Anda di halaman 1dari 9

BUPATI KLUNGKUNG

PROVINSI BALI

PERATURAN BUPATI KLUNGKUNG


NOMOR 6 TAHUN 2016

TENTANG
SANTUNAN DAN BANTUAN SOSIAL BERUPA UANG UNTUK KORBAN BENCANA
YANG BERSUMBER DARI BANTUAN SOSIAL TIDAK TERENCANA

BUPATI KLUNGKUNG,

Menimbang : a. bahwa bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa


yang dapat mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan /atau
faktor non alam yang tidak bisa diprediksi sebelumnya;

b. bahwa korban bencana, Pemulihan Perekonomian, Perbaikan


Rumah Masyarakat dan Fasilitas Umum perlu mendapat
bantuan dari Pemerintah Kabupaten secara cepat, tepat dan
akurat sesuai peraturan perundang-undangan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sabagai mana dimaksud


dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Santunan Dan Bantuan Sosial Berupa Uang Untuk
Korban Bencana Yang Bersumber Dari Bantuan Sosial Tidak
Terencana .

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan


Daerah- daerah Tingkat II Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4723);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang


Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan


dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 43,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4829);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang


Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang


Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 540);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 5 Tahun 2008
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2008 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 3);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 8 Tahun 2008


tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Klungkung (Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun
2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Klungkung Nomor 5);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 8 Tahun 2014


tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Klungkung (Lembaran Daerah
Kabupaten Klungkung Tahun 2014 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 5);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SANTUNAN DAN BANTUAN


SOSIAL BERUPA UANG UNTUK KORBAN BENCANA YANG
BERSUMBER DARI BANTUAN SOSIAL TIDAK TERENCANA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Klungkung.
2. Bupati adalah Bupati Klungkung.
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya
disebut APBD adalah APBD Kabupaten Klungkung.
4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnya
disebut BPBD adalah BPBD Kabupaten Klungkung.
5. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis.
6. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, Tsunami, Gunung meletus, Banjir,
kekeringan, Angin topan dan tanah longsor.
7. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
pristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah
penyakit.
8. Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas
masyarakat dan teror.
9. Korban Bencana adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mengalami penderitaan (secara fisik dan/atau mental), meninggal
dunia atau mengalami kerugian material akibat bencana yang
terjadi.
10. Ahli Waris adalah orang yang berhak menerima warisan santunan
duka cita, dalam hal ini orang tua korban (ayah dan ibu), suami
dan istri korban, anak sah korban atau saudara kandung korban.
11. Santunan Korban Bencana adalah santunan yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Klungkung dalam bentuk uang yang
diberikan kepada korban bencana atau ahli waris korban
bencana.
12. Bantuan sosial pemulihan perekonomian masyarakat adalah
bantuan uang yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten
Klungkung dalam rangka pemulihan perekonomian yang bersifat
stimulan untuk pemulihan perekonomian pada sektor Pertanian,
Perdagangan, kelautan, Pariwisata, dan Perindustrian yang
mengalami kerusakan akibat terjadinya bencana.
13. Bantuan sosial perbaikan rumah masyarakat dan fasilitas umum
adalah bantuan uang yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten
Klungkung dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai
stimulan untuk perbaikan rumah tinggal, fasilitas umum dan
tempat ibadah yang mengalami kerusakan akibat terjadinya
bencana.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

(1) Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi penganggaran,


pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian
santunan dan bantuan sosial berupa uang untuk korban bencana
tidak terencana yang bersumber dari APBD.

(2) Santunan untuk korban bencana yang bersumber dari bantuan


sosial tidak terencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Santunan Duka cita; dan
b. Santunan kecacatan fisik/mental, dan santunan luka berat;
(3) Bantuan Sosial untuk korban bencana yang bersumber dari
bantuan sosial tidak terencana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. Pemulihan Perekonomian; dan
b. Perbaikan/rehabilitasi ringan, perbaikan/rehabilitasi sedang
atau perbaikan/rehabilitasi berat untuk rumah masyarakat
dan fasilitas umum.

Pasal 3

Santunan dan Bantuan Sosial berupa uang untuk korban bencana


yang bersumber dari bantuan sosial tidak terencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 dianggarkan pada APBD atas usul Kepala
Pelaksana BPBD.

BAB III
PEMBERIAN SANTUNAN DAN BANTUAN SOSIAL
Bagian Kesatu
Santunan
Pasal 4

Persyaratan untuk memperoleh Santunan Korban Bencana


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dan huruf b,
adalah sebagai berikut:
a. Santunan Duka Cita yang meninggal dunia diberikan kepada ahli
waris, dengan melengkapi :
1. Surat keterangan kematian akibat bencana dari
Perbekel/Lurah;
2. Surat Keterangan ahli waris dari Perbekel /Lurah;
3. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) ahli waris ;
4. Kwitansi bukti penerimaan bantuan santunan; dan
5. Surat pernyataan bencana dari Kepala Pelaksana BPBD.

b. Santunan korban bencana yang mengalami kecacatan fisik/mental


dan luka berat, dengan melengkapi :
1. Surat Keterangan Dokter/Rumah Sakit;
2. Surat Keterangan Perbekel/Lurah tentang korban bencana;
3. Foto copy tanda penduduk (KTP) korban bagi yang sudah wajib
KTP dan Kartu Keluarga bagi yang belum wajib KTP;
4. Kwitansi bukti penerima bantuan santunan; dan
5. Surat pernyataan bencana dari Kepala Pelaksana BPBD.
Bagian Kedua
Bantuan Sosial
Pasal 5

Persyaratan untuk memperoleh Bantuan Sosial Pemulihan


Perekonomian dan Perbaikan/rehabilitasi ringan,
perbaikan/rehabilitasi sedang atau perbaikan/rehabilitasi berat
untuk rumah masyarakat dan fasilitas umum akibat Bencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a dan huruf b
adalah sebagai berikut:
a. Permohonan tertulis dari individu dan/atau keluarga yang
bersangkutan yang terkena bencana diketahui oleh
perbekel/lurah;
b. Permohonan Bantuan Sosial akibat bencana dari masyarakat
untuk fasilitas umum diajukan oleh pejabat yang berwenang dan
diketahui oleh camat;
c. Surat pernyataan bencana dari Kepala Pelaksana BPBD;
d. Surat pernyataan perbekel/lurah yang menyatakan bahwa rumah
masyarakat dan fasilitas umum tersebut mengalami kerusakan
akibat bencana.
e. Dokumentasi Sarana/Prasarana, bangunan Rumah Masyarakat
dan Fasilitas umum yang mengalami kerusakan;
f. Rencana Anggaran Biaya perbaikan bangunan Rumah
Masyarakat dan Fasilitas umum yang mengalami kerusakan;
g. Pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang menyatakan
bahwa bantuan sosial yang diterima akan digunakan sesuai
dengan usulan;
h. Foto copy Rekening Bank BPD Bali atas nama Panitia untuk
perbaikan fasilitas umum; dan
i. Foto Copy KTP Ketua dan Bendahara panitia yang masih berlaku.

BAB IV
MEKANISME PEMBERIAN SANTUNAN DAN BANTUAN SOSIAL

Pasal 6

Mekanisme penyaluran santunan dan bantuan sosial diatur sebagai


berikut:
a. Santunan bagi korban bencana dan/atau ahli waris korban bencana
diberikan setelah dilakukan pendataan, identifikasi dan verifikasi
oleh Tim yang dikoordinasikan oleh BPBD.
b. Tim sebagaimana dimaksud pada huruf a, wajib menyampaikan
laporan hasil pendataan, identifikasi dan verifikasi kepada Bupati.
c. Terhadap permohonan bantuan sosial terlebih dahulu harus
dilakukan pendataan, identifikasi dan verifikasi lapangan oleh Tim
yang dikoordinasikan oleh BPBD.
d. Tim sebagaimana dimaksud pada huruf c, menyampaikan laporan
hasil pendataan , identifikasi dan verifikasi lapangan serta
merekomendasikan penerima bantuan sosial dan besaran bantuan
sosial kepada Bupati.
e. Pembentukan tim sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf c
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB V
BESARAN SANTUNAN DAN BANTUAN SOSIAL
Pasal 7

Besaran santunan dalam bentuk uang diberikan bagi setiap korban


bencana adalah sebagai berikut :
a. Meninggal dunia sebesar Rp. 10.000.000,-
b. Menderita kecacatan fisik/mental sebesar Rp. 10.000.000,-
c. Luka berat sebesar Rp.5.000.000,-

Pasal 8

Besaran bantuan sosial dalam bentuk uang untuk pemulihan


perekonomian masyarakat akibat terjadinya bencana ditentukan
berdasarkan penilaian tim terhadap kerusakan/kerugian yang
ditimbulkan oleh bencana.

Pasal 9

(1) Besaran bantuan sosial dalam bentuk uang untuk perbaikan


rumah masyarakat, sebagai berikut :
a. Perbaikan/rehabilitasi ringan berkisar antara
Rp.1.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,-; dan
b. Perbaikan/rehabilitasi sedang berkisar antara
Rp.5.000.000,- s/d Rp.10.000.000,-

(2) Besaran bantuan sosial dalam bentuk uang untuk perbaikan


fasilitas umum, untuk Perbaikan/rehabilitasi ringan berkisar
antara Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 10.000.000,-.

Pasal 8

Santunan dan bantuan Sosial berupa uang untuk korban bencana


yang bersumber dari bantuan sosial tidak terencana diserahkan oleh
Bupati atau pejabat yang ditugaskan oleh Bupati.
BAB VI
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 9

(1) Penerima bantuan sosial untuk Pemulihan Perekonomian, perbaikan


rumah masyarakat dan fasilitas umum menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penggunaan bantuan sosial kepada Bupati
melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Klungkung selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
dengan tembusan kepada Kepala BPBD.

(2) Laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan sosial


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. Laporan penggunaan bantuan sosial oleh penerima bantuan
sosial.
b. Surat pernyataan tanggungjawab dari penerima bantuan yang
menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima telah digunakan
sesuai dengan usulan.
c. Bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan
perundang-undangan.

(3) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disampaikan paling lama tanggal 10 Januari tahun anggaran
berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-
undangan.

(4) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c


disimpan dan dipergunakan oleh penerima bantuan sosial selaku
objek pemeriksaan.

Pasal 10

(1) Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian bantuan


sosial untuk Pemulihan Perekonomian, perbaikan rumah
masyarakat dan fasilitas umum meliputi :
a. Usulan/permohonan tertulis dari calon penerima bantuan
sosial atau surat keterangan dari pejabat yang berwenang
kepada Bupati;
b. Keputusan Bupati tentang penetapan daftar penerima
bantuan sosial;
c. Pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang
menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima akan
digunakan sesuai dengan usulan; dan
d. Bukti transfer/penyerahan uang atas pemberian bantuan
sosial berupa uang.

(2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c


dikecualikan terhadap bantuan sosial bagi individu dan/atau
keluarga.
BAB VI
MONITORING, EVALUASI DAN PENGAWASAN

Pasal 11

(1) Bupati membentuk Tim Monitoring Pemberian Bantuan Sosial


untuk Pemulihan Perekonomian, perbaikan rumah masyarakat dan
fasilitas umum dengan Keputusan Bupati.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaporkan hasil


monitoring kepada Bupati melalui Kepala Pelaksana BPBD.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Klungkung.

Ditetapkan di Semarapura
pada tanggal 19 Januari 2016
BUPATI KLUNGKUNG,

I NYOMAN SUWIRTA

Diundangkan di Semarapura
pada tanggal 19 Januari 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG,

I GEDE PUTU WINASTRA

BERITA DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2016 NOMOR 8

Anda mungkin juga menyukai