Anda di halaman 1dari 33

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN

PENGURUS ORGANISASI SISWA DI SEKOLAH


KASIH MAITREYA MENGGUNAKAN KONSEP
METODE PROFILE MATCHING

SKRIPSI

Diajukan Oleh

DESI RATNA SARI


22072011

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU

PEKANBARU

2023
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah sebuah organisasi resmi satu-

satunya di sekolah yang diakui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,

dan Teknologi Republik Indonesia sejak 21 Maret 1970. Organisasi ini memiliki

peran sebagai penggerak siswa untuk aktif berkontribusi di sekolah. Ia merupakan

wadah Pembinaan Kesiswaan di sekolah untuk pengembangan minat, bakat serta

potensi siswa. Ia berfungsi sebagai wadah untuk membicarakan beberapa hal

tentang sekolah lebih lanjut,seperti acara, lomba, dan lain sebagainya.

OSIS dimulai pada sekolah menengah, yaitu sekolah menengah

pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Beberapa tugas OSIS adalah

menyiapkan acara sekolah dengan mengajukan proposal kepada pihak sekolah

melalui berbagai pertimbangan dan kesepakatan bersama, mengumpulkan iuran

dari setiap warga sekolah untuk pendanaan kegiatan maupun donasi kepada warga

sekolah yang tertimpa kemalangan.

Proses penyeleksian untuk menjadi pengurus OSIS yang berkualitas bukan

hal yang mudah, diperlukan penyeleksian dalam pemilihan pengurus OSIS yang

mampu membawa keberhasilan kegiatan kesiswaan. Seleksi merupakan tahapan

untuk memutuskan peserta pantas atau tidak menjabat di lembaga organisasi

1
2

tersebut. Keputusan yang diambil diharapkan lebih objektif agar kualitas yang

diperoleh sesuai dengan harapan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Sekolah Kasih Maitreya merupakan salah satu sekolah swasta terbesar di

Meranti memiliki jumlah siswa yang banyak, dalam proses pemilihan pengurus

osis harus melalui beberapa tahapan pertama siswa melakukan pendaftaran

terlebih dahulu setelah itu setiap siswa yang mendaftar akan melaksanakan test

tertulis dan wawancara oleh bagian kesiswaan setelah test dilakukan akan keluar

nilai dalam waktu beberapa hari dan keluarlah hasil penetapan posisi di bagian

apa dalam organisasi siswa tersebut. Adapun kriteria pemilihan pengurus osis di

Sekolah Kasih Maitreya yaitu mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan

baik, memiliki kemampuan manajerial, memiliki pengetahuan dan skill, memiliki

rasa tanggung jawab dan yang terakhir memiliki sikap kedisiplinan.

Namun yang menjadi permasalahan dalam pemilihan pengurus osis di

Sekolah Kasih Maitreya yaitu seleksi tersebut masih menggunakan cara manual

dan metode yang digunakan untuk memilih pengurus OSIS baru menggunakan

sistem wawancara dan test yang selama ini dinilai tidak merata sehingga kurang

objektif sehingga dapat menimbulkan kecurangan dan manipulasi nilai oleh tim

seleksi. Selain itu hasil yang lulus dalam pengurusan OSIS juga diumumkan

membutuhkan waktu berhari hari dengan alasan tim seleksi harus berembuk

terlebih dahulu dan menghitung jumlah nilai hal ini tentu saja kurang efektif dan

efisien karena kurangnya transparansi dalam penilaian pengurus OSIS tersebut.

Berdasarkan permasalahan tersebut dibutuhkan sistem yang dapat

memberikan rekomendasi dan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk


3

memilih pengurus OSIS baru di Sekolah Kasih Maitreya. Sistem penunjang

keputusan merupakan alternatif yang sesuai dan dapat membantu pengguna dalam

memilih pengurus OSIS berdasarkan kriteria yang menjadi persyaratannya.

Sistem penunjang keputusan biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas

suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang.

Sistem penunjang keputusan merupakan salah satu alternatif yang dapat

digunakan dalam membantu proeses pengambilan keputusan dalam situasi semi

terstruktur dan tidak terstruktur supaya lebih efektif dengan menggunakan data

dan model yang tersedia. Sistem ini dibangun dengan harapan tidak ada lagi

kecurangan dalam pemilihan pengurus OSIS baru. Sistem yang dibangun dapat

melakukan perangkingan dan sesuai banyaknya kriteria yang digunakan dalam

pemilihan pengurus OSIS baru. Untuk membantu pengambilan keputusan dengan

perangkingan, diterapkan metode profil matching atau pencocokan profil adalah

metode yang sering digunakan sebagai mekanisme dalam pengambilan keputusan

dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal dan

harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukan tingkat minimal yang harus

dipenuhi atau dilewati.

Peneliti menggunakan metode profile matching, karena metode ini sesuai

dengan pokok permasalahan yang dikaji oleh peneliti yaitu pencocokan profil

dimana pencocokan profil ini sangat penting untuk membangun sistem pendukung

keputusan yang efektif dengan memadukan sumber daya manusia,

sarana/prasarana, dan sistem manajemen secara keseluruhan agar dapat mencapai

tujuan organisasi. Dengan menggunakan metode ini juga maka pengambilan


4

keputusan diambil dari pengurus OSIS melalui nilai ideal yang sesuai dengan

variabel prediktor yang ditentukan. Sehingga dengan menerapkan metode ini akan

sangat membantu pihak sekolah dalam menentukan pemilihan pengurus OSIS

dengan cepat dan objektif agar kualitas yang diperoleh sesuai dengan harapan

sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Berdasarkan permasalahan di atas maka akan dilakukan penelitian dengan

judul “ Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pengurus Organisasi Siswa di

Sekolah Kasih Maitreya Menggunakan Konsep Metode Profile Matching.”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diuraikan identifikasi masalah dari

penelitian ini, diantaranya:

1. Proses seleksi pengurus OSIS di Sekolah Kasih Maitreya masih dilakukan

secara manual.

2. Proses seleksi dengan sistem wawancara dan test yang selama ini dinilai

tidak merata sehingga kurang objektif dan dapat menimbulkan kecurangan

dan manipulasi nilai oleh tim seleksi.

3. Hasil pengumuman yang lulus pengurus OSIS membutuhkan waktu berhari

hari hal ini sangat tidak efektif dan efisien dan kurangnya transparansi dari

tim seleksi.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah:


5

1. Pada Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ini hanya akan menyeleksi

pengurus OSIS yang telah mendaftar dan memenuhi persyaratan

administrasi yang ditentukan panitia pemilihan pengurus OSIS.

2. Aspek-aspek penilaian seleksi yang digunakan adalah prestasi kelas, prestasi

lomba, pengalaman memimpin, keaktifan, kedisiplinan dan pengetahuan

OSIS.

3. Sistem ini dibuat menggunakan Bahasa pemrogramman PHP dan Basis

Data Mysql.

1.4 Perumusan Masalah

1. Bagaimana terwujudnya sebuah sistem dalam seleksi pengurus OSIS di

Sekolah Kasih Maitreya sehingga tidak dilakukan secara manual lagi ?

2. Bagaimana Sistem dapat mengurangi tingkat kecurangan dalam proses

seleksi pengurus OSIS?

3. Bagaimana sistem dapat menumumkan hasil pemenang pengurus OSIS

dengan cepat tanpa harus memakan waktu berhari hari ?

1.5 Tujuan dan Manfaat

1.5.1 Tujuan Penelitian

1. Menghasilkan dan menerapkan Sistem Pendukung Keputusan Seleksi

pengurus Organisasi Siswa di Sekolah Kasih Maitreya.

2. Mengimplementasikan Sistem kedalam aplikasi berbasis web menggunakan

bahasa pemrogramman PHP dan basis data MySql.


6

3. Dengan membuat Sistem Pendukung dapat menghasilkan data nilai pengurus

OSIS sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.

1.5.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

 Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi matakuliah skripsi di

Universitas Hang Tuah Pekanbaru

 Dapat memperluas wawasan serta pengalaman mahasiswa dibidang

pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan.

2. Bagi Sekolah Kasih Maitreya

 Bagi Sekolah Kasih Maitreya beserta panitia seleksi pengurus OSIS bisa

bekerja maksimal secara sistematis, efisien dan efektif.

 Dapat memberikan manfaat kemudahan dan kepuasan kepada semua

pihak.

3. Bagi Akademik

 Dengan pelaksanaan Skripsi ini, kampus mampu meningkatkan

hubungan kemitraan dengan Sekolah Kasih Maitreya.

 Dapat menjadi tolak ukur pencapaian kinerja program studi khususnya

untuk mengevaluasi hasil pembelajaran oleh pihak terkait.

1.6 Sistematika Penulisan


7

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yang mana pada

masing-masing bagian berisi uraian dan dikelompokkan menjadi beberapa bab

dan sub bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan akan dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dan manfaat yang

di harapkan serta sistematis yang diterapkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang konsep dan dasar-dasar teori yang berkaitan

dengan perumusan masalah yang mejadi acuan dalam menyelesaikan

permasalahan yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode yang digunakan dalam penulisan skripsi dan

teknik pengumpulan data serta membahas tempat dan waktu penelitian.

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Pada bab ini berisi tentang analisis masalah, analisis kebutuhan, analisis

data tentang Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pengurus Organisasi

Siswa di Sekolah Kasih Maitreya Menggunakan Konsep Metode Profile

Matching

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang deskripsi, hasil dan analisa hasil dari

Sistemyang dibuat.
8

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan bagian terakhir yang berisi tentang kesimpulan

dan saran.
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Sistem

Menurut (Irwanto, 2021), "Sistem adalah kumpulan dari beberapa elemen

yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga dapat dikatakan

sebagai sistem". Sedangkan menurut (Abdul Kadir, 2014:61), Sistem adalah suatu

kumpulan atau himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variabel yang

terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem

adalah kumpulan dari beberapa objek, unsur ataupun element yang saling

terhubung dan berteraksi juga teroraganisasi dengan baik sehingga dapat

mencapai suatu tujaun yang diharapkan.

2.1.2 Sistem Pendukung Keputusan

Menurut (Tumanggor et al., 2018) mendefinisikan sistem pendukung

keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi,

pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu

dalam proses pengambilan keputusan dalam situasi yang semi struktur dan situasi

yang tidak terstruktur, dimana tidak seorangpun secara tidak pasti bagaimana

seharusnya keputusan dibuat. Sistem pendukung keputusan biasanya dibangun

untuk mendukung solusi atas satu masalah atau untuk mengevaluasi suatu

peluang.

9
10

2.2 Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Organisasi Siswa Intra Sekolah adalah suatu organisasi yang berada di

tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari sekolah menengah, yaitu sekolah

menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Organisasi Siswa

Intra Sekolah (OSIS) adalah satu-satunya organisasi yang ada di sekolah yang

merupakan salah satu upaya dalam pembinaan kesiswaan (Toni 2019).

OSIS sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi sebagai

berikut:

1. Pengembangan yaitu fungsi kegiatan ektrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan

potensi, bakat dan minat mereka. 2. Sosial yaitu fungsi kegiatan

ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung

jawab sosial peserta didik.

2. Rekreatif yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan

suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik

yang menunjang proses perkembangan.

3. Persiapan karir yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik

2. Sebagai wadah , OSIS menjadi wadah dalam melatih kepemimpinan

siswa melalui ektrakurikuler.


11

3. Sebagai penggerak dan motivator, OSIS menjadi perangsang lahirnya

keinginan, partisipasi untuk berbuat, pendorong kegiatan bersama untuk

mencapai tujuan.

4. Bersifat preventif, OSIS bersifat intelek dalam arti internal dapat

menggerakkan sumber daya yang ada dan eksternal mampu beradaptasi

dengan lingkungan dan menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang

siswa.

2.3 Metode Profile Matching

Metode Profile Matching merupakan salah satu metode yang sederhana

dalam sistem pendukung keputusan dengan membandingkan gap antara nilai

alternatif dan kriteria (Latif, 2018). Menurut (Sari, 2018), Profile Matching

merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen SDM dimana

terlebih dahulu ditentukan kompetisi (kemampuan) yang diperlukan oleh suatu

jabatan. Tingkat gambaran profile persyaratan untuk setiap jabatan ditentukan

dengan skala dari 1 sampai 6. Makin tinggi tingkatnya semakin tinggi profil

prioritas tersebut terhadap suatu jabatan.

Langkah-Langkah menentukan Metode Profil (Profile Matching) adalah :

1. Pemetaan Gap Kompetensi Gap yang dimaksud disini adalah perbedaan

antara profil nilai siswa dengan profil beasiswa atau bisa ditunjukkan dengan

persamaan : (1)

Gap = Nilai Siswa – Nilai Target.....................................(1)


12

2. Pembobotan Setelah diperoleh gap pada masing-masing siswa, setiap profil

siswa diberi bobot dengan patokan bobot nilai gap. pembobotan nilai gap

dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.1 bobot nilai gap

3. Perhitungan dan pengelompokan Core Factor dan Secondary Factor

Perhitungan Core Factor dapat dilihat pada persamaan (2).

Keterangan :

NCF : Nilai rata-rata core factor


13

NC : Jumlah total core factor

IC : Jumlah item core factor

Sedangkan Secondary Factor merupakan item-item selain yang ada pada

faktor utama (Core faktor). Secondary Faktor menggunakan persamaan (3).

𝑁𝑆𝐹 = ∑ 𝑁𝑆(𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎) ∑ 𝐼𝑆 .................................................... (3)

Keterangan :

NSF : Nilai rata-rata secondary factor

NS : Jumlah total secondary factor

IS : Jumlah item secondary factor

4. Perhitungan Nilai Total Dari hasil perhitungan setiap aspek diatas, berikutnya

dihitung nilai total berdasarkan persentase dari core factor dan secondary

factor yang diperkirankan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil.

Perhitungan dapat dilakukan menggunakan persamaan

(𝑥)%𝑁𝐶𝐹 + (𝑥)%𝑁𝑆𝐹 = 𝑁 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎).................... (4)

Keterangan :

NCF : Nilai rata-rata core factor

NSF : Nilai rata-rata secondary factor

N : Nilai total dari aspek

(x)% : Nilai persen yang diinputkan

5. Perhitungan Penentuan Rangking Hasil akhir dari proses Profile Matching

adalah rangking dari kandidat yang diajukan untuk siswa penerima beasiswa.

Dapat dilihat pada persamaan (5).

𝑅𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑔 = (𝑥)%𝑁𝑎 + (𝑥)%𝑁𝐾................................. (5)


14

Keterangan : Na : Nilai Akademik

Nk : Nilai Kepribadian

(x)% : Nilai Persen yang diinputkan

2.2.1 Unified Modeling Language (UML)

Menurut (Sonata and Sari 2019) mendefenisikan UML adalah salah satu

tool (model) untuk merancang pengembangan software yang berbasis object-

oriented. UML sendiri juga memberikan standar penulisan sebuah sistem

blueprint, yang meliputi konsep proses bisnis, penulisan kelas-kelas dalam bahasa

program yang spesifik, skema database, dan komponen yang diperlukan dalam

sistem software. Untuk lebih menjelaskan perancangan aplikasi yang dibangun,

digunakan model diagram UML, yaitu :

a. Use Case Diagram

Menurut (Suhatsyah, Agustianti, and Syarifuddin 2021), Use case diagram

merupakan diagram yang bekerja dengan cara mendeskripsikan interaksi antara

user dengan sistem. Use case terdiri dari sebuah aktor. Aktor tersebut dapat

berupa manusia, perangkat keras, sistem lain, ataupun yang berinteraksi dengan

sistem. Use case menjelaskan tentang hubungan antara sistem dengan aktor

seperti input aktor ke sistem ataupun output ke aktor. Use case merupakan

dokumen naratif yang mendeskripsikan kejadian yang dilakukan oleh aktor dalam

menggunakan sistem untuk menyelesaikan sebuah proses. Untuk menggambar


15

use case dibutuhkan simbol-simbol yang menjadi pedoman dalam pembuatan

diagram use case. Berikut dijelaskan simbol dari use case pada tabel 2.2 :

Tabel 2.2 Simbol Use Case Diagram

Simbol Deskripsi
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit
Use case yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor; biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kata kerja diawal di
awal frase nama use case.
Actor Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun
simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase nama aktor
Asosiasi Komunikasi antara aktor dan use case yang berpatisipasi
(Association) pada use case atau use case memiliki interaksi dengan
actor

Include Include berarti use case yang tambahan akan selalu


<<Include>> melakukan pengecekan apakah use case yang
ditambahkan telah dijalankan sebelum use case tambahan
dijalankan,
Ekstensi/extend Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use
<<Extend>> case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa
use case tambahan itu; mirip dengan prinsip inheritance
pada pemrograman berorientasi objek, biasanya use case
tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use
case yang ditambahkan misal arah panah mengarah pada
use case yang ditambahkan, biasanya use case yang
menjadi extend-nya merupakan jenis yang sama dengan
use case yang menjadi induknya.
Generalisasi/ Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum – khusus)
generalization antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah
fungsi yang lebih umum dari lainnya, misalnya: arah
panah mengarah pada use case yang menjadi
generalisasinya (umum)
Sumber : (Julianto & Setiawan, 2019)
16

b. Activity Diagram

Menurut(Mattigara, P, and Mashud 2021), Activity Diagram merupakan alur

kerja (workflow) atau kegiatan (aktivitas) dari sebuah sistem atau menu yang ada

pada perangkat lunak. Activity Diagram juga digunakan untuk mendefinisikan

urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem/userinterface dimana setiap

aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antar muka tampilan serta rancang

menu yang ditampilkan pada perangkat lunak. Berikut simbol-simbol yang

digunakan untuk menggambar activitydiagram :

Tabel 2.3 Tabel Simbol Activity Diagram

Simbol Keterangan
Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas
memiliki sebuah status awal

Status Akhir Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram


aktivitas memiliki sebuah status akhir.

Aktifitas Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya


diawali dengan kata kerja.
Percanbangan Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas
/decision lebih dari Satu.

Fork / percabangan Fork / percabangan digunakan untuk menunjukkan


kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untuk
menggabungkan dua kegiatan parallel menjadi satu.
17

Join (penggabungan) Join (penggabungan) atau rake, digunakan untuk


menunjukkan adanya dekomposisi

Swimline Swimline, pembagian activity diagram untuk


menunjukkan siapa melakukan apa.

Sumber: (Hendini 2016)


c. Sequence Diagram

Menurut(Setiawan and Shiddieqy 2021), Sequence Diagram

menggambarkan kelakuan atau perilaku objek pada use case dengan

mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima

antar objek.

Secara umum Sequence Diagram menunjukan waktu aliran dari satu obyek

ke obyek lain, tujuan penggambaran diagram ini adalah :

1. Model interaksi tingkat tinggi antara obyek aktif dalam suatu sistem.

2. Model interaksi antara instance (contoh) obyek dalam kolaborasi yang

merealisasikan use case.

3. Model interaksi antar objek dalam kolaborasi yang mewujudkan operasi.

4. Menunjukan model interaksi generic (menunjukan semua jalur yang mungkin

dilalui interkasi) atau contoh spesifik dari suatu interaksi.


18

Tabel 2.4 Tabel Simbol Activity Diagram

Simbol Keterangan
Entity Class Entity Class, merupakan bagian dari sistem yang berisi
kumpulan kelas berupa entitas-entitas yang membentuk
gambaran awal sistem dan menjadi landasan untuk
menyusun basis data

Boundary Class Boundary Class, berisi kumpulan kelas yang menjadi


interfaces atau interaksi antara satu atau lebih aktor
dengan sistem, seperti tampilan form entry dan form
cetak

Control class Control class, suatu objek yang berisi logika aplikasi
yang tidak memiliki tanggung jawab kepada entitas,
contohnya adalah kalkulasi dan aturan bisnis yang
melibatkan berbagai objek

Percabangan /decision Message, simbol mengirim pesan antar class

Recursive Recursive menggambarkan pengiriman pesan yang


dikirim untuk dirinya sendiri

Activation Activation, mewakili sebuah eksekusi operasi dari


objek, panjang kotak ini berbanding lurus dengan durasi
aktivasi sebuah operasi

Lifeline Lifeline, garis titik-titik yang terhubung dengan objek,


sepanjang lifeline terdapat activation

Sumber: (Hendini 2016)


19

2.2.2 Bahasa Pemrograman PHP

Menurut Ardhana (2012:88), PHP atau PesonalHome Page merupakan

bahasa pemrograman berbasis server-side yang dapat melakukan parsing script

php menjadi script web sehingga dari sisi client menghasilkan suatu tampilan

yang menarik. PHP merupakan pengembangan dari FI atau Form Interface yang

dibuat oleh Rasmus Lerdoff pada tahun 1995.

PHP atau kependekan dari Hypertext Preprocessor adalah salah satu bahasa

pemrograman open source yang sangat cocok atau dikhususkan untuk

pengembangan web dan dapat ditanamkan pada sebuah skripsi HTML.Bahasa

PHP dapat dikatakan menggambarkan beberapa bahasa pemrograman seperti C,

Java, dan Perl serta mudah untuk dipelajari.

PHP merupakan bahasa scripting server – side, dimana pemrosesan datanya

dilakukan pada sisi server. Sederhananya, serverlah yang akan menerjemahkan

skrip program, baru kemudian hasilnya akan dikirim kepada client yang

melakukan permintaan. Adapun pengertian lain PHP adalah akronim dari

Hypertext Preprocessor, yaitu suatu bahasa pemrograman berbasiskan kode –

kode (script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimkannya

kembali ke web browser menjadi kode HTML”(Firman 2016).

PHP (Personal Home Page) adalah sebuah bahasa scripting yang terpasang

pada HTML.Sebagian besar sintax nya mirip dengan bahasa pemrograman C,

java, ASP, perl. PHP digunakan untuk membuat tampilan web menjadi lebih

dinamis, dengan PHP kita bisa menjalankan bebeerapa file dalam satu file dengan

cara memanggil atau memasukkan.


20

PHP sendiri dapat melakukan tugas-tugas yang dilakukan dengan

mekanisme Common Gateway Interface (CGI) seperti mengambil,

mengumpulkan data dari database, meng-generate halaman dinamis, atau bahkan

menerima dan mengirim cookie.

Menurut Arief  (2011c:43) PHP adalah  Bahasa server-side –scripting yang

menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena

PHPmerupakan server-side-scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP

akan diesksekusi di server kemudian hasilnya akan dikirimkan ke browser dengan

format HTML.Dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan wadah untuk

mengimplementasikan sebuah program ataupun sebuah sistem yang dapat

ditampilkan melalui halaman web.

2.2.3 HTML

Menurut Ardhana (2012:42), HTML atau Hyper Text Markup Language

merupakan suatu bahasa yang dikenali oleh web browser untuk menampilkan

informasi seperti teks, gambar, animasi bahkan video. Untuk dapat membuat

website dengan baik maka langkah awal yang harus dilakukan yaitu mengenal

kode-kode dasar HTML yang sering digunakan oleh programmer web

professional. Kode HTML memiliki aturan dan struktur penulisan tersendiri yang

disebut tag HTML. Tag adalah kode yang digunakan untuk memoles (mark-up)

teks menjadi file HTML. Setiap tag diapit dengan tanda kurung runcing.

Ada tag pembuka dan tag penutup, yang membedakan tag penutup ditandai

dengan tanda garis miring (slash) di depan awal tulisannya. Dokumen html

merupakan dokumen yang disajikan dalam web browser dan biasanya hanya
21

untuk menampilkan informasi maupun interface.Secara umum, dokumen web

dibagi menjadi dua Bagian, yaitu head dan body, sehingga setiap dokumen html

harus mempunyai pola dasar.

2.2.4 CSS

Menurut Ardhana (2012:108) CSS atau Cascading Style Sheet merupakan

salah satu bahasa pemrograman web untuk mengendalikan beberapa komponen

dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. Pada umumnya

CSS dipakai untuk memformat tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa

HTML dan XHTML.CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna Bagian

tubuh pada teks, warna table, ukuran border, warna border, warna hyperlink,

warna mouse-over, spasi antar paragraf, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas,

bawah, dan parameter lainnya.

2.2.5 Web Server

Web Server adalah merupakan suatu server Internet yang menggunakan

protocol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) untuk melayani semua proses

pentransferan data. Web Server hingga saat ini merupakan server yang dapat

dikatakan sebagai tulang punggung bagi semua pengguna Internet. Hal ini di

karenakan, Web Server bukan hanya bisa dapat melayani jenis data dalaml bentuk

text, akan tetapi juga dapat menampilkan format-format data dalam bentuk

gambar, baik gambar dalam bentuk 2D atau 3D, suara dan juga dapat berinteraksi

dalam dunia wireless Internet dengan menjadikannya sebagai sebuah

WirelessAccess Protocol (WAP) gateway dan sebagainya (Kristiawan & Wardati,

2015).
22

2.2.6 Rapid Aplication Development (RAD)

Rapid Aplication Development (RAD) yaitu suatu metode pengembangan

sekuensial linier yang menekankan siklus waktu pengembangan dengan singkat

dalam pengembangan perangkat lunak.

Terdapat tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna

dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. Adapun ketiga fase tersebut

adalah requirements planning (perencanaan syarat-syarat), design workshop

(desainworkshop), implementation (Implementasi).

Metode RAD mempunyai tiga tahapan sebagai berikut :

1. Perencanaan Syarat-syarat (Requirement Planning)

Dalam tahap ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk

mengidentifikasi tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta mengindentifikasi

syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan

tersebut.Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah-masalah

perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan

sebagian sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap ada upaya

pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

2. Design Workshop

Penulisan kode program atau coding merupakan penerjemahan

design dalam bahasa yang bisa dikenali komputer yang dilakukan oleh

seorang Programmer menggunakan bahasa pemrogramman yang akan

menterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inil merupakan

tahapan secara nyata dalam mengembangkan suatu sistem menjadi


23

terkomputerisasi secara maksimal.

3. Implementation

Tahapan akhir dimana sistem yang baru diuji kemampuan dan

kefektifannya sehingga didapatkan kekurangan dan kelemahan sistem

kemudian dilakukan pengkajian ulang dan perbaikan terhadap aplikasi

menjadi lebih baik dan sempurna.

Gambar 2.1 Rapid Application Development

2.2.7 Metode Pengujian


Pengujian perangkat lunak merupakan proses eksekusi program atau

perangkat lunak dengan tujuan mencari kesalahan atau kelemahan dari program

tersebut. Proses tersebut dilakukan dengan mengevaluasi atribut dan kemampuan

program. Suatu program yang diuji akan dievaluasi apakah keluaran atau output

yang dihasilkan telah sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Ada berbagai

macam metode pengujian, teknik black box dan teknik white box merupakan

metode pengujian yang telah dikenal dan banyak digunakan oleh pengembang

perangkat lunak.

Black Box Testing (Pengujian kotak hitam) yaitu bertujuan untuk


24

menunjukan fungsi PL tentang cara beroperasinya, apakah pemasukan data

keluaran telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang

disimpan secara eksternal selalu djaga kemuktahirannya (Kurniawan 2014).

Sedangkan pengertian lain tentang Black-Box Testing merupakan Teknik

pengujian perangkat lunak yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari

perangkat lunak (Jaya, 2018). Menurut Pressman dalam (Khasanah, Kesuma,

&Wijianto, 2018) “black box testing merupakan pengujian yang memungkinkan

software engineer mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya

menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program”.

Metode pengujian black box merupakan metode pengujian dengan

pendekatan yang mengasumsikan sebuah sistem perangkat lunak atau program

sebagai sebuah kotak hitam (black box). Pendekatan ini hanya mengevaluasi

program dari output atau hasil akhir yang dikeluarkan oleh program tersebut.

Struktur program dan kode-kode yang ada di dalamnya tidak termasuk dalam

pengujian ini. Keuntungan dari metode pengujian ini adalah murah dan sederhana.

Namun, pengujian dengan metode ini tidak dapat mendeteksi kekurangefektifan

pengkodean dalam suatu program.

2.3 Tinjauan Penelitian


Diantara penelitian-penelitian ilmiah yang relevan yang sebelumnya telah

ada dan terkait dengan aplikasi ini adalah:


25

Tabel 2.9 Tinjauan Penelitian

No Judul Peneliti Tahun Hasil

1 Sistem Muhammad 2019 Hasil akhir dari penelitian ini berupa


Pendukung Atabik perangkingan dari para santri yang
Keputusan Usman diseleksi, keluaran dari aplikasi
Pemilihan diatas berfungsi untuk membantu
Anggota dalam pengambilan keputusan
Pengurus Harian (decission maker) memilih santri
Pondok yang akan menjadi anggota
Pesantren pengurus harian di pondok pesantren
Menggunakan putra Sabilurrosyad. Implementasi
Metode Profile aplikasi menggunakan bahasa
Matching (Studi pemrograman web. Hasil dari
Kasus Pondok penelitian menggunakan metode
Pesantren Putra profile matching ini mendapatkan
Sabilurrosyad) persentase 97% tingkat
keakurasiannya.
Sistem Muhammad 2019 Hasil penelitian ini berupa
Pendukung Atabik implementasi sistem pendukung
Keputusan Usman keputusan penjurusan siswa.
Pemilihan Berdasarkan hasil uji coba sistem
Anggota kepada 3 responden yang meliputi
Pengurus Harian panitia penjurusan tercapai tingkat
Pondok kepuasan sebesar 74,2% yang
Pesantren artinya setuju.
Menggunakan
Metode Profile
Matching (Studi
26

Kasus Pondok
Pesantren Putra
Sabilurrosyad)
Sistem Firdaus 2018 sistem pendukung keputusan yang di
Pendukung Oki Allba buat dapat diterapkan dan dapat
Keputusan membantu panitia dalam menentukan
Pemilihan jurusan untuk siswa.
Jurusan
Menggunakan
Metode Profile
Matching Pada
Smk Negeri 2
Sekayu

2.4 Kerangka Berfikir


Kerangka berfikir adalah perpaduan antara asumsi -asumsi teoritis dan

asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variable-variabel

yang diteliti serta bagaimana kaitan diantara variable-variabel tersebut, ketika

dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah

yang diteliti.
27

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


2.5 Tinjauan Umum Perusahaan
2.5.1 Sejarah Instansi
Sekolah Kasih Maitreya merupakan salah satu sekolah swasta yang terletak

dikota Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Berdiri sejak

bulan juli tahun 2005 dengan tujuan menghasilkan lulusan yang berilmu, beriman

dan berbudaya. Pada perawalannya berdirinya Sekolah Kasih Maitreya terdiri dari

Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) yang berdiri pada tanggal 18

Juli 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) berdiri pada bulan Mei 2006. Dan

pada tahun 2009, Sekolah Kasih Maitreya mulai memberikan pendidikan jenjang

yang lebih tinggi dengan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kasih

Maitreya. Sekolah Dasar Kasih Maitreya mulai beroperasi menerima peserta didik

baru pada T.P. 2005–2006.

Dalam usianya yang ke-10 tahun, Sekolah Kasih Maitreya telah

mengembangkan Pendidikan mulai tingkat PAUD (KB & TK), SD, SMP, SMK

dan LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan). Sekolah Kasih Maitreya memiliki

lahan tanah sekolah hibah seluas 405 m², yang telah di bangun gedung PAUD,

SD, SMP, dan SMK. Kondisi lingkungan Sekolah berbentuk Gedung Sekolah

yang memiliki ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang labor Komputer, Ruang

Kantor Guru, Ruang kepala Sekolah, Ruang Pertemuan Rapat, Ruang UKS,

Lapangan/Pentas Indor, Toilet, tempat parkir, lapangan terbuka untuk bermain,

gudang, tempat beribadah, dan kantin Sekolah Kasih Maitreya.

2.5.2 Struktur Organisasi


28

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap

bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur

organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan

antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan

fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan

hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan

baganorganisasi adalah dapat memperlihatkan karakteristik utama dari suatu

perusahaan tersebut, tentang gambaran pekerjaan dan hubungan-hubungan yang

ada didalam perusahaan serta digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang

ideal sebagai pedoman untuk dapat mengetahui siapa bawahan dan atasannya.

Struktur Organisasi Sekolah Kasih Maitreya yaitu :


29

Gambar 2.2 Struktur Organisasi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengembangan

Metode pengembangan system yang penulis pakai adalah metode Rapid

Aplication Development (RAD) yang terdiri dari 3 tahap yaitu Analisa

persyaratan, Design Workshop (Pemodelan) dan Implementasi (Konstruksi).

Sehingga tahapan penelitan yang dilakukan mengikuti tahapan yang ada didalam
30

metodelogi RAD. Berikut adalah tahapan yang terdapat pada RAD:

1. Perencanaan Sayarat (Requirment Planning)

Langkah ini merupakan anilasa terhadap kebutuhan sistem.Dalam tahap

ini penulis melakukan penelitian, pengamatan secara langsung dan

wawancara dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari sistem

seleksi dan perangkingan pengurus OSIS di Sekolah Kasih Maitreya

2. Workshop Design (Design System)

Penulisan kode program atau coding merupakan penerjemahan design

dalam bahasa yang bisa dikenali komputer yang dilakukan oleh seorang

Programmer menggunakan bahasa pemrogramman yang akan

menterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan ini merupakan

tahapan secara nyata dalam mengembangkan suatu sistem menjadi

terkomputerisasi secara maksimal.

3. Implementasi (Implementation)

Tahapan akhir dimana sistem yang baru diuji kemampuan dan

kefektifannya sehingga didapatkan kekurangan dan kelemahan sistem

kemudian dilakukan pengkajian ulang dan perbaikan terhadap aplikasi


29
menjadi lebih baik dan sempurna.

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penyelesaian

penelitian ini yaitu :

1. Studi Pustaka
31

Yaitu pengumpulan informasi melalui buku-buku, internet atau bahan

referensi lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian dengan tujuan

untuk mendapatkan data yang akurat.

2. Observasi (Pengamatan)

Yaitu salah satuteknik pengumpulan data yang digunakanlangsung

dengan cara mendatangi tempat penelitian, yaitu mendatangi langsung ke

Kantor Bagian Kesiswaan Sekolah Kasih Maitreya.

3. Wawancara

Adapun wawancara dilakukan dengan Miss Rini yang bertugas di

sebagai Kepala Bagian Kesiswaan Sekolah Kasih Maitreya.

3.3 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Sekolah Kasih Maitreya Kabupaten Kepulauan

Meranti. Adapun Penelitian di lokasi tersebut berkepentingan dalam rangka

penyusunan Skripsi yang mana Skripsi merupakan bagian dari kurikulum

Universitas Hang Tuah Pekanbaru.

Adapun penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai dengan agustus

2023 :

Tabel 3. 1 Tabel Waktu Penelitian


32

3.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan

kebenarannya (Vardiansyah, Dani 2008). Adapun Hipotesis dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dengan melakukan Penerapan Sistem Pendukung Keputusan dapat

membuat proses seleksi Advetorial Media Online menjadi lebih

efektif.

2. Dengan adanya sistem yang dibuat, dapat mempermudah dan

meningkatkan kinerja pegawai

3. Dengan membuat Sistem Pendukung Keputusan menggunakan metode

Analitical Hierarchy Process dapat menghasilkan data rangking media

online sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai