons
Parsimony-Adjusted Measures
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 43,710 8,060 87,561
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1855,782 1712,976 2006,004
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model 1,251 ,221 ,041 ,442
Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000
Independence model 10,650 9,373 8,651 10,131
RMSEA
221
AIC
ECVI
HOELTER
HOELTER HOELTER
Model
.05 .01
Default model 191 203
Independence model 28 29
222
223
224
RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Teknik Mesin lulus pada tahun 1999. Pada tahun 2002
putri yaitu Angelina Pinkan Emerald dan seorang putra yaitu Maxara
Gerald Mirreta. Meniti karier sejak 2012 dengan mengampu materi kuliah
otomotif di Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan hingga saat ini. Pada tahun
2009 melanjutkan program Strata 2 Magister Pendidikan di UST Yogyakarta dan
lulus tahun 2012. Pada Tahun 2013 melanjutkan program doktor (S3) pada
program studi Pendidikan Kejuruan Universitas Negeri Malang.