PADA ANAK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi
OLEH:
LUTHFI J011181526
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
TOPIKAL APLIKASI FLUORIDA DALAM MENCEGAH KARIES GIGI
PADA ANAK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi
LUTHFI J011181526
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
ii
ii
i
v
KATA PENGANTAR
Mencegah Karies Gigi Pada Anak” dengan baik. Shalawat dan salam penulis
tauladan kita. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sangat
mendalam kepada dosen pembimbing Dr. drg. Marhamah, M.Kes yang telah
Skripsi ini disusun oleh penulis guna memenuhi salah satu syarat untuk
Penulis berharap, dengan adanya skripsi ini dapat menambah referensi para
umum bagi kalangan umum. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan
skripsi ini melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis
2. Kedua Orang Tua Tercinta, Ayahanda Andi Luthfi dan Ibunda Suryaningsi
atas segala kasih sayang, doa, dukungan moril dan materil, inspirasi, serta
v
semangat yang tiada henti mereka berikannya selama hidup penulis selama
3. Saudara tersayang, Kakak Andi Ashilah Amany Luthfi, kedua adik Andi
Iqbal Fauzan Luthfi dan Andi Athifah Aushaf Luthfi, serta seluruh
keluarga besar yang juga telah banyak membantu dan menyemangati penulis.
5. Dr. drg. Marhamah, M.Kes Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu mendampingi, membimbing, mengarahkan, dan
7. Seluruh Dosen, Staf Akademik, Staf Perpustakaan FKG Unhas, dan Staf
Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak yang telah banyak membantu penulis
8. Sahabat Bindap 1, Widi, Aliyah, Izzatul, Ummy, Tri, Zahra, Bey, Alan,
Fafa, Chelsy, Alex, dan Yaya yang telah menemani dari awal perkulihan
Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis menjadi
amalan dan berkah dari Allah SWT. Penulis sebagai mahkluk ciptaan-Nya yang
v
tidak luput dari kesalahan dan kekehilafan menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
konstruktif bagi skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan
Hormat Kami
Penulis
v
TOPIKAL APLIKASI FLUORIDA DALAM MENCEGAH KARIES GIGI
PADA ANAK
ABSTRAK
Latar Belakang: Karies gigi sejauh ini masih menjadi masalah kesehatan pada
anak. World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 menyatakan angka
kejadian karies pada anak masih sebesar 60-90%. Menurut hasil penelitian di
negara-negara Eropa, Amerika dan Asia termasuk Indonesia, ternyata 90-100%
anak dibawah 18 tahun mengalami karies gigi. Berbagai cara telah dikembangkan
dalam upaya pencegahan karies gigi, salah satunya adalah penggunaan fluorida.
Penggunaan fluorida dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistemik dan lokal. Aplikasi
topikal fluorida merupakan teknik yang sederhana untuk aplikasi larutan fluor
dengan mudah oleh praktisi gigi. Fluorida topikal ini sangat dianjurkan pada gigi anak
yang baru erupsi di dalam mulut untuk memperkuat lapisan email gigi. Tujuan:
secara umum, literature review ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan
topikal aplikasi fluorida dalam mencegah karies gigi pada anak. Hasil:
menunjukkan bahwa aplikasi topikal fluorida dapat menghambat demineralisasi,
menjaga kolagen dari degradasi pada dentin yang mengalami demineralisasi dan
meningkatkan kekerasan karies dentin yang dirawat. Selain itu juga dapat
mengurangi rata-rata DMFT dan DMFS serta dapat meningkatkan indeks
kesehatan mulut pada anak yang akhirnya dapat meninggkatkan pH plak dan
saliva sehingga terjadi proses remineralisasi. Kesimpulan: aplikasi topikal
fluorida berpengaruh dalam mencegah terjadinya karies pada anak.
Kata Kunci: “topikal fluorida” “karies” “anak”
i
TOPICAL APPLICATION FLUORIDE ON PREVENTING DENTAL
CARIES IN CHILDREN
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..............................................................................................i
Halaman Judul.................................................................................................ii
Lembar Pengesahan........................................................................................iii
Surat Pernyataan.............................................................................................iv
Pernyataan........................................................................................................v
Kata Pengantar................................................................................................vi
Abstrak.............................................................................................................ix
Daftar Isi...........................................................................................................xi
Daftar Tabel.....................................................................................................xiii
Daftar Gambar.................................................................................................xiv
Bab I Pendahuluan..........................................................................................1
x
2.1.6 Dampak Karies Gigi............................................................14
2.2 Fluorida.........................................................................................17
Aplikasi Fluorida.................................................................35
5.1 Hasil...........................................................................................43
5.4 Pembahasan................................................................................55
Bab VI Penutup................................................................................................59
6.1 Kesimpulan................................................................................59
6.2 Saran...........................................................................................59
Daftar Pustaka.................................................................................................60
x
Lampiran..........................................................................................................67
x
DAFTAR TABEL
EAPD
......................................................................................................
20
..................................................................................................... 53
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.12 Kategori Fluorosis Sangat Ringan (A), Ringan (B), Sedang (C),
Parah (D)....................................................................................38
x
BAB I
PENDAHULUA
Keberadaaan gigi desidui dalam rongga mulut sangat penting dalam menjaga
gigi desidui di dalam rongga mulut antara lain sebagai organ pengunyahan,
menjaga estetik, fungsi berbicara, dan penyedia ruang untuk gigi permanen
dan sebagai penuntun gigi permanen yang akan erupsi. Serta, secara langsung
rahang.1
ketebalan enamel yang lebih tipis dibanding dengan gigi permanen. Karies pada
gigi desidui sering menyerang gigi molar rahang bawah, gigi molar rahang atas,
dan gigi anterior rahang atas. Pada masa periode gigi bercampur karies gigi sering
menyerang pada gigi molar permanen rahang bawah dibandingkan dengan gigi
rahang atas.2,3
Karies gigi sejauh ini masih menjadi masalah kesehatan pada anak.
kejadian karies pada anak masih sebesar 60-90%. Menurut hasil penelitian di
1
Menurut Riskesdas 2017 di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi
2010,
2
yaitu dari 43,4% (2007) menjadi 53.2% atau 93 juta jiwa (2013).
diketahui sebesar 4.6, dengan nilai D-T = 1.6, M-T = 1.9, dan F-T = 0.08.5 Nilai
indeks 4.6% berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia sebanyak 460 buah gigi
per 100orang.5,6
dan atau def-t. Dikategorikan menjadi sangat rendah (0,0-1,1), rendah (1,2-2,6),
sedang (2,7-4,4), tinggi (4,5-6,5), dan sangat tinggi (> 6,5). Indeks tersebut
diukur menggunakan probe dan kaca mulut. Indikator def-t digunakan untuk
menilai karies gigi pada gigi desidui. Indeks def-t adalah jumlah gigi desidui
yang mengalami karies, dengan menghitung d (decay) yaitu gigi desidui yang
mengalami karies, e (indicated for extraction) yaitu terdapat karies besar pada
yaitu gigi desidui yang karies dan sudah direstorasi tanpa adanya karies
sekunder.5,3
Para orang tua sering mengabaikan kesehatan gigi anak karena beranggapan
gigi desidui tersebut hanya sementera dan akan digantikan oleh gigi
pencabutan dini pada gigi desidui sehingga banyak anak yang kehilangan gigi
sebelum waktunya.2,7
Gigi desidui sangatlah penting pada anak dan kehilangan gigi ini
3
dan ketidaknyamanan, menyebabkan kerusakan folikel gigi permanen
akan mengganggu
4
proses pengunyahan dan pemberian makan pada anak yang dalam tahap
kontak lidah dengan gigi tidak ada sehingga menimbulkan masalah pengucapan
semangat pada anak karena anak tersebut mungkin tidak dihormati dan
Gigi desidui berada diatas tunas gigi permanen dan nantinya akan
teresopsi ketika waktu erupsi tiba dan gigi permanen akan menggantikannya.
tidak cukupnya ruang untuk gigi permanen tumbuh dan dapat memmbuat
gigi berjejal serta memperpendek panjang dari rahang. Gigi desidui memiliki
peran sebagai space maintainer alami untuk gigi permanen yang berarti
keberadaan dari gigi desidui ini membantu gigi permanen untuk tumbuh
Risiko terjadinya karies pada anak terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu
risiko karies tinggi, risiko karies sedang, dan risiko karies rendah. Risiko karies
rendah ditandai dengan tidak adanya karies insipien maupun karies dengan
kavitas selama tiga tahun terakhir dan tidak ada faktor yang dapat
meningkatkan risiko karies. Risiko karies sedang pada anak dibawah 6 tahun
ditandai dengan tidak adanya karies insipien maupun karies dengan kavitas
tetapi terdapat setidaknya satu faktor yang dapat meningkatkan risiko karies.
5
Pada usia diatas 6 tahun, risiko karies sedang ditandai dengan satu atau dua
6
tiga tahun terakhir atau tanpa adanya karies selama tiga tahun terakhir tetapi
karies berkavitas dalam tiga tahun terakhir, adanya beberapa faktor yang
dapat meningkatkan risiko karies, status sosial ekonomi yang rendah, paparan
fluorida yang kurang memadai, serta xerostomia. Oleh karena itu diperlukan
tindakan pencegahan terhadap karies, terutama pada anak dengan risiko karies
tinggi. Jenis pencegahan ada tiga, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Tindakan
yang paling dini adalah pencegahan secara primer karena pencegahan ini
Pencegahan karies gigi pada anak sangat penting untuk menjaga dan
membantu orang tua dalam mencegah karies gigi pada anaknya. Orang tua juga
bisa dengan rutin membawa anaknya ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
Selain itu menyikat gigi setelah makan menggunakan pasta gigi yang
dan makanan yang lengket, mengganti cemilan dengan buah-buahan dan kacang-
kacangan, dan aplikasi bahan pencegah karies seperti fissure sealant dan gel
dengan dua cara yaitu sistemik dan lokal. Aplikasi topikal fluorida merupakan
teknik yang sederhana untuk aplikasi larutan fluor dengan mudah oleh praktisi
gigi. Fluorida
7
topikal ini sangat dianjurkan pada gigi anak yang baru erupsi di dalam mulut untuk
pada anak?
penggunaan topikal aplikasi fluorida dalam mencegah karies gigi pada anak.
jurnal penelitian online yang menyediakan jurnal artikel gratis baik itu
Sumber- sumber lain seperti buku teks dari perpustakaan dan dalam bentuk
digunakan. Tidak ada batasan dalam tanggal publikasi selama literatur ini
relevan dengan topik penelitian. Namun, untuk menjaga agar informasi tetap
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
serta paling sering terjadi di dalam rongga mulut. Karies gigi merupakan
suatu penyakit yang mengenai jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan
pada gigi desidui anak kecil. Ada beberapa istilah lain dari ECC yaitu
bottle tooth decay”, atau “night bottle mouth”.14 Gigi yang paling mungkin
terkena adalah gigi anterior rahang atas, tetapi semua gigi bisa terpengaruh.
gigi dan posisi lidah selama menyusui. Gigi bagian bawah dilindungi dari
paparan cairan yang tertelan oleh lidah selama menyusui karena adanya
penumpukan air liur. Jenis karies ini terjadi akibat membiarkan anak-anak
tertidur dengan
9
cairan manis dalam botol mereka atau memberi makan anak-anak cairan
pada anak-anak sebagai garis putih atau bintik-bintik pada gigi seri rahang
atas, yang merupakan salah satu gigi pertama yang erupsi dan paling tidak
terlindungi oleh air liur. Area putih ini akan dengan cepat terurai menjadi
rongga kuning kecokelatan, jika tidak ditangani. Gigi berlubang ini berubah
warna menjadi coklat atau hitam karena noda pada makanan dan minuman.
Karies berkembang dari dekalsifikasi gigi seri primer atas ke gigi geraham
dan gigi taring primer, jika tidak dikontrol. Distribusi ECC mengikuti urutan
erupsi. Jika tidak ditangani, kerusakan pada gigi seri rahang atas akhirnya
1
2.1.3 Etiologi Karies Gigi
Proses terjadinya karies gigi dipengaruhi oleh tiga faktor utama yang
1. Mikroorganisme
yang terdiri dari kumpulan bakteri yang tidak terkalsifikasi dan melekat
1
pada permukaan gigi.13 Mikroorganisme yang berperan dalam
juga berkaitan dengan karies gigi, tetapi bakteri ini kurang terlibat
2. Host
adalah
7.0 dan dapat bervariasi dari 5.5 hingga 8.0. Aliran saliva tiap orang
radiasi yang melibatkan kepala dan leher. Individu dengan aliran saliva
hypoplasia.11,13
1
3. Substrat (makanan)
Selain faktor utama yang telah dijelaskan diatas, kejadian karies juga
1. Tingkat anak
2. Tingkat keluarga
lebih kariogenik untuk beberapa orang dibanding yang lainnya. Hal ini
tidak
1
menyatakan bahwa karies merupakan penyakit bawaan, namun
3. Tingkat komunitas
anak prasekolah.14
1
laktat.
1
Keadaan ini akan menurunkan pH saliva menjadi asam yang mampu
normal adalah 7,0 dan ketika turun menjadi 5,0 maka akan terjadi
(remineralisasi).13,18
CHO Toxin
Fermentation of CHO
Decay formation
Formation of caries
1
(Yadav K, Prakash S. Dental Caries: A Review. Asian Journal of
Pada tahapan ini lesi tampak sebagai white spot pada gigi,
mineral gigi. White spot selanjutnya akan berubah menjadi tahap black
staining.
2. Tahap kavitas
permukaan gigi pecah atau berlubang dan lesi menjadi ireversibel. Lesi
1
Gambar 2.5 Tahap Kavitas
mulai dari rentang yang ringan sampai yang tajam. Karies juga bisa
dapat mengancam jiwa serta kehilangan gigi tersebut.15 Karies pada gigi
mulai dari kehilangan fungsi utama gigi tersebut di dalam rahang hingga
1
1. Fungsi pengunyahan
dari gigi. Gigi seri yang berfungsi untuk merobek makanan dan gigi
2. Fungsi estetika
pada citra diri mereka. Gigi pada anak yang mengalami retak, berubah
ke tahap depresi.2,13
3. Fungsi bicara
1
dengan adanya kontak lidah dan gigi anterior. Pengucapan bunyi 'f', 'v',
's', 'z' dan 'th' akan terganggu bahkan setelah gigi permanen tumbuh.
Tunas gigi permanen terletak tepat di bawah gigi sulung dan ketika
waktu erupsi tiba, akar gigi desidui akan teresorpsi dan digantikan oleh
tersebut dapat ditempati oleh gigi lain sehingga gigi tidak memiliki
cukup ruang untuk tumbuh dan menyebabkan gigi berjejal. Selain itu,
gigi ini juga berfungsi sebagai pemelihara ruang alami untuk gigi
2
2.2 Fluorida
dan juga merupakan bentuk terionisasi dari fluorine. Fluorida adalah elemen
yang paling elektronegatif dan reaktif dari elemen kimia lainnya karena
radius anatomi yang kecil. Ini menjadi elemen ke-13 terbanyak di bumi dan
dapat ditemukan pada bebatuan vulkanik yang berasal dari erupsi vulkanik.
Fluor juga terkandung pada air laut 1,2 -1,5 ppm dan pada air minum sekitar
0,7 ppm. Selain itu, fluor juga ditemukan pada tanaman daun the (camellia
hari. Fluorida yang diberikan secara profesional memiliki jumlah yang lebih
2
2.3.2 Mekanisme Kerja Topikal Aplikasi Fluorida
akan merubah hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit. Hasil dari
reaksi ini adalah ikatan hydrogen meningkat, crystal lattice yang lebih
2
Email yang terpapar fluorida dalam jangka waktu yang lama akan
berulang, bagian luar email akan berubah dan menjadi lebih tahan terhadap
efek pada bakteri mulut dengan penghambatan langsung enzim seluler atau
hibrida (HF).18
2
2.3.3 Macam-Macam Sediaan Topikal Aplikasi Fluorida
a. Pasta gigi
dapat diserap langsung oleh plak gigi dan email yang mengalami
konsentrasi fluorida dalam saliva 100 hingga 1000 kali lipat. Keadaan
Menurut EAPD
2
fluorida per gram pasta gigi, dalam bentuk 0,76% natrium
efektif adalah dengan menyikat gigi dua kali sehari. Anak juga
anak dibawah 2 tahun untuk menyikatkan gigi anak dengan air dan
dengan ukuran “olesan” (sekitar 0,1gram pasta gigi atau 0,1 miligram
fluorida)23
dilakukan segera setalah gigi erupsi. Jumlah pasta gigi yang digunakan
2
tidak lebih dari seoles atau seukuran sebutir beras. Menyikat gigi
2
dilakukan secara menyeluruh dua kali sehari yaitu pagi dan malam.
Anak harus diawasi saat menyikat gigi agar jumlah pasta gigi yang
digunakan tepat.23
adalah tidak lebih dari ukuran kacang polong. Menyikat gigi dilakukan
secara menyeluruh dua kali sehari yaitu pagi dan malam. Anak harus
2
(Lewis CW. Fluoride and Dental Caries Prevention in Children.
b. Obat kumur
yang umum digunakan sebagai obat kumur, yaitu: (1) 0,2% sodium
fluorida – 900 ppm untuk pemakaian tiap minggu; (2) 0,05% sodium
tahun karena adanya resiko tinggi untuk tertelan. Obat kumur yang
untuk tidak makan dan minum selama satu jam setelah pemakaian. 13,20
2
Gambar 2.9 Contoh Obat Kumur
a. Varnish fluorida
2
sediaan yaitu sodium fluorida (2,26% 22600 ppm fluorida) dan
dengan xylitol dan berbagai zat perasa sehingga lebih diterima oleh
mg. 20,11
2013. P 281)
3
b. Gel/foam fluorida
netral (9000 ppm fluorida), dan sodium fluorida (0,9% 9040 ppm
bermanfaat bagi pasien dengan resiko karies yang tinggi terutama yang
tidak mengonsumsi air berfluorida dan menyikat gigi dengan pasta gigi
berfluorida.20
tray. Keuntungan dari penggunaan tray adalah (1) secara umum dapat
diterima dengan baik oleh pasien, (2) jangka waktu agen yang relative
bersamaan antara rahang atas dan rahang bawah. Pada beberapa anak
3
Gambar 2.11 Foam Fluorida Pada Tray
2013. P 284)
1. Natrium fluorida
g bubuk natrium fluorida dalam satu liter air suling. Natrium fluorida
ditempatkan diwadah yang terbuat dari kaca ion fluoride yang ada pada
larutan dapat beraksi dengan silika yang ada pada kaca dan membentuk
mencegah karies.13,26
3
dominan dan dengan demikian mengganggu difusi fluorida lebih lanjut.
Oleh karena itu natrium fluorida diaplikasikan hanya sekali dan aplikasi
lebih lanjut tidak ada gunanya karena alasan ini. Kalsium fluorida yang
rasa yang dapat diterima, tidak mengiritasi gingiva dan tidak merubah
warna struktur gigi, serta murah. Selain itu NaF memiliki kerugian
turut oleh pasien untuk setiap aplikasi yang sulit dari pandangan pasien
2. Stannous fluorida
3
dalam sel dan menghambat aktivitas enzim bakteri yang terlibat dalam
di permukaan gigi.28
trifluorostanat terbentuk.29,13
terhadap decay daripada email itu sendiri. Selain itu, SnF2 juga
3
rasa logam,
3
menyebabkan iritasi gingiva, menyebabkan pigmentasi pada gigi (warna
dan 0,98% asam fosfat. APF dalam sediaan larutan memiliki pH 3 dan
pH 3-4. APF tersedia dalam bentuk gel atau larutan yang diaplikasikan
diterima oleh pasien. Gel APF mengandung asam fosfat yang dapat
3
menghambat risiko karies akibat efek produk saliva yang lebih sedikit
(DCPD). DCPD ini sangat reaktif dengan fluorida dan mulai terbentuk
ionomer.31
penyerapan fluorida yang lebih besar, 50% lebih efektif daripada NaF,
stabil dengan umur simpan yang lama bila disimpan dalam botol plastik
3
buram, murah, mudah disiapkan, dan tidak merubah warna email gigi.
terasa asam dan pahit, gigi harus tetap lembab selama 4 menit dengan
dan pengurangan karies lebih baik dari larutan APF. Selain itu memiliki
yang meradang dan dapat menyebabkan iritasi pada lesi karies terbuka,
4. Amina fluorida
3
tampaknya lebih stabil setelah aplikasi amina fluorida daripada setelah
studi adalah studi in vitro dan hanya tiga uji klinis yang hadir. Seperti
dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama. Terutama pada anak-anak,
bentuk pasta gigi, gel, obat kumur, dan untuk tenaga kesehatan dalam
lebih lama di rongga mulut dan plak gigi, dan memiliki aktivitas yang
jelas pada plak. AmF sangat glikolitik (selama 3-6 jam) dan
5. Sodium monofluorofosfat
3
hilang pada gigi (remineralisasi) yang disebabkan oleh asam yang
dibentuk oleh bakteri pada plak gigi. Dengan demikian, karies dapat
terjadinya gingivitis. MFP adalah bahan pasta gigi yang paling umum.
pasta gigi. Ada bukti ilmiah yang kuat bahwa MFP mengurangi
membutuhkan bahan abrasif inert seperti silika, yang lebih mahal untuk
basa tak berwarna yang mengandung ion fluorida dan ion perak. 37 SDF
menghentikan karies akar pada pasien usia lanjut, mencegah karies pit
menghambat lesi karies pada gigi desidui. Larutan SDF juga tersedia
telah mengungkapkan bahwa 12% SDF tidak seefektif 38% SDF dalam
mencegah karies.21,38
4
2.3.5 Pertimbangan Yang Dilakukan Sebelum Pemberian Topikal Aplikasi
Fluorida
status risiko karies tertentu. Pada pasien dengan resiko karies rendah di usia
kurang dari 6 tahun, usia 6- 18 tahun, dan lebih dari 18 tahun kemungkinan
ini.9,39
Pasien risiko karies sedang dengan usia kurang dari 6 tahun harus
gel fluorida; dan, oleh karena itu, penggunaannya mengurangi risiko tertelan
secara tidak sengaja pada anak-anak di bawah 6 tahun. Pasien dengan risiko
sedang di usia 6-18 tahun dan 18 tahun keatas harus menerima varnish
menerima aplikasi varnish fluorida dengan interval tiga hingga enam bulan.
Pasien berusia 6-18 tahun dengan risiko tinggi harus menerima varnish
fluorida atau aplikasi gel dengan interval enam bulan. Aplikasi varnish
fluorida pada interval tiga bulan atau gel fluorida pada interval tiga bulan
diatas 18 tahun yang berisiko lebih tinggi harus menerima aplikasi varnish
4
atau gel fluorida dengan interval tiga hingga enam bulan. Pengaplikasian
topikal fluorida pada individu dengan resiko karies tinggi sangat ideal dan
mencegah terjadinya karies pada akar gigi. Agen topikal fluorida yang dapat
digunakan adalah larutan silver diamine fluoride, varnish NaF, dan pasta
mencegah dan mengontrol karies koronal dan akar. Sebuah penelitian yang
ini tidak dapat disamakan untuk semua pasien lanjut usia secara umum
obatan, fungsi kekebalan tubuh, dan lain-lain. Silver diamine fluorida (SDF)
yang lebih baik memiliki lebih banyak aplikasi topikal fluorida daripada
pasien dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah. Anak-anak dari
4
rekan mereka yang memiliki pengetahuan kesehatan mulut yang kurang.
negara berkembang.39
lebih baik), akses ke sekolah, pengalaman karies gigi pada gigi sulung, dan
persepsi kesehatan.39
tertentu memiliki level fluorida yang tinggi. Oleh karena itu, evaluasi risiko
4
porusitas email melalui striae of retzius. Porusitas ini adalah hasil dari
Hal ini disebabkan oleh paparan fluorida secara sistemik selama enam tahun
Manifestasi klinis dari fluorosis bervariasi mulai dari garis horizontal putih,
tambalan yang lebih besar atau area berwarna kuning ke terang dari email
Review. 2014;35(1):6)
rahang atas permanen (gigi yang paling terlihat), yang paling rentan
permanen selesai,
4
pada usia 8 tahun, tidak ada lagi risiko fluorosis gigi tambahan dengan
fluorida yang diminum aman bagi kebanyakan orang. Dosis yang lebih
tinggi tidak aman dan dapat menyebabkan kelemahan tulang dan tendon
serta otot. Juga memiliki efek buruk pada sistem saraf.20 Toksisitas akut
dapat terjadi setelah menelan satu atau lebih dosis fluorida dalam waktu
pertama yang terpengaruh. Tanda dan gejala pertama adalah mual, sakit
perut, muntah darah, dan diare. Ini diikuti oleh pingsan dengan pucat, lemas,
pernapasan dangkal, suara jantung lemah, basah, kulit dingin, sianosis, pupil
sampai empat jam. Efek lain yang mungkin terjadi termasuk kelumpuhan