Anda di halaman 1dari 86

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENERIMAAN BEASISWA DENGAN


METODE PROMATHEE (PREFRENCE
RANGKING ORGANIZATION METHOD
FOR ENRICHMENT EVALUATION )
DI SMKN1 KOTA TANGGSEL

OLEH : Ichwandri
NIM : 211011401793

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PAMULANG
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


SMKN1 kota tangsel adalah sekolah negri yang memiliki beberapa kejuruan
unggulan seperti Tekhnik Industri, Elektro, Listrik. Dengan beberapa program
beasiwanya, sayangnya dalam pengambilan keputusan untuk beasiswa siswanya
masih kurang tepat, banyak siswa yang harusnya layak mendapatkan beasiswa
justru tidak mendapatkan beasiswa karna kriteria penilaian masih menggunakan
system analis yang manual

Beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak bersumber dari


pendanaan sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah,
perusahaan swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti, atau
juga dari kantor tempat bekerja yang karena prestasi seorang karyawan dapat
diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya
melalui pendidikan. Biaya tersebut diberikan kepada yang berhak menerima,
terutama berdasarkan klasifikasi, kualitas, dan kompetensi si penerima beasiswa.

Dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat, khususnya teknologi


informasi memberikan peranan penting dalam kemudahan dan fasilitas yang
mendukung manusia sebagai upaya menyelesaikan tugas-tugasnya dalam
Pengambilan keputusan.

Sistem pendukung keputusan (Inggris: decision support


systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer
termasuk sistem berbasis pengetahuan (expert system) yang dipakai untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. dapat
juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi
untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
2

Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis


multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan.
Dugaan dari dominasasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah
penggunaan nilai dalam hubungan outrangking. Semua parameter yang dinyatakan
mempunyai pengaruh nyata menurut pandangan ekonomi (Brans et. al, 1986).
Promethee menyediakan kepada user untuk menggunakan data secara langsung
dalam bentuk tabel multikriteria sederhana. Promethee mempunyai kemampuan
untuk menangani banyak perbandingan, pengambil keputusan hanya
mendefenisikan skala ukurannya sendiri tanpa batasan, untuk mengindikasi
prioritasnya dan preferensi untuk setiap kriteria dengan memusatkan pada nilai
(value), tanpa memikirkan tentang metode perhitungannya.

Metode Promethee menggunakan kriteria dan bobot dari masing-masing


kriteria yang kemudian diolah untuk menentukan pemilihan alernatif beasiswa,
yang hasilnya berurutan berdasarkan prioritasnya, penggunaan metode Promethee
dapat dijadikan metode untuk pengambilan keputusan di bidang pemasaran, sumber
daya manusia, pemilihan lokasi, atau bidang lain yang berhubungan dengan
pemilihan alternative

Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengambil judul penelitian Sistem


pendukung keputusan penerimaan beasiswa dengan metode promathee (prefrence
rangking organization method for enrichment evaluation). Dengan adanya aplikasi
tersebut maka diharapkan dapat membantu SMKN 1 KOTA TANGSEL dalam
pengambilan keputusan untuk menetukan beasiswa calon penerima beasiswa
3

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
bahwa system yang saat ini berjalan masih menggunkan analis yang sederhana,
masih terdapatnya beasiswa yang tidak tepat sasaran, sehingga siswa yang
seharusnya mendapatkan beasiswa tidak mendapatkan beasiswa.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka penulis
dapat merumuskan beberapa pokok masalah, yaitu :
1. Bagaimana melakukan penyeleksian kepada calon penerima beasiswa di
Smkn 1 Kota Tangsel dengan menggunakan sistem pendukung keputusan.
2. Bagaimana membangun system menggunakan metode Promathee
3. Bagaimana membuat pengambilan keputusan yang tepat.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Membangun sistem pendukung keputusan pemberian beasiswa
kepada peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di
SMKN 1 KOTA TANGSEL
2. Mengimplementasikan metode Promathee pada system yang akan
dibuat.
3. Apabila diimplementasikan diharapkan dapat membantu guru dan
staff dalam menentukan siapa yang berhak menerima beasiswa.

1.5 Batasan
Agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu adanya batasan penelitian.
Adapun batasan tersebut adalah :
1. Objek penelitian dilakukan di SMKN1 KOTA TANGSEL
2. Sistem hanya memberikan rekomendasi kepada pihak penyeleksi untuk
menentukan siswa yang berhak mendapatkan beasiswa.
3. Aplikasi dibangun menggunakan perangkat lunak php sebagai scripting
language dan mysql sebagai basis data
4

4. Aplikasi dibuat dengan menggunakan metode Object Oriented Analysis


Design (OOAD) dengan UML

1.6 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
1. Sistem yang akan dibangun nantinya dapat digunakan sebagai rekomendasi
pemberian beasiswa di SMKN 1 KOTA TANGSEL
2. Dapat memberikan gambaran kepada penulis tentang bagaimana penerapan
metode Promathee dalam suatu aplikasi penentuan penerima beasiswa
3. Menjadikan sebagai bahan penelitian bagi penulis untuk menyelesaikan
laporan tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana.
4. Diharapkan dapat membantu memberikan informasi dan wawasan serta
sebagai bahan acuan refrensi
5. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam proses
beasiswa di Smkn 1 Kota Tangsel.

1.7 Metodologi
Dalam penulisan skripsi ini dilakukan metodologi analisis untuk mencapai
tujuan yang telah di targetkan. Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir
ini antara lain :

Observasi
Pada metode observasi ini peneliti melakukan pengamatan dan penelitian di
tempat tersebut pada saat ini dilakukan di SMKN 1 KOTA TANGSEL

Wawancara
Peneliti melakukan wawancara langsung terhadap siswa-siswi, Guru sekolah
Terkait rancangan aplikasi yang akan di bangun.
5

Studi Literatur
Peneliti mencari informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang
akan dibahas dengan bersumber pada buku-buku, jurnal serta bacaan lain yang
kiranya dapat membantu penelitian ini.

Implementasi
Mengimplementasikan analis Promathee dengan tepat dalam melakukan
pengambilan keputusan , serta melakukan perancangan aplikasi yang efisien

Perancangan
Peraancangan tahap pengembangan menggunakan Unified Modeling
Language (UML), yang meliputi perancangan class diagram, activity diagram, use
case, dan sequence diagram. Serta perancangan layar atau interface.

Evaluasi
Melakukan evaluasi hasil akhir dari aplikasi yang telah dirancang pada tahap
perancangan
6

1.8 Sistematika Penulisan


Pada bab ini berisikan uraian teori-teori yang mendukung dan mendasari
penulisan tugas akhir ini serta membahas tentang metode Promathee serta aplikasi
yang akan dibangun.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan gambaran umum penulisan yang dilakukan meliputi
latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan yang merupakan
panduan dalam menyusun landasan teori.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisikan uraian teori-teori yang mendukung dan mendasari
penulisan tugas akhir ini serta membahas tentang Promathee, konsep dasar
perancangan aplikasi, informasi, serta tool yang digunakan untuk merancang
system

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN


Dalam bab ini berisi tentang tinjauan umum yang menguraikan tentang
gambaran umum objek penelitian serta data yang dipergunakan untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, berkaitan dengan isi laporan tugas akhir dan
aplikasi yang dibuat

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL


Dalam bab ini membahas tentang implementasi aplikasi yang dibuat serta
pengujian pada program aplikasi yang dibuat, dan memuat penjabaran hasil
pembuatan aplikasi yang dituangkan dalam bentuk screen picture.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan pernyataan singkat dan
tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan saran yang dibuat berdasarkan
7

anjuran dan rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat untuk penulis, maupun
pengembang program aplikasi selanjutnya
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem
Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan yang dihasilkan
oleh suatu proses tertentu yang bertujuan untuk menyediakan informasi untuk
membantu mengambil keputusan manajemen operasi perusahaan dari hari ke hari
serta menyediakan informasi yang layak untuk pihak di luar perusahaan. Pengertian
Sistem yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut

Menurut Azhar Susanto (2013:22) dalam bukunya yang berjudul Sistem


Informasi Akuntansi, Sistem adalah kumpulan / group dari subsystem / bagian /
komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu
sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.

2.1.1 Karakteristik / Sifat Sistem


Menurut Agus Mulyanto (2009:2), dalam bukunya Sistem Informasi Konsep
dan Aplikasi
Komponen
Terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, dan bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen dapat terdiri dari beberapa
subsistem atau subbagian, dimana setiap subsistem tersebut memiliki fungsi khusus
dan akan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

Batas sistem
Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya
atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu system
dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup
(scope) dari sistem tersebut.
9

Lingkungan luar system


Adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan dan merugikan.
Lingkungan yang menguntungkan harus tetap dijaga dan dipelihara,
sebaliknya lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan,
kalau tidak ingin terganggu kelangsungan hidup sistem.

Penghubung
Merupakan media penghubung antar subsistem, yang memungkinkan
sumber- sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya.
Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk
subsistem lainnya melalui penghubung disamping sebagai penghubung untuk
mengintegrasikan subsistem-subsistem menjadi satu kesatuan.

Masukan
Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa masukan
perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem dapat
beroperasi, sedangkan masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk
mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program
adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan
data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

Keluaran
Adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran
yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk
subsistem yang lain. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan
adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan,
sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
10

Pengolah
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan
berupa bahan baku dan bahan-bahan lain menjadi keluaran berupa barang
jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-
laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.

Sasaran
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran sasaran dari sistem sangat
menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan
dihasilkan system

2.2 Keputusan
Keputusan merupakan aktivitas atau tindakan yang diambil sebagai solusi
dari suatu permasalahan(Turban, 2005). keputusan dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu
1. Keputusan strategis adalah keputusan-keputusan untuk menjawab tantangan
dan perubahan lingkungan dan biasanya bersifat jangka panjang. Keputusan
ini diambil oleh manajemen puncak.
2. Keputusan administrative adalah keputusan-keputusan yang berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya (keuangan, teknik, maupun personel).
Keputusan ini diambil oleh manajemen menengah.
3. Keputusan operasional adalah keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
kegiatan operasional sehari-hari. Keputusan ini diambil oleh manajemen
bawah.

2.3 Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang
ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah diterapkan, pada dasarnya
pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan
11

harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik (Turban, 2005).


Penyelesaian masalah adalah suatu bentuk aktivitas dimana individu atau organisasi
dalam mencapai tujuan yang diinginkan harus membuat seleksi dari beberapa
langkah alternatif untuk mencapai tujuan tersebut (Gass, 1985). Penyelesaian
masalah dengan alternatif ini dilakukan oleh pengambil keputusan

2.4 Sistem Pendukung Keputusan


Sistem Pendukung Keputusan atau yang biasa disebut Decision Support
System (DSS) adalah sebuah sistem yang ditujukan untuk mendukung para
pengambil keputusan manajerial untuk masalah Scott Morton mendefinisikan spk
sebagai “sistem berbasis computer interaktif, yang membantu para pengambil
keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan
masalah masalah (Gory dan Scott Morton, 1971). spk dimaksudkan untuk menjadi
alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka,
namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. spk ditujukan untuk keputusan
keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama
sekali tidak dapat didukung oleh algoritma. Sebagai istilah umum spk digunakan
untuk menggambarkan semua sistem terkomputerisasi yang mendukung
pengambilan keputusan pada suatu organisasi. Tujuan utama dari spk yaitu untuk
mendukung dan meningkatkan pengambilan keputusan (Turban, 2005)

2.5 Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation


(PROMETHEE)
Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis
multikriteria (Suryadi, 1998) Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan,
dan kestabilan. Dugaan dari dominasasi kriteria yang digunakan dalam Promethee
adalah penggunaan nilai dalam hubungan outrangking. Semua parameter yang
dinyatakan mempunyai pengaruh nyata menurut pandangan ekonomi. Promethee
menyediakan kepada user untuk menggunakan data secara langsung dalam bentuk
tabel multikriteria sederhana. Promethee mempunyai kemampuan untuk
menangani banyak perbandingan, pengambil keputusan hanya mendefenisikan
skala ukurannya sendiri tanpa batasan, untuk mengindikasi prioritasnya dan
12

preferensi untuk setiap kriteria dengan memusatkan pada nilai (value), tanpa
memikirkan tentang metode perhitungannya. Metode Promethee menggunakan
kriteria dan bobot dari masing-masing kriteria yang kemudian diolah untuk
menentukan pemilihan alernatif lapangan, yang hasilnya berurutan berdasarkan
prioritasnya. Penggunaan metode Promethee dapat dijadikan metode untuk
pengambilan keputusan di bidang pemasaran, sumber daya manusia, pemilihan
lokasi, atau bidang lain yang berhubungan dengan pemilihan alternatif. Prinsip
yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah ditetapkan
berdasarkan pertimbangan { ∀ i | fi(.) → R [real world])} dengan kaidah dasar; Max
{f1(x), f2(x), f3(x), ….. , fj(x), ….. , fk(x) | x ∈ R } dimana K adalah sejumlah
kumpulan alternatif, dan f1 (I = 1,2, …. K) merupakan nilai / ukuran relative criteria
untuk masing-masing alternative (Suryadi, 1998). Promethee termasuk dalam
keluarga metode outrangking yang dikembangkan oleh B.Roy (1985) yang
meliputu dua fase, yaitu membangun hubungan dari K (sekumpulan alternatif) dan
eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam
paradigma permasalahan multikriteria(Suryadi,1998). Pada fase pertama, nilai
hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria.
Indeks preferensi ditentukan dan nilai outrangking secara grafis disajikan
berdasarkan preferensi dari pengambilan keputusan

F1(.) F2(.) Fj(.) … Fk(.)


1 F1(a1) F2(a1) Fj(a1) … Fk(a1)
2 F1(a2) F2(a2) Fj(a2) … Fk(a2)
… … … … …
i F1(ai) F2(ai) Fj(ai) … Fk(ai)
n F1(an) F2(an) Fj(an) … Fk(an)
Tabel 2.1 Prefrensi

2.6 Proses Promethee

Rekomendasi
Mengidentifikasi Penjelasan
fungsi kriteria
alternatif Kriteria
13

Promathee Menentukan Evaluasi


Rangking Index Matrix
Preferensi

Gambar 2 1 Prosses Promathee


Langkah-langkah yang digunakan metode ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi alternatif.
2. Penjelasan dari kriteria, alternatif (a) dievaluasi pada beberapa kriteria (k),
yang harus dimaksimalkan atau diminimalkan.
3. Rekomendasi fungsi preferensi untuk keperluan aplikasi. Dalam Promethee
disajikan enam fungsi kriteria. Hal ini tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk
ini cukup baik untuk beberapa kasus.
4. Evaluasi matrik. Saat kriteria dan alternatif sudah terpilih, langkah
selanjutnya adalah membuat matrik hasil. Table matrik ini untuk setiap
pasangan kriteria-kriteria.
5. Menentukan indeks preferensi multikriteria. Preferensi dinyatakatan dengan
angka antara 0 dan 1, dan dinilai dengan prosedur tertentu
6. Promethee ranking. Arah dalam grafik nilai outrangking ditentukan
berdasarkan leaving flow dan entering flow. Leaving flow adalah jumlah
nilai garis lengkung yang memiliki arah menjauh dari node a dan hal ini
merupakan karakter pengukuran outrangking. Penjelasan dari hubungan
outranking dibangun atas pertimbangan untuk aksi pada grafik nilai
outranking, berupa urutan parsial (Promethee I) dan urutan lengkap
(Promethee II) pada sejumlah aksi yang mungkin, yang dapat diusulkan
pada pembuat keputusan untuk memperkaya penyelesaian masalah
karakteristik data.

2.7 Dominasi Kriteria


Nilai f merupakan nilai nyata dari suatu kriteria (Suryadi, 1998):

F:K→R
14

Rumus 2.1 Dominasi Kriteria

Untuk setiap alternatif a ∈ K, f (a) merupakan evaluasi dan alternatif tersebut


untuk suatu kriteria. P saat dua alternatif dibandingkan a,b ∈ K, harus dapat
ditentukan perbandingan p referensinya. penyampaian intensitas (P) dari preferensi
alternative a terhadap alternatif b sedemikian rupa sehingga :

P(a,b) = 0, berarti tidak beda (indefferent) antara a dan b, atau preferensi a


tidak lebih baik dari b.

P (a,b) = 1, berarti mutlak preferensi dari a lebih baik dari b.

Pada metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang
berbeda antara dua evaluasi, sehingga :

P(a,b) = P ( f (a) – f (b))

Rumus 2.2 Fungsi P


Dimana:
A = alternatif A
B = alternatif B
P(A,B) = preference index alternatif A terhadap alternatif B
f(a) = nilai fungsi alternatif A
f(b) = nilai fungsi alternatif B

Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai


kriteria yang lebih baik ditentukan oleh nilai f dan akumulasi dari nilai ini
menentukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih.

2.8 Fungsi Preferensi


Dalam promethee disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Hal ini
tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus. Untuk
memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan
15

fungsi selisih nilai kriteria antara alternative H(d) dimana hal ini mempunyai
hubungan langsung pada fungsi preferensi P(Suryadi, 1998)

2.8.1 Kriteria Biasa (Usual Criterion)

0 Jika d ≤ 0
H(d)
1 Jika d > 0

Rumus 2.3 Kriteria Biasa


Dimana:
H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternative
d = selisih nilai kriteria {d= f(a) – f(b)}

Tipe usual adalah tipe dasar, yang tidak memiliki nilai threshold atau
kecenderungan. Pada kasus ini, tidak ada beda (sama penting) antara a dan b jika
dan hanya jika f(a) = f(b) : apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif
memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk
alternatif memiliki nilai yang lebih baik. Fungsi H(d) untuk preferensi disajikan
pada gambar

p
1

d
0

Simbol 2.1 Kriteria Biasa


2.8.2 Kriteria Quasi

0 Jika d ≤ q
H(d)
1 Jika d > q

Rumus 2. 4 Kriteria Quasi


16

Dimana:
q = kriteria quasi yang menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu
krteria.

Tipe quasi sering digunakan dalam penilaian suatu data dari segi kualitas atau
mutu, yang mana tipe ini menggunakan satu threshold atau kecenderungan yang
sudah ditentukan, dalam kasus ini threshold itu adalah indifference. Indifference ini
biasanya dilamabangkan dengan karakter m atau q, dan nilai indifference harus
diatas 0 (nol). Suatu alternatif memiliki nilai preferensi yang sama penting selama
selisih atau nilai P(x) dari masing-masing alternatif tidak melebihi nilai threshold.
Apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai m maka
terjadi bentuk preferensi mutlak, jika pembuat memutuskan menggunakan kriteria
ini, maka decision maker tersebut harus menentukan nilai m, dimana nilai ini dapat
dijelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria.

Simbol 2.2 Kriteria Quasi

2.8.3 Kriteria dengan Preferensi Linier

0 Jika d ≤ 0

H(d) d/p Jika 0 < d ≤ p

1 Jika d > p

Rumus 2.1 Kriteria Dengan Preferensi Linier


17

Dimana:
p = nilai dari kecenderungan atas pada kriteria preferensi linier

Tipe linier sering digunakan dalam penilaian dari segi kuantitatif atau
banyaknya jumlah, yang mana tipe ini juga menggunakan satu threshold atau
kecenderungan yang sudah ditentukan, dalam kasus ini threshold itu adalah
preference. Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih
memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan
meningkat secara linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan
nilai p, maka terjadi preferensi mutlak, sesuai dengan persamaan

Simbol 2.3 Kriteria Dengan Prefernsi Linier

Pada saat pembuat keputusan mengidentifikasi beberapa kriteria untuk tipe


ini, harus menentukan nilai dari kecenderungan atas (nilai p). Dalam hal ini, nilai d
diatas p telah dipertimbangkan akan memberikan preferensi mutlak dari satu
alternatif.

2.8.4 Kriteria Level (Level Criterion)


18

Rumus 2 2 Kriteria Level

Tipe ini mirip dengan tipe quasi yang sering digunakan dalam penilaian suatu
data dari segi kualitas atau mutu. Dalam kasus ini, kecenderungan tidak berbeda q
dan kecenderungan preferensi p adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada
diantara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d) = 0,5).
Pembuat keputusan telah menentukan kedua kecenderungan untuk kriteria ini.

Simbol 2.4 Kriteria Level

2.8.5 Kriteria dengan Preferensi Linier dan Area yang Tidak Berbeda

Rumus 2.3 Kriteria Dengan Preferensi Linier


dan Area Tidak Berbeda
Tipe linear dan area yang tidak berbeda juga mirip dengan tipe linear yang
sering digunakan dalam penilaian dari segi kuantitatif atau banyaknya jumlah. Pada
kasus ini, pengambil keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara
linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua
kecenderungan q dan p. Dimana dua parameter tersebut sudah ditentukan
sebelumnya.
19

Simbol 2.5 Kriteria Dengan Preferensi Linier


dan Area Tidak Berbeda
2.8.6 Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)

Rumus 2.4 Kriteria Gaussian

Dimana 𝜎 = kriteria Gaussian


Tipe gaussian sering digunakan untuk mencari nilai aman atau titik aman
pada data yang bersifat continue atau berjalan terus. Fungsi ini bersyarat apabila
telah ditentukan nilai , dimana dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam
statistik atau nilai standar deviasi.Pengambilan keputusan mempertimbangkan
peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak
dalam area antara dua kecenderungan m dan n.

Simbol 2.6 Kriteria Gaussian


20

2.9 Nilai threshold atau kecenderungan


Enam tipe dari penyamarataan kriteria bisa dipertimbangkan dalam metode
Promethee, tiap-tiap tipe bisa lebih mudah ditentukan nilai kecenderungannya atau
parameternya karena hanya satu atau dua parameter yang mesti ditentukan. Hanya
tipe usual (biasa) saja yang tidak memiliki nilai parameter. Indifference threshold
yang biasa dilambangkan dalam karakter m atau q. Jika nilai perbedaan (x) di bawah
atau sama dengan nilai indifference x ≤ m maka x dianggap tidak memiliki nilai
perbedaan x = 0.

Preference threshold yang biasa dilambangkan dalam karakter n atau p. Jika


nilai perbedaan (x) di atas atau sama dengan nilai preference x ≥ n maka perbedaan
tersebut memiliki nilai mutlak x = 1.

Gaussian threshold yang biasa dilambangkan dalam karakter 𝜎 serta


diketahui dengan baik sebagai parameter yang secara langsung berhubungan
dengan nilai standar deviasi pada distribusi normal.

2.10 Indeks Preferensi Multikriteria


Tujuan pembuat keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi Pi dan bobot
(weight) πi untuk semua kriteria fi ( i = 1, ..., k) dari masalah optimasi kriteria
majemuk. Bobot (weight) πi merupakan ukuran relatif dari kepentingan kriteria fi
jika semua kriteria memiliki nilai kepentingan yang sama dalam pengambilan
keputusan maka semua nilai bobot adalah sama.

Indeks preferensi multi kriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari


fungsi preferensi Pi.

Rumus 2.5 Index Preferensi


21

Merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa


alternatif a lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari
keseluruh kriteria. Hal ini dapat disajikan dengan nilai antara nilai 0 dan 1, dengan
ketentuan sebagai berikut :

𝜋(𝑎, 𝑏) = 0 menunjukkan preferensi yang lemah untuk alternatif a <


alternative b berdasarkan semua kriteria.

𝜋(𝑎, 𝑏) = 1 menunjukkan preferensi yang kuat untuk alternatif a > alternatif


b berdasarkan semua kriteria.

Indeks preferensi ditentukan berdasarkan nilai hubungan outranking pada


sejumlah kriteria dari masing-masing alternatif. Hubungan ini dapat disajikan
sebagai grafik nilai outranking, node-nodenya merupakan alternatif berdasarkan
penilaian kriteria tertentu. Diantara dua node (alternatif), a dan b, merupakan garis
lengkung yang mempunyai nilai.

Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks


leaving flow (Ф+), entering flow (Ф-) dan net flow.

Leaving flow adalah jumlah dari nilai garis lengkung yang memiliki arah
menjauh dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking,
Entering flow adalah diukur berdasarkan karakter outranked dari a, Net flow adalah
selisih antara leaving flow denga entering flow (Suryadi, 1998).

2.11 Promethee Ranking


Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai terkecil pada entering flow
merupakan alternatif terbaik leaving flow dan entering flow menyebabkan (Suryadi,
1998):
Dengan menggunakan metode promethee I masih menyisakan bentuk
incomparable, atau dengan kata lain hanya memberikan solusi partial preoder
(sebagian) (Suryadi, 1998).
22

Rumus 2.6 Leaving flow dan


Entering Flow
2.11.1 Promethee II
Promethee II disajikan dalam bentuk net flow, dengan menggunakan
promethee II, informasi bagi pembuat keputusan lebih komplit dan realistik.

Rumus 2.7 Promathee 2

Nilai dari net flow didapatkan dari jumlah leaving flow keseluruhan dikurangi
dengan jumlah entering flow keseluruhan untuk mendapatkan nilai yang akan
dijadikan acuan untuk rangking keseluruhan dari alternatif yang ada

2.12 Konsep Perancangan Basis Data


2.12.1 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram merupakan suatu model jaringan yang
menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak”. (Yakub
2008 )

Entity Relationship Diagram (ERD) untuk mendokumentasikan data dengan


mengidentifikasi jenis entitas (entity) dan hubungannya. ERD juga menggambarkan
hubungan antara satu entitas yang memiiki sejumlah atribut dengan entitas yang
lain dalam suatu sistem yang terintegrasi. ERD digunakan oleh perancang sistem
23

untuk memodelkan data yang nantinya akan dikembangkan menjadi basis data
(database).

ERD terbagi atas empat komponen (Priyadi 2014 ) yaitu:


1. Entitas (Entity)
Entitas merupakan notasi untuk mewakili suatu objek dengan karakteristik
sama, yang dilengkapi oleh atribut, sehingga pada suatu lingkungan nyata setiap
objek akan berbeda dengan objek lainnya. Pada umumnya, objek dapat berupa
benda, pekerjaan, tempat dan orang.

Simbol 2.7 Entitas

a. Adalah objek yang dapat dibedakan dalam duania nyata

b. Kumpulan dari entity yang sejenis


c. Entity dapat berupa :
Objek secara fisik : Rumah, Kendaraan dan Peralatan
Objek secara konsep : Pekerjaan, Perusahaan dan Rencana

2. Relasi (Relationship)
Relasi merupakan notasi yang digunakan untuk menghubungkan beberapa
entitas berdasarkan fakta pada suatu lingkungan. relationship dalah hubungan yang
terjadi antara satu atau lebih entity Relationship Set adalah kumpulan relationship
yang sejenis

Simbol 2.8 Relation

3. Atribut (attribute)
Atribut merupakan notasi yang menjelaskan karakteristik suatu entitas dan
juga relasinya. Atribut dapat sebagai key yang bersifat unik, yaitu primary key atau
foreign key. Selain itu, atribut juga dapat sebagai atribut deskriptif saja. Nilai
24

Atribut merupakan suatu data aktual atau informasi yang disimpan pada suatu
atribut didalam suatu entity atau relationship.

Simbol 2.9 Atribut

4. Garis Penghubung
Garis penghubung merupakan notasi untuk merangkaikan keterkaitan antara
notasi-notasi yang digunakan dalam ERD, yaitu entitas, relasi, dan atribut. Derajat
atau kardinalitas relasi merupakan batasan dari banyaknya hubungan, yang dapat
dilakukan oleh suatu himpunan entitas dalam melakukan relasi dengan himpunan
entitas lainnya.

Simbol 2.10 Garis

Variasi kemungkinan untuk melakukan relasi yang dimiliki oleh kardinalitas


terdiri dari empat macam dan untuk penerapannya dilakukan pada dua himpunan
entitas, yaitu himpunan entitas A dan entitas B.
Menurut Priyadi (2014) menyimpulkan bahwa:
1. Kardinalitas satu ke satu (one to one)
Setiap satu entitas pada himpunan entitas A hanya dapat berelasi dengan
satu entitas saja pada himpunan entitas B. Begitu pun sebaliknya, bahwa setiap satu
entitas pada himpunan entitas B hanya dapat berelasi dengan satu entitas saja pada
himpunan entitas A.

2. Kardinalitas satu ke banyak (one to many)


Setiap satu entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak
entitas pada himpunan entitas B. Namun tidak demikian untuk sebaliknya, bahwa
beberapa entitas pada himpunan entitas B hanya dapat berelasi dengan satu entitas
saja pada himpunan entitas A.
Kardinalitas banyak ke satu (many to one)
25

Beberapa entitas pada himpunan entitas A hanya dapat berelasi dengan satu
entitas saja pada himpunan entitas B. Namun tidak demikian untuk sebaliknya,
bahwa setiap satu entitas pada himpunan entitas B dapat berelasi dengan beberapa
entitas pada himpunan entitas A.

3. Kardinalitas banyak ke banyak (many to many)


Beberapa entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak
entitas pada himpunan entitas B. Demikian juga untuk sebaliknya, bahwa beberapa
entitas pada himpunan entitas B dapat berelasi dengan banyak entitas pada
himpunan entitas A.

2.13 TAHAPAN PEMBUATAN DIAGRAM E-R


Diagram E-R dibuat bertahap, langkah-langkah teknis yang dapat kita
lakukan untuk menghasilkan Diagram E-R adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan dan menetapkan seluruh entitas yang akan terlibat
2. Menentukan atribut-atribut key (Primary Key) dari masing-masing entitas
3. Mengindentifikasikan dan menetapkan seluruh relasi diantara entitas-entitas
yang ada beserta Foreign Keynya
4. Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap relasi
5. Melengkapi entitas dan relasi dengan atribut-atribut deskriptif (Non Key)

2.14 TRANSFORMASI ERD KE LRS


Aturan-aturan dalam melakukan transformasi ERD le logical Record
Structure adalah sebagai berikut :
1. Setiap entity akan diubah kebentuk sebuah kotak dengan nama entity berada
diluar kotak dan atribut berada dalam kotak.
2. Sebuah relasi kadang disatukan dalam sebuah kotak bersama entity, kadang
dipisah dalam sebuah kotak tersendiri.

2.15 TRANSFORMASI LRS KE RELASI


Transformasi ini disebut dengan Mapping ERD ke Database Relational.
Transformasi ini dibagi kedalam dua langkah, yaitu :
26

1. Merepresentasikan relationship menjadi relasi-relasi atau table-table


database.
2. Table hasil transformasi dapat dinormalkan dengan teknik normalisasi

2.16 Pengertian Logical Record Structure (LRS)


Menurut (Kroenke, 2006) mengemukakan bahwa “Logical Record
Structure” (LRS) adalah representasi dari struktur record-record pada tabel-tabel
yang terbentuk dari hasil relasi antar himpunan entitas. Dibentuk dengan nomor dan
tipe record. Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak empat persegi panjang
dan dengan nama yang unik. Perbedaan LRS dan ERD adalah nama dan tipe record
berada diluar field tipe record di tempatkan. LRS terdiri dari link-link diantara tipe
record. Link ini menunjukkan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari
LRS yang diberi tanda field - field yang kelihatan pada kedua link tiperecord.

2.17 Unified Modeling Language (UML)


2.17.1 Definisi Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa yang telah menjadi
standard untuk visualisasi, menetapkan, membangun dan mendokumentasikan
artifak suatu sistem perangkat lunak (Hend, 2006)

Unified Modeling Language (UML) adalah alat bantu analisis serta


perancangan perangkat lunak berbasis objek (Adi Nugroho : 2005)

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik


kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa
yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan,
membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat
lunak berbasis OO (Object Oriented).

2.17.2 Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)


Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai
berikut (Afif Amrullah:2002).
27

1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan


aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan
dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian
perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints
dan catatan-catatan lain.
3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur
fisik sistem.
4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang
juga harus disediakan oleh sistem.
5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah
sequence dan/atau collaboration utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use
case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram
untuk masing-masing alir.
7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antamuka bagi
pengguna untuk menjalankan skenario use case.
8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap
package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut
dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk
menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan
pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah
component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk
setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan
requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan
komponen ke dalam node.
11. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya.
Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
12. Perangkat lunak siap dirilis.
28

2.17.3 Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)


Bangunan dasar metodologi Unified Modeling Language (UML)
menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak
yang akan dikembangkan yaitu (Adi Nugroho : 2005).
Sesuatu (things)
Ada 4 (empat) things dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:
1. Structural things

Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling


Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang
bersifat fisik maupun konseptual.
2. Behavioral things

Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language


(UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language
(UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

3. Grouping things

Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language


(UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran
paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat
didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya
model-model dan subsistem-subsistem.

4. Annotational things

Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language


(UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-
ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

Relasi (Relationship)
Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language
(UML), yaitu :
1. Kebergantungan
29

Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen


mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya
elemen yang tidak mandiri (independent).
2. Asosiasi
Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek
lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk
asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-
bagiannya.
3. Generalisasi

Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan


struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas
kebawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah
berlawanan sebaliknya dari arah bawah keatas dinamakan generalisasi.
4. Realisasi

Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek

2.17.4 Use Case


Use Case diagram adalah diagram yang menggambarkan kebutuhan sistem
dari sudut pandang user, yang memperlihatkan hubungan-hubungan yang terjadi
antara actors dengan use cases dalam sistem.
Use case diagram terdiri dari
1. Use case
2. Actors
3. Relationship
4. System boundary boxes (optional)
5. Packages (optional)

Use Case adalah deskripsi fungsi dari sebuah


sistem dari perspektif pengguna. Pola dari perubahan
sistem yang ditampilkan dan merupakan peringkat
tertinggi dari fungsionalitas yagn dimiliki sistem.
Dengan kata lain, use case menggambarkan bagaimana
30

seseorang akan menggunakan atau memanfaatkan


sistem. Setiap Use Case adalah sebuah urutan dari
hubungan transaksi yang dikerjakan oleh actor dan
sistem dalam sebuah dialog.
Actor adalah entity eksternal yang berhubungan dengan
sistem, Seorang actor secara khusus membangkitkan
sistem dengan input atau masukan kejadian-kejadian,
atau menerima sesuatu dari sistem. Actor dilukiskan
dengan peran yang mereka mainkan dalam use case,
seperti Pelanggan, Kasir, dan lain-lain
Diagram use case mengilustrasikan beberapa use case
untuk sebuah sistem, actor-actornya, dan relasi di antara
actor dan use case tersebut. Terdapat jalur-jalur
komunikasi di antara use case dan actor; panah-panah
menunjukkan aliran informasi, Association antara actor
dan use case, digambarkan dengan garis tanpa panah
yang mengindikaskan siapa atau apa yang meminta
interaksi dan bukannya mengindikasikan aliran data
Table 2.1 Komponen Use Case

2.17.5 Activity Diagram


Activity Diagram digunakan untuk memodelkan aspek dinamis dari
system, memodelkan aliran-aliran dari objek dalam pergerakannya dari suatu state
ke state lainnya dalam suatu aliran kendali
Start Point (initial node),
menggambarkan permulaan dari
sebuah sistem yang akan dikerjakan,
biasanya diletakkan pada pojok kiri
atas
31

End Point (activity fial node),


menggambarkan akhir dari sebuah
sistem.

Activities, menggambarkan proses


bisnis dan dikenal sebagai activity
state
Decision point, menunjukkan dimana
sebuah keputusan perlu dibuat dalam
aliran kerja

Fork (percabangan), mempunyai 1


transisi masuk dan 2 atau lebih transisi
keluar

Join (penggabungan), mempunyai 2


atau lebih transisi masuk dan hanya 1
transisi keluar.

Table 2.2 Komponen Activity Diagram


2.17.6 Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan
sebuah obyek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi
obyek, Class menggambarkan keadaan (atribut / properti) suatu sistem, sekaligus
menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode / fungsi).
Class memiliki tiga area pokok :
1. Nama (dan stereotype)
2. Atribut
3. Metode

Atribut dan metode dapat memiliki salah satu sifat berikut :


1. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan
32

2. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-
anak yang mewarisinya
3. Public dapat dipanggil oleh siapa saja

2.17.7 Sequence diagram


Sequence diagram menggambarkan interaksi antar obyek di dalam dan di
sekitar sistem, Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario
atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event
untuk menghasilkan output tertentu.

Actor Menggambarkan orang yan


sedang berinteraksi dengan system

Boundary class Mengambarkan sebuah


gambaran dari sebuah form

Control Class Menggambarkan


penghubung antar boundary dan table
Entity class Menggambarkan hubungan
kegiatan yang akan di lakukan

Menggambarkan Mulai dan


berakhirnya sebuah message

Mengambarkan pengeriman sebuah


pesan

Table 2.3 Komponen Sequence Diagram


33

2.17.8 Rancagan Layar


Rancagan Layar adalah sebuah disain tampilan yang berfungsi sebagi antar
muka antara si pengguna (user) dengan Applikasi (Sistem), atau biasa disebut
dengan User Interface.
Rancangan layar dibuat berdasarkan 2 diagram
1. Use Case Diagram
2. Class Diagram
Dengan mempertimbangkan dari sudut pandang user atau kebutuhan user

2.18 Apache
Sever HTTP apache atau server Web/WWW Apache adalah server web yang
dapat dijalankan di banyak sistem operasi (Unix, BSD, Linux,Microsoft Windows,
dan Novel Netware serta flatform lainnya) yang berguna untuk melayani dan
memfungsikan situs web. Protokol yang digunakan untuk melayani fasilitas
web/www ini menggunakan HTTP.Apache memiliki fitur-fitur canggih seperti
pesan kesalahan yang dapat dikonfigur, autentikasi yang berbasis basis data dan
lain-lain.Apache juga didukung oleh sejumlah antar muka pengguna berbasis grafik
(GUI) yang memungkinkan penanganan server menjadi mudah.Apache merupakan
prangkat lunak sumber terbuka dikembangkan oleh komunitas terbuka yang terdiri
dari pengembang-pengembang dibawah naungan Apache Software Foundation.

2.14.1 Sejarah Apache


Pada awal mulanya, Apache merupakan perangkat lunak sumber
terbuka yang menjadi alternatif dari server web Netscape (sekarang dikenal
sebagai Sun Java System Web Server). Sejak April 1996 Apache menjadi server
web terpopuler di Internet. Pada Mei 1999, Apache digunakan di 57% dari
semua web server di dunia. Pada November 2005 persentase ini naik menjadi 71%.
(sumber: Netcraft Web Server Survey, November 2005).

Apache berasal ketika sebuah server web populer yang dikembangkan pada
awal 1995 yang bernama NCSA HTTPd 1.3 memiliki sejumlah perubahan besar
terhadap kode sumbernya (patch). Saking banyaknya patch pada perangkat
34

lunak tersebut sehingga disebut sebuah server yang memiliki banyak patch ("a
patchy" server). Tetapi pada halaman FAQ situs web resminya, disebutkan bahwa
"Apache" dipilih untuk menghormati suku asli Indian Amerika Apache (Indé),
yang dikenal karena keahlian dan strategi perangnya. Versi 2 dari Apache ditulis
dari awal tanpa mengandung kode sumber dari NCSA.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Apache_HTTP_Server)

2.19 PhpMyAdmin
PhpMyAdmin adalah perangkat lunak bebas yang ditulis dalam bahasa
pemrograman PHP yang digunakan untuk menangani administrasi MySQL
melalui World Wide Web, PhpMyAdmin mendukung berbagai operasi MySQL,
diantaranya (mengelola basis data, tabel-tabel, bidang (fields), relasi (relations),
indeks, pengguna (users), perijinan (permissions), dan lain-lain dan bisa
dioperasikan menggunkan user interface, dengan kemampuan mengeksekusi
perintah sql secara langsung (http://www.phpmyadmin.net/home_page/index.php)

Pada dasarnya, mengelola basis data dengan MySQL harus dilakukan dengan
cara mengetikkan baris-baris perintah yang sesuai (command line) untuk setiap
maksud tertentu. Jika seseorang ingin membuat basis data (database), ketikkan
baris perintah yang sesuai untuk membuat basis data. Jika seseorang
menghapus tabel, ketikkan baris perintah yang sesuai untuk menghapus tabel. Hal
tersebut tentu saja sangat menyulitkan karena seseorang harus hafal dan
mengetikkan perintahnya satu per satu.

Saat ini banyak sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan untuk
mengelola basis data dalam MySQL, salah satunya adalah phpMyAdmin. Dengan
phpMyAdmin, seseorang dapat membuat database, membuat tabel, mengisi data,
dan lain-lain dengan mudah, tanpa harus menghafal baris perintahnya.
phpMyAdmin merupakan bagian untuk mengelola basis data MySQL yang ada
di komputer. Untuk membukanya, buka browser lalu ketikkan
alamathttp://localhost/phpmyadmin, maka akan muncul halaman phpMyAdmin. Di
35

situ nantinya seseorang bisa membuat (create) basis data baru, dan mengelolanya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/PhpMyAdmin )

2.20 MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis
data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS multithread,
multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat
MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General
Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk
kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak


dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki
oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah
perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir
atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang
mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael
Monty Widenius. MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen
basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi
GPL (General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan
MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan
produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan
salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada
sebelumnya SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep
pengoperasian basis data, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan
data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara
otomatis.

Kehandalan suatu sistem basisdata (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja
pengoptimasi-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL yang dibuat oleh
pengguna maupun program-program aplikasi yang memanfaatkannya. Sebagai
penyedia basis data, MySQL mendukung operasi basis data transaksional maupun
36

operasi basis data non-transaksional. Pada modus operasi non-transaksional,


MySQL dapat dikatakan unggul dalam hal unjuk kerja dibandingkan perangkat
lunak penyedia basisdata kompetitor lainnya. Namun pada modus non-
transaksional tidak ada jaminan atas reliabilitas terhadap data yang tersimpan,
karenanya modus non-transaksional hanya cocok untuk jenis aplikasi yang tidak
membutuhkan reliabilitas data seperti aplikasi blogging berbasis web (wordpress),
CMS, dan sejenisnya. Untuk kebutuhan sistem yang ditujukan untuk bisnis sangat
disarankan untuk menggunakan modus basisdata transaksional, hanya saja sebagai
konsekuensinya unjuk kerja MySQL pada modus transaksional tidak secepat unjuk
kerja pada modus non-transaksional. (http://id.wikipedia.org/wiki/MySQL)

2.20.1 Mysql
MySQL pada awalnya diciptakan pada tahun 1979, oleh Michael "Monty"
Widenius, seorang programmer komputer asal Swedia. Monty mengembangkan
sebuah sistem database sederhana yang dinamakan UNIREG yang menggunakan
koneksi low-level ISAM database engine dengan indexing. Pada saat itu Monty
bekerja pada perusahaan bernama TcX di Swedia.

TcX pada tahun 1994 mulai mengembangkan aplikasi berbasis web, dan
berencana menggunakan UNIREG sebagai sistem database. Namun sayangnya,
UNIREG dianggagap tidak cocok untuk database yang dinamis seperti web.
TcX kemudian mencoba mencari alternatif sistem database lainnya, salah satunya
adalah mSQL (miniSQL). Namun mSQL versi 1 ini juga memiliki kekurangan,
yaitu tidak mendukung indexing, sehingga performanya tidak terlalu bagus.
Dengan tujuan memperbaiki performa mSQL, Monty mencoba menghubungi
David Hughes (programmer yang mengembangkan mSQL) untuk menanyakan
apakah ia tertarik mengembangkan sebuah konektor di mSQL yang dapat
dihubungkan dengan UNIREG ISAM sehingga mendukung indexing. Namun saat
itu Hughes menolak, dengan alasan sedang mengembangkan teknologi indexing
yang independen untuk mSQL versi 2.
37

Dikarenakan penolakan tersebut, David Hughes, TcX (dan juga Monty)


akhirnya memutuskan untuk merancang dan mengembangkan sendiri konsep
sistem database baru. Sistem ini merupakan gabungan dari UNIREG dan mSQL
(yang source codenya dapat bebas digunakan). Sehingga pada May 1995, sebuah
RDBMS baru, yang dinamakan MySQL dirilis.
David Axmark dari Detron HB, rekanan TcX mengusulkan agar MySQL di ‘jual’
dengan model bisnis baru. Ia mengusulkan agar MySQL dikembangkan dan dirilis
dengan gratis. Pendapatan perusahaan selanjutnya di dapat dari menjual jasa
“support” untuk perusahaan yang ingin mengimplementasikan MySQL. Konsep
bisnis ini sekarang dikenal dengan istilah Open Source.
Pada tahun 1995 itu juga, TcX berubah nama menjadi MySQL AB, dengan
Michael Widenius, David Axmark dan Allan Larsson sebagai pendirinya. Titel
“AB” dibelakang MySQL, adalah singkatan dari “Aktiebolag”, istilah PT
(Perseroan Terbatas) bagi perusahaan Swedia.

MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :

1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi


seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan
masih banyak lagi.
2. Perangkat lunak sumber terbuka. MySQL didistribusikan sebagai perangkat
lunak terbuka dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis.
3. Multi-user. MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu
yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
4. Performance tuning, MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam
menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih
banyak SQL per satuan waktu.
5. Ragam tipe data. MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya,
seperti signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp,
dan lain-lain.
6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh
yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).
38

7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti


level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan
yang mendetail serta sandi terenkripsi.
8. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam
skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu
tabel serta 5 miliar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung
mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien
menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named
Pipes (NT).
10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan
menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa
Indonesia belum termasuk di dalamnya.
11. Antar Muka. MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai
aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan
fungsi API (Application Programming Interface).
12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool)
yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap
peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam
menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya
semacam PostgreSQL ataupun Oracle.

2.21 PHP
PHP adalah bahasa pemrograman script server-side yang didesain untuk
pengembangan web. Selain itu, PHP juga bisa digunakan sebagai bahasa
pemrograman umum (wikipedia). PHP di kembangkan pada tahun 1995
oleh Rasmus Lerdorf, dan sekarang dikelola oleh The PHP Group. Situs resmi PHP
beralamat di http://www.php.net.
39

PHP disebut bahasa pemrograman server side karena PHP diproses pada
komputer server. Hal ini berbeda dibandingkan dengan bahasa pemrograman client-
side seperti JavaScript yang diproses pada web browser (client).

Pada awalnya PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page. Sesuai
dengan namanya, PHP digunakan untuk membuat website pribadi. Dalam beberapa
tahun perkembangannya, PHP menjelma menjadi bahasa pemrograman web yang
powerful dan tidak hanya digunakan untuk membuat halaman web sederhana, tetapi
juga website populer yang digunakan oleh jutaan orang seperti wikipedia,
wordpress, joomla, dll.

Saat ini PHP adalah singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor, sebuah
kepanjangan rekursif, yakni permainan kata dimana kepanjangannya terdiri dari
singkatan itu sendiri: PHP: Hypertext Preprocessor, PHP dapat digunakan dengan
gratis dan bersifat Open Source. PHP dirilis dalam lisensi PHP License, sedikit
berbeda dengan lisensi GNU General Public License (GPL) yang biasa digunakan
untuk proyek Open Source. Kemudahan dan kepopuleran PHP sudah menjadi
standar bagi programmer web di seluruh dunia. Menurut wikipedia pada februari
2014, sekitar 82% dari web server di dunia menggunakan PHP. PHP juga menjadi
dasar dari aplikasi CMS (Content Management System) populer seperti Joomla,
Drupal, dan WordPress.

Web server, karena PHP termasuk bahasa pemrograman server side. Program
PHP, program yang memproses script PHP. Database server, yang berfungsi untuk
mengelola database. Kelebihan PHP dari bahasa pemrograman lain adalah Bahasa
pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah
kompilasi dalam penggunaannya. Web server yang mendukung PHP dapat
ditemukan dimana-mana dari mulai IIS sampai dengan apache, dengan konfigurasi
yang relative mudah. Dalam isi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya
milis-milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan. Dalam isi
pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena referensi yang
banyak. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan diberbagai mesin
40

(linux, unix, windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta
juga dapat menjalankan perintah-perintah system

2.22 Pengertian Testing


Pengujian software adalah proses verifikasi dan validasi apakah sebuah
aplikasi software atau program memenuhi persyaratan bisnis dan persyaratan teknis
yang mengarahkan desain dan pengembangan dan cara kerjanya seperti yang
diharapkan dan juga mengidentifikasi kesalahan yang penting yang digolongkan
berdasarkan tingkat severity pada aplikasi yang harus diperbaiki.

Pengujian software adalah teknik yang sering digunakan untuk verifikasi dan
validasi kualitas suatu software. Pengujian software adalah prosedur untuk eksekusi
sebuah program atau sistem dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat-pendapat tersebut adalah pengujian
software merupakan proses verifikasi dan validasi apakah software memenuhi
requirement dan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang ditemukan saat
eksekusi program. (Quadri dan Farooq 2010)

2.22.1 Behavioral (Black-Box) Tests


Behavioral test disebut juga Black-Box Tests, sering digunakan untuk
menemukan bug dalam high level operations, pada tingkatan fitur, profil
operasional dan scenario, Tester dapat membuat pengujian fungsional black box
berdasarkan pada apa yang harus sistem lakukan. Behavioral testing melibatkan
pemahaman rinci mengenai domain aplikasi, masalah bisnis yang dipecahkan oleh
sistem dan misi yang dilakukan sistem. Behavioral test paling baik dilakukan oleh
penguji yang memahami desain sistem, setidaknya pada tingkat yang tinggi
sehingga mereka dapat secara efektif menemukan bug umum untuk jenis desain
black box testing juga disebut functional testing, sebuah teknik pengujian
fungsional yang merancang test case berdasarkan informasi dari spesifikasi. (Black
2009 )
41

2.22.2 Live Test


Live test mengikutsertakan customer, content experts, early adopter, dan end
user lainnya dalam pengujian sistem. (Black 2009)
BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN

3.1 Analisa system


Analisis sistem (system analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari
suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dangan
maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasikan permasalah-
permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-
perbaikan.

3.1.1 Latar Belakang SMKN 1 Kota Tanggsel


Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 memiliki Program Keahlian seperti,
Teknik Elektronika Industri, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Akutansi dan
Tata Boga (PATISERI).

3.1.2 Visi
Menjadikan SMK Negeri 1 Kota Tangerang Selatan penghasil lulusan yang
kompeten, terampil dan berakhlak mulia.

3.1.3 Misi
Adapun misi dari SMKN1 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :
Menyiapkan kurikulum berkarakter yang berbasis dunia kerja dan industri.
Menyiapkan tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten dibidangnya.
Menyiapkan peserta didik untuk mampu bersaing di dunia usaha. Melengkapi
sarana dan prasarana yang mendukung proses KBM. Menyelenggarakan
pendidikan kejuruan yang mengacu pada 8 standar nasional pendidikan .

Untuk mendukung visi misi dari smkn 1 kota tangsel maka pihak sekolah
mengadakan program beasiswa bagi siswa yang kurang mampu, mau beruasaha
dan memiliki potensi dari dirinya untuk mengeyam pendidikan yang lebih tinggi,
43

sayangnya program beasiswa masih kurang tepat sasaran banyak siswa yang
seharusnya mendapat beasiswa malah tidak mendapatkan beasiswa karna
banyaknya siswa yang mendaftrakan dirinya sebagai peserta beasiswa, sedangkan
kuota beasiswa terbatas dan masih dilakukan analisa yang sederhana, tidak
berdasarkan perhitungan terhadap parameter yang ditetapkan pihak sekolah.
Sehinga beasiswa dirasa kurang tepat sasaran. beasiswa diperuntukan bagi siswa
Termiskin

Berdasarkan permasalahaan di atas maka di bentuk sebuah sistem pengkajian


untuk memecahkan masalah yang di alami sekolah agar tidak mengalami
kekeliruan dalam pemberian beasiswa terhadap siswanya , sistem yang dibangun
adalah sistem pendukung keputusan pemberian Beasiswa dengan menggunkan
metode promethee. Untuk membangun sistem pendukung keputusan pemberian
beasiswa dengan menggunkan metode promethee, maka ditetapkan beberapa
kriteria di antaranya adalah :

1. Pekerjaan Ayah
2. Pekerjaan Ibu
3. Jumlah Penghasilan Orang Tua
4. Jumlah Tangungan Orang Tua
5. Kepemilikan Rumah
6. Jarak dari rumah ke sekolah
7. Transportasi dari rumah kesekolah
8. Keberadaan Orang Tua
9. Prestasi Akademik

3.2 Analisis Masalah


Proses pengambilan keputusan penerimaan beasiswa masih dilakukan secara
manual yaitu dengan cara mengisi daftar penerimaan beasiswa kepada bagian
Kesiswaan , lalu melakukan interview terhadap siwa, setelah itu pihak kesiswaan
menilai dan menimbang dari hasil wawancara tersebut siapa yang berhak menerima
beasiswa, setalah mendapat 5 terbesar pihak kesiswaan akan melakukan survey
terhadap siswa tersebut dengan cara mendatangi rumah tersebut apabila data yang
44

dimasukan valid maka siswa tersebut akan mendapatkan beasiswa, hal ini
menyulitkan bagian kesiswaan menentukan penerimaan beasiswa yang berhak
mendapatkan beasiswa, untuk memecahkan permasalah tersebut akan dibuat
sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan beasiswa menggunakan metode
promathee dari sistem yang sedang berjalan.

3.3 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan


Analisis prosedur pada sistem yang sedang berjalan bertujuan untuk
mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut, sehingga kelebihan
dan kekurangan sistem dapat diketahui.

3.3.1 Prosedur Pengajuan Beasiswa


Siswa datang Ke Tu dengan membawa surat keterangan tidak mampu dari
rt/rw setempat , Pihak sekolah lalu menyeleksi siswa yang mengajukan beasiswa
dengan cara mengadakan interview satu per satu setelah itu pihak sekolah
mengurutkan dari satu sampai 5 terbaik dengan analisa berdasarkan hasil interview
setelah itu pihak sekolah melakukan survey kerumah siswa untuk memastikan
apakah data yang diberikan siswa tersebut valid, dan siswa tersebut akan mendapat
tinjuan apakah layak atau tidaknya mendapatkan beasiswa

Prosedur Penyeleksian Beasiswa masih menggunakan tahap yang kira-kira


sehingga masih banyak yang kurang tepat didalam pemberiannya, pihak guru yang
berwenang melihat data yang diajuakan lalu mengkira kira antara siswa yang satu
dan yang lainnya dengan bobot kepentingan yang diberikan oleh sekolah, setelah
menganalisa maka guru tersebut memberikan rekomendasi kepada kepala sekolah
5 nama siswa yang mendapatkan beasiswa.

Prosedur Pemberian Beasiswa siswa yang telah lolos seleksi dari sekolah
akan di panggil menghadap kepala sekolah dan diminta melengkapi berkas – berkas
yang telah ditentukan dari pihak sekolah.
45

3.4 Spesifikasi Sistem


Sistem pendukung keputusan pemberian beasiswa dengan menggunkan
metode promethee ini memiliki spesifikasi sebagai berikut sistem terdiri dari 2
layer, dari segi pengguna (siswa) dan dari segi administrator

Pengguna (Siswa)
1. Hanya dapat menambahkan nilai

Administrator
1. Sistem memberikan fasilitas untuk pengaturan data pengguna sistem.
2. Sistem memberikan fasilitas untuk input data siswa.
3. Sistem memberikan fasilitas ubah, tambah dan hapus.
4. Sistem mampu untuk menampilkan data siswa, data nilai prioritas.

Gambar 3.1 Arsitektur System

Manajemen data berfungsi untuk mengelola data pada aplikasi sistem


pendukung keputusan, data aplikasi ini dalam bentuk database yang berisi data
dikelola oleh software DBMS yang mempunyai fasilitas tambah, ubah dan hapus
46

Manajemen model merupakan paket software yang memuat model financial,


statistikal, ilmu manajemen atau model kuantitatif lainnya yang menyediakan
kemampuan analisis sistem dan manajemen software yang tepat.

Antarmuka System (system interface) berfungsi untuk menghubungkan


pengguna dengan aplikasi sistem pendukung keputusan

3.5 Rancangan Model


Untuk masalah pengukuran serta perbandingan kualitas layanan, dimensi
yang digunakan sebagai kriteria meliputi Pekerjaan Ayah, Pekerjaan Ibu ,Jumlah
Penghasilan Orang Tua , Jumlah Tangungan Orang Tua , Kepemilikan Rumah,
Jarak dari Rumah Kesekolah, Transportasi, Keberadaan Orang Tua dan Prestasi
Akedemik

K1 : Pekerjaan ayah
K2 : Pekerjaan ibu
K3 : Jumlah Penghasilan Orang Tua
K4 : Jumlah Tanggungan Orang Tua
K5 : Kepemilikan Rumah
K6 : Jarak dari rumah ke sekolah
K7 : Transportasi dari rumah kesekolah
K8 :Keberadaan Orang Tua
K9 :Prestasi Akademik

Simbol 3.1 Kriteria

LF : Leaving flow
EF : Entering flow
NF : Net flow
Simbol 3.2 Hasil Perhitungan
47

PNS Bobot (1)


Wiraswasta / Karyawan Bobot (2)
Buruh Bobot (3)
Pekerjaan Ayah Guru (swasta) Bobot (4)
Pensiunan Bobot (5)
Serabutan Bobot (6)
Tidak Memiliki Ayah Bobot (7)
PNS Bobot (1)
Wiraswasta / Karyawan Bobot (2)
Buruh Bobot (3)
Pekerjaan Ibu Guru (swasta) Bobot (4)
Pensiunan Bobot (5)
Serabutan Bobot (6)
Tidak Memiliki Ibu Bobot (7)
>= 1.000.000 Bobot (5)
>= 2.500.000 Bobot (4)
Jumlah Penghasilan Orang Tua >= 3.500.000 Bobot (3)
>= 4.000.000 Bobot (2)
>= 5.000.000 Bobot (1)
1 Orang Bobot (1)
2 Orang Bobot (2)
Jumlah Tanggungan 3 Orang Bobot (3)
4 Orang Bobot (4)
>=5 Orang Bobot( 5)
Tidak Layak Bobot (5)
Kepemilikan Rumah
Layak Bobot(4)

Cukup Layak Bobot(3)

Sangat Layak Bobot (1)


48

3 KM Bobot 1

5 KM Bobot 2

Jarak Dari Rumah Ke Sekolah


8 KM Bobot 3

10 KM Bobot 4

>= 15 KM Bobot 5

Motor Pribadi Bobot 1

Angkutan Umum Bobot 4

Transportasi
Sepeda Bobot Bobot 3

Jalan kaki Bobot 2

Ada Orang Tua Bobot 1

Piatu Bobot 2

Keberadaan Orang Tua


Yatim Bobot 3

Yatim Piatu Bobot 4

Peringkat 1 Bobot 5

Peringkat 2 Bobot 4

Prestasi Akademik
Peringkat 3 Bobot 3

Peringkat 4 Bobot 2

Peringkat >= Bobot 1

Table 3.1 Klasifikasi tiap-tiap kriteria


49

Dari rancangan nilai yang telah dibuat, maka didapat beberapa nilai kriteria
yang menjadi acuan untuk menentukan beasiswa kepada siswa . Untuk menentukan
urutan dengan perhitungan perbandingan dengan menentukan nilai-nilai
perhitungan.

Table 3.2 Nilai Perhitungan

Berikut ini merupakan penjelasan dari istilah atau singkatan yang digunakan:
1. K1(N1) : Elemen matrik K1 baris ke 1 dan kolom ke 1
2. K1(N2) : Elemen matrik K1 baris ke 1 dan kolom ke 2
3. Kmn : Elemen matrik K baris ke m dan kolom ke n
Berdasarkan tabel data diatas maka untuk mencari nilai arah dalam persentase
outrangking :
Tahap I :
Nilai N1 dibandingkan dengan nilai N2
Tahap II :
Untuk K1
d = N1-N2
Tahap III :
kemudian menentukan kaidah yang digunakan, yaitu maksimasi atau
minimasi
P (N1, N2) = a
P (N2, N1) = b
Tahap IV :
Menghitung semua nilai yang terdapat :
50

℘ (N1,N2) = 1/n *Σ(N1, N 2)


℘ P(N2,N1) = 1/n *Σ(N 2, N1)

leaving flow :

entering flow :

net flow :

3.6 Perancangan Basis Data


Desain data adalah aktifitas penting yang dilakukan dalam rekayasa
perangkat lunak. Pengaruh struktur program dan kompleksitas prosedural
menyebabkan perancangan data berpengaruh penting terhadap kualitas perangkat
lunak. ERD disajikan dalam bentuk diagram hubungan entitas. Terdiri dari entitas,
atribut, garis penghubung dan relasi. ERD merupakan kumpulan konseptual untuk
menggambarkan data, hubungan data dan batasannya. Tampilan data ERD dapat
dilihat pada gambar

Gambar 3.2 Erd


51

Gambar 3.3 Transformasi ERD ke LRS

Gambar 3. 4 LRS
52

3.6.1 Hasil Perancangan


Desain basis data sistem pendukung keputusan pemberian beasiswa dengan
metode promethee terdiri dari tiga tabel yaitu: tabel admin, tabel siswa, tabel
proses perhitungan. Berikut ini adalah penjelasan dari tabel yang dibutuhkan:

3.7 Struktur Tabel


Tabel adalah sekumpulan data atau informasi spesifik yang disusun dalam
bentuk kolom dan baris. Tabel adalah komponen utama dari sebuah database.
struktur tabel untuk setiap tabel yang terdapat dalam database Sistem Pendukung
Keputusan Penerimaan Beasiswa Promathee

3.7.1 Tabel Admin


Tabel Admin Digunakan Untuk Mengorganisasikan Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan Tabe admin bertanggung jawab terhadap keseluruhan
apllikasi yang di bangun.
Column Type Null Default Comments MIME
user varchar(50) No
password varchar(50) No
Tabel 3.4 Admin
3.7.2 Tabel Siswa
Tabel siswa digunakan untuk mencatat data penting yang merupakan
identitas siswa. Secara umum, struktur tabel yang akan digunakan untuk mencatat
data.
Column Type Null Default Comments MIME
id_siswa int(10) No
nama varchar(30) No
tanggal Date No
tempat varchar(50) No
alamat varchar(100) No
email varchar(50) No
telp int(13) No
Table 3.5 Siswa
Keynam Type Uniq Packe Colum Cardinali Collati Nu Comme
e ue d n ty on ll nt
PRIMA BTRE Yes No id_sis 0 A No
RY E wa
Table 3.6 Index
53

3.7.3 Tabel Proses Beasiswa


Fungsi tabel proses beasiswa ini adalah untuk menyimpan nilai dari proses
beasiswa setelah siswa berhasil login maka siswa dapat menginputkan nilai dan
selanjutnya akan di proses di perhitungan dengan menggunakan metode promathee

Column Type Null Default Links to Comments MIME


id_siswa int(10) No siswa ->
id_siswa
pekerjaan_ayah int(4) No
pekerjaan_ibu int(4) No
jml_peng_ortu int(4) No
jml_tang_ortu int(4) No
kepmlkan_rmh int(4) No
jrk_rmh_sklh int(4) No
transportasi int(4) No
keb_ortu int(4) No
prestasi_akademik int(4) No
Table 3.3 Proses Beasiswa

Keyna Type Uniq Packe Colum Cardinali Collati Nul Comme


me ue d n ty on l nt
id_sisw BTRE No No id_sis 0 A No
a E wa
Table 3.4 Index
3.8 Perancangan Aplikasi
3.8.1 Use case
Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. bagaimana
sebuah system digunakan, Use case merupakan konstruksi untuk mendeskripsikan
bagaimana system dimata user. Sedangkan use case diagram memfasilitasi
komunikasi pengguna dan system Berikut gambar use case yang dirancang
berdasarkan analisis system yang di bangun.
54

uc Master

Master

login

Data Sisw a

Admin

Data Kriteria

Gambar 3.5 Use Case Master


55

uc Transaksi

Transaksi

Masukan Nilai
Alternatip

Masukan Data Sisw a Sisw a


Admin

Gambar 3.6 Use Case Transaksi

uc Laporan

Laporan

Perangkingan

Admin
Detail Promathee

Cetak Laporan

Gambar 3.7 Use Case Laporan


56

3.8.2 Sequence diagram


Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk
menghasilkan output tertentu, Berikut Sequence diagram dari sistem yang
dibangun.

sd Interaction

Admin Login ctrl Login Login

Input() input()

get Data()

Tampil Data()

Cancel()

Cancel ()

Cancel()

Gambar 3.8 Sequnce Login


57

sd Interaction

Admin Form Data Siswa Ctrl Data Siswa Data Siswa

Tambah Data()

Tambah Data ()
Tambah
Data()

Edit Data()

Edit Data()

Edit Data()

Tampil Data()

Tampil Data()

get Data()

Tampil Data()
Hapus Data()

Hapus Data()

Hapus Data()

Detail Data()

Detail Data()

Detail Data()

Cari Data ()

Cari Data()

Gambar 3.9 Sequence Diagram Data Siswa


58

sd Interaction

Admnistrator Nilai Kriteria Ctrl Nilai Kriteria Nilai Kriteria

editNilai()

ctrlEditNilai()

getEditNilai()

hapusNilai()

ctrlHapusNilai()

HapusNilai()

Gambar 3.10 Sequence Diagram Nilai Kriteria

sd Interaction

Administrator Data Kriteria Ctrl Data Kriteria Data Kriteria

lihat data kriteria()

ctrl tampil()

getDataTampil()

Gambar 3.11 Data Kriteria


59

sd Interaction

Admin Laporan Laporan Laporan

Cetak Laporan()

Cetak Laporan()

Cetak Laporan()

Cetak Laporan()

Gambar 3.12 Cetak Laporan

sd Detail Promathee

Admin Detail Promathee Detail Promathee Detail Promathee


Detail
Promathee()

Detail Promathee()

get Detail Promathee()

Detail Promathee()

Gambar 3.13 Detail Promathee


60

sd Interaction

Admin Perangkingan Perangkingan Perangkingan

get Perangkingan()

get Perangkingan()

get Perangkingan()

get Perangkingan()

Gambar 3.14 Sequnce Diagram Perangkingan

3.8.3 Activty Diagram


Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, untuk mendeskripsikan
aktifitas Berikut Activity yang dibuat dari system yang dibangun
61

act Activ ity

Mulai

Masukan UserName and


passw ord

validasi

[ya ]

masuk sistem

Selesai

Gambar 3.15 Activity Login


62

act Activ ity

Mul ai

Masukan UserName and


passw ord

[ti dak]

val i dasi

[ya ]

masuk sistem

input nilai

Perhitungan metode
promathhe dan
perangkingan

sel esai

Gambar 3.16 Activity Hasil Seleksi


63

act Data_kriteria

Mulai

Masukan UserName and


passw ord

[tidak]

validasi

[ya ]

Masuk sistem

Data Kriteria

selesai

Gambar 3.17 Activity Data Kriteria


64

act data sisw a

Mulai

Masukan UserName and


passw ord

[tidak]

validasi

[ya ]

Masuk sistem

Data Sisw a

Tambah Nilai

Hasil perangkingan
Promathee

Selesai

Gambar 3.18 Data Siswa


65

act Activ ity

Mulai

Masukan UserName and


passw ord

[tidak]

validasi

[ya ]

Masuk sistem

Data Sisw a

Tambah Nilai

Hasil perangkingan
Promathee

Selesai

Gambar 3.19 Data Nilai


66

act Activ ity Perangkingan

Mulai

Masukan User Name and


Pass

Tidak

Validasi

Ya

Masuk Sistem

Perangkingan

Selesai

Gambar 3.20 Activity Perangkingan


67

act Activ ity Perangkingan

Mulai

Masukan User Name and


Pass

Tidak

Validasi

Ya

Masuk Sistem

Detail Promathee

Selesai

Gambar 3.21 Activity Detail Promathee


68

act Activ ity Perangkingan

Mulai

Masukan User Name and


Pass

Tidak

Validasi

Ya

Masuk Sistem

Cetak Laporan

Selesai

Gambar 3.15 Activity Cetak Laporan

3.8.4 Rancangan Layar


Rancagan Layar adalah sebuah disain tampilan yang berfungsi sebagi antar
muka antara si pengguna (user) dengan Applikasi (Sistem), Berikut rancangan layar
yan dibangun.
Rancangan layar dibuat berdasarkan 2 diagram
1. Use Case Diagram
2. Class Diagram

Dengan mempertimbangkan dari sudut pandang user atau kebutuhan user


69

Gambar 3.18 Login

Gambar 3.19 Hasil Perangkingan


70

Gambar 3.20 Data Siswa

Gambar 3.21 Data Nilai


71

Gambar 3.23 Analisis Metode Promathee

Gambar 3.24 Data Kriteria


BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini akan membahas implementasi dari analisis dan perancangan sistem
pada bab tiga. langkah mencakup perangkat lunak yang digunakan, struktur
program implementasi model base, user interface dan model program yang
mendukung dalam membangun sistem pendukung keputusan pemberian beasiswa.

4.1 Spesifikasi Perangkat Lunak Yang digunakan


Perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan aplikasi Pemberian
beasiswa dengan metode promethee ini adalah sebagai berikut:

1. XAMPP Server Paket aplikasi yang membungkus sofware Apache versi


2.2.4 sebagai Web Server,MySQL versi 5.0.27 sebagai Database Server
dan PHP versi 5.2. sebagai ServerSide Scripting menjadi satu kesatuan
2. Tools Jet Brain Untuk menulis Script Program
3. Mozila Firefo Web browser yang digunakan untuk membuka aplikasi
4. Microsoft Windows 8.1 Sistem Operasi ini diperlukan sebagai tempat
client-server dijalankan

4.2 Spesifikasi Pemilihan Perangkat Keras


Untuk membangun aplikasi sistem pendukung keputusan pemberian bonus
pegawai dengan menggunkan metode promethee, digunakan komputer dengan
spesifikasi:
1. Operating System: Windows 8.1 Pro 64-bit (6.3, Build 9600)
(9600.winblue_gdr.140221-1952)
2. Language: English (Regional Setting: English)
3. System Manufacturer: SAMSUNG ELECTRONICS CO., LTD.
4. System Model: 300V3Z/300V4Z/300V5Z BIOS: Phoenix SecureCore-
Tiano(tm) NB Version 2.1 04FU
73

5. Processor: Intel(R) Core(TM) i5-2450M CPU @ 2.50GHz (4 CPUs), 2.5


GHz
6. Memory: 4096MB RAM
7. Available OS Memory: 4010MB RAM

4.3 Struktur File


Dalam pengimplementasian program ini diperlukan deskripsi bentuk dan
deskripsi fungsi dari masing-masing file yang digunakan. File-file pada aplikasi
sistem pendukung keputusan pemberian beasiswa dengan menggunkan metode
promethee, sedangkan folder yang tidak dibuat di kolom tersebut berupa baggian
dari layout sb-admin yang merupakan open source untuk layout website

Nama File Deskripsi


Formlogin.php File berisi halaman login untuk system
Dashboard.php Untuk menghitung jumlah siswa
Data_kriteria.php Untuk menampilkan data kriteria
Data_siswa.php Untuk mampilkan data siswa
Delete_siswa.php Untuk menghapus data siswa
Detail_siswa.php Untuk melihat detail siswa
Edit_data.php Untuk mengubah data siswa
Edit_nilai.php Untuk mengubah nilai siswa
Edit_nilai_p.php Untuk mengubah nilai prefensi siswa
Index.php Untuk menampilkan tampilan awal setelah login
Koneksi.php Untuk melakukan sambungan terhadap databases
Laporan.php Untuk melakukan perhitungan metode promaathee
Setelah melewati form login maka system mencek ke
Login.php databases apakah user name dan password yang
dimasukan valid atau tidak
Logut.php Untuk keluar dari system
Navbar.php Untuk navigasi dari system tsb.
Proses.php Untuk melakukan perhitungan promathee
Tambah.php Untuk menambah data siswa
74

Tambah_data.php Untuk menambahkan data siswa


Tambah_nilai.php Untuk menambahkan nilai siswa
Tambah_nilai_p.php Untuk menambahkan nilai berupa query yang
dimasukan ke databases
Update_data.php Query untuk mengubah data nilai.
Table 4. 1 Struktur file
4.4 Pengujian Black Box
Identifikasi TQA-001
Nama Butir Uji Pendaftaran Siswa Baru
Tujuan Memeriksa apakah data user tersimpan di database
Kondisi Awal User sudah membuka halaman pendaftaran

Tanggal Pengujian 21/12/2014


Penguji Wanda Priatna
Skenario
Ketikan data yang akan didaftarkan untuk Siswa baru
Ketikan data ulang setelah data berhasil didaftarkan

Hasil
Data yang diberikan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Email: Data user tersimpan Tombol daftar OK


akan gagal jika
Wnda.p7@gmail.com di database
ada field yang
Password: masih belum diisi
email yang sudah
password
didaftarkan tidak
bisa didaftarkan
lagi

Table 4. 2 pengujian Black Box siswa


75

Identifikasi TQA-002
Nama Butir Uji Edit Data Siswa
Tujuan Memeriksa apakah ketika di klik tombol “Edit” data akan berubah
sesuai yang di harapkan
Kondisi Awal Data siswa belum berubah

Tanggal 25/08/2015
Pengujian
Penguji Wanda Priatna
Skenario
Klik Edit data Setelah klik tombol edit maka data yang ada di database akan berubah
seperti data yang ada di tampilan layar.

Hasil
Data yang Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan
diberikan
Data Siswa pertama Data berubah sesuai Data berubah baik OK
kali di input yang di inputkan dilayar maupun di
database

Table 4.3 Pengujuan Black Box Data siswa

Identifikasi TQA-003
Nama Butir Uji Hapus Data
Tujuan Data yang telah dihapus dipastikan terhapus di databases
Kondisi Awal Data tersimpan didatabases

Tanggal Pengujian 25/8/2015


Penguji Wanda Priatna
76

Skenario
Data yang telah tersimpan lalu d klik dan dihapus di databases

Hasil
Data yang diberikan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Data yang d klik Data di databases Hasil data yang ada OK


terhapus di databases akan terhapus di databases akan
terhapus

Table 4.4 Pengujian Black Box Hapus Data

Identifikasi TQA-004
Nama Butir Uji Tambah Data kriteria
Tujuan Data kriteria yang di tambah akan masuk ke databases

Kondisi Awal Data belum tersimpan di databases

Tanggal 25/8/2015
Pengujian
Penguji Wanda Priatna
Skenario
Tambah data Kriteria untuk melakukan perhitungan promathee

Hasil
Data yang Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan
diberikan
77

Data akan di Data yang dimasukan Setelah data OK


tambah di akan dilakukan dimasukan maka
databases dan perhitungan akan melakukan
melakukan perhitungan
perhitungan

Table 4.5 Pengujian Black Box Tambah Data Kriteria

Identifikasi TQA-005
Nama Butir Uji Tambah Nilai Kriteria
Tujuan Melakukan Penambahan Kriteria

Kondisi Awal Melakukan Penambahan Data Kriteria

Tanggal Pengujian 25/8/2015


Penguji Wanda Priatna
Skenario
Melakukan Penambahan Nilai Kriteria pada system untuk melakukan Perhitungan

Hasil
Data yang diberikan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Data nilai Kriteria yang Data akan diinput Data yang di input OK
akan dilakkukan dan dilakukan harus sesuai dengan
perhitungan Perhitungan yang di inputkan

Table 4.6 Pengujian Black Box Tambah Nilai Kriteria


78

Identifikasi TQA-006
Nama Butir Uji Membuat Laporan
Tujuan Melihat data Laporan untuk melihat siapa yang berhak
menerima beasiswa

Kondisi Awal Mengklik Laporan

Tanggal Pengujian 25/8/2015


Penguji Wanda Priatna
Skenario
Mengkilik data laporan untuk melihat dan menimbang siapa yang berhak menerima
beasiswa

Hasil
Data yang diberikan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Data Melakukan Data sudah Data yang diurutkan OK


Pengindexan Laporan dilakukan harus sesuai dengan
dari data yang tertinggi ke perangkingan dari data yang
yang terrendah data yang tertinggi diinputkan dan
ke yang terendah metode perhitungan
harus sesuai dengan
metode promathee

Table 4.7 Pengujian Black Box Laporan


79

Identifikasi TQA-007
Nama Butir Uji Logout
Tujuan Apakah dapat keluar dari system

Kondisi Awal Login di system

Tanggal Pengujian 25/8/2015


Penguji Wanda Priatna
Skenario
Mengkilik tombol Logout

Hasil
Data yang diberikan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Keluar dari system Data yang sudah Keluar dari system OK


logut diharapkan dan apabila ingin
apabila ingin megakses akun
mengakses sebuah admin harus
system harus login melakukan login
terlebih dahulu

Table 4.8 Pengujian Black Box Logout

4.5 ScreenShoot Program


Pada bagian ini akan dibahas mengenai tampilan form dan beberapa cuplikan
kode program penting pada file-file program yang dibuat, antara lain
80

Gambar 4. 1 Form Login


File ini berisi form untuk tampilan pertama kali masuk ke halaman aplikasi
sistem pendukung keputusan pemberian beasiswa dengan menggunkan metode
promethee.

Gambar 4.2 Index Aplikasi System


81

Gambar 4. 3 Data Siswa

Gambar 4.4 Data kriteria


82

Gambar 4. 5 Penambahan Nilai Kriteria


83

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dari aplikasi yang telah dibuat,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada Pusat Teknologi
Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan sistem yang berjalan masih melakukan secara pencatatan dengan
perbandingan antara sistem yang dirancang atau diusulkan, maka penyusun dapat
menyimpulkan :
1. Dengan adanya analisa dan perancangan, sistem yang dibuat dapat
membantu dalam mempercepat proses informasi yang terima dan
memberikan kemudahan pengguna dalam mengakses aplikasi tersebut.
2. Dengan bantuan suatu model sistem pendukung keputusan, dalam hal ini
metode promethee maka sekolah dapat memperoleh informasi beasiswa
melalui informasi berdasarkan rangking dari masing-masing siswa.
3. Dengan sistem pendukung keputusan dapat ditentukan keputusan yang
objektif. Keputusan (Rangking) yang dihasilkan dari sistem pendukung
keputusan untuk memilih beasiwa tiap siswa dengan metode promethee
bukan suatu keputusan yang mutlak dimana keputusan akhir tetap
ditentukan sendiri oleh pihak sekolah . Jadi sistem pendukung keputusan
merupakan suatu program bantu dalam mempertimbangkan suatu
pengambilan keputusan.
4. Dengan metode promethee dapaat ditentukan urutan (prioritas) dalam
analisis multikriteria. Dengan masalah pokoknya adalah kesederhanaan,
kejelasan, dan kestabilan. Pada metode promethee ini untuk menentukan
urutan (prioritas) suatu alternatif dari siswa dengan cara menghitung
preferensi tiap siswa menggunkan suatu fungsi.
84

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran sebagai
berikut :
1. Program yang dibuat ini masih dapat dikembangkan lebih lanjut supaya
menjadi system yang lebih lengkap berdasarkan dengan kepentingan yang
lebih luas. Hal yang dapat dikembangkan antara lain penambahan grafik
kumulatif sehingga lebih jelas peningkatannya.
2. Terdapat penambahan data kriteria jadi apabila ada perubahan dalam kriteria
maka dengan mudah pihak sekolah menambahkan kriteria tersebut.
85

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai