°
286
Buletin Dakwah
25 Sya'ban 1444 H/
17 Maret 2023 M
oe
_kaf
Bye
MARHABAN YA RAMADHAN!
ak terasa, hanya yang telah lalu akan diampuni karan’ atau penghapusan
an dalam rengkuhan (HR Muttafaq ‘alayh). dosa-dosa. Ramadhan, dari
hari, kaum Mus- kata ‘ramadha’, bermakna pa-
lim di seluruh dunia akan ke- —_Dipenuhi Keutamaan nas. Para ulama menyebut
datangan bulan penuh kemu- ‘Allah SWT meletakkan Ramadhan sebagai bulan pa-
liaan: Ramadhan. Bulan penuh banyak keutamaan pada bu- "25 Yang membakar/mengha-
keutamaan di dalamnya, Allah jan Ramadhan melebihi bu. PUS 40S@-dosa orang-orang
SWT melipatgandakan pahala, lan-bulan yang lain. Baginda yang beriman. Dalam riwa-
menurunkan rahmat dan am- Nabi Muhammad saw. menye- _Y@t Anas bin Malik, Rasulullah
punan-Nya yang berlimpah-ru- but Ramadhan sebagai peng. S*™" Bersabda:
ah bagi para hamba-Nya yang _hulu bulan. Sabda bs
oy
cosh
berpuasa di dalamnya dengan
penuh keimanan dan hanya
mengharap ridha-Nya. Rasul-
ullah saw. bersabda: Penghulu bulan adalah
Ramadhan dan penghulu hari
adalah Jumat (HR Ibnu Al
Ad-Dunya’).
ai ty GSI Sungguh dinamakan Rama-
dhan karena ia membakar do-
sa-dosa (Asy-Saukani, Fath
al-Qadir, 1/240).
i je Waktu Zhuhur
Siapa saja yang berpuasa Di antara keutamaan 25 Syalban 1444 H/
Ramadhan dengan penuh kei- dan kemuliaan bulan Rama- 17 Maret 2023 M
manan dan hanya mengharap han adalah: Pertama, Rama- eee eee
pahala-Nya, maka dosa-dosanya han adalah bulan ‘pemba- 12.05 WIB
Peter ine rutef
Maknanya, dengan ber-
ibadah puasa Ramadhan, do-
sa-dosa yang ada dalam diri
umat Islam akan hilang. Pua-
sa Ramadhan akan mengha-
pus dan menghilangkan do-
sa-dosa mereka (Al-Mawardi,
Al-Hawi al-Kabir Ii al-Mawardi,
3/854).
Hadis di atas sejalan de-
ngan sabda Nabi saw. yang
Shalat lima waktu, Jumat
yang satu ke Jumat berikutnya
dan Ramadhan yang satu ke
Ramadhan berikutnya adalah
penghapus dosa-dosa selama
seseorang menjauhi dosa-dosa
besar (HR Muslim).
Kedua, Ramadhan ada-
lah bulan turunnya al-Quran.
Allah SWT berfirman:
Ramadhan adalah bulan yang
di dalamnya al-Quran diturun-
kan, sebagai petunjuk bagi
manusia serta berisi ragam
penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang
kaffah
benar dan yang batil) (TQS
al-Bagarah [2]: 185).
Al-Quran adalah wah-
yu Allah SWT sekaligus muk-
jizat terbesar untuk Rasul-
ullah saw. Al-Quran juga me-
rupakan hujjah dalam berdak-
wah dan sumber hukum bagi
kaum Muslim. Allah SWT te-
lah memilih Ramadhan se-
bagai bulan turunya al-Qur-
an pada malam yang penuh
keberkahan.
Sungguh Kami telah menurun-
kan al-Quran pada suatu ma-
lam yang diberkahi dan sung-
‘guh Kamilah Pemberi peringat-
an (TQS ad-Dukhan [44]: 3).
Pada malam yang dise-
but Lailatul Qadar ini Allah
SWT memerintahkan para
malaikat yang dipimpin Jib-
ril as. untuk membawa kes-
elamatan dan kebaikan se-
panjang malam tanpa ada ke-
burukan hingga terbit fajar.
Demikian penjelasan Imam
al-Qurthubi dalam tafsirnya.
Pada malam itu turun para
malaikat dan Malaikat Jibril
dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan. Ma-
lam itu (penuh) kesejahteraan
sampai terbit fajar (TQS al-Qa-
dar [97]: 4-5).
Ketiga, Ramadhan bulan
yang di dalamnya pintu-pin-
tu surga dibuka, pintu-pintu
neraka ditutup dan setan-se
tan dibelenggu. Keadaan se-
perti itu tidak terjadi pada
bulan-bulan lain. Hanya ada
sepanjang Ramadhan dari
awal hingga akhir. Nabi saw.
Saat Ramadhan tiba pintu-pin
tu surga dibuka, pintu-pintu
neraka ditutup dan setan-se-
tan dibelenggu (HR al-Bukhari
dan Muslim).
Imam tbnu Hajar menye-
butkan bahwa yang dimak-
sud dengan setan-setan dibe-
lenggu adalah mereka tidak
bebas mengganggu kaum
Mustim sebagaimana bebas-
nya mereka pada waktu lain
di luar Ramadhan. Ini kare-
na kaum Muslim sibuk de-
ngan puasa yang menahan
syahwat mereka, juga karena
kaum Muslim sibuk dengan
membaca al-Quran dan zikir.
Tidak dibaca saat khatib sedang khutbahUlama lainnya menye-
but bahwa yang dimaksud se-
tan-setan dibelenggu adalah
sebagian dari mereka, yak-
ni kalangan pembesar besar
dari para setan. Sebagian lagi
menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan setan-se
tan dibelenggu adalah mere-
ka dilemahkan sehingga tidak
mampu_mengganggu dan
memperdaya syahwat.
Keempat, Ramadhan
adalah bulan yang di dalam
nya pahala dilipatgandakan.
Allah SWT berfirman dalam
hadis qudsi:
“Setiap amal kebaikan ma
nusia akan dilipatgandakan
pahalanya dengan sepuluh ke
baikan yang semisal hingga
tujuh ratus kali lipat.” Allah
‘SWT berfirman (yang artinya),
“Kecuali puasa. Amalan pua-
sa adalah untuk-Ku. Aku sen:
diri yang akan membalas
kan pahalanya. Hal itu kare
na orang yang berpuasa te-
lah_meninggalkan syahwat
dan makanan karena-Ku.” (HR
al-Bukhari dan Muslim).
fan
Menjaga Ketaatan
Bergembira dan ber-
semangat menyambut Ra-
madhan seharusnya mengi-
si rongga dada seorang Muk-
min. Karena setiap Mukmin
sejatinya paham betapa be-
sar kemuliaan dan balasan
kebaikan yang Allah limpah
kan pada orang-orang yang
beramal salih selama bulan
Ramadhan.
Imam Ibnu Rajab al-Han-
bali berkata; “Sebagian salaf
berkata, ‘Dulu mereka (para
salaf) berdoa kepada Allah se-
lama enam bulan agar me-
reka dipertemukan lagi de
ngan Ramadhan. Kemudian
mereka juga berdoa selama
enam bulan agar Allah mene-
rima (amal-amal shalih sela
ma Ramadhan yang Ialu) me-
reka.” (Ibnu Rajab, Lathd’f al-
Ma’érrif, him. 232).
Kegembiraan itu kare-
na selama satu bulan mereka
akan dinaungi keberkahan,
yang di dalamnya pintu-pintu
surga dibuka, pintu-pintu ne-
raka ditutup dan setan-setan
dibelenggu. Di dalamnya se-
tiap doa dikabulkan, ampun-
an diberikan dan ganjaran
amal dilipatgandakan. Orang.
orang yang berpuasa selama
Ramadhan juga dibahagiakan
dua kali oleh Allah SWT, yakni
saat berbuka puasa dan saat
berjumpa dengan-Nya kelak
di dalam surga-Nya.
Meski demikian, sikap
mawas diri juga sepatutnya
dimiliki. Sebabnya, Nabi saw.
mengingatkan bahwa ter-
nyata ada orang-orang yang
justru. merugi manakala
Ramadhan tiba dan berlalu.
Sabda beliau:
Jibril as. berkata kepada diri-
ku, “Sungguh sangat merugi
seseorang yang masuk ke da.
lam bulan Ramadhan, lalu ti
dak diampuni dosanya.” Aku
pun mengucapkan: Amin (Ya
Allah, kabulkaniah).” (HR
al-Bukhari).
Mereka yang merugi
selama Ramadhan disebab-
kan dua hal. Pertama: Mereka
mengerjakan ibadah shaum,
tarawih dan beragam amal
lainnya bukan karena iman
dan mengharap ridha Allah
SWT. Mereka beribadah de-
ngan riya dan sum’ah, seper-
ti untuk pencitraan. Saat de-
mikian, gugurlah pahala-pa-
hala dan kesempatan men-
dapatkan maghfirah Allah
SWT. Sebabnya, syarat untuk
Se eet on ee Laefan
meraih maghfirah-Nya ada-
lah beramal semata-mata ka-
rena iman dan mengharap
ridha-Nya. Rasulullah saw.
bersabda:
ssl,
6458 ys pRB Le jab
Siapa saja yang berpuasa
Ramadhan dengan penuh ke-
imanan dan semata-mata
mengharap ridha Allah maka
diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu (HR al-Bukhari).
Kedua, mereka berpua-
sa hanya menahan lapar dan
haus saja, sementara lisan
dan badan mereka terus me-
fakukan kemaksiatan. Rasul-
ullah saw. bersabda:
Boleh jadi orang yang berpua-
sa itu ganjaran dari puasanya
hanya rasa lapar dan dahaga
(HR al-Bukhari).
Dalam Hadis Nabi saw.
Pans ie dinyataka
Siqpa saja yang tidak mening-
galkan kedustaan dan tetap
melakukan kemaksiatan, Allah
tidak membutuhkan amal-
an (puasa)-nya yang di dalam-
nya dia meninggalkan ma-
kanan dan minumannya (HR
al-Bukhari).
Termasuk kemaksiatan
di sini adalah sengaja men-
campakkan hukum-hukum
Allah SWT; memfitnah dan
menyebar permusuhan ke
pada sesama Muslim; serta
berkolaborasi dengan orang-
orang zalim, padahal Allah
SWT telah mengingatkan
agar jangan cenderung kepa-
da orang-orang zalim (Lihat:
QS Hud [11]: 13).
Karena itu sambutlah
Ramadhan dengan kesiap-
an iman dan takwa. Jadikan
Ramadhan tahun ini sebagai
kesempatan melakukan peru-
bahan diri menjadi insan yang
lebih baik di hadapan Allah
SWT. Totalitas dalam ketaat-
an bukan hanya sesaat sela-
ma Ramadhan, lalu melupa-
kan Allah SWT serta perin-
tah dan larangan-Nya be-
gitu Ramadhan usai. Sung-
guh, kita mengharapkan rah-
mat dan ampunan Allah SWT
setiap saat agar diri ini la-
yak melewati pintu Rayan
di surga-Nya yang telah di-
siapkan bagi orang-orang
yang berpuasa dengan penuh
ketaatan.
Walla@hu a’lam bi ash
shawéb. []
Siapa saja yang bertekad meninggalkan maksiat pada bulan Ramadhan saja, tanpa memiliki
tekad yang sama pada bulan-bulan lainnya, ia bukanlah orang yang benar-benar bertobat.
(ibnu Taimiyah, Majmd? al-Fatawa, 10/743). []
CEPR Giy Use Case een Cun UCC me CU
MeCN Renae a card eed ee ens mmc cect
TREC Cee AUN ee em se Oy
Pert as
each: