Anda di halaman 1dari 21

Untuk kalangan sendiri

Contents
Contents ........................................................................................................................................................ 1
A. Dasar Akuntansi ........................................................................................................................................ 2
1. Pengertian Akuntansi Dan Cara Menjurnal .......................................................................................... 2
2. Siklus Akuntansi .................................................................................................................................... 5
B. Dasar Teori Dan Konsep Akuntansi Perkebunan Kelapa Sawit Pada Umumnya ...................................... 6
1. Urutan Bisnis ......................................................................................................................................... 7
2. Peta Kerja .............................................................................................................................................. 7
3. Okupasi ................................................................................................................................................. 8
5. Pembibitan ............................................................................................................................................ 9
6. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ................................................................................................ 10
7. Tanaman Menghasilkan (TM) ............................................................................................................. 10
8. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS).............................................................................................. 11
C. Jurnal-jurnal detail dalam praktek pencatatan dalam sistem akuntansi perkebunan ........................... 13
1. Sistem Kas ........................................................................................................................................... 14
2. Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Barang ..................................................................................... 15
3. Berita Acara Harian Kerja Mandor (BAHKM) ...................................................................................... 16
4. Perhitungan Pembayaran Kontraktor ................................................................................................. 16
5. Perhitungan Pembayaran Kontraktor Bangunan (PPK Sipil) ............................................................... 17
6. Pencatatan Selisih Opname Persediaan ............................................................................................. 18
7. Pencatatan Return .............................................................................................................................. 18
8. Alokasi Transit ..................................................................................................................................... 19
9. Kapitalisir Biaya Umum ....................................................................................................................... 20
E. Contoh Kasus transaksi perkebunan kelapa sawit serta penyusunan laporan keuangannya .............. 21
Sebuah contoh transaksi perkebunan kelapa sawi hingga penyusunan laporan keuangan dapat dilihat
pada lampiran. ............................................................................................................................................ 21

1
Untuk kalangan sendiri

A. Dasar Akuntansi

1. Pengertian Akuntansi Dan Cara Menjurnal

Akuntansi merupakan ilmu dan seni mencatat transaksi keuangan entitas secara kronologis
sehingga menghasilkan laporan yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan.
Transaksi keuangan dimaksud adalah segala sesuatu yang mempengaruhi perubahan posisi Harta,
Utang dan Modal. Transaksi keuangan dicatat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami dan
mudah dilakukan perhitungan. Dalam akuntansi telah ditemukan sistem pencatatan yang standar
yaitu mencatat transaksi secara berpasangan. Semua harta yang diperoleh pasti ada sumbernya.
Transaksi digolongkan di sisi debet dan lainnya sebelah kredit sebagai sumber atau pasangannya.
Prinsip berpasangan inilah yang dinamakan prinsip double entries dalam akuntansi.
Tidak mengetahui menggolongkan suatu transaksi di debet atau di kredit dengan benar jadi
penghalang untuk mempelajari ilmu-ilmu akuntansi yang lebih mendalam lagi. Jadi bagaimana
menggolongkan transaksi ke sisi debet dan kredit dengan benar? silahkan anda baca tulisian berikut
ini dan latih pelan-pelan saja

Perhatikan table ini:


Keterangan Debet Kredit
H => Harta + -
U => Utang - +
M => Modal - +
P => Pendapatan - +
B => Beban + -

Cara membaca table di atas adalah Jika:


a) Harta bertambah (+) maka posisinya di Debet, Jika berkurang (-) posisinya di Kredit
b) Utang berbekurang (-) maka posisinya di Debet, Jika bertambah (+) posisinya di Kredit
c) Modal berbekurang (-) maka posisinya di Debet, Jika bertambah (+) posisinya di Kredit
d) Pendapatan berbekurang (-) maka posisinya di Debet, Jika bertambah (+) posisinya di Kredit
e) Beban bertambah (+) maka posisinya di Debet, Jika berkurang (-) posisinya di Kredit

Disarankan anda menghapal dengan baik table diatas. Bila anda kesulitan menghapal urutan akun
tersebut ingat saja “HARi Ulang tahun Mando Pas Bulan satu” (Harta, Utang, Modal, Pendapatan
dan Beban). Ini merupakan lima (5) akun besar dalam ilmu akuntansi. Apapun transaksinya yang
terjadi dua atau lebih akun tersebut dipakai dan selamanya sampai anda habis mempelajari ilmu
akuntansi itu sendiri.

Jika anda telah mencoba menghapalnya mari kita coba kemampuan baru anda
1) Jika harta berkurang dimana dicatat?
2) Jika Penjualan diterima di mana dicatat?
3) Jika perlengkapan dibeli di mana dicatat

2
Untuk kalangan sendiri

4) Jika Piutang berkurang di mana dicatat?


5) Jika sewa dibayar dimuka dibayar dimana dicatat?
6) Jika disetor modal di mana dicatat?

Jabawan
1) Kredit
2) Kredit (penjualan sama dengan pendapatan. Diterima berarti bertambah)
3) Debet (perlengkapan sama dengan harta. Dibeli berarti bertambah)
4) Kredit (piutang itu sama dengan dengan harta)
5) Debet (sewa dibayar dimuka sama dengan harta, sewa dibayar dimuka posisinya hampir
sama dengan memberi pinjaman maksudnya masih mungkin ditagih, masih merupakan hak
pembayar).
6) Kredit

Gimana, mudah bukan? Soal nomor satu (1) mungkin mudah sekali tetapi bagi banyak orang yang
sudah belajar akuntansi soal nomor 2, 3, 4 dan 5 bisa saja menjadi masalah dan merupakan hal yang
sulit dijawab. Penting diingat, disaat anda mau menentukan suatu akun di debet atau di kredit anda
harus bepikir bahwa anda adalah perusahaan yang melakukan pembukuan dan transaksi tersebut
terjadi pada anda.

Sebenarnya mudah sekali menjawab soal 2, 3, 4 dan 5 di atas asalkan anda juga telah mengetahui
persamaan-persamaan harta, utang, modal, pendapatan dan beban. Oleh karena itu di sini saya
akan memberikan anda persamaan-persamaan ke-lima akun tersebut. Saya sarankan anda
memahami dan menghapalnya dengan baik.

Persamaan ke-lima account besar dalam akuntansi


1. HARTA
a) Kas : Merupakan uang tunai
b) Bank :Merupakan saldo uang di bank
c) Efek-efek: Surat-surat berharga
d) Piutang: Tagihan
e) Uang muka : Sama dengan panjar, biaya-biaya dibayar di muka
f) Persediaan : Tujuannya untuk dipakai sendiri
g) Perlengkapan: Alat-alat yang sekali pakai saja. Contoh: Spidol, tinta, kertas, dll
h) Peralatan: Alat-alat yang dapat dipakai berulang. Contoh: Printer, Komputer, Meja, dll
i) Kendaraan: Mobil, Truck, Alat berat, dll
j) Mesin-mesin: Mesin genset, Mesih foto copy, dll
k) Bangunan: Gedung kantor, Jembatan milik perusahaan, Jalan milik perusahaan, dll

2. UTANG
a) Utang gaji : Hutang upah
b) Utang usaha: Hutang kepada supplier

3
Untuk kalangan sendiri

c) Utang Pajak: Utang kepada pemerintah (Kantor pajak)


d) Utang Jamsostek: Hutang kepada BPJS (Jamsostek)
e) Utang biaya :Hutang-biaya lainnya
f) Hipotek: Hutang dengan jaminan harta tak bergerak (Gedung atau tanah)
g) Obligasi: Surat pernyataan berhutang. Kadang tanpa jaminan

3. MODAL
a) Modal saham Tuan A: Modal bisa dalam bentuk uang tunai atau di setor ke bank
b) Modal samah Tuan B : sebagai milik perusahaan

4.PENDAPATAN
a) Pendapatan Salon
b) Penjualan barang
c) Pendapatan bunga
d) Pendapatan undian

5.BEBAN
a) Beban listrik
b) Beban Telepon
c) Beban Gaji
d) Beban transportasi
e) Beban penyusutan
f) Dan beban-beban lain

Setelah anda mengetahui persamaan-persamaan kelima akun di atas mari kita coba kemampuan
baru anda itu

a. Buatlah jurnal transaksi Usaha Salon Paula sebagai berikut

1) Tanggal 1/2 disetor modal buka usaha salon Rp. 1000 secara cash
2) Tanggal 2/2 dibeli peralatan salon Rp. 200 dimana dibayar cash Rp. 50 sisanya dibayar
kemudian
3) Tanggal 5/2 terima pendapatan salon Rp. 3000
4) Tanggal 25/2 dibayar gaji karyawan Rp. 150
5) Tanggal 27/2 menerima pinjaman dari bank Rp. 1000
6) Tanggal 28/2 perusahaan membuka rekening di bank BNI untuk keperluan transaksi on
line Rp. 500

Jabawan
1. Kas Rp. 1000 (d)
Modal Rp. 1000 (k)

4
Untuk kalangan sendiri

2. Peralatan Rp. 200


Kas Rp. 50
Hutang usaha Rp. 150

3. Kas Rp. 3000


Pendapatan usaha Rp. 3000

4. Biaya gaji Rp.150


Kas Rp.150

5. Kas Rp.1000
Hutang bank Rp. 1000

6. Saldo pada Bank BNI Rp.500


Kas Rp. 500

2. Siklus Akuntansi
Accounting dalam melakukan pekerjaannya akan melalui sebuah siklus. Dikatakan siklus karena
dimulai dari bukti transaksi, berakhir pada laporan keuangan dan akan kembali lagi ke bukti
transaksi sesuai periode pembukuan.

2
3

Bukti-Bukti Jurnal
Transaksi
1 4

Transaksi Buku Besar


All Departemen

Laporan Neraca
Keuangan Percobaan
5
6

5
Untuk kalangan sendiri

Dalam sistem akuntansi perkebunan kelapa sawit accouting biasanya dibagi dua. Satu accouting
kebun (estate) berada di site dan lainnya accounting pusat yang berada di Head office. Keduanya
memiliki pembagian tugas. Kebun akan melakukan pembukuan seluruh transaksi yang terjadi di
estate sedangkan pusat melakukan konsolidasi transaksi estate dengan transaksi yang dilakukan di
kantor pusat seperti penjualan barang jadi, pembayaran gaji staff, penyusutan dan lain-lain hingga
penyusunan laporan keuangan.

Accounting kebun akan memproses seluruh transaksi yang diperoleh dari masing-masing
departmen. Apa saja bukti-bukti transaksi yang dijurnal oleh accounting kebun? sebagai berikut
1. Voucher kas dan bank yang diperoleh dari kasir
2. Bukti penerimaan dan pengeluaran material yang diperoleh dari gudang
3. Berita acara Harian Kerja mandor yang diperoleh dari payroll atau agronomi
4. Gaji supervisi, administrasi dan umum yang diperoleh dari personalia
5. Berita acara pekerjaan alat berat dari departemen teknik
6. Beria acara pekerjaan kendaraan departemen teknik
7. Berita acara pekerjaan seperti LC, Pengankutan, Bangunan dan lain-lain sesuai transaksi
kebun departemen teknik
8. Alokasi transit
9. Jurnal-jurnal koreksi dan memorial bila ada

Semua transaksi keuangan di atas dijurnal berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku agar laporan
keuangan yang dihasilkan dari jurnal-jurnal diatas dapat disajikan secara wajar sesuai standar
akuntansi

B. Dasar Teori Dan Konsep Akuntansi Perkebunan Kelapa Sawit Pada Umumnya
Memasuki agribisnis perkebunan kelapa sawit, dimulai dengan pemantapan aspek legal
terhadap areal yang akan dan atau yang dimiliki. Banyak perkebunan gagal akibat perizinan yang tidak
jelas. Terutama posisi areal yang memang harus di luar kawasan hutan atau paling tidak telah ada
pelepasan kawasan dari otoritas pemerintah yaitu Kementerian Kehutanan. Disamping itu pengalaman
menunjukkan, setelah memperoleh ijin prinsip dan ijin lokasi dari pemda setempat, perusahaan
perkebunan juga harus melakukan Ganti Rugi Tanaman Tumbuh (GRTT), terhadap areal yang masih
diokupasi oleh pihak ketiga.

Kondisi ini harus direncanakan dengan matang, sehingga dapat terhindar dari pembayaran GRTT
lebih dari satu kali. Adapun tahapan perizinan perkebunan kelapa sawit adalah

a. Ijin Prinsip dari Pemda


b. Ijin Lokasi yang memuat peta areal perkebunan yang masih harus dibebaskan dari pihak ketiga
c. Pelepasan Kawasan Hutan, jika areal Ijin Lokasi masih terdapat Kawasan Hutan.

6
Untuk kalangan sendiri

d. GRTT, proses ganti rugi lahan okupasi pihak ketiga


e. Kadasteral, dilakukan oleh BPN Pusat, yang merupakan pengukuran areal yang telah dimiliki
f. AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
g. Panitia B, pada Kanwil BPN Propinsi untuk mendapat rekomendasi penerbitan SK Hak Guna
Usaha
h. Penerbitan SK Hak Guna Usaha dari BPN Pusat
i. Penerbitan Sertifikat Hak guna Usaha dari Kantor BPN Kab/Kota setempat.

1. Urutan Bisnis
a. Perizinan
b. Okupasi
c. Land Clearing (LC)
d. Pembibitan
e. Tanaman belum menghasilkan (TBM)
f. Tanaman Menghasilkan (TM)
g. Pabrik Kelapa sawit

2. Peta Kerja
Secara umum peta kerja perkebunan kelapa sawit sbb:

7
Untuk kalangan sendiri

3. Okupasi
Tanah dan air adalah milik Negara. Negara yang menguasainya. Perusahaan memiliki HGU (Hak
Guna Usaha). Apabila ada masyarakat yang telah menduduki atau mengusahakan lahan dalam
HGU, perusahaan memberi kompensasi (ganti rugi). Biaya ganti rugi ini dicantumkan di neraca,
sering disebut HGU
Jurnal:
HGU (debet)
Kas/Bank (kredit)

4. LC (Land Clearing)

Land clearing adalah pembersihan


lahan. Perkerjaan ini dibutuhkan
agar lahan siap untuk ditanami.
Biaya LC dikapitalisir ke tanaman
belum menghasilkan. Sebelum
tanaman ada maka biaya LC
ditampung sementara pada akun LC
sampai akhirnya dikapiltalisir saat
bibit ditanam di afdeling atau divisi.
Berapa besarkah biaya LC
dikapitalisir? Diproporsi sesuai dengan hectare statement.

Jurnal saat terjadi biaya LC


LC (debet)
Kas/Bank (kredit)

Jurnal saat biaya LC direlas ke TBM


TBM (debet)
LC (kredit)

8
Untuk kalangan sendiri

5. Pembibitan

Perusahaan biasanya memiliki pembibitan sendiri. Perusahaan yang tidak memilikinya dapat
membeli bibit yang sudah siap tanam
ke afdeling (lapangan). Tanaman
kelapa sawit dimulai dari
pembenihan biji kelapa sawit
varietas unggulan. Kecambah yang
dibeli tahap awal ditanam dalam
polibag kecil (baby bag). Setelah 3
bulan dipindahkan ke polibag besar
(large bag), proses pemindahan ini
dinamakan transplanting.
Bibit yang masih baby berumur 3
bulan kebawah disebut tahap pre
nursery (PN) sedangkan setelahnya disebut main nursery (MN). Anda mungkin mendengar PN1,
PN2, PN3, MN1, MN2, MN3 dan seterusnya, itu adalah kode atau penandaan tahap dari
kecambah tersesbut ditanam. Misalnya kecambah tahap satu ditanam disebut PN1 dan jika
kecambah berikutnya datang dan ditanam disebut PN2, demikian dan seterusnya.

Nilai pembibitan yaitu akumulasi biaya-biaya yang dikeluarkan saat pembibitan termasuk
penyiapan lahannya, biaya kecambah, instalasi bibitannya seperti pemasangan system irigasi,
bedengan, tenaga kerja, dan biaya lainnya. Biaya ditampung sementara dalam akun pembibitan
dan akan dikapitalisir saat bibit tersebut ditanam di afdeling. Bibit yang ditaman di afdeling
disebut TBM, ini berarti faktor pembentuk harga perolehan TBM salah satunya berasal dari
pembibitan. Apabila bibit sudah disalurkan akan dicatat sebesar harga perolehannya.

Jurnal saat mengeluarkan biaya dipembibitan:


Pembibitan(debet)
Kas/Bank (kredit)

Jurnal saat bibit ditanam di afdeling


TBM (debet)
Pembibitan (kredit)

9
Untuk kalangan sendiri

6. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)


Tanaman belum menghasilkan adalah pokok sawit yang sudah ditanam di lapangan (afdeling)
secara permanen, tanaman ini akan
tumbuh lebih kurang 25 tahun ke
depan sampai di-replanting. Tanaman
ini disebut TBM karena belum
menghasilkan buah walaupun saat
mencapai status TBM-3 dimana saat
itu sesungguhanya sudah
menghasilkan buah perdana namun
secara teknis agronomi dan akuntansi
tetap dikategorikan sebagai TBM.
Tanaman TBM diklasifikasi menjadi 4
status sebagai berikut

Contoh: Jika bibit ditanam bulan November 2016


Status Tahun Keterangan
TBM-0 Nov 2016 Sejak Mulai tanam sampai akhir tahun
TBM-1 2017 Memasuki Tahun 2017 disebut TBM 1
TBM-2 2018 Memasuki Tahun 2018 disebut TBM 2
TBM-3 2019 Memasuki Tahun 2019 disebut TBM 3

Biaya-biaya yang dikeluarkan saat posisi tanaman TBM dicatat sebagai investasi dan ditampilkan
di neraca pos tanaman belum menghasilkan.

Jurnal saat terjadi pengeluaran pemeliharaan TBM:


Tanaman Belum menghasilkan (debet)
Kas/bank (kredit)

7. Tanaman Menghasilkan (TM)


Tanaman menghasilkan
merupakan status yang diberikan
saat memasuki usia tahun ke
empat (4) di afdeling. Saat ini
tanaman sudah menghasilkan
tandanan buah segar (TBS) yang
kandungan minyaknya sudah
relative bagus. Jika contoh poin
enam di atas dilanjut maka posisi

10
Untuk kalangan sendiri

TM dicapai pada saat usia tanaman memasuki tahun 2010

Status Tahun Keterangan


TBM-0 Nov 2016 Sejak Mulai tanam sampai akhir tahun
TBM-1 2017 Memasuki Tahun 2017 disebut TBM 1
TBM-2 2018 Memasuki Tahun 2018 disebut TBM 2
TBM-3 2019 Memasuki Tahun 2019 disebut TBM 3
TM-1 2020 Memasuki Tahun 2020 disebut TM-1
TM-2 2021 Memasuki Tahun 2021 disebut TM-2
TM-3 2022 Memasuki Tahun 2022 disebut TM-3
TM-4 2023 Memasuki Tahun 2023 disebut TM-4
Dan seterusnya

Tanaman kelapa sawit berbuah sepanjang tahun selama 20 tahun dan dipanen pertujuh hari
(rotasi tujuh hari). Produksi yang dihasilkannya dapat mencapai hingga 28 ton TBS per hektar
per tahun. Tanaman menghasilkan diperoleh dengan melakukan reklasifikasi status TBM-3
menjadi TM. Ini berarti harga perolehan TM adalah seluruh biaya yang dikeluarkan saat posisi
tanaman pada status TBM-3 akhir. Dengan melakukan reklasifikasi menjadi TM maka seluruh
pengeluaran pemeliharaan tanaman dicatat sebagai biaya bukan investasi lagi. Tanaman
menghasilkan merupakan asset utama bisnis perkebunan kelapa sawit dan dicantumkan di pos
neraca. Berikut jurnal perolehan TM

Jurnal saat reklasifikasi dari TBM menjadi TM:


Tanaman menghasilkan (debet)
Tanaman belum menghasilkan (kredit)

Jurnal saat terjadi pengeluaran pemeliharaan TM:


Biaya pemeliharaan (debet)
Kas/bank (kredit)

8. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS)

Tandan buah segar (TBS) yang dipanen dari


lapangan dikirim ke PPKS untuk pengolahan
menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel
Oil (PKO). CPO adalah hasil ekstraksi dari daging
buah TBS sedangkan PKO adalah minyak dari
intinya (Kernel). Satu kilogram (1 kg) TBS
biasanya memiliki rendement (kandungan)
minyak CPO ± 24% dan PKO ± 4% atau dengan

11
Untuk kalangan sendiri

kata lain setiap 100 Kg TBS menhasilkan 25 Kg CPO dan 4 Kg PKO. Kandungan minyak dalam TBS
tergantung juga pada umur tanaman yang dipanen.

Gambar: Bangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

TBS yang diolah di PPKS sangat kaya produksi antara lain yang dapat diperoleh adalah
a. CPO dan PKO
Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) sebagai Produk utama hasil ekstrasi TBS.
Crude Palm Oil adalah barang setengah jadi yang diolah lagi menjadi beberapa produk
turunan misalnya seperti minyak goreng, bahkan menjadi energy terbarukan yaitu bio
diesel.
b. Cangkang
Kulit luar kernel. Dapat digunakan kembali sebagai subtitusi bahan bakar di PPKS
Beberapa ada yang menggunakan sebagai pengeras jalan diareal perkebunan.
c. Tankos
Tandanan Kosong atau Janjang Kosong merupakan Tandanan TBS yang buahnya sudah
dilepas. Tandan kosong berguna sebagai pupuk organik yang dapat dikembalikan ke
lapangan untuk menyuburkan tanah.
d. Solid
Kotoran ataupun ampas dari daging TBS. dapat dikembalikan ke lapangan sebagai pupuk
organik untuk menyuburkan tanah.
e. Bungkil
Dapat digunakan sebagai pakan ternak

12
Untuk kalangan sendiri

Pengolahan TBS menjadi CPO dan PKO melalui tahap-tahap pengolahan. Berikut section
pengolahan minyak kelapa sawit

1) Bunch Reception Section


2) Laboratorium Section
3) Sterilizer Section
4) Thressing Section
5) Pressing Section
6) Kernel Recovery Section
7) Clarification Section
8) Pengolahan Limbah
9) Power Supply
10) Water Supply

Biaya yang terjadi pada setiap stasiun pengolahan/section di atas disebut biaya langsung
sementara biaya diluar itu seperti biaya administrasi kantor digolongkan sebagai biaya
tidak langsung.

Jurnal saat di PPKS:


Biaya PPKS (debet)
Kas/bank (kredit)

C. Jurnal-jurnal detail dalam praktek pencatatan dalam sistem akuntansi


perkebunan

Bagaimana pendanaan bisnis kelapa sawit dicatat secara akuntansi? Perusahaan-perusahaan


kelapa sawit memiliki kantor pusat di kota-kota besar sebagai pusat sistem administrasi. Untuk
memudahkan sistem administrasi dan pengawasan bisnis manjemen mendirikan kantor-kantor
perwakilan di kota-kota terdekat dengan lokasi perkebunan dan tentunya kantor estate dibangun
dilokasi kebun itu sendiri sebagi pusat administrasi unit kebun. Pengadaan dana operasional diawali
oleh permintaan manjemen kebun ke kantor pusat. Setelah melalui proses prosedur administrasi dana
dikirim ke unit kebun. Dana operasional dipakai dan dipertanggungjawabkan kemudian. Berikut ini
jurnal-jurnal detail dalam praktek akuntansi perkebunan kelapa sawit pada umumnya.

13
Untuk kalangan sendiri

1. Sistem Kas
Kas diawali dari dana masuk di bank kebun (estate). Dana masuk di bank sebagai tindak lanjut dari
permintaan kebun ke pusat akan kebutuhan dana operasional. Permintaan dapat melalui PDO
(Permintaan Dana Operasional) sesuai aturan perusahaan.

a. Bank Masuk
Jurnal
10.230 (Bank) Rp. xxx
10.320. (Dana Kerja Kebun) Rp. xxx
b. Bank Keluar
Jurnal
10.420 (Ayat Silang Kebun) Rp. xxx
10.230 (Bank) Rp. xxx
c. Kas Masuk
Jurnal
10.120 (Kas Kecil) Rp. xxx
10.420 (Ayat Silang Kebun) Rp. xxx
d. Kas Keluar
71.xxx (Biaya,investasi, sesuai pengeluaran) Rp. xxx
10.120 (Kas Kecil Kebun) Rp. xxx

Contoh soal
Permintaan Dana Operasional Upah Mei 2012 sebesar 5 Milyard telah diajukan ke pusat. Buat
jurnal yang dibutuhkan oleh unit kebun jika
a. Dana ditransfer ke kebun 5 Milyard
b. PDO upah dibayar 5 Milyard
c. Dana PDO upah kembali ke kasir 10 juta, menjadi dana pendingan
d. Dana pendingan dibayar 4 Juta
e. Dana pendingan disetor ke HO 6 Juta

Jawaban
a. Dana ditransfer ke kebun 5 Milyard
1. Bank masuk
10.230 (Bank kebun) 5M
10.320 (Dana Kerja) 5M
2. Bank keluar
10. 420 (Ayat Silang Estate) 5M
10.230 (Bank kebun) 5M
3. Kas masuk
10. 120 (Kas) 5M
10.420 (Ayat Silang Estate) 5M

14
Untuk kalangan sendiri

b. PDO upah dibayar 5 Milyard


32.120 (Hutang Upah (PDO)) 5M
10.120 (Kas) 5M

c. Dana PDO kembali ke kasir 10 juta, menjadi dana pendingan


10.120 (Kas) 10 Jt
32.130 (Pendingan Hutang Upah) 10 jt

d. Dana pendingan dibayar 4 Juta


32.130 (Pendingan Hutang Upah) 4 Jt
10.120 (Kas) 4 Jt

e. Dana pendingan disetor ke HO 6 Juta


14.110 (Hubungan RK HO) 6 Jt
10.120 (Kas) 6 Jt

f. Adjustment
Diperlukan Adjusment
32.130 (Pendingan Hutang Upah) 6 Jt
70.xxx (Biaya/sesuai beban awal) 6 Jt

2. Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Barang


Penerimaan barang sebagai tindak lanjut dari permintaan kebun melalui Surat Permintaan
Pembeilian (SPP) ke pusat. Material yang diterima dapat dicatat sebagai persediaan atau dapat juga
dicatat langsung sebagai biaya/investasi jika diakui sebagai non-stock. Pencatatan harus
memperhatikan syarat pembelian seperti franco yang tertera pada order pembelian

a. Dari HO (head office)


1. Franko kebun
Jurnal yang dilakukan di Kebun
13.xxx atau 71.xxx (Persediaan atau biaya) Rp. xxx
30.xxx (Hutang Supplier) Rp. Xxx

*Jika barang telah diterima di kebun HO akan melakukan pembayaran


Jurnal yang dilakukan di HO
30.xxx (Hutang Supplier) Rp. xxx
10.xxx (Bank) Rp. xxx

15
Untuk kalangan sendiri

2. Franko Jakarta(Pusat)
Jurnal yang dilakukan di Kebun
13.xxx (Persediaan) Rp. xxx
13.999 (Pengiriman Barang dari Pusat) Rp. xxx

*Karena HO telah membayar sebelum barang sampai di Kebun


Jurnal yang dilakukan di HO
13.999 (Pengiriman Barang dari Pusat) Rp. xxx
10.xxx (Bank) Rp. xxx

3. Barang keluar
Jurnal yang dilakukan di Kebun
70.xxx (biaya atau investasi/sesuai pembebanan) Rp. xxx
13.xxx (Persediaan) Rp. xxx
Jurnal yang dilakukan di HO
No entry

3. Berita Acara Harian Kerja Mandor (BAHKM)


Berapakan upah kayarwan yang bekerja untuk memelihara dan memanen kelapa sawit? Bagai mana
cara kebun untuk melakukan perhitungan ini? praktek dikebun setiap hari pekerjaan tenaga kerja
rawat maupun panen dicatat detail oleh mandor dalam bukunya yang disebut Buku Kerja Mandor
(BKM). Informasi pekerja dan hasil pekerjaanya dicatat dan setiap hari juga diserahkan ke kantor
besar kebun bagian payroll untuk direcord. Akumulasi pencatatan ini selama satu periode (satu
bulan) dinamakan BAHKM dan dengan dasar ini ccounting akan mencatat upah karyawan sebagai
berikut:

Jurnal Pencadangan upah


70.xxx (Biaya atau sesuai pembebanan) Rp. xxx
32.120 (Hutang Upah) Rp. xxx
32.210 (Hutang Pajak) Rp. xxx
32.310 (Hutang PPh) Rp. xxx

4. Perhitungan Pembayaran Kontraktor


Banyak pekerjaan dikebun tidak dikerjaan oleh karyawan perusahaan sendiri tetapi diserahkan
kepada pihak ke tiga dengan sistem kerja kontrak. Pemberikan kontrak kerja kepada pihak ke tiga
tergantung kebijakan mananjemen. Pekerjaan-pekerjaan kontrak bisasanya adalah seperti
pembuatan atau pemeliharaan jalan, pembangunan sarana infrasrtruktur, transportasi pupuk dan
pekerjaan lainnya. Acounting melalui Berita Acara Pekerjaan Kontraktor akan melakukan jurnal
dengan mendebet biaya dan mengkredit hutang kontraktor

16
Untuk kalangan sendiri

Jurnal Pencadangan Kebun


70.xxx (Biaya atau sesuai pembenanan) Rp. xxx
30.xxx (Hutang Kontraktor) Rp. xxx

5. Perhitungan Pembayaran Kontraktor Bangunan (PPK Sipil)


Pencatatan pembayaran kontraktor sipil biasaya sesuai progress penyelesaian project yang
dinyatakan dalam BAPPK (Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Kontraktor). Accounting kebun
melakukan pencatatan seperti contoh berikut

Contoh:
Perumahan G10 SKU dengan harga kontrak 100 Juta; dengan DP 10 % dan Konstanta 80 %
Buat jurnal saat
1. Saat pembayaran Down payment
2. BAPPK progress selesai sampai dengan 80 %
3. BAPPK progress selesai sampai dengan 100 %

Jawaban
1. Pada saat bayar DP 10% (Dicatat HO)
29.230 (Aktiva dalam pembangunan) 10 Juta
10.xxx (Kas HO/Bank) 10 Juta

Sebesar DP 10%*100 Jt = 10 Jt

2. Pada saat PPK sdi 80%


29.230 (ADP) 80 Juta (80%*100 Jt)
29.230 (ADP) 8 Juta (10%*80 jt)
30. 501 (Retensi) 8 Juta (10%*80t)
30.500 (Hutang Kontraktor Lokal) 64 Juta (80%*80%*100 Jt)

3. Pada saat PPK sdi 100%


29.230 (ADP) 20 Juta (20%*100 Jt)
29.230 (ADP) 2 Juta (10%*20 Jt)
30. 501 (Retensi) 2 Juta (10%*20 Jt)
30.500 (Hutang Kontraktor Lokal) 16 Juta (20%*80%*100 Jt)

4. Reclass ke Aktiva
Aktiva sudah 100% dilakukan reclass

22.xxx .01 (Aktiva tetap perumahaan G10 SKU) 100 Juta


29.230 (ADP) 100 Juta

17
Untuk kalangan sendiri

5. Bayar Kontraktor(Dicatat pusat)


30.500 (Hutang Kontraktor Lokal) 80 Juta
10.xxx (Kas HO/Bank) 80 Juta

6. Bayar Retensi Dicatat pusat)


30.501 (Hutang Retensi Kontraktor Lokal) 10 Juta
10.xxx (Kas HO/Bank) 10 Juta

7. DP sudah Nol

6. Pencatatan Selisih Opname Persediaan


Material yang ada digudang seperti pupuk, chemical, bahan bakar, sparet part dan lain-lain haruslah
dikontrol maksimal oleh manajemen kebun. Per periode stock opname (pemeriksaan fisik) dapat
sering terjadi perbedaan antara buku dengan fisik di gudang. Selisih dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Selisih lebih atas stock opname akan menambah persediaan secara fisik saja. Namun
sebaliknya jika mengalami selisih kurang akan mengurangi fisik dan nilai rupiah inventory tersebut.

Selisih Lebih (Qty saja yang bertambah)


13.xxx (Persediaan) Rp. Nihil
13.400 (Selisih Stock Opname) Rp. Nihil
Selisih kurang (Qty dan Harga berkurang)
13.400 (Selisih Stock Opname) Rp. Nilai Kurang sesuai harga stock
13.xxx (Persediaan) Rp. Nilai Kurang sesuai harga stock

7. Pencatatan Return
Barang-barang yang telah dikeluarkan dari gudang, accounting telah melakukan pencatatan melalui
bukti SPPB (Surat Permintaan dan Pengeluaran Barang) dengan mengkredit persediaan dan
mendebet biaya/sesuai pembebanan. Bilamana material tidak jadi diaplikasi maka SOP menekankan
barang tersebut harus kembali ke gudang dengan melakukan Return Pemakaian Barang. Akunting
akan melakukan koreksi atau membalik jurnal sebelumnya, sebagai berikut

Jurnal Retur
13.xxx (Persediaan) Rp. Harga stock rata-rata
70.xxx (Biaya atau sesuai beban sebelumnya) Rp. Harga stock rata-rata

18
Untuk kalangan sendiri

8. Alokasi Transit
Biaya-biaya yang muncul akibat pemakaiaan asset milik sendiri (kendaraan, alat berat dan lainnya)
harus dihitung biayanya dan dialokasi secara objektif berdasarkan item kerja dan jumlah HM atau
kilometer yang digunakan dimana alat tersebut bekerja. Bukan hanya pada pemakaian asset namun
pos-pos pekerjaaan tertentu seperti item pekerjaan workshop juga dilakukan sistem alokasi transit.

Contoh:
Buat Jurnal alokasi biaya transit yang dibutuhkan untuk transaksi Kendaraan Truck 01 pada periode
Mei 2012 memiliki data sebagai berikut

1. Pemakaian bahan dan Gaji Driver


No Item Biaya Rupiah
1 BBM 500,000
2 Oli 100,000
3 Spare Part 400,000
4 Driver 3,000,000
5 Service 500,000
Total 4,500,000

2. Item Kerja
Item Kerja Afd Blok Km Pendapatan
Angkut TBS 22 L44 20 1,000,000
Antar Karyawan 28 L45 24 1,200,000
Antar Karyawan 08 A30 20 1,000,000
Angkut TBS 36 L87 20 1,000,000
Angkut Pupuk 36 L88 10 500,000

Jawaban
Jurnal saat Pemakaian bahan
50 273 01 Truk 01: Pemakaian BBM 500,000
50 273 01 Truk 01: Pemakaian Oli 100,000
50 274 01 Truk 01: Pemakaian Spare Part 400,000
13 XXX XX Persediaan 1,000,000

Jurnal saat Pencadangan Gaji


50 271 01 Truk 01: Driver 3,000,000
32 120 XX Hutang Upah 3,000,000

19
Untuk kalangan sendiri

Jurnal Service
50 274 01 Truk 01: Service 500,000
10 120 XX Kas 500,000

Jurnal alokasi biaya transit yang dibutuhkan berdasarkan item kerja


70 121 22 Truk 01 Angkut TBS L44 afd-L44 (20 km) Mei 12 957,447
70 293 28 Truk 01 Antar Karyawan L45 afd-L45 (24 km) Mei 12 1,148,936
70 293 08 Truk 01 Antar Karyawan A30 afd-A30 (20 km) Mei 12 957,447
70 121 36 Truk 01 Angkut TBS L87 afd-L87 (20 km) Mei 12 957,447
70 350 36 Truk 01 Angkut Pupuk L88 afd-L88 (10 km) Mei 12 478,723
50 279 01 Alokasi Transit Truk 01 (94 Km) per Mei 12 4,500,000

*Dengan melakukan jurnal alokasi transit biaya-biaya pada table 1 teralokasi sercara proporsional
berdasarkan KM dan objektif sesuai afdeling dimana kendaran tersebut bekerja.

9. Kapitalisir Biaya Umum


Biaya-biaya umum yang terjadi selama kebun dalam pengembangan menjadi salah satu
pembentuk harga perolehan pokok kelapa sawit sejak ditanam. Selain biaya langsung biaya-biaya umum
juga turut serta menjadi perhatian manajemen atas pengaruhnya pada besarnya cost masing-masing
pos proyek yang dikerjakan. Karena biaya ini tidak secara langsung membebani cost project yang sedang
berjalan mekanisme yang lazim digunakan dengan membagi biaya umum ke pos project LC, TBM dan
TM proporsional dengan hektaranya masing-masing dan ini dikenal dengan sebutan kapitalisir biaya
umum. Semakin tinggai biaya umum yang dikeluarkan semakin besar juga harga perolehan pos project
dan akhirnya menentukan cost capital Tanaman Mengasilkan yang tercantum di Neraca.
Ada dua kondisi accounting mengkapitalisir biaya umum kebun maupun biaya umum kantor
pusat. Yang pertama pada kondisi secara keseluruhan perkebunanan masih memiliki status tanaman
TBM dan atau LC semua biaya umum dikapitalisir menambah perolehan LC dan TBM sedangkan pada
kondisi tanaman sudah mencapai status TM (tanaman menghasilkan) maka biaya umum kebun saja
dikapitalisir ke akun TBM. Kapitalisir akan tidak dilakukan saat kebun secara keseluruhan sudah pada
status menghasilkan (TM). Berikut tabel kapitalisir biaya umum kebun dan pusat:

Tabel Kapiltalisir Biaya Umum Kebun dan Pusat


Yang dimiliki kebun Keterangan Kapitalisir
LC dan atau TBM Biaya Umum Kebun/Pusat dikapitalisir menambah LC dan atau TBM
LC, TBM dan TM Biaya Umum Kebun dikapitalisir menambah TBM
TM Biaya Umum Kebun/Pusat tidak dikapitalisir

20
Untuk kalangan sendiri

Tabel Ilustrasi Kapitalisir Biaya Umum Kebun dan Pusat


LC dan TBM LC, TBM dan TM Status TM Secara Menyeluruh
Status
Luas (Ha) Kapitalisir (Rp) Luas (Ha) Kapitalisir (Rp) Luas (Ha) Kapitalisir (Rp)
LC 500 241,176 300 - - -
TBM 1,200 578,824 1,100 628,571 - -
TM - - 300 - - -
Total 1,700 820,000 1,700 628.571 - -

By Umum Rupiah
Kebun 800,000
Pusat 20,000
Total 820,000

Jurnal pencatatan biaya umum


71.xx.xxx Biaya umum kebun (Debet) 800.000
72.xx.xxx Biaya umum pusat (Debet) 200.000
10.xx.xxx Kas/Bank (Kredit) 1.000.000

Jurnal Kapitalisir Kebun saat status LC dan TBM


210.xx.xxx Land Clearing (Debet) 241.176
220.xx.xxx Tanaman Belum menghasilkan (Debet) 578.824
71.xx.xxx Biaya umum kebun dan pusat (Kredit) 820.000

Jurnal Kapitalisir Kebun saat status LC, TBM dan TM


220.xx.xxx Tanaman Belum menghasilkan (Debet) 628.571
71.xx.xxx Biaya umum kebun dan pusat (Kredit) 628.571

Jurnal Kapitalisir Kebun saat status TM secara menyeluruh


No entry

E. Contoh Kasus transaksi perkebunan kelapa sawit serta penyusunan


laporan keuangannya

Sebuah contoh transaksi perkebunan kelapa sawi hingga penyusunan laporan keuangan dapat
dilihat pada lampiran.

21

Anda mungkin juga menyukai