N
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG
TENTANG
BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG
2009
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang 9. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
75, Tambahan Lembaran Negara Republik Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Indonesia Nomor 3851); 4400);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
4286); Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Susunan dan Kedudukan Majelis atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 59,
Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92 Nomor 4844);
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4310); 11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
Nomor 4355);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001
8. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Nomor 4138);
Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
5 6
13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 19. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor
tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara 13 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Sumedang Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah
Nomor 4139); Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 12);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 20. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor
tentang Tata Cara Penghapusan Piutang 3 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Indonesia Tahun 2005 Nomor 31, Tambahan Sumedang Tahun 2009 Nomor 4);
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4488); Dengan Persetujuan Bersama
15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah KABUPATEN SUMEDANG
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun dan
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara BUPATI SUMEDANG
Republik Indonesia Nomor 4593);
MEMUTUSKAN:
16. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor
5 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan
Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN
Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 5); SUMEDANG TENTANG TATA CARA
PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH
17. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor DAN RETRIBUSI DAERAH.
7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah BAB I
Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 7); KETENTUAN UMUM
18. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor
8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Pasal 1
Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang
(Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
2009 Nomor 2); 1. Daerah adalah Kabupaten Sumedang.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumedang.
7 8
3. Bupati adalah Bupati Sumedang. 10. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga pada adalah Surat untuk melakukan tagihan Pajak dan atau sanksi
Pemerintah Kabupaten Sumedang yang bertanggungjawab kepada administrasi berupa bunga dan atau kenaikan.
Bupati dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri 11. Surat Keputusan Pembetulan adalah Surat Keputusan yang
dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan Satuan Polisi kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan
Pamong Praja. perundang-undangan perpajakan Daerah yang terdapat dalam
5. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Sumedang. Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
6. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau Surat Tagihan Pajak Daerah.
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau 12. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat Keputusan atas keberatan
Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk terhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak
apapun, firma, kongsi koperasi, dana pensiun, persekutuan, Daerah Kurang Bayar, Suatu Ketetapan Pajak Daerah Kurang
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi Bayar Tambahan, Suatu Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar,
sejenisnya, lembaga, bentuk usaha tetap serta bentuk badan Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau terhadap pemotongan
Lainnya. atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib
Pajak;
7. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah 13. Utang Pajak adalah Pajak yang masih harus dibayar termasuk
pokok Pajak. sanksi administrasi berupa kenaikan Pajak dan atau Bunga yang
tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah atau Surat sejenis
8. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah.
disingkat SKPDKB adalah Surat Ketetapan Pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok Pajak, jumlah kredit Pajak, 14. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut
jumlah kekurangan pembayaran pokok Pajak, besarnya sanksi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah
administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. diwajibkan untuk melakukan pembayaran Pajak yang terutang
termasuk pemungut atau pemotong Pajak tertentu.
9. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang
selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah Surat Ketetapan Pajak 15. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yan menurut
yang menentukan tambahan atas jumlah Pajak yang telah peraturan perundang-undangan Retribus diwajibkan untuk
ditetapkan. melakukan pembayaran Retribusi;
16. Suatu Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD
adalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan atau sanksi
administrasi berupa bunga dan atan denda.
9 10
17. Suatu Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat 23. Daluwarsa adalah suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan adalah Surat dibebaskan dan suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu
Keputusan yang menentukan besarnya jumlah pokok Retribusi tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-
yang terutang. undang.
18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya
disingkat SKRDKB adalah Surat Keputusan yang menentukan BAB II
besarnya jumlah Retribusi Daerah yang terutang. PIUTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI
19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang DAERAH YANG DAPAT DIHAPUSKAN
selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat Keputusan yang
menentukan Tambahan atas jumlah Retribusi Daerah yang telah Pasal 2
ditetapkan.
Pajak Daerah yang terutang yang dapat dihapuskan adalah :
20. Surat Keputusan Pembetulan adalah Surat Keputusan yang
membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau a. Pajak yang terutang, yang tercantum dalam :
kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu yang terdapat 1. SKPD;
dalam Suatu Ketetapan Retribusi Daerah. Surat Tagihan Retribusi 2. SKPDKB;
Daerah. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar dan Surat 3. SKPDKBT;
Ketentuan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan. 4. STPD;
21. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat Keputusan atas keberatan 5. Dokumen lain yang memuat besarnya ketetapan pembayaran dan
terhadap Surat Ketetapan Retribusi Daerah, Suatu Tagihan sisa tunggakan Pajak Daerah;
Retribusi Daerah. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar 6. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan
dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah Pajak yang harus
atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga dibayar bertambah.
yang diajukan oleh Wajib Retribusi. b. Pajak yang terutang, menurut data administrasi pada Dinas
22. Utang Retribusi Daerah adalah Sisa Utang Retribusi atas nama Pendapatan yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi
Wajib Retribusi yang tercantum pada Surat Ketetapan Retribusi disebabkan :
Daerah, Surat Tagihan Retribusi Daerah, Surat Ketetapan Retribusi 1. Wajib Pajak meninggal dunia dengan tidak meningalkan harta
Daerah Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak
Kurang Bayar Tambahan yang belum kedaluwarsa dan Retribusi ditemukan;
lainnya yang masih terutang. 2. Wajib Pajak tidak memiliki harta kekayaan lagi;
3. Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa; atau
4. sebab lain sesuai dengan hasil penelitian.
11 12
Pasal 5 (6) Sebab lain sesuai dengan hasil penelitian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf b angka 4 adalah karena wajib retribusi tidak
(1) Dalam hal wajib retribusi meninggal dunia dengan tidak ditemukan, akibat bencana alam atau administrasi tidak dapat
meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau dipertanggungjawabkan .
ahli waris tidak ditemukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b angka 1 dinyatakan dengan hasil penelitian administrasi BAB III
dengan dilengkapi dokumen-dokumen: TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK
a. surat keterangan meninggal dunia dari pejabat daerah setempat DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
minimal Kepala Desa/Lurah atau Rumah Sakit jika Wajib
retribusi/penanggung retribusi meninggal di rumah sakit; Pasal 6
b. surat keterangan dari pejabat yang berwenang bahwa wajib
retribusi/penanggung pajak tidak mempunyai ahli waris; (1) Untuk memastikan keadaan Wajib Pajak dan atau Wajib Retribusi
c. penetapan putusan pengadilan bahwa wajib retribusi/penanggung atau Pajak terutang dan atau Retribusi terutang tidak dapat atau tidak
pajak tidak meninggalkan harta warisan. mungkin ditagih lagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan
Pasal 4 wajib dilakukan penelitian dan inventarisasi setempat atau
(2) Harta kekayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka penelitian administrasi oleh :
2 adalah harta kekayaan yang dapat dijadikan objek sita. a. Dinas Pendapatan untuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
(3) Dalam hal wajib retribusi tidak memiliki harta kekayaan lagi b. Perangkat Daerah Penghasil dan atau Unit Pengelola untuk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 2 dinyatakan Retribusi Daerah.
dengan surat keterangan tidak mempunyai kekayaan lagi berdasarkan (2) Laporan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
penetapan putusan pengadilan dan pejabat yang berwenang. menggambarkan keadaan Wajib Pajak dan atau Wajib Retribusi
(4) Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa sebagaimana terutang atau Pajak terutang dan atau Retribusi terutang yang tidak
dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 3 setelah melampaui waktu 5 dapat ditagih lagi dan diusulkan dihapus.
(lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Retribusi,
Surat Ketetapan Retribusi Kurang Bayar, Surat Ketetapan Kurang Pasal 7
Bayar Tambahan dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pajak Daerah yang terutang dan atau Retribusi Daerah yang terutang
Keberatan, Putusan Banding serta Putusan Peninjauan kembali. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 4 hanya dapat diusulkan
untuk dihapuskan setelah adanya laporan hasil penelitian dan
(5) Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 yang pelaksanaan
tertangguh apabila: penghapusannya ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :
a. diterbitkan Surat Paksa;
b. ada pengakuan utang dari Wajib Retribusi.
15 16