Anda di halaman 1dari 10

15/11/22

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA TELADAN DENGAN


METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DAN ANALYTIC
HIERARCHY PROCESS (AHP)
(STUDI KASUS SMK N 1 KAUR JURUSAN FARMASI)

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk Memenuhi Sebagian Persayaratan


Matakuliah metodologi penelitian

Disusun Oleh:
M. Afif Abdillah
1900018238

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2022
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3
1. LATAR BELAKANG MASALAH..................................................................................... 3
2. IDENTIFIKASI MASALAH ............................................................................................ 6
3. BATASAN MASALAH PENELITIAN............................................................................... 7
3.1 Pembatasan Masalah ............................................................................................. 7
4. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 8
5. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................................. 8
6. MANFAAT PENELITIAN.............................................................................................. 9
REFERENSI ......................................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mendidik peserta didik

agar mampu menyesuaikan dengan keadaan secara baik. Pendidikan dilakukan dengan

segala upaya guna mempersiapkan peserta didik melalui pembelajaran dan bimbingan

(UU RI. No. 2 Tahun 1989 (bab 1, pasal 1). Pendidikan di Indonesia saat ini masih sangat

jauh dari kata tercapai, kondisi para pelajar Indonesia saat ini masih sangat jauh dari

harapan sebagai generasi yang cerdas dan mampu bersaing di kancah internasional [1].

Menurut Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2018

membuktikan kualitas pendidikan indonesia tertinggal jauh dengan standar pendidikan

internasional dengan posisi peringkat keenam dari bawah. Kemampuan membaca siswa

Indonesia di skor 371 berada di posisi 74, kemampuan Matematika mendapat 379

berada di posisi 73, dan kemampuan sains dengan skor 396 berada di posisi 71 [2]. Dari

data tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengetahuan siswa juga sangat

mempengaruhi presentasi tingkat pendidikan di Indonesia.

Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan (2005), Siswa adalah orang yang datang ke

suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan [3].

Selain diajarkan ilmu pengetahuan, siswa pun diberikan pengetahuan mengenai moral

dan sifat teladan dalam kehidupan untuk diterapkan, baik disekolah maupun di

kehidupan sehari-hari . Menurut KBBI, teladan ialah suatu yang patut ditiru atau baik

untuk dicontoh (tentang perbuatan,kelakuan,sifat dan sebagainya). Siswa teladan

adalah orang atau anak yang sedang menuntut ilmu dan menerapkan suatu tindakan

yang baik dan benar untuk ditiru atau diikuti oleh siswa atau orang lainnya. Salah satu

cara untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam kegiatan akademik maupun
non-akademik adalah melalui pemilihan siswa teladan dengan berdasarkan kepada

aspek akademik, non-akademik, aspek akhlak dan sikap. Pemilihan siswa teladan

dengan memasukkan aspek-aspek tersebut sangat membutuhkan perhitungan yang

tepat,cepat,akurat dan adil. Pemilihan siswa teladan ini semestinya juga dapat

memberikan simulasi atau dorongan positif bagi para siswa-siswa yang relatif masuk

kategori tertinggal. Sebuah sistem pendukung keputusan diperlukan untuk penentuan

sebuah keputusan dengan memperhatikan aspek-aspek penilaian akademik, non

akademik, aspek akhlak dan sikap, sistem pendukung keputusan ini dapat memberikan

sebuah keputusan yang adil, tepat, dan akurat serta cepat.

Saat ini penerapan sistem pendukung keputusan sendiri sudah banyak

diterapkan dan digunakan. salah satu faktor yang mendapat perhatian serius bagi SMKN

1 Kaur jurusan Farmasi adalah dalam pengambilan keputusan siswa teladan setiap

angkatannya. Pengambilan keputusan dalam suatu penilaian membutuhkan informasi-

informasi yang menyeluruh dan akurat yang berkaitan dengan siswa,kemampuan untuk

menganalisa ,mengolah informasi serta dalam metode penyelesaiannya harus tepat. Hal

ini penting untuk mendukung pengambilan keputusan agar dapat dilakukan dengan ,

cepat, tepat, akurat dan adil. Sulitnya menemukan keputusan yang akurat, tepat,cepat

serta adil membuat pemilihan siswa teladan di SMKN1 Kaur jurusan Farmasi selama ini

masih menimbulkan kesalahan ujar seorang guru saat di wawancara.

Dari hasil wawancara bersama 5 orang guru di SMKN 1 Kaur Jurusan Farmasi

mengatakan bahwa selama ini pemilihan siswa teladan setiap tahunnya dilakukan

dengan melaksanakan rapat guru dan tiap guru mengajukan nama-nama yang menurut

mereka berhak untuk dijadikan siswa teladan, namun penilaian guru selama ini belum

jelas indikator penilaiannya , selama ini siswa teladan dipilih hanya berdasarkan nilai

pengetahuan saja di kelas atau karena masih ada hubungan saudara dengan pihak guru
sehingga di calonkan untuk menjadi kandidat siswa teladan, sehingga banyak siswa

menduga adanya indikasi pilih kasih yang dilakukan oleh guru, dimana seharusnya

penilaian siswa teladan dinilai dengan beberapa indikator seperti penilaian akademik ,

non-akademik, akhlak dan juga sikap. Untuk itu,diperlukan sebuah sistem yang dapat

mempermudah dalam penentuan keputusan dalam proses pemilihan siswa teladan.

Sistem adalah kumpulan dari obyek-obyek seperti orang, resources, konsep,

dan prosedur yang ditujukan untuk melakukan fungsi tertentu atau memenuhi suatu

tujuan. Decision support system mendayagunakan sumber daya dari individu-indivi du

dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan [4]. Jadi, sistem

pendukung yang berbasis komputer ini dapat digunakan untuk manajemen

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang semi

terstruktur [5]. Pada kali ini peneliti akan menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam penyelesaian sistem

pendukung keputusan.

Metode SAW ( Simple Additive Weighting) dikenal dengan istilah metode

penjumlahan terbobot. Konsep dasar pada metode SAW adalah mencari penjumlahan

terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif di semua atribut [6]. Metode AHP

(Analytical Hierarchy Process) merupakan suatu model pendukung keputusan yang

dikembangkan oleh Thomas l. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan

masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki [7].

Metode yang digunakan untuk membantu pemilihan siswa teladan yaitu

metode SAW karena dapat menentukan nilai bobot setiap atribut, kemudian dilanjutkan

dengan proses perengkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah

alternatif dan penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot

prefrensi yang sudah ditentukan [8] dan AHP karena proses pengambil keputusan dan
akomodasi untuk atribut atribut baik kuantitatif dan kualitatif, juga untuk mendukung

dari hasil keputusan dengan metode saw [9].

Dengan menerapkan metode SAW dan AHP, diperlukannya sebuah Sistem

Pendukung Keputusan (SPK) yang dapat memperhitungkan segala kriteria yang

mendukung dalam pengambilan sebuah keputusan. Untuk melakukan berbagai tahap

pengembangannya yaitu salah satunya dengan pembuatan sistem pendukung

keputusan pemilihan siswa teladan dengan guna untuk mempermudah pihak guru

mengetahui informasi dalam memilih siswa terbaik serta meminimalisir adanya

kesahalan ataupun kekeliruan dalam pengambilan keputusan dan memberikan solusi

alternatif.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka dalam penelitian ini dilakukan

untuk menerapkan “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa Teladan

menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Analytical Hierarchy

Process (AHP)” .

2. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka identifikasi

masalah pada penelitian ini adalah :

1. SMKN 1 Kaur membutuhkan sebuah sistem untuk mendukung pengambilan

keputusan dalam pemilihan siswa teladan.

2. Pengambilan keputusan dalam pemilihan siswa teladan SMKN 1 Kaur selama ini

masih dilakukan secara manual sehingga waktu dan tenaga yang diubutuhkan

lebih banyak,juga rentan terjadinya kesalahan.


3. BATASAN MASALAH PENELITIAN

3.1 Pembatasan Masalah

Agar lebih mudah untuk memahami dan menghindari kesalah pahaman

dari judul diatas, maka perlu adanya penegasan istilah yang ada dalam judul

tersebut yang dianggap penting sebagai berikut :

a. Sistem Pendukung Keputusan : Gambaran tingkat out put yang diinginkan

tercapai

b. Siswa Teladan : Proses interaksi baik antara manusia dengan manusia

ataupun antara manusia dengan lingkungan

c. Metode SAW (Simple Additive Weighting) : metode yang digunakan untuk

menentukan nilai setiap bobot yang ada

d. AHP (Analitycal Hierarchy Process) : metode yang mengambil keputusan dan

akomodasi untuk atribut atribut baik data kuantitatif dan kualitatif

e. SMKN 1 Kaur jurusan Farmasi : adalah objek penelitian Sistem Pendukung

Keputusan Pemilihan Siswa Teladan dengan Metode SAW dan AHP (studi

kasus SMKN 1 Kaur jurusan Farmasi).

Selain pembatasan konseptual, penulis juga hanya membatasi pada

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa Teladan hanya di SMKN 1 Kaur

Kecamatan Semidang Gumay, Kabupaten Kaur.


4. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana merancang dan membuat Sistem Pendukung Keputusan untuk

meningkatkan ke akurasian dalam Pemilihan Siswa Teladan dengan metode SAW

dan AHP pada SMKN 1 Kaur jurusan Farmasi ?

b. Bagaimana membangun sistem pendukung keputusan untuk membantu pihak

SMKN 1 Kaur dalam pemilihan siswa teladan secara cepat,tepat dan adil ?

c. Sejauh mana penelitian terkait Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa

Teladan yang dilaksanakan di SMK N 1 Kaur jurusan Farmasi ?

d. Sejauh mana pencapaian target Pemilihan Siswa Teladan dapat diterapkan, daya

serap siswa, dan objektivitas sistem pemilihan Siswa Teladan SMKN 1 Kaur Jurusan

Farmasi?

e. Sejauh mana metode SAW dan AHP dapat diterapkan dalam sebuah sistem

pendukung keputusan?

5. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan utama ialah menyelesaikan suatu masalah dengan pendekatan keilmuan

informatika yaitu Sistem Pendukung Keputusan dan penggunaan metode SAW dan AHP.

Tujuan penelitian untuk mendapatkan hasil akhir berupa sebuah sistem pendukung

keputusan dengan metode SAW dan AHP. Penulis akan membuat sebuah sistem

pendukung keputusan yang akan mempermudah pihak sekolah (SMKN 1 Kaur) dalam

memilih siswa teladan. Penelitian ini akan mendapatkan luaran berupa sistem

pendukung keputusan sebagai suatu jawaban dari masalah yang selama ini terjadi di

SMKN 1 Kaur.
a. Untuk mengetahui sejauh mana sistem pendukung keputusan ini dapat diterapkan

di SMKN 1 Kaur ?

b. Untuk mengetahui sejauh mana Metode AHP dan SAW dapat diterapkan di Sistem

Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa Teladan ?

6. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

6.1 Bagi SMKN 1 Kaur

a. Pihak SMKN 1 Kaur diberikan fasilitas yang dapat membantu

mempermudah dan mempercepat dalam pengambilan keputusan siswa

teladan.

b. Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan untuk SMKN 1 Kaur

mengenai suatu maslaah yang dapat diselesaikan dengan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi khususnya dibidang Ilmu Komputer.


REFERENSI
.
[1] R. M. Arfandi and R. Purbaningtyas, “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penentuan
Siswa Teladan Menggunakan Metode Weighted Product,” J. Students‘ Res. Comput. Sci.,
vol. 3, no. 1, pp. 51–62, 2022, doi: 10.31599/jsrcs.v3i1.1165.

[2] Dian, “Kemendikbudristek Harap Skor PISA Indonesia Segera Membaik,”


https://radioedukasi.kemdikbud.go.id, 2022.
https://radioedukasi.kemdikbud.go.id/read/3341/kemendikbudristek-harap-skor-pisa-
indonesia-segera-membaik.html (accessed Nov. 08, 2022).

[3] Ningsih and R. S. Utami, “Hubungan antara konformitas kelompok dengan perilaku
agresif pada siswa di smp negeri 3 medan,” Univ. Medan Area, vol. 7, no. 2010, pp. 1–
103, 2019.

[4] H. Pratiwi, “Penjelasan sistem pendukung keputusan,” no. May, 2020.

[5] M. Riadi, “Sistem Pendukung Keputusan (SPK),” https://kajianpustaka.com, 2022.


https://www.kajianpustaka.com/2022/02/sistem-pendukung-keputusan-spk.html
(accessed Nov. 04, 2022).

[6] Syafnidawaty, “METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW),” https://raharja.ac.id,


2020. https://raharja.ac.id/2020/04/03/metode-simple-additive-weighting-saw/
(accessed Nov. 05, 2022).

[7] F. I. Maulana, “Konsep AHP (Analytical Hierarchy Process),” https://binus.ac.id, 2021.


https://binus.ac.id/malang/2021/06/konsep-ahp-analytical-hierarchy-process/
(accessed Nov. 05, 2022).

[8] L. Utari and R. Agustriani, “Penerapan Metode Simple Additive Weighting Untuk
Merekomendasikan Penentuan Supplier Bahan Baku Kertas,” Teknois J. Ilm. Teknol. Inf.
dan Sains, vol. 9, no. 1, pp. 43–52, 2019, doi: 10.36350/jbs.v9i1.3.

[9] Syafnidawaty, “KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE AHP (ANALYTIC HIERARCHY


PROCESS),” https://raharja.ac.id, 2020. https://raharja.ac.id/2020/04/01/kelebihan-
dan-kekurangan-metode-ahp-analytic-hierarchy-process/ (accessed Nov. 05, 2022).

Anda mungkin juga menyukai