Anda di halaman 1dari 5

NAMA.

: Astri Angelia

NIM : 18-201-024

M .K. : PTK

Dosen Pengampu : Dr Albet Saragih, MA, MPd.K


Carilah materi tentang topic-topik di bawah ini , untuk kamu laporkan minggu depan

1.      Pengertian dan Ruang Lingkup PTK


2.      Perkembangan PTK
3.      Bidang dan Topik PTK
4.      Model-Model PTK

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas adalah usaha mengamati kegiatan belajar mengajar dikelas dan
mengaplikasi atau menerapkan sebagai suatu tindakan yang diharapkan memperbaiki kondisi
yang ada. Dalam penelitian tindakan kelas berurusan langsung dengan lapangan atau dengan
kata lain praktik.

Ruang Lingkup Bidang Kajian Penelitian Tindakan Kelas

- Masalah belajar siswa disekolah

Termasuk didalam nya adalah : masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran,


miskonsepsi.

- Desain dan strategi pembelajaran di kelas

Antara lain: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam
metode pembelajran, interaksi di dalam kelas, partisipasi orangtua dalam proses belajar siswa.

- Alat bantu, media dan sumber belajar

Antara lain: masalah penggunaan media perpustakaan, dan sumber belajar di dalam atau luar
kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat.

- Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran

Antara lain: masalah evaluasi awal dan hasil pembelajran dan pengembangan instrumen asesmen
berbasis kompetensi).
- Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya Antara lain:
peningkatan kemandirian dan tanggungjawab peserta didik, peningkatan keefektifan hubungan
antara pendidik-peserta didik dan orang tua dalam PBM, peningkatan konsep diri peserta didik.

- Masalah kurikulum

Antara lain: implementasi kurikulum misalnya KBK atau KTSP, urutan penyajian materi pokok,
interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar.

2. Perkembangan PTK

Penelitian tindakan kelas merupakan perkembangan baru yang muncul pada tahun 1940-an
sebagai salah satu pendekatan penelitian yang lahir di tempat kerja, tempat di mana peneliti
melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari. Misalnya, kelas merupakan tempat penelitian
bagi guru, sekolah menjadi tempat penelitian bagi kepala sekolah, aktivitas masyarakat tempat
penelitian bagi petugas penyuluh masyarakat. Penelitian yang dilakukan di tempat peneliti
bekerja atau beraktivitas adalah untuk memperbaiki kinerja di mana si peneliti bekerja tanpa
harus melakukan penelitian di tempat lain. Penelitian tindakan merupakan penelitian yang
bersifat pragmatis (praktis) tanpa harus membutuhkan waktu khusus. Penelitian tindakan
dilakukan bersamaan ketika si peneliti sedang bekerja atau beraktivitas di tempat kerjanya, tanpa
mengganggu secara berarti pekerjaannya tersebut.

Perkembangan PTK di Indonesia masih relative muda. Pada tahun 1994-1995 proyek PGSD
memprogramkan penelitian kebijakan dan penelitian tindakan dengan topic ke-SD-an. Namun
pada waktu itu belum ditekankan pada penelitian tindakan kelas, karena PTK masih merupakan
“hal baru”. Kemudian pada tahun 1996-1997, proyek penelitian guru SD memprogramkan
penelitian tindakan kelas bagi dosen-dosen PGSD di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan
guru-guru SD. Sejak saat itu, penelitian tindakan kelas mulai berkembang sebagai suatu
penelitian kolaboratif di dalam kelas sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran.

Akhir-akhir ini action research menjadi populer dilakukan oleh para profesional dalam upaya
menyelesaikan masalah dan peningkatan mutu. Dengan demikian, action research bermula dari
suatu masalah yang terjadi dalam suatu aktivitas tertentu. Demikian juga halnya di bidang
pendidikan dan pengajaran. Awal mulanya action research yang dikembangkan oleh seorang
psikolog yang bernama Kurt Lewin yang dimaksudkan untuk mencari penyelesaian terhadap
sosial antara lain; pengangguran, kenakalan remaja yang berkembang di masyarakat pada waktu
itu. Action research dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu problema tersebut
secara sistematis. Hasil kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja
sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan dan rencana kerja
yang telah disusun, dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai
masukkan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi ada saat pelaksanaan. Hasil dari proses
seleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan
selanjutnya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-
an. Oleh karena itu, keberadaannya belum terlalu dikenal luas dan mapan. Keberadaannya
sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika
dikaitkan bobot keilmiahannya. Di Indonesia, Penelitian Tindakan Kelas mulai muncul ke
permukaan pada waktu upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan dicanangkan, seperti proyek
guru SD melalui Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Mereka belajar melalui program-
program studi ke-SD=an dan reguler pada Program Pascasarjana LPTK seperti di Universitas
Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pendidian Indonesia (UPI), Universitas Negeri Malang, dan
beberapa LPTK lainnya. Hal yang menggembirakan dewasa ini banyak tesis dan disertasi di
beberapa LPTK sudah mengangkat PTK sebagai kajian dalam tesis dan disertasinya. Kondisi ini
sungguh positif dan menggembirakan, mengangkat hasil PTK ini dapat memberikan jawaban
langsung terhadap permasalahan yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di kelas.

3. Bidang PTK

PTK memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian pada umumnya. Salah satu yang berbeda
tanpak pada bidang kajian yang diteliti. Bidang kajian penelitian tindakan kelas (PTK) antara
lain meliputi:

- Masalah belajar siswa di sekolah

- Desain dan strategi pembelajaran di kelas

- Alat bantu, media dan sumber belajar

- Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran

- Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya

- Masalah kurikulum

4. Model Model PTK

Pada prinsipnya, penerapan PTK atau CAR (Classroom Action Research) dimaksudkan untuk
mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Sebagai salah satu penelitian yang
bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas, menyebabkan
terdapatnya beberapa model atau desain yang dapat diterapkan. Desain-desain tersebut
diantaranya:

- Model Kurt Lewin

Model kurt lewin menjadi acuan patokan atau dasar dari adanya berbagai model penelitian
tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang pertama kali
memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep pokok penelitian Model
Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting).

- Model Kemmis & Mc Taggart

Model kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalakn
oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya saja, komponen acting (tindakan)
dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukan kdeuakomponen
tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa perapan acting dan observing merupakan dua
kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu
kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.

- Model John Illiot

Jika diperhatikan desain PTK John Illiot seperti yang terpampang di bawah, tampak bahwa di
dalam satu tindakan (acting) terdiri dari beberapa step atau langkah tindakan, yaitu langkah
tindakan 1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3. Adanya langkah-langkah untuk setiap
tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa di dalam mata pelajaran terdiri dari beberapa pokok
bahasan, dan setiap pokok bahasan terdiri dari beberapa materi yang tidak diselesaikan dalam
satu kali tindakan. Oleh karenanya, untuk menyelesaikan satu pokok bahasan tertentu diperlukan
beberapa kali langkah tindakan yang terealisasi di dalam kegiatan belajar-mengajar. Apa pun
masalah yang akan diangkat dalam penelitian, hendaknya tetap berada dalam lingkup
permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam praktik kesehariannya di kelas dan merupakan
sesuatu yanng ingin dirubah atau diperbaiki. Semuanya itu harus dimulai dari ide awal, sampai
monitoring pelaksanaan dan efeknya, sesuai dengan bagan dibawah ini, semuanya tetap dalam
bentuk spiral. Model ini sebenarnya bagus untuk diterapkan di sekolah, namun dalan
kenyataannya belum banyak guru yang memakai model ini. Hal ini dikarenakan model ini
kurang dikenal oleh guru dan sangat sulit penerapannya di lapangan. Mungkin karena belum
terbiasa dan belum banyak dosen yang membantu menerapkannya dalam melaksanakan PTK di
sekolah.

- Model Mc. Kernan

Menurut Mc. Kernan ada tujuh langkah yang harus dicermati dalam PTK, yaitu:
- Analisis situasi (reconnaisissance) atau kenal medan.
- Perumusan dan klarifikasi permasalahan.
- Hipotesis tindakan.
- Perencanaan tindakan.
- Penerapan tindakan dengan memonitoringnya.
- Evaluasi hasil tindakan.
- Refleksi dan pengambilan keputusan untuk pengembangan selanjutnya.

Berdasarkan beberapa model PTK diatas, selanjutnya dapat diketahui bahwa desain yang paling
mudah dipahamai dan dilaksanakan untuk PTK, yaitu desain Model Kurt Lewin dan Model
Kemmis & Mc Taggart. Namun, tidak ada salahnya jika kita memilih salah satu model yang
cocok untuk penelitian kita yang mudah untuk dijalankan dan dapat digunakan untuk
memperbaiki atau mengatasi permasalahan yang ada di kelas. Dengan melakukan PTK, para
guru dapat memberbaiki kinerjanya dan dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya.

Anda mungkin juga menyukai